Disusun Oleh :
1. Alifya Anidya Nina P27903118050
2. Annida Zahrani P27903118053
3. Azzalia Putri Azhari P27903118057
4. Ermala P27903118066
5. Nabila Deswanti Fauziyah P27903118075
6. Nur Fitria Ramadhani P27903118077
7. Nuriatul Fadhilah P27903118078
8. Putri Permatasari P27903118080
9. Raden Ayu Rachmawati P27903118081
10. Suci Agung Lestari P27903118086
Ketua Jurusan
Teknologi Laboratorium Medis
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Praktek
Belajar Lapangan (PBL) ini dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam
semoga tercurah pada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat
serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) merupakan suatu proses
pembelajaran klinik atau lapangan yang perlu ditempuh mahasiswa dalam
mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan dalam akademik secara terintegrasi.
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan sidang Praktek Belajar
Lapangan (PBL) dan sebagai bukti atas pembelajaran yang telah kami ikuti
selama PBL di Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Pakuhaji Kabupaten Tangerang. Laporan ini menjabarkan target pencapaian
mahasiswa yang harus dilakukan, kompetensi yang harus dicapai sebanyak
(minimal) 10 kali tindakan pemeriksaan meliputi; pemeriksaan hematologi, kimia
klinik, imunologi, mikrobiologi, parasitologi, dan pemeriksaan lainnya.
Dalam penyusunan Laporan ini, kami ingin mengucapkan terimakasih
kepada dr. Rika Purnamasari W selaku Kepala Instalasi Laboratorium dan ibu
Mega Surya Sukma J, Amd.Ak selaku Koordinator Laboratorium yang telah
membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan laporan ini, serta
kepada seluruh staf Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Pakuhaji
Kabupaten Tangerang yang telah mengajarkan kami banyak pengalaman dan ilmu
yang bermanfaat.
Laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Dasar Pemikiran Pemeriksaan PBL ....................................................... 1
1.2 Dasar Hukum Pemeriksaan PBL ........................................................... 2
1.3 Tujuan Pemeriksaan PBL ...................................................................... 3
1.4 Kegiatan PBL ........................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah, Visi, Misi Rumah Sakit Pakuhaji ............................................ 6
2.2 Struktur Organisasi, Visi, Misi Laboratorium ....................................... 7
2.3 Uraian Tugas Organisasi dan Manajerial Laboratorium ....................... 8
2.4 Sistem Mutu dan K3 Laboratorium ....................................................... 16
2.5 Fasilitas Laboratorium ........................................................................... 22
2.6 Alur Pelayanan Laboratorium................................................................ 26
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN PBL
3.1 Kegiatan Operasional Laboratorium...................................................... 27
3.2 Informasi Frekuensi Jumlah dan Jenis Pemeriksaan Laboratorium ...... 44
3.3 Informasi Jenis Pemeriksaan yang dilakukan di Laboratorium ............. 47
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ............................................................................................ 56
4.2 Saran ...................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58
LAMPIRAN
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
yang tinggi dalam pemeriksaan sampel karena hasil pemeriksaan
laboratorium akan mempengaruhi keputusan tindakan medik, dengan
demikian seorang ATLM dituntut untuk dapat menyajikan hasil analisis
secara akurat.
Selain memiliki tugas pokok, ATLM juga memiliki fungsi yaitu
mengembangkan prosedur dan memproses spesimen, melaksanakan uji
analitik reagen dan spesimen, mengoperasikan dan memilihara peralatan atau
instrumen laboratorium, mengevaluasi data laboratorium, serta merancang
melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.
Praktek Belajar Lapangan (PBL) merupakan bagian dari proses belajar
mengajar dimana mahasiswa diberi kesempatan untuk lebih memahami serta
mampu dan terampil menggunakan ilmu yang telah dipelajari di kelas,
sehingga diharapkan dapat dihasilkan lulusan (ATLM) yang professional dan
dapat bekerja sesuai bidangnya. Selain untuk memenuhi tugas akhir yang
harus dilakukan oleh mahasiswa ATLM, Praktek Kerja Lapangan juga
bermanfaat sebagai sarana latihan sebelum terjum ke dunia kerja. Progam ini
bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan dan pembelajaran dalam
bidang manajemen laboratorium.
1.2 Dasar Hukum Pemeriksaan PBL
1. Kepmenkes RI No.0844/SJ/Diknakes/VIII/1986, tanggal 18 Juli 1986,
tentang pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Pendidikan Tenaga
Kesehatan di Unit Pelayanan Kesehatan
2. PP No. 232 Tahun 2000 Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Perguruan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
3. Perpres No. 08 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia
4. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Jurusan Tenaga Laboratorium
MedisTahun 2015
5. Kurikulum D-III Tenaga Laboratorium Medis Tahun 2014
2
1.3 Tujuan Pelaksanaan PBL
1. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa :
a. Tata kelola laboratorium klinik, meliputi :
- Organisasi laboratorium
- Tenaga pekerja (personel/SDM)
- Keselamatan kerja dan pasien safety
- Sistem mutu laboratorium klinik
- Kondisi akomodasi dan lingkungan
b. Parameter pemeriksaan, meliputi :
- Pengambilan spesimen
- Metode pemeriksaan dan validasi metode
- Prinsip pemeriksaan
- Peralatan
- Instrumen dan teknik kalibrasi
- Pereaksi
- Cara pemeriksaan
- Pelaporan hasil
- Verifikasi hasil
- Validasi hasil
2. Mahasiswa mampu menguasai parameter dan keterampilan yang
dilakukan, meliputi :
a. Hematologi
- Pengambilan darah kapiler
- Pengambilan darah vena
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pemeriksaan hemostasis
- Pemeriksaan morfologi darah tepi
b. Kimia klinik
- Pemeriksaan urinalisa
- Pemeriksaan fungsi hati
- Pemeriksaan fungsi ginjal
3
- Pemeriksaan profil lipid
- Pemeriksaan fungsi jantung
- Pemeriksaan elektrolit
- Pemeriksaan fungsi metabolisme karbohidrat
- Pemeriksaan fungsi pankreas
- Analisa cairan tubuh
c. Immunologi
- Pemeriksaan golongan darah
- Pemeriksaan tes kehamilan
- Pemeriksaan Widal
- Pemeriksaan imunologi darah
- Pemeriksaan penanda hepatitis
- Pemeriksaan penanda tumor
- Pemeriksaan TORCH
- Pemeriksaan hormon
- Pemeriksaan autoimun
- Pemeriksaan narkoba
d. Mikrobiologi
- Pemeriksaan sampel mikrobiologi secara mikroskopis
- Pemeriksaan kultur dan resistensi bakteri aerob
- Pemeriksaan kultur dan resistensi bakteri anaerob
- Pemeriksaan BTA mikroskopis
- Pemeriksaan kultur BTA
- Pemeriksaan kultur Jamur
e. Parasitologi
- Pemeriksaan feaces rutin (telur cacing dan amoeba)
- Pemeriksaan mikroskopis malaria
- Pemeriksaan mikroskopis filaria
- Pemeriksaan mikroskopis mikologi
4
1.4 Kegiatan PBL
Kegiatan Praktek Belajar Lapangan meliputi antara lain :
a. Merencanakan, mempersiapkan pengambilan dan penanganan
sampel atau spesimen untuk pemeriksaan laboratorium
b. Melakukan analisa atau pemeriksaan laboratorium kesehatan
c. Melaksanakan kegiatan administrasi dan pelaporan laboratorium
d. Mengoperasikan, memelihara (maintenance) dan dapat
menangani kerusakan sederhana (troubleshooting) alat-alat
laboratorium.
e. Diskusi kelompok
5
BAB II
TINJAUAN UMUM
6
B. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Pakuhaji
a. Administrasi
b. Kendali Mutu
c. Pelayanan Teknis Laboratorium
7
B. Visi & Misi Laboratorium Rsud Pakuhaji
1. Visi
Visi Instalasi Laboratorium adalah menjadikan labratorium patologi
klinik yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan dan terpercaya
pilihan masyarakat
2. Misi
Misi Instalasi Laboratorium adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan laboratorium kepada kepuasan
pelanggan
b. Meningkatkan kualitas pelayanan laboratorium kepada
keselamatan pelanggan
c. Meningkatkan pegetahuan dan keterampilan sumber daya
manusia untuk menjadikan laboratorium terpercaya pilihan
masyarakat
8
2.3 Uraian Tugas Organisasi dan Manajerial Laboratorium
A. Kepala Instalasi Laboratorium
Ikhtisar Jabatan :
1. Mengembangkan, menerapkan dan menjaga terlaksananya kebijakan
dan prosedur.
2. Mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan dan memberikan
laporan pertanggung jawaban secara berkala tentang kegiatan pada
Kepala Bidang Penunjang Medis.
3. Membuat program kerja dan menjaga terlaksanya setiap program.
4. Memberi rekomendasi pelayanan kepada kepada laboratorium luar.
5. Bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi kegiatan laboratorium meliputi pekerjaan teknis, uraian
tanggung jawab, kewenangan dan tanggung jawab serta hubungan
kerja yang jelas dari tiap petugas.
6. Melaksanakan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan kegiatan
laboratorium termasuk pemantapan mutu baik internal maupun
eksternal serta keamanan kerja.
7. Memberikan kewenangan kepada petugas laboratorium sesuai
kompetensi dengan menyusun kebijakan dan prosedur.
8. Menjamin Kerahasiaan hasil laboratorium.
Hasil Kerja :
1. RBA / Rencana Bisnis Anggaran Laboratorium.
2. SPO semua jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk pelayanan pasien.
3. Daftar pembagian tugas dan wewenang petugas laboratorium.
4. Hasil pemantapan mutu internal berupa grafik Levey-Jennings dan
pemantapan mutu eksternalberupa hasil evaluasi yang dikeluarkan
olehpanitia PN-PME.
5. Laporan kinerja laboratorium.
6. Hasil monitor dan review semua pelayanan laboratorium.
Wewenang :
9
1. Mengatur berlangsungnya seluruh kegiatan di Instalasi Laboratorium.
2. Memberi rekomendasi pengadaan perlengkapan Laboratorium.
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas keberlangsungan kegiatan di Instalasi
Laboratorium.
Atasan Langsung :
Kepala Seksi Penunjang Medik
Bawahan Langsung :
Kepala Ruang Instalasi Laboratorium
Hubungan Kerja :
a. Intern
1. Laboratorium
Perihal : Supervisi kegiatan operasional Laboratorium
2. Instalasi Rawat Jalan
Perihal : Koordinasi dukungan pemeriksaan laboratorium
3. Instalasi IGD
Perihal : Koordinasi dukungan pemeriksaan laboratorium
4. Instalasi Rawat Inap
Perihal : Koordinasi dukungan pemeriksaan laboratorium
b. Ekstern
1. Lembaga-lembagapenyelenggaraan pelatihan/
Perihal Koordinasi dukungan peningkatan kualitas SDM
Laboratorium
2. Institusi/Organisasi Profesi di bidang Laboratorium Klinik
(seperti ILKI)
Perihal : Koordinasi dukungan peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan bidang Laboratorium
Persyaratan Jabatan :
1. Dokter Spesialis Patologi Klinik
2. Memiliki STR dan SIP Patologi Klinik
10
B. Kepala Ruang Instalasi Laboratorium
Ikhtisar Jabatan :
1. Pelaksanaan penyusunan rencana kerja dan program kerja
pengelolaanbidang pelayanan laboratorium
2. Pelaksaan SPO di instalasi laboratorium
11
instalasi laboratorium
15. Pelaksanaan fungsi koordinasi dengan di instalasi laboratorium
16. Pelaksanaan dalam menjaga kebersihan, keamanan, kenyamanan dan
sarana prasarana serta alat kesehatan yang berada di instalasi
laboratorium.
Hasil Kerja :
1. Laporan kebutuhan bahan habis pakai medis maupun non medis.
Wewenang :
Memimpin seluruh kegiatan operasional yang ada di Instalasi
laboratorium
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas keberlangsungan kegiatan operasional di
InstalasiLaboratorium.
Atasan Langsung :
12
3. Kepala Seksi Penunjang Medis
Perihal : Konsultasi dan pengesahan kegiatan laboratorium
4. Kepala Bidang Penunjang
Perihal : Pengesahan Dokumen kegiatan laboratorium
b. Ektern
1. Pemasok
Perihal : Informasi lengkap tentang produk/reagen laboratorium
2. Instalasi IGD
Perihal : Permintaan pemeriksaan laboratorium
3. Instalasi Rawat Jalan
Perihal : Permintaan pemeriksaan laboratorium
4. Instalasi Rawat Inap
Perihal : Permintaan pemeriksaan laboratorium
C. Pelaksana Teknologi Laboratorium Medis
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik
2. Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat dengan
kualitas sampel yang maksimal
3. Mampu menyiapkan sampel pada kondisi siap diperiksa
4. Mampu mengoperasikan alat-alat penunjang pemeriksaan sesuai
dengan instruksi kerja alat
5. Mampu melaksanakan kalibrasi alat sebelum alat dioperasikan
6. Mampu mengkilanifikasi obyektifitas hasil pemeriksaan sesuai nilai
standar
7. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel dan hasil
pemeriksaan dengan unit pengirim
8. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan — bahan berbahaya
maupun infeksius pada petugas dan klien
9. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya
sesuai dengan prosedur tetap
10. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team
kesehatan lain
13
11. Mampu bersikap ramah sopan dan berkelakuan baik serta
mengutamkan kepuasan pelanggan
12. Pelaksana Sampling Laboratorium
- Memiliki dasar pengetahuan tentang anatomi tubuh
- Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat
- Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel
- Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan — bahan
infeksius dan berbahaya pada petugas dan klien
- Mampu melaksanakan penyimpanan bahan dan alat sampling
sesuai prosedur tetap
- Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team
kesehatan lain
- Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta
mengutamakan kepuasan pelanggan
Tugas Pokok dan Fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
a. Tugas Pokok
Tugas pokok Ahli Teknologi Laboratorium Medik adalah
melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang
Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi, Imunoserologi, Toksikologi,
Kimia Lingkungan, Patologi Anatomi (Histopatologi, Sitopatologi,
Histokimia, Imunopatologi, Patologi Molekuler), Biologi dan Fisika.
b. Fungsi
Selain tugas pokok, Ahli Teknologi Laboratorium Medik mempunyai
fungsi atau kewajiban sebagai berikut :
- Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses
spesimen
- Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen
- Mengoperasikan dan memelihara peralatan / instrumen
laboratorium
- Mengevaluasi teknik, insttumen dan prosedur baru untuk
menentukan manfaat kepraktisannya
14
- Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara
efektif dan efisien untuk menginterpretasikan hasil uji
laboratorium
- Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan laboratorium
- Membimbing dan membina Ionaga kesehatan lain dalam bidang
toknik ke laboratoriuman
- Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang
laboratorium kesehatan
c. Kompotensi Kompetensi yang harus dimiliki oleth Ahli Teknologi
Laboratorium Medik dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi
kewajibannya, Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus mempunyai
kompetensi sobagai berikut:
- Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok
dan fungsinya di Laboratorium kesehatan
- Mampu merencanakan merancang proses yang berkaitan dengan
tugas pokok dan fungsinya di Laboratorium Kesehatan sesual
jenjangnya Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses
teknis operasional pelayanan laboratorium, yaitu
a) Keterampilan pengambilan spesimen, termasuk penyiapan
pasien (bila diperiukan), labelingo penanganani pengawetang
fiksasi, pemprosesane penyimpanan dan pengiriman
spesimen
b) Keterampilan melaksanakan prosedur laboratorium, metode
pengujian dan pernakaian alat dengan benar
c) Keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat,
kalibrasi dan penanganan masalah yang berkaitan dengan uji
yang dilakukan
d) Keterampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen
untuk pengujian spesimen
- Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji
laboratorium
15
- Memilliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan
pengendalian mutu dan prosedur laboratorlum
- Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil uji laboratorium
16
Pencatatan dan pelaporan hasil
Penyerahan hasil
2. Pemantapan Mutu Eksternal
Dilakukan untuk partisipasi dalam program PME (Pemantapan
Mutu Eksternal) yang diselenggarakan oleh Departermen Kesehatan
dan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia.
a. Pengendalian mutu eksternal dilaksanakan dengan partisipasi
dalam PME Hematologi, Kimia Klinik, Klinik Rutin
b. Hasil evaliasi PME yang merupakan setiap skor laboratorium
terhadap seluruh peserta dan laboratorium rujukan menunjukkan
ketepatan analisis laboratorium yang dinyatakan baik sekali, baik,
cukup, perlu perbaikan dan buruk
c. Hasil evaluasi diinformasikan kepada seluruh staf dan digunakan
untuk menelaah dan menelusuri letak ketidak sesuaian tes dan
menunjukkan korelasi
d. Hasil evaluasi dan langkah-langkah perbaikan yang telah dilakukan
dicatat dalam arsip
3. Pelaksanaan Kegiatan
a. Pra Analitik : Kepala ruangan / Bagian kendali mutu
b. Analitik : Petugas laboratorium / Bagian kendali mutu
c. Paska analitik : Kepala instalasi / Kepala ruangan
4. Jadwal Kegiatan
a. Pemantapan mutu internal dilakukan setiap hari
b. Pemantapan mutu eksternal dilakukan sesuai jadwal yang telah
ditentukan oleh Departemen Kesehatan dan Perhimpunan Dokter
Spesialis Patologi Klinik
5. Pencatatan dan Pelaporan
a. Pra analitik, analitik, dan pasca analitik
b. Rekapitulasi data dilakukan setiap triwulan
c. Laporan hasil PME dan sertifikat dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan dan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik
C. K3 Laboratorium
17
1. Tujuan
a. Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
b. Memberi perlindungan kepada seluruh staf di instalasi
laboratorium pasien, dan pengunjung
c. Mencegah kecelakaan kerja, paparan bahan berbahaya, kebakaran
dan pencemaran lingkungan
d. Mengamankan peralatan kerja, bahan baku dan hasil pemeriksaan
dalam hal kontak dengan spesimen serta menciptakan kerja yang
baik dan benar
2. Kegiatan Tim K3 Laboratorium
a. Melakukan pemeriksaan dan pengarahan secara berkala terhadap
metide dan pelaksanaanny, bahan habis pakai dan peralatan kerja
b. Memastikan semua pertugas laboratorium memahami dan dapat
menghindari bahaya infeksi
c. Melakukan penyelidikan semua kecelakaan sidalam laboratorium
yang memungkinkan terjadinya pelepasan/kebocoran/ percikan
bahan infektif
d. Melakukan pengawasan dan memastikan semua tindakan
dekontaminasi yang telah dilakukan jika ada tumpahan bahan
infektif
e. Memastikan bahwa tindakan disinfeksi telah dilakukan terhadap
peralatan laboratorium yang akan di perbaiki
f. Menyediakan rujukan K3 yang sesuai dan informasi untuk petugas
laboratorium tentang perubahan prosedur, metide, petunjuk teknis
dan pengenalan pada alat baru
g. Menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan kesehatan bagi petugas
laboratorium
h. Memantau petugas laboratorium yang sakit yang mungkin
berhubungan dengan pekerjaan dilaboratorium dan melaporkannya
pada pimpinan laboratorium
i. Memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infektif dibuang
secara aman setelah melalui proses dekontaminasi sebelumnya
18
j. Mengembangkan sistem pencatatan yaitu tanda terima, pencatatan
perjalanan dan pembunagan bahan patogen serta mengembangkan
prosedur untuk pemberitahuan kepada petugas laboratorium
tentang adanya bahan infektif yang baru didalam laboratorium.
k. Membuat sistem panggil untuk keadaan darurat yang timbul diluar
jam kerja
l. Membuat rencana dam melaksanakan pelatihan K3 laboratorium
bagi seluruh petugas laboratorium
m. Mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi
dilaboratorium dan melaporkan kepada kepala laboratorium
3. Sarana Dan Prasarana K3 Laboratorium
a. Jas laboratorium
b. Sarung tangan
c. Masker
d. Alas kaki/ sepatu tertutup
e. Wastafel yang dilengkapi dengan sabun dan air mengalir
f. Lemari asam dilengkapi dengan exhaust ventilation system
g. Safety box
h. Rubber bulb
i. Pemancur air
j. Pada pemeriksaan khusus ditambahkan masker N95, kacamata
google, tutup kepala plastik
k. Spill kit
l. Kotak P3K
4. Pengamanan Pada Keadaan Bahaya
a. Sistem tanda bahaya
b. Sistem evakuasi
c. Perlengakapn P3K
d. Alat komunikasi darurat baik didalam atau keluar laboratorium
e. Sistem informasi darurat
f. Nomor telepon ambulan, pemadam kebakaran, dan polisi disetiap
ruangan laboratorium
19
g. Alat pemadam kebakaran, masker, pasir, dan sumber air terletak
pada lokasi yang mudah dicapai
h. Alat seperti kapak, palu,dll
5. Tindakan pencegahan
a. Mencegah penyebaran bahan infeksi misalnya:
Menggunakan peralatan standar misalnya ose harus jenuh dan
panjangn tangkaimaksimum 6 cm
Menempatkan sisa spesimen dam media biakan yang akan
disterilisasi dalam wadah yang tahan bocor
Melakukan dekontaminasi permukaan meja kerja dengan
desinfektan setiap selesai bekerja
b. Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena mata serta kulit
Mencuci tangan dengan sabun/ desinfektan sebelum dan
sesudah bekerja
Tidak makan, minum, merokok, mengunyah permen dalam
laboratorium
Tidak mamakai kosmetik ketika berada dalam laboratorium
Menggunakan alat pelindung mata/muka jika terdapat resiko
percikan bahan infeksi daat bekerja
c. Mencegah infeksi melalui tusukan
d. Menggunakan pipet atau alat bantu pipet dalam memindahkan
cairan
e. Memperhatikan penggunaan centrifuge, roller, alat pengguncang
alat sonikasi
f. Memperhatikan penggunaan lemari pendingun dan lemari pembeku
g. Membukan ampul dengan kapas dal dalam kabimet keamanan
biologis.
6. Pengolahan limbah
Jenis limbah:
a. Limbah padat
Limbah infeksius ( semua benda yang terkontaminasi cairan
tubuh).
20
Limbah non infeksius (kertas, kotak, botol, wadah plastik, dll)
Limbah benda tajam (jarum suntik, ampul,dll).
b. Limbah cair
Pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian, air bekas
pencucian alat, sisa spesimen.
c. Limbah gas
Dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen
oksida atau termometer yang pecah.
7. Pemisahan limbah
Sampah infeksius menggunakan plastik kuning
Sampah non infeksius menggunakan plastik hitam
Sampah benda tajam menggunakan safety box/ kotak berwarna
kuning
21
B. Fasilitas
1. Fasilitas Alat
Fasilitas alat yang dimiliki Laboratorium RSUD Pakuhaji antara
lain :
NO NAMA ALAT FUNGSI JUMLAH
1 Sysmex XP – 100 Hematologi 3 diff 1 buah
2 Mindray BS – 220E Kimia klinik 1 buah
3 Roche AVL 9180 Elektrolit darah 1 buah
4 Pecil C2000 – 2 Hemostatis 1 buah
5 Mindray UA – 600 Urinalisa 1 buah
T
6 Mikroskokp Boeco Sediaan mikroskop 2 buah
BM – 180
7 Centrifuge Kubota Sentrifugasi 1 buah
2800
8 Vesmatic 20 LES Automatis 1 buah
9 Biolyzer 100 Fotometer 1 buah
10 Aution AE – 4020 Urinalisa 1 buah
11 Biobase BBS Leminar Flow 1 buah
V1300
12 Thermacell Inkubator 1 buah
2. Fasilitas Pemeriksaan
JENIS PEMERIKSAAN JENIS SPESIMEN
HEMATOLOGI
Hemoglobin Darah EDTA
Leukosit Darah EDTA
Hematokrit Darah EDTA
Trombosit Darah EDTA
LED Darah EDTA
Eritrosit Darah EDTA
Retikulosit Darah EDTA
Nilai eritrosit Darah EDTA
(MCV, MCH, MCHC) Darah EDTA
Golongan darah Darah EDTA
Waktu pendarahan Pemeriksaan langsung
Waktu pembekuan Darah beku
KIMIA KLINIK
Ureum Serum
Kreatinin Serum
Asam urat Serum
SGOT (AST) Serum
SGPT (ALT) Serum
Bilirubin Total Serum
22
Bilirubin Direk/Ind Serum
Cholesterol total Serum
Trigliserida Serum
Cholesterol HDL Serum
Cholesterol LDL Serum
Glukosa puasa Serum
Glukosa 2 jam PP Serum
Glukosa sewaktu Serum
Natrium Serum
Kalium Serum
Clorida Serum
IMUNOSEROLOGI
Widal Serum
VDRL / RPR Serum
IgG & IgM Dengue Serum
HbsAg Serum
Anti HCV Serum
Anti HIV (skrining) Serum
URINALISA
Kimia urin Urin
Urin Lengkap Urin
Urin Esbach Urin
Tes Kehamilan Pack Urin
Feses rutin Feses
23
Tabel waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium RSUD
Pakuhaji:
1. Alur pelayanan Pasien dari instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat
Inap
24
2. Alur Pelayanan Pasien dan Instalasi Rawat Jalan
25
BAB III
26
a) Sampel yang tidak dilabel dengan lengkap (minimal 2 identitas).
Sampel yang tidak dilabel dengan baik akan dikembalikan atau
pengirim sampel diminta untuk melengkapi.
b) Sampel tanpa FPPL atau FPPL tidak sesuai dengan label pasien.
Sampel dengan kondisi demikian tidak akan dikerjakan sampai
FPPL dilengkapi.
c) Apabila ada ketidakcocokan antara label, FPPL dan Nomor Rekam
medik, maka laboratorium berhak menolak dan meminta sampel
baru dari pasien tersebut.
d) Semua sampel yang datang ke laboratorium dan Bank darah harus
berlabel dengan baik. Kesalahan melabel, atau label tidak ada, atau
sampel yang meragukan, tidak dapat diterima.
e) Sampel hemolisis, sampel beku, perbandingan darah dan
antikoagulan tidak sesuai, tidak dapat diterima dan harus diulang
pengambilan sampel baru.
f) Tabung yang digunakan tidak sesuai (antikoagulan tidak sesuai).
g) Tabung yang sudah kadaluarsa
3. Pemberian Identitas Identitas FPPL dan spesimen harus cocok atau
sesuai. Identitas FPPL harus diisi lengkap. Label wadah spesimen harus
memuat Tanggal pengambilan spesimen, nama dan nomor pasien.
Pemberian identitas dilaboratorium diperoleh setelah menyeleseikan
proses administrasi.
4. Persiapan Pasien
a) Untuk pemeriksaan tertentu (misalnya glukosa puasa, profil lipid)
pasien harus puasa selama 10-12 jam sebelum diambil darah. Tidak
diperbolehkan makan, merokok ataupun melakukan aktivitas yang
berlebihan sebelum pengambilan sampel. dibolehkan untuk minum
air putih.
b) Pada pemeriksaan glukosa puasa dan glukosa 2 jam post prandial,
puasa dilakukan 10-12 jam setelah itu diambil darah. Pasien
dipersilahkan makan seperti biasa. Setelah makan, pasien puasa
27
kembali selama 2 jam, aktivitas diminimalkan, setelah itu diambil
darah kembali yang ke 2 kali.
c) Menghindari obat-obatan sebelum pengambilan spesimen.
5. Pengambilan Spesimen
a) Syarat peralatan pengambilan
- Bersih
- Kering
- Tidak mengandung bahan kimia atau detergen
- Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada
pada spesimen.
- Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan harus
menggunakan peralatan yang steril. Pengambilan spesimen
yang bersifat invasif harus menggunakan peralatan yang steril
dan sekali pakai buang
b) Syarat wadah pengambilan spesimen
- Terbuat dari gelas atau plastik
- Tidak bocor atau merembes
- Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir
- Besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen
- Bersih
- Kering
- Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam spesimen
- Tidak mengandung bahan kimia atau detergen
- Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak
atau terurai karena pengaruh sinar matahari, maka perlu
digunakan botol berwarna coklat (inaktinis) Untuk
pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman, wadah harus
- Steril
- Untuk wadah spesimen urine, dahak, feses sebaiknya
menggunakan wadah bermulut lebar
c) Teknik Pengambilan Spesimen
28
a. Pengambilan Darah Vena
1. Pasien diminta untuk mengepalkan tangan
2. Pasang torniquet kurang lebih 10 cm diatas lipat siku , pilih
bagian vena mediana cubiti
3. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil darahnya
dengan alkohol 70% dan biarkan kering untuk mencegah
terjadinya hemolisis dan rasa terbakar, kulit yang sudah
dibersihkan jangan dipegang lagi
4. Tusuk bagian vena tadi dengan jarum, lubang jarum
menghadap ke atas dengan sudut kemiringan antara jarum
dan kulit 15 derajat. jarum berhasil masuk vena, akan terlihat
darah masuk semprit. Selanjutnya lepas torniquet dan pasien
diminta lepaskan kepalan tangan, ambil darah secukupnya
(sesuai formulir permintaan lab yang dibutuhkan).
- Pemeriksaan hematologi : Darah EDTA 2 ml
- Pemeriksaan Kimia Klinik Darah Beku 3 ml
- Pemeriksaan Imumunologi : Darah Beku 3 ml
- Pemeriksaan hematologi+kimia klinik+immunologi
:Darah EDTA + Darah Beku 5 ml
- Asumsi pengambilan darah diatas sesuai dengan jumlah
item pemeriksaan laboratorium.
5. Tarik jarum dan letakkan kapas alkohol 70 % pada bekas
tusukan untuk menekan bagian tersebut selama kurang lebih
2 menit. Setelah darah berhenti, plester bagian ini selama
kurang lebih 15 menit
6. Alirkan darah melalui dinding tabung, darah dengan
antikoagulan dihomogenkan dengan cara dibolak balik
kurang lebih 5 kali (EDTA 1mg / 1 ml darah, Heparin 1 mg /
5 ml darah).
7. Penyebab Hemolisis :
a) Mengocok terlalu kuat ketika mencampur darah dan
antikoagulan
29
b) Pengambilan darah dari daerah hematom
c) Alkohol belum kering
d) Pengambilan darah yang traumatic
e) Menuangkan sampel darah dari syrunge tanpa melepas
jarum
f) Menuangkan sampel darah yang sudah beku dari spuit ke
tabung melalui bagian depan spuit
g) Pemusingan sampel darah yang dilakukan sebelum darah
benar-benar beku (butuh waktu 15-20 menit) untuk
membuat darah bekusebelum dicentrifuge h)
Menggunakan jarum dengan ukuran gauge kecil (<23)
b. Pengambilan darah kapiler
1. Lokasi 2/3 ujung jari pada orang dewasa, daun telinga pada
anak, tumit kaki pada bayi
2. Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
3. Tusuk dengan lancet
4. Buang tetesan pertama dengan kapas kering, tetesan
selanjutnya diambil
5. Rekatkan plester atau mikropore pada bekas tusukan
c. Pengambilan Darah Arteri
1. Lokasi pengambilan arteri radialis, arteri brachialis, arteri
femoralis
2. Gunakan spuit AGD 1 cc atau 3 cc (spuit dengan
antikoagulan heparin)
3. Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
4. Tusuk arteri dengan posisi jarum tegak lurus atau pada sudut
90 derajat
5. Tarik jarum dari pembuluh darah setelah di dapat darah yang
dibutuhkan kemudian ujung jarum ditusuk ke gabus atau
karet
6. Rekatkan plester atau mikropore pada bekas tusukan 7)
Homogenkan spesimen
30
d. Pengambilan Urine
1. Urine Sewaktu (untuk pemeriksaan urine lengkap, test
kehamilan)
a) Urine yang dikeluarkan sewaktu-waktu
b) Urine ditampung ke dalam wadah / pot urine bersih dan
tertutup
c) Beri label identitas pasien
2. Urine 24 jam (untuk pemeriksaan creatinin clearance, protein
kuantitatif, elektrolit urine)
a) Jam 7 pagi pasien mengeluarkan urine, urine dibuang
b) Tampung semua urine yang keluar (urine yang kedua)
sampai jam 7 pagi esok harinya
3. Pengambilan urine pada wanita
Pengambilan spesimen urine porsi tengah yang dilakukan
oleh penderita sendiri, sebelumnya harus diberikan
penjelasan sebagai berikut:
a) Penderita harus mencuci tangan memakai sabun kemudian
dikeringkan handuk/tissue
b) Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu
tangan
c) Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril
dengan arah dari depan ke belakang
d) Bilas dengan air dan keringkan dengan kasa steril yang
lain
e) Selama proses ini berlangsung, keluarkan urine, aliran
urine yang pertama keluar dibuang. Aliran urine
selanjutnya ditampung dalam wadah yang sudah
disediakan. Hindari urone mengenai lapisan tepi wadah
f) Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis
g) Wadah ditutup rapat dan segera dikirimkan ke
laboratorium.
4. Pengambilan urine pada laki-laki
31
a) Penderita harus mencuci tangan memakai sabun
b) Jika tidak disunat tarik kulit preputium ke belakang,
keluarkan urinem aliran yang pertama keluar dibuang,
aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang
sudah disediakan. Hindari urine mengenai lapisan tepi
wadah. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine
habis
c) Wadah ditutup rapat dan segera dikirimkan ke
laboratorium.
5. Pengambilan urine pada bayi dan anak-anak
a) Penderita sebelumnya diberi minum untuk memudahkan
buang air kecil
b) Bersihkan alat genital seperti yang telah diterangkan diatas
c) Pengambilan urine dilakukan dengan cara :
- Anak duduk dipangkuan orangtua
- Pengaruhi anak untuk mengeluarkan urine, tampung
urine dalam wadah atau kantung plastik steril
- Bayi dipasangkantungkan penampung urine pada alat
genital
6. Pengambilan urine dengan kateter
a) Lakukan desinfeksi dengan alkohol 70% pada bagian
selang kateter yang terbuat dari karet (jangan bagian yang
terbuat dari plastik)
b) Aspirasi urine dengan menggunakan sempril sebanyak
kurang lebih 10 ml
c) Masukkan kedalam wadah steril dan tutup rapat
d) Kirimkan segera ke laboratorium
7. Pengambilan urine dengan aspirasi suprapubik
a) Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan
povidoneaIodine 10% kemudian bersihkan povidone
iodine dengan kapas alkohol 70%
32
b) Aspirasi urine tepat dititik suprapubik menggunakan
sempril
c) Ambil urine sebanyak kurang lebih 20 ml dengan cara
aseptik
d) Masukkan kedalam wadah steril dan tutup rapat
e) Kirimkan segera ke laboratorium
e. Sekret uretra
a) Pasien diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan
dilakukan
b) Petugas menggunakkan sarung tangan
c) Bagi yang tidak disirkumsisi, preputium ditarik ke arah
pangkal
d) Bersihkan sekitar lubang kemaluan dengan NaCl
fisiologis, kemudian sekret dikeluarkan dengan menekan
atau mengurut uretra dari pangkal ke ujung
e) Sekret yang keluar diambil dengan lidi kapas steril atau
sengkelit
f) Apabila tidak ada sekret yang keluar atau terlalu sedikit,
masukkan sengeklit atau lidi kapas steril berpenampang 2
mm ke dalam uretra sedalam kira-kira 2-3 cm sambil
diputar searah jarum jam, kemudian ditarik keluar
g) Sekret diambil minimal 2 kali yaitu untuk pemeriksaan
mikroskopik dan untuk biakan
f. Sekret endoserviks
a) Pasien diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan
dilakukan
b) Pasien berbaring terlentang diatas kursi obstetrik dengan
kedua lutut diletakkan pada penyangganya
c) Petugas mengenakan sarung tangan
d) Spekulum dibasahi dengan air kemudian masukkan
kedalam vagina
33
e) Masukkan lidi kapas steril ke dalam canalis cervicalis
sedalam 2-3 cm, putar searah jarum jam dan diamkan
selama 5-10 detik supaya sekret terserap oleh kapas
kemudian keluarkan lidi kapas tanpa menyentuh spekulum
f) Sekret diambil minimal 2 kali yaitu untuk pemeriksaan
mikroskopik dan untuk biakan
g. Sekret vagina
Pengamboilan bahan pemeriksaan sama dengan sekret
endoserviks hanya dilakukan pada fornix posterior
h. Swab rektum
a) Pasien diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan
dilakukan
b) Pasien dalam posisi menungging
c) Petugas mengenakan sarung tangan
d) Masukkan lidi kapas steril sedalam 3 cm ke dalam saluran
anal, putar beberapa detik untuk mendapatkan sekret dari
crypta didalam lingkaran anal
i. Swab tenggorok
a) Penderita duduk
b) Penderita diminta membuka mulut
c) Lidah ditekan dengan spatel lidah
d) Masukkan lidi kapas yang sudah dibasahi dengan saline
steril hingga menyentuh dinding belakang faring
e) Usap ke kiri dan kanan dinding belakang faring dan tonsil
lalu tarik keluar dengan hati-hati tanpa menyentuh bagian
mulut yang lain
f) Masukkan lidi kapas kedalam media transpor atau
langsung tanam pada media isolasi (agar darah, agar
thayer martin, agar cystin tellurite) dan dibuat sediaan
j. Pengambilan feces
34
a) Tinja untuk pemeriksaan sebaikanya yang berasal dari
defekasi spontan, masukkan tinja langsung kedalam pot
feces (5 gram) kemudian pot ditutup dengan rapt
b) Ambil bagian yang terdapat darah atau lendir
k. Pengambilan dahak
a) Pasien diberi penjelasan sebelum tindakan dilakukan,dan
dijelaskan perbedaan dahak dengan ludah. Bila pasien
mengalami kesulitan mengeluarkan dahak, pada malam
hari sebelumnya diminta minum the manis atau diberi obat
gliseril guayakolat 200 mg
b) Ambil dahak dengan metode SPS (Sewaktu I, agi bangun
tidur, sewaktu hari ke II)
c) Tampung pada wadah bersih, kering dengan tutup ulir
d) Pasien diminta untuk tarik napas dalam, 2-3 kali kemudian
nafas bersamaan dengan batuk yang kuat dan berulang kali
sampai keluar sputum (apabila tidak segera dikirim ke lab,
simpan pada suhu 2-9°C 24 jam)
l. Kultur
Pada pemeriksaan kultur sampel ditampung pada wadah
bersih dan steril
Aturan jam sampling laboratorium
Laboratorium RSUD Pakuhaji memberlakukan aturan jam sampling
sebanyak 3 waktu, yaitu pagi pukul 06.00, siang pada pukul 13.00
dan malam pada pukul 20.00. form pemeriksaan laboratorium
diserahkan satu jam sebelum jam sampling.
m. Pengolahan spesimen
1) Darah (whole blood)
Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah
berisikan antikoagulan yang sesuai, kemudian
dihomogenisasi dengan cara membolak-balikkan tabung
kira-kira 10-12 kali secara perlahan merata
2) Serum
35
- Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu
kamar selama 20-30 menit, kemudian di centrifuge
3000 rpm selama 5-15 menit
- Pemisahan serum dilakukan paling lambat dalam
waktu 2 jam setelah pengambilan spesimen
- Serum yang memenuhi syarat harus tidak kemerahan
dan keruh (lipemik)
- Plasma
- Kocok darah EDTA atau citrat dengan segera secara
pelan-pelan
- Pemisahan plasma dilakukan paling lambat dalam
waktu 2 jam setelah pengambilan spesimen
- Plasma yang memenuhi syarat tidak merah dan keruh
(lipemik)
3) Urine
- Pemeriksaan carik celup dilakukan sebelum 1 jam
- Pemeriksaan sedimen :
- Wadah urine digoyangkan agar memperoleh
sampel yang tercampur
- Masukkan urine ¾ tabung centrifuge
- Centrifuge urien 1500-2000 rpm selama 5 menit
- Buang supernatannya, sisakan sedimennya,
kocoklah tabung untuk mensuspensi sedimen
- Suspensi sedimen ioni sebaikanya diberi cat
stemhelmer-malbinuntuk menonjolkan unsur
sedimen dari memperjelas strukturnya.
4) Dahak
- Masukkan dahak ke dalam tabung steril yang berisi
NaOH 4% sam banyak
- Kocok dengan baik
- Inkubasi pada suhu kamar selama 15-30 menit
dengan pengocokan teratur tiap 5 menit
36
- Centrifuge tabung dengan kecepatan tinggi selama
5-10 menit
- Buang supernatan kedlam larutan lysol
- Ambil endapan untuk dilakukan pemeriksaan
C. Analitik
1. Pemeriksaan spesimen
a. Bagian hematologi
- Dekontaminasi meja kerja
- Mempersiapkan alat kerja
- Mempersiapkan reagen dan bahan penunjang
- QC hematologi
- Melaksanakan pemeriksaan makrospokis dan mikroskopis
- Membuat dan mewarnai sediaan
- Melakukan pemeriksaan hematologi analyzer/ sel draah
otomatis
- Melakukan pemeriksaan hemostasis
- Melakukan pemeriksaan gas darah
- Melakukan pemeriksaan aglutinasi
- Mencatat hasil/ verifikasi hasil
- Melakukan pemeliharan harian
- Mencatat alarm/warning pada alat dan tindakan yang
dilakukan
b. Bagian kimia klinik
- Dekontaminasi meja kerja
- Mempersiapkan alat kerja
- Mempersiapkan reagen dan bahan penunjang
- QC alat kimia
- Melakukan pemeriksaan chemical analyzer
- Mencatat hasil/ verifikasi hasil
- Melakukan pemeliharan harian
37
- Mencatat alarm/warning pada alat dan tindakan yang
dilakukan
c. Bagian immunoserologi
- Dekontaminasi meja kerja
- Mempersiapkan alat kerja
- Mempersiapkan reagen dan bahan penunjang
- QC alat immunoserologi
- Melakukan pemeriksaan chemical immunoserologi
- Melakukan pemeriksaan aglutinasi dan semi aglutinasi
- Melakukan pemeriksaan rapid tes diagnostic
- Mencatat hasil/ verifikasi hasil
- Melakukan pemeliharan harian
- Mencatat alarm/warning pada alat dan tindakan yang
dilakukan
d. Bagian urinalisa
- Dekontainasi meja kerja
- Mempersiapkan alat kerja
- Mempersiapkan reagen dan bahan penunjamg
- Melakukan pemeriksaan urinalisa
- Melakukan pemeriksaan mikroskopis dan mikroskopis
- Melakukan pemeriksaan rapid tes diagnostic
- Mencatat hasil / verifikasi hasil
e. Bagian Rutin
- Dekontainasi meja kerja
- Mempersiapkan alat kerja
- Mempersiapkan reagen dan bahan penunjamg
- Melakukan pemeriksaan urinalisa
- Melakukan pemeriksaan mikroskopis dan mikroskopis
- Melakukan pemeriksaan rapid tes diagnostic
- Mencatat hasil / verifikasi hasil
f. Bagian Mikrobiologi
- Dekontainasi meja kerja
38
- Mempersiapkan alat kerja
- Mempersiapkan reagen dan bahan penunjamg
- Melakukan pemeriksaan urinalisa
- Melakukan pemeriksaan mikroskopis dan mikroskopis
- Melakukan pemeriksaan rapid tes diagnostic
- Mencatat hasil / verifikasi hasil
2. Penyimpanan Specimen
a. Darah EDTA
Disimpan selama 24 jam pada suhu 2-8o C
b. Hapusan darah dan sediaan BTA
Disimpan selama 1 tahun pada suhu ruang (15-30o C)
c. Serum
Disimpan selama 1 bulan pada suhu -20o C
d. Darah beku
Disimpan selama 24 jam pada suhu ruangan (15-30oC)
e. Cairan tubuh
Disimpan selama 1 minggu pada suhu 2-8o C
3. Pengawetan Specimen
Antikoagulan adalah zat kimia yang digunakan untuk mencegah
sampel darah membeku. Pengawet adalah zat kimia yang ditambahkan
kedalam sampel agar analit yang akan diperiksa dapat dipertahankan
kondisi dan jumlahnya untuk kurun waktu tertentu. Kesalahan dalam
pemeberian bahan tambahan tersebut dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan. Bahan tambahan yang diperiksa harus mempunyai
persyaratan yaitu tidak menganggu atau mengubah zat yang akan
diperiksa,
4. Pengiriman Specimen
a. specimen yang akan dikirim ke laboratorium rujukan dikirim
dalam bentuk yang relative stabil
b. waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas specimen
c. tidak terkena sinar matahari langsung
39
d. kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium
termasuk pemeberian label yang bertuliskan “bahan
pemeriksaan infeksius’ atau “bahan pemeriksaan berbahaya”
e. suhu pengiriman harus memenuhi syarat
f. penggunaan media transport untuk pemeriksaan mikrobioogi
D. Post Analitik
1. Pencatatan Hasil
a. Pencatatan manual
b. Pencatatan komputerisasi
2. Penelusuran Specimen
Penelusuran specimen dapat dilakukan dengan melihat pencatatan
pada pra analitik (penerimaan spesiemen, pengambilan specimen, dll),
analitik (identitas specimen dengan identitas yang input ke alat) dan
pasca analitik (pelaporan hasil, penyerahan hasil lab).
3. Verifikasi
Verifikasi merupakan tindakan pencegahan terjadinya kesalahan
dalam melakukan kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra analitik
sampai dengan melakukan pencegahan ulang setiap tindakan/proses
pemeriksaan. Adapun verifikasi yang harus dilakukan sebagai berikut
:
a. Tahap pra analitik
1) Formulir permintaan pemeriksaan
- apakah identitas pasien, identitas pengirim, nomor lab,
tanggal pemeriksaan, permintaan pemeriksaan sudah
lengkap dan jelas
- Apakah semua permintaan pemeriksaan sudah ditandai
2) Persiapan pasien
- Apakah persyaratan pasien sesuai dengan persyaratan
3) Pengambilan dan penerimaan specimen
- Apakah specimen dikumpulkan secara benar, dengan
memperhatikkan jenis specimen
40
4) Penanganan specimen
- Apakah pengolohan specimen dilakukan sesuai
persyaratan
- Apakah kondisi penyimpanan specimen sudah tepat
- Apakah penanganan specimen sudah benar untuk
pemeriksaan-pemeriksaan khusus
- Apakah kondisi pengiriman specimen sudah tepat
5) Penerimaan sampel untuk analisa
- Apakah kondisi sampel memenuhi persyaratan
- Apakah volume sampel sudah cukup
- Apakah identifikasi sampel sudah benar
b. Tahap analitik
1) Persiapan reagen / media
- Apakah regaen/media memenuhi syarat
- Apakah masa kadaluarsa tidak terlampaui
- Apakah cara pelarutan atau pencampurannya sudah
benar
- Apakah cara pengenveran sudah benar
- Apakah sudah urutan prosedur diikuti dengan tepat
2) Pipetasi regagen dan sampel
- Apakah semua peralatan laboratorium yang digunakan
bersih, memenuhi persyaratan
- Apakah pipet yang digunakan sudah dikalibrasi
- Apakah pipetasi dilakukan dengan benar
3) Inkunbasi
- Apakah suhu inkubasi sesuai dengan persyaratan
- Apakah waktu inkubasi tepat
4) Pemerikasaan
- Apakah alat/instrument berfungsi dengan baik (dapat
dipercaya) hasil pemeriksaan fungsi dan hasil
perawatannya.
5) Pemcbacaan hasil
41
- Apakah perhitungan, pengukuran, identifikasi dan
penilaian sudah benar
c. Tahap pasca aanalitik
Hasil akhir verifikasi pemeriksaan specimen laboratorium
- Apakah form hasil bersih
- Apakah tidak salah transkip
- Apakah tulisan sudah jelas
- Apakah terdapat kecenderungan hasil pemeriksaan
abnormal
4. Validasi Hasil
Validasi hasil pemeirksaan merupakan upaya untuk memantapkan
hasil pemeriksaan yang telah diperoleh melalui pemeriksaan ulang
oleh laboratorium rujukan. Pemeriksaan ulang dapat dilakukan dengan
cara laboratorium mengirim specimen dan hasil pemeriksaan ke
laboratorium rujukan untuk diperiksan dan hasilnya dibandingkan
terhadapt hasil pemeriksaan laboratorium pengirim.
5. Pelaporan Hasil
a. nilai rujukan
nilai yang digunakan sebagai acuan nilai normal dari pemeriksaan.
Nilai rujukan dapat dilihat pada lampiran
b. hasil secara verbal
hsail yang dilaporkan secara verbal kepada dokter pengirim dengan
mengunakan komunikasi via telp/read back.
c. hasil print out
hasil yang sudah diverifikasi dan divalidasi oleh penanggung jawab
laboratorium yang berupa lembar hasil lab.
6. Penyerahan hasil
Hasil diserahkan kepada dokter penggung jawab pelayanan (DPJP)
atau tenaga kesehatan untuk pasien rawat inap dan IGD, dan kepada
pasien atau keluarga untuk pasien rawat jalan.
42
E. Pelayanan Darah
43
B. Pemeriksaan Immunoserologi
Pemeriksaan immunoserologi terdapat 58 pemeriksaan yang meliputi :
1. Widal 31. Coombs Tes Indirek
2. ASTO 32. ANA IgG
3. CRP 33. Komplemen C3
4. CRP Semi Kuantitatif 34. Komplemen C4
5. RF 35. ACA IgG
6. VDRL/RPR 36. ACA IgM
7. TPHA 37. IgG Toxoplasma
8. Ig G & IgG Dengue 38. IgM Toxoplasma
9. HbsAg 39. IgG Rubella
10. Anti-DNA Hbs (HBV DNA) 40. IgM Rubella
11. Anti-Hbs 41. IgG CMV
12. Anti-Hbe 42. IgM CMV
13. HbeAg 43. IgG HSV 1
14. Anti-Hbe IgM 44. IgM HSV 1
15. Anti-Hbe Total 45. IgG HSV 2
16. Anti-HAV IgM 46. IgM HSV 2
17. Anti-HCV 47. IgG Chlamydia
18. Anti-HIV (paket) 48. IgM Chalmydia
19. Anti-HIV (skrining) 49. IgG H.Pylori
20. CD4 50. IgM H.Pylori
21. Anti-Leptospira IgM 51. Seramoeba
22. Anti-Leptospira Total 52. Tes Kehamilan Pack
23. Malaria Rapid 53. Tes Kehamilan (aglutinasi)
24. Salmonella Thypi IgM 54. Narkoba paket (3 MCM)
25. PAP-TB 55. Narkoba paket (5 MCM)
26. Anti-ds DNA 56. Ampethamine
27. Immunoelektroforesa 57. Morphine
28. Benzodiazephine 58. Tumor (CEA, CA 123, CA15-3,
29. Mariyuana CA 19-9, CA 72-4, CA 50, AFP,
30. Coombs Tes Direk PSA, SCC, NSE, Cyfra 21-1)
44
C. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Kimia Klinik terdapat 11 yang meliputi :
1. Faal Ginjal (Ureum, Kreatinin, Asam Urat, dan Klirens Kreatinin)
2. Faal Jantung (CK, CK-MB, LDH, HDBH, Troponin I, Troponin T)
3. Faal Hati (Albumin, Globulin, Protein Total, SGOT, SGPT, GGT,
ALP, Bilirubin Total, Bilirubin Direk/Indirek, Bile Acid, Amylase,
Lipase, Serum Protein, Elektroforesa, Cholinesterase)
4. Lemak (Cholestrole Total, Trigliserida, Cholestrole HDL, Total Lipid,
Chol Apo A-I, Chol APO B, Lp-a, Chylomicron, VLDL)
5. Endokrinologi (T3, T4, TSH, TSHs, FT4, FT3, T3 UPTAKE, LH,
FSH, Testosteron, Estrodiol, Progresteron, Prolaktin, Paratiroid
Hormon, B HCG, Tiroglobulin, Cortisol, Human Growth Hormon)
6. Urinalisa (Kimia Urin, Urin Lengkap, Urin Esbach)
7. Glukosa Darah (Glukosa Puasa, Glukosa 2 jam PP, Glukosa Sewaktu,
OGTT, HbA1C, C-Peptide, Fruktosamin,Insulin, Kurva Harian)
8. Elektrolit (Natrium, Kalium, Chlorida, Calcium, Phospor)
9. Analisa Gas Darah
10. Cairan (ACITES, PLEURA, LCS, Sperma)
11. Darah Samar, Faeces rutin
D. Pemeriksaan Mikrobiologi
Pemeriksaan Mikrobiologi terdapat 18 pemeriksaan yang meliputi :
1. Kultur gall 10. Kultur Swab tenggorokan
2. Kultur urin 11. Kultur LCS
3. Kultur sputum 12. Kultur jamur
4. Kultur sekret vagina 13. Pewarnaan BTA
5. Kultur uretra 14. Pewarnaan GRAM
6. Kultur pus 15. Pewarnaan Jamur
7. Kultur feses 16. BTA 3x
8. Kultur BTA 17. Malaria
9. Kultur darah 18. Diptheri
45
3.3 Informasi Jenis Pemeriksaan yang dilakukan di Laboratorium
A. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan yang dilakukan di Laboratorium RSUD Pakuhaji Kabupaten
Tangerang meliputi :
1. Pemeriksaan Urea, Creatinin, ALT, AST, Albumin, Protein Total,
Cholestrol Tota, Trigliserida, Bilirubin Total, Bilirubin
Direk/Indirek, Asam Urat, Glukosa, HDL, dan LDL
Cara Kerja :
46
Bilirubin Total (Bayi) > 15 mg/dl
Asam urat > 12 mg/dl
Trigliserida > 400 mg/dl
47
4. Pemeriksaan Urin Lengkap
Cara Kerja :
Uji carik celup urin
1. Keluarkan stri carik celup dari botol
2. Celupkan carik celup dalam urin
3. Urin yang tersisa dicari celup ditiriskan dengan meletakkannya
diatas tissue v
4. Baca hasil dengan membandingkan warna dengan standar
pembanding yang ada dibotol carik celup
Note : apabila hasil (+) protein, (+) glukosa, (+) bilirubin
Maka uji dikonfirmasikan
48
Uji konfirmasi bilirubin
1. Disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 2000 rpm
2. Kemudian ambil supernatan dan sisakan natan untuk
pemeriksaan sedimen urin
3. Tambahkan barium chloride dan
v urin sebanyak 1:1
4. Kemudian dicentrifugasi kembali
5. Ambil endapan dan tambahakan 3 tetes reagen fouchet
sebanyak 3 tetes
6. Dilihat hasil flouresensi nya.
Cara Kerja :
1. Urin disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 2000
rpm
2. Kemudian buang supernatan dan sisakan endapan pada dasar
tabung
v
3. Endapan diteteskan pada gelas objek dan ditutup dengan cover
glass
4. Sedimen diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x
sebanyak 10x lapang pandang
5. Catat hasil
Nilai Rujukan
Warna Kuning
Kekeruhan Jernih
Leukosit Negatif
Nitrit Negatif
Urobilinogen 0,2
49
Protein Negatif
pH 5,0-8,5
Blood Negatif
Berat jenis 1.000-1.030
Keton Negatif
Bilirubin Negatif
Glukosa Negatif
Sedimen urin
Leukosit 0-3/LPB
Epitel 0-3/LPB
Silinder Negatif/Positif
Kristal Negatif
Bakteri Negatif
Jamur Negatif
Parasit Negatif
Cara Kerja :
Uji makroskopis : catat warna, konsistensi, ada lender/tidak, ada
darah/tidka pada feses
Uji mikroskopis
1. Feses dihomgenkan kemudian teteskan feses pada kaca objek
v
2. Tambahkan eosin 1 tetes
3. Tutup dengan cover glass
4. Feses diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x
sebanyak 10 lapang pandang
5. Catat hasil
50
B. Pemeriksaan Hematologi
1. Pemeriksaan Hemoglobin, Leukosit, Hematokrit, LED, Hitung
Jenis/Diff, Eritrosit, Trombosit, MCV, MCH, MCHC.
Cara Kerja :
1. Siapkan darah EDTA
2. Input data nama dan no rekam medis pada alat hematology
v
analyser kemudian tekan “enter”
3. Homegenkan darah dan injeksikan pada alat
4. Catat hasil yang tertera pada alat
Nilai Rujukan
Hemoglobin L 13,2-17,3
P 11,7-15,5
Leukosit 5-10
Hematokrit L 40-52
P 35-47
Trombosit 150-450
Eritrosit L 4,5-6,2
P 4,2-5,4
MCV L 80-96
P 80-100
MCH L 27-31
P 27-34
MCHC L 32-37
P 32-36
Netrofil Segmen 50-70
Limfosit 20-40
51
Pemeriksaan LED :
2. Pemeriksaan SADT
Cara Kerja :
1. Buat sediaan apusan darah ada objek glass
2. Tunggu hingga mengering kemudian dilakukan pewarnaan
giemsa
3. Fiksasi menggunakan etanol dan tunggu hingga kering
4. Tambahkan pewarna giemsa hingga menutupi permukaan
sediaan vv
52
3. Pemeriksaan Golongan Darah
Cara Kerja :
1. Siapkan kertas slide, darah whole blood dan reagen anti A, anti
B, Anti AB dan Anti D
2. Teteskan 1 tetes darah kedalam
vv masing masing slide
3. Teteskan 1 tetes reagen anti A, anti B, Anti AB dan anti D
4. Homogenkan dan amati terjadinya aglutinasi
53
C. Pemeriksaan Immunoserologi
1. Pemeriksaan Widal
Cara Kerja :
1. Siapkan plat widal
2. Diamkan reagen pada suhu ruang
vv
3. teteskan serum pada masing-masing plat sebanyak 20l
4. tambahkan reagen sebanyak 1 tetes pada masing-masing plat
2. Pemeriksaan CRP
Cara Kerja :
1. Siapkan sumur plat hingga dalam kondisi suhu ruang
2. Metode tip pada alat diubah menjadi “general metode”
3. Masukkan serum kedalam sumur
vv “S”
4. Letakkan tip dibagian sumur “tip”
5. Masukkan data pasien : nama dan jenis sampel
6. Klik “start”
3. Pemeriksaan HbsAg
Cara Kerja :
100 ul serum → Inkubasi selama 15 menit
54
4. Pemeriksaan Anti-HIV
HIV (Fokus)
Cara Kerja :
35 ul serum + 1 tetes buffer → Inkubasi selama 15 menit
HIV (SD - Bio Line)
Cara Kerja :
10 ul serum + 4 tetes buffer → Inkubasi selama 20 menit
HIV (Advanced Quality)
Cara Kerja :
10 ul serum pada sumur “S” + 2 tetes buffer → Inkubasi
selama 15 menit
HIV (Diagnostar)
Cara Kerja :
1 tetes serum + 1 tetes buffer → Inkubasi selama 15 menit
5. Pemeriksaan Anti-HCV
Cara Kerja :
10 ul serum + 4 tetes buffer → Inkubasi selama 15 menit
6. Pemeriksaan Narkoba
Cara Kerja :
1. Siapkan casset pada suhu ruang
2. Tambahkan 3 tetes urin pada sumur “S”
3. Inkubasi selama 15 menit
55
7. Pemeriksaan COVID Antigen (Swab Antigen)
Cara Kerja :
1. Masukkan buffer sampai tanda batas tabung
2. Cotton swab dimasukkan dan dihomogenkan
3. Teteskan sebanyak 5 tetes kedalam sumur “S”
4. Inkubasi selama 15 menit
Cara Kerja :
1. Celupkan strip tes pada urin
2. Tiriskan sisa urin pada tes menggunkan tissue
3. Inkubasi selama 5 menit
56
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan (PBL) di Rumah Sakit Umum
Daerah Pakuhaji Kabupaten Tangerang telah berjalan dengan baik terhitung
mulai tanggal 26 April – 22 Mei 2021. Kerja sama yang baik terjalin antara
mahasiswa, seluruh staff dan karyawan di Instalasi Laboratorium Rumah
Sakit Umum Daerah Pakuhaji Kabupaten Tangerang.
Selama kami melakukan PBL di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Tangerang maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui tata kelola Instalasi laboratorium di Rumah Sakit
Umum Pakuhaji Kabupaten Tangerang meliputi, organisasi laboratorium,
tenaga kerja, keselamatan dan pasient safety, sistem mutu laboratorium,
kondisi akomodasi dan lingkungan.
2. Target Kompetensi yang tercapai oleh mahasiswa PBL meliputi Flebotomi
(Pengambilan Darah Vena), Pemeriksaan Darah Rutin, Pemeriksaan Darah
Lengkap, Pemeriksaan golongan Darah ABO, Pemeriksaan Antigen-
Antibody (HBsAg, Anti-HIV, CRP, WIDAL dan TUBEX), Pemeriksaan
Urin Rutin, Pemeriksaan Sedimen Urin, Feses Rutin, Pemeriksaan
Glukosa Darah, Pemeriksaan Lipid ( Kolesterol, Trigliserid, HDL, LDL),
Pemeriksaan Ureum, Pemeriksaan Creatinin, Pemeriksaan Asam Urat,
Pemeriksaan Aktivitas Enzim (SGOT dan SGPT), Pemeriksaan Analisa
Gas Darah, Pemeriksaan Kehamilan dan Pemeriksaan Elektrolit.
3. Target Kompetensi yang tidak tercapai oleh mahasiswa PBL meliputi
Pengambilan Darah Arteri, Pemeriksaan Crossmatch, Pemeriksaan
Protein, Pemeriksaan Mikrobiologi dan Pemeriksaan Parasitologi.
57
4.2 Saran
58
DAFTAR PUSTAKA
Kit Insert HbsAg
Kit Insert Anti-HIV
Kit Insert Anti-HCV
RSUD Pakuhaji Kabupaten Tangerang. 2019. Pedoman Pengorganisasian
Instalasi Laboratorium Patologi Klinik.445/168-RSPH
RSUD Pakuhaji Kabupaten Tangerang . 2019. Pedoman Pelayanan
Laboratorium RSUD Pakuhaji.
59
LAMPIRAN