Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
JURUSAN D IV KEBIDANAN
REGULER 4
2018
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah mengenai perubahan fisiologis sistem muskuloskeletal
pada masa nifas.
Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, kami menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah sehingga menjadi
makalah yang baik dan benar.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
D. Manfaat......................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya placenta
sampai 6 minggu (42 hari ) setelah itu. Pada akhir masa puerperium, pemulihan
persalinan secara umum dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu
optimis. Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung terjadi
dan menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal. Pelayanan
pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan Ibu
dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan
komplikasi dan penyakit dan lain-lain.
Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis pada
masa puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu
secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang
diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas
pascapartum dalam jangka panjang dan factor-faktor yang berhubungan
dengannnya seperti obstetric, anestesi dan factor social.
Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai
organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini
kadang-kadang disebut puerperium atau trimester ke empat kehamilan. Perubahan
fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, di mana proses-
proses pada kehamilan berjalan terbalik. Banyak factor, termasuk tingkat energi,
tingkat kenyamanan, kesehatan bayi baru lahir, dan perawatan serta dorongan
semangat yang diberikan tenaga kesehatan professional ikut membentuk respons
ibu terhadap bayinya selama masa ini. Untuk memberi perawatan yang
menguntungkan ibu, bayi, dan keluarganya, seorang perawat harus mampu
memanfaatkan pengetahuannnya tentang anatomi dan fisiologi ibu pada periode
pemulihan.
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini ialah penyusun dan pembaca
dapat mengetahui pengertian, perubahan dan gejala perubahan dari sistem
muskuloskeletal pada masa nifas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
vagina dan setelah nyeri tekan abdomen menyelesaikan setelah operasi
caesar. (Cunningham et al., 2005). Klien juga harus diinstruksikan untuk
menghindari kelelahan selama beberapa minggu pertama setelah melahirkan.
4
2. Kulit Abdomen
Abdomen adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bagian
dari tubuh yang berada di antara thorax atau dada dan pelvis di hewan
mamalia dan vertebrata lainnya. Pada arthropoda, abdomen adalah bagian
paling posterior tubuh, yang berada di belakang thorax atau cephalothorax
(sefalotoraks). Dalam bahasa Indonesia umum, sering pula disebut dengan
perut. Bagian yang ditutupi atau dilingkupi oleh abdomen disebut cavitas
abdominalis atau rongga perut.
Selama masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar, melonggar
dan mengendur hingga berbulan-bulan. Otot-otot dari dinding abdomen
dapat kembali normal kembali dalam beberapa minggu pasca melahirkan
dengan latihan post natal.
3. Striae
Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada
dinding abdomen. Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang
sempurna melainkan membentuk garis lurus yang samar. Tingkat diastasis
muskulus trektus abdominis pada ibu post partum dapat dikaji melalui
keadaan umum, aktivitas, paritas, dan jarak kehamilan, sehingga dapat
membantu menentukan lama pengembalian tonis otot menjadi normal.
4. Perubahan Ligamen
Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang
tersusun dari serabut-serabut liat yang mengikat tulang satu dengan tulang
lain pada sendi.
Setelah janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia
yang meregang sewaktu kehamilan dan partus berangsur-angsur menciut
kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligametum rotundum menjadi
kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.
5
5. Simpisis pubis
Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini
dapat menyebabkan mordibitas maternal. Gejala dari pemisahan simpisis
pubis antara lain : nyeri tekan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat
bergerak di tempat tidur ataupun waktu berjalan. Pemisahan simpisis dapat
dipalapasi. Gejala ini dapat menghilang setelah beberapa minggu atau
bulan pasca meahirkan, bahkan ada yang menetap.
6
tubuh di tempat tidur. Nyeri ini dapat menyebar ke bokong dan paha
posterior.
4. Disfungsi simfisis pubis
Disfungsi simfisis pubis merupakan istilah yang menggambarkan
gangguan fungsi sendi simfisis pubis dan nyeri yang dirasakan di sekitar
area sendi. Fungsi sendi simfibis pubis adalah menyempurnakan cincin
tulang pelvis dan memintahkan berat badan melalui pada posisi tegak. Bila
sendi ini tidak menjalankan fungsi semestinya, akan terdapat
fungsi/stabilitas pelvis yang abnormal, diperburuk dengan terjadinya
perbuhan mekanis, yang dapat mempengaruhi gaya berjalan suatu gerakan
lembur pada sendi simfibis pubis untuk menumpu berat badan dan disertai
rasa nyeri yang hebat.
5. Diastase Rekti
Diastase rekti adalah pemisahan otot rektus abdominis lebih dari 2,5 cm
pada tepat setinggi umbilicus sebagai akibat pengaruh hormone terhadap
linea alba serta akibat dari peregangan mekanis dinding abdomen. Kasus
ini sering terjadi pada multi pariatas, bayi besar , poli hidramnion,
kelemahan otot abdomen dan postur yang salah. Selain itu, juga
disebabkan gangguan kolagen yang lebih ke arah keturunan, sehingga ibu
dan anak mengalami diastasis.
6. Osteoporosis akibat kehamilan
Osteoporosis timbul pada trimester ketiga atau pasca natal. Gejala ini
ditandai dengan nyeri, fraktur tulang belakang dan panggul, serta adanya
hendaya (tidak dapat berjalan), ketidak mampuan mengangkat atau
menyusui bayi pasca natal, berkurangnya tinggi badan, postur tubuh yang
buruk.
7. Disfungsi dasar panggul
Disfungsi dasar panggul meliputi :
a. Inkontinensia urin, adalah keluhan rembesan urin yang tidak
disadari. Masalah yang paling umum dalam kehamilan dan pasca
partum adalah inkontinensia stress.
7
b. Inkontinensia alvi, disebabkan oleh robeknya atau merenggangnya
sfingter anal atau kerusakan yang nyata pada suplai saraf dasar
panggul selama persalinan.
c. Prolaps. Prolaps genetalia, dikaitkan dengan persalinan per vagina
yang dapat disebabkan peregangan dan kerusakan pada fasia dan
persyarafan pelvis. Prolaps uterus adalah penururnan uterus. Sistokel
adalah prolaps kandung kemih dalam vagina, sedangkan rektokel
adalah prolaps rectum ke dalam vagina.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Anisah, N., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Surakarta:
Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika (hlm: 59).
https://www.scribd.com/document/393196057