01 Barang Besi Dan Logam Tidak Mulia
01 Barang Besi Dan Logam Tidak Mulia
30,000.00
25,000.00
20,000.00
Juta US$
15,000.00
10,000.00
5,000.00
0.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
SUMBER: HTTP://WWW.KEMENDAG.GO.ID/ID/ECONOMIC-PROFILE/INDONESIA-EXPORT-IMPORT/GROWTH-OF-NON-OIL-
AND-GAS-IMPORT-COMMODITY
2 2
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Kementerian Keuangan RI
Pengenalan Besi & Baja
BPIB TIPE A JAKARTA
logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam
keadaan bebas, untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain harus
dipisahkan melalui penguraian kimia.
Hematite (Fe2O3)
Limonite (FeO OH)
Magnetite (Fe3O4)
Pyrite (FeS2)
Siderite (FeCO3)
6 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Kementerian Keuangan RI
PROSES PENGOLAHAN BIJIH BESI
BPIB TIPE A JAKARTA
BIJIH BESI
CRUSHING
SCREENING
CONCENTRATE
AGLOMERASI
CRUSHING
proses penghancuran bongkahan
SCREENING
proses penyaringan/pemisahan ukuran butiran→ Produknya : Iron Ore
CONCENTRATING
→ Produknya : Iron Concentrate
AGGLOMERATING
proses penggumpalan bijih yang berukuran halus (pelletizing, sintering) → Iron Pellet; Iron Sinter
9 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA
10 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 72 besi dan baja BPIB TIPE A JAKARTA
BAJA STAINLESS
BAHAN
PRIMER;
PRODUK BAJA PADUAN
DALAM LAINNYA
BENTUK BUTIR
ATAU BUBUK BESI DAN BAJA
BUKAN
PADUAN
BESI DAN
BAJA
BUKAN
PADUAN
BAJA
STAINLESS Data yang dibutuhkan
BAHAN
PRIMER;
PRODUK
Bentuk
DALAM Ukuran
BENTUK BUTIR
BAJA ATAU BUBUK Komposisi logam dasar (base metal)
PADUAN Pelapis (jika ada)
LAINNYA Proses produksinya
Bentuk / Ukuran
Besi pig
Bentuk tidak beraturan
Tanpa finishing permukaan
BAHAN PRIMER;
PRODUK DALAM
BENTUK ASAL
Besi Cermin
14 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 72 bentuk fisik BPIB TIPE A JAKARTA
BAHAN Fe-Mn
PRIMER;
PRODUK
DALAM
BENTUK ASAL Fe- Si
Paduan ferro
Bentuk tidak beraturan / butiran
Diaglomerasi/ dipadatkan
Fe- V
Fe- Cr
15 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA
BAHAN PRIMER;
PRODUK DALAM
BENTUK ASAL
Fe- Ti
Fe- Ni
Fe- Nb
16 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA
BAHAN PRIMER;
PRODUK DALAM
BENTUK ASAL
17 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Butir dan Bubuk BPIB TIPE A JAKARTA
BAHAN
PRIMER;
PRODUK
DALAM
BENTUK ASAL
(BUTIR ATAU
BUBUK)
Butir adalah Produk yang kurang dari 90% menurut beratnya lolos melalui
ayakan dengan ukuran lubang 1 mm dan yang 90% atau lebih menurut
beratnya lolos melalui ayakan dengan ukuran lubang 5 mm.
Bubuk adalah Produk yang 90% atau lebih menurut beratnya lolos melalui
ayakan dengan ukuran lubang 1 mm.
18 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Ayakan / MESH
BAHAN
PRIMER;
PRODUK
DALAM
BENTUK BUTIR
Limbah besi baja, potongan aneka bentuk,
ATAU BUBUK
kompaksi
20 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 72 bentuk fisik BPIB TIPE A JAKARTA
BAJA
STAINLESS
BAJA PADUAN
LAINNYA
BESI DAN
BAJA BUKAN
PADUAN
BAJA
STAINLESS
BAJA PADUAN
LAINNYA
BESI DAN
BAJA BUKAN 10 mm
PADUAN
75 mm
Batang
Dalam gulungan ataupun tidak
Penampang silang padat (lingkaran, oval, segi empat, segitiga
Dapat mempunyai lekuk atau deformasi lainnya
BAJA
BAJA
STAINLESS
STAINLESS
BAJA PADUAN
LAINNYA
BESI DAN
BAJA BUKAN
PADUAN
Produk batang?
BAJA
STAINLESS
BAJA PADUAN
LAINNYA
BESI DAN
BAJA BUKAN
PADUAN
Produk batang?
BAJA
STAINLESS
BAJA PADUAN
LAINNYA
BESI DAN
BAJA BUKAN
PADUAN
BAJA PADUAN
LAINNYA
BESI DAN
BAJA BUKAN
PADUAN
A
1. A = 30 cm
2. B = 25 cm
B
1. A = 15 cm
2. B = 10 cm
C
1. A = 50 cm
2. B = 40 cm
Kawat
Penampang silang padat seragam
Bukan produk ½ jadi, canai lantaian, dan batang
Umumnya dengan diameter sekitar ±1 mm (biasanya)
Dalam gulungan
BAJA Cold formed
STAINLESS
BAJA PADUAN
LAINNYA
BESI DAN
BAJA BUKAN
PADUAN
BESI DAN
BAJA
BUKAN
PADUAN Data yang dibutuhkan
BAJA Bentuk
STAINLESS
BAHAN
Ukuran
PRIMER;
PRODUK
DALAM
Komposisi logam dasar (base
BAJA
BENTUK
BUTIR ATAU
BUBUK
metal)
PADUAN Pelapis (jika ada)
LAINNYA Proses produksinya
BESI DAN
BAJA
BUKAN
PADUAN
BAJA Komposisi logam dasar (base metal)
STAINLESS
BAHAN
PRIMER;
PRODUK
DALAM Apakah
BENTUK
BAJA
BUTIR ATAU 100% Fe?
BUBUK
PADUAN
LAINNYA
Umumnya Fe
BESI DAN
BAJA
berkisar 80~90an %
BUKAN Sisanya adalah unsur
PADUAN
BAJA
lainnya
STAINLESS
BAHAN
PRIMER;
PRODUK
DALAM
BENTUK
BUTIR ATAU
BAJA BUBUK
PADUAN
LAINNYA
Baja paduan rendah terdiri dari dari besi dan karbon. Karbon merupakan unsur pengeras besi yang efektif dan murah. Oleh
karena itu, pada umumnya sebagian besar baja hanya mengandung karbon dengan sedikit unsur paduan lainnya. Perbedaan
persentase kandungan karbon dalam campuran logam baja menjadi salah satu pengklasifikasian baja. Berdasarkan kandungan
karbon, baja paduan rendah dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
• Baja karbon rendah (Low Carbon Steel)
Baja karbon rendah adalah baja yang mengandung karbon kurang dari 0,25% C, serta struktur mikronya terdiri
atas ferit dan perlit. Dibandingkan dengan jenis baja lainnya, baja karbon rendah merupakan jenis baja yang
diproduksi dalam jumlah terbesar. Baja kabon rendah merupakan baja yang paling murah diproduksi diantara
semua karbon, midah dimachining dan dilas, serta keuletan dan ketangguhannya sangat tinggi tetapi
kekerasannya rendah dan tahan aus. Sehingga pada penggunaannya, baja jenis ini dapat digunakan sebagai
bahan baku untuk pembuatan komponen bodi mobil, struktur bangunan, pipa gedung, jembatan, kaleng, pagar,
dan lain-lain.
• Baja karbon menengah (Medium Carbon Steel)
Baja karbon menengah adalah baja yang mengandung karbon 0,25% C-0,6% C. Baja karbon menengah memiliki
kelebihan jika dibandingkan dengan baja karbon rendah, kekuatan tarik dan batas regang yang tinggi, tidak mudah
dibentuk oleh mesin, lebih sulit dilakukan untuk pengelasan, dan dapat dikeraskan (quenching) dengan baik. Baja
ini lebih kuat daripada baja karbon rendah, tetapi memiliki keuletan dan ketangguhan yang lebih rendah, serta
dapat diberi perlakuan panas untuk eningkatkan kekuatannya. Baja karbon menengah banyak digunakan untuk
poros, rel kereta api, roda gigi, pegas, baut, komponen mesin yang membutuhkan kekuatan tinggi, dan lain-lain.
• Baja karbon tinggi (High Carbon Steel)
Baja karbon tinggi adalah baja yang mengandung karbon 0,6% C-1,4% C dan memiliki tahan panas yang tinggi,
kekerasan tinggi, namun keuletannya lebih rendah. Biji karbon tinggi memiliki kuat tarik paling tinggi dan banyak
digunakan untuk material tools. Salah satu aplikasi dari baja ini adalah dalam pembuatan kawat baja dan kabel
baja. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung didalam baja maka baja karbon ini digunakan dalam pembuatan
pegas dan alat-alat perkakas seperti palu, gergaji atau pahat potong. Selain itu, baja jenis ini banyak digunakan
untuk keperluan industri lain seperti pembuatan kikir, pisau, mata gergaji, cetakan, pisau, dan pegas.
baja paduan didefinisikan sebagai suatu baja yang dicampur dengan satu atau lebih unsur campuran
seperti nikel, mangan, molibdenum, kromium, vanadium, dan wolfram yang berguna untuk
memperoleh sifat-sifat baja yang dikehendaki seperti sifat kekuatan, kekerasan, dan keuletannya.
Paduan dari beberapa unsur yang berbeda memberikan sifat khas pada baja. Misalnya baja yang
dipadu dengan Ni dan Cr akan menghasilkan baja yang mempunyai sifat keras dan ulet. Berdasarkan
kadar paduannya baja paduan dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
baja paduan memiliki sifat yang unggul daripada baja karbon biasa,
diantaranya:
• Keuletan yang tinggi tanpa pengurangan kekuatan tarik.
• Tahan terhadap korosi dan keausan yang tergantung dari jenis
paduannya.
• Tahan terhadap perubahan suhu, ini berarti bahwa sifat fisisnya
tidak banyak berubah.
• Memiliki butiran halus dan homogen
BESI DAN
•Baja silikon listrik
BAJA Baja paduan mengandung silikon sekurang-kurangnya
BUKAN 0,6% tetapi tidak lebih dari 6% dan karbon tidak lebih dari
PADUAN
0,08% menurut beratnya.Barang tersebut juga dapat
BAJA
STAINLESS
mengandung aluminium tidak lebih dari 1%menurut
BAHAN
PRIMER;
beratnya, tetapi tidak terdapat unsur lainnya dalam
PRODUK perbandinganyang akan memberikan karakter baja
DALAM
BENTUK paduan lainnya.
BUTIR ATAU
BAJA BUBUK
PADUAN
LAINNYA
BESI DAN
BAJA
BUKAN •High speed steel
PADUAN
Baja paduan, dengan atau tanpa unsur lainnya, mengandung
BAJA
STAINLESS
sekurang-kurangnya dua dari tiga unsur molibdenum, tungsten
BAHAN
PRIMER;
dan vanadium dengankombinasi kandungan 7% atau lebih, 0,6%
PRODUK atau lebih karbon dan 3 sampaidengan 6% kromium menurut
DALAM
BENTUK beratnya.
BUTIR ATAU
BAJA BUBUK
PADUAN
LAINNYA
BESI DAN
BAJA
BUKAN
PADUAN
BAJA
STAINLESS Data yang dibutuhkan
BAHAN
PRIMER; Bentuk
PRODUK Ukuran
DALAM
BENTUK
Komposisi logam dasar (base metal)
BAJA
PADUAN
BUTIR ATAU
BUBUK Pelapis (jika ada)
LAINNYA Proses produksinya
BESI DAN
BAJA
BUKAN Jenis jenis pelapis (berdasarkan bahannya)
PADUAN
BAJA
Timah
STAINLESS Timbal
Seng (galvanis)
Aluminium seng (galvalum)
BAJA
PADUAN
Kromium oksida
LAINNYA Cat, pernis, plastik (polimer)
Bagaimana beda
BAJA visualnya?
PADUAN
LAINNYA
BAJA
PADUAN
LAINNYA
BAJA
PADUAN
LAINNYA
BAJA
PADUAN
LAINNYA
Catatan
To distinguish between products electrolytically lated or
coated with zinc and products otherwise plated
BESI DAN
or coated with zinc, the Following procedure can be used :
BAJA - The products are first to be examined for the presence or
BUKAN otherwise of spangle by visual or
PADUAN
microscopic observations.
BAJA
STAINLESS
- If spangle is detected, they are hot-dipped zinc-coated
BAHAN
PRIMER;
products. If spangle is not detected, even when
PRODUK magnifieded 50 times, the coating should be chemically
DALAM
BENTUK analysed.
BAJA
BUTIR ATAU
BUBUK
- If aluminium is detected, or lead is detected in excess of
PADUAN 0.5 %, they are hot-dipped zinc-coated
LAINNYA
products. If not, they are electrolytically zinc-coated
products.
Exnote HS XV 7210-2
BAJA
PADUAN
LAINNYA
BESI DAN
BAJA
BUKAN
PADUAN
BAJA Data yang dibutuhkan
STAINLESS
BAHAN Bentuk
PRIMER;
PRODUK
Ukuran
DALAM Komposisi logam dasar (base metal)
BENTUK
BUTIR ATAU
Pelapis (jika ada)
BAJA
PADUAN
LAINNYA
BUBUK
Proses produksinya
74 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES CASTING (PENGECORAN)
BPIB TIPE A JAKARTA
BLOOM
BILLET BAJA
SLAB
Baja dalam bentuk slab, billet dan bloom merupakan produk casting
(coran) dan dikategorikan sebagai produk antara yang tidak bisa langsung
dipergunakan, namun sebagai bahan baku proses pengerolan.
75 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES CASTING (PENGECORAN)
BPIB TIPE A JAKARTA
76 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES CASTING (PENGECORAN)
BPIB TIPE A JAKARTA
77 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES CASTING (PENGECORAN)
BPIB TIPE A JAKARTA
78 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES CASTING (PENGECORAN)
BPIB TIPE A JAKARTA
79 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES PENGEROLAN PELAT DAN BATANG
BPIB TIPE A JAKARTA
80 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES PENGEROLAN BAJA BPIB TIPE A JAKARTA
81 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES HOT ROLLING (PENGEROLAN PANAS)
BPIB TIPE A JAKARTA
600 - 700°C
LAMINAR COOLING
HOT ROLLED COIL DOWN COILER
82 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES COLD ROLLING (PENGEROLAN DINGIN)
BPIB TIPE A JAKARTA
CONTINUOUS
HOT ROLLED COIL TANDEM COLD MILL
PICKLING LINE ELECTROLYTEC
CONTINUOUS
CLEANING LINE
ANEALING LINE
83 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES COLD ROLLING (PENGEROLAN DINGIN)
BPIB TIPE A JAKARTA
84 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Struktur Baja di bawah Mikroskop BPIB TIPE A JAKARTA
85 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Perbedaan dari Bentuk Fisik
TIDAK PERLU
UJI LAB
(PENGAMATAN
VISUAL)
TIDAK PERLU
UJI LAB
(PENGAMAT
AN VISUAL)
TIDAK PERLU
UJI LAB
(PENGAMAT
AN VISUAL)
PERLU UJI
LAB
PERLU UJI
LAB
Dua kemungkinan:
-Dari besi atau baja
-Baja stainless
PERLU UJI
LAB
Untuk mengetahui:
-jenis bahan
-pelapis (jika ada)
-uji kampuh
100 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 100
Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA
Untuk mengetahui:
-jenis bahan
PERLU UJI -pelapis (jika ada)
LAB
101 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 101
Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA
Untuk mengetahui:
-jenis bahan
PERLU UJI -pelapis (jika ada)
LAB
Nail Sleeves
102 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 102
Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA
103 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 103
Cukai
Kementerian Keuangan RI
Perkakas BPIB TIPE A JAKARTA
104 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 74~81 BPIB TIPE A JAKARTA
76 aluminium
dan barang
daripadanya
78 timbal dan
barang
daripadanya
81 logam tidak
75 nikel dan
mulia lainnya
barang
dan barang
daripadanya
daripadanya
79 seng dan
barang
daripadanya
105 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 105
Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 74~81 BPIB TIPE A JAKARTA
Catatan bab 74(a) BTKI Tembaga Catatan bab 74(b) BTKI paduan tembaga
74 tembaga dimurnikan (Cu > 97, 5%) dengan syarat: (Cu < 97, 5%) dengan syarat:
dan barang
daripadanya
% Batas kandungan Paduan tembaga
Unsur
menurut beratnya Zat metalik selain tembaga tidak
Ag Perak 0,25 dimurnikan yang tembaganya menurut
As Arsenik 0,5 beratnya mendominasi berbagai unsur
Cd Kadmium 1,3 lainnya, asalkan:
Cr Kromium 1,4 •sekurang-kurangnya kandungan salah
Mg Magnesium 0,8
satu dari unsur lain menurut beratnya,
Pb Timbal 1,5
lebih besar dari batas yang dirinci dalam
S Belerang 0,7
Sn Timah 0,8 tabel di atas; atau
Te Telurium 0,8 •total kandungan berat unsur lain tersebut
Zn Seng 1 melebihi 2,5% menurutberatnya.
Zr Zirconium 0,3
Unsur lainya*, masing-masing 0,3
Paduan tembaga dapat berwujud
Tembaga seng (kuningan)
Tembaga timah (perunggu)
Tembaga nikel seng (perak nikel)
Paduan dasar tembaga nikel
106 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 106
Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 74~81 BPIB TIPE A JAKARTA
Catatan bab 75 subpos 1(a) BTKI; nikel bukan Catatan bab 75 subpos 1(b) BTKI; paduan nikel adalah
75 nikel dan paduan adalah logam mengandung nikel :
barang ditambah kobalt sekurang-kurangnya 99%
daripadanya menurut beratnya, asalkan: Zat metalik yang nikelnya mendominasi
(i) kandungan kobalt tidak melebihi 1,5% menurut beratnya, melebihi masing-masing
menurut beratnya, dan unsur lainnya, asalkan:
(ii) kandungan setiap unsur lainnya menurut
•kandungan kobalt melebihi
beratnya tidak melebihi batas yangditentukan
dalam tabel berikut: 1,5% menurut beratnya,
•kandungan sekurang-
% Batas kandungan kurangnya satu unsur dari
Unsur
menurut beratnya unsur lainnya menurut
Fe Besi 0,5 beratnya lebih besar dari
O Oksigen 0,4 batas yang dirinci pada tabel
Unsur lainnya, masing- 0,3 di atas, atau
masing •total kandungan unsur selain
nikel ditambah kobalt
melebihi 1% menurut
beratnya.
107 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 107
Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 74~81 BPIB TIPE A JAKARTA
108 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 108
Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 74~81 BPIB TIPE A JAKARTA
109 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 109
Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 74~81 BPIB TIPE A JAKARTA
110 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 110
Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 74~81 BPIB TIPE A JAKARTA
111 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan111
Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 74~81 BPIB TIPE A JAKARTA
112 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 112
Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA
113 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA
114 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA
115 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA
116 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Sistem penomoran AISI/SAE : BPIB TIPE A JAKARTA
117 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA
AISI/SAE Tipe
1XXX Carbon steels
2XXX Nickel steels
3XXX Nickel-chromium Untuk baja karbon, digit kedua adalah:
steels 10XX 0 menunjukan plain carbon
4XXX Molybdenum
steels 11XX 1
5XXX Chromium steels menunjukan resulfurized (ditambahkan
6XXX Chromium- sulfur)
vanadium steels 12XX 2
7XXX Tungsten steels menunjukan resulfurized dan rephosporize
8XXX Nickel-chromium- d (ditambahkan sulfur dan phosphor)
vanadium steels
9XXX Silicon-manganese
steels
118 DTSS BESI 2016 – BPIB TIPE A JAKARTA Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018
Kementerian Keuangan RI
UNS Designation System BPIB TIPE A JAKARTA
119 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA
120 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Identifikasi Kandungan Baja di BPIB BPIB TIPE A JAKARTA
121 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Cara Kerja identifikasi mikrostruktur baja
BPIB TIPE A JAKARTA
Hasil pengamatan Identifikasi mikrostruktur dengan Pemilihan solvent etching (ASTM E 407)
identifikasi mikroskop metalurgi maupun
microstruktur SEM/XRF handheld
122 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA
123 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA
124 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA
125 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA
126 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA
Mobile Laboratory
127 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Reference BPIB TIPE A JAKARTA
128 DTSS BESI 2016 – BPIB TIPE A JAKARTA Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018
Kementerian Keuangan RI
129 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI