A. Perencanaan Produksi
1. Pemilihan lokasi
Lokasi jauh dari limbah industry maupun rumah tangga
Lokasi budidaya harus jauh dari pengaruh air tawar dan dekat dengan air
laut
Tambak dengan tanah dasar pasir berlumpur sebagai substrat
Bebas dari predator
kisaran salinitas yang baik untuk rumput laut Caulerpa sp adalah kisaran
28 – 35 ppt.
Suhu air yang optimal Caulerpa sp berkisar antara 26 - 30oC
pH yang optimal berkisar 7,7-8,4
kecerahan air yang ideal adalah lebih dari 1 m.
kedalaman yang optimal yaitu 0,3-0,6 m
kecepatan arus yang optimal yaitu 0,2-0,4 m/s
Nilai DO yang cocok adalah > 6 dan 4-6
2. Metode budidaya caulerpa sp di tambak
Metode longline
B. Perencanaan Pemasaran
1. Product Pasar
Produk yang dijual dipasaran yaitu “Rumput Laut Caulerpa Basah”
2. Target Pasar
Pembeli dengan Partai Besar
Pembeli dengan Partai Kecil seperti masyarakat Sekitar
3. Porsi Penjualan
Perbandingan hasil panen yang dijual secara Partai Besar dengan Partai Kecil
yaitu 80 : 20, berkisar 2160 : 540 kg.
4. Harga
Harga yang ditawarkan untuk pembelian partai besar yaitu Rp60.000 dengan
minimal pembelian yaitu 100kg
Harga yang ditawarkan untuk pembelian partai kecil dibawah 100kg dikenai
biaya Rp70.000
5. Perluasan Pasar
Melakukan invoasi seperti menggunakan iklan di media social dan pembuatan
web yang dikhususkan untuk menjual rumput laut yang diproduksi.
6. Pengemasan
Kemasan yang digunakan dalam pembelian dalam partai besar yaitu
menggunakan karung berukuran 50Kg
Kemasan Plastik ukuran kecil dapat digunakan dalam pembelian partai kecil.
Kemasan yang diperlukan dalam pengiriman jarak jauh yaitu Plastik dan
Styrofoam Box untuk menjaga kesegaran.
7. Pengiriman
Pengiriman Luar pulau menggunakan pesawat atau kapal.
Pengiriman dalam pulau menggunakan mobil pick up
Pengiriman dalam kota menggunakan motor atau mobil
C. Perencanaan Keuangan
1 tahun = 6 kali siklus produksi
1 siklus produksi = 2 bulan
Harga bibit = Rp50.000/kg
Harga jual = Rp 60.000/kg (partai besar ≥ 100 kg)
= Rp 70.000/kg (partai kecil)
Biaya tetap (tahun)
1. tali rafia 30 kg Rp 450.000
2. tali fe 5000 m Rp 2.386.364
3. sterofoam 1000 buah Rp 18.000.000
4. bambu ukuran 1,5 m 200 buah Rp 1.000.000
5. pemberat 200 buah 10.200.000
6. perahu Rp. 14.500.000
7. Sewa lahan 0,5 ha Rp 50.000.000
Total : Rp 96.536.364
Biaya tetap (siklus)
1. tali rafia 5 kg Rp 75.000
2. tali fe 5000 m Rp 2.386.364
3. sterofoam 1000 buah Rp 18.000.000
4. bambu ukuran 1,5 m 200 buah Rp 1.000.000
5. pemberat 200 buah 10.200.000
6. perahu Rp. 14.500.000
7. Sewa lahan 0,5 ha Rp 8.300.000
Total : Rp 54.461.364
Gaji pekerja (per siklus) :
1. Spesialis (1 orang) = Rp 9.000.000
2. Pekerja tetap (2 orang) = Rp 16.000.000
3. Pekerja harian (5 orang) = Rp 5.000.000
4. Admin = Rp 5.000.000
Total = Rp 35.000.000/siklus
TR 1.004 .400.000
R/C = = ¿ 1,28
TC 787.106 .364
Berdasarkan analisis tersebut maka diperoleh nilai R/C yaitu sebesar 1,28 atau R/C >
1, maka dapat diinpretasikan bahwa usaha tersebut termasuk kedalam usaha yang
menguntungkan.
Analisis BEP
Berdasarkan analisis BEP diatas dapat diartikan bahwa, titik impas akan dicapai
saat kegiatan budidaya rumput laut basah menghasilkan sebanyak 12.695 kg.
Analisis BEP
Berdasarkan analisis BEP diatas dapat diartikan bahwa, titik impas akan dicapai
pada saat harga rumput laut basah sebesar Rp 48.586
D. Perencanaan SDM
Struktur usaha budidayanya adalah 1 orang pemilik usaha, 1 orang pekerja
spesialis budidaya, 2 orang pekerja tetap dan 5 orang pekerja harian
Pemilik usaha bertanggung jawab atas administrasi dan keuangan usaha
Pekerja spesialis budidaya bertanggung jawab atas berjalannya budidaya tersebut
beserta melakukan pengawasan
Pekerja harian hanya bekerja pada saat pemanenan dan penanaman rumput laut
Pencarian karyawan baru dengan melihat situasi dan kondisi usaha budidaya.
Apabila ada karyawan baru, karyawan baru akan dilatih oleh pekerja spesialis
budidaya.
Untuk transportasi dilakukan oleh pekerja harian.
Referensi
Darmawati, D., Rahmi, R., & Jayadi, E. A. (2016). Optimasi Pertumbuhan Caulerpa Sp Yang
Dibudidayakan Dengan Kedalaman Yang Berbeda Di Perairan Laguruda Kabupaten Takalar.
Octopus: JURNAL ILMU PERIKANAN, 5(1), 435-442.
Fatmawati, R. E., Aditya, A. C., & Susanti, M. (2020, January). Teknik Budidaya Rumput Laut
(Caulerpa Racemosa) Dengan Metode Sebar Di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau
Jepara, Jawa Tengah. In Prosiding Seminar Nasional MIPA Kolaborasi (Vol. 2, No. 1, pp. 234-
241).
Iskandar, S. N., Rejeki, S., & Susilowati, T. (2015). Pengaruh bobot awal yang berbeda terhadap
pertumbuhan Caulerpa lentillifera yang dibudidayakan dengan metode longline di tambak
Bandengan, Jepara. Journal of aquaculture Management and Technology, 4(4), 21-27.