Anda di halaman 1dari 19

Makalah Kewirausahaan

“MEMBANGUN KARAKTER WIRAUSAHA”

Dosen Pengampu : Dita Eka Pratiwi, S.E., M.Si &

Dra. Flores Tanjung, M.A

OLEH :
KELOMPOK 3

Fitri Ainun Nisa (3181121005)

Kevin Winner Sitorus (3183321010)

Novia Syafitri (3191121003)

Devit Eskan Tarigan (3182121001)

KELAS: B REGULER 2018

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
PENDIDIKAN SEJARAH
2021
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT., yang telah
memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Tugas Rutin ini dengan judul
“Membangun Karakter Wirausaha”. Penulisan Makalah Tugas Rutin ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam Mata Kuliah Kewirausahaan.

Dalam penulisan Makalah Tugas Rutin ini penulis masih banyak


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang penulis miliki. Dan untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan Makalah Tugas Rutin
ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat


dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 06 September 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................1

1.3 Tujuan Masalah..................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2

2.1 Karakter Wirausaha............................................................................2

2.2 Sikap dan Perilaku Wirausahawan Sukses.........................................5

2.3 Proses Membangun Karakter Wirausaha............................................7

BAB III PENUTUP.....................................................................................14

3.1 Kesimpulan.......................................................................................14

3.2 Saran.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................15
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karakteristik seorang wirausaha pada umumnya dapat dilihat pada saat


berkomunikasi dalam rangka mengumumkan informasi maupun pada waktu
menjalankan usaha dan menjalin hubungan dengan para relasi bisnis. Untuk itu,
dalam menjalin hubungan bisnis dengan seseorang kita harus mengetahui
karakteristiknya. Karena tanpa kita perhatikan karakternya bisa jadi kita akan rugi
sendiri apabila menjalin hubungan bisnis dengan orang yang berkarakter tidak
baik.

Seorang wirausaha harus memiliki potensi dan motivasi untuk maju


dalam segala situasi dan kondisi, serta mampu mengatasi masalah yang timbul
tanpa mengharapkan bantuan dari pihak lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakter wirausaha?


2. Bagaimana sikap dan perilaku wirausahawan sukses?
3. Bagaimana proses membangun karakter wirausaha ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Menjelaskan bagaimana karakter wirausaha.


2. Menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku wirausahawan sukses .
3. Menjelaskan bagaimana proses membangun karakter wirausaha.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakter Wirausaha

Dalam beberapa studi kewirausahaan, ada beberapa kemungkinan


yang mempengaruhi perilaku wirausaha. Antara lain ada faktor individual,
sosial dan lingkungan. Salah satunya adalah karakter seseorang yang mana
karakter termasuk dalam faktor individual (Gurol dan Atsan, 2006).
Terdapat asumsi bahwa pengusaha mempunyai karakteristik, sikap dan
nilai yang unik dibandingkan orang pada umumnya (Mueller dan Thomas,
2000).
Akar kata karakter dapat dilacak dari kata latin kharakter,
kharassein, kharax, yang maknanya tools for making, to engrave, dan
pointed stake. Kata ini mulai banyak digunakan pada abad ke 14 dan
kemudian masuk kedalam bahasa inggris dan menjadi charactere , dan
menjadi bahasa indonesia karakter. Karakter mengandung pengertian ;
suatu kualitas positif yang dimiliki seseorang, sehingga membuatnya
menjadi menarik dan atraktif, reputasi seseorang, dan seseorang yang
memiliki kepribadian eksentrik. (Suryana dan Bayu, 2015). Menurut
kamus besar bahasa indonesia, karakteristik seseorang merupakan tabiat,
watak, sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan orang lainnya.

Seorang wirausahawan haruslah seorang yang mampu melihat


kedepan. Melihat kedepan dengan berfikir penuh perhitungan mencari
pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahnnya. Untuk menjadi
wirausahawan seseorang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Percaya Diri
“Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki
seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan
untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan” (Siska &
Purnamaningsih, 2003: 27). Dariyo, dkk (2007: 43) mengatakan bahwa
“orang yang percaya diri biasanya memiliki ciri mempunyai yakin kepada
kemampuan diri sendiri, berani menghadapi tantangan, berpikir positif,
bertanggung jawab, dan objektif”. Berdasarkan penjelasan tersebut,
percaya diri tinggi akan membantu seseorang wirausaha yakin dengan
kemampuan yang dimiliki. Seorang wirausaha akan lebih
mempertimbangkan segala hal yang akan dijalankan dalam usahanya.

b) Pengambilan Resiko
“Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan
berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang
berusaha” (Steinhoff D dan Burgess. J. F, 1993). Keberanian dalam
mengambil resiko terkait langsung dengan kepercayaan pada diri sendiri.
Dengan demikian, semakin besar keyakinan seseorang pada kemampuan
sendiri, maka semakin besar pula keberaniannya dalam mengambil resiko
yang diperhitungkannya sebagai tindakan yang kreatif inovatif. Oleh sebab
itu, “orang yang berani mengambil resiko diketemukan pada pada orang-
orang yang kreatif dan inovatif dan merupakan bagian terpenting dari
perilaku wirausaha” (Suryana, 2014: 37). Sikap pengambilan resiko dari
seorang wirausahawan ditunjukkan dari kemampuan mengambil resiko
dan menyukai tantangan. Hal ini menjadi penting mengingat, seorang
wirausaha harus bisa mengambil resiko dari kesulitan dalam
mengembangkan atau menjalankan usaha yang akan dihadapi.
Wirausahawan harus memiliki pertimbangan dan perhitungan matang
untuk mengatasi resiko yang menghadang.

c) Kepemimpinan
Thoha (2010: 9) menjelaskan jika “kepemimpinan adalah kegiatan
untuk memengaruhi perilaku orang lain, atau seni memengaruhi perilaku
manusia baik perorangan maupun kelompok”. Handoko (2003: 297)
menjelaskan bahwa indikator yang mengukur kepemimpinan meliputi
kecerdasan, kedewasaan, motivasi diri, keahlian, dan ketegasan. Dengan
kata lain, efektif atau tidaknya seorang pemimpin tergantung dari
bagaimana kemampuannya dalam mengelola dan menerapkan pola
kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi tersebut.
Sifat kemimpinan harus melekat pada diri wirausahawan. Wirausahawan
adalah seseorang yang akan memimpin jalannya sebuah usaha,
wirausahawan harus bisa memimpin pekerjanya agar dapat menjalankan
usaha dengan baik.

d) Keorisinilan
Alma (2011: 52) menjelaskan keorisinilan adalah “kemampuan
menghasilkan ide asli dan inovatif”. Keorisinilan yang dimiliki seseorang
ditunjukkan dengan ciri-ciri inovatif (pembaharu), kreatif, fleksibel,
banyak sumber, dan serba bisa. Orisinil tidak berarti baru sama sekali,
tetapi produk tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru atau reintegrasi
atau komponen-komponen yang sudah ada, sehingga melahirkan sesuatu
yang baru. Menciptakan inovasi sangat penting untuk bersaing demi
melancarkan sebuah usaha, karena inovasi akan menciptakan sebuah
kreasi atau hal baru yang bisa dimanfaatkan untuk menciptakan sebuah
usaha.

e) Berorientasi ke Masa Depan


Menurut Zimmerer, dkk (2008: 16) adalah “sikap selalu berambisi
untuk mencari peluang”. Wirausahawan harus mempunyai tekad untuk
yakin, mampu mancari peluang dan berhasil dimasa depan. Hal ini
menjadi penting mengingat, sebuah usaha tidak semata-mata musiman,
usaha dijalankan untuk selamanya. Berorientasi ke masa depan
ditunjukkan dari adanya perencanaan dan pandangan ke depan.
2.2 Sikap dan Perilaku Wirausahawan Sukses

Menurut Putri dkk (2017) Sikap adalah kepercayaaan positif ataupun


negative yang kemudian berwujud sebagai perilaku Secara umum peiaku
membicarakan tentang aspek mental danrespon fisik yang ada di dalam jiwa
seorang individu untuk bereaksi terhadap lingkungan fisikya. Sikap ditentukan
oleh kepercayaan-kepercayaan seseorang mengenai konsekuensi dari
menampilkan suatu perilaku yang bdipertimbangkan berdasarkan hasil
evaluasi terhadap konsekuensinya yang mungkin dia hadapi (Putra, 2015
dalam Putri dkk, 2017). Menurut Amin (dalam Putri dkk, 2017) sikap
wirausaha terdiri atas dua aspek pokok yaitu, keyakinan individu bahwa
menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu akan menghasilkan
akibat atau hasil tertentu dan aspek pengetahuan individu tentang objek sikap
dapat berupa opini individu akan sesuatu hal yang belum tentu sesuai dengan
kenyataan. Semakin positif keyakinan individu akan akibat dari suatu objek
sikap, maka akan semakin positif pula sikap individu terhadap objek sikap
tersebut, demikian juga sebaliknya. Berdasarkan hal demikian maka
disimpulkan bahwa sikap dan perilaku wirausaha harus merujuk pada perilaku
yang baik.

1) Tangguh dan Pantang Menyerah


Tangguh dan pantang menyerah merupakan modal yang sangat
besar dalam menghadapi segala tantangan atau tekanan (Nurafni, 2020).
Jika direnungkan hidup tidak terlepas dari tantangan dan setiap orang
memiliki keampuan untuk menghadapi tantangan tersebut, begitupun
dengan seorang wirausaha. Bagi seorang wirausahawan memiliki perilaku
pantang menyerah adalah sebuah tangga untuk mencapai puncak
keberhasilan. Dengan demikian seorang wirausaha yang ingin sukses tidak
dibenarkan untuk menyerah dengan keadaan pasar, terlebih jika pada suatu
waktu tertentu minat pelanggan telah berkurang dan pendapatan pun
menurun.
2) Ambis Mecari Peluang
Peluang akan muncul jika kita menciptakan peuang itu sendiri,
bukan menunggu peluang yang akan datang kepada kita (Putri dkk, 2017).
Dengan begitu seorang wirasuha harus memiliki sifat ambis dalam
mencari peluang peluang yang berpotensi untuk kesuksesan bisnis
kedepannya

3) Jujur dan tanggung jawab


Muharani (2019) memaparkan bahwa kejujuran sangat penting
dimiliki oleh para wirausaha dalam menjaga kepercayaan pelangggan.
Seorang wirausaha harus menanamkan sikap dan perilaku jujur selain
keduanya merupakan akhlak baik, jujur dan bertanggung jawab juga
sangat berpotensi dalam memperbaiki kinerja bisnis. Salah satu contih dari
perilaku jujur dan bertanggung jawab adalah memberikan barang sesuai
dengan kriteria yang diminta dan tidak cacat, namun jika terjadi kerusakan
barang pada saat masa pengiriman pedagang hendaknya mengganti dengan
barang yang baru. Jika terlihat kesalahan terjadi pada pihak pedagang
maka pedagang sepenuhnya bertangung jawab untuk memberikan barang
baru sebagai penggantinya. Dengan begitu konsumen akan merasa puas
dan muncul kepercayaan untuk melakukan transaksi lainnya di tokoh anda.

4) Amanah
Menurut Muharani (2019) Konsumen yang merasa puas dalam
pelayanan yang diberikan akan memberikan kepercayaan pada seorang
penjual dengan begitu tugas seorang penjual tersbut adalah menjaga
kepercayaan yang telah diberikan oleh konsumennya. Kepercayaan
tersebut dapat berupa transaksi yang akan terjadi terus menerus untuk
kedepanya antar penjual dan pembeli (berlangganan). Dengan demikian
pedagang harus menjaga tingkah lakunya dalam berbisnis seperti menjaga
kualitas barang, memberikan pelayanan maksimal, dan lain-lain.
5) Mandiri
Tidak bergantung kepada orang lain akan membawa seorang
wirausha menjadi sosok yang mandiri. Bagi seorang wirausaha perilaku
mandiri sangat penting dalam menjalankan usha yang dimilikinya. Mampu
menghidupi usahanya dan tidak bepengrahapan pada orang lain terlebih
jika sedang mengalami kesulitan, bangkit dan menyelesaikan masalah
adalah solusi yang terbaik (putri dkk, 2017).

2.3 Proses Membangun Karakter Wirausaha


Proses dalam membangun karakter seorang wirausaha terdapat beberapa di
dalamnya, yaitu:
1) Menyenangi Kritik
Teruslah berusaha untuk menerima kritik. Kekuatan kritik akan
sangat menjadi membangun bila kita sebagai pengusaha mampu
menerimanya. Kritik itu madu yang memang disemprotkan keras-keras,
setelah reda biasanya manis madunya akan lebih bisa dirasa. Sedangkan
pujian, itu sebuah bentuk pembunuhan dengan cara menyayat leher pelan-
pelan tanpa kita sadari. Jadikan sebuah kritikan sebagai motivasi untuk
mengembangkan usaha.

2) Selalu Komitmen dalam Pekerjaan


Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab Seorang wirausaha
harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat di
dalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan digelutinya,
didalam menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus
memiliki tekad yang mengebu−gebu dan menyala−nyala (semangat tinggi)
dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengah−setengah dalam
berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras, dan tidak takut
menghadapi peluang−peluang yang ada dipasar. Tanpa usaha yang
sungguh−sunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya maka wirausaha
sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh
karena itu penting sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap
usaha dan pekerjaannya. Max Weber menyatakan intisari etos kerja orang
Jerman adalah : rasional, disiplin tinggi, kerja keras, berorientasi pada
kesuksesan material, hemat dan bersahaja, tidak mengumbar kesenangan,
menabung dan investasi. Di Timur, orang Jepang menghayati “bushido”
(etos para samurai) perpaduan Shintoisme dan Zen Budhism. Inilah yang
disebut oleh Jansen H. Sinamo (1999) sebagai “karakter dasar budaya
kerja bangsa Jepang”.

3) Mengelilingi diri di antara orang-orang yang berkarakter baik.


Jika ingin membentuk karakter seorang wirausaha maka
berusahalah untuk mencari lingkungan yang positif yang berpotensi
mengembangkan diri kamu menjadi seorang wirausahawan yang sukses.
Misalnya:
a. bergaul dengan orang-orang yang memiliki pengalaman di bidang
wirausaha
b. Bergaul dengan orang-orang yang bisa menjadi tempat bertukar fikiran
terkait usaha yang sedang di jalnani
c. Bergaul dnegan orang-orang yang memiliki kreatifitas dan inovasi
yang tinggi, sehingga dari dirinya anda dapat mengembangkan usaha
yang dimiliki.

4) Berani Menghadapi Risiko


Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah
entrepreneur di awal abad ke−18, mengatakan bahwa wirausaha adalah
seseorang yang menanggung risiko.Wirausaha dalam mengambil tindakan
hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitungan yang
matang. Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya karena sudah
diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko
yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung komitmen
yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang
sampai memperoleh hasil. Hasil−hasil itu harus nyataƒjelas dan objektif,
danmerupakan umpanbalik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya
(Suryana, 2003 : 14−15). Kemauan dan kemampuan untuk mengambil
risiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha
yang tidak maumengambilrisiko akan sukarmemulai atau berinisiatif.
Menurut Angelita S. Bajaro, “seorang wirausaha yang berani menanggung
risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan
dengan cara yang baik” (Yuyun Wirasasmita, dalam Suryana, 2003 : 21).
Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha−usaha yang lebih
menantang untuk lebih mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada
usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang
menyukai risiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Keberanian untuk
menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan
risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis. Kepuasan yang besar
diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas−tugasnya secara
realistis. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak
ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin
berhasil. Pilihan terhadap risiko ini sangat tergantung pada:
a. Daya tarik setiap alternatif
b. Kesediaan untuk rugi
c. Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal Untuk bisa memilih,
sangat ditentukan oleh kemampuan wirausaha untuk mengambil risiko
antara lain :
1. Keyakinan pada diri sendiri
2. Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari
peluang dan kemungkinan memperoleh keuntungan.

5) Motif Berprestasi Tinggi


Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat
berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi
(achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana,
2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada
hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara
pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti
yang dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang
dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan
pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan
keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan
kebutuhan akan aktualisasi diri (self−actualiazation needs).

6) Selalu Perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap
masa dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan
berusaha. Usahamemanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang
yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif
dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa
depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana,
2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru serta berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan risiko yang
mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam
mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan
yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan
karya yang sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan
mencari suatu peluang.

7) Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi


Menurut Poppy King (wirausaha muda dari Australia yang terjun
ke bisnis sejak berusia 18 tahun), ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang
wirausaha di bidang apapun, yakni: pertama, obstacle (hambatan); kedua,
hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan atau hasil bagi
kehidupan yang memukau). Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas
tertentu adalah untuk semua orang. Mengapa? cukup banyak alasan untuk
mengatakan hal itu. Pertama, setiap orang memiliki cita−cita, impian, atau
sekurang− kurangnya harapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya
sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam "intuisi" yang mendorong
manusia normal untuk bekerja dan berusaha. "Intuisi" ini berkaitan dengan
salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif. Karena
manusia merupakan satu−satunya mahluk ciptaan Tuhan yang, antara lain,
dianugerahi daya imajinasi kreatif, maka ia dapat menggunakannya untuk
berpikir. Pikiran itu dapat diarahkan ke masa lalu, masa kini, dan masa
depan. Dengan berpikir, ia dapat mencari jawaban− jawaban terhadap
pertanyaan−pertanyaan penting seperti: Dari manakah aku berasal?
Dimanakah aku saat ini? Dan kemanakah aku akan pergi? Serta apakah
yang akan aku wariskan kepada dunia ini? Menelusuri sejarah pribadi di
masa lalu dapat memberikan gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan
seseorang. Di dalamnya terdapat sejumlah pengalaman hidup : hambatan
dan kesulitan yang pernah kita hadapi dan bagaimana kita mengatasinya,
kegagalan dan keberhasilan, kesenangan dan keperihan, dan lain
sebagainya. Namun, karena semuanya sudah berlalu, maka tidak banyak
lagi yang dapat dilakukan untuk mengubah semua itu. Kita harus
menerimanya dan memberinya makna yang tepat serta meletakkannya
dalam suatu perspektif masa kini dan masa depan (Harefa : 1998).

8) Selalu Mencari Peluang


Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap
peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau
pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis
dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk
merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga
menampung wirausaha yang pengusaha, yang mengejar keuntungan secara
etis serta wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola
organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih
baik bagi pelanggan/masyarakat.

9) Memiliki Kerampilan Personal


Wirausahawan andal memiliki ciri−ciri dan cara−cara sebagai
berikut: Pertama Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari
penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya. Kedua,
mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan
dan memanfaatkan peluang tersebut. Ketiga, mau dan mampu bekerja
keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih tepat dan
effisien. Keempat, mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan
musyawarah dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli. Kelima,
menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat,
dan disiplin. Keenam, mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya
secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya.
Ketujuh, mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan
kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain
(leadership/ managerialship) serta melakukan perluasan dan
pengembangan usaha dengan resiko yang moderat.
Bygrave menggambarkan wirausaha dengan konsep 10 D, yaitu:
1. Dream; mempunyai visi terhadap masa depan dan mampu
mewujudkannya 2. Decisiveness; tidak bekerja lambat, membuat
keputusan berdasar perhitungan yang tepat. 3. Doers; membuat keputusan
dan melaksanakannya 4. Determination; melaksanakan kegiatan dengan
penuh perhatian 5. Dedication; mempunyai dedikasi tinggi dalamberusaha
6. Devotion; mencintai pekerjaan yang dimiliki 7. Details; memperhatikan
faktor−faktor kritis secara rinci 8. Destiny; bertanggung jawab terhadap
nasib dan tujuan yanghendak dicapai 9. Dollars; motivasi bukan hanya
uang 10. Distribute; mendistribusikan kepemilikannya terhadap orang
yang dipercayai.
10) Memiliki Disiplin Tinggi
Suatu kedisiplinan menjadi kunci kesuksesan bagi seorang
pengusaha. Anda juga harus membangun disiplin yang kuat sebagai
wirausaha. Membiasakan diri disiplin maka secara tidak langsung usaha
yang sedang Anda jalankan akan sesuai dengan target sebelumnya serta
mendapatkan kepercayaan dari para pelanggan. 

11) Mampu Memotivasi Diri Sendiri


Memupuk semangat sebagai seorang wirausaha sangat penting.
Anda harus bisa berperan sebagai bos bagi diri sendiri dan usaha. Apabila
ibarat kapal maka Anda adalah yang memegang kendali kapal yang Anda
bawa tersebut. Cara membangun karakter wirausaha dengan
mengupayakan sebisa mungkin terus memotivasi diri Anda dan
menjalankan usaha sebaik-baiknya. Terus fokus pada keberhasilan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Seorang pengusaha memiliki karakteristik, sikap dan nilai yang
unik dibandingkan orang pada umumnya. Karakter seorang wirausaha
dapat dilihat dalam beberapa ciri-ciri seperti percaya diri, pengambilan
resiko, kepemimpinan, keorisinalan, dan bersikap selalu melihat ke masa
depan. Selain memiliki karakter yang baik, seorang wirasusaha juga harus
memiliki sikap keyakinan pada dirinya sendiri bahwa menampilkan atau
tidak menampilkan perilaku tertentu akan menghasilkan akibat atau hasil
tertentu dan aspek pengetahuan individu tentang objek sikap dapat berupa
opini individu akan sesuatu hal yang belum tentu sesuai dengan kenyataan.
Semakin positif keyakinan individu akan akibat dari suatu objek sikap,
maka akan semakin positif pula sikap individu terhadap objek sikap
tersebut, demikian juga sebaliknya.
Selain itu adapula proses yang harus dilakukan seorang wirausaha
dalam membangun karakternya seperti menyenangi kritik,selalu komitmen
dalam pekerjaan, mengelilingi diri di antara orang-orang yang berkarakter
baik, berani menghadapi risiko, memiliki motif berprestasi tinggi, selalu
perspektif, memiliki perilaku inovatif tinggi, selalu mencari peluang,
memiliki kerampilan personal, memiliki disiplin tinggi, dan mampu
memotivasi diri sendiri.

3.2 Saran
Tidak dapat dipungkiri manusia merupakan makhluk yang tidak
luput dari kesalahan dan khilaf. Maka besar kemungkinan dalam penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dalam segi penulisan
kata yang dimiliki oleh penulis. Maka dari itu saran ataupun kritik
sangatlah diperlukan untuk dapat membangun kreatifitas dalam penulisan
makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Nurafni, A. 2020. Pengaruh Kerja Keras, Sikap Pantang Menyerah dan tanggung
Jawab Terhadap Keberhasilan Usaha Pedagang di Pasar Tradisional Mode’
Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulu KUmba dalam Prespektif Ekonomi Islam.
Skripsi. Universitas Islam Negeri Alauddin. Makasar.
Web:http://repositori.uin-alauddin.ac.id/17234/1/PENGARUH%20KERJA
%20KERAS%2C%20SIKAP%20PANTANG%20MENYERAH.pdf

Maharani, D. 2019. Penerapan Kejujuran dan Tanggung Jawab Dalam Etika


Bisnis Syariah Pada Wirausaha Muslim di Kecamatan Medan Marelan. Medan.
Web: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad/article/viewFile/1079/1018

Putri A, Kantun S, Sedyati RN. 2017. Perilaku Kewirausahaan Pengusaha Mebel


di Desa Suco Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember. Jurnal Pendidikan
Ekonomi. 11 (1): 30-38.
url: 4994-505-9867-1-10-20170718.pdf

Sikap Wirausaha, Agustus 2021


(http://eprints.uny.ac.id)
Diakses pada 02 September 2021

Anda mungkin juga menyukai