Anda di halaman 1dari 27

Pertemuan 2

Tutor : Ns. Nurul Fauziah, S.Kep, MMedEd

Waktu: 2 x 60 menit

Submateri pertemuan:
1. PHBS
2. Promosi Kesehatan
3. Rute Posyandu
4. Tingkat Pencegahan Penyakit
5. Pengkajian Komunitas
6. Survey Mawas Diri (SMD) & Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 1


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN DAN SEHAT
PHBS

Dasar Hukum:
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor: 269/MENKES/PER/XI/2011
Tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 2


PHBS DI BERBAGAI TATANAN

Di atas disebutkan bahwa PHBS mencakup semua perilaku yang harus dipraktekkan di bidang
pencegahan dan penanggulangan penyakit, penyehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana, gizi, farmasi dan pemeliharaan kesehatan. PHBS dapat dipraktekkan dalam
konteks sebagai berikut:
1. PHBS di Rumah Tangga, mencakup:
a. persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
b. memberi bayi ASI eksklusif,
c. menimbang balita setiap bulan,
d. menggunakan air bersih,
e. mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
f. pengelolaan air minum dan makan di rumah tangga,
g. menggunakan jamban sehat (Stop Buang Air Besar Sembarangan/Stop BABS),
h. pengelolaan limbah cair di rumah tangga,
i. membuang sampah di tempat sampah,
j. memberantas jentik nyamuk,
k. makan buah dan sayur setiap hari,
l. melakukan aktivitas fisik setiap hari,
m. tidak merokok di dalam rumah dan lain-lain.

Manfaat PHBS di Sekolah


PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk menciptakan sekolah
sehat. Manfaat PHBS di Sekolah:
 mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat,
 meningkatkan proses belajar mengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat
lingkungan sekolah menjadi sehat.

2. PHBS di Institusi Pendidikan, mencakup:


a. mencuci tangan menggunkan sabun,
b. menkonsumsi makanan dan minuman sehat,
c. Menggunakan jamban sehat,
d. membuang sampah di tempat sampah,
e. tidak merokok,
f. tidak mengkonsumsi Narkoba, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA),
g. tidak meludah sembarang tempat,
h. memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.

Manfaat PHBS di Rumah Tangga


Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan mampu
meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di rumah tangga:

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 3


 setiap anggota keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah
terkena penyakit,
 rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktivitas anggota rumah tangga
 anggota keluarga terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat dan anak dapat
tumbuh sehat dan tercukupi gizi.

3. PHBS di Tempat Kerja, mencakup:


a. mencuci tangan dengan sabun
b. mengkonsumsi makanan dan minuman sehat,
c. menggunakan jamban sehat,
d. membuang sampah di tempat sampah,
e. tidak merokok
f. tidak menkonsumsi NAPZA,
g. tidak meludah sembarang tempat,
h. memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.

Manfaat PHBS di Tempat Kerja


PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar tahu
dan mau untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan dalam
menciptakan tempat kerja yang sehat. Manfaat PHBS di tempat kerja yaitu:
 Para pekerja mampu meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit,
 meningkatkan produktivitas kerja
 meningkatkan citra tempat kerja yang positif.

4. PHBS di Tempat Umum, mencakup:


a. mencuci tangan dengan sabun,
b. menggunakan jamban sehat,
c. membuang sampah di tempat sampah,
d. tidak merokok,
e. tidak mengkonsumsi NAPZA,
f. tidak meludah di sembarang tempat,
g. memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.

Manfaat PHBS di Masyarakat


Manfaat PHBS di masyarakat adalah:
 masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat,
 mencegah penyebaran penyakit,
 masyarakat memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan
 mampu mengembangkan kesehatan yang bersumber dari masyarakat.

5. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, mencakup:


a. mencuci tangan dengan sabun,
b. menggunakan jamban sehat,

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 4


c. membuang sampah di tempat sampah,
d. tidak merokok,
e. tidak mengkonsumsi NAPZA,
f. tidak meludah di sembaran tempat,
g. memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.

Resume Sasaran PHBS

Tatanan PHBS Sasaran Primer Sasaran Sekunder Sasaran Tersier


Kepala keluarga Ketua RT/RW
Anggota rumah tangga Orang tua/mertua Kepala Desa
Rumah Tangga yang memiliki masalah
kesehatan terutama, Kader
ibu, bayi, dan balita LSM
Petugas kesehatan
Guru Kepala Sekolah
Guru BP Pemilik Institusi
Institusi pendidikan Siswa dan Mahasiswa
Organisasi
siswa/mahasiswa
Karyawan Pengelola Direktur/Pemilik /
Tempat Kerja Pimpinan
Manajer perusahaan
Pengunjung Petugas kesehatan Kepala Daerah
Tempat Umum
Masyarakat
Pasien Petugas kesehatan Pimpinan/ Direktur
Sarana/ Institusi Keluarga pasien Kepala daerah/
Kesehatan DPRD
Dinas kesehatan

SASARAN PEMBINAAN PHBS


Kelompok besar sasaran pembinaan PHBS, yaitu sasaran primer, sasaran sekunder dan sasaran
tersier.
1. Sasaran primer: berupa sasaran langsung, yaitu individu anggota masyarakat,
kelompok-kelompok dalam masyarakat dan masyarakat secara keseluruhan, yang
diharapkan untuk mempraktekkan PHBS.
2. Sasaran sekunder adalah mereka yang memiliki pengaruh terhadap sasaran primer
dalam pengambilan keputusannya untuk mempraktekkan PHBS. Termasuk di sini adalah
para pemuka masyarakat atau tokoh masyarakat, yang umumnya menjadi panutan
sasaran primer. Terdapat berbagai jenis tokoh masyarakat, seperti misalnya tokoh atau
pemuka adat, tokoh atau pemuka agama, tokoh politik, tokoh pertanian, tokoh

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 5


pendidikan, tokoh bisnis, tokoh pemuda, tokoh remaja, tokoh wanita, tokoh kesehatan
dan lain-lain.
3. Sasaran tersier adalah mereka yang berada dalam posisi pengambilan keputusan
formal, sehingga dapat memberikan dukungan, baik berupa kebijakan / pengaturan dan
atau sumber daya dalam proses pembinaan PHBS terhadap sasaran primer, atau
disebut sebagai tokoh masyarakat formal, yakni orang yang memiliki posisi menentukan
dalam struktur formal di masyarakatnya (disebut juga penentu kebijakan).

STRATEGI PEMBINAAN PHBS

Keterangan: (1) Gerakan pemberdayaan (G), yang didukung oleh (2) bina suasana (B), dan (3)
advokasi (A), serta dilandasi oleh semangat (4) kemitraan.

1. Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan merupakan proses memosisikan masyarakat agar memiliki peran yang
besar dalam pengambilan keputusan dan penetapan tindakan yang berkaitan dengan
kesehatannya. Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada individu,
keluarga atau kelompok (sasaran) secara terus-menerus dan berkesinambungan. Sesuai
dengan sasarannya dapat dibedakan adanya
a. Pemberdayaan individu,
b. Pemberdayaan keluarga,
c. Pemberdayaan kelompok/ masyarakat.

2. Bina Suasana
Bina Suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendoron individu
anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Terdapat tiga
kategori proses bina suasana, yaitu:
a. Bina Suasana Individu: dilakukan oleh tokoh masyarakat yang menjadi panutan
dalam hal menjadi kader dan atau mempraktekkan perilaku yang sedang
diperkenalkan (misalnya seorang kepala sekolah atau pemuka agama yang tidak
merokok).

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 6


b. Bina Suasana Kelompok: dilakukan oleh kelompok-kelompok dalam
masyarakat, seperti pengurus RT, RW, majelis pengajian, perkumpulan seni,
organisasi profesi, organisasi wanita (misalnya PKK), organisasi siswa/mahasiswa,
Pramuka, organisasi pemuda, serikat pekerja dan lain-lain. Bina suasana ini dapat
dilakukan bersama pemuka/tokoh masyarakat yang telah peduli. Dalam kategori
ini kelompok-kelompok tersebut menjadi kelompok yang peduli terhadap
perilaku yang sedang diperkenalkan dan menyetujui atau mendukungnya.
c. Bina Suasana Publik: dilakukan oleh masyarakat umum melalui pengembangan
kemitraan dan pemanfaatan media komunikasi, seperti radio, televisi, koran,
majalah, situs internet dan lain-lain. Dalam kategori ini media massa tersebut
peduli dan mendukung perilaku yang sedang diperkenalkan.

3. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders) berupa tokoh-
tokoh masyarakat (formal dan informal) yang umumnya berperan sebagai narasumber
(opinion leader), atau penentu kebijakan (norma) atau penyandang dana (termasuk
swasta dan dunia usaha).

4. Kemitraan
Kemitraan harus dijalankan dengan baik dalam rangka pemberdayaan maupun bina
suasana dan advokasi guna membangun kerjasama dan mendapatkan dukungan.
Dengan demikian kemitraan perlu digalang antar individu, keluarga, pejabat atau
instansi pemerintah yang terkait dengan urusan kesehatan (lintas sektor), pemuka atau
tokoh masyarakat, media massa dan lain-lain. Kemitraan yang dogalang harus
berlandaskan pada prinsip dasar, yaitu (a) kesetaraan, (b) keterbukaan dan (c) saling
menguntungkan.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 7


PROMOSI KESEHATAN
Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh untuk dan bersama masyarakat agar masyarakat dapat menolong diri
sendiri dari terjadinya sebuah permasalahan kesehatan.

Alat ukur dalam menilai keefektifan promosi / pendidikan kesehatan:


1. Kognitif atau Pengetahuan
Pengetahuan dapat dimaknai sebagai informasi yang dapat ditindaklanjuti atau
informasi yang dapat digunakan sebagai dasar bertindak, untuk mengambil keputusan
dan menempuh arah atau strategi baru (Kaswan, 2013). Tingkatan pengetahuan dalam
domain kognitif menurut Bloom terdapat enam tingkatan, yaitu:
a. Mengingat artinya mampu mengingat tentang apa yang telah dipelajarinya,
b. Memahami artinya suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar obyek
yang diketahuinya.
c. Mengaplikasikan artinya kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajarinya ke kondisi sebenarnya,
d. Menganalisis artinya kemampuan untuk menjabarkan suatu obyek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada
kaitan satu sama lainnya,
e. Mengevaluasi yaitu kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu obyek.
f. Menciptakan menunjuk kemampuan untuk menghasilkan sesuai yang baru yang
baru

Perbandingan taksonomi Bloom domain pengetahuan sebelum dan sesudah direvisi:

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 8


2. Sikap
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau obyek, baik yang bersifat
intern maupun ekstern, sehinggga manifestasinya tidak terlihat secara langsung. Ada dua
kecenderungan terhadap obyek sikap yaitu positif dan negatif. Kecenderungan tindakan
pada sikap positif adalah mendekati, menyenangi, dan mengharapkan obyek tertentu.
Pada sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindar, membenci, dan
tidak sama sekali menyukai obyek tertentu.

3. Psikomotor
Domain psikomotorik dikenal sebagai domain keterampilan, yaitu penguasaan terhadap
kemampuan motorik halus dan kasar dengan tingkat kompleksitas koordinasi
neuromuskular. Domain psikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Keterampilan atau psikomotorik
mudah diidentifikasi dan diukur, karena keterampilan itu pada dasarnya mencakup
kegiatan yang berorientasi pada gerakan.

JENIS MEDIA PROMOSI KESEHATAN

Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan – pesan kesehatan, media ini dibagi menjadi
tiga, yakni media cetak, media elektronik dan media papan.
A. MEDIA CETAK
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari gambaran sejumlah
kata, gambar atau foto dalam tata warna. Ada beberapa kelebihan media cetak antara lain:
a. Tahan lama,
b. mencakup banyak orang,
c. biaya rendah,
d. dapat dibawa kemana-mana,
e. tidak perlu listrik,
f. mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar.

Media cetak memiliki kelemahan yaitu:


a. tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek suara dan
b. mudah terlipat.
c. tidak efektif pada audiens yang memiliki permasalahan dengan indera
penglihatan
d. sulit diterima oleh audiens yang memiliki kelemahan dalam membaca.

Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan – pesan kesehatan sangat bervariasi
antara lain sebagai berikut:
1. Booklet, ialah suatu media untuk menyampaikan pesan – pesan kesehatan dalam
bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar. Faktor-faktor yang memengaruhi
hasil belajar dengan booklet:
a. Ada beberapa halaman
b. Perlu mempertimbangkan kemampuan membaca seseorang,

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 9


c. Perlu mempertimbangkan kondisi fisik maupun psikologis penderita
d. Perlu mempertimbangkan faktor lingkungan dimana penderita itu berada.

Manfaat booklet adalah untuk promosi dan booklet memiliki manfaat yang banyak
terutama bagi tenaga kesehatan dan masyarakat. Berikut ini merupakan manfaat
booklet bagi tenaga kesehatan.
a. Harganya terjangkau
b. Informasi lengkap
c. Masyarakat akan lebih yakin dengan promosi kesehatan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan karena isinya mendetail
d. Desain Menarik dan mudah dipahami masyarakat
e. Promosi menyebar dari masyarakat ke masyarakat lainnya

Booklet sebagai media promosi kesehatan juga memiliki kelemahan dibandingkan media
promosi kesehatan lainnya yaitu :
a. Booklet tidak bisa menyebar ke seluruh masyarakat, karena disebabkan
keterbatasan penyebaran booklet
b. Umpan balik dari obyek kepada penyampai pesan tidak secara langsung
tertunda, karena proses penyampaiannya juga tidak dilakukan secara langsung
c. Memerlukan banyak orang dalam penyebarannya \
d. Tidak dapat menstimulir efek suara
e. Efek gerak dan mudah terlipat (rusak/koyak)

2. Leaflet, ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan – pesan kesehatan melalui
lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar atau
kombinasi. Leaflet biasanya berisi pesan-pesan yang diberikan saat pendidikan kesehatan
menggunakan ceramah. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200-400
kata dan disajikan secara berlipat. Isi yang ada didalam leaflet harus dapat dibaca sekali
pandang. Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo
copy.

Kelebihan leaflet sebagai media promosi kesehatan:


a. Sederhana, sangat murah, mudah dibuat, diperbanyak, dan diperbaiki
b. Klien dapat menyesuaikan dan belajar mandiri,
c. Pengguna dapat melihat isinya pada saat santai,
d. Informasi dapat dibagikan dengan keluarga dan teman.
e. Leaflet dapat memberikan detil (misalnya statistik) yang tidak mungkin bila
disampaikan lisan.
f. Media leaflet dapat mempermudah masyarakat untuk mengingat kembali tentang
hal-hal yang telah diajarkan atau dikomunikasikan.
g. Masyarakat dan pengajar dapat mempelajari informasi yang rumit bersama-sama
dengan cara mendiskusikannya
h. Mudah disesuaikan dengan kelompok sasaran
i. Sangat efektif untuk memperkenalkan ide-ide baru kepada orang banyak.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 10


Kelemahan leaflet sebagai media promosi kesehatan
a. Leaflet profesional sangat mahal,
b. Materi yang diproduksi massal dirancang untuk sasaran pada umumnya dan tidak
cocok untuk setiap orang,
c. Terdapat materi komersial berisi iklan.
d. Bila cetakannya tidak menarik, orang enggan menyimpannya.
e. Kebanyakan orang enggan membacanya bila hurufnya terlalu kecil dan
susunannya tidak menarik.
f. Tidak tahan lama dan mudah hilang, dapat menjadi kertas percuma
g. Leaflet tidak bisa digunakan oleh individu yang kurang lancar membaca atau buta
huruf.
h. Leaflet harus dilakukan uji coba terlebih dahulu sebelum digunakan.
3. Poster ialah bentuk media cetak yang berisi pesan atau informasi kesehatan, biasanya
ditempel di tempat atau kendaraan umum berbentuk lembaran kertas yang besar
(umumnya 60 cm x 90 cm) dengan kata-kata dan gambar atau simbol untuk
penyampaian suatu pesan. Secara umum poster yang baik hendaklah:
 sederhana,
 dapat menyajikan satu ide untuk mencapai satu tujuan pokok,
 berwarna dan tulisannya jelas.
 slogan pada poster harus ringkas dan jitu,

Poster dapat digunakan untuk tiga tujuan, yaitu:


b. untuk memberi informasi dan nasihat,
c. memberikan arah dan petunjuk,
d. mengumumkan peristiwa dan program yang penting

Kelebihan poster antara lain:


e. Mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan kesadaran terhadap
kesehatan
f. Merangsang kepercayaan, sikap dan perilaku.
g. Poster dapat menyampaikan informasi, mengarahkan orang melihat sumber lain
(alamat, nomor telepon, mengambil leaflet)
h. Jika Poster dibuat sendiri, biaya tidak tinggi / murah
i. Tahan lama,
j. Mencakup cukup banyak orang,
k. Tidak perlu listrik,
l. Dapat dibawa ke mana-mana,
m. Meningkatkan gairah belajar.

Kelemahannya poster antara lain:


a. Tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak
b. Mudah terlipat sehingga mudah rusak dan diacuhkan
c. Penggunaannya untuk audiens terbatas (kecuali poster komersil yang besar),

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 11


d. Materi berkualitas tinggi memerlukan ahli grafis dan peralatan cetak yang baik,
dan ini sangat mahal.
e. Harus di uji coba dengan kelompok pengguna

4. Flyer (selebaran), bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak berlipat. Pada umumnya flyer
digunakan dalam suatu acara untuk menyampaikan pesan kepada pengunjung agara
pengunjung tidak bertanya banyak hal kepada si pembuat acara.

5. Flip chart (lembar balik), media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam
bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku dimana setiap lembar (halaman)
berisi gambar peragaan dan lembaran baliknya berisi kalimat sebagai pesan atau
informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.

6. Slide
Slide memiliki keunggulan sebagai media promosi kesehatan:
a. Memberikan realita meskipun terbatas
b. Memberikan informasi, mengangkat masalah, memperlihatkan keterampilan
c. Dapat memacu diskusi mengenai sikap dan perilaku
d. Cocok untuk sasaran dalam jumlah besar sekalipun
e. Relatif murah dan mudah dibuat
f. Dibeli murah
g. Set slide dapat diedit sesuai sasarannya
h. Dapat untuk belajar mandiri, memungkinkan penyesuaian
i. Peralatan ringan dan mudah dipindahkan
j. Peralatan mudah digunakan

Slide memiliki kelemahan sebagai media promosi kesehatan:


a. Listrik dan peralatan mahal
b. Alat bisa rusak (tetapi kemungkinan relatif kecil)
c. Memerlukan ruang sedikit gelap (kecuali bila tersedia layar khusus)
d. Memerlukan layar khusus agar visual lebih jelas

7. Rubrik atau tulisan – tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu
masalah kesehatan atau hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan.

8. Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan. Foto akan menyampaikan pesan-pesan


yang tergambar dalam visualisasi gambar. Tetapi tidak semua orang bisa memahami
pesan-pesan yang tekandung didalam foto tersebut bahkan bisa saja pesan yang
disampaikan didalam foto dipahami berbeda oleh audiens sehingga menimbulkan
persepsi yang berbeda antara audiens dan penyampai pesan dalam foto

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 12


B. MEDIA ELEKTRONIK
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dan
penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Media elektronik ini memiliki kelebihan
antara lain:
a. lebih mudah dipahami,
b. lebih menarik,
c. sudah dikenal masyarakat,
d. bertatap muka,
e. mengikutsertakan seluruh panca indera,
f. penyajiannya dapat dikendalikan dan diulang-ulang
g. jangkauannya lebih besar.

Kelemahan dari media ini adalah


a. biayanya lebih tinggi dan sedikit rumit,
b. perlu listrik dan alat canggih untuk produksinya,
c. perlu persiapan matang,
d. peralatan selalu berkembang dan berubah,
e. perlu keterampilan penyimpanan dan mengoperasikannya.

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan – pesan atau informasi kesehatan
berbeda – beda jenisnya. Antara lain:
1. Televisi
Penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media televisi dapat dalam
bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya jawab sekitar masalah kesehatan,
pidato (ceramah), TV Spot, kuis atau cerdas cermat dan sebagainya. Media televisi
menjadi alat bantu yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat
karena televisi akan menampilkan gambar bergerak beserta suara sehingga akan
mempermudah audiens dalam menerima pesan yang disampaikan.

Kelebihan televisi antara lain:


a. sifatnya langsung dan nyata,
b. merupakan medium yang menarik,
c. dapat perhatian penonton.

Sedangkan kelemahan televisi antara lain:


a. harga televisi relatif mahal,
b. sifat komunikasinya hanya satu arah,
c. jadwal siaran dan jadwal pelajaran sekolah sulit disesuaikan,
d. program diluar kontrol orangtua dan guru,
e. besarnya gambar relatif kecil.

2. Radio
Radio merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada orang
banyak yang mengandalkan audio atau suara. Penyampaian menggunakan radio sangat

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 13


efektif untuk informasi yang sifatnya himbauan dan pemberitahuan karena audiens
tidak akan bisa melakukan umpanbalik terhadap pesan yang diterimanya. Penyampaian
informasi atau pesan – pesan kesehatan melalui radio juga dapat bermacam – macam
bentuknya, antara lain obrolan (tanya jawab), sandiwara radio, ceramah, radio spot dan
sebagainya.

Kelebihan media radio antara lain:


a. harga relativ murah,
b. mudah dipindahkan,
c. program dapat direkam dan diputar lagi sesuka kita,
d. mengembangkan daya imaginasi,
e. merangsang partisipasi aktif pendengar.

Sedangkan kelemahan radio antara lain:


a. komunikasi satu arah,
b. penjadwalan pelajaran dan
c. siaran sering menimbulkan masalah.

3. Video
Penyampaian informasi atau pesan – pesan kesehatan dapat melalui video. Pembuatan
video memiliki tujuan yaitu cerita video yang bertujuan untuk memaparkan cerita,
Dokumenter video yang bertujuan merekam sebuah kejadian atau peristiwa dalam
kehidupan, presentasi video yang bertujuan untuk mengomunikasikan ide atau gagasan.

Kelebihan video:
a. Dapat menarik perhatian untuk periode – periode yang singkat dari rangsangan luar
lainnya, dapat memacu diskusi mengenai sikap dan perilaku.
b. Memberikan informasi, mengangkat masalah, memperlihatkan keterampilan
c. Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh
informasi dari ahli – ahli / spesialis.
d. Cocok untuk sasaran dalam jumlah sedang dan kecil
e. Dapat untuk belajar mandiri dan memungkinkan penyesuaian klien
f. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada
waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya
g. Kontrol sepenuhnya ditangan pemberi materi didalam video, menghemat waktu
dan rekaman dapat diputar berulang – ulang
h. Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar
yang akan didengar .

Kelemahan. Video:
a. Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan
b. Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi dengan pencarian
bentuk umpan balik yang lain
c. Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 14


d. Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks
e. Listrik dan peralatan mahal
f. Ada masalah kesesuaian jenis video dan peralatan yang berbeda-beda
g. Aturan perekaman program TV video tidak selalu jelas dan dapat sangat terbatas
h. Layar yang kecil membatasi jumlah audiens

4. Slide
Slide juga dapat digunakan untuk penyampaian pesan atau informasi – informasi
kesehatan. Media slide adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat yang
disebut dengan proyektor slide. Ada empat kelebihan dari media slide ini yaitu:
a. membantu menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat pada pesan yang
disampaikan serta dapat dipadukan dengan unsur suara.
b. merangsang minat dan perhatian siswa dengan warna dan gambar yang konkret.
c. program slide direvisi sesuai dengan kebutuhan karena filmnya terpisah-pisah.
d. penyimpanannya mudah karena ukurannya kecil.

5. Film Strip
Film strip juga dapat digunakan untuk penyampaian pesan – pesan kesehatan. Film
strip adalah media visual proyeksi diam, yang pada dasarnya hampir sama denga
media slide. Hanya saja media ini terdiri atas beberapa film yang merupakan satu
kesatuan, dimana ujung satunya dengan ujung lainnya bersatu membentuk rangkaian

C. MEDIA LUAR RUANG


Media luar ruang merupakan media yang menyampaikan pesannya di luar ruang. Media
luar ruang bisa melalui media cetak maupun elektronik misalnya papan reklame, spanduk,
pameran, banner dan televisi layar lebar, umbul-umbul, yang berisi pesan, slogan atau
logo. Kelebihan dari media ini adalah:
a. lebih mudah dipahami,
b. lebih menarik,
c. sebagai informasi umum dan hiburan,
d. bertatap muka,
e. mengikut sertakan seluruh panca indera,
f. penyajian dapat dikendalikan dan
g. jangkauannya relatif besar.

Kelemahan dari media luar ruangan adalah:


a. biaya lebih tinggi,
b. sedikit rumit,
c. perlu alat canggih untuk produksinya,
d. persiapan matang,
e. peralatan selalu berkembang dan berubah,
f. memerlukan keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk
mengoperasikannya.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 15


Menurut Depkes (2004), alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 kelompok besar 15:
1. Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati merupakan alat
peraga yang paling baik karena mudah serta cepat dikenal, mempunyai bentuk serta
ukuran yang tepat. Tetapi alat peraga ini kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke
mana-mana sebagai alat bantu mengajar.
2. Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya. Benda tiruan bisa
digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan. Hal ini
dikarenakan menggunakan benda asli tidak memungkinkan, misal ukuran benda asli
yang terlalu besar, terlalu berat, dan lain-lain. Benda tiruan dapat dibuat dari
bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik, dan lain-lain.
3. Gambar/Media grafis, seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan, dan lain-lain.
4. Gambar Optik, seperti photo, slide, film, dan lain-lain
Media luar ruang memiliki beberapa bentuk seperti:
1. Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di
perjalanan
2. Spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar-gambar yang
dibuat dalam secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu
tempat strategis agar dapat dilihat oleh semua orang.
3. Pameran
4. Banner
5. TV layar lebar

METODE PROMOSI KESEHATAN

A. Metode Individual (Perorangan)


Dalam promosi kesehatan metode yang bersifat individual digunakan untuk membina
perilaku baru atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan
perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda – beda sehubungan dengan penerimaan
atau perilaku baru tersebut. Bentuk pendekatannya antara lain:
1. Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling): kontak antara klien dengan
petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan
dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut atau berperilaku
baru.
2. Wawancara (Interview): Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk
menggali informasi mengapa ia tidak mau / belum menerima perubahan, apakah ia
tertarik atau tidak terhadap perubahan.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 16


B. Pembagian Kelompok Besar (lebih dari 15 orang)
Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya kelompk sasaran
serta tingkat pendidikan formal dan sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan
lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya
sasaran pendidikan.
1. Ceramah, adalah pidato yang disampaikan oleh sorang pembicara di depan
sekelompok pengunjung atau pendengar. Metode ini baik untuk sasaran yang
berpendidikan tinggi maupun rendah. Metode ini merupakan paling banyak digunakan
dalam kesempatan penyampaian informasi dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran. Hal
ini diakibatkan adanya kemampuan setiap orang untuk berkomunikasi atau
menyampaikan pesan kepada orang lain.
2. Seminar, cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas.
Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang
suatu topik yang dianggap hangat di masyarakat. Pendidikan kesehatan menggunakan
metode seminar akan berlangsung secara satu arah.

C. Kelompok Kecil (kurang dari 15 orang)


Metode – metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain:
1. Diskusi kelompok, terdiri dari pemimpin dan peserta diskusi. Tiap anggota kelompok
mempunyai kebebasan keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat. Pemimpin
kelompok mengarahkan dan mengatur jalannya diskusi sehingga semua orang dapat
kesempatan berbicara dan tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.
2. Curah pendapat (Brain storming), yaitu suatu teknik melontarkan suatu masalah oleh
pemateri, kemudian kelompok sasaran menjawab atau menyatakan pendapat, atau
komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru,
atau dapat diartikan pula sebagai satu cara untuk mendapatkan ide dari sekelompok
manusia dalam waktu singkat.
3. Kelompok – kelompok kecil (Buzz group), yaitu kelompok langsung dibagi menjadi
kelompok – kelompok kecil (buzz group) yang kemudian diberi suatu permasalahan
yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Masing – masing kelompok
mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan
kembali dan dicari kesimpulannya.
4. Bermain Peran (Role-Play), teknik ini menekankan terhadap masalah yang diangkat
dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan
permainan peran
5. Demonstrasi, merupakan teknik yang digunakan dengan cara menceritakan dan
memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan
praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi
menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan
demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah
proses.
6. Permainan (Games), metode permainan pada umumnya dipergunakan untuk tujuan
belajar agar menjadi efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun sedang
membahas tema yang sulit atau berat.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 17


7. Permainan simulasi (Simulation game), metode ini merupakan gabungan role play
dengan diskusi kelompok. Pesan – pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk
permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain
monopoli, dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah) dan papan main.
Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber.

D. Kelompok Massa
Metode (pendekatan) massa cocok untuk mengkomunikasikan pesan – pesan kesehatan
yang ditujukan kepada masyarakat. Oleh karena sasaran ini bersifat umum, dalam arti tidak
membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat
pendidikan dan sebagainya, maka pesan – pesan kesehatan yang akan disampaikan harus
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pendekatan ini
biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi
awareness, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku.
Beberapa contoh metode yang cocok untuk pendekatan massa:
1. Ceramah umum (public speaking), pada cara – cara tertentu, misalnya pada Hari
Kesehatan Nasional menteri kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato
dihadapan massa rakyat untuk menyampaikan pesan – pesan kesehatan.
2. Berbincang – bincang (talk show) tentang kesehatan melalui media elektronik,
baik TV maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk pendidikan
kesehatan massa.
3. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya
tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan disuatu media massa juga
merupakan pendekatan massa.
4. Tulisan – tulisan dimajalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya
jawab/konsultasi tentang kesehatan dan penyakit juga merupakan bentuk
pendekatan pendidikan kesehatan massa.
5. Billboard, yang dipasang dipinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya juga
merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh : Billboard “Ayo ke
Posyandu”.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 18


RUTE MEJA POSYANDU
Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh Kader Posyandu dengan
bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu
minimal jumlah kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah yang
dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada sistim 7 langkah. Berdasarkan
Permendagri No. 19 tahun 2011, kegiatan yang dilaksanakan pada setiap langkah serta para
penanggungjawab pelaksanaannya secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pendaftaran;
b. Penimbangan;
c. Pencatatan (pengisian KMS);
d. Pelayanan kesehatan;
e. Penyuluhan kesehatan;
f. Percepatan penganekaragaman pangan; dan
g. Peningkatan perekonomian keluarga

TINGKAT PERKEMBANGAN POSYANDU

Tingkat perkembangan Posyandu secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut:
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh:
a. Kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin
b. jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang

2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8
kali per tahun, yang ditandai dengan:
a. Rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih,
b. Cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%.

3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun yang ditandai dengan:
a. Rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih,
b. Cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%,
c. Mampu menyelenggarakan program tambahan,
d. Telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh
masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah
kerja Posyandu.

4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari
8 kali per tahun, yang ditandai dengan

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 19


a. Rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih,
b. Cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%,
c. Mampu menyelenggarakan program tambahan,
d. Telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh
masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah
kerja Posyandu.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 20


TINGKAT PENCEGAHAN PENYAKIT
Berdasarkan fase yang berbeda dalam perkembangan penyakit, tingkat pencegahan dapat
dibagi dalam empat tahap pencegahan, yaitu primordial, primer, sekunder, dan tersier. Masing-
masing tingkat pencegahan tersebut berperan dalam mengurangi penyebab timbulnya penyakit
dan mengurangi keparahan dari penyakit. Semua tingkat pencegahan penting dan harus saling
melengkapi.

1. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kondisi yang
meminimalkan efek negatif bagi kesehatan seperti contoh kasus merokok (Pemantapan
Status Kesehatan). Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya faktor
predisposisi/resiko terhadap penyakit. Contohnya:
a. Pemakaian makanan bergizi rendah lemak jenuh
b. Pengendalian pelarangan merokok
c. Promosi Kesehatan
d. Pendidikan kesehatan, penyebaran informasi kesehatan
e. Konsultasi gizi
f. Penyediaan air bersih
g. Pembersihan lingkungan/sanitasiKonsultasi genetik
h. Olahraga secara teratur

2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer bertujuan untuk membatasi timbulnya penyakit dengan
mengendalikan penyebab sfesifik dan faktor risiko melalui Promosi Kesehatan (Health
Promotion) dan Pencegahan Khusus (proteksi spesifik). Contohnya:
a. Pemberian imunisasi dasar
b. Pemberian vitamin A, tablet penambah zat besi
c. Perlindungan kerja terhadap bahan berbahaya (hazard protection)
d. Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu burung
e. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahanbahan
racun maupun alergi
f. Pengendalian sumber-sumber pencemaran.

3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat timbulnya
komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti Diagnosis Awal dan Pengobatan Tepat
(Early diagnosis and prompt treatment) dan Pembatasan Kecacatan (Disability
limitation). Contohnya:
a. Screening (Penyaringan)
b. Pejejakan kasus (case finding)
c. Pemeriksaan khusus (laboraturium dan tes)
d. Pemberian obat yang rational dan efektif

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 21


e. Operasi plastik pada bagian/organ yangcacat
f. Pemasangan pin pada tungkai yang patah
g. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
h. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak
terjadi komplikasi

4. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian.
Contohnya:
a. Rehabilitasi fisik: rehabilitasi cacat tubuh dengan pemberian alat bantu/protase
b. Rehabilitasi sosial: rumah perawatan wanita tua/jompo
c. Rehabilitasi kerja (vocational services): Rehabilitasi masuk ke tempat kerja
sebelumnya, mengaktikan optimum organ yang cacat
d. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan
dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan
e. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita
f. yang telah cacat mampu mempertahankan diri
g. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang
setelah ia sembuh dari suatu penyakit

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 22


DATA PENGKAJIAN KOMUNITAS
Jenis data yang dikumpulkan dalam komunitas :
DATA INTI Yang dikaji terdiri dari sejarah/riwayat daerah tempat tinggal,
KOMUNITAS demografi (usia, jenis kelamin,ras dan etnis), tipe keluarga,
statistik vital (angka kelahiran, kematian), dan agama
DATA SUBSISTEM  Lingkungan fisik: (kualitas air, pembuangan
KOMUNITAS limbah,perumahan, kualitas udara, flora, ruang terbuka dan
musim.
 Pelayanan kesehatan dan sekolah: adanya puskesmas,
rumah sakit, fasilitas pelayanan sosial, pelayanan kesehatan
mental, pusat emergensi dan pelayanan pengobatan
tradisional serta akses ke pelayanan kesehatan.
 Ekonomi : karakteristik keuangan keluarga, status
pekerjaan, kategori pekerjaan, jumlah penduduk yang tidak
bekerja
 Politik dan pemerintahan : data yang dikumpulkan meliputi
pemerintahan (RT,RW, Kelurahan,desa,kecamatan dan
lainnya),kelompok pelayanan mayarakat( PKK, Karang
taruna, panti dsb),Politik ( kegiatan politik yang ada di
daerah tersebut )
 Komunikasi : data yang dikumpulkan terkait komunikasi
formal dan informal
 Pendidikan : data yang dikaji seperti, sekolah, tipe
pendidikan, akses pendidikan.
 Rekreasi : data yang dikaji seperti adanya taman, area
bermain, dan fasilitas rekreasi,
DATA PERSEPSI  Persepsi masyarakat : Bagaimana perasaan masyarakat
tentang kehidupan bermasyarakat yang dirasakan di
lingkungan tempat tinggal mereka
 Persepsi perawat : Berupa penyataan umum tentang kondisi
kesehatan dari masayarakat, apa yang masalah potensial
yang dapat diidentifikasi dan apa yang menjadi kekuatan
dari kondisi kesehatan masyarakat tersebut.
Sumber : IPKKI ( 2017) dan Nies & McEwen (2019)

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 23


METODE PENGUMPULAN DATA

Winshield Survey Windshield survey dilakukan dengan berjalan-jalan


dilingkungan komunitas untuk menemukan gambaran tentang
kondisi dan situasi yang terjadi di komunitas, lingkungan
sekitar komunitas, kehidupan komunitas dan karakteristik
penduduk yang ditemui di jalan saat survey dilakukan.
Key Informants Wawancara informan melibatkan warga masyarakat yang
merupakan informan kunci atau anggota masyarakat.
Informan kunci adalah individu yang memiliki posisi kekuasaan
atau pengaruh dalam masyarakat seperti pemimpin dalam
masyarakat. Contoh: wawancara dengan tokoh masyarakat,
Kepala Desa
Partisipan Suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh observer
observation dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang
yang akan diobservasi dalam jangka waktu tertentu. Observer
berlaku sungguh-sungguh seperti anggota dari kelompok yang
akan diobservasi.
Pada metode ini obeserver dengan sengaja berusaha
memahami pengaturan sosial dan kondisi tanpa memanipulasi
mereka dengan cara apa pun seperti mengajukan pertanyaan
atau intervensi.
Literatur review Data yang berasal dari tinjauan pustaka (seperti buku, artikel)
berhubungan dengan masalah tertentu yang dikumpulkan lalu
di analisis dan interpretasi.
Survey Survey digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang
masyarakat. Survey dilakukan pada sampel acak dari populasi
yang ditargetkan dengan menanyakan pertanyaan tertentu.
Data yang dikumpulkan akan dianalisis dengan pola tertentu.
Contoh: mengumpulkan data dengan menggunakan kuisioner
Focus Group sekelompok kecil orang yang berkumpul bersama dan memiliki
karakteristik atau pengalaman tertentu yang sama. Pada fokus
grup diajukan pertanyaan terbuka kepada kelompok, dan
kelompok didorong untuk mendiskusikan pendapat secara
interaktif.
Archival Data Data yang menggambarkan kesehatan masyarakat seperti data
statistik vital. Data ini dapat dijadikan sebagai latar belakang
informasi kesehatan komunitas dan dapat digunakan untuk
menganalisa perubahan ukuran dan jumlah populasi.
Contoh : laporan jumlah penduduk, jumlah angka kesakitan,
angka kematian dan jumlah penyakit terbanyak
Sumber : (Hunt, 2008) (Ervin, 2002)
STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 24


Proses Kelompok Penyelesaian masalah berdasarkan sumber daya yang dimiliki
(Group Process) oleh kelompok ketika pendekatan secara individu tidak
mampu memecahkan suatu masalah. Proses kelompok ini
dikenal dengan pembentukan kelompok swabantu, kader
kesehatan atau kelompok peduli kesehatan.
Contoh : karang taruna, kelompok peduli TB, kelompok peduli
remaja

Pendidikan Upaya pembelajaran pada masyarakat untuk meningkatkan


Kesehatan (Health kesadaran, kemauan untuk meningkatkan dan memilihara
Education) kesehatannya. Melalui pendidikan kesehatan perawat
komunitas berfungsi sebagai edukator dalam mencegah dan
mengendalikan penyakit sebagai bagian dari asuhan
keperawatan.
Contoh : pendidikan kesehatan tentang seks pranikah bagi
remaja

Pemberdayaan Proses pemberian dorongan kepada masyarakat agar


(Empowerment) berpartisipasi aktif dalam memelihara kesehatannya
Contoh bentuk pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari
berbagai jenis upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) seperti posyandu, posbindu, tanaman obat keluarga
Kemitraan Hubungan kerjasama antara dua pihak atau lebih yang saling
(Partnetship) menguntungkan dan saling meningkatkan kapasitas dan
kemampuan masarakat dalam rangka pencegahan dan
pengendalian penyakit.
Contoh : Kerjasama dengan LSM atau NGO

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 25


SURVEY MAWAS DIRI (SMD) &
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)

A. SURVEY MAWAS DIRI (SMD)

Survei Mawas Diri (SMD) dilaksanakan oleh sekelompok warga masyarakat yang telah ditunjuk
dalam pertemuan tingkat desa. Informasi tentang masalah kesehatan di desa dapat diperoleh
sebanyak mungkin dari Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di desa tersebutWaktu dan Cara
Pelaksanaan SMD

Waktu SMD dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan pertemuan tingkat desa. Sedangkan
untuk cara pelaksanaannya dengan melakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengunjungi rumah untuk wawancara atau diskusi dengan kepala/anggota keluarga sekaligus
mengamati (observasi) terhadap rumah/tempat-tempat umum dan lingkungannya.

Cara lain yang dapat dilakukan adalah melalui diskusi kelompok terarah yang menghadirkan
para wakil masyarakat.

Hal-hal yang perlu dicermati ketika melakukan SMD yaitu antara lain:
1. Permasalahan kesehatan lingkungan;
2. Perilaku hidup bersih dan sehat;
3. Permasalahan kesehatan ibu dan anak;
4. Status gizi, dan lain-lain.
5. Potensi atau kemampuan yang ada di desa tersebut.

Perumusan Masalah pada SMD


Kelompok pelaksana Survei Mawas Diri dengan bimbingan bidan di desa mengolah data
masalah kesehatan yang telah dikumpulkan (hasil SMD) secara sederhana sehingga dapat
diperoleh perumusan masalah kesehatan dan prioritas masalah kesehatan di wilayahnya.

Output Survei Mawas Diri

Hasil survei adalah gambaran desa berikut isinya (masyarakat dan lingkungannya) dan dibawa
pada waktu Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Gambaran tersebut berupa identifikasi
berbagai masalah kesehatan (termasuk penyebab masalah dan faktor yang mempengaruhi)
serta daftar potensi di desa yang dapat didayagunakan dalam mengatasi masalah-masalah
kesehatan yang ada di desa tersebut.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 26


B. MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah pertemuan perwakilan warga desa beserta tokoh
masyarakatnya dan para petugas untuk membahas hasil Survei Mawas Diri dan merencanakan
penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil survei mawas diri.

Tujuan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


1. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya;
2. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui pelaksanaan
Desa Siaga dan Poskesdes;
3. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan,
melaksanakan desa siaga dan poskesdes

Peserta, Tempat dan Waktu Pelaksanaan MMD


MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas Puskesmas dan sektor terkait di
tingkat kecamatan (Seksi-seksi pemerintahan dan pembangunan, BKKBN, Pertanian, Agama dan
lain-lain). MMD dilaksanakan di Balai Desa atau tempat pertemuan lain yang ada di desa. MMD
dilaksanakan segera setelah Survei Mawas Diri (SMD) dilaksanakan.

Kader/tokoh masyarakat membantu kepala desa menyebarkan hasil musyawarah/MMD berupa


rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan dan membantu menindaklanjuti untuk
kegiatan-kegiatan selanjutnya.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 27

Anda mungkin juga menyukai