Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA

DAN PENYAKIT PADA IKAN

FIRJATULLAH
180330014
AKU IV C

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang,  Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah  Mata kuliah Bioteknologi
Akuakultur.
Laporan ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Makalah
ini. Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang teramat besar
kepada pihak – pihak yang membantu membimbing, memberikan nasehat,
petunjuk dan saran yang senantiasa diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak luput dari kekurangan atau


kesalahan, Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaannya.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Aceh Utara, 10 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................!

DAFTAR ISI .........................................................................................................!!

1. PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Tujuan .........................................................................................................2

1.3 Manfaat........................................................................................................3

2. TINJAUANPUSTAKA.............................................................................4

2.1 penyakit ikan...............................................................................................4

2.2 Bagian tubuh yang di serang penyakit........................................................5

2.3 Identifikasi penyakit secara ........................................................................6

2.4 Hama Dan pengendalian ............................................................................6

3. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................7


3.1 Hasil............................................................................................................8

3.1.1 Pengendalian Penyakit................................................................................9

3.2 Pembahasan ...............................................................................................10

4. PENUTUP.................................................................................................11

4.1 Kesimpulan................................................................................................12

4.2 Saran...........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kegiatan budidaya ikan baik jenis ikan konsumsi ataupun ikan hias
merupakan kegiatan yang mempunyai resiko tinggi karena ikan
merupakan mahluk bernyawa yang kapan saja mengalami kematian.
Salah satu penyebab gagalnya kegiatan budidaya ikan ini adalah karena
faktor penyakit. Munculnya gangguan penyakit pada budidaya ikan
merupakan resiko biologis yang harus selalu diantisipasi. Munculnya
penyakit pada ikan umumnya merupakan hasil interaksi kompleks/tidak
seimbang antara tiga komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang
(ikan) yang lemah, patogen yang ganas serta kulitas lingkungan yang
memburuk.

Dalam melakukan usaha budidaya ikan, para pembudidaya


melakukannya ada yang secara intensif, semi intensif atau asal saja.
Semakin intensi f sistem budidaya yang diterapkan maka semakin
kompleks pula kehadiran penyakit yang akan muncul. Penyakit yang
menyerang ikan banyak macam dan ragamnya. Tetapi secara umum
penyakit ikan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu penyakit infeksius
dan non infeksius. Jenis penyakit infeksius terdiri dari penyakit yang
disebabkan oleh parasit, jamur bakteri dan visrus. Sedangkan jenis
penyakit non-infeksius disebabkan oleh lingkungan, makanan dan genetis.
Oleh karena itu hari ini kita mempelajari penyakit yang disebabkan oleh
bakteri

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dalam mmpelajari penyakit bakterial yaitu:

1. Mengetahui penyakit bakterial Dan Hama yang menyerang pada


ikan

2. Mengetahui gejala yang muncul

1
3. Mengetahi cara pencegahannya atau pengobatannya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Ikan
Penyakit ikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
dapat menimbulkan gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat tubuh,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada prinsipnya penyakit
yang menyerang ikan tidak datang begitu saja, melainkan melalui
proses hubungan tiga faktor, yaitu kondisi lingkungan (kondisi dalam air),
kondisi inang (ikan), dan adanya jasad pathogen (jasad penyakit). Dengan
demikian, timbulnya serangan penyakit itu merupakan hasil interaksi
yang tidak serasi ini menyebabkan stres pada ikan, sehingga mekanisme
pertahanan diri yang memilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah
diserang penyakit. (Ghufran M.H., et al 2004)

Penyakit dapat diartikan sebagai organisme yang hidup dan


berkembang dalam tubuh ikan, sehingga organ tubuh ikan terganggu, akan
terganggu pula seluruh jaringan tubuh ikan (Gusrina, 2008). Hal yang sering
menyebabkan terjadinya penyakit yang disebabkan oleh organisme parasit
adalah terjadinya infeksi sekunder. Tubuh ikan dapat terluka karena gesekan
dengan benda keras, jika terlambat mengobatinya maka tubuh ikan dapat
mengalami infeksi skunder karena serangan organisme parasit. Infeksi
sekunder yang disebabkan oleh organisme parasit terbukti telah
menimbulkan banyak kematian pada ikan (Dailami, 2001).

2.2 Bagian Tubuh Yang di Serang Penyakit


Berdasarkan daerah penyerangan penyakit pada tubuh ikan
terutama penyakit infeksi, dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
a) Kulit Ikan yang terserang penyakit pada kulitnya akan terlihat
lebih pucat (tampak jelas pada ikan yang berwarna gelap) dan
berlendir. Ikan tersebut biasanya akan mengosok-gosokkan
tubuhnya pada benda-benda yang ada disekitarnya.
b) Serangan penyakit pada insang menyebabkan ikan sulit
bernapas, tutup insang mengembang, dan warna insang menjadi
pucat. Pada lembaran insang sering terlihat bintik-bintik merah
karena pendarahan kecil (peradangan).

c) Organ dalam penyakit yang menyerang organ dalam sering


mengakibatkan perut ikan membengkak dengan sisik yang berdiri
(penyakit eropsi). sering pula dijumpai perut ikan menjadi kurus.
Jika menyerang usus, biasanya akan mengakibatkan peradangan
dan jika menyerang gelembung renang, ikan akan kehilangan
keseimbangan pada saat berenang. Organisme patogen yang sering
menimbulkan penyakit di bagian luar tubuh ikan disebut
ektopatogen, dan bila ditimbulkan oleh parasit disebut
ektoparasit. Sedangkan yang menyerang di bagian tubuh ikan
desebut endopatogen, dan bila disebabkan oleh parasit disebut
endoparasit. Serangan endopatogen atau endoparasit dianggap lebih
berbahaya dibandingkan serangan ektopatogen atau ektoparasit,
karena efek serangannya sulit dideteksi secara dini, sehingga
petani ikan sering terlambat mencegahnya. Serangan
endopatogen atau endoparasit baru dapat dipastikan bila
dilakukan pemeriksa organ dalam ikan. Sedangkan untuk bisa
memeriksa organ dalam, ikan harus dibedah dibunuh, (Ghufran
M.H., et al 2004).

2.3 Identifikasi Penyakit Ikan Secara Umum


Dalam identifikasi atau dianogsa penyakit ikan, nama penyakit
cukup penting. Nama penyakit ikan sering dihubungkan dengan gejala-
gejala klinis, seperti penyakit bercak-bercak putih, penyakit bintik putih,
penyakit becak-becak hitam, dan sebagainya. Tetapi, gejala-gejala tersebut
tidak selalu merupakan tanda-tanda khusus penyakit ikan tertentu (Ghufran
M.H., et al 2004). Identifikasi terhadap parasit ikan yang dijumpai dapat
dilakukan berdasarkan adanya ciriciri khusus yang dijumpai dan morfologi
dari tiap-tiap jenis parasit dan habitatnya.

2.4 Pengertian Hama

Pada umumnya hama yang sering menyerang ikan / udang yang di budi
dayakan itu sama hanya tergantung spesies yang di pelihara .

Hama tambak adalah segala macam hewan yang ada di tambak, selain
yang dibudidayakan, dan dianggap merugikan karena mengurangi produktifitas
maksimal, disebabkan hilangnya hewan budidaya karena proses makan memakan
(predasi), terjadinya persaingan dalam pemanfaatan sumber energi atau
menimbulkan kerugian di bidang fasilitas.

HAMA YANG MENYERANG IKAN


Hama dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Predator

Predator adalah hewan yang secara langsung membunuh dan memakan


spesies yang di Pelihara sehingga jumlah udang dalam petakan menjadi kurang.
Di samping jumlah memakan Spesies yang di pelihara berkurang, juga
menimbulkan dampak lain seperti persaingan dalam Pemanfaatan oksigen,
mengurangi ruang lingkup bagi memakan spesies yang di pelihara, di Samping itu
jatah makanan yang seharusnya untuk hewan budi daya, akan di makan juga oleh
hewan pemangsa sehingga pertumbuhan udang menjadi terhambat. Jenis-jenis
hewan termasuk dalam golongan predator sangat banyak, mulai dari vertebrata
tingkat rendah, yaitu ikan sampai vertebrata tingkat tinggi seperti lingsang.
Bahkan jenis-jenis ikan, seperti payus (Elops hewaiensis), Bulan-bulan (Megalops
cyprinoides), kerapu (Epinephelus sp.) dan Sphyraena sp., dan lain-lain.
a. Penyaing

Jenis-jenis hewan penyaing yang sering ditemukan di tambak diantaranya :


1. Cacing Polychaeta “Dendronereis sp. (Palolo)”
2. Udang-udangan Mesopodopsis (Jambret), Metapenaus monoceros (Udang
api-api), Penaeus merguiensis (Udang putih), Penaeus indicus (Udang
jaring)
3. Serangga Chironomus sp.
4. Moluska Cerithidae, Trisipan
5. Ikan Cichlidae Tilapia mossambica (Mujair), Microryridae, Aplocheilus
panchax (Kepala timah),Mugiliidae Mugil Cephalus (Belanak),Siganiidae
Siganus sp. (Samadar).

b. Perusak
Keberadaan hama ini dapat menimbulkan bebrapa kerugian diantaranya
kerusakan pada tanggul sehingga menyebabkan kebocoran . Jenis perusak antara
lain kepiting (Scylla serrata) dan udang

Pantus (Thalassina sp). Kepiting biasanya membuat lubang-lubang pada


tanggul sehinga kedalaman air sulit dipertahankan dan masuk hama pemangsa dan
penyaing dalam petakan tambak. Selain itu menyebabkan ikan / udang lolos
melalui lubang kepiting.

Prosedur Pengendalian Hama


Prosedur pengendalian hama dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
Cara Fisik
1. Pengolahan Tanah
Sebelum benur ditebar, usahakan agar tambak dikeringkan secara total
agar semua organisme mati dan pengeringan dasar tambak dapat membantu
memperbaiki struktur tanah dasar.

2. Perbaikan Pematang
Lubang-lubang pada pematang sebaiknya diperbaiki, jika terdapat lubang
dapat dilakukan penyumbatan. Cara lain adalah dengan melapisi tanggul dengan
plastik.
3. Mekanik (Penangkapan langsung)
Dilakukan dengan menangkapi udang liar, ikan, kepiting dan ular. Cara ini
sangat efektif Jika dilakukan teratur sehingga menghemat biaya pembelian
pestisida.

4. Penyaringan Air yang Masuk


Air yang ke dalam tambak harus disaring terlebih dahulu, misalnya dengan
ijuk atau dengan saringan yang berukuran halus agar hewan-hewan liar tidak
dapat masuk kedalam petakan tambak.

5. Cara Kimiawi

Jika cara fisik mengalami hambatan maka cara kimiawi dapat digunakan
tetapi tetap harus hati-hati dalam pemilihan jenis maupun dosis yang digunakan.
Cara kimiawi lebih menguntungkan dalam hal tenaga dan waktu.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 pengendalian Hama dan penyakit

1. Nama vibriosis
 Penyakit : Bakteri yang menyerang Vibrio sp
 Jenis : ikan laut
 Gejala klinis : nafsu makan hilang, warna tubuh gelap dengan posisi
berenang terbalik, insang pecah dan akan menjadi luka dengan
cairan nanah berwarna kuning kemerahan, serta perut berwarna
kemerahan akibat pendarahan. Jika tubuh ikan dibedah, akan terlihat
pembengkakan dan kerusakan pada jaringan hati, limpa, dan ginjal.
 Pencegahan dan Pengobatan : Mencampur Oxytetracycline 0,5 g/kg
dalam pakan dan diberikan selama 7 hari. Jika nafsu makan ikan
berkurang, dapat dilakukan pencegahan dengan memperbaiki teknik
penangkapan benih, penangkapan induk, dan penanganan ikan
(benih dan induk).

Contoh Gambar
2. Nama : Streptococcosis
 Penyakit : Streptococcus Sp.
 Menyerang Jenis : Ikan Air Laut dan Tawar
 Gejala Klinis : nafsu makan ikan menurun secara perlahan,
saat berenang terlihat kelelahan dan tidak teratur, serta
pendarahan pada mata.
 Pencegahan : Pemberian erythromycin estolat 1 g/kg yang
dicampur dalam pakan selama 5 hari berturut-turut. Bila
tidak mau makan, ikan dapat diberi suntikan penicillin dosis
3.000 unit/kg ikanBila tidak mau makan, ikan dapat diberi
suntikan penicillin dosis 3.000 unit/kg ikan.
Contoh Gambar

3. Nama : Columnaris

 Penyakit Bakteri yang menyerang : Flexibacter columnaris


 Jenis ikan : Air Tawar Ikan
 Gejala Klinis : ikan kehilangan nafsu makan, terbentuknya luka
terutama di kepala, sirip, kulit badan bagian belakang, ekor dan
insang.
 Pencegahan dan pengobatan : merendam ikan yang terserang
penyakit pada Kloramycetin 5-10 ppm selama 1-2 menit
 Contoh Gambar
4. Nama : Aeromonas hydrophila
 Penyakit : Bakteri yangBercak Merah
 Menyerang Jenis Ikan : Ikan Air Tawar
 Gejala Klinis : adanya kemerahan (red spot disease) pada kulit ikan
yang menandakan adanya reaksi peradangan akibat invasi dari hifa.

 Pencegahan Dan Pengobatannya : penyuntikan ikan menggunakan


kloramfenikol 20-60 mg/kg

Contoh Gambar

5. Nama : Mycobacteriosis
 Penyakit Bakteri yang menyerang : Mycobac ter sp
 Menyerang Jenis Ikan : Ikan air tawar dan payau
 Gejala Klinis : mengalami kerusakan sirip sirip terutama pada ujung
ujungnya
 Pencegahan Dan Pengobatannya : penyuntikan ikan menggunakan
kloramfenikol 20-60 mg/kgMerendam ikan yang terserang penyakit
dengan kloramfenikol 50 ppm selama 2 jam

 Contoh gambar
4.2 Pembahasan
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang ikan-ikan
budidaya, baik dipelihara di kolam, tambak, keramba, dan wadah-wadah
dan cara penanggulangannya adalah sebagai berikut:

Bakteri perusak sirip adalah jenis bakteri Mycobacter sp, Vibrio sp,
Pseudomonas sp , dan bakteri coccus gram negatif. Ikan yang terserang
bakteri ini mengalami kerusakan sirip-sirip terutama pada ujung-ujungnya.
Cara penanggulangan ialah dengan cara merendam ikan yang terserang
penyakit dengan kloramfenikol 50 ppm selama 2 jam.

Penyakit bercak merah disebabkan oleh Aeromonas hydrophila . Bakteri


Aeromonas hydrophila menyerang hampir semua jenis ikan air tawar yang
dipelihara di tambak bersalinitas rendah. Kerugian yang ditimbulkan sangat
besar, sebab dalam waktu relatif singkat puluhan ton ikan mati secara masal,
baik ukuran benih maupun induk. Serangan bakteri ini bersifat laten, jadi
tidak memperlihatkan gejala penyakit meskipun telah dijumpai pada
tubuh ikan. Serangan bakteri ini baru terlihat apabila ketahanan tubuh
ikan menurun akibat stress yang disebabkan oleh penurunan kualitas air,
kekurangan pakan atau penanganan ikan yang kurang baik. Cara
penanggulangan ialah dengan penyuntikan ikan menggunakan
kloramfenikol 20-60 mg/kg.

Penyakit columnaris disebabkan oleh bakteri Flexibacter columnaris .


Bakteri Columnaris menyerang hampir semua jenis ikan air tawar. Gejala
yang timbul ditandai dengan ikan kehilangan nafsu makan, terbentuknya
luka terutama di kepala, sirip, kulit badan bagian belakang, ekor dan insang.
Pada mulanya luka yang terbentuk cukup kecil, kemudian berwarna
keputih-putihan, kemerah- merahan dan akhirnya menjadi borok atau bisul
besar. Insang dan sirip menjadi rontok. Jika organisme ini menyerang
insang, sering menyebabkan kematian massal. Cara penanggulangan ialah
dengan cara merendam ikan yang terserang penyakit pada Kloramycetin 5-
10 ppm selama 1-2 menit.
Penyakit vibrosis disebabkan oleh bakteri Vibrio sp . Bakteri Vibrio sp
menyerang ikan air tawar dan ikan-ikan laut budidaya. Umumnya ikan yang
diserang vibrosis memperlihatkan gejala- gejala seperti, ikan kehilangan
nafsu makan, kulit ikan menjadi gelap, insang ikan pucat, sering terjadi
pembengkakan pada kulit yang lama kelamaan akan pecah menjadi bisul
dan mengeluarkan cairan nanah berwarna kuning kemerah-merahan, terjadi
perdarahan pada dinding perut dan permukaan jantung, dan jika dilakukan
pembedahan akan terlihat pembengkakan dan kerusakan pada jaringan hati,
ginjal, limpa. Cara penanggulangan ialah dengan cara memberikan ikan
yang berpenyakit kloramfenikol 0,2 g/kg pakan selama 4 hari berturut-turut.

Bakteri Streptococcus, Jenis bakteri ini dapat menimbulkan pendarahan


pada mata. Penyakitnya dinamakan strepococcosis dan menimbulkan gejala
seperti nafsu makan ikan menurun secara perlahan, saat berenang terlihat
kelelahan dan tidak teratur, serta pendarahan pada mata.
BAB IV
KESIMPULAN

Salah satu gagalnya kegiatan budidaya ikan adalah karena faktor


penyakit. Munculnya gangguan penyakit pada budidaya ikan merupakan
resiko biologis yang harus selalu diantisipasi. Munculnya penyakit pada
ikan umumnya merupakan hasil interaksi yang tidak seimbang antara tiga
komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang yang lemah, pathogen
yang gans, dan kualitas yang buruk
DAFTAR PUSTAKA

Sugama, K., dan A. Wijono. 1995 Teknologi Pembenihan dan Pengadaan


Ikan laut. Prosiding Temu

Usaha Pemasyarakatan Teknologi Karamba Jaring Apung bagi Budidaya


Laut. Jakarta

Zafran, D. Roza, I. Koesharyani, F. Johnny. 1998. Panduan untuk


Diagnosa Penyakit Ikan dan Krustase Laut di Indonesia. JICA dan Loka
Penelitian Perikanan Pantai Gondol. 44p

Afrianto E. Dan Evi L. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.


Kanisius. Yogyakarta. 89 hal. Bowman DD. 1999. Parasitology for
veterinarians seventh edition. Philadelphia.Wb Saunders Company. 24 p.

Dalimunthe SY,. ( Januari 2006)., Manajemen Penyakit Ikan (Diktat


Kuliah) Universitas Brawijaya,. Malang.

Ghuffran H. Dan Kordi K. 2004. Penanggulangan Hama dan Pnyakit Ikan.


Pt. Asdi Mahasatya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai