Anda di halaman 1dari 14

HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Dosen Pengasuh: Mukhlis, S.Pd.I, MA


D

N
OLEH
KELOMPOK IV (EMPAT)
FITRIANI
RISDA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH ABDUR RAUF


(STAISAR)
LIPAT KAJANG-ACEH SINGKIL
2021

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah HAM seringkali digunakan tanpa mendefinisikannya terlebih dahulu.
Biasanya, HAM langsung dikaitkan dengan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi
dalam masyarakat baik dalam kategori pelanggaran ringan maupun pelanggaran
berat.HAM sebenarnya bukan sesuatu yang baru bagi Indonesia. Sejarah
membuktikan bahwa HAM telah dimasukkan ke dalam Undang-Undang Dasar
1945 walaupun tidak memakai istilah HAM. Akan tetapi hak-hak dasar manusia
telah diakui di dalamnya. Indonesia yang memiliki keanekaragaman yang paling
kaya di dunia, baik dari segi tanah, budaya, etnis, pemahaman individu yang satu
dengan individu yang lain atau kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok
masyarakat yang lain, maka kesemuanya itu akan berbeda dalam merespon tentang
HAM. Dengan demikian, diperlukan persamaan persepsi mengenai konsep dasar
HAM yang merujuk pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Hukum HAM
Internasional maupun Hukum HAM Nasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Hak Asasi Manusia?
2. Bagaimana Penegakan, pemajuan, Perlindungan dan Pemenuhan HAM?
3. Bagaimana HAM dalam perundang-undangan?
4. Bagaimana Pelanggaran dan Pengadilan Hak Asasi Manusia?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Hak Asasi Manusia
2. Mengetahui Bagaimana Penegakan, pemajuan, Perlindungan dan
Pemenuhan HAM
3. Mengetahui HAM dalam perundang-undangan
4. Mengetahui Pelanggaran dan Pengadilan Hak Asasi Manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia dalam pengertian umum adalah hak-hak dasar yang
dimiliki setiap pribadi manusia sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir.
Ini berarti bahwa sebagai anugerah dari Tuhan kepada makhluknya, hak asasi tidak
dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri. Hak asasi tidak dapat
dicabut oleh suatu kekuasaan atau oleh sebab-sebab lainnya, karena jika hal itu
terjadi maka manusia kehilangan martabat yang sebenarnya menjadi inti nilai
kemanusiaan.Hak asasi mencangkup hak hidup,hak kemerdekaan/kebebasan dan
hak memiliki sesuatu. Ditinjau dari berbagai bidang, HAM meliputi :
a. Hak asasi pribadi (Personal Rights)
Contoh : hak kemerdekaan, hak menyatakan pendapat, hak memeluk agama.
b. Hak asasi politik (Political Rights) yaitu hak untuk diakui sebagai warga negara
Misalnya : memilih dan dipilih, hak berserikat dan hak berkumpul.
c. Hak asasi ekonomi (Property Rights)
Misalnya : hak memiliki sesuatu, hak mengarahkan perjanjian, hak bekerja dan
mendapatkan hidup yang layak.
d. Hak asasi sosial dan kebuadayaan (Sosial & Cultural Rights).
Misalnya : mendapatkan pendidikan, hak mendapatkan santunan, hak pensiun,
hak mengembangkan kebudayaan dan hak berkspresi.
e. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan Pemerintah
(Rights Of Legal Equality)
f. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum.
B. Penegakan, pemajuan, Perlindungan dan Pemenuhan HAM

Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia


adalah tanggung jawab negara terutama pemerintahUntuk menegakkan dan
melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang
demokrastis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur dan dituangkan
dalam peraturan perundang-undangan.Dan ditanamkan rasa Menghormati hak-hak
orang lain,melaksanakan hak asasi yang dimiliki dengan penuh tanggung

3
jawab,memahami bahwa selain memiliki hak asasi, setiap orang juga memiliki
kewajiban asasi yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab,tidak semena-
mena terhadap orang lain,mematuhi instrumen HAM yang telah ditetapkan
Instrumen Hak Asasi Manusia di Indonesia
Pemajuan: proses penyebarluasan HAM guna memberikan pemahaman dan
kesadaran mengenai HAM yang diterapkan dalam berbagai sektor kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Perlindungan: proses pembentukan, harmonisasi dan sosialisasi peraturan
perundang-undangan untuk melindungi dan menjamin hak setiap warganegara.
Penegakan: proses tindakan dalam rangka pencarian kebenaran guna mengetahui
terjadinya pelanggaran HAM serta memberikan sanksi bagi siapa pun juga yang
terbukti melakukan pelanggaran tanpa adanya diskriminasi guna memberikan rasa
keadilan.
Pemenuhan: proses pemulihan dan pemberian rasa keadilan bagi para
korban pelanggaran HAM
Dalam hal ini peran Pemerintah sangat dipertanyakan untuk penegakan Hak
Asasi Manusia, dan pada Pasal 71 Undang- Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia menegaskan, Pemerintah wajib dan bertanggung jawab
menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan Hak Asasi Manusia yang
diatur dalam undang-undang ini, peraturan perundang-undangan lain, dan Hukum
Internasional.Tanggung Jawab Negara Berdasarkan Instrumen HAM Nasional
dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia mengamanahkan bahwa:
1. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan, HAM adalah tanggung
jawab negara, terutama pemerintah. (sebagaimana bunyi Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 psl 28I ayat 4 dan Pasal 8 Undang
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia)
2. Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi,
menegakan, dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam undang-
undang ini, peraturan perundang-undangan lain dan hukum internasional

4
tentang hak asasi manusia yang diterima oleh negara Republik Indonesia
(Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia psl 71)
3. Pasal 28i Ayat 5: Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai
dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi
manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundangundangan.
4. Kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
71, meliputi langkah-langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum,
politik, ekonomi,sosial, budaya, pertahanan keamanan negara, dan bidang lain
(Pasal 72 Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia)
Berdasarkan instrumen HAM internasional, ada tiga tanggung jawab negara
yaitu Kewajiban menghormati (To Respect), Kewajiban memenuhi (To Fullfil), dan
Kewajiban melindungi (To Protect). Ada tanggung jawab negara yang tidak
tercantum dalam Instrumen Internasional HAM namun termaktub dalam Instrumen
Nasional yaitu kewajiban atau tanggung jawab menegakan dan tanggung jawab
memajukan hak asasi manusia. Keterangan tentang kewajiban atau tanggung jawab
menegakkan dan memajukan adalah sebagai berukut:
1. Kewajiban Menegakan
Kewajiban menegakan hak asasi manusia menuntut negara dan seluruh institusi
beserta aparaturnya untuk mengeluarkan kebijakan dan atau melakukan
tindakan yang memadai agar tidak tejadi pelanggaran HAM maupun melakukan
tindakan pemulihan bila terjadi pelanggaran HAM.
2. Kewajiban Untuk Memajukan :
Menuntut negara dan seluruh institusi beserta aparaturnya untuk mengeluarkan
kebijakan dan atau melakukan tindakan peningkatan secara terus menerus dalam
hal penghormatan, pemenuhan , perlindungan dan penegakan HAM
Kewajiban negara untuk menghormati, melindungi, memenuhi, menegakan
dan memajukan HAM mengandung 2 unsur penting:
1. Kewajiban untuk bertindak; (obligation to cundact) artinya akan mensyaratkan
negara melakukan langkah- langkah tertentu untuk melaksanakan pemenuhan
suatu hak.
Contoh:

5
1. Melakukan pembangunan sekolah di suatu desa, harus menjamin
tersedianya guru dan alat-alat pendidikan dan mengalokasikan anggaran
yang terukur;
2. Negara melakukan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya gizi buruk
dengan memberikan makanan tambahan bagi keluarga miskin.
2. Kewajiban berdampak (obligation to result) artinya akan mensyaratkan negara
untuk mencapai sasaran tertentu guna memenuhi standar substantif yang
terukur.
Contoh:
1. Negara membuat program agar lima tahun ke depan seluruh masyarakat akan
bisa memperoleh akses pada pendidikan dasar
2. Program negara untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan anak.

Jika kita perhatikan, sesungguhnya Implementasi penghormatan, penegakan,


pemajuan, perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia pada dasarnya adalah
upaya untuk mewujudkan tujuan Negara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945 yaitu :

a. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia


b. memajukan kesejahteraan umum,
c. mencerdaskan kehidupan bangsa
d. ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

C. HAM dalam Perundang-Undangan


Dalam Undang Undang Dasar 1945 termuat pasal-pasal yang mengatur
tentang Hak Asasi Manusia. pasal-pasal tersebut yakni:
1) Pasal 27 UUD 1945, berbunyi:
(1) “Segala warga negara bersamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjungjung hukum dan pemerinatah itu dengan tidak ada kecualinya”.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.

6
(3) “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.”
2) Pasal 28 UUD 1945
”Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”
3) Pasal 28
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya
4) Pasal 28
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah
(2) Setiap orang berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
5) Pasal 28
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya
6) Pasal 28
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlidungan dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum
(2) Setiap orang berhak untuk berkerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalm
pemerintahan
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan
7) Pasal 28
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,

7
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak
kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran
dan sikap sesuai hati nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pendapat.
8) Pasal 28
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
9) Pasal 28
(1) Setiap orang berhak atas perlindung diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman
dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
yang merupakan hak asasinya.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari
negara lain.
10) Pasal 28
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan
(3) Setiap orang berhak atas imbalan jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih sewenang-wenang oleh siapapun.

8
11) Pasal 28
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.
(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apaun dan berhak mendapat perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara terutama pemerintah
(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asaso manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
12) Pasal 28
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
(2) Dalam menajlan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimabangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokrastis.
13) Pasal 29
(1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk berinadah menurut agama dan kepercayaannya itu.
14) Pasal 30 ayat (1)
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.

9
15) Pasal 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
16) Pasal 32 AYAT (1)
(1) Negara mamajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya.
17) Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagi usaha bersama berdasarkan atas azas
kekeluargaan
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
18) Pasal 34
(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
D. Pelanggaran dan Pengadilan Hak Asasi Manusia
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja yang secara hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi dan mencabut HAM seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku yaitu UU No.26/2000 tentang pengadilan HAM.
Pelanggaran HAM dikelompokkan menjadi dua, yaitu pelanggaran berat
dan pelanggaran ringan. Pelanggaran HAM berat meliputi kejahatan genosida dan
kejahatan kemanusiaan. Selain kedua pelanggaran init ermasuk dalam pelanggaran
ringan.Yang dimaksud pelanggaran genosida adalah perbuatan yang dilakukan
dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sekelompok
bangsa, ras, etnis dan kelompok agama.Kejahatan ini dilakukan dengan cara

10
membunuh atau mencegah kelahiran di dalam kelompok atau memindahkan secara
paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain. Sementara itu kejahatan
kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan
terhadap penduduk sipil yang berupa pembunuhan, perbudakan, pengusiran atau
pemindahan penduduk secara paksa, pemerkosaan, penyiksaan, perbudakan seksual
pemandulan (sterilisasi). Pelanggaran HAM dapat dilakukan oleh aparatur negara
maupun bukan aparatur negara.
Penindakan pelanggaran HAM dilakukan melalui proses peradilan HAM
mulai dari penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan persidangan. Penegakan dan
perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM) di Indonesia mencapai kemajuan
ketika pada tanggal 6 November 2000 disahkannya Undang-undang Nomor 26
Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia dan kemudian diundangkan tanggal 23 November 2000. Undang-undang
ini merupakan undang-undang yang secara tegas menyatakan sebagai undang-
undang yang mendasari adanya pengadilan HAM di Indonesia yang akan
berwenang untuk mengadili para pelaku pelanggaran HAM berat. Undang-undang
ini juga mengatur tentang adanya pengadilan HAM ad hoc yang akan berwenang
untuk mengadili pelanggaran HAM berat yang terjadi di masa lalu.Pengadilan
HAM ini merupakan jenis pengadilan yang khusus untuk mengadili kejahatan
genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Pengadilan ini dikatakan khusus
karena dari segi penamaan bentuk pengadilannya sudah secara spesifik
menggunakan istilah pengadilan HAM dan kewenangan pengadilan ini juga
mengadili perkara-perkara tertentu. Istilah pengadilan HAM sering dipertentangkan
dengan istilah peradilan pidana karena memang pada hakekatnya kejahatan yang
merupakan kewenangan pengadilan HAM juga merupakan perbuatan pidana. UU
No. 26 Tahun 2000 yang menjadi landasan berdirinya pengadilan HAM ini
mengatur tentang beberapa kekhususan atau pengaturan yang berbeda dengan
pengaturan dalam hukum acara pidana. Pengaturan yang berbeda atau khusus ini
mulai sejak tahap penyelidikan dimana yang berwenang adalah Komnas HAM
sampai pengaturan tentang majelis hakim dimana komposisinya berbeda denga

11
pengadilan pidana biasa. Dalam pengadilan HAM ini komposisi hakim adalah lima
orang yang mewajibkan tiga orang diantaranya adalah hakim ad hoc.
Pengaturan yang sifatnya khusus ini didasarkan atas kerakteristik kejahatan
yang sifatnya extraordinary sehingga memerlukan pengaturan dan mekanisme yang
seharusnya juga sifatnya khusus. Harapan atas adanya pengaturan yang sifatnya
khusus ini adalah dapat berjalannya proses peradilan terhadap kasus-kasus
pelanggaran HAM yang berat secara kompeten dan fair. Efek yang lebih jauh
adalah putusnya rantai impunity atas pelaku pelanggaran HAM yang berat dan bagi
korban, adanya pengadilan HAM akan mengupayakan adanya keadilan bagi
mereka.
UU No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM telah dijalankan dengan
dibentuknya pengadilan HAM ad hoc untuk kasus pelanggaran HAM yang berat
yang terjadi di Timor-timur. Dalam prakteknya, pengadilan HAM ad hoc ini
mengalami banyak kendala terutama berkaitan dengan lemahnya atau kurang
memadainya instumen hukum. UU No. 26 Tahun 2000 ternyata belum memberikan
aturan yang jelas dan lengkap tentang tindak pidana yang diatur dan tidak adanya
mekanisme hukum acara secara khusus. Dari kondisi ini, pemahaman atau
penerapan tentang UU No. 26 Tahun 2000 lebih banyak didasarkan atas penafsiran
hakim ketika melakukan pemeriksaan di pengadilan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia karena ia sebagai
manusia, bukan memiliki hak tersebut karena diberikan oleh masyarakat atau
berdasarkan hukum positif yang mengaturnya, tetapi semata-mata martabatnya
sebagai manusia. karakteristik hak asasi manusia, yang meliputi universal, tidak
dapat dibagi, saling bergantung dan terkait.
Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja
atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau
mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh
penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku.

13
DAFTAR PUSTAKA

Azhary, Tahir. Negara Hukum: Suatu Studi Tentang Prinsip-Prinsipnya Dilihat


dari Segi Hukum Islam, Implementasinya Pada Periode Negara Madinah
dan Masa Kini, (Jakarta: Kencana, 2004)
Azizy, Qodri. Melawan Globalisasi: Reinterpretasi Ajaran Islam (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004)
B. Kieser, Paguyuban Manusia Dengan Dasafirman (Kanisius: Yogyakarta,
1991)
Donnely, Jack. Universal Human Rights in Theory and Practice (Ithaca and
London: Cornell University Press, 2003)
Kemitraan Partnership. Modul Pelatihan Bagi Petugas Pemasyarakatan
Implementasi Sistem Pemasyarakatan dan Standard Minimum Rules for
Treatment of Prisoners (Jakarta: Kemitraan, 2008)
Khamdan, Muh. Islam dan HAM Bagi Narapidana atau tahanan (Kudus: Parist,
2012)
Melander, Goran. Kompilasi Instrumen Hak Asasi Manusia Raoul Wallenberg
Institute (Jakarta: SIDA-Departemen Hukum dan HAM, 2004)
Muladi. Hak Asasi Manusia, Politik dan Sistem Peradilan Pidana (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2002)
Smith, Rhona K. M. Hukum Hak Asasi Manusia (Yogyakarta: PUSHAM-UII,
2008

14

Anda mungkin juga menyukai