KELOMPOK 3 :
Tunjangan tak sampai Rp 1 juta/bulan eks auditor BPK mampu beli 8 mobil mewah
https://www.merdeka.com/peristiwa/tunjangan-tak-sampai-rp-1-jutabulaneks-auditor-bpk-
mampu-beli-8-mobil-mewah.html
- Mercedes Benz tahun 2015 seharga Rp 879.000.000 dibeli pada bulan September 2015
- Toyota Fortuner VRZ 2016 seharga Rp 494.000.000, dibeli pada tanggal 2 April 2016
- Jeep Wrangler Rubicon tahun 2014 seharga Rp 150.000.000 dibeli pada bulan Juni 2016.
- Honda CR-V tahun 2016 seharga Rp 481.500.000 dibeli pada September 2016
- Mercedes Benz type A tahun 2016 seharga Rp 990.000.000 dibeli pada October 2016.
Di tahun yang sama, Ali kembali membeli satu unit Toyota Alphard seharga Rp 700 juta, BMW
Premium Selection M2 Coupe dibeli seharga Rp 1.300.000.000 pada April 2017. Kemudian, ada
Honda Odyssey keluaran terbaru dibeli seharga Rp 700.000.000 pada Mei 2017. Sikap ‘royal’
Ali juga ditujukan dengan membayarkan sewa apartment Casa Grande Jakarta untuk seseorang
sebesar Rp 200.000.000 dan biaya ibadah umroh Rp 40 juta. Ali juga diduga membayar Rp
85.000.000 untuk keperluan seseorang. Melimpahnya belanja Ali dalam kurun waktu tersebut
berbanding terbalik dengan tunjangannya sebagai Kepala Sub Auditorat III.B.2 BPK-RI. Dalam
kurun waktu 2014 sampai dengan Mei 2017 dakwa menerima penghasilan resmi setiap bulannya
yang terdiri dari komponen gaji tunjangan istri tunjangan anak tunjangan Struktural tunjangan
jabatan tertentu BBK tunjangan beras pajak gaji tunjangan kinerja tabungan rumah dan
penghasilan lain berupa Honorarium yang keseluruhannya berjumlah Rp 935.552.200.
“Berdasarkan SPT tahunan pajak penghasilan, terdakwa tidak mempunyai penghasilan lainnya
selain penghasilan resmi selaku pegawai negeri pada BPK-RI,” ujarnya.
Tugas mahasiswa:
Analisalah kasus tersebut dan tentukan jenis fraud tree yang mana? Apakah tindakan pelaku
sesuai dengan nilai-nilai revolusi mental yaitu Bersih, Bersatu, Mandiri, Melayani dan Tertib?
Jelaskan jawaban saudara.
Berdasarkan studi kasus diatas dapat kita simpulkan bahwa Ali Sadli melakukan 3 jenis fraud
yang berupa penerimaan suap, penerimaan gratifikasi, dan Tindak Pidana Pencucian Uang
(TPPU). Hal ini dibuktikan dari pembelian mobil-mobil mewah oleh Ali setelah menerima
gratifikasi dengan total Rp 10.519.836.000. Adapun asset mobil, tanah, & bangunan kerap
diatasnamakan orang lain (istrinya) guna mempermulus tindakan cuci uang yang dilakukan oleh
Ali. Melimpahnya belanja Ali dalam kurun waktu tersebut berbanding terbalik dengan
tunjangannya sebagai Kepala Sub Auditorat III.B.2 BPK-RI. Dalam kurun waktu 2014 sampai
dengan Mei 2017 dakwa menerima penghasilan resmi setiap bulannya yang terdiri dari
komponen gaji tunjangan istri tunjangan anak tunjangan Struktural tunjangan jabatan tertentu
BBK tunjangan beras pajak gaji tunjangan kinerja tabungan rumah dan penghasilan lain berupa
Honorarium yang keseluruhannya hanya berjumlah Rp 935.552.200.
Nilai revolusi mental Bersih : Sebagai Kepala Sub Auditorat III.B.2 BPK-RI, Ali Sadli tidak
mencerminkan nilai bersih yang mengharuskan beliau bersikap bersih & jujur dengan jabatan
yang dimiliki dan lebih memilih untuk memperkaya diri sendiri. Jabatan sebagai kepala sub
auditorat sangatlah penting untuk menjaga Negara ini bebas dari korupsi.
Nilai revolusi mental Bersatu : Ali Sadli seharusnya memiliki sikap mental bersatu dengan
Negara & Rakyat Indonesia dalam memberantas korupsi dan menjaga agar Negara bebas dari
perilaku korupsi. Namun beliau tidak dapat menjaga nilai revolusi mental bersatu.
Nilai revolusi mental Mandiri : Ali Sadli sebagai Kepala Sub Auditorat III.B.2 BPK-RI harusnya
memiliki sikap mental Mandiri dalam arti melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya tanpa
terpengaruh godaan fraud untuk memperkaya diri yang ditawarkan oleh orang lain, sikap mandiri
sangat penting untuk seorang auditorat karena jika dirinya bekerja sama dalam melakukan fraud
maka nilai Mandiri sebagai auditorat tidak dapat diwujudkan.
Nilai revolusi mental Melayani : Sebagai Kepala Sub Auditorat III.B.2 BPK-RI, Ali Sadli
bertanggung jawab mengemban jabatan yang diberikan oleh Negara untuk dijaga & dilaksanakan
sebaik-baiknya dalam melayani Negara & Rakyat Indonesia. Namun fraud yang telah dilakukan
oleh beliau hanya menimbulkan kerugian bagi Negara & rakyatnya, sehingga nilai melayani
tidak tercermin pada Ali Sadli.
Nilai revolusi mental Tertib : Ali Sadli seharusnya mencerminkan nilai tertib kepada dirinya
sebagai Kepala Sub Auditorat III.B.2 BPK-RI seharusnya beliau taat & tertib kepada kode etik
auditor sehingga teguh dan tidak goyah terhadap fraud yang ditawarkan kepada beliau. Tertib
dalam menjalankan jabatan & wewenangnya sebagai kepala sub auditorat agar tidak merugikan
Negara serta menjaga Negara agar bebas dari tindak korupsi, namun Ali Sadli tidak dapat
mencerminkan nilai mental Tertib ini.
STUDI KASUS 2
https://www.liputan6.com/news/read/3377206/kpk-dalami-pengaturanpemenang-lelang-di-
kasus-suap-bupati-ngada
Tugas mahasiswa:
Analisalah kasus tersebut dan tentukan jenis bribery /penyuapan yang mana? Apakah tindakan
pelaku sesuai dengan nilai-nilai revolusi mental yaitu Bersih, Bersatu, Mandiri, Melayani dan
Tertib? Jelaskan jawaban saudara.
Nilai revolusi mental Bersih : Sebagai seorang Bupati Ngada, Marianus tidak mencerminkan
nilai bersih yang mengharuskan beliau bersikap bersih & jujur dengan jabatan yang dimiliki dan
lebih memilih untuk memperkaya diri sendiri. Jabatan sebagai Bupati sangatlah penting untuk
menjaga daerah wewenangnya agar bebas dari korupsi. Adapun Dirut PT Sinar 99 Permai juga
tidak mencerminkan nilai bersih karena beliau tidak berani bermain sportif & jujur untuk
memenangkan lelang proyek di Kabupaten Ngada.
Nilai revolusi mental Bersatu : Marianus sebagai Bupati Ngada seharusnya memiliki sikap
mental bersatu dengan Negara & Rakyat Indonesia dalam memberantas korupsi dan menjaga
agar Negara bebas dari perilaku korupsi. Namun beliau tidak dapat menjaga nilai revolusi mental
bersatu. Adapun Wilhemus menerapkan nilai mental bersatu yang salah dengan bekerja sama
dengan cara menyuap Bupati agar perusahaan yang beliau pegang dapat memenangkan proyek
lelang.
Nilai revolusi mental Mandiri : Bupati Marianus seharusnya memiliki sikap mental Mandiri
dalam arti melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya tanpa terpengaruh godaan suap untuk
memperkaya diri yang ditawarkan oleh orang lain, sikap mandiri sangat penting untuk seorang
bupati karena jika dirinya bekerja sama dalam melakukan fraud maka nilai Mandiri sebagai
bupati tidak dapat diwujudkan. Wilhemus juga tidak dapat mencerminkan nilai revolusi mental
mandiri karena beliau memilih untuk bekerja sama dan menyuap Bupati agar menang lelang
proyek dan tidak percaya pada kemampuannya untuk mandiri & sportif dalam memenangkan
proyek tersebut.
Nilai revolusi mental Melayani : Sebagai Bupati Ngada, Marianus bertanggung jawab
mengemban jabatan yang diberikan oleh Negara untuk dijaga & dilaksanakan sebaik-baiknya
dalam melayani Negara & Rakyat Indonesia. Namun fraud yang telah dilakukan oleh beliau
hanya menimbulkan kerugian bagi Negara & rakyatnya, sehingga nilai melayani tidak tercermin
pada Marianus Sae.
Nilai revolusi mental Tertib : Marianus seharusnya mencerminkan nilai tertib kepada dirinya
sebagai Bupati Ngada, seharusnya beliau taat & tertib kepada kode etik seorang Bupati sehingga
teguh dan tidak goyah terhadap fraud yang ditawarkan kepada beliau. Tertib dalam menjalankan
jabatan & wewenangnya sebagai Bupati agar tidak merugikan Negara serta menjaga Negara agar
bebas dari tindak korupsi, namun Marianus tidak dapat mencerminkan nilai mental Tertib ini.
Adapun Wilhemus sebagai Dirut PT Sinar 99 Permai juga tidak dapat mencerminkan nilai tertib
dalam memenangkan proyek dengan sportif dan memilih jalan pintas dengan menyuap Bupati
Ngada agar dimenangkan proyeknya.
* Terima Kasih *