Anda di halaman 1dari 15

WANPRESTASI DAN AKIBATNYA DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN

Niru Anita Sinaga,


Nurlely Darwis

Abstrak
Perjanjian dibuat para pihak sebagai dasar hubungan hukum tentang kesepakatan-
kesepakatan yang telah disetujui, yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak.
Dengan adanya perjanjian diharapkan semua apa yang telah disepakati dapat berjalan
dengan normal, namun dalam prakteknya pada kondisi tertentu pertukaran prestasi tidak
selalu berjalan sebagaimana mestinya sehingga muncul peristiwa yang disebut
wanprestasi.
Wanprestasi adalah: “Suatu keadaan dimana seorang debitur (berutang) tidak
memenuhi atau melaksanakan prestasi sebagaimana telah ditetapkan dalam suatu
perjanjian”. Seseorang dinyatakan wanprestasi karena: Sama sekali tidak memenuhi
prestasi; prestasi yang dilakukan tidak sempurna; terlambat memenuhi prestasi; dan
melakukan apa yang dalam perjanjian dilarang untuk dilakukan.
Wanprestasi menimbulkan permasalahan, antara lain: Bilaman seorang debitur
dinyatakan wanprestasi, apa akibat terjadinya wanprestasi dan bagaimana upaya agar
penyelesaian wanprestasi dapat memberi perlindungan bagi para pihak.
Agar tercipta apa yang menjadi tujuan dari pembuatan perjanjian, dibutuhkan solusi
yang dapat memberikan perlindungan bagi para pihak terutama pihak yang dirugikan.

Kata kunci: Perjanjian, Wanprestasi, Perlindungan.

Abstract
Agreement by the parties as a basis for the legal relationship of the agreements that
have been approved, which give rise to rights and obligations of the parties. With the
expected agreement all of what has been agreed to function normally, but in practice in
certain circumstances the exchange of achievement does not always work as it should so
that it appears what is called a default.
Default is: "A situation where a debtor (debt) does not fulfill or implement the
achievements as stipulated in an agreement". A person is declared in default because:
Absolutely not meet achievement; achievements which are not perfect; Late meet
achievement; and do what is in the agreement are forbidden to do.
Default cause problems, such as: When a debtor is declared in default, what the
result of a default and how efforts for settlement of default may provide protection for the
parties.
In order to create what is the purpose of making the agreement, needed a solution that
could provide protection for the parties, especially the injured party.
In order to create what is the purpose of making the agreement, needed a solution
that could provide protection for the parties, especially the injured party.

Keywords: Agreement, Default, Protection.

43
PENDAHULUAN pada tahap sebelum perjanjian,
pembentukan perjanjian maupun
Perjanjian sebagai sarana untuk pelaksanaannya. Pasal 1313 KUHPerdata
mengatur pertukaran hak dan kewajiban menyatakan: “Perjanjian adalah suatu
diharapkan dapat berlangsung dengan perbuatan dengan mana satu orang atau
baik, fair dan proporsional sesuai lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
kesepakataan para pihak. Terutama pada orang lain atau lebih”.
perjanjian yang bersifat komersial, baik
1
Berdasarkan rumusan pengertian (berutang) tidak memenuhi atau
perjanjian yang telah dikemukakan, dapat melaksanakan prestasi sebagaimana
disimpulkan bahwa perjanjian itu terdiri telah ditetapkan dalam suatu perjanjian”.
dari: Ada pihak-pihak; ada persetujuan Pada umumnya seseorang
antara pihak-pihak; ada prestasi yang dinyatakan lalai atau wanprestasi karena:
akan di laksanakan, ada bentuk tertentu Sama sekali tidak memenuhi prestasi;
lisan atau tulisan; ada syarat-syarat Prestasi yang dilakukan tidak sempurna;
tertentu sebagai isi perjanjian; ada tujuan Terlambat memenuhi prestasi; dan
yang hendak di capai. Melakukan apa yang dalam perjanjian
Perjanjian melahirkan perikatan atau dilarang untuk dilakukan.
hubungan hukum yang menimbulkan hak Unsur-unsur wanprestasi antara lain:
dan kewajiban bagi masing-masing pihak. Adanya perjanjian yang sah (1320),
Dengan demikian suatu kesepakatan adanya kesalahan (karena kelalaian dan
berupa perjanjian pada hakikatnya adalah kesengajaan), adanya kerugian, adanya
mengikat, bahkan sesuai dengan Pasal sanksi, dapat berupa ganti rugi, berakibat
1338 ayat 1 KUHPerdata, kesepakatan ini pembatalan perjanjian, peralihan risiko,
memiliki kekuatan mengikat sebagai dan membayar biaya perkara (apabila
undang-undang bagi para pihak yang masalahnya sampai di bawa ke
membuatnya.2 pengadilan). Wanprestasi adalah suatu
Dengan adanya perjanjian kreditur istilah yang menunjuk pada
dapat menuntut pemenuhan prestasi dari ketiadalaksanaan prestasi oleh debitur.
debitur, sedangkan bagi debitur Terjadinya wanprestasi mengakibatkan
berkewajiban untuk melaksanakan pihak lain (lawan dari pihak yang
prestasinya. Walaupun perjanjian dibuat wanprestasi) dirugikan. Karena adanya
dengan harapan semua apa yang telah kerugian oleh pihak lain, maka pihak yang
disepakati dapat berjalan dengan normal, telah melakukan wanprestasi harus
namun dalam prakteknya pada kondisi menanggung akibat dari tuntutan pihak
tertentu pertukaran prestasi tidak selalu lawan yang dapat berupa : Pembatalan
berjalan sebagaimana mestinya sehingga perjanjian; pembatalan perjanjian disertai
muncul peristiwa yang disebut tuntutan ganti rugi; pemenuhan perjanjian
wanprestasi. dan pemenuhan perjanjian disertai
Wanprestasi adalah: “Pelaksanaan tuntutan ganti rugi.
perjanjian yang tidak tepat waktunya atau Namun demikian, debitur tidak dapat
dilakukan tidak menurut selayaknya atau secara serta merta dituduh melakukan
tidak dilaksanakan sama sekali.”3 Secara wanprestasi harus ada pembuktian untuk
umum wanprestasi adalah: “Suatu hal tersebut, pihak yang dituduh
keadaan dimana seorang debitur melakukan wanprestasi juga harus diberi
kesempatan untuk dapat mengajukan
1
KUHPerdata (burgelijk wetboek) tangkisan-tangkisan atau pembelaan diri,
antara lain berupa :
,diterjemahkan oleh R. Soebekti dan R.
1. Tidak dipenuhinya perjanjian
Tjitrisadibio, Jakarta: Pradya Paramita,
(wanprestasi) terjadi karena keadaan
cetakan 8, 1976, Pasal 1313. terpaksa (overmacht)
2
Huala Adolf, Dasar-dasar Hukum Kontrak
2. Tidak dipenuhinya perjanjian
Internasional, Bandung: Refika Aditama, 2006,
hal. 15. (wanprestasi) terjadi karena pihak lain
3
Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, juga wanprestasi
Cet. II, Bandung: Alumni, 1986, hal. 60.

44
3. Tidak dipenuhinya perjanjian Wanprestasi disertai unsur kesalahan.
(wanprestasi) terjadi karena pihak Dengan adanya wanprestasi
lawan telah melepaskan haknya atas membawa konsekuensi yuridis yaitu pihak
pemenuhan prestasi. yang telah melakukan wanprestasi
Akan tetapi adakalanya dalam haruslah menanggung akibat berupa ganti
keadaan tertentu untuk membuktikan rugi yaitu :
adanya wanprestasi debitur tidak 1. Biaya yaitu segala pengeluaran atau
diperlukan lagi pernyataan lalai, yaitu perongkosan yang nyata-nyata sudah
dalam hal : Untuk pemenuhan prestasi dikeluarkan oleh salah satu pihak
berlaku tenggang waktu yang fatal; debitur (katakanlah pihak kreditur ).
menolak pemenuhan; debitur mengakui 2. Rugi yaitu kerugian karena kerusakan
kelalaiannya; pemenuhan prestasi tidak barang-barang kepunyaan debitur yang
mungkin (di luar over macht); pemenuhan diakibatkan oleh kelalaian debitur
tidak lagi berarti, dan debitur melakukan 3. Bunga yaitu kerugian yang berupa
pretasi tidak sebagaimana mestinya. kehilangan keuntungan yang
Timbulnya wanprestasi menimbulkan diharapkan oleh salah satu
permasalahan yaitu: 1. Bilamana seorang pihak/kreditur.
debitur dinyatakan wanprestasi dalam
suatu perjanjian?. 2. Apakah akibat yang
ditimbulkan dengan terjadinya wanprestasi PERMASALAHAN
terhadap suatu perjanjian?. 3. Bagaimana
upaya yang dilakukan sehingga Dari latar belakang diatas dirumuskan
penyelesaian wanprestasi dapat memberi tiga permasalahan sebagai berikut:
perlindungan bagi para pihak? 1. Bilamana seorang debitur dinyatakan
Untuk mengatasi permasalahan wanprestasi dalam suatu perjanjian ?
tersebut, maka dibutuhkan adanya solusi 2. Apakah akibat yang ditimbulkan
agar tercipta apa yang menjadi tujuan dari dengan terjadinya wanprestasi
pembuatan perjanjian yaitu keadilan bagi terhadap suatu perjanjian?
para pihak. Hal ini dapat diwujudkan, 3. Bagaimana upaya yang
antara lain dengan: Memberikan dilakukan sehingga penyelesaian
perlindungan bagi para pihak, terutama wanprestasi dapat memberi
pihak yang dirugikan. Prinsip perlindungan perlindungan bagi para pihak?
merupakan prinsip yang sangat mendasar
dalam hukum perjanjian. Walaupun salah
satu pihak telah melakukan wanprestasi, PEMBAHASAN
kepentingannya juga harus tetap ikut
dilindungi. Perlindungan hukum kepada A. Tinjauan Umum Mengenai
pihak yang telah melakukan wanprestasi Perjanjian
tersebut misalnya: Adanya mekanisme
tertentu untuk memutuskan perjanjian; 1. Definisi/pengertian perjanjian
Kewajiban melaksanakan somasi (Pasal Dalam KUH Perdata perjanjian diatur
1238 KUH Perdata); Kewajiban dalam Buku III ( Pasal 1233-1864) tentang
memutuskan perjanjian timbal balik lewat Perikatan. BW menggunakan istilah
pengadilan (Pasal 1266 KUH Perdata); kontrak dan perjanjian untuk pengertian
dan Pembatasan untuk pamutusan yang sama. Hal ini dapat dilihat jelas dari
perjanjian. judul Bab II Buku III BW yaitu: Tentang
Dalam hal salah satu pihak telah perikatan-perikatan yang dilahirkan dari
melakukan wanprestasi, maka pemutusan kontrak atau perjanjian. Pengertian
perjanjian oleh pihak yang telah dirugikan tentang perjanjian atau kontrak beraneka
akibat wanprestasi ini berlaku beberapa ragam, antara lain:
syarat secara yuridis yang harus Subekti mengatakan, Perjanjian
diperhatikan, berupa : Wanprestasi harus adalah: “Suatu peristiwa di mana seorang
serius; Hak untuk memutuskan perjanjian berjanji kepada seorang lain atau di mana
belum dikesampingkan; Pemutusan dua orang itu saling berjanji untuk
perjanjian tidak terlambat dilakukan dan melaksanakan suatu hal”. Sedangkan

45
perikatan adalah: “Perhubungan hukum adalah suatu hubungan hukum antara dua
antara dua orang atau dua pihak, orang atau dua pihak berdasarkan mana
berdasarkan mana pihak yang satu pihak yang satu berhak menuntut sesuatu
berhak menuntut sesuatu hal dari pihak hal dari pihak yang lain dan pihak yang
yang lain, dan pihak yang lain lainnya berkewajiban untuk memenuhi
berkewajiban untuk memenuhi tuntutan tuntutan itu".9
tersebut”.4 Perikatan merupakan suatu hubungan
Pasal 1313 KUHPerdata menyatakan: hukum yang terjadi baik karena perjanjian
“Perjanjian adalah suatu perbuatan atau karena hukum. Hubungan hukum
dengan mana satu orang atau lebih adalah hubungan yang menimbulkan
mengikatkan dirinya terhadap satu orang akibat hukum yaitu adanya hak (right) dan
lain atau lebih”.5. kewajiban (duty/obligation).10
Dengan demikian suatu kesepakatan Suatu perjanjian yang memenuhi
berupa perjanjian atau kontrak pada keabsahan memiliki kekuatan yang
hakikatnya adalah mengikat, bahkan mengikat bagi para pihak, dan akibat
sesuai dengan Pasal 1338 ayat 1 hukum dari adanya perikatan itu adalah:11
KUHPerdata, kesepakatan ini memiliki a. Para pihak terikat pada isi perjanjian
kekuatan mengikat sebagai undang- dan juga berdasarkan kepatutan,
undang bagi para pihak yang kebiasaan dan undang-undang (Pasal
membuatnya.6 1338, 1339 dan 1340 KUHPerdata)
Berdasarkan rumusan pengertian b. Perjanjian harus dilaksanakan dengan
perjanjian yang telah dikemukakan diatas itikad baik (good faith) diatur pada
dapat disimpulkan bahwa perjanjian itu Pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata
terdiri dari:7 c. Kreditur dapat memintakan
1. Ada pihak-pihak. pembatalan perbuatan debitur yang
2. Ada persetujuan antara pihak-pihak. merugikan kreditur (actio pauliana)
3. Ada prestasi yang akan di laksanakan. diatur pada Pasal 1341 KUHPerdata.
4. Ada bentuk tertentu lisan atau tulisan.
5. Ada syarat-syarat tertentu sebagai isi 3. Subjek dan objek perjanjian
perjanjian. Subjek perjanjian sama dengan
6. Ada tujuan yang hendak di capai. subjek perikatan yaitu pihak-pihak yang
terdapat dalam perjanjian. Subjek bisa
2. Hubungan hukum perikatan dengan seseorang manusia atau suatu badan
perjanjian, dasar mengikat serta hukum. Objek dalam perjanjian berupa
akibatnya. prestasi, yang berujud memberi sesuatu,
Menurut KUHPerdata perjanjian berbuat sesuatu, dan tidak berbuat
merupakan salah satu sumber yang sesuatu. Mengenai objek perjanjian,
melahirkan perikatan yang diatur dalam diperlukan beberapa syarat untuk
buku III KUHPerdata, kecuali itu sumber menentukan sahnya suatu perikatan,
perikatan yang lain adalah undang- yaitu: Objeknya harus tertentu, harus
undang, yurisprudensi, hukum tertulis dan diperbolehkan, dapat dinilai dengan uang,
tidak tertulis serta ilmu pengetahuan.8 harus mungkin.12
Subekti mengatakan: “Perikatan Di dalam suatu perjanjian, lazimnya

4
R.Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta:
Intermasa, 2005, hal. 1. 9
5
KUHPerdata (burgelijk wetboek), Op.Cit, R. Subekti, Hukum Perjanjian , Op.Cit, hal. 1.
10
Johannes Ibrahim & Lindawaty Sewu,
Pasal 1313. Hukum Bisnis Dalam Persepsi Manusia Modern,
6
Huala Adolf, Op.Cit, hal. 15. Bandung: PT. Refika Aditama, Cetakan kedua,
7
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum: 2007, hal. 80.
Suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberty, 1999, 11
Ibid, hal. 109.
12
hal. 82. Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum
8
Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Perikatan, Bandung: Mandar Maju, 1994, hal.
pada Bank, Bandung: Alfabeta, 2003, hal. 74. 4.

46
memiliki unsur-unsur sebagai berikut:13 empat syarat sahnya perjanjian, yaitu:17
1. Essentialia yaitu bagian yang harus 1. Adanya kesepakatan kedua belah
ada dalam suatu perjanjian, jika pihak.
bagian ini tidak ada maka perjanjian 2. Kecakapan untuk melakukan
yang dikehendaki oleh para pihak perbuatan hukum.
tidak akan tercipta atau terwujud, 3. Adanya objek perjanjian
misalnya jika dalam perjanjian jual beli 4. Adanya causa yang halal.
adalah adanya barang yang menjadi Syarat pertama dan kedua disebut
objek perjanjian serta harga dan syarat subjektif karena menyangkut pihak-
barang tersebut.14 pihak yang mengadakan perjanjian.
2. Naturalia yaitu bagian yang oleh Apabila syarat pertama dan kedua tidak
undang-undang dikatakan sebagai terpenuhi maka perjanjian dapat
bagian yang bersifat mengatur. dibatalkan. Artinya salah satu pihak dapat
Berdasarkan unsur naturalia tersebut mengajukan ke pengadilan untuk
para pihak yang membuat perjanjian membatalkan perjanjian yang disepakati.
tidak terikat kepada ketentuan pasal- Tetapi sepanjang para pihak tidak ada
pasal di dalam Buku III KUH Perdata, yang keberatan maka perjanjian itu adalah
tetapi para pihak boleh tetap dianggap sah.
mengesampingkan aturan-aturan Syarat ketiga dan keempat disebut
tersebut dan mengatur syarat objektif, karena menyangkut objek
kepentingannya sesuai dengan dari perjanjian. Jika syarat ketiga dan
kesepakatan para pihak dan apabila keempat tidak terpenuhi maka perjanjian
para pihak telah mengaturnya secara itu batal demi hukum artinya, bahwa dari
tersendiri, maka sesuai dengan semula perjanjian dianggap tidak pernah
ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUH terjadi.
Perdata, perjanjian tersebut mengikat
para pihak sebagaimana ketentuan 5. Bentuk dan isi perjanjian
undang-undang, seperti masalah Bentuk perjanjian dapat dibedakan
pengaturan risiko menurut ketentuan menjadi dua macam, yaitu tertulis dan
Pasal 1460 KUH Perdata atau lisan.
masalah penyerahan barang sesuai Ada 3 bentuk perjanjian tertulis:
dengan ketentuan Pasal 1477 KUH 1. Perjanjian dibawah tangan yang
Perdata.15 ditandatangani para pihak yang
3. Aksidentalia yaitu bagian dimana bersangkutan saja.
undang-undang tidak mengaturnya 2. Perjanjian dengan saksi notaris untuk
secara tersendiri, tetapi ditambahkan melegalisir tandatangan para pihak .
oleh para pihak dalam perjanjian.16 3. Perjanjian yang dibuat dihadapan
notaris dalam bentuk akta notariel.18 .
4. Syarat sahnya suatu perjanjian 6. Asas-asas dalam hukum perjanjian
Pasal 1320 KUHPerdata menentukan Lawrence M. Friedman mengartikan
hukum kontrak adalah: “Perangkat hukum
yang hanya mengatur aspek tertentu dari
pasar dan mengatur jenis perjanjian
13
tertentu”.19
Mariam Darus Badruizaman, KUH Perdata Salim H.S, mengatakan hukum
Buku III Hukum Perikatan Dengan Penjelasan, kontrak adalah: “Keseluruhan dari dari
Bandung: Alumni, 1996, hal. 99. kaidah-kaidah hukum yang mengatur
14
Anita Kamilah, Bangun Guna Serah (Build
operate and Transfer/ BOT ) Membangun 17
Tanpa Harus Memiliki Tanah (Persfektif Salim, H.S, Hukum Kontrak Teori dan Teknik
Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar Grafika,
Hukum Agraria , Hukum Perjanjian dan 2010, hal. 33-34.
Hukum Publik), Bandung: CV Keni Media, 18
Ibid, hal. 43.
2013, hal. 69. 19
Lawrence M. Friedman, American Law An
15
Ibid. Introduction, penerjemah Whisnu Basuki,
16
Ibid. Jakarta: Tata Nusa, 2001, hal. 196.

47
hubungan hukum antara dua pihak atau lain:
lebih berdasarkan kata sepakat untuk a. Pasal 1320 ayat (1) KUHPerdata,
menimbulkan akibat hukum”.20 bahwa perjanjian tidak sah
Sejumlah prinsip atau asas hukum apabila dibuat tanpa adanya
merupakan dasar bagi hukum perjanjian. sepakat dari pihak yang
Prinsip-prinsip atau asas-asas utama membuatnya.
dianggap sebagai soko guru hukum b. Pasal 1320 ayat (2) KUHPerdata,
perjanjian, memberikan sebuah gambaran kebebasan yang dibatasi oleh
mengenai latar belakang cara berpikir kecakapan untuk membuat suatu
yang menjadi dasar hukum perjanjian. perjanjian.
Satu dan lain karena sifat fundamental c. Pasal 1320 ayat (4) juncto Pasal
hal-hal tersebut, maka prinsip-prinsip 1337 KUHPerdata, menyangkut
utama itu dikatakan pula sebagai prinsip- causa yang dilarang oleh undang-
prinsip dasar.21 undang atau bertentangan
Asas hukum merupakan landasan dengan kesusilaan baik atau
yang paling luas bagi lahirnya suatu bertentangan dengan ketertiban
peraturan hukum. lni berarti bahwa umum.
peraturan-peraturan hukum pada d. Pasal 1332 KUHPerdata batasan
akhirnya bisa dikembalikan kepada kebebasan para pihak untuk
asas-asas tersebut. 22 Asas hukum membuat perjanjian tentang
berfungsi sebagai pedoman atau arahan objek yang diperjanjikan.
orientasi berdasarkan mana hukum dapat e. Pasal 1335 KUHPerdata, tidak
dijalankan. Asas-asas hukum tersebut adanya kekuatan hukum untuk
tidak saja akan berguna sebagai pedoman suatu perjanjian tanpa sebab,
ketika menghadapi kasus-kasus sulit, atau sebab yang palsu atau
tetapi juga dalam hal menerapkan terlarang.
aturan.23 f. Pasal 1337 KUHPerdata, larangan
Didalam hukum perjanjian dikenal terhadap perjanjian apabila
lima asas penting yaitu:24 bertentangan dengan undang-
1. Asas kebebasan berkontrak (freedom undang, kesusilaan baik atau
of contract) ketertiban umum.
Kebebasan berkontrak ini tercantum 2. Asas konsensualisme (concensualism)
dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata Asas konsensualisme dapat
berbunyi: "Semua persetujuan yang dibuat disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat (1)
secara sah berlaku sebagai undang- KUHPerdata. Pada pasal tersebut
undang bagi mereka ditentukan bahwa salah satu syarat
yang membuatnya".25 Berlakunya asas sahnya perjanjian adalah adanya kata
kebebasan berkontrak ini tidaklah mutlak, kesepakatan antara kedua belah pihak.
KUHPerdata memberikan pembatasan
atau ketentuan terhadapnya, inti 3. Asas pacta sunt servanda
pembatasan tersebut dapat dilihat antara Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata:
"Semua persetujuan yang dibuat secara
20
Salim HS, Op.cit., hal. 4. sah berlaku sebagai undang-undang bagi
21
Herlien Budiono, Het Evenwichtbeginsel mereka yang membuatnya". Adagium
Voor Het Indonesisch Contractenrecht, Diss (ungkapan) pacta sunt servanda diakui
Leiden, 2001, hal. 64, sebagai prinsip-prinsip sebagai aturan bahwa semua persetujuan
hukum kontrak, Nieuwenhu is menyebutkan: yang dibuat oleh manusia secara timbal
asas otonomi, asas kepercayaan dan asas balik pada hakikatnya bermaksud untuk
kausa (Drie beginselen van het contracten dipenuhi dan jika perlu dapat dipaksakan,
recht). sehingga secara hukum mengikat.26
22
Johannes Ibrahim & Lindawaty Sewu,Op.Cit.,
4. Asas itikad baik
hal. 50. Dalam Pasal 1338 ayat (3) KUH
23
Anita Kamilah, Op.Cit, hal. 97.
24 26
Salim H.S, Op.Cit., hal. 9. Johannes Ibrahim & Lindawaty Sewu,
25
KUHPerdata, Op.Cit., Pasal 1338 ayat (1) Op.Cit., hal. 98.

48
Perdata, disebutkan bahwa perjanjian maksud masing-masing asas ini adalah
harus dilaksanakan dengan itikad baik. sebagai berikut: 30
Itikad baik dapat dibedakan atas 2 (dua) 1. Asas kepercayaan. Seorang yang
macam, yaitu: (1) Itikad baik pada waktu mengadakan perjanjian dengan pihak
akan mengadakan perjanjian; dan (2) lain, harus dapat menumbuhkan
Itikad baik pada waktu melaksanakan hak- kepercayaan diri diantara kedua pihak
hak dan kewajiban-kewajiban yang timbul bahwa satu sama lain akan memenuhi
dari perjanjian tersebut.27 prestasinya dikemudian hari.
5. Asas kepribadian (personality) 2. Asas persamaan hak. Asas ini
Asas kepribadian tercantum dalam menempatkan para pihak didalam
Pasal 1340 KUHPerdata: "Suatu persamaan derajat, tidak ada
perjanjian hanya berlaku antara pihak- perbedaan, walaupun ada perbedaan
pihak yang membuatnya. kulit, bangsa, kepercayaan,
Suatu perjanjian tidak dapat kekuasaan, jabatan, dan lain-lain.
membawa rugi kepada pihak-pihak ketiga; 3. Asas moral. Asas ini terlibat dalam
tak dapat pihak-pihak ketiga mendapat perikatan wajar, dimana suatu
manfaat karenanya, selain dalam hal yang perbuatan sukarela dimana perbuatan
diatur dalam Pasal 1317". 28 seseorang tidak menimbulkan hak
Pasal 1315 KUHPerdata baginya untuk menggugat
menegaskan: “Pada umumnya seseorang kontraprestasi dari pihak debitur. Juga
tidak dapat mengadakan perikatan atau hal ini terlihat di dalam
perjanjian selain untuk dirinya sendiri”. zaakwaarneming, dimana seseorang
Namun demikian, ketentuan itu terdapat yang melakukan suatu perbuatan
pengecualiannya sebagaimana dengan sukarela (moral) yang
diintrodusir dalam Pasal 1317 bersangkutan mempunyai kewajiban
KUHPerdata yang menyatakan: “Dapat (hukum) untuk meneruskan dan
pula perjanjian diadakan untuk menyelesaikan perbuatannya, asas ini
kepentingan pihak ketiga, bila suatu terdapatnya dalam pasal 1339 KUH
perjanjian yang dibuat untuk diri sendiri, Perdata.
atau suatu pemberian kepada orang lain, 4. Asas kepatutan. Asas ini dituangkan
mengandung suatu syarat semacam itu”. dalam pasal 1339 KUH Perdata. Asas
Sedangkan di dalam Pasal 1318 kepatutan disini berkaitan dengan
KUHPerdata, tidak hanya mengatur ketentuan-ketentuan mengenai isi
perjanjian untuk diri sendiri, melainkan perjanjian.
juga untuk kepentingan ahli warisnya dan 5. Asas kebiasaan. Asas ini diatur dalam
untuk orang-orang yang memperoleh hak pasal 1339 jo 1347 KUH Perdata,
daripadanya. yang dipandang sebagai bagian dari
Disamping kelima asas itu, didalam perjanjian. Suatu perjanjian tidak
Lokakarya Hukum Perikatan yang hanya mengikat untuk hal-hal yang
diselenggarakan oleh badan Pembinaan diatur secara tegas, tetapi juga hal-hal
Hukum Nasional, Departemen Kehakiman yang dalam keadaan dan kebiasaan
dari tanggal 17-19 Desember 1985 telah yang diikuti.
berhasil dirumuskan 8 asas hukum 6. Asas kepastian hukum. Kepastian
perikatan nasional. Kedelapan asas itu: sebagai suatu figur hukum harus
Asas kepercayaan, asas persamaan mengandung kepastian hukum.
hukum, asas keseimbangan, asas Kepastian ini terungkap dari kekuatan
kepastian hukum, asas moral, asas mengikat perjanjian itu, yaitu sebagi
kepatutan, asas kebiasaan, dan asas undang-undang bagi para pihak.
perlindungan.29 Secara garis besar
7. Berakhirnya perjanjian
27
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum
Perdata, cetakan ketujuh, Bandung: Sumur 30
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka hukum
Bandung, 1979, hal. 56. Bisnis, Edisi Pertama, Bandung: Alumni, 1994
28
KHUPerdata, Op.Cit., Pasal 1340 ayat (1). dan tahun 1995, hal. 42-44.
29
Salim H.S, Op.Cit, hal. 13.

49
Dalam BW tidak diatur secara khusus perjanjian harus dilaksanakan dengan
tentang berakhirnya perjanjian, tetapi yang itikad baik
diatur dalam Bab IV Buku III BW hanya Pasal 1339 KUH Perdata: “Suatu
hapusnya perikatan-perikatan. Walaupun perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-
demikian , ketentuan tentang hapusnya hal yang dengan tegas dinyatakan di
perikatan tersebut juga merupakan dalamnya, tetapi juga untuk segala
ketentuan tentang hapusnya perjanjian sesuatu yang menurut sifat perjanjian,
karena perikatan yang dimaksud dalam diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan
BAB IV Buku III BW adalah perikatan atau undang-undang”.33
pada umumnya baik itu lahir dari Suatu perjanjian tidak diperkenankan
perjanjian maupun lahir dari perbuatan merugikan pihak ketiga, hal ini sesuai
melanggar hukum.31 Berakhirnya dengan Pasal 1340 KUH Perdata “Suatu
perjanjian yang diatur di dalam Bab IV perjanjian hanya berlaku antara pihak-
Buku III KUHPerdata Pasal 1381 pihak yang membuatnya”.
KUHPerdata disebutkan beberapa cara Suatu perjanjian tidak dapat
hapusnya suatu perikatan yaitu: membawa rugi kepada pihak-pihak ketiga;
Pembayaran, penawaran tunai disertai tak dapat pihak-pihak ketiga mendapat
dengan penitipan, pembaharuan hutang, manfaat karenanya, selain dalam hal yang
perjumpaan hutang, percampuran hutang, diatur dalam Pasal 1317 KUH Perdata".
pembebasan hutang, musnahnya benda Pihak ketiga adalah mereka yang bukan
yang terhutang, kebatalan atau merupakan pihak dalam suatu perjanjian
pembatalan, berlakunya syarat batal, dan juga bukan penerima/pengoper hak
kadaluarsa atau lewat waktu. 32 (rechtsverkrijgenden), baik berdasarkan
alas hak umum maupun alas hak khusus.
8. Kekuatan mengikat perjanjian Suatu perjanjian menimbulkan hak
terhadap para pihak dan kewajiban antara para pihak. Isi hak
Pasal 1315 KUH Perdata memberikan dan kewajiban tersebut selain ditentukan
penjelasan tentang terhadap siapa oleh hukum yang memaksa juga sudah
sajakah suatu perjanjian mempunyai tentu oleh sepakat para pihak.
pengaruh langsung. Bahwa perjanjian
mengikat para pihak sendiri adalah logis, B. Wanprestasi Terhadap Pelaksanaan
dalam arti, bahwa hak dan kewajiban yang Perjanjian
timbul dari adanya suatu perjanjian
hanyalah untuk para pihak saja. 1. Pengertian prestasi, wanprestasi
Pasal 1315 KUH Perdata, Pada dan terjadinya wanprestasi
umumnya tak seorang dapat mengikatkan Prestasi atau yang dalam bahasa
diri atas nama Inggris disebut juga dengan istilah
sendiri atau meminta ditetapkannya suatu “performance” dalam hukum perjanjian
janji dari pada untuk diri sendiri. Jadi dimaksudkan sebagai suatu pelaksanaan
orang bebas membuat perjanjian, bebas hal-hal yang tertulis dalam suatu
untuk menentukan isi, luas dan bentuknya perjanjian oleh pihak yang telah
perjanjian sebagaimana yang dijelaskan mengikatkan diri untuk itu, pelaksanaan
dalam Pasal 1338 KUH Perdata: “Semua mana sesuai dengan “term” dan
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku “condition” sebagaimana disebutkan
sebagai undang-undang bagi mereka dalam perjanjian yang bersangkutan.34
yang membuatnya”; Suatu perjanjian tidak Apabila perjanjian telah dibuat
dapat ditarik kembali selain dengan berdasarkan pasal 1320 KUHPerdata
sepakat kedua belah pihak, atau karena maka konsekuensinya perjanjian tersebut
alasan-alasan yang oleh undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi para
dinyatakan cukup untuk itu dan Suatu pihak sebagai mana terdapat dalam Pasal

31 33
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan KUHPerdata, Op.Cit., Pasal 1339.
Kontrak, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Edisi 34
Munir Fuady, Hukum Kontrak (dari Sudut
Revisi, 2007, hal. 87. Pandang Hukum Bisnis), Bandung: Citra Aditya
32
KUHPerdata, Op.Cit., Pasal 1381. Bakti,1999, hal. 87.

50
1338 ayat (1) KUHPerdata. Apabila salah Dengan demikian seseorang
satu pihak tidak melaksanakan prestasi dinyatakan lalai atau wanprestasi itu dapat
sesuai dengan apa yang diperjanjikan berupa hal-hal sebagai berikut yaitu:39
disebut wanprestasi. a. Sama sekali tidak memenuhi prestasi.
Wanprestasi adalah: “Pelaksanaan Pada kondisi ini seorang debitur sama
perjanjian yang tidak tepat waktunya atau sekali tidak melaksanakan atau
dilakukan tidak menurut selayaknya atau memenuhi prestasinya sehingga
tidak dilaksanakan sama sekali.”35 Secara menimbulkan kerugian bagi
umum wanprestasi adalah: “Suatu kreditur/orang lain. Dalam
keadaan dimana seorang debitur ketidakmampuannya memenuhi
(berutang) tidak memenuhi atau prestasinya ini debitur harus
melaksanakan prestasi sebagaimana membuktikan bahwa dia tidak
telah ditetapkan dalam suatu perjanjian”. memenuhi prestasinya itu disebabkan
Wanprestasi terjadi apabila salah satu oleh apa, apakah oleh keadaan
pihak tidak memenuhi apa yang menjadi memaksa (overmacht), karena pihak
kewajibannya yang telah ditetapkan dalam kreditur juga wanprestasi ataukah
perikatan, baik perikatan yang timbul karena telah terjadi pelepasan hak.
karena perjanjian maupun undang- b. Prestasi yang dilakukan tidak
undang. Wanprestasi dapat terjadi baik sempurna. Pada kondisi ini seorang
karena disengaja maupun tidak disengaja. debitur melaksanakan atau memenuhi
Pihak yang tidak sengaja, wanprestasi ini prestasinya tapi tidak sempurna.
dapat terjadi karena memang tidak Sama halnya dengan di atas dalam
mampu untuk memenuhi prestasi tersebut ketidaksempurnanya memenuhi
atau juga terpaksa untuk tidak melakukan prestasinya ini debitur harus
prestasi tersebut.36 Dalam pelaksanaan membuktikan bahwa dia tidak
perjanjian apabila terjadi suatu keadaan, memenuhi prestasinya itu disebabkan
dimana debitur (pihak yang berkewajiban) oleh apa, apakah oleh keadaan
tidak melaksanakan prestasi (kewajiban) memaksa (overmacht), karena pihak
yang bukan dikarenakan keadaan kreditur juga wanprestasi
memaksa, maka debitur akan dimintai c. Terlambat memenuhi prestasi. Pada
ganti rugi.37 kondisi ini seorang debitur
Unsur-unsur wanprestasi antara lain: melaksanakan atau memenuhi
Adanya perjanjian yang sah (1320), prestasinya tapi terlambat. Lagi-lagi
adanya kesalahan (karena kelalaian dan dia harus menjelaskan dan
kesengajaan), adanya kerugian, adanya membuktikan bahwa
sanksi, dapat berupa ganti rugi, berakibat keterlambatannya memenuhi
pembatalan perjanjian, peralihan risiko, prestasinya ini disebabkan oleh faktor
dan membayar biaya perkara (apabila apa, apakah oleh keadaan memaksa
masalahnya sampai di bawa ke (overmacht), ataukah karena pihak
pengadilan). Wanprestasi adalah suatu kreditur juga wanprestasi.
istilah yang menunjuk pada d. Melakukan apa yang dalam perjanjian
ketiadalaksanaan prestasi oleh debitur:38 dilarang untuk dilakukan. Pada kondisi
Wanprestasi bisa terjadi karena ini seorang debitur melaksanakan atau
kesalahan pihak debitur, baik karena melakukan apa yang dilarang dalam
kesengajaan maupun kelalaian atau perjanjian untuk dilakukan.
karena keadaan memaksa (overmacht)
yaitu di luar kemampuan debitur. 2. Akibat terjadinya wanprestasi
Ada empat akibat adanya
35
wanprestasi, yaitu sebagai berikut:
Yahya Harahap, Op.Cit, hal. 60. a. Perikatan tetap ada.
36
Ahmadi Miru , Op.Cit., hal. 74.
37
J. Satrio, Hukum Perjanjian, Bandung: PT.
39
Aditya Bhakti, 1992, hal. 71. Disarikan dari http://pena-
38
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan rifai.blogspot.com/2010/11/hal-hal-yang-
Yang Lahir Dari Perjanjian, Jakarta: Raja Grafindo termasuk-kategori.html , diakses pada tgl 2-9-
Persada, 2003, hal. 69. 2015 pukul 23.18

51
b. Debitur harus membayar ganti rugi b. Rugi, yaitu kerugian karena
kepada kreditur (Pasal 1243 KUH kerusakan barang-barang
Perdata). kepunyaan kreditur yang
c. Beban resiko beralih untuk kerugian diakibatkan oleh kelalaian
debitur, jika halangan itu timbul debitur.
setelah debitur wanprestasi, kecuali c. Bunga, yaitu keuntungan yang
bila ada kesenjangan atau kesalahan seharusnya diperoleh atau
besar dari pihak kreditur. Oleh karena diharapkan oleh kreditur
itu, debitur tidak dibenarkan untuk apabila debitur tidak lalai.
berpegang pada keadaan memaksa. Mengenai ganti rugi akibat
d. Jika perikatan lahir dari perjanjian wanprestasi mempunyai
timbal balik, kreditur dapat batasan-batasan. Undang-
membebaskan diri dari kewajibannya undang menentukan, bahwa
memberikan kontra prestasi dengan kerugian yang harus
menggunakan pasal 1266 KUH dibayarkan oleh debitur kepada
Perdata. kreditur sebagai akibat dari
Terjadinya wanprestasi wanprestasi adalah sebagai
mengakibatkan pihak lain (lawan dari berikut :
pihak yang wanprestasi) dirugikan. Oleh 1. Kerugian yang dapat diduga
karena pihak lain dirugikan akibat ketika perjanjian dibuat.
wanprestasi tersebut, maka pihak yang Menurut pasal 1247 KUH
telah melakukan wanprestasi harus Perdata, debitur hanya
menanggung akibat dari tuntutan pihak diwajibkan membayar ganti-
lawan yang dapat berupa: kerugian yang nyata telah
a. Pembatalan perjanjian saja atau sedianya harus dapat
b. Pembatalan perjanjian disertai diduganya sewaktu
tuntutan ganti rugi, berupa: biaya, rugi perjanjian dibuat, kecuali
dan bunga. jika hal tidak dipenuhinya
c. Pemenuhan kontrak saja, dimana perjanjian itu disebabkan
kreditur hanya meminta pemenuhan oleh tipu daya yang
prestasi saja dari debitur. dilakukan olehnya.
d. Pemenuhan kontrak disertai tuntutan 2. Kerugian sebagai akibat
ganti rugi. Kreditur menuntut selain langsung dari wanprestasi.
pemenuhan prestasi juga harus Menurut Pasal 1248 KUH
disertai ganti rugi oleh debitu (Pasal Perdata, jika tidak
1267 KUH Perdata). dipenuhinya perjanjian itu
e. Menuntut penggantian kerugian saja. disebabkan oleh tipu daya
Kesemua persoalan di atas akan debitur, pembayaran ganti-
membawa konsekuensi yuridis yaitu pihak kerugian sekedar mengenai
yang telah melakukan wanprestasi kerugian yang diderita oleh
haruslah menanggung akibat atau kreditur dan keuntungan
hukuman berupa: yang hilang baginya,
1. Penggantian biaya, rugi dan bunga hanyalah terdiri atas apa
karena tidak dipenuhinya suatu 3. Berdasarkan prinsip
perjanjian. Dengan demikian pada Exceptio Non Adimpleti
dasarnya, ganti-kerugian itu adalah Contractus ini, maka pihak
ganti-kerugian yang timbul karena yang dirugikan akibat
debitur melakukan wanprestasi. adanya suatu wanprestasi
Menurut ketentuan Pasal 1246 KUH dapat yang merupakan
Perdata, ganti-kerugian itu terdiri akibat langsung dari tidak
atas 3 unsur, yaitu : dipenuhinya perjanjian.
a. Biaya, yaitu segala 2. Pembatalan perjanjian atau
pengeluaran atau ongkos- pemecahan perjanjian. Pembatalan
ongkos yang nyata-nyata telah perjanjian atau pemecahan
dikeluarkan. perjanjian bertujuan membawa

52
kedua belah pihak kembali pada dibayar setiap prestasi yang telah
keadaan sebelum perjanjian dilakukannya.
diadakan. Dalam hal debitur melakukan
3. Peralihan Risiko, Peralihan risiko wanprestasi maka kreditur dapat menuntut
adalah kewajiban untuk memikul salah satu dari lima kemungkinan sebagai
kerugian jika terjadi suatu peristiwa berikut :
di luar kesalahan salah satu pihak a. Menuntut pembatalan/pemutusan
yang menimpa barang dan menjadi perjanjian.
obyek perjanjian sesuai dengan b. Dapat menuntut pemenuhan
Pasal 1237 KUH perdata. perjanjian.
c. Menuntut penggantian kerugian.
C. Upaya Perlindungan Terhadap Para d. Menuntut pembatalan dan
Pihak Akibat Wanprestasi penggantian kerugian.
Salah satu prinsip yang sangat e. Menuntut pemenuhan dan pengganti
mendasar dalam hukum perjanjian adalah kerugian.
prinsip perlindungan kepada para pihak, Walaupun salah satu pihak telah
terutama pihak yang dirugikan. melakukan wanprestasi, namun
Berlandaskan kepada prinsip kepentingannyapun harus tetap ikut
perlindungan pihak yang dirugikan ini, dilindungi untuk menjaga keseimbangan.
maka apabila terjadinya wanprestasi Perlindungan hukum kepada pihak yang
terhadap suatu perjanjian, kepada pihak telah melakukan wanprestasi tersebut
lainnya diberikan berbagai hak sebagai adalah sebagai berikut:41
berikut :40 a. Dengan mekanisme tertentu untuk
a. Exceptio non adimpleti contractus memutuskan perjanjian. Agar
menolak melakukan prestasinya atau pemutusan perjanjian tidak
menolak melakukan prestasi dilaksanakan secara sembarangan
selanjutnya manakala pihak lainnya sungguhpun pihak lainnya telah
telah melakukan wanprestasi. melakukan wanprestasi, maka hukum
b. Penolakan prestasi selanjutnya dari menentukan mekanisme tertentu
pihak lawan. Apabila pihak lawan telah dalam hal pemutusan perjanjian
melakukan wanprestasi, misalnya tersebut. mekanisme tersebut adalah
mulai mengirim barang yang rusak sebagai berikut:
dalam suatu perjanjian jual beli, maka 1. Kewajiban melaksanakan somasi
pihak yang dirugikan berhak untuk (Pasal 1238 KUH Perdata).
menolak pelaksanaan prestasi 2. Kewajiban memutuskan perjanjian
selanjutnya dari pihak lawan tersebut, timbal balik lewat pengadilan (Pasal
misalnya menolak menerima barang 1266 KUH Perdata)
selanjutnya yang akan dikirim oleh b. Pembatasan untuk pemutusan
pihak lawan dalam contoh perjanjian perjanjian. Seperti telah dijelaskan
jual beli tersebut. bahwa jika salah satu pihak telah
c. Menuntut restitusi. Ada kemungkinan melakukan wanprestasi, maka pihak
sewaktu pihak lawan melakukan lainnya dalam perjanjian tersebut
wanprestasi, pihak lainnya telah berhak untuk memutuskan perjanjian
selesai atau telah mulai melakukan yang bersangkutan. Akan tetapi
prestasinya seperti yang terhadap hak untuk memutuskan
diperjanjikannya dalam perjanjian perjanjian oleh pihak yang telah
yang bersangkutan. Dalam hal dirugikan akibat wanprestasi ini
tersebut, maka pihak yang telah berlaku beberapa restriksi yuridis
melakukan prestasi tersebut berhak berupa :
untuk menuntut restitusi dari pihak 1. Wanprestasi harus serius.
lawan, yakni menuntut agar Mekanisme penentuan sejauh
kepadanya diberikan kembali atau mana serius atau tidaknya suatu

41
Ibid, hal. 98.
40
Munir Fuady,Op.Cit., hal. 96.

53
wanprestasi terhadap suatu dapat mendapatkan kembali prestasinya
perjanjian adalah sebagai berikut : yang telah diberikan kepada pihak yang
a. Melihat apakah ada ketentuan melakukan wanprestasi, maka pihak yang
dalam perjanjian yang dirugikan oleh wanprestasi tersebut
menegaskan pelaksanaan mempunyai kewajiban untuk melakukan
kewajiban yang mana saja restorasi (restoration), yakni kewajiban
yang dianggap wanprestaisi dari pihak yang dirugikan untuk
terhadap perjanjian tersebut, mengembalikan manfaat dari prestasi
atau yang sekiranya telah dilakukan oleh pihak
b. Jika ada ketentuan dalam yang melakukan wanprestasi tersebut.
perjanjian, maka hakim dapat Bentuk perlindungan lain adalah
menentukan apakah tidak dengan memberi kesempatan pada
melaksanakan kewajiban debitur untuk melakukan pembelaan.
tersebut cukup serius untuk Seorang debitur yang dituduh melakukan
dianggap sebagai suatu wanprestasi juga harus diberi kesempatan
wanprestasi terhadap untuk membela dirinya dengan
perjanjian yang bersangkutan. mengajukan beberapa macam alasan
2. Hak untuk memutuskan perjanjian untuk membebaskan dirinya dari
belum dikesampingkan. hukuman-hukuman itu, antara lain:
Pengesarnpingan hak untuk a. Ketentuan tentang overmacht
memutuskan perjanjian (keadaaan memaksa) dapat dilihat
mempunyai konsekuensi hukum dan di baca dalam pasal 1244 KUH
sebagai berikut: Hilangnya hak Perdata yang berbunyi: “Debitur harus
untuk memutuskan perjanjian dan dihukum untuk mengganti biaya,
tidak berpengaruh terhadap kerugian, dan bunga, bila tak dapat
penerimaan ganti rugi. Pada membuktikan bahwa tidak
prinsipnya, pengesampingan hak dilaksanakannya perikatan itu atau
untuk memutuskan suatu tidak tepatnya waktu dalam
perjanjian oleh pihak yang melaksanakan perikatan itu
dirugikan oleh adanya tindakan disebabkan oleh suatu hal yang tidak
wanprestasi dapat dilakukan terduga, yang tak dapat dipertanggung
dengan dua jalan sebagai berikut: jawabkan kepadanya, walaupun tidak
Dilakukan secara tegas dan ada itikad buruk padanya“. Pasal 1245
dilakukan dengan tindakan. KUH Perdata berbunyi: “Tidak ada
3. Pemutusan perjanjian tidak penggantian biaya, kerugian dan
terlambat dilakukan bunga, bila karena keadaan memaksa
4. Wanprestasi disertai unsur atau karena hal yang terjadi secara
kesalahan: kebetulan, debitur terhalang untuk
a. Jika unsur “kesalahan” memberikan atau berbuat sesuatu
diperlukan untuk memberikan yang diwajibkan, atau melakukan
ganti rugi, maka unsur sesuatu perbuatan yang terhalang
“kesalahan” tersebut juga olehnya.” Yang diartikan dengan
diperlukan untuk menggunakan keadaan memaksa adalah suatu
hak dari pihak yang dirugikah keadaan di mana debitur tidak dapat
untuk dapat memutuskan melakukan prestasinya kepada
perjanjian. kreditur, disebabkan adanya kejadian
b. Pada prinsipnya pemutusan yang berada di luar kekuasaannya (
perjanjian merupakan “discresi” bukan karena kesalahannya),
dari pengadilan. peristiwa mana tidak dapat diketahui
Pihak yang dirugikan karena atau tidak dapat diduga akan terjadi
wanprestasi atas perjanjian pada pada waktu membuat perikatan.
prinsipnya dapat memutuskan perjanjian Misalnya karena adanya gempa bumi,
yang bersangkutan. Akan tetapi, jika banjir, lahar, dan lain-lain. Keadaan
pemutusan perjanjian tersebut dilakukan memaksa dapat dibagi menjadi dua
dengan maksud agar pihak yang dirugikan macam, yaitu:

54
1. Keadaan memaksa absolut. Yaitu salah satu pihak atau disebut
Suatu keadaan di mana debitur wanprestasi. Wanprestasi adalah:
sama sekali tidak dapat memenuhi “Suatu keadaan dimana seorang
perutangannya kepada kreditur, debitur (berutang) tidak memenuhi
oleh karena adanya gempa bumi, atau melaksanakan prestasi
banjir bandang, dan adanya lahar. sebagaimana telah ditetapkan dalam
Akibat keadaan memaksa ini, yaitu suatu perjanjian”. Wanprestasi dapat
: Debitur tidak perlu membayar terjadi baik karena disengaja maupun
ganti rugi (pasal 1244 KUH tidak disengaja. Wanprestasi dapat
Perdata); Kreditur tidak berhak berupa: Sama sekali tidak memenuhi
atas pemenuhan prestasi, tetapi prestasi; prestasi yang dilakukan tidak
sekaligus demi hukum bebas dari sempurna; terlambat memenuhi
kewajibannya untuk menyerahkan prestasi; melakukan apa yang dalam
kontra prestasi, kecuali untuk yang perjanjian dilarang untuk dilakukan.
disebut dalam pasal 1460 KUH 2. Terjadinya wanprestasi
perdata. mengakibatkan pihak lain (lawan dari
2. Keadaan memaksa yang relativ. pihak yang wanprestasi) dirugikan.
Yaitu Suatu keadaan yang Karena adanya kerugian oleh pihak
menyebabkan debitur masih lain, maka pihak yang telah melakukan
mungkin untuk melaksanakan wanprestasi harus menanggung akibat
prestasinya. Tetapi pelaksanaan dari tuntutan pihak lawan yang dapat
prestasi itu harus dilakukan berupa: Pembatalan perjanjian;
dengan memberikan korban yang pembatalan perjanjian disertai tuntutan
besar yang tidak seimbang atau ganti rugi; pemenuhan perjanjian;
menggunakan kekuatan jiwa yang pemenuhan perjanjian disertai
di luar kemampuan manusia atau tuntutan ganti rugi; atau menuntut
kemungkinan tertimpa bahaya penggantian kerugian saja.
kerugian yang sangat besar atau
dengan kata lain berupa suatu 3. Salah satu prinsip yang sangat
keadaan dimana kontrak masih mendasar dalam hukum perjanjian
dapat dilaksanakan, tapi dengan adalah prinsip perlindungan bagi para
biaya yang lebih tinggi, misalnya pihak, terutama pihak yang dirugikan.
terjadi perubahan harga yang Upaya untuk mewujudkannya kepada
tinggi secara mendadak akibat dari yang dirugikan dapat melakukan:
regulasi pemerintah terhadap Pembatalan perjanjian; pembatalan
produk tertentu; krisis ekonomi perjanjian disertai tuntutan ganti rugi;
yang mengakibatkan ekspor pemenuhan perjanjian; pemenuhan
produk terhenti sementara; dan perjanjian disertai tuntutan ganti rugi;
lain-lain. Akibatnya: Beban resiko atau menuntut penggantian kerugian
tidak berubah, terutama pada saja. Sedangkan kepada pihak yang
keadaan memaksa sementara. melakukan wanprestasi perlindungan
b. Menyatakan bahwa kreditur juga lalai. diberikan berupa: Adanya mekanisme
c. Menyatakan bahwa kreditur telah tertentu dalam hal pemutusan
melepaskan haknya. perjanjian dengan kewajiban
melaksanakan somasi dan kewajiban
KESIMPULAN DAN SARAN memutuskan perjanjian timbal balik
Kesimpulan lewat pengadilan; Pembatasan untuk
1. Perjanjian yang telah dibuat pemutusan perjanjian; Hak untuk
berdasarkan pasal 1320 KUHPerdata memutuskan perjanjian belum
berlaku sebagai undang-undang bagi dikesampingkan; Pemutusan
para pihak sebagai mana terdapat perjanjian tidak terlambat dilakukan
dalam Pasal 1338 ayat (1) dan Wanprestasi disertai unsur
KUHPerdata. Namun dalam kesalahan. Bentuk perlindungan lain
prakteknya, kadang apa yang adalah dengan memberi kesempatan
diperjanjikan tidak dilaksanakan oleh pada debitur untuk melakukan

55
pembelaan, misalnya: Karena Refika Aditama, Cetakan kedua,
overmacht (keadaaan memaksa; 2007.
menyatakan bahwa kreditur juga lalai J. Satrio, Hukum Perjanjian, Bandung:
dan menyatakan bahwa kreditur telah PT. Aditya Bhakti, 1992.
melepaskan haknya. Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja,
Perikatan Yang Lahir Dari
Saran Perjanjian, Jakarta: Raja Grafindo
1. Dalam rangka menghindari hal-hal Persada, 2003.
yang tidak diinginkan seperti adanya Mariam Darus Badrulzaman, Aneka
wanprestasi yang dilakukan oleh hukum Bisnis, Edisi Pertama,
debitur, maka sebelum melakukan Bandung: Alumni, 1994 dan tahun
perjanjian pihak kreditur harus lebih 1995.
hati-hati dan teliti dalam menilai dan Mariam Darus Badruizaman, KUH
memeriksa baik calon debitur maupun Perdata Buku III Hukum Perikatan
barang-barang yang dijadikan Dengan Penjelasan, Bandung:
jaminan. Alumni, 1996.
2. Sebaiknya para pihak yang hendak Munir Fuady, Hukum Kontrak (dari
membuat perjanjian harus terlebih Sudut Pandang Hukum Bisnis),
dahulu memahami benar-benar Bandung: Citra Aditya Bakti,1999.
tentang hak dan kewajiban masing- Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum
masing. Perikatan, Bandung: Mandar Maju,
3. Apabila terjadi wanprestasi pada 1994.
pelaksanaan perjanjian, harus R.Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta:
diselesaikan sesuai aturan hukum Intermasa, 2005.
yang berlaku agar kepentingan para Salim, H.S, Hukum Kontrak Teori dan
pihak dapat dilindungi. Teknik Penyusunan Kontrak,
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Sinar Grafika, 2010.
Sudikno Mertokusumo, Mengenal
A. Buku Hukum: Suatu Pengantar,
Yogyakarta: Liberty, 1999.
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Sutarno, Aspek-Aspek Hukum
Perancangan Kontrak, Jakarta: PT. Perkreditan pada Bank, Bandung:
Raja Grafindo Persada, Edisi Alfabeta, 2003.
Revisi, 2007. Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas
Anita Kamilah, Bangun Guna Serah Hukum Perdata, cetakan ketujuh,
(Build operate and Transfer/ BOT ) Bandung: Sumur Bandung, 1979.
Membangun Tanpa Harus Memiliki Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum
Tanah (Persfektif Hukum Agraria , Perjanjian, Cet. II, Bandung:
Hukum Perjanjian dan Hukum Alumni, 1986.
Publik), Bandung: CV Keni Media,
2013. B. Peraturan Perundang-undangan
Friedman, M. Lawrence, American Law C. KUHPerdata (burgelijk wetboek),
An Introduction, penerjemah diterjemahkan oleh R. Soebekti dan
Whisnu Basuki, Jakarta: Tata Nusa, R. Tjitrisadibio, Jakarta: Pradya
2001. Paramita, cetakan 8, 1976.
Herlien Budiono, Het
Evenwichtbeginsel Voor Het C. Internet Disarikan dari http://pena-
Indonesisch Contractenrecht, Diss rifai.blogspot.com/2010/11/hal-hal-
Leiden, 2001. yang-termasuk-kategori.html , diakses
Huala Adolf, Dasar-dasar Hukum pada tgl 2-9-2015 pukul 23.18
Kontrak Internasional, Bandung:
Refika Aditama, 2006.
Johannes Ibrahim & Lindawaty Sewu,
Hukum Bisnis Dalam Persepsi
Manusia Modern, Bandung: PT.

56
57

Anda mungkin juga menyukai