Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx

Pengaruh Waktu Bubbling dan Temperatur Terhadap Penurunan Kadar Fe Pada Proses Dry Refining PT
Prima Timah Utama

Effect Of Bubbling Time and Temperature On Decreased Fe Rate In Dry


Refining Process Of PT Prima Timah Utama

MOCHAMMAD LAMPERA, S.T.

Inspektur Tambang Penempatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung- Komplek Perkantoran Gubernur
Kepulauan Bangka Belitung Jl Bangka Belitung No 10 A
Email : mochammadlampera@yahoo.co.id

ABSTRAK

Proses peleburan bijih timah akan menghasilkan timah cair dengan kadar Sn 99,0% - 99,90%. Sedangkan unsur
pengotornya berupa Fe, Pb, Sb, As, Cu dan Ni yang merupakan unsur pengotor utama dalam timah. Kadar Fe yang
terkandung dalam timah hasil peleburan ini biasanya lebih besar dari 100 ppm, bahkan mencapai 3.000 ppm,
sehingga perlu dilakukan proses pemurnian untuk memenuhi standar tin ingot specification. Bubbling atau boiling
merupakan tahapan pengangkatan endapan yang mengendap di dasar ketel ke atas permukaan logam cair dengan cara
mengalirkan udara dari dasar ketel dengan tekanan tertentu pada proses dry refining. Analisis pengaruh waktu
bubbling dan temperatur terhadap penurunan kadar Fe dilakukan pengamatan selama 7 (tujuh) jam pada ketel dan
setiap jam dilakukan pengambilan sampel pada bagian tengah zona bubbling. Pada setiap pengambilan sampel
dilakukan juga pengukuran temperatur serta mengamati kondisi – kondisi yang terjadi dalam setiap jam. Kemudian
sampel pin dibawa ke Laboratorium untuk dianalisa tingkat penurunan kadar Fe. Dari analisis yang dilakukan,
didapat hubungan antara waktu bubbling dan temperatur terhadap kadar rata – rata Fe yaitu semakin lama bubbling
dan semakin rendah temperatur (>232°C titik didih Sn) yang dipakai pada saat proses tersebut maka kadar unsur
pengotor Fe dalam logam timah cair akan semakin murni atau rendah.

Kata kunci : Timah, Kadar Fe, Bubbling, Temperatur.

ABSTRACT

The process of smelting tin ore will produce Crude tin with rate of Sn 99.0% - 99.90%. While the impurities are Fe,
Pb, Sb, As, Cu and Ni which are the main impurities in tin. Fe Rate contained in tin smelting is usually greater than
100 ppm- 3,000 ppm, so it is necessary to do a purification process to reach the standard tin ingot specification.
Bubbling or boiling is the stage of lifting deposits that settle at the base of the boiler onto the surface of molten metal
by draining air from the base of the boiler with a certain pressure on the dry refining process. Analysis of the effect
of bubbling time and temperature on the decrease in Fe levels was observed for 7 (seven) hours on the kettle and
every hour was taken in the middle of the bubbling zone.In each sampling is also done temperature measurements
and observe the conditions that occur in every hour. Then the pin sample is taken to the Laboratory to analyze the
rate of decrease in Fe levels. From the analysis conducted, there is a relationship between bubbling time andThe
temperature against the average level of Fe is the longer the bubbling and the lower the temperature (> 232 ° C
boiling point Sn) used during the process then the level of fe impurities in molten tin metal will be purer or lower.

Keywords: Tin, Fe Level, Bubbling, Temperature

PENDAHULUAN menggunakan energi panas yang tinggi (bisa


sampai 1700°C). Hasil peleburan bijih timah
Proses peleburan (smelting) bijih timah di PT dengan suhu 1250°C - 1350°C akan
Prima Timah Utama dilakukan dengan menghasilkan timah cair (crude tin) dengan
menggunakan tanur pantul (reverberatory kadar Sn antara 99,0% - 99,90%. Sedang unsur
furnace). Proses ini merupakan proses pengotornya berupa besi (Fe), timbal (Pb),
pyrometallurgy, yang dalam proses ekstraksinya antimoni (Sb), arsen (As), tembaga (Cu) dan

Naskah masuk : , revisi pertama : , revisi kedua : , revisi terakhir : . 1


Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx

nikel (Ni) yang merupakan unsur pengotor utama spectrolab. Spectrolab merupakan peralatan
dalam timah. analisa yang digunakan untuk mengidentifikasi
Untuk memperoleh kualitas logam timah dengan kandungan dan kadar berbagai unsur yang
standar ekspor, maka diperlukan proses terdapat dalam sampel berupa logam secara
pemurnian terhadap unsur - unsur pengotor akurat dan cepat. Prinsip pada spectrolab ini
tersebut sampai batas maksimal. Dry refining adalah radiasi emisi, dimana dengan
merupakan suatu proses pemurnian untuk menggunakan bahan bakar gas argon alat ini
menghilangkan unsur-unsur pengotor pada timah dapat menganalisa sampel yang berupa logam.
cair tersebut. Bubbling atau boiling merupakan Spektrolab dirancang dengan menggunakan
tahapan pengangkatan endapan yang mengendap sistem multi optik, sehingga secara optimum
di dasar ketel ke atas permukaan logam cair akan memberikan daerah yang spesifik untuk
dengan cara mengalirkan udara dari dasar ketel masing-masing unsur. Unsur yang dianalisa pada
dengan tekanan tertentu pada proses dry refining. alat ini yaitu Cu, Sb, Zn, Cd, Bi, Ag, As, Pb, Ni,
Tahapan Bubbling dilakukan karena pada Fe, S, Al, Co, In, Au. Kadar unsur-unsur ini
temperatur kurang dari 500°C kandungan besi disajikan dalam satuan ppm (part per million).
yang ada dalam timah akan terlarut dan Sedangkan Sn sendiri disajikan dalam persen.
mengendap membentuk presipitasi yang akan Untuk menjamin akurasi alat, setiap pagi
semakin banyak. dilakukan pengecekan dengan sampel kontrol.
Berdasarkan keadaan di atas, maka perlu Sampel kontrol yaitu sampel yang sebelumnya
dilakukan penelitian dan pengkajian terhadap sudah diketahui kadar unsur-unsur di dalamnya.
penurunan kadar Fe pada proses dry refining. Software yang digunakan yaitu WinOE.

METODE
.
Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret Tahun
2021 di Pabrik Pengolahan dan Pemurnian
(Smelter) Bijih timah PT Prima Timah Utama
yang berlokasi di Ketapang Kota Pangkalpinang.
Sampel material diambil pada saat pembuatan
charge mixing. Bahan yang digunakan yaitu
material yang berpotensi sebagai pembawa unsur
pengotor Fe pada peleburan bijih timah
(tergantung jenis material yang dijadikan feed
peleburan pada setiap charge) seperti:
1. concentrate
2. hardhead
3. flue dust
4. fine dross

Pengujian Sampel Material Charge Mixing

Pengujian sampel concentrate, hardhead, flue


dust dan fine dross untuk analisa % Fe
menggunakan analisa kimia basah (wet hemical).
Metode yang digunakan pada analisa wet
chemical ini adalah analisa titrasi volumetri.
Analisa volumetri adalah analisa yang
menentukan kadar Sn dan Fe dari sampel timah Gambar 1. Diagram Alir Pengujian Kadar Sn dan
dengan prinsip titrasi larutan. Sampel yang Fe Material Peleburan
dianalisa dalam bentuk bubuk.

Pengujian Sampel Pin

Sampel berbentuk pin logam timah sebelum


dianalisa, pin dibubut terlebih dahulu untuk
menghaluskan permukaan pin bagian bawah.
Sampel yang dari furnace, kettle, hasil casting
dan crystallizer kemudian dianalisa dengan alat

2
Pengaruh Waktu Bubbling dan Temperatur Terhadap Penurunan Kadar Fe Pada Proses Dry Refining PT Prima Timah
Utama...Mochammad Lampera, S.T

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari


tanggal 8 – 12 Maret 2021, dengan melakukan
pengambilan sampel dari beberapa materil
peleburan Charge MixingPlan dengan no.
charge 43, 44, 45, 47, 48, 52, 53 dan 54.
Diperoleh data – data pada tabel 1 tentang
persentase kadar Sn dan Fe pada concentrate,
hardhead, flue dust dan fine dross.
Gambar 2. Diagram Alir Pengujian Sampel Pin
Menggunakan Spectrolab
Tabel 1. Kadar Sn (%) dan Fe (%) pada Concentrate, Hardhead, Flue Dust dan
Fine Dross untuk Input Peleburan
No Concentrate Hardhead Flue Dust Fine Dross
No
Charge %Sn %Fe %Sn %Sn %Fe %Fe %Sn %Fe
1 43 72.02 1.79 71.51 23.65 52.78 7.60 72.36 13.60
2 44 74.06 1.78 77.95 13.40 56.83 6.74 74.26 12.56
3 45 73.47 1.92 78.77 17.25 57.42 5.55 75.65 11.40
4 46 71.64 2.03 0.00 0.00 55.74 7.16 0.00 0.00
5 47 73.42 1.97 76.50 14.50 0.00 0.00 0.00 0.00
6 48 70.16 2.25 81.02 16.13 52.98 7.32 0.00 0.00
7 49 73.24 1.86 85.36 12.36 56.11 6.68 75.44 12.36
8 50 73.74 1.30 87.61 10.32 52.83 6.57 72.71 12.99
9 51 71.24 2.04 78.92 11.13 49.89 6.76 72.75 12.11
Total 652.99 17.48 637.64 118.74 434.58 54.49 443.37 75.02
Rata-rata 72.55 1.94 70.85 13.19 48.28 6.05 49.26 8.34
Sumber: Hasil Pengujian Lab PT Prima Timah Utama, (Maret 2021)

Persentase Sn dan Fe rata – rata pada dan temperatur bubbling terhadap penurunan kadar
concentarate, hardhead, flue dust, dan fine dross Fe pada proses dry refining pada ketel.
tersebut (Tabel 1)baru merupakan% Sn dan % Fe Pengamatan dilakukan selama tujuh jam, setiap
pada masing – masing material. Belum dilakukan satu jam dilakukan pengambilan sampel.
akumulasi antara semua material peleburan Hubungan pengaruh waktu dan temperatur
(concentarate, hardhead, flue dust, dan fine dross) bubbling terhadap penurunan kadar Fe dapat
dalam satu charge mixing. dilihat pada grafik – grafik yang ada pada gambar
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 dan 13.
HASIL PENGAMATAN PENGARUH
WAKTU DAN TEMPERATUR BUBBLING
PADA PROSES DRY REFINING

Pada tabel 2, 3, 4, 5 dan 6 merupakan hasil


pengamatan I, II, III, IV dan V pengaruh waktu

Tabel 2. Hasil Pengamatan I

Jam Waktu No Temperature Kadar Fe (ppm) Keterangan


Sample (°C) Rata- Tertinggi Terendah
rata
1 07.00-08.00 1 278 42 44 39 Bubbling, Burner off.
2 08.00-09.00 2 290 3006 3583 2209 Bubbling, Burner off,
Penambahan timah (±
20 ton) ; Fe rata – rata
= 19 ppm
3 09.00-10.00 3 335 1494 2325 1013 Bubbling, Burner off.
4 10.00-11.00 4 302 504 588 298 Bubbling, Burner off.
5 11.00-12.00 5 356 249 386 154 Bubbling, Burner on.
6 12.00-13.00 6 337 426 662 309 Bubbling, Burner off,

3
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx

Penambahan timah (±
5 ton) ; Fe rata – rata
= 2315 ppm
7 13.00-14.00 7 347 217 300 139 Bubbling, Burner on.

Tabel 3. Hasil Pengamatan II


Kadar Fe (ppm)
No Temperature
Jam Waktu Rata- Tertinggi Terendah Keterangan
Sample (°C)
rata
1 07.00-08.00 1 270 1691 1983 1403 Bubbling, Burner off,
Penambahan timah
cair (± 5 ton) Fe rata –
rata = 773 ppm
2 08.00-09.00 2 307 1215 1468 927 Bubbling, Burner on.
3 09.00-10.00 3 336 294 353 220 Bubbling, Burner on.
4 10.00-11.00 4 374 202 253 161 Bubbling, Burner on.
5 11.00-12.00 5 378 396 382 183 Bubbling,Burner on,
Penambahan timah
cair (± 5 ton) Fe rata –
rata = 1445 ppm.
6 12.00-13.00 6 368 189 219 152 Bubbling, Burner off.
7 13.00-14.00 7 351 138 157 115 Bubbling, Burner off.

Tabel 4. Hasil Pengamatan III

Jam Waktu No Temperature Kadar Fe (ppm) Keterangan


Sample (°C) Rata- Tertinggi Terendah
rata
1 07.00-08.00 1 411 319 403 258 Bubbling, Burner on,
Drossing.
2 08.00-09.00 2 381 670 1024 467 Bubbling, Burner off.
3 09.00-10.00 3 361 342 418 236 Bubbling, Burner off.
4 10.00-11.00 4 363 274 400 161 Bubbling, Burner on.
5 11.00-12.00 5 360 188 298 147 Bubbling. Burner on.
6 12.00-13.00 6 375 169 189 149 Bubbling. Burner on.
7 13.00-14.00 7 392 191 196 183 Bubbling, Burner on,
Penambahan timah (±
5 ton) Fe rata – rata =
1367 ppm.
Tabel 5. Hasil Pengamatan IV
Jam Waktu No Temperature Kadar Fe (ppm) Keterangan
Sample (°C) Rata- Tertinggi Terendah
rata
1 07.00-08.00 1 280 80 90 68 Bubbling, Burner on.
2 08.00-09.00 2 296 58 69 45 Bubbling, Burner on.
3 09.00-10.00 3 280 49 77 35 Bubbling, Burner off.
4 10.00-11.00 4 266 40 68 29 Bubbling, Burner off.
5 11.00-12.00 5 256 25 27 25 Bubbling,Burner off.
6 12.00-13.00 6 240 25 25 24 Bubbling, Burner on.
7 13.00-14.00 7 228 27 30 21 Bubbling, Burner off.

Tabel 6. Hasil Pengamatan V


Jam Waktu No Temperature Kadar Fe (ppm) Keterangan
Sample (°C) Rata- Tertinggi Terendah
rata
1 09.00-10.00 1 345 95 96 94 Bubbling, Burner on,
Hasil CRS masuk K5
Fe rata-rata 32 ppm
2 10.00-11.00 2 346 92 100 89 Bubbling, Burner on,
Hasil CRS masuk K5
Fe rata-rata 32 ppm
3 11.00-12.00 3 351 91 91 91 Bubbling, Burner on.
4 12.00-13.00 4 347 99 102 99 Bubbling, Burner on,

4
Pengaruh Waktu Bubbling dan Temperatur Terhadap Penurunan Kadar Fe Pada Proses Dry Refining PT Prima Timah
Utama...Mochammad Lampera, S.T

Hasil CRS masuk K5


Fe rata-rata 37 ppm
5 13.00-14.00 5 359 124 144 97 Bubbling, Burner on.
6 14.00-15.00 6 344 99 104 93 Bubbling, Burner on,
Hasil CRS masuk K5
Fe rata-rata 32 ppm
7 15.00-16.00 7 345 95 96 94 Bubbling, Burner on,
Hasil CRS masuk K5
Fe rata-rata 32 ppm

HUBUNGAN ANTARA WAKTU BUBBLING masih terjadi kenaikan kadar rata – rata Fe pada
(JAM) TERHADAP KADAR RATA – RATA jam ke – 2 dan ke – 7 bubbling yang disebabkan
Fe (PPM) DALAM LOGAM TIMAH CAIR karena adanya penambahan timah cair 1 (satu)
PADA PROSES DRY REFINING. laddle (± 5 ton) dari furnace ke dalam ketel.
standar untuk tin ingot specification.
Pengamatan I
Dari tabel 2. hasil pengamatan I diperoleh grafik Pengamatan IV
pada gambar 3. Dari Grafik dapat dilihat hubungan Dari tabel 5 hasil pengamatan IV diperoleh grafik
antara kadar rata – rata Fe dengan waktu bubbling. pada gambar 3, dapat dilihat hubungan antara
Setelah 7 (tujuh) jam pengamatan bubbling pada kadar rata – rata Fe dengan waktu bubbling. Pada
ketel , kadar rata – rata Fe yang diperoleh pada pengamatan IV ini tingkat penurunan kadar Fe
pengamatan I ini masih belum memenuhi standar sudah baik, dan juga tidak terjadi penambahan
tin ingot specification dan perlu dilakukan timah cair dari furnace, yang bisa menyebabkan
bubbling lagi atau pemurnian ke tahap selanjutnya. kenaikan kadar Fe. Pada pengamatan ini juga bisa
Akan tetapi laju atau tingkat penurunan kadar Fe dilihat bahwa tingkat penurunan kadar Fe yang
selama dilakukan bubbling sudah baik memiliki sudah sangat rendah, laju penurunannya dalam
selisih yang jauh dalam setiap jam pengamatan, waktu 1 (satu) jam tidak berbeda jauh. Sedangkan
walaupun masih terjadi kenaikan kadar rata – rata untuk hasil pengamatan pada jam ke – 7, namun
pada jam ke – 2 dan ke – 6 bubbling yang kenaikan ini tidak terlalu mempengaruhi dan kadar
disebabkan karena ada penambahan timah cair dari Fe tersebut masih memenuhi
furnace ke dalam ketel tersebut.
Pengamatan V
Pengamatan II Dari tabel 6 hasil pengamatan V, dapat dilihat
Dari tabel 3. hasil pengamatan II diperoleh grafik hubungan antara kadar rata – rata Fe dengan waktu
(Gambar 3), dapat dilihat hubungan antara kadar bubbling (Gambar 3). Pada pengamatan V ini
rata – rata Fe dengan waktu bubbling. Setelah tingkat penurunan kadar Fe cukup baik, walaupun
dilakukan bubbling selama 7 (tujuh) jam kadar rata masih terjadi kenaikan kadarnya pada pengamatan
– rata Fe yang diperoleh masih di atas standar. jam ke – 6. Laju penurunan atau tingkat penurunan
Pada pengamatan II masih terjadi kenaikan kadar rata – rata Fe setiap jamnya mempunyai
kadarnya pada jam ke – 5, salah satu penyebabnya selisih yang tidak terlalu jauh, sama seperti pada
karena ada penambahan timah cair dari furnace ke pengamatan IV. Akan tetapi penyebabnya berbeda,
dalam ketel tersebut. Tingkat penurunan kadar Fe karena terjadi penambahan timah hasil crystallizer
selama waktu bubbling sudah baik karena hasil ke dalam ketel dengan kadar rata – ratanya rendah.
analisa kadar rata – rata Fe yang dihasilkan setiap Dari pengamatan I – V diatas dapat
jamnya mempunyai selisih yang jauh. ditentukan bahwa hubungan antara waktu
bubbling dengan kadar rata – rata Fe. Lamanya
Pengamatan III waktu bubbling akan mempengaruhi harga kadar
Dari tabel 4. hasil pengamatan III, diperoleh grafik rata – rata Fe. Secara umum semakin lama
pada kadar rata – rata Fe pada gambar 3. Dari bubbling, kadar Fe yang dihasilkan akan semakin
grafik tersebut dapat dilihat hubungan antara kadar turun kecuali adanya faktor – faktor yang seperti
rata – rata Fe dengan waktu bubbling. Pengamatan penambahan timah cair dari furnace dan
ini dimulai pada jam 07.30 – 14.30. Pada penambahan hasil crystallizer ke dalam ketel pada
pengamatan III ini, tingkat laju penurunan kadar saat bubbling berjalan. Akan tetapi terjadinya
Fe selama dilakukan bubbling sudah cukup baik peningkatan kadar Fe atau tidaknya pada waktu
walaupun tidak sebaik pada pengamatan II. Dan penambahan juga dipengaruhi oleh jumlah

5
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx

penambahan dan kadar Fe logam timah yang akan temperaturnya sudah hampir stabil dibandingkan
masuk dalam ketel pemurnian. Sedangkan untuk dengan pengamatan I. Menyebabkan hasil analisa
laju penurunan kadar rata – rata Fe selama kadar rata – rata Fe hampir stabil juga walaupun
dilakukan bubbling yaitu jika kadar rata – rata Fe masih terjadi peningkatan. Range temperaturnya
tinggi maka laju penurunannya tinggi atau lebih yaitu 270°C - 378°C. Pada range temperatur
cepat dan jika kadar Fe sudah rendah maka laju tersebut kadar rata – rata Fe akhir pengamatan
penurunannya juga rendah. masih diatas standar tin ingot specification dan
perlu dilakukan pemurnian tahap selanjutnya.

Gambar 3. Grafik Hubungan antara Waktu Gambar 5. Grafik Hubungan antara Temperatur
Bubbling (Jam) Terhadap Kadar Rata – Rata Fe (°C) Terhadap Kadar Rata – Rata Fe (ppm) pada
(ppm) Pengamatan II
HUBUNGAN ANTARA TEMPERATUR (°C)
TERHADAP KADAR RATA – RATA Fe Pengamatan III
(PPM) SELAMA BERLANGSUNGNYA Pada tabel 4 diperoleh grafik pada gambar 6 untuk
PROSES BUBBLING kondisi temperatur dan kadar rata – rata Fe selama
bubbling berjalan. Hampir sama seperti
Pengamatan I pengamatan I, pada pengamatan III ini
Pada tabel 2 diperoleh grafik pada gambar 4. untuk temperaturnya juga tidak stabil (kadang tinggi,
kondisi temperatur dan kadar rata – rata Fe selama kadang rendah) yang menyebabkan kadar rata –
bubbling berjalan. rata Fe juga tidak stabil. Range temperaturnya
yaitu 360°C - 411°C. Pada range temperatur
tersebut kadar rata – rata Fe akhir pengamatan
masih jauh diatas standar tin ingot specification.

Gambar 4. Grafik Hubungan antara Temperatur


(°C) Terhadap Kadar Rata – Rata Fe (ppm) pada
Pengamatan I

Pada pengamatan I ini temperaturnya tidak stabil


(kadang tinggi, kadang rendah) yang menyebabkan
kadar rata – rata Fe juga tidak stabil. Range Gambar 6. Grafik Hubungan antara Temperatur
temperaturnya yaitu 278°C - 356°C. Pada range (°C) Terhadap Kadar Rata – Rata Fe (ppm) pada
temperatur tersebut kadar rata – rata Fe akhir Pengamatan III
pengamatan masih jauh diatas standar tin ingot
specification. Pengamatan IV
Pada tabel 5 diperoleh grafik pada gambar 7 untuk
Pengamatan II kondisi temperatur dan kadar rata – rata Fe selama
Pada tabel 3, diperoleh grafik pada gambar 5. bubbling berjalan. Pada pengamatan IV ini
untuk kondisi temperatur dan kadar rata – rata Fe temperaturnya sudah semakin stabil dibandingkan
selama bubbling berjalan. Pada pengamatan II ini dengan pengamatan I dan III. Kontrol

6
Pengaruh Waktu Bubbling dan Temperatur Terhadap Penurunan Kadar Fe Pada Proses Dry Refining PT Prima Timah
Utama...Mochammad Lampera, S.T

temperaturnya sudah baik, menyebabkan hasil memenuhi standar dan temperatur yang digunakan
analisa kadar rata – rata Fe hampir stabil dan baik. antara 260°C - 300°C, maka kadar rata – rata Fe
Range temperaturnya yaitu 228°C - 280°C. Pada yang diperoleh akan memenuhi standar tin ingot
range temperatur tersebut kadar rata – rata Fe specification.
akhir pengamatan sudah memenuhi standar tin Jadi, hubungan antar temperatur dan
ingot specification. kadar rata – rata Fe, semakin rendah temperatur
kadar rata – rata Fe pada logam timah akan
semakin rendah atau semakin murni secara teori
benar. Akan tetapi pada kenyataan dilapangan
temperatur pada saat pemurnian logam timah cair
. dari unsur pengotor Fe harus dikontrol dengan
baik. Dan penggunaan temperatur harus
disesuiakan dengan keadaan dilapangan,
contohnya harus disesuaikan dengan kondisi kadar
pengotor Fe sebelum dilakukan pemurnian.

HUBUNGAN ANTARA WAKTU BUBBLING


Gambar 7. Grafik Hubungan antara Temperatur (JAM), TEMPERATUR (°C) DAN KADAR Fe
(°C) Terhadap Kadar Rata – Rata Fe (ppm) pada (PPM) PADA PROSES DRY REFINING
Pengamatan IV
Seperti yang telah dibahas sebelumnya mengenai
Pengamatan V hubungan antara waktu bubbling dengan kadar rata
Pada tabel 6 diperoleh grafik pada gambar 8 untuk – rata Fe dan hubungan temperatur dengan kadar
kondisi temperatur dan kadar rata – rata Fe selama rata – rata Fe, didapat keterkaitan antara variabel –
bubbling berjalan. Pada pengamatan V ini kontrol variabel tersebut. Secara teori antara waktu
temperatunya sudah cukup stabil dibandingkan bubbling dan temperatur akan berpengaruh
dengan pengamatan I dan III. Range terhadap kadar rata – rata Fe. Semakin lama
temperaturnya yaitu 344°C - 359°C. Kontrol bubbling dan semakin rendah temperatur, kadar
temperaturnya baik (selisih antara temperatur rata – rata Fe yang diperoleh akan semakin baik.
tertinggi dan terendah tidak terlalu jauh), Namun antara teori dan kenyataan dilapangan akan
menyebabkan hasil analisa kadar rata – rata Fe terjadi perbedaan karena ada faktor – faktor yang
hampir stabil dan baik. Pada range temperatur mempengaruhi, seperti yang terjadi pada
tersebut kadar rata – rata Fe akhir pengamatan pengamatan ini.
hampir memenuhi standar tin ingot specification.
Pengamatan I

Gambar 8. Grafik Hubungan antara Temperatur


(°C) Terhadap Kadar Rata – Rata Fe (ppm) pada
Pengamatan V
Gambar 9. Grafik Hubungan antara Waktu
Dari pengamatan I – V, ada beberapa pengamatan Bubbling dan Temperatur (°C) Terhadap Kadar
yang temperaturnya belum stabil, sehingga Rata – Rata Fe (ppm) pada Pengamatan I
menyebabkan tingkat kadar rata – rata Fe pada
logam timah cair menjadi tidak stabil juga. Jika Grafik pada gambar 9 ini merupakan hasil
temperatur yang digunakan > 300°C maka kadar pengamatan I yang data – datanya terdapat pada
rata – rata Fe yang dihasilkan berada diatas standar tabel 2. Dari gambar terlihat jelas hubungan antara
tin ingotspecification untuk Fe. Dan jika kadar rata waktu bubling dan temperatur terhadap kadar –
– rata Fe sudah rendah akan tetapi belum kadar Fe yang dihasilkan. Semakin lama bubbling

7
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx

kadar rata – rata Fe yang dihasilkan akan semakin


rendah, walaupun masih terjadi kenaikan pada jam
– jam tertentu, hal tersebut disebabkan beberapa
hal diantaranya temperatur yang tidak stabil dan
karena adanya penambahan logam timah dari
furnace.
Pengamatan II

Gambar 11 Grafik Hubungan antara Waktu


Bubbling dan Temperatur (°C) Terhadap Kadar
Rata – Rata Fe (ppm) pada Pengamatan III

Pengamatan IV
Grafik pada gambar 12 ini merupakan hasil
pengamatan IV yang data – datanya terdapat pada
tabel 5. Dari gambar terlihat jelas hubungan antara
waktu bubling dan temperatur terhadap kadar –
kadar Fe yang dihasilkan. Pada pengamatan ini
terjadi perbedaan dari pengamatan – pengamatan
sebelumnya yaitu pengamatan I, II dan III.
Gambar 10. Grafik Hubungan antara Waktu Perbedaannya adalah temperatur dan kadar rata –
Bubbling dan Temperatur (°C) Terhadap Kadar rata Fe berbanding lurus. Semakin rendah
Rata – Rata Fe (ppm) pada Pengamatan II temperatur kadar rata – rata Fe yang dihasilkan
semakin rendah juga selama dilakukan bubbling.
Grafik pada gambar 10. ini merupakan hasil
pengamatan II yang data – datanya terdapat pada
tabel 3. Dari gambar terlihat jelas hubungan antara
waktu bubling dan temperatur terhadap kadar –
kadar Fe yang dihasilkan. Hampir sama seperti
pengamatan I semakin lama bubbling kadar rata –
rata Fe yang dihasilkan akan semakin rendah,
walaupun masih terjadi kenaikan pada jam – jam
tertentu, hal tersebut disebabkan beberapa hal
diantaranya kontrol temperatur yang tidak stabil
dan karena adanya penambahan logam timah dari
furnace.

Pengamatan III
Grafik pada gambar 11 ini merupakan hasil
pengamatan III yang data – datanya terdapat pada
tabel 4. Dari gambar terlihat jelas hubungan antara Gambar 12. Grafik Hubungan antara Temperatur
waktu bubling dan temperatur terhadap kadar – (°C), Kadar Rata – Rata Fe (ppm) dan Waktu
kadar Fe yang dihasilkan. Hampir sama seperti Bubbling pada Pengamatan IV
pengamatan I dan II semakin lama bubbling kadar Pengamatan V
rata – rata Fe yang dihasilkan akan semakin Grafik pada gambar 13 ini merupakan hasil
rendah, walaupun masih terjadi kenaikan pada jam pengamatan V yang data – datanya terdapat pada
– jam tertentu, hal tersebut disebabkan beberapa tabel 6. Dari gambar terlihat jelas hubungan antara
hal diantaranya kontrol temperatur yang tidak waktu bubling dan temperatur terhadap kadar –
stabil dan karena adanya penambahan logam timah kadar Fe yang dihasilkan. Pada pengamatan ini
dari furnace terjadi perbedaan dari pengamatan sebelumnya I,
II dan III, hampir sama dengan pengamatan IV,
tetapi terdapat sedikit perbedaan. Pada pengamatan
V ini selama dilakukan bubbling yaitu temperatur
yang hampir stabil menyebabkan kadar rata – rata
yang dihasilkan cukup stabil walaupun masih
terjadi kenaikan yang disebabkan adanya
penambahan logam timah dari hasil crystallizer.

8
Pengaruh Waktu Bubbling dan Temperatur Terhadap Penurunan Kadar Fe Pada Proses Dry Refining PT Prima Timah
Utama...Mochammad Lampera, S.T

3. Hubungan antara temperatur terhadap kadar


rata – rata Fe yaitu temperatur yang tidak stabil
akan menyebabkan kadar rata – rata yang
dihasilkan tidak stabil juga. Penggunaan
temperatur harus disesuiakan dengan kondisi
kadar pengotor Fe sebelum dilakukan
pemurnian yaitu :
 Jika temperatur yang digunakan > 300°C
maka kadar rata – rata Fe yang dihasilkan
berada diatas standar tin ingotspecification
(< 70 ppm) untuk Fe (pengamatan I, II, III
Gambar 4.11 Grafik Hubungan antara Waktu dan V).
Bubbling dan Temperatur (°C) Terhadap Kadar  Dan jika kadar rata – rata Fe sudah rendah
Rata – Rata Fe (ppm) pada Pengamatan V akan tetapi belum memenuhi standar dan
temperatur yang digunakan antara 260°C -
Dari beberapa pengamatan diatas dapat ditentukan 300°C, maka kadar rata – rata Fe yang
hubungan antara waktu bubbling dan temperatur diperoleh akan memenuhi standar tin ingot
terhadap kadar rata – rata Fe. Semakin lama specification (< 70 ppm) (pengamatan IV).
bubbling dan semakin rendah temperatur (> 232°C 4. Hubungan antara waktu bubbling dan
titik didih Sn) yang dipakai pada saat proses temperatur terhadap kadar rata – rata Fe yaitu
tersebut maka kadar unsur pengotor Fe dalam semakin lama bubbling dan semakin rendah
logam timah cair akan semakin murni atau rendah temperatur (> 232°C titik didih Sn) yang
(Pengamatan IV). Hal tersebut hanya berlaku jika dipakai pada saat proses tersebut maka kadar
tanpa adanya faktor – faktor lain yang unsur pengotor Fe dalam logam timah cair
menyebabkan kadar Fe tinggi pada saat proses akan semakin murni atau rendah (Pengamatan
tersebut berlangsung. Faktor – faktor yang IV).
mempengaruhinya yaitu penambahan logam timah
cair dari furnace atau crystallizer ke dalam ketel UCAPAN TERIMA KASIH
pemurnian pada saat dilakukan pengamatan Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada Pihak PT. Prima Timah Utama yang telah
mengizinkan kami untuk mengangkat tema ini
KESIMPULAN menjadi sebuah karya ilmiah. Kami juga
Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat mengucapkan terimakasih kepada teman sejawat
dibuat kesimpulan mengenai analisis pemurnian rekan kerja semua yang telah memberi kontribusi
logam timah Smelter PT Prima Timah Utama baik secara langsung maupun tidak langsung
sebagai berikut : dalam pembuatan karya ilmiah ini.
1. Persentase kadar Fe pada material saat input
peleburan antara 3,00 % - 7,00 % (30.000 ppm DAFTAR PUSTAKA
– 70.000 ppm). Sedangkan Untuk output
peleburan yang terdiri dari crude metal Cristian, Harry. 2019. Analisa Pengaruh Temperatur dan
memiliki kadar Fe < 1 % (10.000 ppm) dan Waktu Untuk Mendapatkan Nilai Recovery Yang
slag I mempunyai kadar Fe < 20 % (200.000 Tinggi di PT Timah Nusantara. Bangka. Teknik
Pertambangan Universitas Bangka Belitung
ppm).
2. Hubungan antara waktu bubbling dengan kadar Arief, A.Taufik dan Irko, Irko (2011) Studi Analisis
rata – rata Fe yaitu semakin lama bubbling, Penurunan Kadar Pb Pada Crystallizer di Unit
kadar Fe yang dihasilkan akan semakin turun Metalurgi PT Timah (Persero) Tbk Mentok
kecuali adanya faktor – faktor yang seperti Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung. Prosiding
penambahan timah cair dari furnace dan atau Seminar Nasional AVoER ke-3. Fakultas Teknik
crystallizer ke dalam ketel pada saat bubbling Universitas Sriwijaya. Palembang. pp.251-259.
berjalan. Untuk laju penurunan kadar rata – ISBN 979-587-395-4
rata Fe setiap jam selama dilakukan bubbling
Pendi, Fitleny.2013. LaporanTugas Akhir Di
yaitu :
Departemen Metalurgi PT. Koba Tin Bangka.
 Jika kadar rata – rata Fe tinggi maka laju Bangka: Fakultas Teknik Pertambangan
penurunannya tinggi atau lebih cepat seperti Universitas Bangka Belitung
pada pengamatan I, II dan III.
 Sebaliknya jika kadar Fe sudah rendah
maka laju penurunannya juga rendah seperti
pada pengamatan IV dan V.

9
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx

10

Anda mungkin juga menyukai