Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bagaimana kita bisa merasakan suatu benda di sekitar kita dengan
tepat? Bagaimana bisa terjadi reflek ketika tangan tersulut api? Bagaimana kita
bisa melihat, mendengar meraba dan lain sebagainya? Jawabannya ada dalam
pembahasan berikut, makalah ini akan membahas tentang anatomi dan fisiologi
dari sistem persarafan
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja
semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu
bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian
meneruskannya untuk menanggapi rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan
yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan
meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari permasalahan yang penulis angkat, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari sistem persarafan pada manusia ?

1.3 Tujuan
Sesuai dengana permasalahan di atas, makalah ini bertujuan untuk :
1. Memenuhi tugas mata kuliah anatomi fisiologi
2. Dapat mengetahui pengertian dari sistem saraf
3. Dapat mengetahui anatomi dan fisiologi dari sistem persarafan pada
manusia

1
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu antara lain :
1. Dapat mempraktikan cara pembuatan makalah dengan baik dan benar
2. Bagi dosen, dapat membantu menyampaikan materi dengan mudah kepada
anak didiknya

2
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Anatomi dan Fisiologi


Anatomi adalah sah satu dasar ilmu kedokteran. Ilmu tentang struktur
morfologis dari organisme hidup yang mempelajari berbagai bagian posisi
serta saling berkaitan satu sama lain. Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari
faal atau pekerjaan dari tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian-bagian dari alat-
alat tubuh dan sebagainya. Sedangkan anatomi fisiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang bagian-bagian tubuh beserta fungsinya.

2.2 Macam – Macam Anatomi dan Fisiologi


2.2.1 Sistem Rangka
Tulang disusun oleh kerangka aksial dan kerangka apendikular.
Kerangka aksial terdiri dari 80 tulang yang terletak di sepanjang sumbu
tubuh manusia. Kerangka aksial terdiri dari tengkorak, tulang telinga
tengah, tulang hyoid, tulang rusuk, dan tulang belakang. Kerangka
apendikular terdiri dari 126 tulang yang merupakan tulang-tulang
pelengkap yang menghubungkan kerangka aksial. Kerangka apendikular
terletak di daerah tungkai atas, tungkai bawah, panggul, dan bahu. Fungsi
sistem rangka untuk bergerak, menopang dan memberikan bentuk tubuh,
melindungi organ-organ dalam, serta sebagai tempat melekatnya otot-
otot.

2.2.2 Sistem Otot


Terdapat tiga jenis otot yaitu otot rangka yang terhubung dengan
tulang, otot polos yang ditemukan di dalam organ pencernaan, dan otot
jantung yang ditemukan di jantung dan membantu memompa darah.

2.2.3 Sistem Peredaran Darah


Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan
sekitar 5 liter darah yang dibawa oleh pembuluh darah. Sistem peredaran

3
darah memiliki 3 fungsi utama yaitu mengedarkan darah ke seluruh tubuh,
melindungi tubuh melalui sel darah putih dengan melawan patogen
(kuman) yang telah masuk ke dalam tubuh, dan mempertahankan
homeostasis (keseimbangan kondisi tubuh) pada beberapa kondisi
internal.

2.2.4 Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan adalah sekelompok organ yang bekerja untuk
menerima makanan, mengubah dan memproses makanan menjadi energi,
menyerap zat gizi yang terdapat pada makanan ke aliran darah, serta
membuang sisa makanan yang tersisa atau tidak dapat dicerna oleh tubuh.

2.2.5 Sistem Endokrin


Sistem endokrin terdiri dari beberapa kelenjar yang mengeluarkan
hormon ke dalam darah. Kelenjar-kelenjar ini termasuk hipotalamus,
kelenjar pituitari, kelenjar pineal, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid,
kelenjar adrenal, pankreas, dan kelenjar kelamin (gonad).

2.2.6 Sistem Saraf


Sistem saraf terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, organ
sensorik, dan semua saraf yang menghubungkan organ-organ ini dengan
bagian tubuh lainnya. Organ-organ ini bertanggung jawab atas kendali
tubuh dan komunikasi di antara bagian-bagiannya.

2.2.7 Sistem Pernapasan


Ada tiga bagian utama dari sistem pernapasan: saluran napas, paru-
paru, dan otot-otot respirasi. Saluran napas meliputi hidung, mulut, faring,
laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus. Saluran ini membawa udara
melewati hidung menuju paru-paru.

4
2.2.8 Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh adalah pertahanan tubuh terhadap bakteri,
virus, dan patogen lainnya yang mungkin berbahaya, dengan menjaga dan
menyerang dari patogen-patogen tersebut. Ini termasuk kelenjar getah
bening, limpa, sumsum tulang, limfosit (termasuk sel B dan sel T), timus,
dan leukosit, yang merupakan sel darah putih.

2.2.9 Sistem Limfatik


Sistem limfatik mencakup kelenjar getah bening, saluran getah
bening, dan pembuluh getah bening, dan juga berperan dalam pertahanan
tubuh. Tugas utamanya adalah membuat dan memindahkan getah bening,
cairan bening yang mengandung sel darah putih, yang membantu tubuh
melawan infeksi. Sistem limfatik juga menghilangkan kelebihan cairan
getah bening dari jaringan tubuh, dan mengembalikannya ke darah.

2.2.10 Sistem Ekskresi dan Urinaria


Sistem ekskresi mengeluarkan zat sisa yang tidak dibutuhkan lagi oleh
manusia. Pada anatomi tubuh manusia, organ-organ ekskresi terdiri dari
ginjal, hati, kulit, dan paru-paru. Sistem urinaria atau perkemihan
termasuk ke dalam sistem eksresi yang terdiri dari ginjal, ureter, kandung
kemih, dan uretra. Ginjal menyaring darah untuk membuang limbah dan
menghasilkan urine. Ureter, kandung kemih, dan uretra bersama-sama
membentuk saluran kemih, yang berfungsi sebagai sistem untuk
mengalirkan urine dari ginjal, menyimpannya, dan kemudian
melepaskannya saat buang air kecil.

2.2.11 Sistem Reproduksi


Sistem reproduksi memungkinkan manusia untuk bereproduksi.
Sistem reproduksi pria mencakup penis dan testis, yang menghasilkan
sperma. Sistem reproduksi wanita terdiri dari vagina, rahim dan ovarium,
yang menghasilkan ovum (sel telur).

5
2.2.12 Sistem Integumen
Kulit atau sistem integumen adalah organ terbesar dalam anatomi
tubuh manusia. Sistem ini melindungi dari dunia luar, dan merupakan
pertahanan pertama tubuh melawan bakteri, virus dan patogen lainnya.
Kulit juga membantu mengatur suhu tubuh dan menghilangkan limbah zat
sisa melalui keringat. Selain kulit, sistem integumen meliputi rambut dan
kuku.

6
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Sistem Saraf


Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh
tubuh yang tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk
bervariasi. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.
Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau
tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus
dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
1. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita
yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
2. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari
berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-
sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
3. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan
oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah
otot dan kelenjar.

3.2 Struktural Sistem Saraf


1. Sistem saraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan medulla spinalis yang
dilindungi tulang cranium dan kanal vertebral.
2. Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh yang
terdiri dari saraf kranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan
medulla spinalis dengan reseptor dan efektor. Secara fungsional sistem
saraf perifer terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari resepto sensorik ke
SSP.
b. Saraf eferen (motoric) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan
kelenjar. Siistem ini memiliki 2 subdivisi, yaitu :

7
1) Divisi somatik (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan
eksternal dan pembentukan respons motorik volunter pada otot
rangka.
2) Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respons
involunter pada otot polos, otot jantung, dan kelenjar dengan cara
mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur.
a) Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla
spinalis.
b) Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sakral pada
medulla spinalis.

3.3 Sel – Sel pada Sistem Saraf


3.3.1 Neuron
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron
bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls
(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
(Gambar 3.1)

Gambar 3.1 Struktur neuron


1. Perikarion (Badan Sel) adalah bagian yang berfungsi untuk menerima
rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel
saraf terdapat :
a. Inti sel (nukleolus yang menonjol, mitokondria, badan golgi,
tidak memiliki sentriol).

8
b. Badan nissl (terdiri dari RE kasar dan ribosom-ribosom bebas
serta berperan dalam sistesis protein).
c. Neurofibril (neurofilamen dan neurotubulus yang hanya dapat
dilihat melalui mikroskop dengan pewarna perak).
2. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang.
Dendrit merupakan perluasan dari badan sel yang berfungsi untuk
menghantar impuls ke sel tubuh.
a. Pada permukaan dendrit terdapat penuh degan spina dendrit.
b. Neurofibril dan badan nissl yang memangjang ke dalam dendrit.
3. Akson (Neurit) adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Origo akson. Akson berasal dari
badan sel pada hillock akson, yaitu regia yang tidak mengandung
badan nissl.
a. Semua akson dalam system saraf perifer dibungkus oleh lapisan
Schwan (neurilemma) yang dihasilkan sel-sel Schwan.
1) Akson besar memiliki lapisan dalam yang disebut mielin
(suatu kompleks lipoprotein yang dibentuk oleh membran
plasma sel-sel Schwan dan berfungsi sebagai insulator listrik
dan mempercepat hantaran impuls saraf). Akson yang
tampak berwarna putih disebut serabut termielinisasi.
2) Akson yang berdiameter kecil biasanya tidak termielinisasi
dan tertanam pada sitoplasma sel Schwan.
b. Akson dalam SSP tidak memiliki lapisan neurilema.
1) Serabut termielinisasi tanpa neurilema terdapat di bagian
putih otak dan medulla spinalis.
2) Serabut tidak termielinisasi tanpa neurilema terdapat dalam
substansi abu-abu otak dan medulla spinalis.
c. Terminasi akhir dari semua serabut saraf tidak memiliki
neurilema dan mielin.
d. Regenerasi neuron yang rusak memerlukan neurilema.
e. Neuron dalam SSP tidak memiliki neurilema dan tidak
beregenerasi.

9
3.3.2 Klasifikasi Neuron
1. Berdasarkan fungsinya (arah transmisi impuls) neuron dibagi
menjadi 3 macam, yaitu :
a. Neuron sensorik (aferen) yang berfungsi untuk menghantar
impuls dari reseptor pada kulis, organ indera, atau suatu organ
internal ke SSP yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang
(medula spinalis).
b. Neuron motorik yang berfungsi untuk menyampaikan impuls
dari SSP ke efektor.
c. Interneuron (neuron yang berhubungan) yang berfungsi untuk
menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau
menyampaikan informasi ke interneuron yang lain. Dapat
ditemukan di dalam SSP.
2. Berdasarkan strukturnya (jumlah prosesus) neuron dibagi menjadi 3
macam (Gambar 3.2), yaitu :

Gambar 3.2 Monopolar (atas), Bipolar (tengah)


dan Unipolar (bawah)
a. Neuron multipolar, memiliki satu akson dan dua dendrit atau
lebih. Terdapat pada sebagian besar neuron motoric yang
ditemukan dalam otak dan medulla spinalis.
b. Neuron bipolar, memiliki satu akson dan satu dendrit. Terdapat
pada organ indera, seperti mata, telinga, dn hidung.
c. Neuron unipolar (pseudounipolar), terlihat seperti memiliki
sebuah prosesus tunggal, namun neuron ini adalah bipolar.
Terdapat pada semua neuron sensorik (aferen) pada ganglia
spinal, embrio dan fotoreseptor mata.

10
3.3.3 Sel Neuroglial (Glia)
Sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang
berfungsi sebagai jaringan ikat dan bertanggung jawab atas terjadinya
tumor sistem saraf (Gambar 3.3).

Gambar 3.3 Jenis-jenis Neuroglial


1. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah
prosesus Panjang, Sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah
melalui pedikel (kaki vaskular). Berfungsi untuk memberikan
penopang structural da mengatur transport materi di antara darah dan
neuron. Astrosit fibrosa terletak di substansi putih otak dan medulla
spinalis. Sedangkan astrosit protoplasma terletak di substansi abu-
abu.
2. Oligodendroglia (oligodendrosit) menyerupai astrosit, tetapi badan
selnya kecil dan jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.
Oligodedrosit dalam SSP analog dengan sel Schwann pada saraf
perifer. Bagian ini membentuk lapisan mielin untuk melapisi akson
dalam SSP.

11
3. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, memiliki
peran fagositik, dan memiliki ukuran kecil serta prosesusnya lebih
sedikit dari jenis glial lain.
4. Sel ependymal berfungsi untuk membentukmembran epithelial yang
melapisi rongga serebral dan rongga medulla spinalis.

3.3.4 Kelompok Neuron


1. Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam
SSP.
2. Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di luar SSP
dalam saraf perifer.
3. Saraf adalah kumpulan prosesus sel serabut yang disatukan dan
ditunjang oleh jaringan ikat yang membawa pembuluh darah dan
pembuluh limfatik yang terletak di luar SSP (Gambar 3.4).

Gambar 3.4 Struktur saraf


a. Endoneurium (melapisi serabut saraf individual).
b. Perineurium (melapisi sekelompok serabut yang menyatu dalam
berkas fasikel).
c. Epineurium (lapisan terluar, melapisi beberapa kelompok fasikel
ang membentuk saraf atau batang saraf).
4. Saraf gabungan terdapat pada Sebagian besar saraf perifer yang
mengandung serabut aferen dan eferen yang termielinisasi dan tidak
termielinisasi.
5. Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla
spinalis yang memiliki origo dan tujuan yang sama.
6. Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi
berlawanan pada otak atau medulla spinalis.

12
3.4 Impuls Saraf
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan
sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan
menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena
disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini
disampaikan melalui jalan yang panjang.
2. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan
yang sangat singkat dan tidak melewati otak.

3.5 Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Perifer


3.5.1 Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang
belakang (medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat
lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan
(Gambar 3.5) .

Gambar 3.5 Perkembangan otak dan medulla spinalis

13
1. Otak
a. Otak depan (Prosoncephalon)
1) Otak besar (Cerebrum) Otak besar mempunyai fungsi dalam
pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan
dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),
kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber
dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak.
Pada bagian korteks otak besaryang berwarna kelabu
terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang
terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi
mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan.
2) Thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi
sebagai “tempat penerimaan untuk sementara” sensor data
dan sinyal – sinyal motorik, contohnya untuk pengiriman data
dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam
korteks.
3) Hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan
syahwat dan mengatur kepentingan biologis lainnya.
b. Otak tengah (Mesencephalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol.
Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang
mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal)
otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran.
c. Otak belakang (Rhombencephalon)
1) Otak kecil (serebelum) berfungsi utama dalam koordinasi
gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan
posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.

14
2) Sumsum sambung (medulla oblongata) berfungsi menghantar
impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak.
Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks
fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan
kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi
kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga
mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan
berkedip.
3) Jembatan varol (pons varoli) berisi serabut saraf yang
menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga
menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
d. Pons batang otak
Pons otak merupakan salah satu dari bagian batang otak yang
terletak di atas medula oblongata dan dibawah otak tengah dan
berisi serabut saraf yang berfungsi untuk menghubungkan otak
besar dengan sumsum tulang belakang, serta menghubungkan
bagian otak kecil kiri dengan kanan. Fungsi pons, yaitu :
1) Fungsi utama pons adalah bertindak sebagai jalur transfer
sinyal antara otak besar dengan sumum tulang belakang dan
juga otak kecil.
2) Saraf trigeminal, pada pons terdapat nukleus, sensorik dan
motori saraf trigeminal. Fungsinya untuk mengatur sensasi
dan gerakan pada wajah, juga bertanggung jawab dalam
proses mengunyah dan menelan.
3) Saraf abdusen, berfungsi untuk mengatur gerakan mata.
4) Saraf fasial, berfungsi untuk mempengaruhi otot-otot wajah,
sehingga kita mampu untuk tersenyum, mengangkat alis dan
menunjukkan berbagai ekspresi pada wajah.
5) Serabut vestibulocochlear, berfungsi untuk mengatur
transmisi suara dari telinga ke otak dan membantu menjaga
keseimbangan serta koordinasi tubuh.

15
6) Pons juga berperan dalam mengatur fungsi tak sadar seperti
pernapasan, suatu daerah pada bagian pons yang dikenal
dengan sistem retikular juga mengatur siklus tidur manusia.
2. Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak
bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-
kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum
tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas
disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral.

3.5.2 Sistem Saraf Perifer


Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf yang berada di luar sistem
saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Sistem saraf perifer
merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang
melayani organ-organ tubuh tertentu, seperti kulit, persendian, otot,
kelenjar, saluran darah dan lain-lain. Sistem saraf perifer disusun oleh
saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf
sumsum tulang belakang (saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang keluar dari
sumsum tulang belakang.
1. Saraf kranial (Gambar 3.6)

Gambar 3.6 Saraf Kranial


Dua belas pasang saraf kranial (Cranial Nerve) yang disusun
dalam nama dan angka romawi terdapat di berbagai bagian batang
otak. Beberapa sarf kranial hanya tersusun dari serabut sensorik,

16
tetapi sebagian besar tersusun dari serabut sensorik dan serabut
motorik. Klasifikasi saraf inl meliputi :
a. Saraf olfaktori (CN I) adalah saraf sensorik yang berasal dari
epitelium olfaktori mukosa nasal. Berkas serabut serisorik
mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar melalui traktus
olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (girus olfaktori), tempat
persepsi indera penciuman berada.
b. Saraf optik (CN II) adalah saraf sensorik.
1) Impuls dari batang dan kerucut retina mata dibawa ke badan
sel akson yang membentuk saraf optik. Setiap saraf optik
keluar dari bola mata pada bintik buta dan masuk ke rongga
kranial melalui foramen optik.
2) Serabut dari bagian nasal pada setiap mata menyilang di
bagian anterior hipotalamus untuk membentuk kiasma optic,
serabut pada bagian temporal setiap mata lewat tanpa
bersilangan.
3) Seluruh serabut memanjang saat traktus optik, bersinapsis
pada sisi lateral nuklei genikulasi talamus, dan menonjol kc
atas sampai ke area visual lobus oksipital untuk persepsi
indera penglihatan.
c. Saraf okulomotorik (CN III) merupakan saraf gabungan, tetapi
sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
1) Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa
impuls ke seluruh otot bola mata (kecuali otot oblik superior
dan rektus lateral), ke otot yang membuka kelopak mata, dan
ke otot polos tertentu pada mata.
2) Serabut sensorik membawa informasi indera otot (kesadaran
proprioperatif) dari otot mata yang terinervasi ke otak.
d. Saraf troklear (CN IV) adalah saraf gabungan, tetapi sebagian
besar terdiri dari saraf motorik dan merupakan saraf terkecil
dalam saraf kranial.

17
1) Neuron motorik berasal dari langit-langit otak tengah dan
membawa impuls ke otot oblik superior bola mata.
2) Serabut sengorik dari spindel otot menyampaikan informasi
indera otot dari otot oblik superior ke otak.
e. Saraf trigeminal (CN V), saraf kranial terbesar merupakan saraf
gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari saraf sensorik. Bagian
ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah, dan rongga
nasal serta rongga oral.
1) Neuron motorik berasal dari pons dan menginewasi otot
mastikasi kecuali otot buksinator.
2) Badan sel neuron sensorik terletak dalam ganglia trigeminal
(sernilunar). Serabut bercabang ke arah distal menjadi tiga
divisi.
a) Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak
mata. bola mata, kelenjar air mata. sisi hidung, rongga
nasal. dan kulit dahi serta kepala.
b) Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah,
rongga oral (gigi atas, gusi, dan bibir) dan langit-langit
mulut (palatum).
c) Cabang mandibular membawa informasi dari gigi
bawah, gusi, bibir, kulit rahang, dan area temporal kulit
kepala. Radíks motorik saraf trigeminal menjalar
bersama cabang mandibular.
f. Saraf abdusen (CN VI) merupakan saraf gabungan, tetapi
sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
1) Neuron motorik berasal dari sebuah nukleus pada pons yang
menginervasi otot rektus lateral mata.
2) Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif dari otot
rektus lateral ke pons.
g. Saraf fasial (CN VII) adalah saraf gabungan.

18
1) Neuron motorik terletak dalam nuklei pons. Neuron ini
menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata
dan kelenjar saliva.
2) Neuron sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap
pada dua pertiga bagian anterior lidah.
h. Saraf vestibulokoklear (CN VIII), hanya terdiri darl saraf sensorik
dan memiliki dua divisi.
1) Cabang koklear atau auditori menyampaikan informasi dari
reseptor untuk indera pendengaran dalam Organ Corti telinga
dalam ke nuklei koklear pada medula, ke kolikuli inferior, ke
bagian medial nuklei genikulasi pada talamus, dan kemudian
ke area auditori pada lobus temporal.
2) Cabang vestibular membawa informasi yang berkaitan
dengan ekui.librium dan orientasi kepala terhadap ruang
yang diterima dañ reseptor sensorik pada telinga dalam.
Impuls menjalar sampa] ke nuklei vestibular dalam medula
dan dikirim kembali ke serebelum.
i. Saraf glosofaringeal (CN IX) adalah saraf gabungan.
1) Neuron motorik berawal dari medula dan menginervasi otot
untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid.
2) Neuron sensorik membawa informasi yang berkaitan dengan
rasa dañ sepertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum
dari faring dan laring; neuron ini juga membawa informasi
mengenai tekanan darah dari reseptor sensorik dalam
pembuluh darah tertentu.
j. Saraf vagus (CN X) adalah saraf gabungan.
1) Neuron motorik berasal dari dalam medula dan menginervasi
hampir semua organ toraks dan abdomen.
2) Neuron sensorik membawa informasi dari faring, laring,
trakea, esofagus, jantung, dan visera abdominal ke medula
dan pons.

19
k. Saraf aksesori splnal (CN XI) adalah saraf gabungan, tetapi
sebagian besar terdiri dari serabut motorik.
1) Neuron motorik berasal dari dua area
a) Bagian kranial berawal dari medula dan menginenasi
volunter faring dan laring.
b) Bagian spinal muncul dari medulla spinalis serviks
menginervasi otot trapezius dan sternocleidomastoid.
2) Neuron sensorik membawa informasi dari otot yang sama
yang terinevasi oleh saraf motoric. Misalnya otot laring,
faring, trapezius, dan otot sternocleidomastoid.
l. Saraf hipoglosal (CN XII) termasuk saraf gabungan, tetapi
sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
1) Neuron motorik berawal dari medula dan mensuplai otot
lidah.
2) Neuron sensorik membawa informasi dari spinael otot di
lidah.
2. Saraf spinal
Tiga puluh satu pasang saraf spinal berawal dari korda melalui
radiks dorsal (posterior) dan ventral (anterior). Pada bagian distal
radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf
spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan
sensorik), membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan
meninggalkan korda melalui neuron eferen.
a. Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna
vertebra tempat munculnya saraf tersebut.
1) Saraf serviks; delapan pasang, Cl sampai C8.
2) Saraf toraks: 12 pasang, Tl sampai T12.
3) Saraf lumbar: lima pasang, Ll sampai L5
4) Saraf sakrai: lima pasang, Sl sampai S5.
5) Saraf koksiks; satu pasang.
b. Divisi. Setelah saraf spinal menirnggalkan korda melalui foramen
intervertebral, saraf kemudian bercabang menjadi empat divisi.

20
1) Cabang meningeal kecil masuk kembali ke medulla spinalis
melalui foramen sama yang digunakan saraf untuk keluar dan
mempersarafl meninges, pembuluh darah medulla spinalis,
dan ligamen intrvertebral.
2) Ramus dorsal (posterior) terdiri dari serabut yang menyebar
ke arah posterior untuk mempersarafi otot dan kulit pada
bagian belakang kepala, leher, dan pada trunkus di regia saraf
spinal.
3) Cabang ventral (anterior) terdiri darl serabut yang mensuplai
bagian anterior dan lateral pada trunkus dan anggota gerak.
4) Cabang viseral adalah bagian dari SSO. Cabang ini memiliki
ramus komunikans putih dan ramus komunikans abu-abu
yang membentuk hubungan antara medulla spinalis dan
ganglia pada trunkus simpatis SSO (Gambar 3.7).

Gambar 3.7 Alur serabut simpatis


c. Pleksus adalah jaring-jaring serabut saraf yang terbentuk dari
ramus ventral seluruh saraf spinal, kecuali TI dan Tl l. yang
merupakan awal saraf interkostal.
1) Pleksus serviks terbentuk dari ramus ventral keempat saraf
servik pertama—Cl, C2, 03, C4—dan sebagian 05. Saraf ini
menginervasi Otot leher, dan kulit kepala, leher, serta dada.
Saraf terpenting yang berawal pada pleksus ini adalah saraf
frenik, yang menginervasi diafragma.
2) Pleksus brakial terbentuk dari ramus ventral saraf serviks C5,
C6, 07, C8, dan saraf toraks pertama TI, dengan melibatkan

21
C4 dan 12. Saraf dari plcksus brakial mensuplai lengan atas
dan beberapa otot pada leher dan bahu.
3) Pleksus lumbal terbentuk dari ramus saraf lumbal Ll, 12. L3
dan dengan bantuan T 12. Saraf dari pleksus ini menginenrasi
kulit dan otot dinding abdomen, paha, dan genitalia eksternal.
Saraf terbesar adalah saraf femoral, yang mensuplai otot
fleksor paha dan kulit pada paha anterior, regia panggul, dan
tungkai bawah.
4) Pleksus sakral terbentuk dari ramus ventral saraf sakral S l,
S2, dan S3, serta kontribusi dari IA, L5, dan S4. Saraf dari
pleksus ini mengincrvasi anggota gerak bawah, bokong, dan
regia perineal; saraf terbesar adalah saraf skiatik.
5) Pleksus koksiks terbentuk dari ramus ventral S5 dan saraf
spinal koksiks, dengan kontribusi dari ramus S4. Pleksus ini
merupakan awal saraf koksiks yang mensuplai regia koksiks.

3.6 Sel Saraf pada Indera Manusia


3.6.1 Indra Penglihatan
1. Lapisan jaringan saraf dalam
a. Sel batang adalah neuron silindris bipolar yang bermodifikasi
menjadi dendrit sensitif cahaya. Sel batang tidak sensitif terhadap
warna dan bertanggung jawab untuk penglihatan di malam hari.
b. Sel Kerucut berperan dalam persepsi warna dan berperan dalam
penglihatan di siang hari.
2. Sel ganglion mengandung akson yang bergabung pada regia khusus
dalam retina untuk membentuk saraf optik.
3. Sel horizontal dan sel amakrin merupakan sel yang ditemukan dalam
retina dan berperan untuk menghubungkan sinaps-sinaps lateral.

22
4. Jalur visual ke otak (Gambar 3.8)

Gambar 3.8 Jalur visual ke otak


a. Saraf optik terbentuk dari akson sel-sel ganglion yang keluar dari
mata dan bergabung tepat di sisi superior kelenjar hipofisis
membentuk klasma optik.
b. Pada klasma optik, serabut neuron yang berasal dari separuh
bagian temporal (lateral) setiap retina tetap berada di sisi yang
sama sementara serabut neuron yang berasal dari separuh bagian
nasal (medial) setiap retina menyilang ke sisi yang berlawanan.
c. Setelah klasma optik, serabut akson membentuk traktus optik
yang memanjang untuk bersinapsis dengan neutron dalam nuklel
genikulasi lateral thalamus. Akson menjalar ke korteks lobus
oksipital.
d. Sebagian akson berhubungan dengan kolikuli superior,
okulomotorik, dan nuklel pratektum untuk berpartisipasi dalam
refleks pupilaris dan siliaris.

3.6.2 Indra Pendengaran


1. Modiolus mengandung pembuluh darah dan serabut saraf cabang
koklear dari saraf vestibulokoklear (VIII).
2. Sel-sel rambut melengkung akibat Gerakan membran baslar yang
kemudian hal tersebut akan memicu impuls saraf.

23
3. Serabut saraf koklear bersinapsis dalam medulla dan dalam otak
tengan untuk berasenden menuju korteks auditori yang terletak jauh
di dalam fisura lateral hemisfer serebral (Gambar 3.9).

Gambar 3.9 Perbesaran diagram telinga

3.6.3 Indra Pengecap


1. Reseptor untuk pengecapan adalah kuncup pengecap, suatu
kemoreseptor yang terletak di lidah, palatum lunak, dan epiglotis
(Gambar 3.10)

Gambar 3.10 Ragia lidah


2. Masing-masing kuncup pengecap merupakan kumpulan sel
penunjang dan sel sensorik yang memiliki rambut dan menonjol
membentuk pori-pori pengecap sentral dan dibasahi oleh saliva.

24
3.6.4 Indra Penciuman
1. Kemoreseptor olfaktori adalah neuron khusus yang terletak pada
epitelium olfaktori di langit-langit rongga nasal (Gambar 3.11).

Gambar 3.11 Epitelium olfaktori


2. Epitelium olfaktori mengandung sel penunjang, sel basal, dan sel
olfaktori yang merupakan neuron bipolar dendrit yang berakhir pada
rambut halus olfaktori yang menonjol ke dalam mucus yang melapisi
rongga nasal.

25
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh
tubuh. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Sistem
saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan
sistem saraf perifer terdiri dari sitem saraf kranial dan saraf spinal.

4.2 Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan
memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan
lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan
kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah dipahami dan akan selalu diingat.

26
LAMPIRAN

27
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/6578595/Sistem-Saraf
http://www.slideshare.net/irwanto/sistem-sara1-f-presentation
http://iqbalali.com/2007/04/29/sistem-syaraf/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf_pusat
http://www.slideshare.net/basil_miaw/power-point-anatomi-fisiologi-sistem-saraf
Sloane E. (2004). Anatomy and Physiology An Easy Learner. Department of
Biological Sciences : University of Wiscosin-Milwaukee.

28

Anda mungkin juga menyukai