Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah : Sumber Daya Manusia Kesehatan

Dosen Pengampu : Rania Fatrizza Pritami SKM., M.Kes

MAKALAH SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

OLEH :

FARDAN ILLAHI
NIM : PA20.027

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya maka Penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.

Berikut ini Penulis mempersembahkan sebuah makalah untuk memenuhisalah satu


tugas pada mata kuliah “SDM kesehatan” semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat
membantu menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.

Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf danmemohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan baik dalam isimaupun
penulisan.Terima kasih.

Kendari, 26 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................

A. Latar belakang.............................................................................................................................

B. Rumusan masalah........................................................................................................................

C. Tujuan masalah...........................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................

A. Penilaian dan pengukuran kecakapan SDM kesehatan...............................................................

B. Kepemimpinan dan kerjasama tim dan perannya dalam pengembangan SDM kesehatan.........

C. Pengembangan dan manajemen diri dan perannya bagi SDM kesehatan....................................

BAB 3 KESIMPULAN....................................................................................................................

KESIMPULAN ...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara aktif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
bersama. Sedangkan Sikula menyebutkan bahwa manajemen pada umumnya dikaitkan
dengan aktivitas-aktivitas perencanaaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan,
pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasi berbagai sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa yang efisien.

Manajemen menurut Terryadalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-
tindakan perencanaan, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya. hal ini dapat diperoleh dengan cara mengembangkan
dan memelihara tenaga kerja secara efektif dan efisien. Manajemen Sumber Daya Manusia
diartikan sebagai keseluruhan penentuan, pelaksanaan berbagai aktivitas, kebijakan , dan
program yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan tenaga kerja, pengembangan dan
pemeliharaan dalam usaha meningkatkan dukungan terhadap efektivitas organisas

B. Rumusan masalah

1. Apa itu tahapan penilaian dan pengukuran kecakapan pada SDM kesahatan

2. Apa itu kepemimpinan dan keja sama tim perannya dalam pengembangan SDM
kesehatan

3. Apa itu pengembangan dan manajemen diri dan perannya bagi SDM kesehatan

C. Tujuan masalah

1. Mengetahui tahapan dan pengukuran kecakapan SDM kesehata

2. Mengetahui kepemimpinan dan keja sama tim perannya dalam pengembangan SDM
kesehatan

3. Mengetahui pengembangan dan manajemen diri dan perannya bagi SDM kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENILAIAN DAN PENGUKURAN KECAKAPAN SDM KESEHATAN

1. Pengertian penilaian dan pengukuran kecakapan bagi SDM

Penilaian kinerja merupakan hal yang wajib untuk dilakukan perusahaan


menurut pendapat (Wayne 2017:257) menyimpulkan bahwa penilaian kinerja
(performance appraisal) adalah sistem formal untuk menilai dan mengevaluasi
kinerja tugas individu dan tim. Menurut (Mangkunegara 2017:69)
mengemukaan bahwa penilaian prestasi pegawai pegawai merupakan proses
penilaian prestasi kerja pegawai yang dilakukan pimpinan perusahaan secara
sistematis berdasarkan pekerjaan yang di tugaskan kepadanya. Penilaian kinerja
merupakan suatu pedoman yang diharapkan dapat menunjukan prestasi kerja
para karyawan secara rutin dan teratur ( Kasmir 2018:184).

Sistem Penilaian kinerja sangat diperlukan sekali terutama untuk


mengevaluasi efektivitas operasional perusahaan. Menurut (Mulyadi 1993:419)
“Penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, dan
karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka
penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia
dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi”.

2. Tujuan dan manfaat penilaian dan pengukuran kecakapan SDM

1. Tujuan penilaian yang berorientasi pada masa lalu, yang bertujuan


untuk:

a. Mengendalikan perilaku karyawan dengan menggunakan


sebagai instrumen untuk memberikan ganjaran, hukuman,
dan ancaman.

b. Mengambil keputusan mengenai kenaikan gaji dan promosi.

c. Menempatkan karyawan agar dapat melaksanakan


pekerjaan.
2. Tujuan penilaian yang berorientasi pada masa depan, dirancang secara
tepat agar sistem penilaian ini dapat membantu, yakni :

a. Membantu karyawan semakin banyak mengerti tentang


perannya dan mengetahui secara jelas fungsi-fungsinya.

b. Merupakan instrumen dalam membantu tiap karyawan mengerti


kekuatan dan kelemahan sendiri yang dikaitkan dengan peran
dan fungsi dalam perusahaan.

c. Menambah adanya kebersamaan antara masing-masing


karyawan yang mendorong motivasi serta kontribusi kerja pada
perusahaan.

3. Unsur - unsur dalam penilaian dan pengukuran SDM

1. Unsur penilaian umum Ialah penilaian yang bersifat umum


mengenai bobot dan potensi seperti : komunikasi , sikap kerja,
kedisplinan, attitude/perilaku/kepribadian atau soft skill pada
karyawan. dan bobot yang diberikan mulai dari bobot “1 sampai 6”

3. Unsur penilaian kompetensi (non medis) Ialah penilaian yang


memiliki keahlian atau skill seperti : mengoperasikan komputer dan
keterampilan lain yang sesuai dengan bidang keahliannya.

4. Metode dalam penilaian dan pengukuran kecakapan SDM

Metode penerapan sistem penilaian kinerja yaitu: metode penilaian kinerja

individu, penilaian diberikan tanpa membandingkan kinerja individu dengan

yang lainnya. Yang termasuk metode rating scale adalah Skala tersebut

meliputi beberapa katagori biasanya dalam angka 1 sampai 4 ,dengan kata

Sifat baik,sedang, cukup, kurang.


B. KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM DAN PERANPADA SDM
KESEHATAN

1. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses menggerakkan dan mempengaruhi aktivitas yang


berkaitan dengan tugas dari anggota kelompok. Stoner, menjelaskan bahwa ada empat
implikasi penting yang terdapat di dalam definisi ini yakni:

Kepemimpinan melibatkan orang lain, atau pengikut dengan kemauan mereka


menerima pengarahan dari pemimpinnya, anggota kelompok mendefinisikan status
pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan tanpa keterlibatan orang
yang dipimpin, semua mutu kepemimpinan tidak relevan.

Kepemimpinan melibatkan distribusi kekuasaan yang tidak merata antara


pemimpin dan anggota kelompok, anggota kelompok tanpa kekuasaan, mereka dapat
dan membentuk aktivitas kelompok dengan berbagai cara, namun kekuasaan
pemimpin jauh lebih besar.

Kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan berbagai bentuk kekuasaan


untuk mempengaruhi perilaku pengikut dengan berbagai cara.

Kepemimpinan merupakan gabungan dari tiga aspek sebelumnya dan mengakui


bahwa kepemimpinan adalah sebuah nilai, artinya bahwa seorang pemimpin memiliki
moralitas yang baik sehingga dapat mempertanggungjawabkan semua tindakan-
tindakannya.

2. Teori Kepemimpinan

Berikut ini adalah beberapa teori tentang kepemimpinan yang dirangkum oleh
Kartini Kartono.

a. Teori otokratis dan pemimpin otokratis Kepemimpinan dalam teori Ididasarkan


atas perintah-perintah, paksaan, dan tindakan-tindakan yang arbitrer (sebagai
wasit).

b. Teori psikologis Teori ini menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah
memunculkan dan mengembangkan sistem motivasi terbaik, untuk merangsang
kesediaan bekerja para pengikut dan anak buah.

c. Teori sosiologis Kepemimpinan dianggap sebagai usaha-usaha untuk melancarkan


antar relasi dalam organisasi dan sebagai usaha untuk menyelesaikan setiap
konflik organisatoris antara para pengikutnya.
d. Teori laissez faireKepemimpinan laissez faire ditampilkan seorang tokoh yang
sebenarnya tidak mampu mengurus dan dia memyerahkan tanggung jawab serta
pekerjaan kepada bawahan atau kepada semua anggota. Pemimpin adalah seorang
“ketua” yang bertindak sebagai simbol. Pemimpin semacam ini biasanya tidak
memiliki keterampilan teknis.

e. Teori kelakuan pribadi Kepemimpinan jenis ini akan muncul berdasarkan


kualitaskualitas pribadi atau pola-pola kelakuan para pemimpinnya. Teori ini
menyatakan bahwa seorang pemimpin selalu berkelakuan kurang lebih sama,
yaitu tidak melakukan tindakan-tindakan yang identik sama dalam setiap situasi
yang dihadapi.

f. Teori sifat orang-orang besar Cikal bakal seorang pemimpin dapat di prediksi dan
dilihat dengan melihat sifat, karakter dan perilaku orang-orang besar yang terbukti
sudah sukses dalam menjalankan kepemimpinannya.

g. Teori situasi berpandangan bahwa munculnya seorang pemimpin bersamaan masa


pergolakan, kritis seperti revolusi, pemberontakan dan lain lain.

3. Syarat-Syarat Kepemimpinan

a. Kekuasaan

b. Kewibawahan

c. Kemampuan

4. Tugas dan Fungsi Pemimpin

a. Penyelenggara atau pelaksana organisasi,

b. Penanggung jawab kemajuan dan kemunduran organisasi.

c. Pengelola organisasi.

d. Professional dibidangnya.

5. Indikator Gaya Kepemimpinan


a. Gaya Kepemimpinan Direktif

1) Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan berkaitan dengan seluruh


pekerja menjadi tanggung jawab pemimpin dan pemimpin hanya memberikan
perintah kepada bawahannya untuk melaksanakan

2) Pemimpin menentukan semua standar bagaimana bawahan menjalankan tugas

3) Pemimpin melakukan pengawasan kerja dengan ketat

4) Pemimpin memberikan ancaman dan hukuman kepada bawahan yang tidak


berhasil melaksanakan tugas-tugas yang telah ditentukan

5) Hubungan dengan bawahan rendah, tidak memberikan motivasi kepada


bawahannya untuk dapat mengembangkan dirinya secara optimal, karena
pemimpin kurang percaya dengan kemapuan bawahannya.

b. Gaya Kepmimpinan Konsultatif

1) Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dilakukan oleh pemimpin


setelah mendengarkan keluhan dari bawahan

2) Pemimpin menentukan tujuan dan mengemukakan berbagai ketentuan yang


bersifat umum setelah melalui proses diskusi dan konsultasi dengan para
bawahan.

3) Penghargaan dan hukuman diberikan kepada bawahan dalam rangka


memberikan motivasi kepada bawahan.

4) Hubungan yang baik dengan bawahan.

c. Gaya Kepemimpinan Partisipatif

1) Pemimpin dan bawahan bersama-sama terlibat dalam pengambilan keputusan


dan pemecahan masalah atau dengan kata lain apabila pemimpin akan
mengambil keputusan, dilakukan setelah adanya saran atau pendapat dari
bawahan.

2) Pemimpin memberikan keleluasaan bawahan untuk melaksananakn


perkerjaan.
3) Hubungan dengan bawahan terjalin dengan baik dan dalam suasana yang
penuh persahabatan dan saling percaya.

4) Motivasi yang diberikaan kepada bawahan tidak hanya didasarkan atas


pertimbangan-pertimbangan ekonomis, melainkan juga didasarkan atas

pentingnya peranan bawahan dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi.

d. Gaya Kepemimpinan Delegatif

1) Pemimpin mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi dengan bawahan


dan selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah kepada bawahan.

2) Bawahan memiliki hak untuk menentukan langkah-langkah bagaimana


keputusan dilaksanakan Dalam teori tersebut menunjukkan bahwa pemimpin
mempunyai cara yang berbeda dalam menjalankan tugas, hal ini
menunjukkan bahwa seorang pemimpin tidak hanya bertindak sepihak
karena pemimpin akan dihadapkan pada situasi tertentu yang menuntut gaya
tertentu dalam waktu tertentu.

C. PENGEMBANGAN DAN MANAJEMEN DIRI DAN PERANNYA


BAGI SDM KESEHATAN

1. Pengertian manajemen dan pengembangan diri terhadap SDM

Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas yang


dilaksanakan agar sumber daya manusia di dalam organisasi dapat digunakan secara
efektif guna mencapai berbagai tujuan. Bermacam-macam pendapat tentang
pengertian manajemen sumber daya manusia, antara lain:

adanya yang menciptakan Human Resources, ada yang mengartikan sebagai man
power management serta ada yang menyertakan dengan pengertian manajemen
sumber daya manusia sebagai personal (personalia, kepegawaian, dan sebagainya).

2. Tujuan manajemen dan pengembangan diri terhadap SDM

Tujuan utama manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan


kontribusi pegawai terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas
organisasi yang bersangkutan. Hal ini dapat di pahami karena semua kegiatan
organisasi dalam mencapai tujuan, tergantung kepada manusia yang mengelola
organisasi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, sumber daya manusia tersebut harus
dikelola agar dapat berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan organisasi.

3. Jenis manajemen dan pengembangan diri terhadap SDM

a. Kekuatan Spiritual

Menurut ulama besar dunia, Yusuf al-Qaradhawi, kekuatan spiritual manusia


bermula dari penanaman (peniupan) roh ketuhanan atau spirit ilahi ke dalam diri
manusia (QS Shad [38]: 71- 72), yang menyebabkan manusia menjadi makhluk
yang unggul dan unik. Firman-Nya, "Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka, Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik." (QS Almu'minun
[23]:

Ada beberapa cara yang perlu dilakukan untuk mengasah dan mempertinggi
kekuatan spiritual ini;

Pertama, al-iman al-`amiq, yaitu memperkuat iman kepada Allah SWT


dengan selalu mengesakan dan menyandarkan diri hanya kepada-Nya.

Kedua, al-ittishal al-watsiq, yaitu membangun hubungan dan komunikasi


yang kuat dengan Allah SWT. Komunikasi dilakukan dengan ibadah dan
senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya melalui ibadah-ibadah wajib (al-
mafrudhat) ataupun ibadah-ibadah sunah (al-mandubat).

Ketiga, tathhir al-qalb, yaitu upaya menyucikan diri dari berbagai penyakit
hati. Kekuatan spiritual, menurut Qaradhawi, berpusat di hati atau qalb, fu`ad,
atau al-ruh. Penyucian dilakukan agar hati atau kalbu sebagai "pusat kesadaran"
manusia menjadi "sensitif" sehingga senantiasa ingat kepada Allah, takut akan
ancaman dan siksa-Nya, serta penuh harap (optimistis) terhadap rahmat dan
ampunan-NyaOleh sebab itu, kita selaku umat manusia harus terus mempertajam
kekuatan spiritual yang ada dalam diri kita.

b. Kekuatan Emosional

Setiap manusia pasti mempunyai kepribadian, keinginan dan kebutuhan yang


berbeda-beda. Perbedaan tersebut menunjukan bagaimana emosi kita. Jika kita
cermat mengenali perbedaan ini, maka sukses akan datang dalam hidup kita.
Itulah mengapa pentingnya kecerdasan emosional. Kecerdasan Emosional akan
mudah mengenali emosi, mengerti apa yang diucapkan dan sadar dampak dari
emosi kita terhadap lawan bicara. Kecerdasan Emosional melibatkan pula persepsi
kita terhadap orang lain sehingga dapat menjaga hubungan lebih efektif.
Kecerdasan Emosional ibarat pribadi yang selalu menjadikan orang lain penting
bagi mereka dan tidak mendahulukan kepentingannya sendiri. Karakter yang
menunjukkan Kecerdasan Emosional:

1. Self Awareness.

Self Awareness atau kesadaran diri sendiri adalah salah satu karakter
Kecerdasan Emosional.

2. Self Regulation.

Self Regulation Adalah kemampuan dalam mengendalikan emosi dengan


adanya stimulan dari luar.

3. Motivation.

Orang dengan kecerdasan emosional akan selalu termotivasi, bersedia


menjalani proses untuk sukses jangka panjang, menunjukkan produktivitas
tinggi, mencintai tantangan dan efektif dalam pekerjaannya.

4. Empathy.

Karakter ini merupakan salah satu yang terpenting dalam kecerdasan


emosional, yakni empati kepada orang lain. Dapat “merasakan” apa yang
dialami orang lain dan mampu melihat dari sudut pandang mereka.

5. Social Skills.

Kemampuan bekerja sama dalam tim dan fokus menolong dan membantu
orang lain terlebih dahulu dibandingkan sukses pribadi.

c. Kekuatan Intelektual

Intelektual merupakan sebuah cara atau pola pikir yang membawa keberadaan
individu ketingkat yang lebih dinamis. Menurut kamus peribahasa Indonesia, Intelek
artinya kecerdasan dalam berpikir, mempunyai daya cipta atau kreativitas tinggi.
Sedangkan inteletual merupakan; sebuah pola pikir yang aktif dan dinamis dalam
menyampaikan, memikirkan, menelaah sesuatu dengan penjabaran yang masuk diakal
(logik) dalam hal ilmu pengetahuan. Secara umum dapat kita katakan bahwa orang
yang mempunyai intelektual yang tinggi maka orang tersebut adalah berpikiran luas,
memandang jauh kedepan, menganalisa sebuah kejadian lalu memberikan jawaban-
jawaban yang tepat pada topik pembicaraan. Individu yang mempunyai Intelektual
selalu membuka diri dalam penerimaan ilmu pengetahuan, baik itu dari media maupun
pengalaman dari orang lain melalui tanya jawab. Di mana pun tempat ia berada maka
dengan mudahnya dalam menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya. Perkataan
yang lazim kita dengar sehari-hari itu menandakan bahwa setiap pekerjaan atau usaha
untuk melakukan apa saja, baik itu dalam keadaan sosial, ekonomi dan politik
seharusnya kita pikirkan secara maksimal, dan pemikiran itulah harus menggunakan
akal yang sehat.

Kekuatan intelektual manusia semakin hari semakin bertambah, kita lihat mulanya
manusia hanya menggunakan gelang, besi, gading atau hasil buruannya untuk
melakukan transaksi dengankeinginan kebutuhan hidupnya terpenuhi, atau dalam ilmu
ekonomi disebut dengan Barter. Akan tetapi manusia berevolusi dengan pikirannya
dan menggunakan akal yang ada, maka sedikit demi sedikit mereka bisa merubah
kehidupan.

d. Kekuatan Fisik

Menurut kamus besar bahasa indonesia, kekuatan fisik adalah kekuatanyang


dimiliki berdasarkan jasmani manusia. Artinya kekuatan fisik erat kaitannya dengan
tubuh manusia. Tubuh merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam
melakukan segala macam aktifitas dan kehidupan di dalam dunia ini.
BAB 3

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Jadi kesimpulan dari makalah ini yang membahas tentang SDM kesehatan ialah yang
pertama tentang bagaimana cara melakukan penilaian serta pengukuran kecakapan tenaga
kesehatan sehingga SDM kesehatan menjadi lebih berkualitas, yang kedua pentingnya
mengetahui apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dan kerja sama dalam sebuah tim yang
berperan dalam proses pengembangan SDM kesehatan, dan yang ketiga membahas tentang
bagaimana cara pengembangan serta peran penting manajemen diri bagi SDM kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Panggabean,M.(2007).Manajemensumberdayamanusia,Bogor:Ghalia

Rizzo,P.(2016).Listfulthinking,Tigaserangkai.

Wibowo.B.S.(2010).HumanCapacityBuilding,Jakarta:Trustco.

AsySyahawy,M.M.(2001),MempertajamKepekaanSpiritual.Jakarta:BinaWawasanPress

Dessler,G.(1997).ManajemenSumberDayaManusia,Jakarta:PTPrenhallindo

Stoner, A.F. James and Freeman R. Edward and Gilbert JR, Daniel R. Manajemen. Jilid 1 dan
Jilid 2

Fred N. Kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral (Yogyakarta: Gajah Mada University


Press, (2002,),25.

Susilo Martoyo, Pengetahuan Dasar Manajemen dan Kepemimpinan (Yogyakarta:BPFE,


1998),

Aries Susanty, Sigit Wahyu Baskoro, Pengaruh Motivasi Kerja dan Gaya Kepemimpinan
Terhadap Disiplin Kerja serta Dampaknya pada Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada PT.
PLN (Persero) APD Semarang), Jurnal Program Sudi Teknik Industri, Universitas
Diponegoro Jati Undip, Vol VII, No 2, Mei 2012), 79

Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan (Konsep, Prinsip dan Aplikasidalam

Masduki, Leadership (Pasuruan: PT Garoede Buana Indah,1996),13. 10

Anton Athoillah, Dasar-dasar Manajemen (Bandung :Pustaka Setia, 2010), 210-212.

Anda mungkin juga menyukai