Anda di halaman 1dari 12

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

LISTENING TEAM TERHADAP HASIL BELAJAR


PPKn KELAS XI SMAN 7 PONTIANAK

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
USWATUN HASANAH
NIM. F1221151015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN
LISTENING TEAM TERHADAP HASIL BELAJAR
PPKn KELAS XI SMAN 7 PONTIANAK

Uswatun Hasanah, Sulistyarini, Achmadi


Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP Untan Pontianak
Email: Hasanah97uswatun@gmail.com

Abstract
This study alms to determine the effectiveness of the use of listening team learning
models on the learning outcomes of class XI students on PPKn subject in Pontianak 7
Senior High School. The research method used is the experimental method with the
from of research used is pre-experimental design. The research subject were 32
students of class XI IIS 1. The results of data analysis showed that student learning
outcomes before and after being given treatment experienced significant differences
proven by the result of the average post-test seen before using the listening team
learning models which is 62,8. The result of the post-test average of students who
were treated with listening team method were increased by 78,9. Based on the test
obtained sig(2-tailed) value of 0,000 according to the basic of decision making in the
independent T-Test, it can be conclude that Ho is rejected and Ha is accepted. Which
means there is a difference between the average pre-test and post-test. Effectivenessof
using listening team learning models with on effect size of 2,1 and high category.

Keywords: Effectiveness, Listening Team, Learning Outcomes, Civic Education

PENDAHULUAN Tolak ukur keberhasilan pembelajaran


Perkembangan ilmu pengetahuan dan pada umumnya adalah hasil belajar. Hasil
teknologi yang semakin maju mengharuskan belajar adalah perubahan-perubahan yang
manusia untuk senantiasa mengembangkan terjadi pada diri siswa, baik yang
potensi yang ada pada dirinya agar dapat menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
mengikuti persaingan hidup yang semakin psikomotor sebagai hasil dari kegiatan
sulit. Salah satu upaya yang dapat dilakukan belajar. Untuk mengetahui apakah hasil
manusia untuk mengembangkan potensinya belajar yang telah dicapai sesuai dengan
adalah melalui pendidikan. Melalui tujuan yang dikehendaki dapat diketahui
pendidikan manusia dapat meningkatkan melalui penelitian. Pada umumnya hasil
pengetahuan dan keterampilan serta belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga
membentuk sikap yang baik. Pendidikan ranah yaitu :ranah kognitif, afektif dan
adalah upaya yang terorganisasi, berencana psikomotorik. Ranah psikomotorik adalah
dan berlangsung secara terus- menerus ranah yang berhubungan dengan aktivitas
sepanjang hayat untuk membina siswa fisik, misalnya, menulis dan lain sebagainya.
menjadi manusia paripurna, dewasa dan Ranah kognitif berhubungan erat dengan
berbudaya. Untuk mencapai pembinasan ini kemampuan berfikir, termasuk didalamnya
asas pendidikan harus berorientasi pada kemampuan menghafal, memahami,
pengembangan seluruh aspek potensi anak mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan
didik, diantaranya aspek kognitif, afektif, dan kemampuan mengevaluasi. Sedangkan ranah
beriimplikasi pada aspek psikomotorik. afektif mencakup watak prilaku seperti sikap,
minat, konsep diri, nilai dan norma.

1
Berdasarkan pengamatan, Pontianak yang berjumlah 9 kelas yaitu XI
pembelajaran PPKn di kelas XI IPS 1 SMA MIPA 1, XI MIPA 2, XI MIPA 3, XI MIPA
Negeri 7 Pontianak untuk mata pelajaran 4, XI MIPA 5, XI IIS 1, XI IIS 2, XI IIS 2,
PPKn saat proses pembelajaran berlangsung XI IIS 2, XI IIS 3, dan XI IIS 4, tetapi yang
banyak siswa yang tidak memperhatikan peneliti observasi hanya 4 kelas yaitu: XI IPS
penjelasan dari guru, berbicara dengan 1 jumlah siswa yaitu ada 32 siswa , XI IIS 2
temannya dan bahkan ada yang tertidur jumlah siswa yaitu ada 35 siswa, XI IIS 3
ketika guru sedang menjelaskan dan ketika jumlah siswa yaitu ada 35 siswa, dan XI IIS 4
guru memberikan pertanyaan siswa banyak jumlah siswa yaitu ada 36 siswa jadi jumlah
yang tidak bisa menjawab. Pembelajaran siswa seluruh XI IIS yaitu 138 siswa.
yang disajikan bersifat monoton yaitu Berdasarkan beberapa informasi diatas
pembelajaran yang hanya berpusat pada guru. dapat disimpulkan bahwa rendahnya hasil
Banyak siswa yang kurang aktif dan belajar siswa disebabkan karena
kurang berkonsentrasi dalam proses belajar, ketidakaktifan siswa dalam proses
Metode yang digunakan yaitu metode pembelajaran, ketidakaktifan siswa dalam
ceramah, pembelajaran model ceramah yang belajar disebabkan karena tidak tepatnya
diiringi dengan penjelasan, serta pembagian penggunaan model pembelajaran oleh guru.
tugas dan latihan. Pembelajaran ceramah ini Pembelajaran yang membosankan dan tidak
dianggap paling mudah diterapkan. Tidak menarik perhatian siswa dapat menyebabkan
mudah bagi guru untuk berusaha menerapkan materi tidak dapat diterima dan dipahami
berbagai macam model pembelajaran yang siswa dengan baik.Oleh karena itu, guru
umumnya memerlukan persiapan yang harus mampu menciptakan suasana belajar
matang dan berbagai media serta fasilitas yang kondusif, dan menyenangkan bagi
yang mendukung. Selain itu, guru yang sudah siswa agar tujuan pembelajaran dapat
terbiasa berceramah dan menjadi pusat dalam tercapai dengan semestinya. Menyikapi
pembelajaran akan merasa tidak mengajar kenyataan tersebut, guru dituntut untuk
jika tidak berceramah. melakukan pembenahan dan praktik
Menurut guru mata pelajaran pembelajaran di kelas, salah satunya dengan
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan menggunakan strategi Listening Team.
yang telah dilakukan bahwa pemahaman Menurut Fathurrohman (2015: 96),
siswa masih rendah karena nilai KKM pada “menyatakan strategi listening team ini
PPKn yang telah ditetapkan adalah 75. Akan bertujuan membentuk kelompok yang
tetapi hasil belajar dengan menggunakan mempunyai tugas atau tanggungjawab
model pembelajaran ceramah disekolah tertentu berkaitan dengan materi pelajaran
tersebut masih termasuk rendah karena masih sehingga akan diperoleh partisipasi aktif
banyak siswa yang belum mencapai nilai siswa selama proses pembelajaran
KKM yang telah ditetapkan. Rendahnya hasil berlangsung.” Pembelajaran diawali dengan
belajar yang belum mencapai nilai KKM pemaparan materi pembelajaran oleh guru.
bukan berarti siswa tidak memiliki Selanjutnya, guru membagi kelas menjadi
kemampuan, khususnya dalam mata kelompok-kelompok, setiap kelompok
pelajaran pendidikan kewarganegaraan pada mempunyai peran masing-masing. Kelompok
kompetensi dasar pelanggaran hak asasi pertama merupakan kelompok penanya,
manusia dalam perspektif pancasila dalam kelompok kedua merupakan kumpulan orang
kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi yang menjawab berdasarkan perspektif yang
masih banyak unsur yang terkait yang tertentu, kelompok ketiga kumpulan orang
diantaranya guru. yang menjawab dengan perspektif yang
Berdasarkan hasil observasi di berbeda dengan kelompok kedua dan
lapangan, peneliti memperoleh data jumlah kelompok keempat adalah kelompok yang
kelas dari guru PPKn di SMA Negeri 7 bertugas mereview dan membuat kesimpulan
Pontianak yaitu Kelas XI SMA Negeri 7 dari hasil diskusi. Pembelajaran diakhiri

2
dengan penyampaian kata kunci atau konsep kesimpulannya.” Menurut Arikunto
yang telah dikembangkan oleh peserta didik (2014: 173), “populasi adalah
dalam berdiskusi. keseluruhan subjek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen
METODE PENELITIAN yang ada dalam wilayah penelitian, maka
Metode penelitian yang digunakan
penelitiannya merupakan penelitian
pada penelitian ini adalah metode
Eksperimen. Menurut Nawawi (2015:88), pupulasi. Studi atau penelitiannya juga
“Metode eksperimen adalah prosedur disebut studi pupulasi atau studi sensus.
penelitian yang dilakukan untuk Dengan demikian populasi dalam
mengungkapkan hubungan sebab akibat dua penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI
variabel atau lebih, dengan mengandalikan IIS SMA Negeri 7 Pontianak yang
pengaruh variabel yang lain.” berjumlah 138 siswa dengan masing-
bentuk Pre- Experimental, one-group masing kelas yaitu: XI IIS 1, XI IIS 2, XI
pretest-posttest design dalam penelitian ini IIS 3, XI IIS 4.
adalah bentuk penelitian dalam percobaan Menurut Sugiyono (2017: 118),
penelitian pre test sebelum diberi perlakuan “sampel adalah bagian dari jumlah dan
dan terdapat post test setelah diberi karakteristik yang dimiliki oleh populasi
perlakuan. tersebut.” Menurut Riduwan (2015:70),
Penelitian ini menggunakan percobaan “Sampel adalah sebagian dari populasi yang
one-group pretest-posttest design. Pada diambil sebagai sumber data dan dapat
desain ini terdapat pretest sebelum diberi mewakili seluruh populasi.” Menurut
perlakuan dan terdapat posttest setelah diberi Arikunto (2014: 174), “sampel adalah
perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”
dapat diketahui lebih akurat, karena dapat Dari pendapat diatas, maka dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum disimpulkan bahwa sampel merupakan
diberi perlakuan. bagian dari populasi yang akan di teliti.
Desain ini dapat digambarkan seperti Adapun yang menjadi sampel dalam
berikut: penelitian ini yaitu kelas XI IIS 1 SMA
Negeri 7 Pontianak yang berjumlah 32 siswa.
O1 X O 2 Teknik Pengumpulan Data
Menurut sugiyono (2017: 308),
“Teknik pengumpulan data merupakan
Gambar 1.Desain nilai pretest sebelum langkah yang paling utama dalam penelitian,
di beri perlakuan dan sesudah diberi karena tujuan utama dari penelitian adalah
perlakuan mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
O1 =nilai pretest (sebelum diberi mendapatkan data yang memenuhi standar
perlakuan) data yang ditetapkan.”
Menurut Nawawi (2015: 100),
O2 =nilai posttest (setelah diberi “Terdapat enam teknik penelitian sebagai
perlakuan) cara yang dapat ditempuh untuk
mengumpulkan data.” Keenam teknik itu
Menurut Sugiyono (2007:117), adalah teknik observasi langsung, teknik
“populasi adalah wilayah generalisasi observasi tidak langsung, teknik komunikasi
yang terdiri atas: objek/subjek yang langsung, teknik komunikasi tidak langsung,
mempunyai kualitas dan karakteristik teknik pengukuran, teknik studi dokumenter.
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti Adapun teknik pengumpulan data dan alat
untuk dipelajari dan kemudian ditarik

3
pengumpulan data yang akan digunakan di merupakan pengumpulan data yang
dalam penelitian ini adalah: berupa catatan peristiwa, gambar, foto dan
a. Teknik Komunikasi Langsung lain-lain yang berhubungan dengan
Menurut Nawawi (2015: 101), penelitian.
“Teknik ini adalah cara mengumpulkan d. Teknik pengukuran
data yang mengharuskan seorang peneliti Menurut Nawawi (2015: 101),
mengadakan kontak langsung secara lisan “Teknik ini adalah cara mengumpulkan
atau tatap muka (face to face) dengan data yang bersifat kuantitatif untuk
sumber data, baik dalam situasi yang mengetahui tingkat atau derajat aspek
sebenarnya maupun dalam situasi yang tertentu dibandingkan dengan norma
sengaja dibuat untuk keperluan tersebut.” tertentu pula sebagai suatu ukuran yang
Adapun yang menjadi alat pengumpulan relevan.” Adapun yang menjadi alat
data dari teknik komunikasi langsung pengumpulan data dari teknik pengukuran
yaitu pedoman wawancara. yaitu soal-soal tes. Soal-soal tes ini berupa
Pedoman dalam penelitian ini item-item pertanyaan yang diberikan
berupa pertanyaan-pertanyaan terstruktur kepada siswa kelas XI IIS 1 SMA Negeri
yang harus dijawab oleh narasumber, hal 7 Pontianak.
ini dilakukan untuk mendapatkan data
yang diperlukan dalam penelitian. Adapun HASIL PENELITIAN DAN
dalam penelitian ini pertanyaan- PEMBAHASAN
pertanyaan wawancara diberikan kepada Hasil
guru mata pelajaran PPKn kelas XI IIS 1 Penelitian ini adalah pre-experimental
SMA Negeri 7 Pontianak. design dengan tipe one – group pretest-
b. Teknik observasi langsung posttest design. Penelitian ini dilakukan di
Menurut Nawawi (2015: 100), SMA Negeri 7 Pontianak, dengan hanya
“Teknik ini adalah cara mengumpulkan melibatkan satu kelas yaitu kelas XI IIS 1
data yang dilakukan melalui pengamatan sebagai kelas yang akan dilakukan uji coba
dan pencatatan gejala-gejala yang tampak penggunaan model pembelajaran Listening
pada obyek penelitian yang team dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang
pelaksanaannya langsung pada temapat sebagai subjek penelitian. Penelitian ini
dimana suatu peristiwa, keadaan atau dilakukan oleh Uswatun Hasanah sebagai
situasi terjadi.” Adapun yang menjadi alat peneliti dan melibatkan guru PPKn SMA
pengumpulan data dari teknik observasi Negeri 7 Pontianak Bapak Idi Supardi, SH
langsung yaitu pedoman observasi. sebagai pelaku eksperimen. Adapun observer
Pedoman observasi dalam penelitian ini dalam penelitian ini bertugas mengamati
adalah pengamatan yang dilakukan oleh penggunaan model pembelajaran dalam
peneliti di SMA Negeri 7 Pontianak di proses kegiatan belajar mengajar.
kelas XI IIS 1.
c. Teknik studi dokumenter Hasil Analisis Data
Menurut Nawawi (2015: 101), Uji Validitas
“Teknik ini adalah cara mengumpulkan Menurut Arikunto (2006:168) validitas
data yang dilakukan dengan katagorisasi adalah suatu ukuran yang menunjukkan
dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang tingkat-tingkatan kevalidan atau kesahihan
berhubungan dengan masalah penelitian, suatu instrumen. Untuk menguji validasi soal
baik dari sumber dokumen maupun buku- peneliti menggunakan Ms.Excel versi 2010
buku, koran, majalah dan lain-lain.” dengan membandingkan tingkat signifikasi
Adapun yang menjadi alat butir soal. Apabila kurang dari 0,05 maka
pengumpulan data dari teknik studi soal dikatakan valid dan apabila lebih dari
dokumenter yaitu kertas kerja 0,05 soal dikatakan tidak valid.
dokumentasi. Kertas kerja dokumentasi

4
Uji Realiabilitas 65
Selain melakukan uji validitas, peneliti
juga perlu melakukan uji realiabilitas. Nilai rata- rata
Menurut Nawawi (2015: 148), realiabilitas
adalah alat pengumpulan data yang pada 62,8
dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan atau
78,7
keajegan alat tersebut dalam mengungkapkan
gejala tertentu dari sekelompok individu, Jumlah siswa tuntas
walaupun dilakukan pada waktu-waktu yang
berbeda. Menurut Kasmadi dan Sunariah 4
(2014: 91), “uji relibilitas instrumen
menggunakan teknik Alpha Cronbach.” 30
Rumus yang digunakan untuk
melakukan uji reliabilitas dalam penelitian Persentase ketuntasan (%)
ini menggunakan rumus Alfa Cronbach
12,5%
dengan bantuan program SPSS. Apabila nilai
Alpha >0.60 maka instrument 93,75%
tersebutdikatakan reliable. Sebaliknya,
apabila nilai alpha <0.60 maka instrument Jumlah siswa tidak tuntas
tersebut dikatakan tidak reliabel. Adapun
rumus Alfa Cronbach sebagai berikut: 28

Tabel 1. Uji Reabilitas 2

Persentase tidak tuntas (%)


Reliability Statistics
87,5%
Cronbach's Alpha
N of Items 6,25%
.698 Sumber : Data olahan peneliti 2019
20
Sumber : data olahan SPSS Versi 16 Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, peneliti akan
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Pre Test dan melakukan uji Hipotesis dengan
Post Test menggunakan SPSS Versi 16. (Uji-t) dua
sampel untuk mengetahui apakah model
Aspek Kelas ekperimen pembelajaran listening team berpengaruh
secara signifikan atau tidak terhadap hasil
Pre test belajar PPKn siswa.
Tabel 3. Output Bagian Pertama
Post test

Skor tertinggi Paired Samples Statistics

80 Mean

90 N
Std. Deviation
Skor terendah
Std. Error Mean
45

5
Tabel 5. Output Bagian Ketiga
Pair post test
1 78.44
32 Paired Samples Test

5.303 Paired Differences


.937
95%
pre test Mean Confidence t
62.81 Std. Deviation Interval of the df
32 Std. Error Mean Difference Sig. (2-tailed)
9.667 Lower
1.709 Upper

P post test - pre test


Pada bagian pertama ini menyajikan
a 15.625
deskripsi dari pasangan variabel yang
dianalisis, yang meliputi rata- rata (mean) ir 7.906
sebelum melakukan penggunaan model 1 1.398
pembelajaran listening team dan sesudah 12.775
melakukan penggunaan model pembelajaran
18.475
listening team. Adapun hasil output pairet
sample t test yang meliputi rata-rata mean 11.180
sebelum penggunaan model pembelajaran 31
listening team adalah sebesar 62,81 dengan .000
standar deviasi sebesar 9,667 dan rata-rata
mean sesudah menggunakan model Sumber : Data olahan SPSS Versi 16
pembelajaran listening team adalah sebesar
78,44 dengan standar deviasi sebesar 5,303. Diketahui nilai t-hitung untuk hasil
Tabel 4. Output Bagian Kedua belajar siswa adalah sebesar 11.180 dengan
probality (sig) 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh
Paired Samples Correlations
yang signifikan dari penggunaan model
N pembelajaran listening team terhadap hasil
belajar siswa. Berdasarkan uji pairet sample
Correlation
t test diatas dapat kita simpulkan bahwa
Sig. penggunaan model pembelajaran listening
Pair post test & pre test team dapat memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar PPKn siswa
1 32 kelas XI IIS 1 SMA Negeri 7 Pontianak.
.576
.001 Uji Efektivitas
Untuk mengetahui tingkat efektifitas
model pembelajaran listening team terhadap
hasil belajar PPKn siswa kelas XI IIS 1 SMA
Selanjutnya, pada bagian ini adalah
Negeri 7 Pontianak dapat diukur dengan
korelasi, hubungan antara kedua data atau
variabel pre-test dan post-test sebesar 0,629 menggunakan rumus Effect Size berikut :
𝑥𝑡 − 𝑥𝑐
dengan nilai probabilitas (sig) 0,000. Hal ini 𝑑=
menyatakan bahwa korelasi antara pre-test 𝑆𝑝𝑜𝑜𝑙𝑒𝑑
dan post-test berhubungan secara nyata,
karena nilai probalitas 0,000 < 0,05.

6
Keterangan : pembbelajaran listening team. Dalam
d = Effect Size penelitian ini proses pembelajaran dilakukan
xt = nilai rata-rata posttest langsung oleh guru PPKn Bapak Idi Supardi
xc = nilai rata-rata pretest agar hasil yang diperoleh bisa lebih maksimal
Spooled = stadar deviasi apabila guru itu sendiri yang melakukan
proses belajar mengajar.
78.7500 − 62.8125 Hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 7
𝑑= Pontianak sebelum menggunakan model
7.906
pembelajaran kooperatif tipe listening
= 2.0158740197 team pada mata pelajaran PPKn
Berdasarkan hasil pengolahan data
Tabel 6. Kriteria Effek Size dengan analisis statistik deskriftif hasil
belajar siswa sebelum menggunakan model
Interval pembelajaran listening team dapat dilihat dari
hasil pre test sebagai berikut:
Kriteria Tabel 7. Hasil Pre Test
Es < 0,2 Aspek Kelas
Rendah eksperimen

0,2 < ES, ˂ 0,8 Pre test

Sedang Skor tertinggi

Es > 0,8 80

Tinggi Skor terendah

Sumber: Thalheimer dan Cook 2002 45

Nilai rata- rata


Berdasarkan hasil effek size diatas
diperoleh hasi nilai effek size sebesar 2,0 ˃ 62
0,8 berarti hasil uji effek size penggunaan
model pembelajaran listening team Jumlah siswa tuntas
termasuk kedalam kriteria tinggi, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model 4
pembelajaran listening
team efektif digunakan dalam Persentase ketuntasan (%)
meningkatkan hasil belajar PPKn siswa
12,5%
kelas XI IIS 1 SMA Negeri 7 Pontianak.
Jumlah siswa tidak tuntas
Pembahasan
Tahap pertama yaitu peneliti 28
melakukan observasi, adapun peneliti
melakukan pengamatan kepada Bapak Idi Persentase tidak tuntas (%)
Supardi, SH sebagai guru mata pelajaran
PPKn di kelas XI IIS 1 SMA Negeri 7 87,5%
Pontianak dan peneliti sendiri menjadi
Sumber: data olahan peneliti 2019
observer yang mengamati proses
pembelajaran dikelas XI IIS 1 SMA Negeri 7
Pontianak dengan menggunakan model

7
Hasil analisis data yang diperoleh nilai
Hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 7 rata-rata pretest 62 dan nilai rata-rata posttest
Pontianak sesudah menggunakan model 78 dan berdasarkan hasil uji pairet sample t
pembelajaran kooperatif tipe listening test diketahui nilai t-hitung untuk hasil
team pada mata pelajaran PPKn belajar siswa adalah sebesar 11.180 dengan
Berdasarkan hasil pengolahan data probality (sig) 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak
dengan analisis statistik deskriftif hasil dan Ha diterima.
belajar siswa sesudah menggunakan model Berdasarkan keterangan diatas maka
pembelajaran listening team sangat efektif dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
hal ini dapat dilihat hasil post test siswa pembelajaran listening team terhadap hasil
sebagai berikut: belajar siswa, artinya ada peningkatan yang
Tabel 8. Hasil Post Test signifikan antara nilai hasil belajar siswa
kelas XI IIS I SMA Negeri 7 Pontianak
Aspek Kelas sebelum menggunakan model listening team
eksperimen dengan hasil belajar siswa kelas XI IIS I
SMA Negeri 7 Pontianak setelah
Post test menggunakan model pembelajaran Listening
team mampu meningkatkan hasil belajar
Skor tertinggi siswa.
Efektivitas penggunaan model
90
pembelajaran terhadap hasil belajar
Skor terendah PPKn siswa kelas XI IIS 1 SMA Negeri 7
Pontinak
65 Untuk mejawab pertanya diatas maka
peneliti melakuakan uji efektivitas atau
Nilai rata- rata disebut juga uji effect size untuk mengetahui
apakah penggunaan model pembelajaran
78 listening team efektif dalam meningkatkan
hasil belajar PPKn siswa kelas XI IIS 1 SMA
Jumlah siswa tuntas
Negeri 7 Pontianak. Adapun kriteria interval
30 efektivitas penggunaan model pembelajaran
listening team adalah sebagai berikut :
Persentase ketuntasan (%) apabila nilai effect size kurang dari atau sama
dengan 0,2 maka dikategorikan rendah,
93,75% apabila nilai effect size lebih dari 0,2 dan
kurang dari atau sama dengan 0,8 maka
Jumlah siswa tidak tuntas dikategorikan sedang, dan apabila lebih dari
0,8 maka nilai effect size dikategorikan
2 tinggi.
Persentase tidak tuntas (%) Berdasarkan hasil effek size diperoleh
hasi nilai effek size sebesar 2,0 ˃ 0,8 berarti
6,25% hasil uji effek size penggunaan model
pembelajaran listening team termasuk
Sumber: data olahan peneliti 2019 kedalam kriteria tinggi, dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model pembelajaran
Pengaruh hasil belajar siswa kelas XI listening team Efektif digunakan dalam
SMA Negeri 7 Pontianak sesudah meningkatkan hasil belajar PPKn siswa kelas
menggunakan modal pembelajaran XI IIS 1 SMA Negeri 7 Pontianak.
kooperatif tipe listening team pada mata Evektifitas penggunaan model pembelajaran
pelajaran PPKn Listening team juga dapat dilihat dari

8
peningkatan rata-rata hasil belajar siswa meningkatkan hasil belajar PPKn siswa kelas
kelas XI IIS 1 SMA Negeri 7 Pontianak XI IIS I SMA Negeri 7 Pontianak.
sebelum dan sesudah menggunakan model Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
pembelajaran listening team. disimpulkan sebagai berikut :
Berdasarkan keterangan diatas maka Hasil belajar PPKn siswa kelas XI IIS
dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian I SMA Negeri 7 Pontianak sebelum
yang berkaitan tentang model pembelajran menggunakan model pembelajaran listening
listening team yang dilakukan oleh team rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil
Fathurrohman (2015:96) menyatakan pre test siswa. Adapun nilai skor tertinggi
“listening team diawali dengan pemaparan siswa sebesar 80, skor terendah siswa sebesar
materi pelajaran, selanjutnya guru membagi 45, nilai rata-rata pre test 62,8, jumlah siswa
siswa kedalam empat kelompok dengan yang tuntas 4 orang, persentase ketuntasan
peran dan tugas yang berbeda ( penanya, hanya 12,5%, jumlah siswa yang tidak tuntas
orang yang setuju, orang yang tidak setuju sebanyak 28 orang, dan persentase tidak
dan pemberi contoh).” Pembelajaran tuntas sebesar 87,5%.
berlangsung dengan aktif, maka akan Hasil belajar PPKn siswa kelas XI IIS
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. I SMA Negeri 7 Pontianak setelah
Susanto (2015:5) yang menyatakan, menggunakan model pembelajaran listening
“hasil belajar yaitu perubahan-perubahan team mengalami peningkatan dibandingkan
yang terjadi pada diri siswa, baik yang hasil belajar sebelum menggunakan model
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan pembelajaran listening team, hal ini bisa
psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan dilihat dari hasil post test siswa. Adapun nilai
belajar.” Menurut Jihad dan Haris (2015:20) skor tertinggi siswa sebesar 90, skor terendah
membagi indikator hasil belajar kedalam dua siswa sebesar 65, nilai rata-rata post test 78,
kriteria yaitu: Kriteria ditinjau dari sudut jumlah siswa yang tuntas 30 orang,
prosesnya,Kriteria dari sudut prosesnya persentase ketuntasan 93,75%, jumlah siswa
menekankan kepada pengajaran sebagai yang tidak tuntas sebanyak 2 orang, dan
suatu proses yang merupakan integrasi persentase tidak tuntas sebesar 6,25%.
dinamis sehingga siswa sebagai subjek Terdapat pengaruh yang signifikan
mampu mengembangkan potensinya melalui model pembelajaran listening team terhadap
belajar sendiri. Kriteria ditinjau dari hasilnya, hasil belajar siswa kelas XI IIS 1 SMA
Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari Negeri 7 Pontianak. Hal ini dapat dilihat dari
segi hasil atau nilai. hasil analisis data yang diperoleh nilai rata-
Penggunaan model pembelajaran rata pretest 62,8 dan nilai rata-rata posttest 78
listening team terhadap hasil belajar siswa, dan berdasarkan hasil uji pairet sample t test
artinya ada peningkatan yang signifikan diketahui nilai t-hitung untuk hasil belajar
antara nilai hasil belajar siswa kelas XI IIS I siswa adalah sebesar 11.180 dengan
SMA Negeri 7 Pontianak sebelum probality (sig) 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak
menggunakan model listening team dengan dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan
hasil belajar siswa kelas XI IIS I SMA terdapat pengaruh yang signifikan antara
Negeri 7 Pontianak dan setelah model pembelajaran listening team terhadap
menggunakan model pembelajaran Listening hasil belajar siswa kelas XI IIS I SMA
team mampu meningkatkan hasil belajar Negeri 7 Pontianak.
siswa. Model pembelajan listening team
efektif dalam menigkatkan hasil belajar
SIMPULAN DAN SARAN PPKn siswa kelas XI IIS SMA Negeri 7
Simpulan Pontianak. Hal ini berdasarkan hasil uji effek
Berdasarkan hasil penelitian maka size diperoleh hasi nilai effek size sebesar
dapat disimpulkan bahwa penggunaan model 2,0 ˃ 0,8 berarti hasil uji effek size
pembelajaran listening team efektif dalam penggunaan model pembelajaran listening

9
team termasuk kedalam kriteria tinggi, dapat Bagi masyarakat umum penelitian ini bisa
disimpulkan bahwa penggunaan model menjadi sumber bacaan untuk menambah
pembelajaran listening team Efektif wawasan.
digunakan dalam meningkatkan hasil belajar Proses pembelajaran yang baik adalah
PPKn siswa kelas XI IIS 1 SMA Negeri 7 mengikutsertakan siswa dalam proses
Pontianak. Evektifitas penggunaan model pembelajaran. Hal ini terbukti dengan
pembelajaran listening team juga dapat meningkatnya hasil belajar siswa. Tentunya
dilihat dari peningkatan rata-rata hasil belajar seorang guru harus senantiasa menggunakan
siswa kelas XI IIS 1 SMA Negeri 7 model dan strategi belajar yang disesuaikan
Pontianak sebelum dan sesudah dengan materi dan karakteristik siswa.
menggunakan model pembelajaran listening
team. DAFTAR RUJUKAN
Arikunto.(2014). Prosedur Penelitian.
Saran Jakarta: Rineka Cipta
Berdasarkan hasil penelitian yang Fathurrohman.(2015).Model-Model
diperoleh dalam kegiatan pembelajaran guru Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta:
sekaligus peneliti diharapkan menggunakan AR-RUZZ MEDIA
model pembelajaran kooperatif tipe listening Jihad, A. & Haris, A. (2013). Evaluasi
team sebagai variasi model pembelajaran, Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
karena dengan model kooperatif tipe Pressindo
listening team dapat melatih siswa dalam Kasmadi & Sunariah. (2014). Panduan
kerjasama kelompok dan mengukur Modern Penelitian Kuantitatif.
kemampuan siswa dalam menguasai materi Bandung: Alfabeta
sehingga hasil belajar PPKn pada siswa dapat Nawawi. (2015). Metode Penelitian Bidang
meningkat. Bagi guru yang melakukan Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
pengajaran diharapkan agar bisa terus University Press
membuat pembelajaran menjadi menarik dan Riduwan.(2015). Metode & Teknik menyusun
aktif salah satunya adalah dengan proposal penelitian. Bandung:
menggunakan model pembelajaran Alfabeta
kooperatif tipe listening team. Sugiyono.(2017). Metode Penelitian
Bagi peneliti yang ingin melakukan Pendidikan. Bandung: ALFABETA
penelitian agar bisa memperhatikan Susanto. (2015). Teori dan Pembelajaran di
kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia
agar bisa melakukan penelitian lebih baik Group
dari penelitian ini.

10

Anda mungkin juga menyukai