Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Nim :4201111016
JURUSAN MATEMATIKA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas “Critical Journal Review” mata
kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.
Penulis juga berterima kasih kepada Ibu Shofia Mawaddah, S.Psi., M.Psi. selaku Dosen mata
kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Universitas Negeri Medan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, hanya kepada Allah kami bersyukur atas selesainya makalah ini, semoga Allah
Swt. memberikan petunjuk kepada kita semua. Penulis juga mengucapkan terima kasih atas
perhatian pembaca, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
PENULIS
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
BAB IV PENUTUP
4.2 Saran.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan
pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah
dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.
Pendidikan pula memiliki peran strategis sebagai sarana human resources dan human
investment. Selain bertujuan menumbuh kembangkan kehidupan yang lebih baik pendidikan
juga telah nyata ikut mewarnai dan menjadi cikal landasan moral dan dan etik dalam proses
pemberdayaan jati diri bangsa.
A. Jurnal Utama
B. Jurnal Pendukung
2. Judul Jurnal :Memahami Peran dan Fungsi Perkembangan Peserta Didik Sebagai Upaya
Implementasi Nilai Pendidikan Karakter dalam Kurikulum
4. Penerbit :-
5. Kota Terbit :Lampung
6. Tahun Terbit : 2018
7. Volume Jurnal : 4
A. Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Kurikulum 2013 berpengaruh
terhadap perkembangan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pelajaran Bahasa Inggris di
Kelas IX di SMP Negeri 14 Cirebon. s. Penelitian ini merupakan suatu penelitian kolaboratif
yang diselenggarakan dalam tiga siklus penelitian dan melibatkan 20 siswa, serta peneliti
sendiri sebagai partisipan dan salah seorang guru mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah
target sebagai pelaksana tindakan (kolaborator). Penelitian ini bersifat deskriftif-kualitatif
sebab berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran bahasa, dimana hasil temuan dari
observasi, hasil rekaman vidio, catatan lapangan dan hasil tulisan siswa ditelaah secara
deskriptif kualitatif berdasarkan teori-teori yang dimunculkan dalam telaah ini. Hasil telaah
ini adalah sebagai berikut. Kurikulum 2013 yang memfokuskan kegiatan belajar dengan
pendekatan Saintifik mampu meningkatkan partisipasi dan hasil belajar Bahasa Inggris siswa
di Kelas IX di SMP Negeri 14 Cirebon.
B. Ringkasan Pendahuluan
Selanjutnya, hasil suatu studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Kelas IX di SMP
Negeri 14 Cirebon terkait pengaruh perubahan kurikulum terhadap perkembangan peserta
didik dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris, akan dijelaskan sebagai berikut.
Berdasarkan hasil wawancara singkat antara peneliti dengan beberapa guru bahasa Inggris di
SMP Negeri 14 Cirebon, ditemukan kesimpulan bahwa kecenderungan Kurikulum 2013 yang
mengarahkan siswa belajar secara kelompok mengakibatkan partisipasi siswa dalam
mengikuti kegiatan belajarcukup meningkat. Kemudian, kesimpulan lain dari wawancara
tersebut adalah telah terjadi pergeseran pembelajaran yang semula didominasi guru menjadi
suatu kegiatan yang mampu melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Semiawan (1990) mengemukakan ada tiga tingkat kreativitas remaja, yang masing-masing
tingkat mempunyai ciri kognitif dan afektif. Pertama adalahtingkatan kreatif meliputi fungsi
divergen, proses pemikiran dan perasaan yang majemuk dan keterlibatan dalam tantangan-
tantangan nyata. Semiawan (1990) lebih lanjut menjelaskan belajar kreatif dapat berlangsung
secara lebih lancar dalam suatu iklim yang menunjang pendayagunaan kreativitas. Untuk
mendorong berpikir kreatif, perlu diusahakan adanya suatu suasana terbuka terhadap
gagasan-gagasan baru. Lingkungan remaja perlu diusahakan agar ikut membantu
menghilangkan hambatan-hambatan untuk berpikir kreatif.
Selain alasan diatas, kemudian pemerintah juga telah mengkaji ulang kurikulum 2006
(KTSP) yang berdasarkan hasil kajian tersebut menyimpulkan bahwa masih banyak
permasalahan didalam kurikulum KTSP yang harus diperbaiki melalui pengembangan
kurikulum 2013. Demikianlah, hal-hal yang dijelaskan diatas merupakan latar belakang yang
diangkat oleh pemerintah dalam pengembangan kurikulum 2013.
Penelitian ini berlangsung dalam tiga siklus, dimana setiap siklus terdiri atas empat tahap,
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pendekatan Saintifik dapat
meningkatkan partisipasi dan hasil belajar bahasa Inggris siswa di kelas sasaran.
Pertemuan pertama Siklus I yang merupakan bagian dari Pelaksanaan Tindakan, dimulai
dengan pelaksanaan apersepsi dan pemberian motivasi. Dalam fase tersebut, guru
memberikan motivasi kepada seluruh siswa untuk mengikuti kegiatan dengan maksimal dan
melakukan apersepsi terkait pembelajaran bahasa Inggris. Siswa diharapkan mengajukan
pertanyaan untuk hal-hal yang kurang dipahami, peneliti mengamati kegiatan belajar dan
memastikan kegiatan direkam oleh seorang rekan, yang sebelumnya telah dipersiapkan.
Kemudian, guru membagi siswa ke dalam enam kelompok yang heterogen, dimana
keheterogenan tersebut ditentukan dari telaah prestasi dari hasil raport siswa di semester
sebelumnya, serta dari hasil wawancara singkat peneliti dengan guru yang pernah mengajar
di kelas sasaran terkait karakter masing-masing siswa.
Di pertemuan kedua Siklus I, yang masih merupakan bagian pelaksanaan tindakan, guru
memulai kegiatan belajar dengan kegiatan pendahuluan, yang kemudian dilanjutkan dengan
penyajian materi pelajaran dengan fasilitas laptop dan proyektor. Guru dan peneliti telah
terlebih dahulu mempersiapkan materi pelajaran yang berhubungan dengan materi tentang
teks Narrative, dalam hal ini mengharapkan siswa mampu membaca dan menulis bentuk teks
yang difokuskan.
Dipertemuan ketiga, peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan guru dalam mengarahkan
siswa untuk mengumpulkan informasi dan mengamati bagaimana guru mengarahkan siswa
mengajukan pertanyaan, serta bagaimana menanggapinya. Di pertemuan keempat, peneliti
mengamati guru memotivasi dan membantu siswa yang tampil di depan, mengajukan dan
menjawab pertanyaan.
Tabel 1. Tabel Indikasi Partisipasi Belajar Siswa dengan Pendekatan Saintifik Siklus I
No Kelompok
I II III IV V VI
1 Mengamati 50 70 60 60 70 70
2 Menanya 50 70 60 60 65 75
3 Mengumpulkan 60 75 65 60 65 70
Informasi
4 Mengasosiasikan 60 60 60 60 65 70
5 Mengkomunikasikan 50 70 65 60 65 70
Jumlah 270 345 310 300 330 355
Rata-rata 54 69 62 60 66 71
Kriteria k k k k k c
Berdasarkan tabel di atas disimpulkan bahwa partisipasi dan hasil belajara siswa di Siklus I
masih tidak memadai.
Siklus II dilakukan hal yang sama seperti siklus I. Didapatkan hasil seperti berikut.
No Kelompok
I II III IV V VI
1 Mengamati 60 75 70 70 80 80
2 Menanya 60 75 70 70 85 85
3 Mengumpulkan Informasi 75 80 75 80 85 90
4 Mengasosiasikan 70 80 70 70 85 80
5 Mengkomunikasikan 70 75 75 70 75 85
Jumlah 335 405 360 360 410 420
Rata-rata 67 81 72 72 82 84
Kriteria K B C C B B
Tabel di atas menunjukkan bahwa partisipasi dan hasil belajar siswa yangsemakin meningkat.
Ada perubahan kedudukan antara Siklus I dan II dalam hal kategorisasi. Di Siklus I,
Kelompok I, III dan IV dikategorikan sebagai kelompok berkemampuan rendah, dan di
Siklus II yang dianggap kelompok berkemampuan rendah adalah kelompok I saja. Kemudian,
di Siklus I yang dianggap sebagai kelompok berkemampuan sedang adalah Kelompok II dan
V, tapi di Siklus II yang dianggap kelompok yang berkemampuan sedang adalah Kelompok
III dan IV. Selanjutnya, apabila di Siklus I yang dikategorikan berkemampuan tinggi hanya
kelompok VI, maka di Siklus II yang dianggap berkemampuan tinggi adalah Kelompok II, V
dan VI, meskipun Kelompok VI tetap memiliki nilai paling tinggi diantara kelompok
lainnya.
Tabel 3. Tabel Indikasi Partisipasi Belajar Siswa dengan Pendekatan Saintifik Siklus III
No Kelompok
I II III IV V VI
1 Mengamati 70 85 80 80 90 95
2 Menanya 70 85 80 80 90 95
3 Mengumpulkan Informasi 75 90 85 90 90 95
4 Mengasosiasikan 80 85 80 80 90 90
5 Mengkomunikasikan 80 85 90 85 80 95
Jumlah 375 430 425 415 440 465
Rata-rata 75 86 85 83 88 93
Kriteria C B B B B SB
Dengan demikian, di Siklus III disimpulkan bahwa Kelompok VI tetap menduduki kriteria
sebagai kelompok dengan kemampuan Tinggi dengan capaian nilai rata-rata 93 (sangat baik).
Meskipun kelompok I tetap menduduki kategori kelompok berkemampuan rendah namun
hasil perolehan kelompok tersebut di Siklus III telah mengalami peningkatan dari kriteria
kurang menjadi cukup. Selanjutnya, di Siklus III, kelompok II, III, IV dan V dikategorikan
sebagai kelopok berkemampuan sedang dengan nilai rata-rata di atas 80 (Baik).
Berdasarkan temuan di atas maka disajikan kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut.
Pelaksanaan pembelajaran dengan aplikasi pendekatan Saintifik dalam pembelajarann Bahasa
Inggris mampu meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Kelas IX di SMP Negeri
14 Cirebon. Pendekatan Saintifik mengarahkan siswa lebih percaya diri dalam bertanya,
mengemukakan pendapat, mencari informasi dan melakukan presentasi. Implementasi
pendekatan Saintifik mampu menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan dan berkesan
bagi siswa. Pelaksanaan pendekatan Saintifik memakan waktu. Kerja kelompok dan kegiatan
presentasi cenderung menciptakan suasana kelas yang tidak kondusif. Pembelajaran Saintifik
memerlukan kerja keras guru dalam membawakannya di kelas, memerlukan persiapan yang
matang dalam menyediakan bahan ajar dan juga memerlukan kemampuan memanajemen
kelas yang baik.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar Saintifik guru harus maksimal dalam mengarahkan siswa
untuk berpartisipasi supaya sasaran kegiatan tercapai dengan memuaskan. Guru yang
mengimplementasi pendekatan Saintifik tidak seharusnya bertindak sebagai pemberi
informasi saja dalam kegiatan belajar, akan tetapi guru juga harus mampu bertindak sebagai
motivator, kolaborator, inspirator dan model yang baik.
A. Abstrak
B. Ringkasan Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar
sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan
dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.
Pendidikan pula memiliki peran strategis sebagai sarana human resources dan human
investment. Selain bertujuan menumbuh kembangkan kehidupan yang lebih baik pendidikan
juga telah nyata ikut mewarnai dan menjadi cikal landasan moral dan dan etik dalam proses
pemberdayaan jati diri bangsa. Rumusan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang
dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS) bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung Jawab.
Melihat makna yang tersirat dari judul dan permasalahan yang dikaji, penelitian ini adalah
termasuk jenis penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang tidak
mengadakan perhitungan data secara kuantitatif.
Literatur utama atau primer yang di kaji dalam penelitian ini adalah buku dan literature
pendidikan karakter dan psikologi perkembangan. Sebagai penelitian kepustakaan, maka
metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah metode dokumentasi, yaitu data tentang
variabel yang berupa buku, catatan, transkrip, surat kabar, majalah, jurnal dan lain-lain.
Sedangkan teknik analisis yang dipilih adalah deskriptif analisis.
C. Ringkasan Pembahasan
a. Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan manusia sebagai mahluk sosial tentu tidak dapat lepas dari kehidupan
lingkungannya. Hal inilah yang menjadi salah satu dorongan perkembangan psikologis,
jasmani, inteligensi pada diri manusia. Sejak manusia dilahirkan ke muka bumi, yang
awalnya adalah bersih ( fitrah ) maka lambat laun ia terkontaminasi dengan lingkungannya
sesuai dengan peran dan kemampuan panca inderanya. Dalam perkembangannya secara
psikologis mulai dari bayi menjadi anakanak kemudian menjadi remaja dan akhirnya menjadi
dewas.14 Pada usia remaja inilah banyak sekali muncul problem kehidupan yang dirasakan
oleh remaja. Maka tentunya, remaja harus tahu benar-benar peran dan fungsinya sebagai
seorang remaja. Di sinilah peran orang tua untuk melakukan bimbingannya dengan sebaik-
baiknya pula.
b. Tugas-tugas Perkembangan
- Tugas-tugas Perkembangan dalam Masa Bayi dan Kanak-kanak Awal
1. Belajar berjalan
2. Belajar makan makanan padat
3. Belajar mengendalikan buang air kecil dan besar
4. Memperoleh keseimbangan psikologis
5. Belajar membedakan jenis kelamin dan menghargainya
6. Menyusun konsep sederhana tentang realitas sosial dan realitas fisik
7. Belajar menjalin hubungan secara emosional antara dirinya dengan orang tuanya,
saudara-saudara dan orang lain
8. Belajar mengembangkan peran hati nurani dalam membedakan “ benar - salah”
d. Pendidikan Karakter
1. Urgensi Pendidikan Karakter
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi
dari sumber-sumber inti. Sumber dimaksud adalah Agama,Pancasila, budaya dan Tujuan
Pendidikan Nasional.
Implementasi pendidikan karakter ini, harapannya tidak sampai merepotkan guru sehingga
guru sekedar mengejar pembuatan perangkat ajar saja dan berfikir perangkat yang baik tapi
aplikasinya sama sekali tidak ada. Yang ideal adalah penyusunan perangkat yang baik dan
diiringi dengan pemahaman guru yang baik dan benar pula terhadap karakter-karakter yang
akan diimplementasikan sekaligus adanya pemberian contoh yang baik.
Prinsip penerapan pendidikan karakter yang pertama adalah nilai-nilai karakter tidaklah
diajarkan tetapi dikembangkan. Hal ini mengandung makna bahwa materi nilai budaya dan
karakterbangsa bukanlah bahan ajar biasa. Sehingga, nilai-nilai itu tidak dijadikan pokok
bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur,
ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran agam, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS,
matematika dan lainnya. Untuk mengembangkan nilainilai itu, guru dapat menggunakan
materi pelajaran sebagai bahan atau media untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa.
Prinsip kedua dalam menerapkan pendidikan karakter ini adalah proses pendidikan dilakukan
siswa secara aktif dan menyenangkan. Prinsip ini meyatakan bahwa proses pendidikan nilai
budaya dan karakter bangsa dilakukan siswa bukan guru. Guru menerapkan prinsip “Tut
Wuri Handayani” dalam setiap prilaku yang ditunjukkan siswa.
. Agar kedua prinsip di atas dapat dilaksanakan dengan baik di kelas, maka perlu difikirkan
pendekatan pembelajaran yang digunakan. Intinya pendidikan karakter ini dilaksanakan
dengan pendekatan integrasi dalam semua pelajaran dan saling berhhubungan dengan satu
sama lainnya.
Pendidikan berkualitas akan terwujud jika pelaku pendidikannya berkualitas. Guru yang
berkualias adalah kuncinya. Mestinya guru menguasai dua konsep dasar, yaitu pengajaran
(pedagogi) dan kepemimpinan (leadership). Guru harus kreatif dan selalu mengupdate mind
setnya setiap saat karena setiap saat ada perubahan, demikian pula situasi dan kondisi yang
berbeda tentunya menuntut seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif.
BAB III