Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Liquidity

Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2013, hlm. 1-12

VOLATILITAS PASAR MODAL SYARIAH DAN


INDIKATOR MAKRO EKONOMI:
Studi Banding Malaysia dan Indonesia

Muhammad Syafii Antonio


Hafidhoh
Hilman Fauzi
Department of Islamic Economics
TAZKIA University College of Islamic Economics
Jl. Ir. Djuanda, Sentul City, Bogor-Indonesia
email: msaonly@gmail.com, hafidhoh@gmail.com,
hilmanfauzinugraha@gmail.com

Abstract
This study attempts to examine the short-term and long-term relationship among selected
global and domestic macroeconomic variables from each country (Fed rate, crude oil price, Dow
Jones Index, interest rate, exchange rate and inflation). Two main indexes will be analyzed
namely Jakarta Islamic Index (JII,) FTSE Bursa Malaysia Hijrah Shariah Index (FHSI). The
methodology used in this study is vector error correction model (VECM) for the monthly data
starting from January 2006 to December 2010. The result shows, all selected macroeconomic
variable have significantly affect both Islamic stock market FHSI and JII, Analysis of FEVD
(Forecast Error Variance Decomposition).The result also shows that the amount of influence of
global and domestic macroeconomic variables on Islamic capital market volatility in Indonesia
and Malaysia have different sequences. Volatility of JII is influenced by variables sequentially
OIL, BIR, ERI, DOW, CPI and FED. While volatility of FHSI sequentially influenced by
variables of FED, OIL, MYR, CPIM, DOW and ERM. Different result is due to two main
factors: the difference macroeconomic stability and the amount of global intervention on the
economy.

Kata Kunci: Islamic Stock Market, Islamic Index, VAR/VECM


FTSE Bursa Malaysia Hijrah Shariah Index

PENDAHULUAN sekalipun tertarik membuka layanan pasar


modal ini.
Hadirnya pasar modal syariah telah
memainkan peran penting dalam mengubah Dalam konsep pertumbuhan ekonomi,
topografi sistem keuangan dunia. Industri pasar modal merupakan salah satu indikator
keuangan syariah mengalami perkembangan pertumbuhan ekonomi dan tonggak per-
pesat pada beberapa dekade terakhir. Saat ini ekonomian sebuah negara. Pasar modal
pasar modal syariah bukan lagi menjadi tren di memiliki peran penting sebagai sarana investasi
kalangan negara muslim semata, per- yang berguna bagi pembangunan. Selain itu
kembangan industri keuangan syariah yang dalam berinvestasi di pasar modal, nilai harga
mencapai 15% per tahun di seluruh dunia saham menjadi pertimbangan yang sangat
menjadikan negara-negara kapitalis dan liberal penting. Namun sejalan dengan globalisasi
ekonomi, harga saham tidak lagi hanya Namun, jika kita melihat pola pergerakan
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan benchmark pasar modal syariah di Indonesia
fenomena yang terjadi di dalam negeri, yang diwakili oleh Jakarta Islamic Index (JII) dan
melainkan pula gejolak ekonomi dan peristiwa- Malaysia melalui FTSE Bursa Malaysia Hijrah
peristiwa luar biasa yang terjadi di luar negeri. Shariah Index (FHSI), ternyata kedua indeks ini
memiliki pola pergerakan yang serupa selama
Oleh sebab itulah, upaya penciptaan iklim periode Januari 2007- April 2012 (gambar 1 dan
investasi kondusif oleh pemerintah dirasa 2). Pola pergerakan yang hampir sama ini
sangat penting untuk segera terwujud. Iklim dimungkinkan terjadi karena adanya beberapa
investasi kondusif ini cenderung dikaitkan variabel yang sama persis seperti variabel
dengan perbaikan kondisi makroekonomi makroekonomi global dan peristiwa luar biasa
dalam negeri. Semakin stabil kondisi di luar negeri yang mampu mempengaruhi
makroekonomi, maka investor merasa semakin secara signifikan pergerakan kedua indeks
aman dan nyaman akan dana yang syariah tersebut. Gambar 1 dan 2 di bawah ini
diinvestasikannya. Hal ini tentunya berkaitan merupakan pola pergerakan volatilitas harga
dengan pilihan investasi investor ketika saham Indeks syariah di Malaysia (FHSI) dan
dihadapkan pada pilihan return and risk yang Indonesia (JII).
akan dinikmati atau diderita pada dana yang
diinvestasikan. Penelitian terdahulu yg berkaitan dengan
hubungan atau pengaruh indikator
Dalam tulisan ini akan dikaji dua negara makroekonomi terhadap pasar modal telah
yaitu Indonesia dalam posisinya negara banyak dilakukan. Penelitian Granger et all
berpenduduk Islam terbesar di dunia dan (2000), Mansor dan Yusoff (2001), Desisilava
Malaysia sebagai negara yang mengadopsi (2005), Aydemir dan Demirhan (2009), Lenny
keuangan syariah paling aggresif di dunia. dan Handoyo (2008) Sriwardhani (2009) dan
Malaysia mengawali pendirian indeks syariah Wang et all (2010). Sriwardani (2009) meneliti
sejak tahun 1992, sedangkan Indonesia tentang perbandingan indikator makroekonomi
tertinggal jauh dengan baru mendirikan Jakarta global dan Indonesia terhadap Indeks Harga
Islamic Index (JII) delapan tahun kemudian Saham Gabungan (IHSG) dan Jakarta Islamic
yakni pada tahun 2000. Index (JII).
700
600
500
400
300
200
100
0
Jan-07
Jul-07
Jan-08
Jul-08
Jan-09
Jul-09
Jan-10
Jul-10
Jan-11
Jul-11
Jan-12

JII
Sumber: diolah dari www.bursamalaysia.com Sumber: www.idx.co.id

Gambar 1. Pola Pergerakan Pasar Modal Syariah Gambar 2. Pola Pergerakan Pasar Modal Syariah
FTSE Bursa Malaysia Hijrah Shariah Index Jakarta Islamic Index

2 Jurnal Liquidity: Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2013: 1-12


Adapun indikator ekonomi makro yang random walk-nya yang menyatakan bahwa
digunakan adalah harga minyak dunia, Fed rate kenaikan harga bahan bakar (harga minyak)
dan Dow Jones Industrial Average Index untuk merupakan bad news bagi pasar secara umum
makroekonomi global, serta exchange rate dan sehingga akan berdampak negatif pada
inflasi sebagai indikator makroekonomi pergerakan harga saham (Samsul, 2006).
Indonesia. Dengan data time series mingguan
dari Juli 2000 hingga September 2008 dan Tabel 1. Hasil Penelitian Terdahulu
metode vector autoregression (VAR) dihasilkan Makro Makroe
ekonomi Domestik konomi Global
kesimpulan bahwa diantara kelima indikator N
Peneliti Obyek
Met-
o ode r Inf Er Oil Fe S
yang diteliti mempengaruhi JII dan IHSG,
d
ternyata hanya satu indikator yang signifikan Fautia
1 JII VAR - TS TS TS T S
mempengaruhi JII dan IHSG yakni Dow Jones Sriwardani
S
Industrial Average Index. 2 Bun Lenny IHSG
dan Sarwo
Edy
Lenny dan Handoyo (2008) melakukan Handoyo
penelitian mengenai pengaruh variabel tingkat 3 Mu-Lan ECM - - S
Cina
S (Cina,
Jepang,
- -
Wang,
suku bunga SBI, kurs Rp/USD dan harga

Jepang, Jerman
Jepang Jerman
Ching-Ping
Jerman dan

dan Taiwan
minyak dunia terhadap Indeks Harga Saham Wang dan

USA, Cina,
Taiwan Taiwan
Tzu-Ying
Gabungan (IHSG). Dari penelitian tersebut Huang TS TS
diperoleh hasil bahwa selama periode 01 USA USA

Januari 2006 hingga 30 Juni 2008, IHSG Keterangan: r (interest rate), Inf (inflasi), Er (exchange rate), Oil
dipengaruhi secara signifikan oleh harga (harga minyak dunia), Fed (tingkat suku bunga Fed) dan Dow
(indeks Dow Jones), TS (Tidak Signifikan berpengaruh), S
minyak dunia dan tingkat suku bunga SBI, (Signifikan berpengaruh).
sedangkan kurs Rp/USD tidak berpengaruh
signifikan terhadap IHSG pada taraf
kepercayaan 95%.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Wang
et all. (2010). Mereka meneliti indeks saham di
Amerika, Jepang, Jerman, Cina dan Taiwan Penelitian ini mengkaji efek indikator
mengenai dampak yang terjadi akibat fluktuasi makroeokonomi terhadap volatilitas pasar
harga minyak dunia, harga emas dan nilai modal syariah dengan membandingkannya
tukar dolar terhadap masing-masing negara. dengan volatilitas pasar modal syariah di
Dari penelitian tersebut diperoleh hasil, ketiga Malaysia.
variabel makroekonomi tersebut berpengaruh
pada indeks saham di Jepang, Jerman, Cina dan
Taiwan namun tidak berpengaruh pada indeks
saham di Amerika. METODE

Wang et all. (2010) menyatakan berdasarkan Dalam penelitian ini terdapat dua model
data historis terlihat bahwa fluktuasi yang persamaan yaitu model pasar modal syariah
terjadi pada harga minyak memberikan Indonesia yang direpresentasikan dengan
dampak yang besar bagi perekonomian dan Jakarta Islamic Index (JII) dan model pasar modal
pasar modal. Ketika terjadi kenaikan harga syariah Malaysia yang direpresentasikan oleh
minyak, perekonomian selalu terjadi resesi dan FTSE Bursa Malaysia Hijrah Shariah Index(FHSI).
jatuhnya pasar modal. Hal ini terjadi karena Penelitian untuk pasar modal syariah Indonesia
minyak merupakan indikator utama dalam menggunakan tujuh variabel, sehingga dalam
penentuan kesehatan perekonomian dunia dan model (Vector Autoregression) (VAR)/Vector
perubahan dalam pasar modal. Pendapat ini Error Correction Model (VECM) terdapat tujuh
juga dikuatkan oleh Kendall (1953) dalam teori model persamaan yang bisa diolah yakni satu

Volatilitas Pasar Modal Syariah (Muhammad Syafii Antonio, Hafidhoh, dan Hilman Fauzi) 3
model untuk masing-masing variabel yang 1. FHSIt = A0 + A1 FHSIt-i + A2 OILt-j
diteliti. Berikut persamaan yang diperoleh + A3 FEDt-k + A4 DOWt-l
dalam penelitian pergerakan indeks syariah di + A5 CPIMt-m + A6 MYRt-n
Indonesia. + A7 ERMt-o +εt ……………….(1.8)
2. OILt = A0 + A1 FHSIt-i + A2 OILt-j
1. JIIt = A0 + A1 JIIt-i + A2 OILt-j + A3 FEDt-k + A4 DOWt-l
+ A3 FEDt-k + A4 DOWt-l + A5 CPIMt-m + A6 Bnmrt-n
+ A5 CPIIt-m + A6 BIRt-n + A7 ERMt-o + εt ……………….(1.9)
+A7 ERIt-o + εt ………………(1.1)
3. FEDt = A0 + A1 FHSIt-i + A2 OILt-j
2. OILt = A0 + A1 JIIt-i + A2 OILt-j + A3 FEDt-k + A4 DOWt-l
+ A3 FEDt-k + A4 DOWt-l + A5 CPIMt-m + A6 MYRt-n
+ A5 CPIIt-m + A6 BIRt-n + A7 ERMt-o + εt ………………(1.10)
+ A7 ERIt-o + εt ……………(1.2)
4. DOWt = A0 + A1 FHSIt-i + A2 OILt-j
3. FEDt = A0 + A1 JIIt-i + A2 OILt-j + A3 FEDt-k + A4 DOWt-l
+ A3 FEDt-k + A4 DOWt-l + A5 CPIMt-m + A6 MYRt-n
+ A5 CPIIt-m + A6 BIRt-n + A7 ERMt-o + εt ……………...(1.11)
+ A7 ERIt-o + εt…………….(1.3)
5. CPIMt = A0 + A1 FHSIt-i + A2 OILt-j
4. DOW t= A0 + A1 JIIt-i + A2 OILt-j + A3 FEDt-k + A4 DOWt-l
+ A3 FEDt-k + A4 DOWt-l + A5 CPIMt-m + A6 MYRt-n
+ A5 CPIIt-m + A6 BIRt-n + A7 ERMt-o + εt…………….. (1.12)
+A7 ERIt-o + εt…………..(1.4)
6. MYRt = A0 + A1 FHSIt-i + A2 OILt-j
5. CPIIt = A0 + A1 JIIt-i + A2 OILt-j + A3 FEDt-k + A4 DOWt-l
+ A3 FEDt-k + A4 DOWt-l + A5 CPIMt-m + A6 MYRt-n
+ A5 CPIIt-m + A6 BIRt-n + A7 ERMt-o + εt…………….. (1.13)
+ A7 ERIt-o + εt…..………..(1.5)
7. ERMt = A0 + A1 FHSIt-i + A2 OILt-j
6. BIRt = A0 + A1 JIIt-i + A2 OILt-j + A3 Goldt-k + A4 DOWt-l
+ A3 FEDt-k + A4 DOWt-l + A5 CPIMt-m + A6 MYRt-n
+ A5 CPIIt-m + A6 BIRt-n + A7 ERMt-o + εt……………………… (1.14)
+ A7 ERIt-o + εt…………....(1.6)
7. ERIt = A0 + A1 JIIt-i + A2 OILt-j
+ A3 Goldt-k + A4 DOWt-l
+ A5 CPIIt-m + A6 BIRt-n HASIL DAN PEMBAHASAN
+ A7 ERIt-o + εt …………..(1.7)
A. Impulse Responses Function (IRF) Pasar
Untuk model pasar modal syariah Malaysia Modal Syariah di Indonesia
juga terdapat tujuh model persamaan yang
mampu mendefinisikan tujuh variabel yang IRF pada pasar modal syariah Indonesia
digunakan. Variabel yang digunakan dalam menunjukkan respons JII terhadap guncangan
model pasar modal syariah Malaysia berupa yang terjadi atas indikator makroekonomi
variabel makroekonomi domestik Malaysia Indonesia dan global selama 150 periode
berupa Malaysia rate, exchange rate Ringgit per pengamatan. Melalui analisis ini dapat dilihat
dolar AS dan inflasi Malaysia, serta variabel seberapa lama periode yang dibutuhkan JII
makroekonomi global berupa Indeks Dow untuk kembali ke titik keseimbangan jangka
Jones, harga minyak dunia dan Fed rate. Untuk panjang apabila terjadi guncangan (shocks) pada
itu maka persamaan yang diperoleh adalah indikator makroekonomi tersebut.
sebagai berikut.

4 Jurnal Liquidity: Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2013: 1-12


1. Respons Pergerakan Saham Syariah (JII) pada memburuknya perekonomian nasional.
terhadap Shock Harga Minyak (OIL) Respons negatif indeks harga saham atas
guncangan harga minyak dunia juga diperoleh
Hasilnya menunjukkan respons negatif dari hasil penelitian Sriwardani (2009), Wang et
FHSI terhadap shock yang terjadi pada harga al (2010) dan IAE (2004).
minyak dunia (OIL). Dari gambar tersebut
terlihat JII merespons negatif terhadap 2. Respons Pergerakan Harga Sahan Syariah
guncangan yang terjadi pada OIL dengan (FHSI) terhadap Shock Fed Rate (FED)
standar deviasi sebesar -0.025049 dan mulai
mencapai titik kestabilan pada periode 40. Guncangan yang terjadi pada tingkat suku
Respon negatif FHSI atas guncangan yang bunga Fed rate (FED) direspons positif oleh
terjadi pada OIL berarti bahwa ketika terjadi FHSI dengan standar deviasi 0.059348 dan
guncangan pada harga minyak dunia, maka respons tersebut mulai mencapai kestabilan
FHSI akan memberikan respon dengan jangka panjang pada periode 53. Respons
melemahnya indeks. positif FHSI terhadap guncangan FED berarti
bahwa ketika terjadi kenaikan FED maka akan
Respons negatif FHSI terhadap guncangan memicu menguatnya FHSI. Jika melihat hasil
harga minyak dunia sama dengan respon JII IRF pasar modal syariah Indonesia, maka akan
atas guncangan variabel serupa. Persamaan ditemukan hasil IRF yang sama antara pasar
hasil ini mengindikasikan bahwa perilaku modal syariah Indonesia dan Malaysia
investor FHSI dan JII relatif sama yakni investor terhadap guncangan FED. Persamaan respons
tersebut menilai kenaikan harga minyak kedua indeks syariah ini mengindikasikan
sebagai bad news bagi pasar modal sehingga perilaku investor pasar saham syariah di
investor merespons negatif terhadap Indonesia dan Malaysia terhadap guncangan
perubahannya. Walaupun demikian, respons FED relatif sama, yakni dimungkinkan masih
FHSI terhadap shock OIL relatif lebih cepat adanya praktik spekulasi di kedua pasar modal
menuju kestabilan jangka panjang jika syariah ini, sehingga perilaku investor relatif
dibandingkan dengan respons JII, di mana cukup reaktif terhadap perubahan dan
FHSI mampu mencapai titik kestabilan jangka perbedaan tingkat suku bunga dalam dan luar
panjang pada periode 40 dengan nilai standar negeri.
deviasi sebesar -0.025049, sedangkan respons JII
baru mencapai titik kestabilan pada periode 98 Walaupun demikian, FHSI merespons
dengan nilai standar deviasi yang lebih besar guncangan FED dengan standar deviasi yang
yaitu -0.075996. lebih tinggi mencapai 0.059348 sedangkan JII
hanya merespons sebesar 0.001829, artinya
Hasil ini mencerminkan bahwa dalam pergerakan FHSI dalam jangka panjang lebih
jangka panjang dampak OIL terhadap JII lebih reaktif terhadap perubahan FED dibandingkan
besar dibandingkan dengan dampak OIL dengan JII. Lebih besarnya respon FHSI
terhadap FHSI. Perbedaan besaran dampak OIL dibanding JII terjadi karena Malaysia memiliki
terhadap kedua negara ini dapat terjadi karena tingkat integrasi ekonomi yang lebih tinggi
Indonesia masih menerapkan subsidi bahan dengan Amerika dibandingkan Indonesia.
bakar minyak (BBM) jenis solar dan premium
dan subsidi ini ternyata tidak hanya dinikmati Malaysia merupakan mitra dagang penting
perusahaan, transportasi umum atau bagi Amerika Serikat, selain itu nilai kumulatif
masyarakat yang kurang mampu, tetapi subsidi investasi swasta Amerika di Malaysia melebihi
ini juga masih dinikmati oleh masyarakat yang 10 miliar dolar Amerika yakni berupa 60%
relatif mampu sehingga beban anggaran investasi pada sektor minyak, gas dan
pemerintah Indonesia semakin besar. Besarnya petrokimia, sedangkan sisanya pada sektor
beban anggaran ini menimbulkan defisit manufaktur. Sejalan dengan analisis ini,
anggaran pemerintah sehingga berdampak Wongswan (2005) menyatakan bahwa

Volatilitas Pasar Modal Syariah (Muhammad Syafii Antonio, Hafidhoh, dan Hilman Fauzi) 5
perubahan tingkat suku bunga Fed merupakan bursa-bursa regional tidak terlalu meres-
representasi dari kondisi perekonomian ponsnya, hanya di Singapura, Hongkong,
Amerika dan akan mempengaruhi per- Jepang, Taiwan dan New Zealand yang akan
ekonomian dunia. Namun berbeda dengan meresponsnya dan respons tersebut tidak
hasil penelitian ini, Yusof dan Majid (2007) cukup besar. Sebaliknya, jika guncangan terjadi
menyatakan bahwa FED merupakan variabel di Singapura, Australia ataupun Hongkong
yang tidak berpengaruh signifikan terhadap maka secara cepat guncangan tersebut akan
indeks harga saham di Malaysia. ditransmisikan ke hampir semua bursa saham
di Asia Pasifik termasuk Malaysia.
3. Respons Pergerakan Harga Saham Syariah
(FHSI) terhadap Shock Dow Jones Index 4. Respons Pergerakan Harga Saham Syariah
(DOW) (FHSI) terhadap Shock Interest Rate
(MYR)
Hasilya terlihat bahwa guncangan (shock)
yang terjadi pada indeks Dow Jones (DOW) Hasilnya terlihat bahwa guncangan (shock)
direspons positif oleh FHSI dengan standar yang terjadi pada tingkat suku bunga Malaysia
deviasi 0.016231 dan stabil pada periode 54. atau Malaysian rate (MYR) direspons negatif
Respons positif FHSI terhadap guncangan yang oleh FHSI dengan standar deviasi -0.026704 dan
terjadi pada DOW berarti bahwa ketika terjadi cenderung stabil pada periode 41. Hasil ini
peningkatan pada DOW, maka akan direspons berarti bahwa penurunan yang terjadi pada
dengan kenaikan pada FHSI dan sebaliknya MYR justru akan mendorong penguatan nilai
penurunan DOW akan mengakibatkan FHSI. Hasil IRF FHSI terhadap guncangan
melemahnya FHSI. domestic interest rate ini sama dengan hasil IRF
JII, persamaan hasil ini menunjukkan bahwa
Walaupun respon JII dan FHSI terhadap masih besarnya pengaruh tingkat suku bunga
shock DOW relatif sama, namun respons FHSI baik terhadap pasar modal syariah di Indonesia
lebih besar dibanding respon JII. Situasi ini maupun di Malaysia. Sesuai dengan hasil
dimungkinkan terjadi karena FHSI dan DOW penelitian ini, teori Keynes menyatakan bahwa
memiliki tingkat integrasi di sektor finansial investasi berhubungan negatif dengan tingkat
yang lebih kuat dibandingkan dengan JII dan suku bunga. Selanjutnya teori capital asset
DOW. Tingginya integrasi FHSI dan DOW pricing model (CAPM) juga menjelaskan bahwa
dapat terjadi karena tingkat investasi investor kenaikan tingkat suku bunga yang bebas resiko
asing di pasar modal syariah Malaysia, terlebih akan mengurangi tingkat keuntungan yang
pasar modal syariah Malaysia merupakan salah diharapkan pada investasi saham, sehingga
satu tujuan utama pasar modal syariah dunia kenaikan tingkat suku bunga akan
dan pasar modal syariah ini memiliki menyebabkan menurunnya minat investasi di
kapitalisasi pasar yang besar, sehingga investor pasar modal.
asing semakin tertarik untuk berinvestasi.
Secara normatif, variabel tingkat suku
Perubahan indeks Dow Jones yang bunga seharusnya tidak berpengaruh signifikan
merupakan representasi dari kondisi ekonomi terhadap pergerakan pasar modal syariah
dan bursa saham dunia tentunya akan lebih seperti halnya hasil penelitian Yusof dan Majid
berdampak pada pasar modal syariah Malaysia (2007) yang menyatakan bahwa tingkat suku
(FHSI) dibandingkan dengan pasar modal bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap
syariah Indonesia (JII). Analisis ini berbeda pasar modal syariah Malaysia (RHBII). Namun
dengan hasil penelitian Achsani (2000) yang bertolak belakang dengan kondisi ideal ini,
meneliti tentang respons bursa terhadap beberapa peneliti masih memperoleh hasil
guncangan dari bursa lain, hasilnya penelitian penelitian yang menunjukkan masih kuatnya
tersebut menyatakan bahwa apabila terjadi pengaruh tingkat suku bunga terhadap
guncangan di bursa saham Amerika, maka pergerakan pasar modal syariah, beberapa

6 Jurnal Liquidity: Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2013: 1-12


peneliti tersebut seperti halnya al-Faizin (2010), pada periode 43. Hal ini berarti ketika terjadi
Sriwardani (2009) yang meneliti pengaruh kenaikan pada inflasi maka akan direspon
tingkat suku bunga terhadap pasar modal dengan menguatnya nilai FHSI. Hasil IRF FHSI
syariah di Indonesia. terhadap shock inflasi domestik ini sama dengan
hasil IRF JII, kondisi ini terjadi karena tingkat
5. Respons Pergerakan Harga Saham Syariah inflasi di Indonesia dan Malaysia relatif stabil
(FHSI) terhadap Shock Nilai Tukar Ringgit dan sesuai dengan sasaran kebijakan moneter
(ERM) masing-masing Bank Sentral sehingga
informasi inflasi dinilai sebagai good news oleh
Hasilnya terlihat bahwa guncangan (shock) investor (random walk theory).
yang terjadi pada nilai tukar ringgit (ERM)
direspons positif oleh FHSI dengan standar Respons positif ini juga bisa disebabkan
deviasi 0.006248 dan cenderung stabil pada karena masih banyaknya variabel-variabel lain
periode 43. Hasil ini menunjukkan bahwa yang mempengaruhi indeks harga saham,
ketika terjadi depresiasi ringgit, maka akan tetapi tidak dimasukkan dalam model sehingga
direspons dengan menguatnya indeks harga kurang baik dalam merepresentasikan kondisi
saham FHSI. Respon positif FHSI terhadap pasar modal yang sebenarnya. Hal ini dapat
guncangan ERM ini terjadi karena perubahan dilihat dari nilai R-square hasil VECM model JII
nilai tukar erat kaitannya dengan kegiatan dan FHSI, di mana nilai R-square model JII
ekspor impor perusahaan. Turunnya nilai tukar sebesar 0.641391 yang berarti bahwa variabel
ringgit dibanding mata uang asing independen dalam model hanya mampu
mengakibatkan turunnya harga komoditas menggambarkan model sebesar 64% sedangkan
ekspor dalam mata uang asing, sehingga sisanya diterangkan oleh variabel lain. Begitu
kondisi ini mampu meningkatkan permintaan pula nilai R-square model FHSI sebesar 0.291445
ekspor produk Malaysia. yang artinya variasi dari variabel
makroekonomi domestik dan global dalam
Peningkatan nilai ekspor ini nantinya akan model hanya menerangkan 29% terhadap
berdampak pada peningkatan corporate income, variasi FHSI.
sehingga meningkatkan bagian deviden
investor dan pada akhirnya berdampak pada B. Hasil Analisis Forecast Error Variance
kenaikan harga saham. Respons positif indeks Decomposition (FEVD)
harga saham terhadap guncangan nilai tukar
juga diperoleh dari hasil penelitian Dimitrova Analisis variance decomposition menjelaskan
(2005) di USA dan UK, Yusof dan Majid (2007) seberapa besar peranan atau porsi suatu
terhadap KLCI dan RHBII di Malaysia dan variabel ekonomi terhadap guncangan variabel
Aydemir dan Demirhan (2009) di Turki. ekonomi lainnya, sehingga secara tidak
Namun, hasil penelitian ini bertentangan langsung dapat diketahui kekuatan dan
dengan hasil penelitian Ibrahim dan Yusoff kelemahan masing-masing variabel dalam
(2001) yang menyatakan exchange rate mempengaruhi variabel lainnya dalam kurun
berpengaruh negatif signifikan terhadap KLCI waktu yang panjang.
di Malaysia.
Hasil FEVD di Indonesia menunjukkan
6. Respons Pergerakan Harga Saham Syariah peramalan pengaruh variabel makroekonomi
(FHSI) terhadap Shock Inflasi Malaysia global dan domestik terhadap Jakarta Islamic
(CPIM) Index (JII) dalam 150 periode pengamatan. Dari
hasil FEVD di atas memperlihatkan
Hasilnya terlihat bahwa bahwa guncangan dominannya pengaruh harga minyak dunia
(shock) yang terjadi pada inflasi domestik (OIL) dan tingkat suku bunga Bank Indonesia
Malaysia (CPIM) direspons positif oleh FHSI (BIR) terhadap JII. OIL menjadi variabel yang
dengan standar deviasi 0.030762 dan stabil paling dominan pengaruhnya yaitu hingga

Volatilitas Pasar Modal Syariah (Muhammad Syafii Antonio, Hafidhoh, dan Hilman Fauzi) 7
mencapai 38.99871 atau sebesar 39% pada akhir suku bunga global Fed rate (FED). Pengaruh
periode pengamatan. Hal ini menunjukkan, FED ini terus meningkat dari awal periode
dalam jangka panjang harga minyak dunia hingga akhir periode pengamatan (periode 150)
masih berpengaruh cukup besar terhadap yakni mencapai pengaruh sebesar 33.76132 atau
pergerakan JII, besarnya pengaruh OIL ini mencapai 34 persen. Besarnya pengaruh FED
disebabkan oleh masih dominannya investor ini mengindikasikan dalam jangka panjang,
asing di Indonesia yang berinvestasi di industri FHSI semakin responsif terhadap fluktuasi
pertambangan. Variabel BI rate (BIR) tingkat suku bunga global dan hal ini salah
menempati posisi kedua dengan dominasi satunya dipicu oleh tingginya dominasi
pengaruh sebesar 33.34662 atau mencapai 33% investor asing di pasar modal syariah Malaysia
pada akhir periode pengamatan. Hal ini
menunjukkan bahwa pasar modal syariah
FEVD Jakarta Islamic Index (JII)
bahkan dalam jangka panjang belum mampu
terlepas dari pengaruh suku bunga yang secara 100%
90%
normatif merupakan instrumen transaksi yang 80%
dilarang berdasarkan syariah. 70%
60%
50%
Di tempat ketiga, variabel nilai tukar rupiah 40%
(ERI) memiliki pengaruh semakin lama 30%
semakin meningkat hingga mencapai pengaruh 20%
10%
sebesar 21.23137 atau mencapai 21% terhadap 0%
JII pada akhir periode pengamatan. Besarnya 1
10
19
28
37
46
55
64
73
82
91
100
109
118
127
136
145
pengaruh ERI ini disebabkan oleh aktifitas
ekspor dan impor yang dilakukan perusahan-
LNJII BIR LNOIL LNERI LNDOW FED LNCPII
perusahan yang tergolong dalam JII dan juga
dominannya investor asing di pasar modal Sumber: data diolah
Indonesia semakin memperkuat pengaruh Gambar 3. Forecast Error Variance
variabel nilai tukar mata uang terhaddap Decomposition (FEVD) Pasar Modal Syariah
pergerakan harga saham. Sedangkan untuk di Indonesia
variabel-variabel lainnya indeks Dow Jones,
Fed rate dan inflasi domestik (DOW, FED dan
FEVD FTSE Hijrah Shariah Index
CPII) memiliki pengaruh yang relatif kecil
terhadap JII, pada awal periode variabel- 100%
90%
variabel tersebut mengalami kenaikan hingga
80%
periode ke delapan namun pada periode ke 70%
sembilan pengaruh variabel-variabel tersebut 60%
cenderung menurun dan masing-masing 50%
memiliki pengaruh sebesar 0.039708, 0.084288 40%
dan 3.657258. (Gambar 3) 30%
20%
10%
Sementara itu hasil FEVD FTSE Hijrah 0%
Shariah Index(FHSI), dari hasil ini diketahui
1
10
19
28
37
46
55
64
73
82
91
100
109
118
127
136
145

bahwa FHSI sangat dipengaruhi oleh variabel


FHSI itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa LNFHSI LNERM LNOIL LNCPIM
masih banyak variabel-variabel lain yang tidak
LNDOW FED MYR
masuk dalam model yang memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap pergerakan Sumber: data diolah
FHSI.Variabel makroekonomi dalam model Gambar 4. Forecast Error Variance Decomposition
pasar modal syariah Malaysia yang paling (FEVD) Pasar Modal Syariah
dominan mempengaruhi FHSI adalah tingkat di Malaysia

8 Jurnal Liquidity: Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2013: 1-12


Variabel makroekonomi lainnya berupa saham syariah di Indonesia dan Malaysia
harga minyak dunia (OIL), Malaysian rate berbeda secara urutan. Pergerakan JII di
(MYR), inflasi domestik Malaysia (CPIM) dan Indonesia dipengaruhi secara berurutan
indeks Dow Jones (DOW) memiliki pengaruh oleh variabel OIL, BIR, ERI, DOW, CPI dan
yang terus meningkat dari awal periode FED. Sedangkan pergerahan FHSI di
pengamatan hingga mencapai besaran Malaysia di dipengaruhi secara berurutan
pengaruh masing-masing 6.094735 (6%), oleh variabel FED, OIL, MYR, CPIM, DOW
6.929383 (7%), 9.120171 (9%) dan 2.491735 dan ERM. Hasil yang berbeda lebih
(2,5%) pada akhir periode pengamatan. disebabkan karena dua hal, yaitu:
Sedangkan untuk variabel nilai tukar mata perbedaan kondisi stabilitas makrokonomi
uang ringgit Malaysia (ERM) pengaruhnya dan besaran intervensi global terhadap
semakin menurun dari awal periode hingga perekonomian.
memiliki pengaruh 0.378664 (0,4%) pada akhir
periode pengamatan (Gambar 4). Berdasarkan hasil penelitian di atas,
terdapat beberapa hal yang dapat penulis
rekomendasikan:

KESIMPULAN 1. Hasil analisis IRF memperlihatkan bahwa


guncangan yang diberikan oleh variabel
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan makroekonomi global (OIL, FED, DOW)
yang telah diuraikan, diperoleh kesimpulan dan domestik (ERI, BIR, CPII) terhadap
sebagai berikut: pergerakan harga saham syariah di
Indonesia (JII) bergerak secara positif
1. Hasil analisis IRF memperlihatkan bahwa melalui guncangan yang diberikan oleh
guncangan yang diberikan oleh variabel variabel FED, DOW, CPII. Sedangkan
makroekonomi global (OIL, FED, DOW) guncangan variabel lain (BIR, ERI, OIL)
dan domestik (ERI, BIR, CPII) terhadap memberikan respons negatif.
pergerakan harga saham syariah di 2. Perlu adanya peningkatan investor
Indonesia (JII) bergerak secara positif domestik di pasar modal syariah. Hal ini
melalui guncangan yang diberikan oleh dikarenakan salah satu penyebab
variabel FED, DOW, CPII. Sedangkan responsifnya pasar modal syariah di
guncangan variabel lain (BIR, ERI, OIL) Indonesia dan Malaysia terhadap
memberikan respons negatif. perubahan kebijakan ekonomi negara lain
2. Hasil analisis IRF untuk pergerakan saham adalah tingginya persentase investor luar
syariah di Malaysia (FHSI) menunjukkan negeri dibandingkan dengan investor
hasil yang hampir sama berbeda dengan domestik. Di Indonesia sendiri investor luar
penelitian di Indonesia dimana pergerakan negeri mencapai lebih dari 50 persen dari
FHSI direspons secara positif melalui keseluruhan investor di pasar modal, secara
guncangan yang diberikan oleh variabel psikologis investor luar ini cenderung lebih
DOW, FED, CPIM. Namun hal yang mudah memindahkan dana yang
berbedanya ialah guncangan variabel ERM diinvestasikan ke negara lain yang dinilai
memberikan respons positif di Malaysia lebih menguntungkan.
sedangan di Indonesia direspons secara 3. Terkait dengan penelitian mengenai
negatif. Sedangkan guncangan variabel OIL variabel yang mempengaruhi pasar modal
dan MYR memberikan respons positif syariah, kiranya perlu dilakukan penelitian
terhadap pergerakan FHSI. lebih mendalam mengenai variabel-variabel
3. Analisis FEVD menunjukkan bahwa teknikal dan fundamental yang
besaran pengaruh variabel makroekonomi mempengaruhi pasar modal syariah
global dan domestik terhadap pergerakan sehingga diharapkan akan didapatkan hasil

Volatilitas Pasar Modal Syariah (Muhammad Syafii Antonio, Hafidhoh, dan Hilman Fauzi) 9
yang lebih komprehensif mengenai faktor- Kurs Rp/USD Terhadap Indeks Harga
faktor yang mempengaruhi pergerakan Saham Gabungan Di Bursa Efek
pasar saham syariah. Indonesia, Jurnal Ekonomi/Tahun XIII,
No. 03. November 2008: 295-304
Samsul, M., 2006, Pasar Modal dan Manajemen
Portofolio, Penerbit Erlangga, Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Sriwardani, F., 2009, Pengaruh Indikator Maktro
Ekonomi Global terhadap Index Harga
Aydemir dan Demirhan, E., 2009, The Saham Gabungan (IHSG) dan Jakarta
Relationship Between Stock Prices and Islamic Index (JII) Menggunakan Vector
Exchange Rates Evidence from Turkey, Auto Regressive dan Impulse Response
International Research Journal of Finance Function, Tesis Program Studi Timur
and Economics, ISSN 1450-2887 Issue 23 Tengah dan Islam Kekhususan Ekonomi
(2009) dan Keuangan Syariah: Tidak
Dimitrova, D., 2005, The Relationship between diterbitkan.
Exchange Rates and Stock Prices: Wang, M.,C.P., dan Huang, T.,Y., 2010,
Studied in a Multivariate Model, Issues Relationship Among Oil Price, Gold
in Political Economy, Vol. 14, Agustus Price, Exchange Rate And International
2005 Stock Market, International Research
Faizin, A., Wahid, A., 2010, Analisis Pengaruh Journal of Finance and economics ISSN
Variabel Kebijakan Moneter Terhadap 1450-2887 Issue 47
Pergerakan Index Harga Saham Gabungan Wongswan, J., 2005, The Response of Global
(IHSG) dan Jakarta Islamic Index (JII). Equity Indexes to U.S. Monetary Policy
Skripsi Program Studi Ilmu Ekonomi Announcements, Board of Governors of
Islam, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam the Federal Reserve System
(STEI) Tazkia, Bogor International Finance Discussion Paper
Granger, el al., 2000, A Bivariate Causality Number 844 October 2005
between Stock Prices and Exchange Yusof, R., M., dan Majid, M.,S.A., 2007, Stock
Rates: Evidence from Recent Asian Flu”, Market Volatility Transmission in
The Quarterly Review of Economics and Malaysia: Islamic versus Conventional
Finance 40 Stock Market, J.KAU: Islamic Economic,
Lenny, B., dan Handoyo, S.E., 2008, Pengaruh Vol. 20, No.2 pp: 17-35.
Harga Minyak Dunia, Tingkat Suku
Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan

10 Jurnal Liquidity: Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2013: 1-12


Jurnal Liquidity
Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2013, hlm. 1-12

Impulse Responses Function (IRF) Pasar Modal Syariah di Indonesia

Response of LNJII to Cholesky Response of LNJII to Cholesky


One S.D. FED Innovation One S.D. BIR Innovation
.005 .00

.000 -.02

-.005 -.04

-.010 -.06

-.015 -.08

-.020 -.10
25 50 75 100 125 150 25 50 75 100 125 150

Response of LNJII to Cholesky Response of LNJII to Cholesky


One S.D. LNDOW Innovation One S.D. LNERI Innovation
.020 .02

.01
.015
.00

.010 -.01

-.02
.005
-.03

.000 -.04

-.05
-.005
-.06

-.010 -.07
25 50 75 100 125 150 25 50 75 100 125 150

Response of LNJII to Cholesky Response of LNJII to Cholesky


One S.D. LNOIL Innovation One S.D. LNCPII Innovation
.02 .06

.00 .05

-.02 .04

-.04 .03

-.06 .02

-.08 .01

-.10 .00
25 50 75 100 125 150 25 50 75 100 125 150
Impulse Responses Function (IRF) Pasar Modal Syariah di Malaysia

Response to Cholesky One S.D. Innovations


Response of LNFHSI to LNERM Response of LNFHSI to LNOIL
.08 .08

.06 .06

.04 .04

.02 .02

.00 .00

-.02 -.02

-.04 -.04
25 50 75 100 125 150 25 50 75 100 125 150

Response of LNFHSI to LNCPIM Response of LNFHSI to LNDOW


.08 .08

.06 .06

.04 .04

.02 .02

.00 .00

-.02 -.02

-.04 -.04
25 50 75 100 125 150 25 50 75 100 125 150

Response of LNFHSI to FED Response of LNFHSI to MYR


.08 .08

.06 .06

.04 .04

.02 .02

.00 .00

-.02 -.02

-.04 -.04
25 50 75 100 125 150 25 50 75 100 125 150

12 Jurnal Liquidity: Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2013: 1-12

Anda mungkin juga menyukai