Konsep Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan terencana untuk membantu
meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan
hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara/masyarakat, dengan memilih isi
(materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai.
2. Tujuan Pendidikan
”Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal
semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”
Pernyataan diatas tampak jelas bahwa pendidikan harus mampu membentuk atau
menciptakan tenaga-tenaga yang dapat mengikuti dan melibatkan diri dalam proses
perkembangan, karena pembangunan merupakan proses perkembangan, yaitu suatu proses
perubahan yang meningkat dan dinamis. Ini berarti bahwa membangun hanya dapat dilaksanakan
oleh manusia-manusia yang berjiwa pembangunan, yaitu manusia yang dapat menunjang
pembangunan bangsa dalam arti luas, baik material, spriritual serta sosial budaya.
Dalam kegiatan pendidikan, untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang sesuai dengan
harapan. Peran alat pendidikan perlu dikembangan secara optimal. Artinya dalam penerapan dan
penggunaan alat pendidikan perlu disesuaikan dengan memperhatikan berbagai kondisi yang
berhubungan dengan usia dan psikis terdidik. Untuk itu, karakteristik alat pendidikan menjadi
begian yang perlu dipahami oleh pendidik dalam melaksanakan proses pendidikan.
Karakteristik alat pendidikan dapat diartikan sebagai persyaratan atau berbagai kondisi
ideal alat pendidikan, baik yang berkaitan dengan alat pendidikan bentuk non material maupun
material yang digunakan dalam kegiatan pendidikan.
a. Pembiasaan
Pembiasaan merupakan alat pendidikan yang penting, terutama bagi anak kecil. Anak kecil
belum menyadari apa yang dikatakan baik dan buruk dalam arti susila. Anak belum memiliki
ingatan yang kuat, anak cepat melupakan apa yang sudah dan baru terjadi. Oleh karena itu
pembiasaan merupakan tindakan awal yang dapat dilakukan dalam pendidikan. Anak dapat
menaati peraturan-peraturan dengan jalan membiasakan perbuatan-perbuatan baik, di rumah
dalam lingkungan keluarga, dan di lingkungan sekolah.
b. Pengawasan
Diatas telah dijelaskan bahwa pendidik (orang tua,guru, dan yang lainnya) harus
memperhatikan akibat dari pengaruh pendidikan yang telah diberikan kepada anak didiknya,
sejauh mana akibat dari pendidik itu memberikan dampak terhadap perkembangan kepribadian
anak didiknya. Jadi dalam hal ini diperlukan suatu pengawasan terhadap hasil dari penggunaan
alat pendidik tersebut.
c. Perintah
Perintah dapat merupakan suatu isyarat atau petunjuk yang diberikan seorang pendidik untuk
melakukan sesuatu, atau untuk mentaati suatu peraturan tertentu yang berlaku dalam
lingkungannya. Misalnya dalam keluarga ada aturan-aturan tertentu yang berlaku oleh orang tua
bagi anak-anaknya. Dalam hal ini orang tua ayah dan ibu memerintahkan kepada anaknya untuk
mentaati aturan-aturan tersebut. Di sekolah guru dapat memerintah untuk mentaati aturan-aturan
sekolah pada umumnya dan peraturan kelas khususnya. Misalnya perintah untuk melaksanakan
piket kelas.
d. Larangan
Larangan adalah suatu upaya untuk melarang anak tidak boleh melakukan sesuatu. Perintah
berkaitan dengan sesuatu yang harus dilakukan oleh anak, karena kalau tidak dilakukan akan
berakibat tidak baik bagi anak, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai. Larangan berlawanan
dengan perintah berkaitan dengan sesuatu yang tidak boleh dilakukan oleh anak.
e. Hukuman
Menurut Langeved (1980), hukuman adalah suatu perbuatan yang dengan sabar, sengaja
menyebabkan penderitaan bagi seseorang biasanya yang lebih lemah, dan dipercayakan kepada
pendidik untuk membimbing dan dilindungi, dan hukuman tersebut diberikan dengan maksud
anak benar-benar merasakan penderitaan tersebut. Hukuman diberkan karena anak berbuat
kesalahan, anak melanggar suatu aturan yang berlaku, sehingga dengan diberikannya hukuman
anak tidak akan mengulangi kesalahan tersebut.