9. Seorang pasien perempuan umur 30 tahun berobat ke rumah sakit dengan keluhan nyeri
sendi. Pada pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda peradangan. Dokter mengirim
pasien tersebut ke laboratorium, dengan diagnosis kerja rheumatoid artritis.
Pemeriksaan apakah yang dilakukan analis?
a. RPR d. TPHA
b. AMP e. CRP
c. RF
Kata kuncinya adalah
Sudah jelas ya.
10. Pemeriksaan sampel darah yang langsung diambil dari kapiler pada pasien laki-laki,
umur 36 tahun, dan bekerja dihutan, dengan keluhan demam berkeringat, mengigil,
muntah dan sakit kepala. Atas permintaan dokter dilakukan pemeriksaan malaria. Hasil
pemeriksaan menunjukan terbentuknya garis berwarna merah pada control, tes f dan V.
Apa Interprestasi hasil pemeriksaan sampel darah untuk malaria tersebut?
a. Positip d. P.f posittif
b. Negative e. Mix positif
c. Trace
Bila terdapat garis di C, F, V artinya mix positif.
11. Seorang pasien dikirim dokter ke laboratorium dengan diagnosis kerja demam thypoid.
Untuk pemeriksaan penunjang, pasien tersebut dikirim ke laboratorium dengan permintaa
pemeriksaan widal. Prinsip pemeriksaan tes tersebut adalah:
a. Pengenceran serum pasien ditambah suspensi antigen dengan volume
tertentu, titer antibody pasien didapat dari pengenceran terakhir dari serum
yang masih memberikan aglutinasi positif.
b. Adanya aglutinogen dalam sel darah merah dan aglutinin dalam plasma
menyebabkan terbentuknya aglutinasi
c. Partikel lateks dicampur dengan serum yang mengandung RF akan terbentuk
aglutinasi
d. Antibodi ditambah antigen akan membentuk aglutinasi
e. Akan terbentuk garis pada zona control dan t jika terbentuk aglutinasi.
Sudah jelas ya cara kerja pemeriksaan widal.
11. Seorang analis melakukan pemeriksaan sampel darah pasien yang dikirim dengan
diagnosis kerja demam thypoid. Pemeriksaan apakah yang dilakukan?
a. BTA (TBC) d. Bilirubin (Hepatitis)
b. Widal e. TPHA (Sifilis)
c. HbsAg (Hepatitis)
Sudah jelas.
12. Seorang wanita melakukan pemeriksaan hormon Human Chorionic Gonadotropin dalam
urine yang diperiksa dengan metode imunokromatografi. Pemeriksaan ini akan
dinyatakan valid kalau pada daerah kontrol terbentuk perubahan warna berupa garis
berwarna ungu
Apa yang menyebabkan terbentuk perubahan warna tersebut?
a. Ikatan alfa HCG dgn anti alfa HCG label enzim
b. Ikatan beta HCG dgn HCG lengkap- alfa HCG label enzim
c. Ikatan antigen antibodi yg dilekatkan pada lateks
d. Ikatan antigen dgn antibodi label enzim
e. Ikatan antibodi dgn antigen label enzim
Enzim yang terikat anti HCG-1 akan menjadi enzim aktif bila ada ikatan antara anti
HCG-1, HCG dan Anti HCG-2 di area T atau ikatan antara anti HCG-1 dan anti-anti
HCG di area C. Enzim aktif di area T dan atau C akan mengubah substansi tak berwarna
menjadi substansi berwarna merah.
HCG sebagai antigen, akan berikatan dengan anti HCG. Gaya kapilaritas membawa
senyawa ikatan HCG dan anti HCG-1 menuju daerah T. Di daerah T, anti HCG-2 akan
berikatan dengan HCG yang telah berikatan dengan anti HCG-1 namun pada epitop
yang berbeda. Terbentuklah kompleks anti HCG-1, HCG, dan anti HCG-2. Enzim
menjadi aktif dan daerah T berwarna merah. Selanjutnya, sisa anti HCG-1 yang belum
berikatan dengan HCG akan menuju daerah C dan berikatan dengan anti-anti HCG-1.
Kompleks ini akan mengaktifkan enzin sehingga daerah T berwarna merah. Pada
akhirnya, akan terlihat dua strip merah yaitu pada daerah T dan daerah C dan
diintepretasikan sebagai hasil positif hamil.
Urin tidak mengandung HCG sehingga tidak terjadi kompleks anti HCG-1 dengan HCG.
anti HCG-1 yang bebas kemudian menuju ke area T tempat anti HCG-2. Karena tidak
ada HCG maka tidak akan terjadi interaksi antara anti HCG1 dan anti HCG-2 melalui
perlekatan dengan HCG pada epitop berbeda.Enzim pada anti HCG-1 tetap inaktif dan
reaksi enzimatis pembentukan warna tidak terjadi. Akibatnya anti HCG-1 akan terus ikut
gaya kapilaritas menuju daerah C. Di daerah ini terjadi kompleks antigen antibodi yaitu
anti HCG-1 (sebagai antigen) dengan anti anti HCG-1 (sebagai antibodi terhadap anti-
HCG-1). Kompleks ini membuat enzim aktif sehingga terbentuk warna merah. Warna
merah hanya pada area C sehingga hanya ada satu garis dan diintepretasikan sebagai
hasil negatif hamil (tidak hamil).
13. Seorang analis diminta untuk melakukan pemeriksaan RPR. Pemeriksaan ini adalah
dengan mereaksikan antara antibody terhadap bakteri treponema pallidum dengan anti
antibody yang ada pada reagen
Bagaimana cara interpretasi hasil pemeriksaan ini ?
a. Flokulasi
b. Hemaglutinasi
c. Hemaglutinasi inhibisi
d. Aglutinasi
e. Presipitasi
RPR metodenya adalah flokulasi.
14. Pasien yang mengeluh dengan sakit di alat kelamin diduga terinfeksi Treponema
pallidum, jika pasien benar terinfeksi bakteri terebut, maka pasien akan membentuk
antibodi treponemal dan non treponemal. Deteksi antibodi non treponemal walaupun
tidak spesifik tetapi dapat digunakan untuk skrining karena pengerjaannya
mudah,harganya murah dan hasilnya cepat.
Apa pemeriksaan untuk deteksi antibodi tersebut ?
a. Rapid Plasma Reagin
b. Treponema Pallidum Hemaglutination Assay
c. RPR
d. Anti Streptolisin O
e. Rheumatoid Factor
Dengan rapid tes RPR.
15. Pemeriksaan hepatitis B menggunakan stik menggunakan prinsip ELISA CAPTURE.
Menurut cara kerja ditentukan bahwa setelah dicelupkan ke dalam sampel maka stik
didiamkan dan hasil dibaca hingga minimal 15 menit.
Apa yang mungkin terjadi jika hasil dibaca lebih dari 15 menit?
a. Memberikan hasil positif palsu karena adanya prozone effect
b. Stik menjadi kering sehingga hasil tidak dapat terbaca
c. Garis pada kontrol memudar sehingga memberi kesan invalid
d. Memperjelas garis yang terbentuk
e. Membuat strip rusak
Pro-zone adalah daerah ketika konsentrasi antigen sangat rendah, sedangkan konsentrasi
antibodi banyak yang akan membentuk formasi komplek, akan tetapi endapan antigen-antibodi
tetap berada di supernatan dan presipitasi mulai meningkat.
Post-zone adalah daerah dimana konsentrasi antigen sangat tinggi, sedangkan konsentrasi
antibodi menurun (rendah) dan presipitasi menurun.
16. Seorang perawat ruangan mengambil darah sebanyak 2 ml dan dimasukkan ke tabung
plain untuk pemeriksaan imunologis sesuai permintaan dokter. Karena kesibukan
pekerjaan perawat tersebut, sampel sempat terdiam selama lebih dari 2 jam.
Apa yang anda lakukan terhadap sampel tersebut?
a. Meminta perawat untuk sampling ulang
b. Menolak permintaan pemeriksaan
c. Melakukan sampling sendiri ke ruangan pasien
d. Tetap melakukan pemeriksaan tersebut
e. Merujuk pemeriksaan tersebut ke laboratorium lain
Sudah jelas.
17. Seorang wanita berusia 25 th melakukan pemeriksaan ke dokter dengan keluhan nyeri
sendi dan bengkak pada tangan, siku dan pergelangan kaki serta terdapat ruam pada kulit.
Dari pemeriksaan didapatkan tanda anemia hemolitik, proteinuria, pleuritis dan ruam
berbentuk benjolan. Kemudian dilakukan pemeriksaan lab : ANA test (+) dan anti ds
DNA (+).
Apa penyakit autoimunitas yang dimiliki pasien tersebut?
a. Artritis rheumatoid (RF/RA) d. Anemia pernisiosa
f. Lupus eritematosus sistemik e. Dermatomiositis
b. Anemia hemolitik
Sudah jelas ya ANA tes untuk pemeriksaan Lupus.
18. Seorang analis sedang melakukan pemeriksaan terhadap sampel darah pasien suspect
HIV. Pemeriksaan HIV dilakukan dengan menggunakan strip test. Dari hasil
pemeriksaan diperoleh muncul garis warna pada kontrol saja.
Bagaimana seorang analis menginterpretasikan hasil tersebut?
a. Menunjukkan bahwa pada serum terdapat antibodi HIV
b. Hasil tes tidak valid sehingga perlu dilakukan pengulangan tes
c. Menunjukkan bahwa pada serum tidak terdapat antibodi HIV
d. Adanya kerusakan pada serum pasien
e. Menunjukkan bahwa pasien HIV positif
Sudah jelas ya..
19. Seoang analis melakukan pemeriksaan sampel serum seorang pasien anak laki-laki usia
8 tahun yang dirawat dengan diagnosis DHF. Hasil pemeriksaan serum dengan metode
Stick, didapatkan hasil stick garis berwarna merah pada kontrol dan tes pada M, maka
antibody yang terdapat dalam darah adalah Imunoglobulim M.
Jenis system imun yaang terdapat dalam sampel pemeriksaan
a. Spesifik Selular
b. Spesifik Humoral
c. Nonspesifik Selular
d. Nonspesifik Humoral
e. Nonspesifik Biokimia
20. Seorang analis melakukan pemeriksaan pada serum pasien yang terindikasi HIV
menggunakan teknik ELISA, dari hasil tersebut diketahui bahwa hasil positif dengan
nilai sedikit berada diatas ambang batas sehingga analis tersebut perlu melakukan uji
konfirmasi.
Bagaimana cara analis tersebut untuk bisa memastikan bahwa pasien tersebut benar-
benar HIV positif ?
a. Southern blotting test
b. Western blotting test
c. Northern blotting test
d. Eastern blotting test
e. Immunoblotting test
Gold Standarnya adalah western blot.
21. Seorang analis sedang melakukan pemeriksaan terhadap sampel darah pasien suspect
HIV. Pemeriksaan HIV dilakukan dengan menggunakan strip test. Dari hasil
pemeriksaan diperoleh muncul garis warna pada zona garis test dan tidak muncul pada
zona kontrol.
Bagaimana seorang analis menginterpretasikan hasil tersebut?
a. Menunjukkan bahwa pada serum terdapat antibodi HIV
b. Hasil tes tidak valid sehingga perlu dilakukan pengulangan tes
c. Menunjukkan bahwa pada serum tidak terdapat antibodi HIV
d. Adanya kerusakan pada serum pasien
e. Menunjukkan bahwa pasien HIV positif
Sudah jelas ya.
22. Pemeriksaan sampel berupa serum tidak lisis dan lipemik yang diambil dari seorang anak
perempuan, usia 10 tahun dengan gejala sakit perut, mual, muntah, lidah berwarna putih
dan suhu tubuh 39ᴼc dikirim oleh dokter untuk dilakukan pemeriksaan widal, Hasil
pemeriksaan antigen O(+) dan H (+) kemudian dilakukan pengenceran hasil positif
pengenceran terakhir antigen O 1/160 dan antigen H 1/80.
Berdasarkan reaksi apa interpretasi hasil pemeriksaan widal tersebut ?
a. Aglutinasi
b. Direkaglutinasi
c. Indirekaglutinasi
d. Hemaglutinasi
e. Coagulation
Sudah sangat jelas.
23. Coaaglutinasi Pemeriksaan sampel berupa serum yang diambil dari pasien lali-laki, usia
32 tahun yang dikrim kelaboratorium dengan keluhan terdapat bintik-bintik, lesi kulit,
dan borok pada alat kelamin berdasarkan gejala tersebut dokter meminta pemeriksaan
VDRL untuk menunjang diagnose. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan slide.
Hasil pemeriksaan (+)
Apa prinsip pemeriksaan pada sampel serum tersebut?
a. Antigen pada permukaan sel bereaksi dengan antibody dalam sampel membentuk
presipitasi
b. Antigen bereaksi dengan antibody dalam sampel membentuk kekeruhan
c. Antibodi bereaksi dengan antigen dalam serum membentuk aglutinasi
d. Antigenyang larut bereaksi dengan antibody membentuk presipitasi
e. Antibody bereaksi dengan anti-imunoglobulin membentuk aglutinasi
VDRL menggunakan reagen antigen yang terlarut. Kata kuncinya terlarut.
24. Pemeriksaan sampel darah berupa serum pasien anak laki-laki usia 8 tahun yang dikrim
kelaboratorium dari ruang nginap RS atas permintaan dokter dengan gejala suhu tubuh
panas, sakit kepala, mual, lemas dan terdapat bintik-bintik merah pada kulit atas
permintaan dokter dilakukan pemeriksaan serologi untuk DHF dengan metode Stick
setelah diperiksa didapatkan hasil stick pada kontrol tidak terbentuk warna merah dan tes
pada M dan G terbentuk garis merah.
Apa interprestasi hasil dari pemeriksaan tersebut?
a. Valid d. Negative
b. Invalid e. Trace
c. Positif
Sudah jelas ya.
25. Pemeriksaan sampel berupa serum yang diambil dari pasien lali-laki, usia 32 tahun yang
dikrim kelaboratorium dengan keluhan terdapat bintik-bintik, lesi kulit, dan borok pada
alat kelamin berdasarkan gejala tersebut dokter meminta pemeriksaan VDRL untuk
menunjang diagnose. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan slide. Hasil
pemeriksaan (+)
Apa prinsip pemeriksaan dari VDRL pada sampel serum tersebut?
a. Antigen pada permukaan sel bereaksi dengan antibody dalam sampel membentuk
presipitasi
b. Antigen bereaksi dengan antibody dalam sampel membentuk kekeruhan
c. Antibodi bereaksi dengan antigen dalam serum membentuk aglutinasi
d. Antigen yang larut bereaksi dengan antibody membentuk presipitasi
f. Antibody bereaksi dengan anti-imunoglobulin membentuk aglutinasi
VDRL menggunakan reagen antigen yang terlarut. Kata kuncinya terlarut.