Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Konseling Andi Matappa

Volume 1 Nomor 2 Agustus 2017. Hal 90-100


p-ISSN: 2549-1857; e-ISSN: 2549-4279
(Diterima: Juni-2017; direvisi: Juni-2017; dipublikasikan: Agustus-2017)

Seni Memehami Penelitian Kuliatatif Dalam Bimbingan Dan


Konseling : Studi Literatur
Bakhrudin All Habsy
Bimbingan dan Konseling, Universitas Darul Ulum Jombang
Correspondence email: bakhrudin_bk@yahoo.com

Abstrak: .XDOLWDWLI VHEDJDL ³VHQL PHPDKDPL´ dititahkan sebagai kepiawaian peneliti


memahami objek penelitian dengan upaya canggih yang dilakukan melalui seni
berbicara, seni menulis dan seni mengpresentasikan apa yang telah diteliti, seperti yang
dapat kita temukan pada seniman yang menghasilkan fine art. Memahami metode
penelitian kualitatif dalam bimbingan dan konseling dipandang sebagai sebuah seni.
Istilah memahami dalam penelitian kualitatif adalah proses menangkap makna dari
sebuah fenomena yang menjadi target penafsiran dalam sebuah penelitian. Pada
pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling, Konselor berupaya memahami makna
dari problematika konseli dengan upaya menangkap maksud atau makna problematika
yang dihadapi konseli. Seni memahami penelitian kualitatif dalam bimbingan dan
konseling adalah pemahaman secara mendalama tentang metode penelitian yang
mendeskripsikan objek penelitian melalui prosedur dan data yang bersifat non numerikal
terhadap objek penelitian, seperti data verbal, data teks, teknik analisis isi, teknik analisis
konversasi, kelompok fokus, analisis diskursus, dan fenomenologi untuk menfasirkan
objek fenomena layanan Bimbingan dan Konseling.

Kata kunci: Seni Memahami; Penelitian Kualitatif; Bimbingan dan Konseling

Abstract: Qualitative as the "art of understanding" is passed on as the expertise of the


researcher to understand the object of research with the sophisticated efforts done through
the art of speaking, the art of writing and the art of presenting what has been studied, as
we can find in artists that produce fine art. Understanding qualitative research methods in
guidance and counseling is viewed as an art. The term understand in qualitative research
is the process of grasping the meaning of a phenomenon that is the target of interpretation
in a study. In the implementation of guidance and counseling services, counselor seeks to
understand the meaning of the problems of the counselee with the effort to capture the
meaning or meaning of problematic faced by the counselee. The art of understanding
qualitative research in guidance and counseling is a deep understanding of research
methods that describe the object of research through procedures and data that are non
numerical to the object of research, such as verbal data, text data, content analysis
techniques, conversion analysis techniques, focus groups, analysis Discourse, and
phenomenology to interpret the object of service phenomenon Guidance and Counseling.

Keyword: Understanding Art; Qualitative Research; Guidance and Counseling

PENDAHULUAN dan pemahaman pada sebuah fakta di dalam


pemikiran si penuturnya.
Istilah seni memahami dalam penelitian Seni memahami penelitian kualitatif
kualitatif mengacu pada proses penafsiran atau merupakan suatu upaya untuk menemukan
mengungkap makna pada objek penelitian yang kebenaran atau lebih membenarkan kebenaran.
menyangkut pemahaman apa yang dituturkan Kehadiran penelitian kualitatif dalam bidang
kajian ilmu Bimbingan dan Konseling memberi
Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah licenci CC BY-NC-4.0
(https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ )
91 | JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa Vol. 1 No.2 Agustus 2017

implikasi luas terhadap perkembangan usaha memiliki bekal teori dan wawasan yang luas,
penelitian pada gejala-gejala sosial budaya sehingga mampu bertanya, menganalisis,
termasuk di dalamnya gejala-gejala perilaku memotret, dan mengkonstruksi objek penelitian
manusia baik yang terlihat (overt behavior) dan (Sugiyono, 2014:2). Pengumpun data dalam
yang tak terlihat (covert behavior). Untuk penelitian kualitatif tidak dipandu oleh teori,
mengatasi kesenjangan antara perilaku manusia tetapi dipandu oleh fenomena-fenomena yang
tersebut diatasi dengan upaya rasional yang ditemukan saat penelitian dilapangan, oleh
GLVHEXW ³LQWHUSUHWDVL´ karena itu analisis data yang dilakukan bersifat
Penelitian sebagai suatu rangkaian induktif.
kegitan yang mengandung prosedur tertentu, Menurut mazhab kualitatif menentang
yaitu serangkaian cara dan langkah tertib yang pendekatan deduktif dengan fokus pada
mewujudkan pola tetap. Rangkaian cara dan verifikasi dalam pembentukan sebuah teori dan
langkah ini dalam dunia keilmuan disebut definisi a priori dari konsep atau hipotesis.
metode. Untuk menegaskan bidang keilmuan itu Mazhab kualitatif menggunakan ikhtiar
seringkali GLSDNDL LVWLODK ³PHWRGH LOPLDK´ menemukan gumpalan grounded theory, teori
(scientific method). Menurut Kneller dari dasar yakni berdasarkan data lapangan lalu
sebagaimana dikutip oleh The Liang Gie (2012) mengental sebagai teori. Melalui pendekatan
GLWHJDVNDQ ³%\ µVFLHQWLILF PHWKRG¶ ZH PHDQ WKH induktif peneliti dapat menemukan konsep
rational structure of those scientific investigation hipotesis dan ini ditempuh dengan strategi
in which hypotheses are formed and tested´ analisis komparatif secara berulang-ulang. Teori
'HQJDQ µPHWRGH LOPLDK¶ NLWD PHQJDUWLNDQ terbentuk melalui temuan (discovery) demi
struktur rasional kepada penyelidikan rasional temuan bedasarkan data. Dapat disimpulkan teori
dimana hipotesis dibentuk dan diuji). adalah alat yang akan diuji dengan data dan
Para peneliti kualitatif berusaha mencari dan istrumen penelitian.
menemukan sesuatu yang baru, mereka berusaha Menurut Tesch (Mappiare, 2013),
mencari, menemukan, menggali, menyelidiki dan berdasarkan pada orientasinya riset kualitatif
menganalisis sesuatu dengan tekun dan teliti. dibagi tiga penggolongan, yaitu: (1) language-
Manusia mencari kebenaran keilmuan (truth). oriented approaches (berorietasi bahasa), (2)
Kebenaran keilmuan (selanjutnya disebut dengan descriptive/ interpretive approaches (deskriptif/
kebenaran) bukanlah sesuatu yang selesai untuk interpretif), dan (3) theory-bulding approaches
selama-lamanya. Menurut Fisher (1975:48) (membangun teori). Berdasarkan ajang riset
kebenaran dapat berupa sesuatu kejadian, fakta- Penelitian kualitatif dibagi sepuluh tipe, yaitu:
fakta, argumentasi fakta-fakta, pertimbangan, (1) Analisis Percakapan, (2) Riset Dialogis (dan
preposisi atau ide yang benar atau yang diterima Analisis Wacana), (3) Analisis Naratif dan
sebagai sesuatu yang benar. Kebenaran dalam Semiotika, (4) Interaksionisme-simbolik, (5)
ilmu, dibatasi fakta-fakta alam yang dapat Riset Etnografi, (6) Psikologi ekologis, (7)
diobservasi baik dengan menggunakan psikologi Eksperiensial, (8) Fenomenologi
pancaindera atau dengan memanfaatkan alat Empiris, (9) Fenomenologi Transendental, dan
bantu teknologi serta kemampuan manusia/ (10) Riset Grounded. Berdasarkan strategi
pengamat itu sendiri. analisis ada enam tipe, yaitu (1) riset karya seni
Penelitian kualitatif menekankan pada dan krisitisme, (2) riset heuristik, (3)
kondisi objek yang alamiah (sebagai lawan dari hermeneutika, (4) hermeneutika ganda, (5)
eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen hermeneutika bersusun, dan (6) studi kasus
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara sosial. Sementara tipe penelitian kualitatif
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat berdasarkan tujuan khusus, yang tujuannya
induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan mempaertahankan dan mengembangkan ide ,
makna dari pada generalisasi. konsepsi dan teori, ada dua, yaitu: Studi
Objek penelitian kualitatif adalah objek Kualitatif Dasar atau Generik, dan Riset Empiris
alamiah atau natural setting, sehingga metode atau Gender.
penelitian ini sering disebut dengan metode Penelitian kualitatif dalam bimbingan
naturalistik. Objek alamiah adalah objek yang dan konseling merupakan penelitian yang
apa adanya tidak dimanipulasi oleh peneliti. berupaya menangkap kesan yang terkandung di
Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi dalam dan hal yang menstruktur apa yang orang
human istrumen, sehingga peneliti harus katakan mengenai yang terjadi dalam kehidupan
Habsy, Seni memahamai penelitian |92

sosial, riset kualitatif adalah upaya penjajakan Gambar 1.Sistematika Teori, Paradigma dan
dan pengungkapan-luas (elaboration) serta Metodologi Dalam Penelitian
sistimatisasi arti suatu fenomena yang Kualitatif
teridentifikasi, sehingga fenomena tersebut dapat
dipaparkan dengan jelas mengenai makna suatu Naskah ini disusun sebagai upaya untuk
fenomena tersebut sesuai batasan ruang lingkup mementahkan paradigma positivisme yang telah
yang di teliti (Banister, dkk, 1994 dalam berkembang dan bersemayam pada sebagaian
Mappiare 2009;10). besar pemahaman peneliti dalam bimbingan dan
Dalam riset kualitatif paradigma, teori konseling yang berkutat dengan apa yang
dan metodologi dalam suatu penelitian teramati dan terukur saja. Dalam hegemoni ini
merupakan hal utama dan tidak terpisahkan. penelitian dalam keilmuan bimbingan dan
Pemilihan paradigma harus mendapatkan konseling empiris, induktif berkembang pesat
prioritas sebagai teori dan metode dipilih dalam lengkap dengan ekperimen dan statistiknya,
penelitian. Ketika peneliti memulai dari sementara penelitian bimbingan dan konseling
paradigma, peneliti akan memahami pendekatan yang mengandalkan intuisi, analisis kuailitatif
paradigma yang dianutnya dalam penelitian pada pemahaman jadi tersisih. Hal tersebut
sehingga paradigma itulah yang menjadi roh sebenarnya cukup ironis karena pada dasarnya
pendekatan teoritinya selama peneliti. Pemilihan untuk menjelaskan gejala-gejala khusus jiwa atau
paradigma berpengaruh pada teori yang perilaku tidak dapat diungkap oleh pendekatan
digunakan terutama grand theory. Pemilihan positivistik. Gejala-gejala jiwa atau perilaku itu
grand theory tertentu akan menentukan middle adalah makna simbolik yang terkandung dalam
theory yang akan digunakan, begitu juga tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia
application theory dan akhirnya mempengaruhi dalam konteks sosial hanya dapat dipahami
kategorisasi. melalui pemahaman interpretif terhadap arti atau
Pada akhirnya metode bekerja untuk makna yang diberikan oleh individu manusia
menghasilkan teori yang paling lemah yaitu (actor) itu sendiri. Gejala-gejala tingkah laku
proporsisi. Proporsisi apabila dikembangkan dan sosial kebudayaan dapat dijelaskan secara
dikaji berulang-ulang akan menjadi konsep- maksimal, apabila peneliti dapat memahami
konsep yang telah diuji dan diterima akan secara mendalam makna tingkah laku itu
menjadi variabel dan seterusnya akan menjadi berdasar pada sudut pandang subjektif partisipan
ilmu atau disiplin ikmu dan seterusnya akan penelitian (Stephan & Stephan, 1990 dalam
menjadi paradigman yang apada tahap Hanurawan, 2012). Dalam hal ini penelitian
berikutnya mempengaruhi teori dan metode kualitatif hadir sebagai alternatif tepat yang dapat
kembali dan sebaginya. Secara visual sistematika diterapkan pada ilmu-ilmu yang berhubungan
teori, paradigma dan metodologi dalam dengan kemanusiaan terutama pada ilmu
penelitian kualitatif divisualkan pada gambar 1 Bimbingan dan Konseling.
sebagai berikut:
METODE

Penelitian ini termasuk jenis penelitian


kajian literatur dengan mencari referensi teori
yang relevan dengan kasus atau permasalahan
yang ditemukan. Menurut Creswell, John. W.
(2014; 40) menyatakan bahwa Kajian literatur
adalah ringkasan tertulis mengenai artikel dari
jurnal, buku, dan dokumen lain yang
mendeskripsikan teori serta informasi baik masa
lalu maupun saat ini mengorganisasikan pustaka
ke dalam topik dan dokumen yang dibutuhkan.
Jenis data yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
studi literatur. Studi literatur adalah cara yang
dipakai untuk menghimpun data-data atau
93 | JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa Vol. 1 No.2 Agustus 2017

sumber-sumber yang berhubungan dengan topik adalah pemahaman terhadap bahasa dan perilaku
yang diangkat dalam suatu penelitian. yang bersifat alamiah yang menghasilkan
Data-data yang sudah diperoleh temuan-temuan makna dan keyakinan yang ada
kemudian dianalisis dengan metode analisis dalam diri peneliti.
deskriptif. Metode analisis deskriptif dilakukan Kedudukan Teori dalam Penelitian
dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang Kualitatif. Menurut Mappiare (2012) peneliti
kemudian disusul dengan analisis, tidak semata- kualitatif mengambil posisi umum yaitu
mata menguraikan, melainkan juga memberikan memakai teori, hal yang perlu diperhatikan
pemahaman dan penjelasan secukupnya. adalah bagaimana kedudukan teori dalam riset
kualitatif, yang didesainnya. Kedudukan teori
PEMBAHASAN dalam riset kualitatif singkatnya adalah
penelusuran teori dari bawah dari pada
Penelitian kualitatif berangkat dari penelusuran dari atas. Inilah adalah konsep
filsafat Konstruktivisme, yang memandang umum dari proses buttom-up. Ini berlawanan
kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan dengan kedudukan teori dalam riset kuantitatif
menuntut interpretasi berdasarkan pengalaman yang melakukan penelusuran pengetahuan dari
sosial. ³5HDOLW\ LV PXOWLOD\HU LQWHUDFWLYH DQG D atas (teori) top-down dari pada penelusuran dari
shared social experience interpretation by bawah (data lapangan).
individuals´ 0F0LOODQ DQG 6FKXPDFKHU Menurut Maxwell (1996) penelitian
Menurut Lincoln dan Guba (1985) melihat kualitatif menekankan pada grounded theory,
penelitian kualitatif sebagai penelitian yang yaitu teori yang dikembangkan secara induktif
bersifat naturalistik. Penelitian ini bertolak dari selama penelitian atau beberapa kasus
SDUDGLJPD QDWXUDOLVWLN EDKZD ³NHQ\DWDDQ LWX berlangsung dan melalui interaksi yang terus
berdimensi jamak, peneliti dan yang bersifat menerus dengan data di lapangan. Menurut
interaktif, tidak bisa dipisahkan, suatu kesatuan Alexa Hepbum (dalam Mappiare, 2012)
terbentuk secara simultan, dan bertimbal balik, berdasarkan filosofi Michel Foucault yang
tidak mungkin memisahkan sebab dengan akibat, PHQMHODVNDQ SHUOXQ\D ³SHQHPX´ LOPX-
dan penelitian ini melibatkan nilai-nilai. Para pengetahuan untuk bernarasi buttom-up dan
peneliti mencoba memahami bagaimana individu bukan top down.
mempersepsi makna dari dunia sekitarnya. Menurut Moleong (2011) pembentukan
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses dan pengembangan konsep-konsep, kategori, dan
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan proposisi merupakan suatu keharusan dalam
pada metodologi yang menyelidiki suatu proses penyususnan teori. Karena itu
fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pengumpulan data, analisis dan teori harus
pendekatan ini, peneliti membuat suatu merupakan hubungan yang erat satu dengan yang
gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan lainnya, secara visual alur penyusunan teori
terinci dari pandangan responden, dan digambarkan sebagai berikut.
melakukan studi pada situasi yang alami
(Creswell, 1998:15). Menurut Bogdan dan
Taylor (dalam Moleong, 2007:3) mengemukakan
bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.
Dapat disimpulkan penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bertujuan memahami
realitas atau melihat dunia dari apa adanya,
bukan dunia yang seharusnya yang dilakukan
dalam kondisi alamiah dan bersifat penemuan,
untuk mengetahui makna yang tersembunyi,
untuk memahami interaksi sosial, untuk
mengembangkan teori, untuk memastikan
kebenaran data, dan meneliti sejarah
perkembangan. Tujuan penelitian kualitatif
Habsy, Seni memahamai penelitian |94

Gambar 2. Analisis Data dalam Penyusunan pengungkapan makna fenomen lapangan. Ketika
Teori dari Bawah peneliti selesai memaparkan data sementara dan
penggungkapan fenomena lapangan. Ketika
Latar Belakang: State of the Art dan peneliti melakukan hal ini maka ia telah
Roedmap Riset. Setiap kegiatan penelitian selalu menyelesaikan state of the art (penggambaran
bermula dari penentuan identifikasi masalah kedudukan isu riset di tengah-tengah belantara
penelitian yang kemudian dirumuskan ke dalam teori dan paradigma keilmuan). Kemudian
suatu pertanyaan penelitian. Dalam hal ini, peneliti memaparkan lebih lanjut konstruksi
pertanyaan penelitian harus menggambarkan masyarakat dan didukung oleh informasi hasil-
secara jelas sesuatu yang ingin diteliti oleh calon hasil penelitian yang relevan sebelumnya,
peneliti. Menurut Mappiare (2012) Melalui diperlukan ditengah-tengah pemaparan hal ini.
proses buttom-up peneliti kualitatif Hal ini menyangkut pemaparan sejumlah
memasangkan isu temuan lapangan tentatif proporsisi dari hasil-hasil penelitian sebelumnya
(konsep, konstruk atau proporsisi sementara) mengenai isu yang diteliti. Informasi tersebut
dengan teori yang cocok. dengan mudah dapat ditemukan dalam buku-
State of the art dalam penelitian buku ilmiah dan/atau jurnal dan/atau laporan
menunjuk pada dua bagian kegiatan yaitu : (1) hasil penelitian di situs-situs internet dan/atau
Penggambaran kedudukan suatu isu riset skripsi, tesis dan disertasi.
ditengah-tengah belantara teori dan paradigman Mendudukkan Pertanyaan Riset.
keilmuan, (2) Penggambaran perkembangan teori Pertanyaan riset (research questions) disebut
(melalui riset-riset lain sebelum terkait dengan SXOD VHEDJDL ³PDVDODK SHQHOLWLDQ³ DWDX VHULQJ
konsep atau konstruk keilmuan yang menjadi isu SXOD GLVHEXW ³)RNXV 3HQHOLWLDQ³ ³IRNXV \DQJ
dalam penelitian. Untuk menghindari bahaya GDSDW GLWHOLWL³ UHVHDFKDEOH IRFXV 'HQ]LQ 1 .
ilmiah itu, sangat perlu peneliti menemukan dab Lincoln, Y.S., 2000: 48 dalam Mappiare,
konsep atau konstruk dalam teori yang dekat 2012). Menurut Lincoln dan Guba (1985)
dengan isu temuan tentatif rencana penelitiannya. penentuaan masalah dalam penelitian kualitatif
State of the art merujuk pada dua bagian tergantung pada paradigma yang dianut oleh
kegiatan: (1) Penggambaran kedudukan suatu isu peneliti apakah sebagai peneliti, evaluator,
riset ditengah-tengah belantara teori dan ataukah sebagai peneliti kebijakan.
paradigman keilmuan, (2) Penggambaran Inti pertama dari mendudukkan
perkembangan teori (melalui riset-riset lain pertanyaan penelitian adalah pada diskusi teori
sebelumnya terkait dengan konsep atau konstruk dan penelitian sebelumnya yang menunujukkan
keilmuan yang menjadi isu dalam penelitian. ketidakcakupan atau kekurangan atau
Istilah road map, merupakan suatu peta kekurangcocokan atau setidaknya ada keheranan
perjalanan penelitian khusus seseorang atau (calon) peneliti atas penjelasan penelitian
suatu tim penyusunan proposal. Jika dibedakan sebelumnya atau teori yang dijadikan
dari State of the art pada road map, nampak perspektifdalam menjelaskan fenomena yang
bagian-bagian kegiatan: (1) Penggambaran ditemukam dilapangan. Suatu keheranan dapat
kedudukan suatu isu riset ditengah-tengah dengan mudah muncul ketika ditemukan
aktivitas pengembangan ilmu (penelitian) yang penjelasan teoritik atau temuan yang berbeda-
dilakuakan oleh seseorang atau tim penyusun beda dari proporsisi atau hasil penelitian
proposal, (2) Penggambaran perkembangan isu sebelumnya-suatu keheranan ilmiah adalah
riset seseorang atau tim itu dalam arti bagaimana penting dibuat jelas.
yang sudah diteliti, oleh siapa, dan kapan atau Memasang teori Vs Memakai teori.
tahun peneliti serta bagaimana yang Menurut Mappiare (2012) kata memakai teori
direncanakan akan diteliti lebih lanjut, kapan dan tidak sekedar memasang adalah istilah tepat
bagaimana bagian itu akan diteliti. dalam penyusunan usulan penelitian juga dalam
Konsekuensi lebih lanjut pilihan ini penulisan laporan penelitian. Tempat peneliti
adalah (bahwa) peneliti perlu memaparkan memakai teori lazimnya adalah pada peninjauan
perkembangan konsep definisi situasi atau teori dalam proposal atau laporan penelitian yaitu
konstruksi sosial serta teori yang membahasnya pada latar belakang, kajian pustaka atau bab ke
mulai dari pencetusnya sampai pemakainnya sekian dalam suatu laporan penelitian.
oleh pakar. Ini semua ditulis di latar belakang Ada lima langkah yang dapat ditempuh
penelitian setelah pemaparan data sementara dan dalam memakai teori: (1) memosisikan diri
95 | JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa Vol. 1 No.2 Agustus 2017

sebagai penulis yang cermat dengan menulis penyiapan yang meliputi tujuan umum, peran
yang seharusnya ditulis, (2) membaca banyak nilai dalam penelitian, penyiapan diri sebagai
dan menandai halaman naskah buku (dengan instrumen dan kedudukan hipotesis. Selanjutnya,
secarik kertas lain), (3) mengklarifikasi peneliti juga harus memahami proses
pembendaharaan bacaan ke dalam out-line pelaksanaan riset kualitatif itu sendiri yang
tulisan yang khas sesuai dengan makna tentatif meliputi sifat deskriptif-interpretatif, pentingnya
temuan, (4) merinci out-line tulisan menurut sub- kedudukan konteks, intensi dan proses dalam
sub pertanyaan riset menjadi sub-sub kajian, (5) interpretasi atau refleksi. Hal terahir yang harus
penuturan deskriptif dan evaluatif kajian diperhatikan adalah prinsip terkait penyelesaian
dirumuskan dengan bahasa sendiri (calon) riset kualitatif yang meliputi validasi
peneliti, bukan mengutip mentah-mentah intersubyektif, kredibilitas, konfirmabilitas,
rumusan teori terkait dalam sebagaian besar triangulasi, dependabilitas, transferabilitas dan
naskah. Secara visual proses teorisasi dan refleksivitas hasil penelitian.
penelitian kualitatif dilakukan dapat dilihat pada Prinsip Praktis Riset Kualitatif
gambar 3: Berkenaan dengan Penyiapan. Beberapa prinsip
praktis yang penting harus dipahami dan dikuasai
dengan baik yaitu (1) Tujuan umum, adalah
mencari dan menemukan kebenaran yang
bersifat ilmiah (saintifik). Dalam rangka ini ada
tiga tataran tujuan dimaksud yaitu eksploratif,
deskriptif, dan eksplanatif (Olmstead-Jr., 2002;
Patten, 2007; Stober, 2005). (2) Peran nilai
dalam penelitian, riset paradigma interpretif-
subyektivistik diikat oleh nilai-nilai terutama
nilai-nilai moral, (3) penyiapan diri sebagai
³LQVWUXPHQ´ peneliti bertindak sebagai
instrumen sekaligus pengumpul data, (4)
Kedudukan dugaan awal atau
´+LSRWHVLV´,kebenaran ilmiah yang bersumber
dari fakta-fakta lapangan dan kesimpulan yang
sudah jenuh secara teoritik
Prinsip Praktis Riset Kualitatif Proses
Gambar 3 . Proses Teorisasi dan Penelitian Pelaksanaan. Sifat analisis dalam Riset kualitatif
Kualitatif adalah deskriptif- interpretatif yaitu penguraian/
penggambaran fenomena yang secara apa
adanya, disertai penafsiran terhadap arti yang
Memasang teori Vs Memakai teori. terkandung di balik sesuatu yang tampak. Cara
Cara terakhir memakai teori bukannya analisis deskriptif-interpretatif sangat disarankan
memasang teori adalah mengagumi suatu teori dalam literatur riset bimbingan dan konseling
kemudian mengkritisi teori itu. Ini umumnya mutakhir, seperti kutipan dari (MacDonald dan
dilakukan pada pembahasan teori dalam bab-bab Sink, 1999) yang menyatakan bahwa:
lanjut suatu laporan penelitian, khsususnya ³3HQGHNDWDQ NXDOLWDWLI WLGDN PHQJDQGDONDQ
dalam bahasan hasil temuan (biasanya pada pemakaian cara konvensional (statistik) dalam
skripsi) dan refleksi teoritik atau penteorian/ menafsirkan reliabilitas saling-hubungan-angka
theorizing. Dalam riset kualitatif fenomena melainkan mengadopsi pendekatan yang lebih
lapangan mendukung suatu hasil penelitian yang konstruktivis dan kolaboratif, yang sangat
lain sama sekali dari statemen teori yang telah GLDQMXUNDQ GDODP OLWHUDWXU ULVHW NRQVHOLQJ ´
dipakai peneliti mencetuskan statemen teoritik Prinsip Praktis Berkenaan dengan
baru, maka kritik terhadap teori yang semula Penyelesaian Riset. Proses penyelesaian riset
dijadikan pespektif itu dengan perspektif negasi kualitatif ada beberapa hal yang perlu dilakukan,
adalah perlu dilakukan. yaitu : (1) Validitas Intersubjektif yaitu
Prinsip Praktis Riset Kualitatif. Peneliti kesepakatan intersubjektivitas, yang berpatokan
kualitatif sudah seharusnya memahami prinsip- pada keselarasan dalam pemahaman
prinsip riset kualitatif yang berkenaan dengan /kesepakatan antara pandangan/ penghayatan
Habsy, Seni memahamai penelitian |96

aktor terteliti dengan pandangan aktor-aktor yang proses penelitian, (b) Transferabilitas atau
lain,(2) Kredibilitas yaitu kecermatan atau Generalizabilitas yaitu audit hasil penelitian pada
keterpercayaan deskripsi dan penjelasan prosedur penerapan di situasi lain, kelompok lain, atau
dan hasil kerja peneliti, (3) Konfirmabilitas yaitu subjek lain, (3) Refleksitivitas: hasil penelitian
menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses mencerminkan cakupan pemikiran mengenai isi
yang dilakukan, (4) Triangulasi yaitu teknik dan diri sendiri.
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan Pengamatan natural, didasari pada modal
dari berbagai teknik pengumpulan data dan akses ke dalam peristiwa atau situasi yang akan
sumber data yang telah ada, yang terdiri dari (a) diteliti. Modal akses itu dapat berupa tingkat
Triangulasi Sumber yaitu menguji kredibilitas familier atau seberapa kenal dengan peristiwa
data dilakukan dengan cara mengecek data yang yang akan diteliti, keakraban dengan orang yang
telah diperoleh melalui beberapa sumber ada dalam kancah, penguasaan bahasa atau
sehingga menghasilkan kesimpulan yang dialek khas komunitas dan kepekaan budaya
selanjutnya diperoleh kesepakatan (member setempat.
check), Secara visual dapat dijelaskan pada Melibatkan Diri Pada Fenomena
gambar 4 sebagai berikut: Penelitian. Analisis lapangan merupakan suatu
aktivitas untuk merefleksikan data yang
diperoleh, dan proses analisis pada akhirnya
berupa interpretasi yang dibuat oleh peneliti
terhadap fakta atau data-data yang diperolehnya.
Dalam merefleksikan data ada tiga hal yang
perlu diperhatikan, yaitu ciri konteks, intensi dan
proses. Proses analisis di lapangan (proses
³PHPEXUX PDNQD´ EHUVLIDW PDMX EHUNHODQMXWDQ
,QL GLPXODL GDUL SHUWDQ\DDQ ³DSD \DQJ VHGDQJ
WHUMDGL´ ODOX ³EDJDLPDQD WHMDGLQ\D´ GDQ MLND
memungkinkan data yang diperoleh sudah dapat
disimpulkan atau dicanangkan jawaban
VHPHQWDUD DWDV SHUWDQ\DDQ ³PHQJDSD WHUMDGL
GHPLNLDQ´
Gambar 4 Triangulasi Sumber Pemaknaan Refleksi Data. Menurut
Matthew B. Miles dan Michael Haberman (1994)
(b) Triangulasi Teknik, yaitu menguji analisis data kualitatif memiliki beberapa
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek langkah yaitu (1) reduksi data (data reduction)
data kepada sumber yang sama dengan teknik adalah proses menajamkan, menggolongkan,
yang berbeda, misalnya data diperoleh dengan mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
wawancara, lalu dicek dengan observasi, mengorganisasi data hasil interpretasi di
dokumentasi, atau kuisioner, Secara visual dapat lapangan , (2) pemaparan data (data display)
dijelaskan pada gambar 5 sebagai berikut: adalah sekumpulan informasi tersusun yang
berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan/peta
dan bagan, (3) kesimpulan (conclusion drawing)
adalah menarik makna dari data yang tersusun
berupa term, konsep atau konstruk, proposisi,
dan (bahkan lebih abstrak) berupa teori. Secara
visual proses analisis data kualitatif dapat dilihat
pada gambar 4:
Gambar 5. Triangulasi Teknik

(c) Triangulasi Waktu yaitu pengecekan


dengan wawancara, observasi, atau teknik lain
dalam waktu atau situasi berbeda. (5) Uji
Keabsahan yang meliputi: (a) Dependabilitas
dengan melakukan audit terhadap keseluruhan
97 | JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa Vol. 1 No.2 Agustus 2017

Validitas dalam penelitian kualitatif akan


berusaha secara ketat meminialisir diri dari
adanya ancaman validitas sehingga hasil dari
fokus penelitian memiliki maksud dan hakikat
penelitian yang sesungguhnya, sesuai dengan
fenomena yang dimaksudkan oleh partisipan dan
juga lingkungan atau konteks sosial dari peneliti.
Dalam validasi penelitian kualitatif juga deikenal
adanya istilah kredibilitas yang merupakan
Gambar 6. Analisis Data Kualitatif pengganti konsep validitas internal dalam
penelitian kuantitatif. Kredibilitas/ derajat
Menurut Dey (1993: 30-54) kepercayaan sendiri berfungsi untuk menggali
menyebutkan 3 langkah analisis yaitu data dengan tingkat akurasi yang tinggi agar
pendeskripsian (describing), pengategorian tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai.
(classifying), dan penghubung-hubungan makna Teknik validasi dalam penelitian
(connecting), dilakukan sampai berhasil dijawab kualitatif sebagai berikut (1) Validasi Deskriptif
seluruh permasalahan yang diteliti. Secara visual yaitu pemahaman kebenaran yang didasarkan
proses analisis data kualitatif Menurut Dey pada ketepatan data berdasarkan fakta-fakta yang
dapat dilihat pada gambar 5: sesungguhnya yang dilaporkan peneliti. Dalam
upaya memperoleh validitas deskriptif metode
yang dapat digunakan adalah melalui triangulasi
peneliti terkait pengumpulan data, analisis data,
dan interpretasi data. (2) Validasi Interpretatif
adalah pemahaman dan interpretasi peneliti
dalam mendiskripsikan suatu hasil penelitian, (3)
Validasi Teoritis, Validitas ini lebih didasarkan
pada seberapa besar sebuah teori atau penjelasan
teoritikal yang diperoleh melalui penelitian
sehingga dapat dipercaya dan dipertanggung
Gambar 7. Analisis Data Kualitatif Menurut jawabkan, (4) Validitas Simpulan adalah
Dey kebenaran simpulan temuan, kesimpulan yang
didukung interpretasi benar dari deskripsi data
Teknik Pengumpulan Data Dalam yang benar. Validitas kesimpulan berfungsi
Penelitian Kualitatif. Metode pengumpulan data untuk memberikan jaminan kebenaran dari apa
dalam penelitian kualitatif, antara lain: (1) yang disimpulkan dalam peneilitian.
Wawancara Mendalam adalah proses Hal yang pokok akan adanya validitas
memperoleh keterangan secara mendalam (in- dalam suatu penelitian, begitu pula dalam
depth) tentang makna subjektif pemikiran, penelitian kualitatif, meskipun berbeda dengan
perasaan, perilaku, sikap, keyakinan, presepsi, validasi pada penelitian bentuk lain akan tetapi
niat, perilaku, motivasi dan kepribadian dapat dipaparkan hal yang bisa dilakukan dalam
partisipan tentang suatu objek fenomena menentukan validitas dalam penelitian kualitatif
penelitian, (2) Observasi Kualitatif adalah antara lain: (1) Metode komparatif konstan atau
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam akurasi pemeriksaan kelayakan yang melibatkan
setting ilmiah dengan tujuan mengeksplorasi atau hipotesis yang berasal dari salah satu bagian dari
menggali suatu makna fenomena yang ada dalam data dan pengujiannya yang lain dengan
diri partisipan, (3) Dokumen adalah fakta dan memeriksa keajegan dan perbandingan diantara
data tersimpan dalam bahan yang berbentuk situs, kasus, individu, dan lain-lain yang berbeda,
dokumentasi, yang tersedia dalam bentuk buku (2) Analisis kasus menyimpang untuk
teks, surat-surat, catatan harian, cenderamata, memastikan bahwa kasus-kasus menyimpang
laporan, artefak, foto, dan sebagainya, (5) Focus digunakan sebagai sumber penting dalam
Group Discussion (FGD) adalah teknik membantu pemahaman atau pengembangan
pengumpulan data yang umumnya dilakukan teori., (3) Triangulasi mengasumsikan bahwa
dengan tujuan menemukan makna sebuah tema penggunaan berbagai sumber informasi akan
menurut pemahaman sebuah kelompok. membantu baik untuk mengkonfirmasi dan untuk
Habsy, Seni memahamai penelitian |98

meningkatkan kejelasan atau ketelitian, dari khusus pada suatu percakapan tatap muka
temuan penelitian., (4) Validasi Anggota atau antara dua orang atau lebih, bertujuan
responden: yang melibatkan pengambilan bukti menunjukkan percakapan terorganisasi
penelitian kembali ke peserta penelitian untuk melalui ujaran, sehingga ditemukan dimensi
melihat makna atau interpretasi dilakukan oleh psikis di balik suara.
peneliti diterima kesahihanya. 3. Riset dialogis (dan analisis wacana) adalah
Generalisasi Dalam Penelitian Kualitatif. tipe riset yang memusatkan perhatian pada
Menurut Maxwell dalam Alawasilah (2002:171) penggunaan bahasa, baik bahasa lisan
Generalisasi. Adalah merujuk pada temuan yang (wicara, perbincangan, dialog antar orang,
sebelumnya harus memenuhi kriteria validitas atau pembahasan sesuatu oleh sejumlah orang
internal. Dalam tradisi kualitatif dikenal adanya dalam berbagai tinjauan) maupun tulisan
pemeriksaan transferabilitas atau (bentuk karangan utuh, seperti novel, buku
generalisabilitas. Konsep ini berguna untuk seri ensiklopedia, dan lain-lain), untuk
menggeneralisasi hasil penelitian yang dalam menemukan makna-makna sosial budaya
penelitian kuantitatif dikenal sebagai validitas pada orang yang terlibat dalam wacana
eksternal. Namun, dalam penelitian kualitatatif tersebut.
generalisasi tidak dipastikan. Transferability 4. Analisis naratif/ semotika merupakan salah
hanya melihaW IDNWRU ´NHPLULSDQ´ VHEDJDL satu tipe penelotian kualitatif yang
kemungkinan terhadap situasi-situasi yang memusatkan perhatian pada bahasa yang
berbeda. Untuk menerapkan penelitian dengan terartikusikan pada lisan dan tulisan tentang
tingkat transferability yang memadai, teknik suatu kisah, baik struktur maupun fungsi dari
yang ditempuh adalah lewat ´GHVNULSVL \DQJ kisah tersebut, sehingga ditemukan suatu
PHQGDODP´ thick description). tema. Sementara semiotika memusatkan
Dalam hal transferabilitas, penelitian perhatian pada penafsiran pada tanda dan
kualitatif memiliki kekhasan yang berbeda penanda yang terkandung dalam suatu bahasa.
dengan kuantitatif. Penelitian kualitatif tidak 5. Tipe Psikologi Eksperiensial meyakini bahwa
dirancang untuk melakukan transferabilitas riset terhadap subjek manusia haruslah
(penyamarataan) terhadap pihak lain atau menekankan dinamika subjektif manusia yang
populasi lain, karena jenis penelitian ini memiliki pengalaman pribadi dan kemauan
dirancang secara spesifik dengan kharakteristik bebas. Psikologi Experiensial merujuk pada
serta batasan-batasan yang khusus. Menurut cara mengetahui (metode) atau sebagai fokus
+DQXUDZDQ ³JHQHUDOLVDVL GDODP kajian (epistemologi). Beberapa ilmuwan
penelitian kualitatif dapat dilakukan apabila menekankan pentingnya pengalaman psikis
kharakteristik orang lain, seting lain, waktu lain, masa lalu (experience) seseorang sebagai
dan perlakuan lain memiliki relative kesamaan ajang riset untuk memahami dinamika psiko-
kharakteristik dengan orang, seting, waktu dan sosialnya pada masa kini dan masa depannya.
perlakuan yang ada penelitian yang telah 6. Riset Fenomenologi Empiris Fokus pada
GLODNXNDQ´ 'HQJDQ NDWD ODLQ EDKZD VHPDNLQ SHQJDODPDQ ³PDVD NLQL-dan-VDDW LQL´ ³here-
banyak kesamaan kharakteristik suatu obyek and-now experience´ VHEDJDL DMDQJ ULVHW
maka, hasil penelitiannya semakin dapat berarti bahwa sorotan utama Fenomenologi
digeneralisasikan. empiris adalah lebih pada pengalaman hidup
Tipe-Tipe Penelitian Kualitatif individu tertentu daripada individu itu sendiri,
1. Biografi adalah studi tentang individu dan dan perhatiannya pada intensionalitas
pengalamannya yang dituliskan kembali interaksi kita dalam lingkungan di mana kita
dengan mengumpulkan dokumen dan arsip- hidup.
arsip. Tujuan penelitian ini adalah 7. Fenomenologi Transendental sebagai suatu
mengungkap turning point moment atau analisis deskriptif serta introspektif mengenai
epipani yaitu pengalaman menarik yang kedalaman dari semua bentuk kesadaran dan
sangat mempengaruhi atau mengubah hidup pengalaman-pengalaman langsung: religius,
seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek moral, estetis, konseptual serta inderawi.
seperti subjek tersebut memposisikan dirinya Perhatian filsafat hendaknya difokuskan pada
sendiri. penyelidikan tentang Lebenswelt (dunia
2. Analisis percakapan merupakan tipe kehidupan) atau Erlebnisse (kehidupan
penelitian kualitatif yang melakukan studi
99 | JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa Vol. 1 No.2 Agustus 2017

subyektif dan batiniah). di dasari 14. Riset heuristik adalah studi diri mengenai cara
Intensionalitas, Epoche, dan intuisi. pemecahan masalah diri seseorang melaui
8. Riset Grounded sangat menekankan belajar dari pengalaman masa lalu dan
pentingnya maksud penyusunan teori yaitu penjajakan cara praktis bagi solusi,
berbasis lapangan, ground, data, empiric. melibatkan proses-proses diri (self processes)
Tujuan riset grounded theory adalah untuk dan pencari temuan diri (self dicoveries).
menghasilkan atau menemukan suatu teori 15. Hermeneutika merupakan metode yang
yang berhubungan dengan situasi tertentu. mengeluarkan arti rohani (geistige) dari
Situasi di mana individu saling berhubungan, sebuah teks yang meliputi pemahaman isi
bertindak, atau terlibat dalam suatu proses karya, pemahaman bahasa, dan pemahaman
sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti jiwa dengan menggunakan interpretasi.
dari pendekatan grounded theory adalah 16. Analisis Hermeneutika Ganda, ditafsirkan
pengembangan suatu teori yang berhubungan karena adanya proses ganda (dua tataran)
erat kepada konteks peristiwa dipelajari. penerjemahan/interpretasi, yaitu: interpretasi
9. Interaksionisme simbolik merupakan studi fenomena lapangan yang melahirkna abstraksi
yang diperoleh dari pemaknaan terhadap sebagai interpretasi yang bergantung pada
simbol-simbol, baik kata maupun bahasa. Di fakta dan interpretasi terhadap abstraksi
mana semua pemaknaan tersebut dipengaruhi terkait dengan interpretasi teori. Hakikat
oleh sudut pandang individu dan dikontrol hermeneutika ganda terutama pada jalur
oleh lingkungan sosialnya. pemaknaan dua tataran, yaitu: (a) Pemaknaan
10. Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu realitas oleh actor terteliti, (b) Pemaknaan
budaya atau sistem kelompok sosial. peneliti ilmuwan (peneliti) atas makna atau hasil
menguji kelompok tersebut dan mempelajari penafsiran yang dimiliki oleh actor terteliti.
pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. 17. Analisis hermeneutika bersusun (AHB)
Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari merupakan strategi penafsiran atas penafsiran
sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi (refleksif) yang menjangkau penafsiran
melibatkan pengamatan yang cukup panjang WLQJNDW WLJD \DLWX ³triple hermeneutics´ DWDX
terhadap suatu kelompok, dimana dalam tingkaW HPSDW \DLWX ³quadri hermeneutics´
pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam Yang dimaksud dengan triple hermeneutics,
keseharian hidup responden atau melalui itu mencakup hermeneutika sederhana
wawancara satu per satu dengan anggota (interpretasi individu sendiri atas realitas
kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti dirinya dan makna yang diciptakan dari
atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan pengalaman mereka) dan hermeneutika ganda
interaksi dalam kelompok (interpretasi makhluk interpretatif). Triple
11. Studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi hermeneutics tiga juga mencakup interpretasi
suatu masalah dengan batasan terperinci, dari daerah-daerah kritis khas, seperti
memiliki pengambilan data yang mendalam, hubungan kekuasaan, ekspresi dari dominasi,
dan menyertakan berbagai sumber informasi. ideologi dan proses bawah sadar. Sedangkan
Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, quadri-hermeneutics membutuhkan
dan kasus yang dipelajari berupa program, pengakuan bahwa teori menghadapi masalah
peristiwa, aktivitas, atau individu. abadi tentang penafsiran otoritatif.
12. Pendekatan psikologi ekologi menjelaskan Pengetahuan memiliki keterbatasan
tentang pola alami dari rangsangan, yang ada substantif. Quadri hermeneutic mengharuskan
di lingkungan sekitar individu yang kita untuk mengidentifikasi bagaimana
berdampak pada perilaku dan pengalaman pengetahuan dan kebajikan lainnya dapat
individu. kembali seimbang.
13. Riset karya seni dan kritisisme adalah
strategi analisis kritik melalui karya seni. SIMPULAN DAN SARAN
Karya seni oleh manusia tentunya bukan
hanya merupakan dinilai dari esensi Metode penelitian kualitatif, dititahkan
keindahan dan emosionalnya, namun sarat sesuai untuk mengungkap sesuatu fenomena
akan pesan konsepsi psikologis, sosiologis yang bersifat sosial dan alami. Hal-hal tersebut
atau antropologis dan bahkan sarat filosofi sering dijumpai dalam Bimbingan dan
mengenai manusia dan kehidupan Konseling.
Habsy, Seni memahamai penelitian |100

Metode penelitian kualitatif dalam Moleong, Lexy J. (2005). Metodologi Penelitian


Bimbingan dan Konseling adalah metode Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
penelitian yang bertujuan mengungkap makna Rosdakarya.
subjektif suatu objek fenomena berdasar sudut Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian
pandang peneliti. Karakteristik pendekatan kualitatif. Alfabeta: Bandung
penelitian kualitatif adalah: makna yang bersifat
kontekstual, hubungan erat peneliti dan
partisipan (subjek) penelitian, pemilihan
partisipan.secara terbatas, tidak bermaksud untuk
melakukan generalisasi, penekanan pada
aktivitas mendengarkan, refleksif. deskripsi
hasil penelitian yang kaya, analisis dan
interpretasi data yang bersifat dinamis dan luwes,
pembuatan cek hasil penelitian, dan multi-
interpretasi.

DAFTAR RUJUKAN

Bogdan, R. C., dan Biklen, S. K. (1982).


Qualitative Research for Education: An
Intrduction to Theory and Methods.
Boston: Allyn and Bacon.
Creswell, J. W. (1998). Qualitatif Inquiry and
Research Design. Sage Publications, Inc:
California.
Dey, I. 2003. Qualitative Data Analysis: A User
Friendly Guide for Social Scientists.
London :Routledge
Hanurawan, Fattah. 2012 Metode penelitian
Kualitatif Dalam ilmu Psikologi.
Surabaya: KPKM universitas Airlangga.
Miles, M.B & Huberman, A.M. (1994).
Qualitative Data Analysis: An Expanded
Sourcebook. Thousand Oaks California:
SAGE Publications.
Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Moleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Mappiare, A. (2009). Dasar-dasar Metodologi
Riset Kualitatif Untuk Ilmu Sosial dan
Profesi. Malang: Jenggala Pustaka
Utama Bersama Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Mappiare. (2013). Tipe-tipe Metode Riset
Kualitatif Untuk Eksplanasi Sosial
Budaya dan Bimbingan Konseling.
Malang: Elang Emas (Anggota IKAPI
No:119/JTI/2010) bersama Prodi
Bimbingan dan Konseling.

Anda mungkin juga menyukai