Anda di halaman 1dari 3

Nomor : 2109.

49/AURIGA-II/UND/2021
Tanggal : 22 September 2021
Perihal : Undangan sebagai Narasumber
Lampiran : 1 (satu) berkas KAK

Yth. Prof. Ir. Mukhtasor , M.Eng., Ph.D.


Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Dengan hormat,

Pemerintah menyatakan tidak akan lagi mengizinkan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU) Batu Bara, akan diganti menjadi PLT Base Load. Walau begitu, pergantian tersebut tidak secara
otomatis sumber utama energi atau pembangkitnya beralih ke energi terbarukan. Kalau melihat posisi
bauran energi terbarukan saat ini, masih melambat dibandingkan dengan apa yang telah ditargetkan pada
2025.

Perubahan kebijakan harusnya ditangkap oleh RUPTL, yang secara periodik tiap tahun dikeluarkan.
Namun, RUPTL yang direncanakan akan rilis Agustus 2021, hingga bulan berlalu belum juga keluar.
Banyak pihak menanti-nanti RUPTL 2021-2030, terkait dengan strategi penggantian PLTU dan target
mengejar nol emisi - Net Zero Emission - (NZE) 2060. Setidaknya, tergambar keseriusan pemerintah
untuk transformasi ke energi terbarukan dalam kontek NZE

NZE adalah salah satu pertanyaan penting dalam melihat keseriusan pemerintah mengembangkan
sumber energi terbarukan yang ramah dan berkeadilan. Tentu ada banyak pertanyaan lain yang dapat
digali lebih jauh. Untuk itu Auriga Nusantara berencana melakukan diskusi publik untuk memantik
Kembali diskusi dalam mendorong energi terbarukan. Diskusi ini akan dibungkus dengan tema "RUPTL
2021-2030 dan Energi Terbarukan; Tarik Ulur Komitmen Pemerintah pada Energi Terbarukan”
akan dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Kamis/7 Oktober 2021


Pukul : 14.00 -16.00 WIB
Tempat : Forum diskusi virtual

Dengan surat ini, kami bermaksud mengundang Bapak Prof. Mukhtasor sebagai pembicara dalam diskusi
tersebut, dengan topik” Dilema pengembangan Energi Terbarukan Kedepannya dibawah RUU EBT”.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sdri. Fattia Syavira (email; fattia@auriga.or.id, Hp;
+62 813 4415 1665). Demikianlah undangan ini disampaikan, atas partisipasi dan kesediaannya kami
ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

(Hendrik P. M. T. Siregar)
Deputi Program

AURIGA
Bukit Cimanggu City, Greenland Residence AURIGA is a foundation and movement to conserve biodiversity and its habitat for worthy
Blok HH.17 No.16, Bogor, Jawa Barat environment and human welfare.
Fax: 0251-7551158
www.auriga.or.id
Kerangka Acuan Kegiatan

NGOPINI TAMBANG DAN ENERGI #7

RUPTL 2021-2030 dan Energi Terbarukan; Tarik ulur komitmen pemerintah pada Energi
Terbarukan

LATAR BELAKANG
Pada Juni 2021 lalu, pemerintah melalui draft Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-
2030 mengumumkan tidak akan lagi mengizinkan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
Batu Bara. Dalam draft RUPTL disebutkan bahwa PLTU yang statusnya masih rencana setelah 2025 akan
diganti menjadi PLT Base Load atau pembangkit yang bisa beroperasi 24 jam. Pembangkit ini akan
diupayakan menggunakan mix EBT (Hidro, PLTP, PLTS, Bio dll) dan gas setempat yang ada dengan nilai
keekonomian yang dapat bersaing dengan PLTU, dengan syarat bahwa pembangkit tersebut dapat
dioperasikan secara kontinyu selama 24 jam sebagai pemikul beban dasar. Dalam dokumen yang sama,
Kementerian ESDM juga mengungkapkan porsi bauran RBT ditargetkan akan mencapai 48 persen1.

Dokumen RUPTL yang direncanakan akan dirilis pada Agustus 2021, hingga bulan berlalu belum juga
dirilis ke publik. Patut diduga, belum kelarnya RUPTL berkaitan dengan target nol emisi (Net Zero Emission
- NZE) 2060 yang baru diputuskan lepas KTT perubahan iklim - Leaders’ Summit on Climate, April 2021.
Pada saat pertemuan itu, Indonesia tak menyampaikan target NZE. Sementara banyak negara lainnya,
memiliki target NZE yang rata-rata pada 2050. Pasca itu, Presiden kemudian mengeluarkan pernyataan
mengenai PLTU Batu Bara, dan membuat RUPTL 2021 - 2030 tak Kunjung keluar.

Jika melihat kondisi saat ini posisi bauran energi terbarukan juga masih melambat dibandingkan dengan
apa yang telah ditargetkan pada 2025. Hingga akhir 2020 realisasi bauran EBT hanya sebesar 11.2 atau 10.6
GW bahkan 50 persen belum mecapai 23 persen atau 24 GW dari target.
Meskipun belum ada dasar hukum yang kuat atau Undang-Undang energi terbarukan belum disahkan
karena RUU EBT masih terus dibahas oleh DPR, namun regulasi terkait energi terbarukan (ET) sudah
dikeluarkan oleh pemerintah untuk mendorong tercapainya transformasi energi terbarukan. Beberapa
regulasi terkait ET antara lain Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2016 (Pasal 14) tentang Percepatan
Infrastruktur Ketenagalistrikan yang mengamanatkan bahwa pelaksanaan percepatan infrastruktur
ketenagalistrikan mengutamakan pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Selanjutnya, pemerintah juga
menerbitkan Peraturan Presiden No. 66 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden No.
61 Tahun 2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit, yang mewajibkan
penggunaan biodiesel bagi PSO dan non PSO sesuai pasal 18 ayat (1b). Regulasi lain yang juga mendorong
transformasi energi terbarukan juga tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan No.177/PMK.011/2007
tentang Pembebasan Bea Masuk atas Impor Barang untuk Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas serta
Panas Bumi.

1
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/pemerintah-susun-ruptl-hijau-porsi-pembangkit-ebt-akan-
capai-48
AURIGA
Bukit Cimanggu City, Greenland Residence AURIGA is a foundation and movement to conserve biodiversity and its habitat for worthy
Blok HH.17 No.16, Bogor, Jawa Barat environment and human welfare.
Fax: 0251-7551158
www.auriga.or.id
Melihat target, rencana dan regulasi yang telah dikeluarkan pemerintah dalam mendorong transformasi
energi terbarukan seperti yang telah dipaparkan diatas seharusnya apa yang telah direncanakan dapat
diimplementasikan dengan baik dan sesuai taget. Sayangnya melihat implementasi dan porsi bauran energi
terbarukan saat ini komitmen pemerintah perlu dipertanyakan dalam hal ini. Seberapa serius komitmen
pemerintah akan target transformasi pada energi terbarukan ini?

Berdasarkan latar belakang diatas maka Auriga bermaksud untuk menyelenggarakan diskusi untuk
memantik kembali diskusi dalam mendorong Energi Terbarukan.

WAKTU KEGIATAN
Hari/Tanggal : Kamis, 7 Oktober 2021
Pukul : 14.00 -16.00 WIB
Tempat : Forum diskusi virtual

NARASUMBER
Narasumber Topik

Dr. Ir. Dadan Kusdiana, M.Sc. (Dirjen Bagaimana Green RUPTL mampu mengakselerasi ET guna
EBTKE, Kementerian ESDM) mencapai NZE 2060?
Ir. Laksmi Dhewanthi, M.A (Dirjen Strategy NZE 2060 dalam kontek Energi didalam lingkup
Pengendalian Perubahan Iklim) Lingkungan Hidup

Charles Simabura (Peneliti AURIGA) Regulasi dalam mendukung ET? Sudah memadai atau justru
menghambat?
Anggota Dewan Energi Nasional Bagaimana DEN sebagai pengemban amanat UU 30/2007
memastikan Energi Terbarukan sebagai sumber utama listrik
menuju NZE 2060.
Prof. Muktasor (Institut Teknolgi Dilema pengembangan Energi Terbarukan Kedepannya dibawah
Surabaya) RUU EBT.

###terima kasih###

AURIGA
Bukit Cimanggu City, Greenland Residence AURIGA is a foundation and movement to conserve biodiversity and its habitat for worthy
Blok HH.17 No.16, Bogor, Jawa Barat environment and human welfare.
Fax: 0251-7551158
www.auriga.or.id

Anda mungkin juga menyukai