Anda di halaman 1dari 129

BPIB TIPE A JAKARTA

TEKNIK PEMERIKSAAN BARANG BESI DAN


LOGAM TIDAK MULIA LAINNYA

DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Sebagai informasi
PERKEMBANGAN IMPOR NONMIGAS (KOMODITI) BPIB TIPE A JAKARTA

30,000.00

25,000.00

20,000.00
Juta US$

15,000.00

10,000.00

5,000.00

0.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016

MESIN-MESIN/PESAWAT MEKANIK MESIN/PERLATAN LISTRIK PLASTIK DAN BARANG DARI PLASTIK


BESI DAN BAJA BAHAN KIMIA ORGANIK BENDA-BENDA DARI BESI DAN BAJA

SUMBER: HTTP://WWW.KEMENDAG.GO.ID/ID/ECONOMIC-PROFILE/INDONESIA-EXPORT-IMPORT/GROWTH-OF-NON-OIL-
AND-GAS-IMPORT-COMMODITY

2 2
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Kementerian Keuangan RI
Pengenalan Besi & Baja
BPIB TIPE A JAKARTA

Besi adalah Fe (Iron) dari kata Ferrum


logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk
kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang
merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor
atom 26. Logam yang memiliki warna perak keabu-abuan juga mempunyai
nilai ekonomis yang tinggi.

3 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam
keadaan bebas, untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain harus
dipisahkan melalui penguraian kimia.

4 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Kementerian Keuangan RI
Sifat-sifat logam besi BPIB TIPE A JAKARTA

• Mudah teroksidasi (karat)


• density 7.87 g/cm3
• unsur terbanyak nomer 4 di kerak bumi
• unsur terbanyak penyusun bumi
• unsur terbanyak nomer 6 di alam semesta
• Konduktor panas yang baik
• Konduktor listrik yang baik
• Bahan baku melimpah di alam
• Lunak dan ulet, namun cenderung menjadi lebih kuat dan keras jika
berpadu dengan unsur karbon
• Dapat berpadu harmonis dengan unsur lain (alloying element)
menghasilkan sifat-sifat unggul, yaitu menjadi logam baja

5 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Kementerian Keuangan RI
Bentuk & Warna bijih besi di alam
BPIB TIPE A JAKARTA

Hematite (Fe2O3)
Limonite (FeO OH)

Magnetite (Fe3O4)

Pyrite (FeS2)
Siderite (FeCO3)
6 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Kementerian Keuangan RI
PROSES PENGOLAHAN BIJIH BESI
BPIB TIPE A JAKARTA

BIJIH BESI

CRUSHING

SCREENING

CONCENTRATE

AGLOMERASI

SINTER PELLET BRIQUETTE

7 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Kementerian Keuangan RI
PENJELASAN PROSES PENGOLAHAN BIJIH
BPIB TIPE A JAKARTA

CRUSHING
proses penghancuran bongkahan

SCREENING
proses penyaringan/pemisahan ukuran butiran→ Produknya : Iron Ore

CONCENTRATING
→ Produknya : Iron Concentrate

AGGLOMERATING
proses penggumpalan bijih yang berukuran halus (pelletizing, sintering) → Iron Pellet; Iron Sinter

Sintering: proses Pelletizing : proses


penggumpalan partikel- penggumpalan dengan cara
partikel halus bijih besi pemanasan
dengan cara pembakaran.

8 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Kementerian Keuangan RI
DIAGRAM ALIR PEMBUATAN BESI
BPIB TIPE A JAKARTA

9 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Bab 72 besi dan baja


Bab 73 Barang dari besi atau baja
Bab 74 Tembaga dan barang daripadanya
Bab 75 Nikel dan barang daripadanya
Bab 76 Aluminium dan barang daripadanya
Bab 78 Timbal dan barang daripadanya
Bab 79 Seng dan barang daripadanya
Bab 80 Timah dan barang daripadanya
Bab 81 Logam tidak mulia lainnya; sermet;
barang daripadanya
Bab 82 Perkakas, peralatan, barang tajam,
sendok dan garpu, dari logam tidak
mulia;bagiannya dari logam tidak mulia
Bab 83 Bermacam-macam barang dari logam
tidak mulia

10 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 72 besi dan baja BPIB TIPE A JAKARTA

BAJA STAINLESS
BAHAN
PRIMER;
PRODUK BAJA PADUAN
DALAM LAINNYA
BENTUK BUTIR
ATAU BUBUK BESI DAN BAJA
BUKAN
PADUAN

11 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 11


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 72 Identifikasi besi dan baja BPIB TIPE A JAKARTA

BESI DAN
BAJA
BUKAN
PADUAN
BAJA
STAINLESS Data yang dibutuhkan
BAHAN
PRIMER;
PRODUK
Bentuk
DALAM Ukuran
BENTUK BUTIR
BAJA ATAU BUBUK Komposisi logam dasar (base metal)
PADUAN Pelapis (jika ada)
LAINNYA Proses produksinya

12 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 12


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 72 Identifikasi besi dan baja BPIB TIPE A JAKARTA

Data yang dibutuhkan

Bentuk / Ukuran

1. Bahan Primer, produk butiran atau


bubuk
2. Ingot, produk ½ jadi
3. Produk canai lantaian
4. Batang
5. Angle, shape, section
6. kawat

13 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 13


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 72 bentuk fisik BPIB TIPE A JAKARTA

Besi pig
Bentuk tidak beraturan
Tanpa finishing permukaan
BAHAN PRIMER;
PRODUK DALAM
BENTUK ASAL

Besi Cermin

14 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 72 bentuk fisik BPIB TIPE A JAKARTA

BAHAN Fe-Mn
PRIMER;
PRODUK
DALAM
BENTUK ASAL Fe- Si

Paduan ferro
Bentuk tidak beraturan / butiran
Diaglomerasi/ dipadatkan

Fe- V
Fe- Cr
15 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

BAHAN PRIMER;
PRODUK DALAM
BENTUK ASAL

Fe- Ti

Fe- Ni
Fe- Nb

16 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

BAHAN PRIMER;
PRODUK DALAM
BENTUK ASAL

Jika dilihat dengan mikroskop maka akan


terjadi bentuk seperti rumah tawon/busa
spons, oleh sebab itu bijih besi ini
dinamakan besi spons.

17 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Butir dan Bubuk BPIB TIPE A JAKARTA

BAHAN
PRIMER;
PRODUK
DALAM
BENTUK ASAL
(BUTIR ATAU
BUBUK)

Butir adalah Produk yang kurang dari 90% menurut beratnya lolos melalui
ayakan dengan ukuran lubang 1 mm dan yang 90% atau lebih menurut
beratnya lolos melalui ayakan dengan ukuran lubang 5 mm.

Bubuk adalah Produk yang 90% atau lebih menurut beratnya lolos melalui
ayakan dengan ukuran lubang 1 mm.

18 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Ayakan / MESH

19 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

BAHAN
PRIMER;
PRODUK
DALAM
BENTUK BUTIR
Limbah besi baja, potongan aneka bentuk,
ATAU BUBUK
kompaksi

Limbah besi baja, sisa kawat, dalam ikatan

20 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 72 bentuk fisik BPIB TIPE A JAKARTA

Ingot, produk ½ jadi (slab, billet)


Bentuk tuangan atau cetakan
Tanpa finishing permukaan
BESI DAN
BAJA
BUKAN
PADUAN
BAJA
STAINLESS
BAHAN
PRIMER;
PRODUK
DALAM
BENTUK BUTIR
BAJA ATAU BUBUK
PADUAN
LAINNYA

21 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 21


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 72 bentuk fisik BPIB TIPE A JAKARTA

Produk canai lantaian


Penampang silang empat persegi panjang
Dalam gulungan atau
Lembaran ( jika tebal <4,75mm, maka lebar > 10 x ketebalan)
( jika tebal ≥ 4,75 mm, maka lebar > 150 mm & ≥ 2x ketebalan)

BAJA
STAINLESS

BAJA PADUAN
LAINNYA

BESI DAN
BAJA BUKAN
PADUAN

22 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 22


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 72 bentuk fisik BPIB TIPE A JAKARTA

Produk canai lantaian?

BAJA
STAINLESS

BAJA PADUAN
LAINNYA

BESI DAN
BAJA BUKAN 10 mm
PADUAN
75 mm

23 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 23


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 72 bentuk fisik BPIB TIPE A JAKARTA

Batang
Dalam gulungan ataupun tidak
Penampang silang padat (lingkaran, oval, segi empat, segitiga
Dapat mempunyai lekuk atau deformasi lainnya

BAJA
BAJA
STAINLESS
STAINLESS

BAJA PADUAN
LAINNYA

BESI DAN
BAJA BUKAN
PADUAN

24 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 24


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Batang BPIB TIPE A JAKARTA

BAJA • mempunyai lekukan, rusuk, alur atau


STAINLESS deformasi lainnya yang terjadiselama
proses pencanaian (batang dan batang
BAJA PADUAN
LAINNYA kecil penguat);
• dipuntir setelah pencanaian.
BESI DAN
BAJA BUKAN
PADUAN

25 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 25


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Batang dan kecil berongga

26 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Bab 72 bentuk fisik BPIB TIPE A JAKARTA

Produk batang?

BAJA
STAINLESS

BAJA PADUAN
LAINNYA

BESI DAN
BAJA BUKAN
PADUAN

27 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 27


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 72 bentuk fisik BPIB TIPE A JAKARTA

Produk batang?
BAJA
STAINLESS

BAJA PADUAN
LAINNYA

BESI DAN
BAJA BUKAN
PADUAN

28 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 28


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 72 bentuk fisik BPIB TIPE A JAKARTA

Angle, shape, section


Penampang silang padat
Bukan produk ½ jadi, canai lantaian, dan batang
Dapat berupa U H L T section
BAJA
STAINLESS

BAJA PADUAN
LAINNYA

BESI DAN
BAJA BUKAN
PADUAN

29 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 29


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 72 bentuk fisik BPIB TIPE A JAKARTA

30 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 30


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 72 bentuk fisik BPIB TIPE A JAKARTA

31 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 31


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Angle, Shape, Section BPIB TIPE A JAKARTA

32 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 32


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Angle, Shape, Section

33 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Angle, Shape, Section

34 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Angle, Shape, Section

A
1. A = 30 cm
2. B = 25 cm

B
1. A = 15 cm
2. B = 10 cm

C
1. A = 50 cm
2. B = 40 cm

35 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Bab 72 bentuk fisik BPIB TIPE A JAKARTA

Kawat
Penampang silang padat seragam
Bukan produk ½ jadi, canai lantaian, dan batang
Umumnya dengan diameter sekitar ±1 mm (biasanya)
Dalam gulungan
BAJA Cold formed
STAINLESS

BAJA PADUAN
LAINNYA

BESI DAN
BAJA BUKAN
PADUAN

36 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 36


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Kawat BPIB TIPE A JAKARTA

37 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 37


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Kawat BPIB TIPE A JAKARTA

38 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 38


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 72 Identifikasi besi dan baja BPIB TIPE A JAKARTA

BESI DAN
BAJA
BUKAN
PADUAN Data yang dibutuhkan
BAJA Bentuk
STAINLESS
BAHAN
Ukuran
PRIMER;
PRODUK
DALAM
Komposisi logam dasar (base
BAJA
BENTUK
BUTIR ATAU
BUBUK
metal)
PADUAN Pelapis (jika ada)
LAINNYA Proses produksinya

39 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 39


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

BESI DAN
BAJA
BUKAN
PADUAN
BAJA Komposisi logam dasar (base metal)
STAINLESS
BAHAN
PRIMER;
PRODUK
DALAM Apakah
BENTUK

BAJA
BUTIR ATAU 100% Fe?
BUBUK
PADUAN
LAINNYA

40 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 40


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Umumnya Fe
BESI DAN
BAJA
berkisar 80~90an %
BUKAN Sisanya adalah unsur
PADUAN
BAJA
lainnya
STAINLESS
BAHAN
PRIMER;
PRODUK
DALAM
BENTUK
BUTIR ATAU
BAJA BUBUK
PADUAN
LAINNYA

41 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 41


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

BESI DAN Khusus paduan ferro, Fe


BAJA
BUKAN dapat mengandung <50%,
PADUAN namun tetap mendominasi
BAJA
STAINLESS
daripada unsur paduan
BAHAN
PRIMER; lainnya
PRODUK
DALAM
BENTUK
BUTIR ATAU
BAJA BUBUK
PADUAN
LAINNYA

42 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 42


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BAJA
Baja adalah logam paduan antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana
besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya.
Kandungan karbon dalam baja kurang dari 1,4% berat sesuai grade-
nya. Dalam proses pembuatan baja akan terdapat unsur-unsur lain
selain karbon yang akan tertinggal dalam baja seperti mangan (Mn),
silikon (Si), Kromium (Cr), vanadium (V), dan unsur lainnya. Dalam hal
aplikasi, baja sering digunakan sebagai bahan baku untuk alat-alat
perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif,
kebutuhan rumah tangga, dan lain-lain. Menurut ASM handbook vol
1:139 (1993), baja dapat diklasifikasikan berdasarkan komposisi
kimianya seperti kadar karbon dan paduan yang digunakan.

43 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
BAJA
Baja Karbon (Carbon Steel)

Baja paduan rendah terdiri dari dari besi dan karbon. Karbon merupakan unsur pengeras besi yang efektif dan murah. Oleh
karena itu, pada umumnya sebagian besar baja hanya mengandung karbon dengan sedikit unsur paduan lainnya. Perbedaan
persentase kandungan karbon dalam campuran logam baja menjadi salah satu pengklasifikasian baja. Berdasarkan kandungan
karbon, baja paduan rendah dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
• Baja karbon rendah (Low Carbon Steel)
Baja karbon rendah adalah baja yang mengandung karbon kurang dari 0,25% C, serta struktur mikronya terdiri
atas ferit dan perlit. Dibandingkan dengan jenis baja lainnya, baja karbon rendah merupakan jenis baja yang
diproduksi dalam jumlah terbesar. Baja kabon rendah merupakan baja yang paling murah diproduksi diantara
semua karbon, midah dimachining dan dilas, serta keuletan dan ketangguhannya sangat tinggi tetapi
kekerasannya rendah dan tahan aus. Sehingga pada penggunaannya, baja jenis ini dapat digunakan sebagai
bahan baku untuk pembuatan komponen bodi mobil, struktur bangunan, pipa gedung, jembatan, kaleng, pagar,
dan lain-lain.
• Baja karbon menengah (Medium Carbon Steel)
Baja karbon menengah adalah baja yang mengandung karbon 0,25% C-0,6% C. Baja karbon menengah memiliki
kelebihan jika dibandingkan dengan baja karbon rendah, kekuatan tarik dan batas regang yang tinggi, tidak mudah
dibentuk oleh mesin, lebih sulit dilakukan untuk pengelasan, dan dapat dikeraskan (quenching) dengan baik. Baja
ini lebih kuat daripada baja karbon rendah, tetapi memiliki keuletan dan ketangguhan yang lebih rendah, serta
dapat diberi perlakuan panas untuk eningkatkan kekuatannya. Baja karbon menengah banyak digunakan untuk
poros, rel kereta api, roda gigi, pegas, baut, komponen mesin yang membutuhkan kekuatan tinggi, dan lain-lain.
• Baja karbon tinggi (High Carbon Steel)
Baja karbon tinggi adalah baja yang mengandung karbon 0,6% C-1,4% C dan memiliki tahan panas yang tinggi,
kekerasan tinggi, namun keuletannya lebih rendah. Biji karbon tinggi memiliki kuat tarik paling tinggi dan banyak
digunakan untuk material tools. Salah satu aplikasi dari baja ini adalah dalam pembuatan kawat baja dan kabel
baja. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung didalam baja maka baja karbon ini digunakan dalam pembuatan
pegas dan alat-alat perkakas seperti palu, gergaji atau pahat potong. Selain itu, baja jenis ini banyak digunakan
untuk keperluan industri lain seperti pembuatan kikir, pisau, mata gergaji, cetakan, pisau, dan pegas.

44 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
BAJA

Baja Paduan (Alloy Steel)

baja paduan didefinisikan sebagai suatu baja yang dicampur dengan satu atau lebih unsur campuran
seperti nikel, mangan, molibdenum, kromium, vanadium, dan wolfram yang berguna untuk
memperoleh sifat-sifat baja yang dikehendaki seperti sifat kekuatan, kekerasan, dan keuletannya.
Paduan dari beberapa unsur yang berbeda memberikan sifat khas pada baja. Misalnya baja yang
dipadu dengan Ni dan Cr akan menghasilkan baja yang mempunyai sifat keras dan ulet. Berdasarkan
kadar paduannya baja paduan dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

• Baja paduan rendah (Low Alloy Steel)


Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen paduannya kurang dari 2,5%
wt misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.
• Baja paduan menengah (Medium Alloy Steel)
Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen paduannya 2,5%-10% wt
misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.
• Baja paduan tinggi (High Alloy Steel)
Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen paduannya lebih dari 10%
wt misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.

45 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
BAJA

baja paduan memiliki sifat yang unggul daripada baja karbon biasa,
diantaranya:
• Keuletan yang tinggi tanpa pengurangan kekuatan tarik.
• Tahan terhadap korosi dan keausan yang tergantung dari jenis
paduannya.
• Tahan terhadap perubahan suhu, ini berarti bahwa sifat fisisnya
tidak banyak berubah.
• Memiliki butiran halus dan homogen

46 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
BESI COR (CAST IRON)

Besi cor merupakan paduan Besi-Karbon dengan kandungan C 3-


4,5%. Paduan ini memiliki sifat mampu cor yang sangat baik namun
memiliki elongasi yang relatif rendah. Oleh karenanya proses
pengerjaan bahan ini tidak dapat dilakukan melalui proses
pembentukan, melainkan melalui proses pemotongan (pemesinan)
maupun pengecoran. Jenis besi cor tersebut sangat tergantung dari
kandungan dan komposisi antara C dan Si serta laju pendinginannya,
dimana laju pendinginan yang tinggi akan menghasilkan struktur besi
cor putih sedangkan laju pendinginan yang lambat akan menghasilkan
pembekuan kelabu.

47 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Tabel baja paduan

48 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Tabel baja paduan

49 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Tabel baja paduan

50 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Kadar unsur yang harus diperhatikan


(BTKI catatan bab 72)
• aluminium
• boron
• kromium
BESI DAN • kobalt
BAJA
BUKAN
• tembaga
PADUAN • timbal
• mangan
BAJA
STAINLESS • molibdenum
BAHAN
PRIMER;
• nikel
PRODUK • niobium
DALAM • silikon
BENTUK
BUTIR ATAU • titanium
BAJA BUBUK • tungsten (wolfram)
PADUAN
• vanadium
LAINNYA
• zirkonium
• unsur lainnya (kecuali belerang, fosfor, karbon
dannitrogen), diambil terpisah.

51 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 51


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Kadar unsur yang harus diperhatikan


(BTKI catatan bab 72)
BESI DAN
BAJA
BUKAN
PADUAN •Besi pig
BAJA Paduan besi karbon yang tidak digunakan sebagai bahan yang
STAINLESS dapat ditempa, mengandung karbon lebih dari 2% menurut
BAHAN
PRIMER; beratnya dan yangdapat mengandung satu unsur lainnya atau
PRODUK lebih dalam batasan sebagai berikut:
DALAM •tidak lebih dari 10% kromium
BENTUK
BUTIR ATAU •tidak lebih dari 6% mangan
BAJA BUBUK •tidak lebih dari 3% fosfor
PADUAN
LAINNYA •tidak lebih dari 8% silikon
•jumlah total tidak lebih dari 10% unsur lainnya

52 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 52


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

BESI DAN Kadar unsur yang harus diperhatikan


BAJA (BTKI catatan bab 72)
BUKAN
PADUAN
BAJA •Besi cermin (spiegeleisen)
STAINLESS Paduan besi karbon mengandung mangan lebih
BAHAN
PRIMER; dari 6% tetapi tidak lebih dari 30% menurut
PRODUK
DALAM beratnya dan selain itu sesuai dengan
BENTUK
BUTIR ATAU spesifikasi pada butir (a) di atas.
BAJA BUBUK
PADUAN
LAINNYA

53 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 53


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Kadar unsur yang harus diperhatikan


BESI DAN (BTKI catatan bab 72)
BAJA
BUKAN Paduan fero
PADUAN Paduan dalam bentuk pig, blok, bongkah atau dalam bentuk asal semacam
BAJA itu, dalam bentuk yang diperoleh dengan penuangan kontinyu dan juga
STAINLESS
BAHAN
dalam bentuk butir atau bubuk, diaglomerasi maupun tidak, biasanya
PRIMER; digunakan sebagai tambahan dalam pembuatan paduan lainnya atau
PRODUK sebagai bahan de-oksidan, de-sulfurisasi atau untuk keperluan semacam
DALAM
BENTUK itu dalam metalurgi mengandung besi dan umumnya tidak digunakan
BUTIR ATAU sebagai bahan yang dapat ditempa, mengandung unsur besi 4% atau lebih
BAJA BUBUK
PADUAN menurutberatnya dan satu atau lebih unsur di bawah ini:
LAINNYA •lebih dari 10% kromium
•lebih dari 30% mangan
•lebih dari 3% fosfor
•lebih dari 8% silikon
•Jumlah total lebih dari 10% unsur lainnya, tidak termasuk
karbon,berdasarkan kandungan maksimum 10% dalam hal tembaga.

54 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 54


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Kadar unsur yang harus diperhatikan


(BTKI catatan bab 72)
BESI DAN
BAJA
BUKAN
Baja
PADUAN
BAJA Bahan mengandung besi selain yang dimaksud dalam pos 72.03 yang
STAINLESS
BAHAN (dengan pengecualian tipe tertentu yang dihasilkan dalam bentuk
PRIMER;
PRODUK
tuangan) dapat digunakan sebagai bahan yang dapat ditempa dan
DALAM yang mengandung karbon 2% atau kurang menurut beratnya. Namun
BENTUK demikian, baja kromium dapat mengandung perbandingan karbon
BUTIR ATAU
BAJA BUBUK yang lebih tinggi
PADUAN
LAINNYA

55 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 55


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Kadar unsur yang harus diperhatikan


(BTKI catatan bab 72)
BESI DAN
BAJA
BUKAN
Baja stainless
PADUAN
BAJA Baja paduan mengandung karbon 1,2% atau kurang menurut beratnya
STAINLESS
BAHAN dan mengandung kromium 10,5% atau lebih menurut beratnya,
PRIMER;
PRODUK
dengan atau tanpa unsur lainnya.
DALAM
BENTUK
BUTIR ATAU
BAJA BUBUK
PADUAN
LAINNYA

56 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 56


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Kadar unsur yang harus diperhatikan


(BTKI catatan bab 72)

BESI DAN •Baja Paduan lainnya


BAJA •0,3% atau lebih aluminium
BUKAN •0,0008% atau lebih boron
PADUAN •0,3% atau lebih kromium
BAJA •0,3% atau lebih kobalt
STAINLESS
BAHAN •0,4% atau lebih tembaga
PRIMER; •0,4% atau lebih timbal
PRODUK
DALAM
•1,65% atau lebih mangan
BENTUK •0,08% atau lebih molibdenum
BAJA
BUTIR ATAU •0,3% atau lebih nikel
BUBUK
PADUAN •0,06% atau lebih niobium
LAINNYA •0,6% atau lebih silikon
•0,05% atau lebih titanium
•0,3% atau lebih tungsten (wolfram)
•0,1% atau lebih vanadium
•0,05% atau lebih zirkonium
•0,1% atau lebih unsur lainnya (kecuali belerang,
fosfor, karbon dannitrogen), diambil terpisah.

57 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 57


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

BESI DAN •Besi pig paduan


BAJA Besi pig mengandung satu atau lebih unsur berikut ini
BUKAN
PADUAN menurut beratnya,dalam rincian perbandingan:
BAJA •lebih dari 0,2% kromium
STAINLESS
BAHAN
•lebih dari 0,3% tembaga
PRIMER; •lebih dari 0,3% nikel
PRODUK
DALAM •lebih dari 0,1% setiap unsur berikut ini: aluminium,
BENTUK molibdenum, titanium, tungsten (wolfram), vanadium.
BUTIR ATAU
BAJA BUBUK
PADUAN
LAINNYA

58 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 58


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

BESI DAN •Baja free cutting bukan paduan


BAJA Baja bukan paduan mengandung satu atau lebih unsur
BUKAN berikut ini menurut beratnya, dalam rincian perbandingan:
PADUAN
•0,08% atau lebih belerang
BAJA
STAINLESS
•0,1% atau lebih timbal
BAHAN
PRIMER;
•lebih dari 0,05% selenium
PRODUK •lebih dari 0,01% telurium
DALAM
BENTUK •lebih dari 0,05% bismut
BUTIR ATAU
BAJA BUBUK
PADUAN
LAINNYA

59 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 59


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

BESI DAN
•Baja silikon listrik
BAJA Baja paduan mengandung silikon sekurang-kurangnya
BUKAN 0,6% tetapi tidak lebih dari 6% dan karbon tidak lebih dari
PADUAN
0,08% menurut beratnya.Barang tersebut juga dapat
BAJA
STAINLESS
mengandung aluminium tidak lebih dari 1%menurut
BAHAN
PRIMER;
beratnya, tetapi tidak terdapat unsur lainnya dalam
PRODUK perbandinganyang akan memberikan karakter baja
DALAM
BENTUK paduan lainnya.
BUTIR ATAU
BAJA BUBUK
PADUAN
LAINNYA

60 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 60


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

BESI DAN
BAJA
BUKAN •High speed steel
PADUAN
Baja paduan, dengan atau tanpa unsur lainnya, mengandung
BAJA
STAINLESS
sekurang-kurangnya dua dari tiga unsur molibdenum, tungsten
BAHAN
PRIMER;
dan vanadium dengankombinasi kandungan 7% atau lebih, 0,6%
PRODUK atau lebih karbon dan 3 sampaidengan 6% kromium menurut
DALAM
BENTUK beratnya.
BUTIR ATAU
BAJA BUBUK
PADUAN
LAINNYA

61 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 61


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

BESI DAN •Baja silikon-mangan


BAJA
BUKAN Baja paduan yang menurut beratnya mengandung:
PADUAN •tidak lebih dari 0,7% karbon,
BAJA •0,5% atau lebih tetapi tidak lebih dari 1,9% mangan,
STAINLESS
BAHAN
PRIMER;
dan
PRODUK
DALAM
•0,6% atau lebih tetapi tidak lebih dari 2,3% silikon,
BENTUK tetapi tidakterdapat unsur lainnya dalam perbandingan
BUTIR ATAU
BAJA BUBUK yang akan memberikankarakter baja paduan lainnya.
PADUAN
LAINNYA

62 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 62


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

BESI DAN
BAJA
BUKAN
PADUAN
BAJA
STAINLESS Data yang dibutuhkan
BAHAN
PRIMER; Bentuk
PRODUK Ukuran
DALAM
BENTUK
Komposisi logam dasar (base metal)
BAJA
PADUAN
BUTIR ATAU
BUBUK Pelapis (jika ada)
LAINNYA Proses produksinya

63 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 63


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

BESI DAN
BAJA
BUKAN Jenis jenis pelapis (berdasarkan bahannya)
PADUAN
BAJA
Timah
STAINLESS Timbal
Seng (galvanis)
Aluminium seng (galvalum)
BAJA
PADUAN
Kromium oksida
LAINNYA Cat, pernis, plastik (polimer)

64 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 64


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

BESI DAN Jenis jenis pelapis (berdasarkan proses


BAJA
BUKAN
pelapisannya)
PADUAN Pelapisan secara elektrolisis
BAJA
STAINLESS Pelapisan secara lainnya (umumnya dalam
manufacturing / mass production
digunakan metode dicelup / hotdip)
BAJA
PADUAN
LAINNYA

65 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 65


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Jenis jenis pelapis


BESI DAN
BAJA Pelapisan secara elektrolisis
BUKAN
PADUAN
Pelapisan secara lainnya (biasanya dicelup /
BAJA hotdip)
STAINLESS

Bagaimana beda
BAJA visualnya?
PADUAN
LAINNYA

66 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 66


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

BESI DAN Contoh gambar hot dip coat


BAJA
BUKAN
PADUAN
BAJA
STAINLESS

BAJA
PADUAN
LAINNYA

67 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 67


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

BESI DAN Contoh gambar hot dip coat


BAJA
BUKAN
PADUAN
BAJA
STAINLESS

BAJA
PADUAN
LAINNYA

68 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 68


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Contoh gambar electrolysis /electroplating


BESI DAN
BAJA
BUKAN
PADUAN
BAJA
STAINLESS

BAJA
PADUAN
LAINNYA

69 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 69


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Electrolysis vs hotdip coating


BESI DAN
BAJA
BUKAN
PADUAN
BAJA
STAINLESS
Electrolysis Hot dip
• Tampilan halus • Tampilan berpola spangle (mirip
• Beberapa jenis ada yang kristal)
BAJA bersifat mirrorred • Beberapa jenis ada yang bersifat
PADUAN • Ada yang digunakan pada skala mirrorred, namun tetap terdeteksi
LAINNYA mass production adanya spangle
• Umumnya pada benda • Digunakan pada skala mass
berukuran kecil production,
• Umumnya digunakan pada benda
dengan ukuran besar

70 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 70


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Catatan
To distinguish between products electrolytically lated or
coated with zinc and products otherwise plated
BESI DAN
or coated with zinc, the Following procedure can be used :
BAJA - The products are first to be examined for the presence or
BUKAN otherwise of spangle by visual or
PADUAN
microscopic observations.
BAJA
STAINLESS
- If spangle is detected, they are hot-dipped zinc-coated
BAHAN
PRIMER;
products. If spangle is not detected, even when
PRODUK magnifieded 50 times, the coating should be chemically
DALAM
BENTUK analysed.
BAJA
BUTIR ATAU
BUBUK
- If aluminium is detected, or lead is detected in excess of
PADUAN 0.5 %, they are hot-dipped zinc-coated
LAINNYA
products. If not, they are electrolytically zinc-coated
products.

Exnote HS XV 7210-2

71 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 71


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Metode pelapisan lain (selain electroplating dan


BESI DAN hotdip)
BAJA
BUKAN
PADUAN
BAJA POWDER COATING PROCESS (NOZZLE SPRAY)
STAINLESS

BAJA
PADUAN
LAINNYA

72 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 72


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

BESI DAN
BAJA
BUKAN
PADUAN
BAJA Data yang dibutuhkan
STAINLESS
BAHAN Bentuk
PRIMER;
PRODUK
Ukuran
DALAM Komposisi logam dasar (base metal)
BENTUK
BUTIR ATAU
Pelapis (jika ada)
BAJA
PADUAN
LAINNYA
BUBUK
Proses produksinya

73 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 73


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES PEMBUATAN BESI BAJA BPIB TIPE A JAKARTA

74 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES CASTING (PENGECORAN)
BPIB TIPE A JAKARTA

BLOOM

BILLET BAJA

SLAB

Baja dalam bentuk slab, billet dan bloom merupakan produk casting
(coran) dan dikategorikan sebagai produk antara yang tidak bisa langsung
dipergunakan, namun sebagai bahan baku proses pengerolan.

75 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES CASTING (PENGECORAN)
BPIB TIPE A JAKARTA

76 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES CASTING (PENGECORAN)
BPIB TIPE A JAKARTA

77 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES CASTING (PENGECORAN)
BPIB TIPE A JAKARTA

78 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES CASTING (PENGECORAN)
BPIB TIPE A JAKARTA

79 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES PENGEROLAN PELAT DAN BATANG
BPIB TIPE A JAKARTA

80 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES PENGEROLAN BAJA BPIB TIPE A JAKARTA

1. Proses Hot Rolling (Pengerolan Panas)


Proses pengerolan panas yang dilakukan di atas temp.
rekristalisasi baja (> 550°C).

2. Proses Cold Rolling (Pengerolan Dingin)


Proses pengerolan dingin di bawah temp. rekristalisasi baja
(< 550°C), kemudian setelahnya dilakukan proses anil
rekristalisasi agar sifat mekanik produk menjadi lunak dan
ulet.

81 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES HOT ROLLING (PENGEROLAN PANAS)
BPIB TIPE A JAKARTA

Hot Strip Mill 1250°C 1100°C 1100 - 800°C

SLAB SIZING PRESS


ROUGHING MILL FINISHING MILL
REHEATING FURNACE

600 - 700°C

LAMINAR COOLING
HOT ROLLED COIL DOWN COILER

Proses canai panas: di atas


temp. rekristalisasi baja (>
550°C).
SHEARING LINE SLITTING/RECOILING LINE SKIN PASS MILL

SLITTED AND HOT ROLLED COIL


SHEET AND PLATE RECOILED
RECOILED

82 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES COLD ROLLING (PENGEROLAN DINGIN)
BPIB TIPE A JAKARTA

Cold Rolling Mill

BATCH ANEALING FURNACE

CONTINUOUS
HOT ROLLED COIL TANDEM COLD MILL
PICKLING LINE ELECTROLYTEC
CONTINUOUS
CLEANING LINE
ANEALING LINE

Proses canai dingin:


di bawah temp.
rekristalisasi baja (<
550°C). Namun SLITTING/RECOILING LINE
TEMPER MILL
COLD ROLLED COIL
setelahnya justru COLD ROLLED COIL

dilakukan proses anil


rekristalisasi agar sifat
mekanik produk SLITTED/RECOILED
menjadi lunak dan
ulet.

SHEARING LINE SHEET

83 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PROSES COLD ROLLING (PENGEROLAN DINGIN)
BPIB TIPE A JAKARTA

Annealing: Proses pemanasan untuk mengembalikan struktur mikro yang rusak


akibat proses cold rolling sehingga terjadi rekristalisasi butir & perbaikan sifat
mekanis

84 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Struktur Baja di bawah Mikroskop BPIB TIPE A JAKARTA

Hot rolled Cold rolled

85 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Perbedaan dari Bentuk Fisik

86 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Hot rolled

87 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Cold rolled

88 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Perbedaan

89 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Hot roll dan cold roll

BESI DAN Tampilan cold roll


BAJA hampir sama dengan
BUKAN stainless dan
PADUAN aluminium
BAJA cold roll
Hot roll -Tampilan berwarna
STAINLESS
BAHAN -Tampilan berwarna abu2 hingga perak
PRIMER;
PRODUK abu2 hingga hitam mengkilap
DALAM -Umumnya gampang -Lebih sulit berkarat
BENTUK
BUTIR ATAU
berkarat ketika terkena ketika terkena air
BAJA BUBUK air
PADUAN -Umumnya ketebalan
-Umumnya ketebalan 0,1-2,5 mm(bentuk
LAINNYA
1,8 - 25 mm (bentuk produk canai lantaian)
produk canai lantaian) -bayangan dalam besi
tampak jelas

90 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 90


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 73 Barang dari besi atau baja
BPIB TIPE A JAKARTA

PERLU UJI LAB

TIDAK PERLU
UJI LAB
(PENGAMATAN
VISUAL)

91 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 91


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

73.02 Bahan konstruksi rel kereta api

TIDAK PERLU
UJI LAB
(PENGAMAT
AN VISUAL)

92 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 92


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
73.08 Struktur

TIDAK PERLU
UJI LAB
(PENGAMAT
AN VISUAL)

Bukan termasuk dari 94.06:


- complete buildings, filly assembled, ready for use;
- complete buildings, unassernbled;
- incomplete buildings, whether or not assembled, having the essential
character of prefabricated buildings.

Explanatory notes XX 9406-1

93 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 93


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

73.03~73.06 pembuluh atau pipa


PERLU UJI
LAB Apa yang perlu diketahui?
-komposisi pipa (dari besi tuang, baja bukan paduan,
stainless, dll)
-proses pembuatannya (kampuh dan tidak dikampuh)
-pelapis (untuk beberapa jenis pipa)
-diameter pipa
-kekuatan mekanik (yield strenght) untuk bebrapa jenis
casing ,tubing dan pipa bor

94 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 94


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Pipe circular cross-section dimension

95 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Pipe other cross-section dimension

96 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Contoh pipa dikampuh dan seamless BPIB TIPE A JAKARTA

PERLU UJI
LAB

dikampuh Tidak dikampuh / seamless

97 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 97


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Contoh pipa dikampuh dan seamless BPIB TIPE A JAKARTA

PERLU UJI
LAB

dikampuh Tidak dikampuh / seamless

98 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 98


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

73.07 Alat kelengkapan pembuluh atau pipa


PERLU UJI
LAB

Dua kemungkinan:
-Dari besi atau baja
-Baja stainless

99 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 99


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

73.09,73.10 dan 73.11 Reservoir, tangki, tong dan tempat


simpan semacamnya

PERLU UJI
LAB
Untuk mengetahui:
-jenis bahan
-pelapis (jika ada)
-uji kampuh

100 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 100
Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

73.17 dan 73.18 Paku, sekrup, baut, mur, dari barang


semacam itu

Cheese head screw Grub screw Square head screw

Untuk mengetahui:
-jenis bahan
PERLU UJI -pelapis (jika ada)
LAB

Concrete screw Multi bolt

101 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 101
Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

73.17 dan 73.18 Paku, sekrup, baut, mur, dari barang


semacam itu

Hexagonal nut Hidraulic nut and bolt dog spikes

Untuk mengetahui:
-jenis bahan
PERLU UJI -pelapis (jika ada)
LAB

Nail Sleeves

102 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 102
Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

73.19~73.26 jarum, pin, pegas, tungku peralatan masak,


wool besi, perangkat saniter, dan barang lainnya
Untuk mengetahui:
-jenis bahan
PERLU UJI -pelapis (jika ada)
LAB -proses pembuatan (tempa atau tuangan)

103 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 103
Cukai
Kementerian Keuangan RI
Perkakas BPIB TIPE A JAKARTA

Barang yang dipergunakan tangan dengan bilah, ujung/pinggir kerja,


permukaan kerja atau bagian kerja lainnya. Lampu tiup, alat tempa
portable, roda gerinda dengan rangka, set manikur atau pedikur, serta
pelat, tongkat, ujung dan sejenisnya untuk perkakas, tidak terpasang, dari
sermet mempunyai karakteristik yang berbeda dengan barang-barang
terdahulu. Perkakas tangan tersebut terbuat dari:
a. logam tidak mulia,
b. karbida logam atau sermet,
c. batu mulia atau semi mulia(alam, sintetik atau direkonstruksi) diatas
dasar logam tidak mulia, karbida logam atau sermet, atau
d. bahan gosok di atas dasar logam tidak mulia, asalkan barang tersebut
mempunyai gigi pemotong, alur, lekukan atau sejenisnya, dari logam
tidak mulia, yang sifat dan fungsinya tidak berubah setelah
penggunaan bahan gosok tersebut.

104 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 74~81 BPIB TIPE A JAKARTA

76 aluminium
dan barang
daripadanya

74 tembaga 80 timah dan


dan barang barang
daripadanya daripadanya

78 timbal dan
barang
daripadanya

81 logam tidak
75 nikel dan
mulia lainnya
barang
dan barang
daripadanya
daripadanya

79 seng dan
barang
daripadanya

105 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 105
Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 74~81 BPIB TIPE A JAKARTA

Catatan bab 74(a) BTKI Tembaga Catatan bab 74(b) BTKI paduan tembaga
74 tembaga dimurnikan (Cu > 97, 5%) dengan syarat: (Cu < 97, 5%) dengan syarat:
dan barang
daripadanya
% Batas kandungan Paduan tembaga
Unsur
menurut beratnya Zat metalik selain tembaga tidak
Ag Perak 0,25 dimurnikan yang tembaganya menurut
As Arsenik 0,5 beratnya mendominasi berbagai unsur
Cd Kadmium 1,3 lainnya, asalkan:
Cr Kromium 1,4 •sekurang-kurangnya kandungan salah
Mg Magnesium 0,8
satu dari unsur lain menurut beratnya,
Pb Timbal 1,5
lebih besar dari batas yang dirinci dalam
S Belerang 0,7
Sn Timah 0,8 tabel di atas; atau
Te Telurium 0,8 •total kandungan berat unsur lain tersebut
Zn Seng 1 melebihi 2,5% menurutberatnya.
Zr Zirconium 0,3
Unsur lainya*, masing-masing 0,3
Paduan tembaga dapat berwujud
Tembaga seng (kuningan)
Tembaga timah (perunggu)
Tembaga nikel seng (perak nikel)
Paduan dasar tembaga nikel

106 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 106
Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 74~81 BPIB TIPE A JAKARTA

Catatan bab 75 subpos 1(a) BTKI; nikel bukan Catatan bab 75 subpos 1(b) BTKI; paduan nikel adalah
75 nikel dan paduan adalah logam mengandung nikel :
barang ditambah kobalt sekurang-kurangnya 99%
daripadanya menurut beratnya, asalkan: Zat metalik yang nikelnya mendominasi
(i) kandungan kobalt tidak melebihi 1,5% menurut beratnya, melebihi masing-masing
menurut beratnya, dan unsur lainnya, asalkan:
(ii) kandungan setiap unsur lainnya menurut
•kandungan kobalt melebihi
beratnya tidak melebihi batas yangditentukan
dalam tabel berikut: 1,5% menurut beratnya,
•kandungan sekurang-
% Batas kandungan kurangnya satu unsur dari
Unsur
menurut beratnya unsur lainnya menurut
Fe Besi 0,5 beratnya lebih besar dari
O Oksigen 0,4 batas yang dirinci pada tabel
Unsur lainnya, masing- 0,3 di atas, atau
masing •total kandungan unsur selain
nikel ditambah kobalt
melebihi 1% menurut
beratnya.

107 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 107
Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 74~81 BPIB TIPE A JAKARTA

•Aluminium, bukan paduan


Logam mengandung aluminium
sekurang-kurangnya 99% menurut
beratnya,asalkankandungan setiap •Paduan aluminium
unsur lainnya menurut beratnya tidak Zat metalik yang aluminiumnya
76 aluminium mendominasi menurut beratnya,
dan barang melebihibatas yang ditentukan dalam melebihimasing-masing unsur lainnya,
daripadanya tabel berikut: asalkan:
•Kandungan paling sedikit satu
unsur dari unsur lainnya atau besi
% Batas plus silikon, menurut beratnya,
Unsur kandungan secara keseluruhan lebih
besardari batas yang dirinci pada
menurut beratnya tabel diatas; atau
Fe + Si (besi tambah 1 •Total kandungan unsur tersebut,
silikon) melebihi 1% menurut beratnya
Unsur lainnya (1), 0,2 (2)
masing-masing
(1) Unsur lainnya, misalnya,
Cr,Cu, Mg, Mn, Ni, Zn.
(2) Tembaga diperkenankan
dalam bagian yang lebih besar dari 0,1%
tetapi tidak lebih dari 0,2%, asalkan
kandungan kromium maupun mangan
tidak melebihi 0,05%.

108 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 108
Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 74~81 BPIB TIPE A JAKARTA

istilah "timbal dimurnikan" berarti:


Logam mengandung timbal sekurang-kurangnya 99,9% menurut beratnya, asalkan kandungan
78 timbal dan
unsur lainnya, menurut beratnya, tidak melebihi batas yang dirinci dalam tabel sebagai berikut:
barang
daripadanya
Unsur % Batas kandungan menurut
beratnya
Ag Perak 0,02
As Arsenik 0,005
Bi Bismut 0,05
Ca Kalsium 0,002
Cd Kadmium 0,002
Cu Tembaga 0,08
Fe Besi 0,002
S Belerang 0,002
Sb Antimoni 0,005
Sn Timah 0,005
Zn Seng 0,002
Lain-lain (misalnya Te), 0,001
masing-masing

109 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 109
Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 74~81 BPIB TIPE A JAKARTA

Dalam Bab ini, istilah berikut mempunyai arti:


•Seng, bukan paduan
79 seng dan
barang Logam mengandung seng sekurang-kurangnya 97,5% menurut beratnya.
daripadanya •Paduan seng
Zat metalik yang kandungan sengnya mendominasi, menurut beratnya, dengan
berat melebihi masing-masing elemen lainnya, asalkan total kandungan elemen
lainnya melebihi 2,5% menurut beratnya.
•Debu seng
Abu yang diperoleh dari kondensasi uap seng, terdiri dari partikel berbentuk bola
yang lebih halus daripada bubuk seng. Sekurang-kurangnya 80% menurut
beratnya, bagian kecil tersebut lolos dari ayakan dengan ukuran lubang 63
mikrometer (microns). Abu tersebut harus mengandung seng metalik sekurang-
kurangnya 85% menurut beratnya.

110 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 110
Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 74~81 BPIB TIPE A JAKARTA

Timah, bukan paduan Paduan timah


Logam mengandung timah Zat metalik yang unsur timahnya
sekurang-kurangnya 99% mendominasi menurut beratnya
80 timah menurut beratnya, asalkan melebihi setiap unsur lainnya, asalkan:
dan barang kandungan setiap bismut atau •total kandungan unsur lainnya
daripadanya tembaga menurut beratnya melebihi 1% menurut beratnya; atau
kurang dari batas yang dirinci •kandungan bismuth atau tembaga
dalam tabel berikut: menurut beratnya sama dengan atau
lebih besar dari batas yang dirinci
dalam tabel tersebut di atas
Unsur % Batas
kandungan
menurut berat
Bi Bism 0,1
ut
Cu Temb 0,4
aga

111 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan111
Cukai
Kementerian Keuangan RI
Bab 74~81 BPIB TIPE A JAKARTA

Cermet terutama terdiri dari TiC (Titanium


Carbide) dan TiN (Titanium Nitride). Nama
81 logam tidak
cermet, berasal dari kata-kata CERAMIC dan Selain logam dari
mulia lainnya
dan barang
daripadanya
METAL (mewakili karbida), bahan bab 72-80,
penyusunnya adalah komposit yang terdiri termasuk sermet
dari bahan keramik (cer) dan logam (met).

Contoh produk sermet

112 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan 112
Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Teknik Pemeriksaan Contoh Baja dan Logam Tidak


Mulia Lainnya
1. Dokumen yang diperlukan adalah : Dokap pabean, instruksi
pemeriksaan (IP), label pada barang yang bersangkutan, jika ada IC
(Inspection certificate) atau MC (mill certificate).
2. Alat yang dipergunakan untuk mengidentifikasi besi dan baja adalah
sebagai berikut: Paku (cutter), magnit, Micro-meter
/penggaris/meteran.
3. Contoh uji hanya diambil dalam hal kita meragukan kebenaran
identitas dari barang yang bersangkutan. Untuk barang yang sudah
biasa diimpor, sudah jelas spesifikasinya dan umum yang seperti ini
tidak perlu untuk diambil contohnya. Bila yang diperiksa harus diambil
contohnya (biasanya untuk keperluan pemeriksaan laboratorium),
maka contoh yang diambil harus mewakili dari barang yang diperiksa,
meliputi jumlah dan jenisnya.

113 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Teknik Pengambilan Contoh Baja dan Logam Tidak


Mulia Lainnya
1. Lihat penampakan contoh uji
2. Lakukan pemotongan contoh uji dengan alat pemotong yang sesuai
dengan contoh uji. Khusus untuk sampel billet dilakukan
pemotongan sampel dengan las
3. Pastikan ukuran yang akan dipotong dan dikirim ke Laboratorium
mewakili contoh uji
4. Ukuran sampel Contoh uji yang di bawa ke Laboratorium mengikuti
kaidah pengambilan contoh uji sesuai SNI padatan
5. Contoh ukuran minimal yang umum di bawa ke Laboratorium
Batang, Pipa : Panjang min 30 cm
Kawat : Panjang min 300 cm
Plate : min 20x20 cm
H-Beam : mewakili Sesuai bentuk section dan (lebar
min 10 cm)
Billet, ingot : 10x5x5 cm

114 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Cara Membaca Inspection Certificate (IC), Mill


Certfificate (MC), dan SHPIB

115 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Sistem Penomoran AISI, SAE, dan UNS

• AISIS/SAE Steel Designation System


SAE (Society of Automotive Engineers) menetapkan standard baja
yaitu SAE steel grades. Ini terdiri dari empat digit yang menjadi
repsrenstasi komposisi kimia.
• AISI memakai standard dengan system penomoran yang sama
dengan SAE, namun menambahkan huruf untuk menujukan proses
pembuatan baja. Sebagai contoh prefix “C” untuk open hearth
furnace, basic oxygen furnace (BOF) dan “E” untuk electric arc
furnace.

116 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Sistem penomoran AISI/SAE : BPIB TIPE A JAKARTA

• Dua digit pertama menggambarkan tipe


material, yaitu element utama pada digit
pertama dan secondary element pada digit
kedua.
•Dua digit terakhir adalah kandungan
element karbon yang dinyatakan dalam
seperseratus persen.
Contoh 1060, artinya
1 untuk baja karbon (carbon steel),
0 untuk menunjukan plain (tidak
ditambahkan sulfur dan phospor)
Dua digit terakhir yaitu 60 adalah
kandungan karbon sebesar 0,60 %.

117 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

AISI/SAE Tipe
1XXX Carbon steels
2XXX Nickel steels
3XXX Nickel-chromium Untuk baja karbon, digit kedua adalah:
steels 10XX 0 menunjukan plain carbon
4XXX Molybdenum
steels 11XX 1
5XXX Chromium steels menunjukan resulfurized (ditambahkan
6XXX Chromium- sulfur)
vanadium steels 12XX 2
7XXX Tungsten steels menunjukan resulfurized dan rephosporize
8XXX Nickel-chromium- d (ditambahkan sulfur dan phosphor)
vanadium steels

9XXX Silicon-manganese
steels

118 DTSS BESI 2016 – BPIB TIPE A JAKARTA Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018
Kementerian Keuangan RI
UNS Designation System BPIB TIPE A JAKARTA

AISI/SAE Tipe • Bila pada AISI/SAE system


penomoran terdiri dari 4 digit,
AXXXXX A untuk aluminum
UNS (unified numbering
CXXXXX C untuk copper dan copper system) mengunakan 6 digit
alloy untuk menggambarkan logam
FXXXXX F untuk cast iron (besi cor) baik dari komposisi kimia,
proses manufaktur, dan
perlakuan panas. Digit pertama
GXXXXX G untuk baja karbon
terdiri dari huruf menunjukan
NXXXXX N untuk nickel dan nickel jenis logam, yaitu:
alloy • Digit kedua sampai digit kelima
SXXXXX S untuk stainlles stell adalah adaptasi dari sistem
penomoran AISI/SAE.
WXXXXX W untuk welding filler Sedangkan digit terakhir
material sebagai informasi tambahan
ZXXXXX Z untuk zinck dan zinck alloy untuk proses perlakuan panas,
tempering contohnya, atau
proses manufaktur

119 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

• Contoh: UNS G10300


– G menunjukan baja karbon
– 1030 plain carbon steel dengan kandungan
karbon 0.30 %
– 0 digit terakhir informasi tambahan
mengenai heat treatment dan proses
manufaktur

120 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Identifikasi Kandungan Baja di BPIB BPIB TIPE A JAKARTA

Grinding & polishing dengan


berbagai ukuran grinding dari nomor
terendah sampai dengan tertinggi
(P120-P1000), kemudian polishing
dengan diamond pasta

Sampel dipotong sesuai dengan


besaran diameter mounting atau
12 to 25
mm (0.5 to 1.0 in.) square
(ASTM E3-01)

Identifikasi Kandunga Logam


Identifikasi Pelapis dengan SEM-
dengan OES
EDAX

121 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Cara Kerja identifikasi mikrostruktur baja
BPIB TIPE A JAKARTA

Sampel dipotong sesuai dengan Grinding & polishing dengan


besaran diameter mounting atau Sampel dimounting dengan filler epoxy resin berbagai ukuran grinding dari nomor
12 to 25 Dengan pemanasan ± 140 - 200 C dengan 27-30Mpa) terendah sampai dengan tertinggi
mm (0.5 to 1.0 in.) square (P120-P1000), kemudian polishing
(ASTM E3-01) dengan diamond pasta

Hasil pengamatan Identifikasi mikrostruktur dengan Pemilihan solvent etching (ASTM E 407)
identifikasi mikroskop metalurgi maupun
microstruktur SEM/XRF handheld

122 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Alat untuk Mengetahui Komposisi Besi dan Logam


Tidak Mulia Lainnya

OES TIPE BENCH TOP OES TIPE MOBILE

123 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Alat untuk Mengetahui Komposisi Pelapis dan


Mikrostruktur Logam

SEM-EDAX Mikroskop Metalurgi

124 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Pengujian Logam Menggunakan Mobile OES

125 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Pengujian Logam Menggunakan Mobile OES

126 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BPIB TIPE A JAKARTA

Mobile Laboratory

127 DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Reference BPIB TIPE A JAKARTA

• ASTM (American Standard Testing and Material) Vol. E3, E 407, E-


340
• ASM (American Society for Metals) Vol 9. 2004
• AISI (American Iron and Steel Institute)
• Bahan ajar In house Training BPIB Tipe A Jakarta
• Bahan ajar PUSDIKLAT Bea dan Cukai
• Bahan ajar PUSDIKLAT Krakatau Steel
• Bahan ajar Pelatihan ITS Fakultas Metalurgi

128 DTSS BESI 2016 – BPIB TIPE A JAKARTA Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2018
Kementerian Keuangan RI
129 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI

Anda mungkin juga menyukai