Anda di halaman 1dari 21

Proses Pembuatan Besi &

Baja
2

BAHAN BAKU UTAMA

Bahan utama untuk membuat besi kasar adalah bijih besi. Berbagai macam bijih besi yang terdapat
di dalam kulit bumi berupa oksida besi dan karbonat besi, diantaranya yang terpenting adalah
sebagai berikut:
1. Bijih besi coklat/limonit (2Fe2O3 + 3H2O) dengan kandungan besi berkisar 40%.
2. Bijih besi merah (Hematit) yang juga disebut hematit (Fe2O3) dengan kandungan besi berkisar
50%.
3. Batu besi magnet (Magnetit) (Fe2O4) berwarna hijau tua kehitaman, bersifat magnetis dengan
mengandung besi berkisar 60%.
4. Batu besi kalsit atau siderit(FeCO3)mengandung besi berkisar 40%
3

BAHAN TAMBAHAN

Kokas (Coking coal) adalah jenis batubara yang mempunyai kalori paling
tinggi (harganya paling mahal) dan mengandung belerang yang sangat
rendah sekali. Kokas berfungsi sebagai bahan bakarnya.

Batu kapur / batugamping (limestone) sebagai bahan tambahan gunanya untuk


mengikat abu kokas dan batu-batu yang terikut sehingga menjadi terak yang dengan
mudah dapat dipisahkan dari besi kasar.
Alur Pembuatan Baja 4
5

DAPUR TINGGI (Blast Furnace)

Prinsip Kerja Blast Furnace


Bahan utama yang diperlukan dalam proses blast furnace adalah bijih besi—baik yang
berkadar besi tinggi (magnetite dan hematite) maupun hasil olahan (pellet atau sinter).
Selain bijih besi juga diperlukan arang batubara (kokas) dan bahan tambahan (flux)
berupa batu kapur, kapur bakar, atau batu dolomit.

Secara bertahap bahan baku dituangkan ke dalam tungku melalui lubang bagian atas.
Sementara itu dari lubang (tuyer) yang ada di bagian bawah tungku ditiupkan udara
panas. Akibat semburan udara panas terjadilah berbagai reaksi kimia pada tiap bagian
silinder tegak yang memiliki suhu berbeda-beda (400-1.800ºC). Berbagai reaksi dalam
tungku berlangsung paling efektif pada suhu antara 700 ºC s/d 1200ºC.

Gas panas hasil reaksi yang keluar lewat lubang di bagian atas akan dibersihkan dengan
alat khusus. Setelah itu gas panas tersebut akan mengalami proses lanjutan untuk
dimanfaatkan. Sementara itu, bijih besi akan mengalami reduksi serta pemurnian yang
selanjutnya akan melebur membentuk logam cair panas (hot metal) yang akan
ditampung di bagian bawah tungku. Selain hot metal, di bagian bawah tanur juga
ditampung limbah padat (slag). Setelah itu, dalam proses lanjutan, hot metal dapat
dicetak menjadi besi kasar (pig iron) atau diproses menjadi baja.
6

DAPUR TINGGI (Blast Furnace)


Proses dan Reaksi Kimia Di dalam Blast Furnace
1.Bahan baku dimasukkan dalam blast furnace melalui tutup yang berbentuk kerucut yang bersusun
2.Pemanasan cepat secara simultan di bagian bawah furnace
3.Pembakaran coke
Coke dibakar menggunakan udara panas menghasilkan karbon dioksida dan panas.
C + O2 ====> CO2 + Heat
4.Produksi karbon monoksida (agen reduksi)
Karbon dioksida bereaksi kembali dengan coke menghasilkan karbon monoksida.
CO2 + C ====> 2CO
5.Reduksi hematite
Karbon monoksida yang terbentuk mereduksi hematite menjadi besi
Fe2O3 + 3CO ====> 2Fe + 3CO2
6.Dekomposisi limestone
Limestone terdekomposisi dengan panas yang dihasilkan membentuk kalsium oksida dan karbon
diksida
CaCO3 ====> CaO + 3CO2
7.Pembentukkan slag
Kalsium oksida yang terbentuk bereaksi dengan pasir (impuritis asam) membentuk kalsium silica
yang disebut dengan slag
CaO + SiO2 ====> CaSiO3
Besi yang terbentuk mengendap dibagian bawah furnace dan lapisan slag berada di atasnya
sehingga melindungi besi dari oksidasi.
Besi yang diperoleh dari proses ini disebut dengan pig iron.
7

Ada beberapa proses yang dilakukan untuk merubah besi kasar menjadi baja :
1. Dapur Baja Oksigen/basic oxygen furnace (Proses Bassemer)
Pada dapur baja oksigen dilakukan proses lanjutan dari besi kasar menjadi
baja, yakni dengan membuang sebagian besar karbon dan kotoran-kotoran
(menghilangkan bahan-bahan yang tidak diperlukan) yang masih ada pada besi
kasar. Ke dalam dapur dimasukkan besi bekas, kemudian baru besi kasar, tapi
sebagian pabrik baja banyak yang langsung dari dapur tinggi, sehingga masih
dalam keadaan cair langsung disalurkan ke dapur Oksigen.
Kemudian, udara (oksigen) ditiupkan ke cairan logam. Ini akan bereaksi
dengan cepat antara karbon dan kotoran-kotoran lain yang akan membentuk terak
yang mengapung pada permukaan cairan.
8

2. Dapur Baja Terbuka (Siemens Martin)


Sama halnya dengan Dapur Baja Oksigen, maka dapur baja
terbuka (Siemens Martin) juga merupakan dapur yang digunakan untuk
memproses besi kasar menjadi baja. Dapur ini dapat menampung baja cair
lebih dari 100 ton dengan proses mencapai temperatur +1600°C.
Proses pembuatan dengan dapur ini adalah proses oksidasi
kotoran yang terdapat pada bijih besi sehingga menjadi terak yang
mengapung pada permukaan baja cair. Oksigen langsung disalurkan kedalam
cairan logam melalui tutup atas. Apabila selesai tiap proses, maka tutup atas
dibuka dan cairan baja disalurkan untuk proses selanjutnya untuk dijadikan
bermacam-macam jenis baja.
9

3. Dapur Baja Listrik


Panas yang dibutuhkan untuk pencairan baja adalah berasal arus listrik yang
disalurkan dengan tiga buah elektroda karbon dan dimasukkan/diturunkan mendekati dasar
dapur. Penggunaan arus listrik untuk pemanasan tidak akan mempengaruhi atau
mengkontaminasi cairan logam, sehingga proses dengan dapur baja listrik merupakan
salah satu proses yang terbaik untuk menghasilkan baja berkualitas tinggi dan baja tahan
karat (stainless steel).
Dalam proses pembuatan, bahan-bahan yang dimasukkan adalah
bahan-bahan yang benar-benar diperlukan dan besi bekas. Setelah bahan-bahan
dimasukkan, maka elektroda-elektroda listrik akan memanaskan bahan dengan panas yang
sangat tinggi (+ 7000°C), sehingga besi bekas dan bahan-bahan lain yang dimasukkan
dengan cepat dapat mencair.
10

HASIL PRODUK BAJA


11

Kawat Baja

Baja Batangan

Baja Lembaran
12

Baja Berprofil

Pipa
13

BAJA
Steel
14
BAJA (Steel)
Baja adalah besi yang memiliki kandungan karbon kurang
dari 2%. tersusun dari besi, karbon, dan unsur lainnya. Baja
pada umumnya dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu :
1. Baja karbon (plain carbon steel) adalah baja yang
mengandung karbon sampai 1,7 %, digolongkan menjadi:
• Baja karbon rendah (low carbon steel)
• Baja karbon sedang (medium carbon steel)
• Baja karbon tinggi (high carbon steel)
2. Baja paduan (steel alloy) :
• Baja paduan rendah (jumlah unsur paduan khusus < 0,8%)
• Baja paduan tinggi (jumlah unsur paduan khusus > 0,8%)
15

Baja Karbon Rendah


Komposisi Kadar karbon dari 0,1-0,3%.

Memiliki sifat lunak tetapi memiliki sifat


ulet dan ketangguhan yang tinggi. Dapat
Sifat
dibentuk dengan menggunakan mesin dan
las.
Komponen mobil, rangka struktur, jaringan
Aplikasi pipa, bangunan, jembatan, dan kaleng
minuman.
16

Baja Karbon Sedang


Komposisi Kadar karbon antara 0,3% - 0,6% berat.

Baja Karbon Tinggi


Komposisi Kadar karbon antara 0,7% - 1,5% berat.

Paling keras, kuat, dan ulet dibanding baja


Sifat
karbon yang lain.
17

ELEMEN PADUAN
18

Meningkatkan kekerasan dan kekuatan. Tetapi jika berlebihan akan


KARBON
menurunkan ketangguhan (toughness) dan keuletan.

Unsur yang harus selalu ada di dalam baja dengan jumlah yang kecil dan
sebagai pencegah oksidasi. Penambahan unsur mangan di dalam baja paduan
MANGAN
menambah kekuatan dan ketahanan panas baja paduan itu serta penampilan
yang lebih bersih dan mengkilat.
Unsur ini akan memperbaiki sifat kekerasan baja meningkat dan tahan aus
serta tetap keras pada suhu yang tinggi. Baja paduan ini banyak digunakan
COBALT
untuk konstruksi pesawat terbang atau konstruksi yang harus tahan panas dan
tahan aus.
Baja paduan yang memiliki ketahanan korosi yang besar diperoleh dengan
penambahan tembaga berkisar 0,5 – 1,5 % tembaga pada 99,95 – 99,85 % Fe.
TEMBAGA
Baja paduan ini disebut baja Armco yang digunakan untuk membuat konstruksi
jembatan, menara-menara, dan lain-lain.
19

Dapat mempertinggi kekuatan dan regangannya sehingga baja


paduan ini menjadi liat dan tahan tarikan. Penambahan unsur nikel
di dalam baja karbon berpengaruh pula terhadap ketahanan korosi.
NIKEL
Oleh karena itu baja paduan ini biasa digunakan untuk bahan
membuat sudu-sudu turbin, roda gigi, bagian-bagian mobil dan
sebagainya.
Dapat memberikan kekuatan dan kekerasan baja lebih meningkat,
tahan korosi dan tahan aus. Dengan sifat-sifat itu membuat baja
CHROMIUM
paduan ini baik untuk bahan poros, dan roda gigi. Penambahan
unsur chromium biasanya diikuti dengan penambahan nikel.
Dengan penambahan molibdenum akan memperbaiki baja karbon
menjadi tahan terhadap suhu yang tinggi, liat, dan kuat. Baja
MOLYBDENUM
paduan ini biasa digunakan sebagai bahan untuk membuat alat-alat
potong, misalnya pahat.
20

Unsur ini memberikan pengaruh yang sama seperti pada penambahan


molibdenum dan biasanya juga dicampur dengan unsur nikel (Ni) dan
WOLFARM chromium (Cr). Baja paduan ini memiliki sifat tahan terhadap suhu yang
tinggi, karenanya banyak digunakan untuk bahan membuat pahat potong
yang lebih dikenal dengan nama baja potong cepat (HSS /Hight Speed Steel).
Unsur ini akan memperbaiki struktur kristal baja menjadi halus dan tahan
VANADIUM aus, terlebih bila dicampur dengan chromium. Baja paduan ini digunakan
untuk membuat roda gigi, batang penggerak, dan sebagainya.
Menambah sifat elastis dan mengurangi perkembangan gas di dalam cairan
baja, sehingga persenyawaannya lebih homogen. Semakin besar unsur Si
SILISIUM
semakin sukar ditempa atau di las. Baja dengan paduan silisium biasanya
digunakan untuk membuat pegas.
Tugas
21

Buatlah Bahan Presentasi & dipresentasikan pada pertemuan ke 12 dan 13!


Berisikan Proses pembuatan/pembentukan material, reaksi kimia, sifat material, dan manfaat
atau kegunaan material-material yang umum digunakan dalam kegiatan konstruksi berikut:
Kelompok (1-7) 1. bata ringan (AAC dan CLC)
2. stainless steel
3. keramik/porselin,
4. aspal/bitumen
5. baja ringan (galvalum)
6. high density polyethilene (HDPE)
7. polyvinyl chloride (PVC)

Anda mungkin juga menyukai