ID Strategi Guru Dalam Membelajarkan Matema
ID Strategi Guru Dalam Membelajarkan Matema
Oleh:
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi guru dalam
membelajarkan matematika pada materi bangun ruang sisi datar kepada anak tunanetra di SLB
Muhammadiyah Cepu.Subjek pada penelitian ini adalah guru matematika dan seluruh kelas
VIII di SLB Muhammadiyah Cepu. Data pada penelitian ini adalah data mengenai strategi guru
dalam membelajarkan matematika pada materi bangun ruang sisi datar yang dihasilkan
melalui observasi dan transkripsi data pada saat proses pembelajaran dalam dua kali
observasi. Validasi data yang digunakan adalah member check, yaitu proses pengecekan data
yang diperoleh peneliti kepada subjek penelitian untuk menguji kemungkinan dugaan-dugaan
yang berbeda. Hasil dari penelitian ini pada kegiatan pendahuluan dan kegiatan penutup
adalah guru menerapkan pembelajaran gerak dan irama.Sedangkan pada kegiatan inti, strategi
guru dalam membelajarkan matematika yatg terkait pengetahuan konseptual pada materi
bangun ruang sisi datar adalah dengan mengimplementasikan teori belajar bruner pada tahap
enaktif, dengan mengenalkan konsep dari bentuk bangun ruang sisi datar dengan menggunakan
media atau alat peraga yang terbuat dari kayu.
11
Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika Terkait Pengetahuan Konseptual kepada
Anak Tunanetra
Anita Dewi Utami, Puput Suriyah
Sekolah Luar Biasa, potensi yang dimiliki (PBM), mereka harus selalu mempunyai ide
oleh anak berkebutuhan khusus, diharapkan kreatif dalam melakukan pembelajaran.
dapat dikembangkan secara optimal, Matematika merupakan pengetahuan
sehingga eksistensi kebutuhan anak dengan dimensi pengetahuan konseptual
berkebutuhan khusus di masyarakat tidak dan pengetahuan prosedural.Selain itu
menjadi beban bagi lingkungannya. matematika juga merupakan sarana
Sekolah Luar Biasa (SLB) pemecahan masalah dalam kehidupan
Muhammadiyah Cepu merupakan salah sehari-hari, namun tidak sedikit orang yang
satu SLB di Cepu yang memberikan menganggap matematika merupakan
pendidikan khusus bagi anak berkelainan. pelajaran yang sulit. Oleh karena itu,
Untuk SLB A menampung anak-anak banyak guru yang berusaha menerapkan
tunanetra, sedangkan SLB B menampung strategi khusus dalam mengajarkan
anak-anak tunarungu, serta SLB C matematika agar mudah untuk dipahami.
menampung anak-anak tunagrahita, baik Di tingkat Sekolah Menengah Pertama
jenjang SD maupun SMP. seorang guru matematika belum
Salah satu karakteristik anak memperoleh pembekalan tentang
tunanetraadalah keterbatasan rangsangan bagaimana membelajarkan matematika
visual/penglihatan, menyebabkan anak pada anak berkebutuhan khusus, karena
tunanetra kurang mampu untuk berorientasi sampai saat ini belum ada perguruan tinggi
pada lingkungannya sehingga kemampuan yang membuka program studi matematika
mobilitasnya pun terganggu. Sifat dengan konsentrasi pendidikan untuk anak
ketergantungan pada orang lain mungkin luar biasa di tingkat Perguruan
saja terjadi pada tunanetra. Hal tersebut Tinggi.Sehingga hal ini sangat menarik
mungkin saja terjadi karena ia belum untuk dilakukan penelitian terkait strategi
berusaha sepenuhnya dalam mengatasi guru umum dalam membelajarkan
kesulitannya sehingga selalu mengharapkan matematika pada anak dengan kebutuhan
pertolongan orang lain.Oleh sebab itu ada khusus.
kemungkinan besar guru yang Menurut penelitian yang dilakukan
membelajarkan matematika pada siswa oleh Muyeghu (2008: 18), studi matematika
tunanetra memiliki strategi khusus dalam di tingkat menengah pertama memberikan
proses pembelajaran. Seorang guru harus kontribusi untuk kemampuan pelajar
memiliki rencana yang matang sebelum berpikir logis, bekerja secara sistematis dan
terjun dalam Proses Belajar Mengajar akurat, dan mampu memecahkan masalah
di kehidupan nyata.Hal ini merupakan
12
Jurnal Derivat Volume 2 No. 1 Juli 2015 (ISSN: 2407 – 3792)
Halaman 11-23
alasan yang sangat mendasar mengapa matematika pada anak normal dengan anak
matematika wajib diajarkan di semua tunarungu tidak terdapat perbedaan, namun
jenjang pendidikan, baik sekolah umum dalam pembelajaran dengan penggunaan
maupun sekolah khusus yang menampung audio visual, siswa dengan pendengaran
anak-anak berkebutuhan khusus. normal memiliki prestasi yang lebih
Anak yang memiliki perkembangan baik.Untuk itu penelitian tersebut
mental yang lambat sangat berbeda dengan memberikan saran bahwa guru hendaknya
anak normal pada umumnya.Untuk itu guru memberikan pembelajaran dengan metode
harus benar-benar ekstra dalam pengajaran deduktif, dengan membangun pemahaman
di kelas.Salah satu contoh dari penelitian domain matematika serta membentuk
yang dilakukan olehHadwin,et al (1997: struktur kognitif pada pemikiran siswa.
519-537) bahwa strategi guru dalam Seperti halnya penelitian yang
membelajarkan anak autis adalah dengan dilakukan oleh Evmenova dan Behrmann,
diskusi pusat dengan kasus nyata untuk (2011: 315–325), yang menyatakan bahwa
menambah pemahaman siswa autis. strategi guru untuk mengajarkan isi materi
Strategi yang digunakan oleh guru matematika pada anak tunagrahita adalah
akan berbeda lagi untuk anak-anak dengan cara mengadaptasi video chunking,
berkebutuhan khusus dengan jenis lain. narasi alternatif dalam kelas, fitur video
Seperti halnya hasil penelitian yang interaktif dengan berbagai jenis teks dan
dilakukan oleh Hidayati (2012) gambar, judul tertutup dengan isayarat
menunjukkan bahwa strategi yang visual dan verbal yang mendukung konten
digunakan guru dalam membelajarkan pemahaman siswa berkebutuhan khusus.
matematika pada anak tunarungu Siswa dengan kebutuhan khusus sering
khususnya materi sifat-sifat bangun datar mendapat perlakuan khusus dikarenakan
dapat dilihat dari proses pelaksanaan daya tangkap mereka terhadap materi
pembelajaran mulai dari kegiatan pembelajaran sangat berbeda dengan anak
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan normal pada umumnya.
akhir yaitu dari penggunaan metode dan Sedangkan Mechling and Hurndon
teknik terlihat sama seperti pembelajaran di (2007: 24-37) melakukan penelitian
sekolah pada umumnya, tetapi dari segi mengenai keefektifan CBVI (Computer-
taktik terlihat sangat berbeda. Based Video Instruction) dalam
Seperti penelitian yang dilakukan oleh membelajarkan perkalian pada anak
Kakojoibari,et al (2012: 19-25) yang tunagrahita, dan hasilnya CBVI sangat
menunjukkan bahwa keterampilan efektif dalam membelajarkan konsep
13
Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika Terkait Pengetahuan Konseptual kepada
Anak Tunanetra
Anita Dewi Utami, Puput Suriyah
14
Jurnal Derivat Volume 2 No. 1 Juli 2015 (ISSN: 2407 – 3792)
Halaman 11-23
fungsi dan interaksi antara siswa dengan itu merupakan pola dan urutan umum
komponen pembelajaran dalam suatu perbuatan guru-murid dalam perwujudan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai kegiatan belajar-mengajar.Pola dan urutan
tujuan pengajaran. Guru sangat berperan umum perbuatan guru-murid tersebut
serta dalam pencapaian tujuan pembelaran merupakan suatu kerangka umum kegiatan
yang telah dirancang. belajar-mengajar yang tersusun dalam suatu
Strategi pembelajaran merupakan rangkaian bertahap menuju tujuan yang
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) telah ditetapkan.
termasuk pengguanaan metode dan Dari beberapa uraian di atas,
pemanfaatan berbagai sumber daya atau pengertian strategi pembelajaran dalam
kekuatan dalam pembelajaran, (Sanjaya, penelitian ini adalah cara yang dipilih guru
2011: 186). Hal ini sejalan dengan pendapat dalam menyampaikan materi pelajaran
Hamruni (2011: 1-2), yang menyatakan sehingga memudahkan peserta didik dalam
strategi pembelajaran sebagai perencanaan mencapai tujuan pembelajaran. Pada
yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang penelitian ini cara yang dipilih guru adalah
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan prosedur guru dalam menjelaskan
tertentu. matematika tentang suatu pengetahuan
Sedangkan menurut Chamot (2004: konseptual pada materi bangun ruang sisi
14), menyatakan bahwa strategi datar.
pembelajaran adalah tindakan yang diambil Pengetahuan Konseptual Matematika
oleh guru terhadap peserta didik untuk Anderson dan Krathwohl(2001:48)
mencapai tujuan pembelajaran. Dia mendefinisikan pengetahuan konseptual
menambahkan bahwa peserta didik merupakan pengetahuan yang berhubungan
memiliki dua tuntutan yaitu pemahaman antara elemen dasar dalam struktur yang
yang baik tentang tugas apa yang mereka lebih luas yang dimungkinkan
perlukan dan kemampuan untuk mengatur hubungannya untuk fungsi bersama.
belajar. Anderson dan Krathwohl (2001:46)
Gulo dalam Suprihatiningrum (2013: membagi pengetahuan konseptual menjadi
148) menyatakan bahwa strategi tiga bagian yaitu (1) pengetahuan
pembelajaran merupakan rencana dan cara- klasifikasi dan kategori misalnya periode
cara membawakan pengajaran agar segala waktu geologi serta bentuk kepemilikan
prinsip dasar dapat terlaksana dan segala bisnis, (2) pengetahuan prinsip dan
tujuan pengajaran dapat dicapai secara generalisasi misalnya teorema phytagoras
efektif. Cara-cara membawakan pengajaran serta hukum permintaan dan penawaran, (3)
15
Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika Terkait Pengetahuan Konseptual kepada
Anak Tunanetra
Anita Dewi Utami, Puput Suriyah
pengetahuan teori, model, dan struktur pecahan dapat menggunakan model luas
misalnya teori evolusi dan struktur kongres. daerah. (Utomo, 2010: 3).
Anderson dan Krathwohl (2001:46), Aspek lain dari pengetahuan
menambahkan pengetahuan konseptual konseptual adalah tingkat reflektif dimana
meliputi pengetahuan kategori dan hubungan yang dibangun di tingkat yang
klasifikasi yang saling berhubungan dan lebih tinggi dari abstraksi dan kurang
diantara keduanya terorganisir secara terikat pada konteks. Fakta dipandang
lengkap. sebagai bagian dari pengetahuan konseptual
Menurut Johnson dan Alibali ketika individu mampu mengenali sifat atau
(1999:175-189) definisi pengetahuan dapat menghubungkannya dengan unsur-
konseptual sebagai pemahaman eksplisit unsur lain dari pengetahuan yang dimiliki
dan implisit pada prinsip domain perintah oleh individu. (Lauritzen, 2012: 7).
dan hubungan antara potongan-potongan Lauritzen (2012: 10) menambahkan
domain pengetahuan. Sedangkan menurut pengetahuan konseptual merupakan
Johnson dan Koedinger (2009: 484) pengetahuan tentang unsur-unsur dari suatu
pengetahuan konseptual matematika harus jaringan yang bisa menjadi konsep-konsep
diperkenalkan sebelum memperkenalkan atau aturan yang diberikan dalam bentuk
prosedur komputasi, misalkan pada kelas representasi.
enam, dalam memperkenalkan konsep Berdasarkan pendapat di atas,
bilangan rasional pada unit 4, sedangkan pengetahuan konseptual matematika dalam
prosedur perkalian bilangan rasional pada penelitian ini adalah pengetahuan tentang
unit 7. bagaimana sebuah konsep matematika
Pengetahuan konseptual diperoleh terkait satu sama lain dan bagaimana
siswa melalui penanaman konsep, konsep tersebut dapat berfungsi bersama.
pengaitan satu konsep dengan konsep Pada penelitian ini konsep matematika yang
lainnya.Model (gambar atau alat peraga) dimaksud adalah seluruh konsep yang pada
merupakan sarana untuk menamkan konsep materi bangun ruang sisi datar.
pada siswa.Sebagai contoh, model luas Karakteristik Anak Tunanetra
daerah (misalkan persegi, persegi panjang, Menurut Efendi (2009: 67)
lingkaran, segitiga), model panjang atau karakteristik yang mungkin terjadi pada
model himpunan merupakan sarana untuk anak tunanetra yang tergolong buta sebagai
menanamkan konsep pecahan.Demikian akibat langsung maupun tidak langsung dari
pula untuk menanamkan konsep perkalian kebutaannya adalah: (a) curiga pada orang
16
Jurnal Derivat Volume 2 No. 1 Juli 2015 (ISSN: 2407 – 3792)
Halaman 11-23
17
Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika Terkait Pengetahuan Konseptual kepada
Anak Tunanetra
Anita Dewi Utami, Puput Suriyah
melakukan suatu pekerjaan. Hal itu netra.Sumber data dalam penelitian ini
dilakukan untuk mencoba menyesuaikan adalah rekaman pembelajaran mengenai
cahaya yang ada dan daya lihatnya, (c) sisa materi bangun ruang sisi datar,catatan
penglihatannya mampu mengikuti gerak lapangan selama observasi berlangsung,
benda. Apabila ada benda bergerak di serta transkrip wawancara dengan subjek
depannya, ia akan mengikuti arah gerak penelitian.
benda tersebut sampai benda tersebut tidak Teknik pengambilan data yang
tampak lagi. digunakan dalam penelitian ini adalah
3. METODE PENELITIAN observasi dan wawancara. Observasi dalam
Penelitian ini dilaksanakan di SLB penelitian ini digunakan untuk mengamati
Muhammadiyah Cepu pada bulan secara langsung proses pembelajaran
November 2014 sampai dengan Februari matematika di kelas VIII SLB
2015, dengan alasan bahwa sekolah Muhammadiyah Cepu dengan bantuan alat
memiliki data dan informasi yang perekam. Observasi ini dilaksanakan empat
dibutuhkan untuk kepentingan penelitian, kali dalam satu bab, sehingga dihasilkan
dapat terjalin kerjasama yang baik antara rekaman kegiatan pembelajaran pada waktu
peneliti dengan pihak sekolah serta sekolah yang berbeda-beda dalam satu bab. Dari
belum pernah dilakukan penelitian dengan rekaman-rekaman tersebut diamati,
tema yang sama. kemudian dipilih 2 rekaman yang
Penelitian ini termasuk penelitian memberikan data terlengkap untuk
dengan pendekatan studi kasus. Subjek selanjutnya dianalisis secara mendalam.
penelitian ini adalah guru dan siswa kelas Wawancara digunakan untuk memperoleh
VIII SLB Muhammadiyah Cepu.Alur informasi verbal secara langsung dari
pemilihan subjek dilakukan dengan studi subjek penelitian mengenai strategi yang
pra lapangan untuk mencaritahu guru mata digunakan dalam membelajarkan
pelajaran matematika pada kelas VIII SLB matematika tentang suatu pengetahuan
Muhammadiyah Cepu, setelah itu meminta konseptual materi bangun ruang sisi datar
persetujuan bahwa guru tersebut bersedia pada siswa tuna netra.
untuk menjadi subjek dalam penelitian ini. Instrumen utama pada penelitian ini
Data dalam penelitian ini adalah data adalah peneliti sendiri yang bertujuan untuk
mengenai strategi guru dalam mencari dan mengumpulkan data secara
membelajarkan matematika tentang suatu langsung dari sumber data. Sedangkan
pengetahuan konseptual materi bangun instrumen bantu pertama dalam penelitian
ruang sisi datar pada anak tuna ini adalah pedoman observasi dan kamera
18
Jurnal Derivat Volume 2 No. 1 Juli 2015 (ISSN: 2407 – 3792)
Halaman 11-23
video. Dan instrumen bantu kedua pada netra.Setelah data yang sesuai dengan tema
penelitian ini adalah pedoman wawancara penelitian sudah terkumpul maka ditarik
tidak terstruktur yang dibuat oleh peneliti kesimpulan dan diverifikasi.Setelah data
sebagai alat bantu dalam pengambilan data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
lapangan. menyajikan data. Pada penelitian ini data
Validasi data yang digunakan dalam akan disajikan dalam bentuk tabel dan teks
penelitian ini adalah meningkatkan yang bersifat naratif.Berdasarkan data-data
ketekunan dan member check.Peneliti yang diperoleh dari hasil observasi yang
melakukan pengamatan secara cermat dan sudah direduksi dan dari hasil wawancara
teliti terhadap aktivitas pembelajaran dengan guru, peneliti mengambil
matematika dan juga sangat teliti dalam kesimpulan sementara.Setiap kesimpulan
mentranskrip hasil rekaman senantiasa terus menerus dilakukan
video.Sedangkan untuk member check verifikasi selama penelitian
peneliti melakukan pengecekan data dengan berlangsung.Kesimpulan yang diperoleh
cara mengklarifikasikan hasil temuan melalui analisis data tersebut dijadikan
peneliti dengan subjek penelitian. pedoman untuk menyusun rekomendasi dan
Analisis data hasil penelitian dilakukan implikasi.
dengan menggunakan model Miles dan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
huberman (dalam Sugiyono, 2007: 246) Berdasarkan observasi dan wawancara
dengan tahapan sebagai berikut: reduksi yang dilakukan oleh peneliti pada guru
data, penyajian data, dan penarikan kelas VIII SLB Muhammadiyah Cepu,
kesimpulan. Dalam hal ini reduksi data strategi yang digunakan guru selama proses
yang dilakukan adalah peneliti membuat pembelajaran terhadap siswa tuna netra
transkripsi jalannya proses pembelajaran pada materi bangun ruang sisi datar pada
dari lembar observasi dan rekaman video kegiatan pendahuluan di pengamatan I
kemudian apabila transkripsi sudah adalah guru meminta siswa menyanyikan
terkumpul, maka peneliti memilih diantara lagu disini senang disana senang. Setelah
transkrip-transkrip tersebut, tentang bagian itu mengingatkan materi minggu
data mana yang dipakai, mana yang lalu.Sedangkan pada pengamatan II,
dibuang mengenai tema yang diteliti yaitu strategi guru dalam membelajarkan
strategi guru dalam membelajarkan matematika pada materi bangun ruang sisi
matematika tentang suatu pengetahuan datar kepada anak tunanetra pada kegiatan
konseptual dan prosedural materi bangun pendahuluan adalah guru mengingatkan
ruang sisi datar pada anak tuna siswa mengenai materi yang telah diajarkan
19
Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika Terkait Pengetahuan Konseptual kepada
Anak Tunanetra
Anita Dewi Utami, Puput Suriyah
20
Jurnal Derivat Volume 2 No. 1 Juli 2015 (ISSN: 2407 – 3792)
Halaman 11-23
21
Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika Terkait Pengetahuan Konseptual kepada
Anak Tunanetra
Anita Dewi Utami, Puput Suriyah
Chamot, A.U. 2004. Issues in Language Kakojoibari, A.S., Farajollahi, M., Sharifi,
Learning Strategy Research and A. & Jarchian, F. 2012.The Effect
Teaching, Electronic Journal of of Hearing Impairment on
Foreign Language Teaching.Vol 1, Mathematical Skill of Hearing-
No. 1.14-26. Impaired Elementary-School
Students.Vol 21, No. 2. 19-25.
22
Jurnal Derivat Volume 2 No. 1 Juli 2015 (ISSN: 2407 – 3792)
Halaman 11-23
23