Anda di halaman 1dari 58

Pertemuan 2

Tutor : Ns. Nurul Fauziah, S.Kep, MMedEd

Waktu: 2 x 60 menit

1. Mengetahui peraturan perundang-undangan kesehatan dan nawacita yang b.d kesehatan


a. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan (Kesehatan Ibu dan Anak, Kesehatan Lansia,
Kesehatan Remaja, Nikotin dan tembakau dan rokok, Definisi kematian,
Psikiatri/Kedokteran jiwa, Peraturan Rekam Medis/Informed Consent)  pasal 5 ayat 2,
pasal 75, pasal 131, pasal 150 ayat 1,
b. UU No. 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
c. Nawacita yang b.d kesehatan

2. Mengetahui program kerja Kemenkes RI:


a. Visi Misi Kemenkes RI
b. Strategi Program Kemenkes
c. Nilai-nilai
d. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2020 - 2024)
e. Landasan, Arah dan Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional
f. Sejarah Hari Kesehatan Nasional (HKN) dan temanya pada tahun 2017, 2018, 2019, 2020
g. Nusantara sehat

3. Mengetahui SDGs, MDGs Germas dan Gentas:


a. SDGs
b. MDGs
c. Germas
d. Gentas
e. Desa siaga
f. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

4. Mengetahui program Posbindu PTM (penyakit tidak menular):


a. Bentuk kegiatan Posbindu PTM
b. Pengelompokan tipe Posbindu
c. Deteksi dini PTM
d. Faktor resiko PTM

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 1


e. Langkah-langkah penyelenggaraan Posbindu PTM
f. Alur tindak lanjut Posbindu PTM
g. Pembinaan
h. CERDIK

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 2


Setelah pertemuan II, peserta mampu:
5. Mengetahui peraturan perundang-undangan kesehatan dan nawacita yang b.d kesehatan
d. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan (Kesehatan Ibu dan Anak, Kesehatan Lansia,
Kesehatan Remaja, Nikotin dan tembakau dan rokok, Definisi kematian,
Psikiatri/Kedokteran jiwa, Peraturan Rekam Medis/Informed Consent)  pasal 5 ayat 2,
pasal 75, pasal 131, pasal 150 ayat 1,
e. UU No. 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
f. Nawacita yang b.d kesehatan

6. Mengetahui program kerja Kemenkes RI:


h. Visi Misi Kemenkes RI
i. Strategi Program Kemenkes
j. Nilai-nilai
k. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2020 - 2024)
l. Landasan, Arah dan Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional
m. Sejarah Hari Kesehatan Nasional (HKN) dan temanya pada tahun 2017, 2018, 2019, 2020
n. Nusantara sehat

7. Mengetahui SDGs, MDGs Germas dan Gentas:


g. SDGs
h. MDGs
i. Germas
j. Gentas
k. Desa siaga
l. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

8. Mengetahui program Posbindu PTM (penyakit tidak menular):


i. Bentuk kegiatan Posbindu PTM
j. Pengelompokan tipe Posbindu
k. Deteksi dini PTM
l. Faktor resiko PTM
m. Langkah-langkah penyelenggaraan Posbindu PTM
n. Alur tindak lanjut Posbindu PTM
o. Pembinaan
p. CERDIK

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 3


Peraturan Perundang-Undangan Kesehatan Dan Nawacita

A. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan


UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan adalah UU yang didasarkan pada UUD 1945
pasal 20, 28H ayat (1) dan pasal 34 ayat (3).
Berikut adalah resume UU No. 36 tahun 2009:
BAB Pasal Topik
I Ketentuan Umum
1 Berisi tentang definisi-definisi dari beberapa terminologi penting
dalam UU tersebut.
Poin umum yang biasa diperhatikan dalam pasal ini adalah definisi
kesehatan, tenaga kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, upaya
kesehatan, pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.

II Asas dan Tujuan


2 Asas yang digunakan:
a. Perikemanusiaan,
b. Keseimbangan,
c. Manfaat,
d. Pelindungan,
e. Penghormatan terhadap hak dan kewajiban,
f. Keadilan,
g. Gender
h. Nondiskriminatif dan norma-norma agama.

3 Tujuan pembangunan kesehatan:


Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

III Hak dan Kewajiban


4-8 Berisi tentang hak-hak warga negara atas penyelenggaraan
kesehatan. Inti:
1. Pasal 5: hak akses atas sumber daya kesehatan, memperoleh
pelayanan kesehatan, menentukan yankes yang diinginkan
2. Pasal 6: hak atas lingkungan yang sehat
3. Pasal 7: ha katas informasi dan edukasi kesehatan
4. Pasal 8: hak atas informasi tentang kesehatan pribadi

9-13 Berisi tentang kewajiban warga negara dalam pembangunan

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 4


kesehata. Inti:
1. Pasal 9-12: mewujudkan, mempertahankan, dan
meningkatkan derajat kesehatan meliputi upaya kesehatan
perseorangan, upaya kesehatan masyarakat, dan
pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Pasal 13: wajib mengikuti JKN

IV Kewajiban pemerintah
14-20 1. Pasal 14: pemerintah wajib menyelenggarakan yankes yang
terjangkau
2. Pasal 15: tanggungjawab pemerinta atas ketersediaan
lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun
sosial
3. Pasal 16: tanggungjawab pemerintah atas ketersediaan
sumber daya kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh
masyarakat
4. Pasal 17: tanggungjawab pemerintah atas ketersediaan akses
terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan
kesehatan
5. Pasal 18: tanggungjawab pemerintah untuk memberdayakan
dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk
upaya kesehatan.
6. Pasal 19: tanggungjawab pemerintah atas ketersediaan
segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien,
dan terjangkau.
7. Pasal 20: tanggungjawab pemerintah untuk
menyelenggarakan jamsos

V Sumber daya bidang kesehatan


21-29 Tentang tenaga kesehatan, inti:
1. Pasal 21: pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga
kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.
2. Pasal 22: kewajiban nakes memiliki kualifikasi minimum
3. Pasal 23: wewenang nakes untuk menyelenggarakan yankes
sesuai bidang keahlian dengan izin pemerintah
4. Pasal 24: Nakes penyelenggara yankes harus memenuhi
ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna
pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar
prosedur operasional.
5. Pasal 25: pemerintah menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan untuk meningkatkan mutu nakes
6. Pasal 26: pemerintah mengatur penempatan tenaga

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 5


kesehatan untuk pemerataan pelayanan kesehatan.
7. Pasal 27: hak nakes atas imbalan dan pelindungan hukum,
kewajiban nakes untuk mengembangkan dan meningatkan
pengetahuan dan keterampilannya
8. Pasal 28: Untuk kepentingan hukum, tenaga kesehatan wajib
melakukan pemeriksaan kesehatan atas permintaan penegak
hukum sesuai bidang ilmunya
9. Pasal 29: mediasi atas kelalaian oleh nakes

30-35 Tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan, inti:


1. Pasal 30: jenis yankes (perseorangan dan masyarakat) yang
terdiri dari yankes tingkat pertama, kedua, ketiga yang
dilaksanakan oleh pemerintah, pemda atau swasta sesuai
ketentuan dan izin dari pemerintah atau pemda
2. Pasal 31: kewajiban fasyankes
3. Pasal 32: kewajiban fasyankes memberikan layanan dalam
keadaan darurat bagi masyarakat, dilarang menolak pasien
dan atau menolak uang muka.
4. Pasal 33: pimpinan penyelenggara yankes harus memiliki
kompetensi manajemen kesehatan masyarakat
5. Pasal 34: pimpinan penyelenggara yankes harus memiliki
kompetensi manajemen perseorangan
6. Pasal 35: Pemerintah daerah dapat menentukan jumlah dan
jenis fasilitas pelayanan kesehatan serta pemberian izin
beroperasi di daerahnya berdasarkan:
a. Luas wilayah;
b. Kebutuhan kesehatan;
c. Jumlah dan persebaran penduduk;
d. Pola penyakit;
e. Pemanfaatannya;
f. Fungsi sosial;
g. Kemampuan dalam memanfaatkan teknologi.

36-41 Tentang perbekalan kesehatan, inti:


1. Pasal 36: Pemerintah menjamin ketersediaan, pemerataan
dan keterjangkauan perbekalan kesehatan, terutama obat
esensial termasuk pada masa darurat
2. Pasal 37: Pengelolaan perbekalan kesehatan berupa obat
esensial dan alat kesehatan dasar tertentu dilaksanakan
dengan memperhatikan kemanfaatan, harga, dan faktor yang
berkaitan dengan pemerataan
3. Pasal 38: Pemerintah mendorong dan mengarahkan
pengembangan perbekalan kesehatan dengan
memanfaatkan potensi nasional yang tersedia.

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 6


4. Pasal 40: terdapat beberapa poin dalam pasal ini yaitu:
a. Pemerintah menyusun daftar dan jenis obat yang secara
esensial harus tersedia bagi kepentingan masyarakat,
b. Daftar obat disempurnakan sekali 2 tahun
c. Kebijakan khusus perbekalan kesehatan pada keadaan
darurat
d. Ketersediaan obat generic yang termasuk dalam daftar
obat esensial nasional harus terjamin ketersediaannya
dan harga ditetapkan oleh pemerintah
5. Pasal 41: Pemda berwenang merencanakan kebutuhan
perbekalan kesehatan sesuai dengan kebutuhan daerahnya.

42-45 Terkait: Teknologi dan Produk Teknologi


1. Pasal 42: definisi teknologi kesehatan
2. Pasal 43: Pemerintah membentuk lembaga yang bertugas
dan berwenang melakukan penapisan, pengaturan,
pemanfaatan, serta pengawasan terhadap penggunaan
teknologi dan produk teknologi.
3. Pasal 44: uji coba teknologi atau produk teknologi terhadap
manusia atau hewan dalam mengembangkan teknologi
4. Pasal 45: Larangan dalam mengembangkan teknologi
dan/atau produk teknologi yang dapat berpengaruh dan
membawa risiko buruk terhadap kesehatan masyarakat.

VI Upaya Kesehatan
46-51 Bagian umum terkait dengan:
1. Pasal 46-47: upaya kesehatan (perseorangan dan
masyarakat) diselenggarakan dalam bentuk pendekatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative
2. Pasal 48: macam-macam kegiatan terkait upaya kesehatan
(halaman 19)
3. Pasal 49: Pemerintah, pemda dan masyarakat bertanggung
jawab atas penyelenggaraan upaya kesehatan.
4. Pasal 50: Pemerintah dan pemda bertanggung jawab
meningkatkan dan mengembangkan upaya kesehatan.
5. Pasal 51: Upaya kesehatan diselenggarakan untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi
individu atau masyarakat.

52-55 Pelayanan kesehatan – Pemberian Pelayanan (1)


1. Pasal 52: Yankes terdiri atas yankes perseorangan dan
msyarakat yang meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitative
2. Pasal 53: tujuan yankes:

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 7


a. Yankes perseorangan: untuk menyembuhkan penyakit
dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga
b. Yankes masyarakat: untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan
masyarakat
3. Pasal 54: pemerintah mengawasi dan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara bertanggung jawab, aman,
bermutu, serta merata dan nondiskriminatif.
4. Pasal 55: Pemerintah wajib menetapkan standar mutu
pelayanan kesehatan.

56-58 Pelayanan kesehatan – Perlindungan pasien (2)


1. Pasal 56: Hak setiap orang untuk menerima atau menolak
sebagian atau seluruh tindakan pertolongan setelah
menerima dan memahami informasi mengenai tindakan
tersebut secara lengkap kecuali pada kondisi penyakit
menular, tidak sadar, gangguan mental
2. Pasal 57: hak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang
telah dikemukakan kepada penyelenggara yankes kecuali atas
perintah undang-undang; perintah pengadilan; izin yang
bersangkutan; kepentingan masyarakat; atau kepentingan
orang tersebut
3. Pasal 58: hak menuntut ganti rugi terhadap seseorang,
tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang
menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian
yankes yang diterimanya kecuali terhadap tindakan
penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang
dalam keadaan darurat.

59-61 Pelayanan kesehatan – Pelayanan Kesehatan Tradisional (3)


1. Pasal 59: yankes tradisional terdiri atas yankestra
keterampilan dan yankestra ramuan yang dibina oleh
pemerintah
2. Pasal 60: pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan
alat dan teknologi harus mendapat izin dari lembaga
kesehatan yang berwenang
3. Pasal 61: Masyarakat boleh mengembangkan, meningkatkan
dan menggunakan yankes tradisional yang dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.

62 Pelayanan kesehatan – Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan


Penyakit (4)
Pasal 62: pengertian peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit (halaman 24)

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 8


63-70 Pelayanan kesehatan – Penyembuhan Penyakit dan Pemulihan
Kesehatan (5)
1. Pasal 63: Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
dilakukan dengan pengendalian, pengobatan, dan/atau
perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan keamanannya
2. Pasal 64-70: Penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan dapat dilakukan melalui transplantasi organ
dan/atau jaringan tubuh (untuk tujuan kemanusiaan bukan
komersil), implan obat dan/atau alat kesehatan, bedah
plastik dan rekonstruksi, serta penggunaan sel punca.
Terdapat larangan jual beli organ tubuh.

71-77 Pelayanan kesehatan – Kesehatan Reproduksi (6)


1. Pasal 71: definisi kespro dan cakupannya yaitu : saat sebelum
hamil, hamil, melahirkan, dan sesudah melahirkan;
pengaturan kehamilan, alat konstrasepsi, dan kesehatan
seksual; dan kesehatan sistem reproduksi.
2. Pasal 72: hak-hak terkait kespro (halaman 28)
3. Pasal 73: Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana
informasi dan yankespro yang aman, bermutu, dan
terjangkau termasuk KB.
4. Pasal 74: yankespro dan reproduksi terbantu harus dilakukan
secara aman
5. Pasal 75: pelarangan aborsi kecuali atas indikasi medis dan
kehamilan akibat permerkosaan
6. Pasal 76: syarat tindakan aborsi yang diperbolehkan
7. Pasal 77:Pemerintah wajib melindungi dan mencegah
perempuan dari aborsi yang tidak sesuai UU

78 Pelayanan kesehatan – Keluarga Berencana (7)


Pasal 78: tujuann yankes KB adalah untuk mengatur kehamilan bagi
PUS, pemerintah bertanggungjawab menyelenggarakannya

79 Pelayanan kesehatan – Kesehatan Sekolah (8)


Pasal 79: bertujuan untuk meningatkan kesehatan peserta didik baik
di sekolah formal maupun informal

80-81 Pelayanan kesehatan – Kesehatan Olahraga (9)


1. Pasal 80: ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 9


kebugaran jasmani masyarakat.
2. Pasal 81: kesehatan olahraga mengutamakan tindakan
promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan
rehabilitatif

82-85 Pelayanan kesehatan – Pelayanan Kesehatan pasa bencana (10)


1. Pasal 82: pemerintah, pemda, dan masyarakat bertanggung
jawab atas ketersediaan sumber daya, fasilitas, dan
pelaksanaan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
berkesinambungan pada bencana.
2. Pasal 83: pemberi yankes pada bencana harus ditujukan
untuk penyelamatan nyawa, pencegahan kecacatan lebih
lanjut, dan kepentingan terbaik bagi pasie. Pemberi yankes
dilindungi pleh pemerintah
3. Pasal 85: pemberi yankes saat bencana dilakuakn oleh
pemerintah maupun swasta

86-92 Pelayanan kesehatan – Pelayanan darah (11)


1. Pasal 86: pelayanan darah adalah untuk kemanusiaan bukan
komersil, darah diperoleh dari pendonor secara sukarela dan
harus dilakukan pemeriksaan laboratotium sebelumnya
2. Pasal 87: penyelenggara donor darah adalah Unit Transfusi
Darah
3. Pasal 88: Cakupan pelayanan transfusi darah
4. Pasal 89: Menteri mengatur standar dan persyaratan
pengelolaan darah untuk pelayanan transfusi darah.
5. Pasal 90: Pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan
pelayanan darah yang aman, mudah diakses, dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Darah tidak diperjualbelikan
6. Pasal 91: pengolahan dan produksi komponen darah

93-94 Pelayanan kesehatan – Kesehatan gigi dan mulut (12)


1. Pasal 93: bentuk yankes gigi mulut yaitu peningkatan
kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan
penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi
2. Pasal 94: pemerintah dan pemda wajib menjamin yankes gigi
mulut

95-96 Pelayanan kesehatan – Penanggulangan Gangguan Penglihatan


dan Gangguan Pendengaran (13)
Pasal 95: cakupan yankes Pelayanan kesehatan Penanggulangan
Gangguan Penglihata dan Gangguan Pendengaran adalah promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative yang b.d penglihatan dan
pendengaran

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 10


97 Pelayanan kesehatan – Kesehatan Matra (14)
Pasal 97: Kesehatan matra meliputi kesehatan lapangan, kesehatan
kelautan dan bawah air, serta kesehatan kedirgantaraan.

98-108 Pelayanan kesehatan – Pengamanan dan Penggunaan


Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (15)
1. Pasal 98: syarat Sediaan farmasi dan alat kesehatan
2. Pasal 99-101: pelestariaan sumber sediaan farmasi dan
obatra dari alam, masyarakat diperbolehkan mengolah
sediaan farmasi dan obatra dengan bertanggungjawab dan
dijamin oleh pemerintah.
3. Pasal 102-103: sediaan farmasi berupa narkotika psikotropika
digunakan dengan resep dokter atau dokter gigi, diolah
sesuai standard dan syarat tertentu
4. Pasal 104: Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya,
penggunaan obatra harus rasional
5. Pasal 105: sediaan farmasi harus sesuai farmakope dan
sediaan obatra harus memenuhi standar
6. Pasal 106: izin edar sediaan farmasi dan alkes
7. Pasal 108: praktik kefarmasian

109-112 Pelayanan kesehatan – Pengamanan Makanan dan Minuman (16)


1. Pasal 109: keamanan makanan minuman hasil rekayasa
genetika
2. Pasal 110: larangan klaim palsu atas makanan dan minuman
olahan teknologi
3. Pasal 111: standar penggunaan dan pemasaran makanan dan
minuman untuk masyarakat
4. Pasal 112: Pemerintah berwenang dan bertanggung jawab
mengatur dan mengawasi produksi, pengolahan,
pendistribusian makanan, dan minuman

113-116 Pelayanan kesehatan – Pengamanan Zat Adiktif (17)


1. Pasal 113: pengamanan penggunaan, produksi dan peredaran
bahan yang mengandung zat adiktif
2. Pasal 114: peringatan kesehatan pada kemasan rokok di
Indonesia
3. Pasal 115: kawasan tanpa rokok

117-125 Pelayanan kesehatan – Bedah Mayat (18)


1. Pasal 117: definisi “mati”

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 11


2. Pasal 118: identifikasi mayat tidak dikenal
3. Pasal 119: bedah mayat klinis untuk kepentingan penelitian
dan pengembangan yankes
4. Pasal 120: bedah mayat anatomis untuk kepentingan
pendidikan kedokteran dan biomedik
5. Pasal 121: bedah mayat klinis dan anatomis dilakukan oleh
dokter yang ahli dan berwenang
6. Pasal 122: bedah mayat forensic untuk kepentingan
penegakan hukum
7. Pasal 123: pemanfaatan organ donor pada tubuh dengan
kematian batang otak
8. Pasal 124: bedah mayat sesuai norma
9. Pasal 125: bedah mayat pada korban tindak pidana

VII KESEHATAN IBU, BAYI, ANAK,


REMAJA, LANJUT USIA, DAN PENYANDANG CACAT
126-135 Kesehatan ibu, bayi, dan anak
1. Pasal 126: upaya kesehatan ibu (promotif, preventif, kuratif,
rehabilitative)
2. Pasal 127: upaya kehamilan diluar cara alamiah
3. Pasal 128-129: hak bayi atas ASI, fasilitas khusus untuk ibu
menyusui di tempat kerja dan umum, kebijakan pemerintah
terkait
4. Pasal 130: imunisasi lengkap bayi dan anak
5. Pasal 131: upaya pemeliharaan bayi dan anak sejak dalam
kandungan, dilahirkan, setelah dilahirka s.d 18 tahun
6. Pasal 132: membesarkan dan mengasuh anak yang dilahirkan
7. Pasal 133: hak bayi dan anak untuk dilindungi dari
diskriminasi dan tindakan kekerasan
8. Pasal 134: standar dan atau kriteria kesehatan bayi dan anak
9. Pasal 135: tempat dan sarana bermain anak

136-137 Kesehatan Remaja


1. Pasal 136: cakupan upaya kesehatan remaja termasuk
reproduksi
2. Pasal 137: jaminan agar remaja memperoleh edukasi,
informasi dan layanan kesehatan remaja

138-140 Kesehatan Lanjut Usia dan Penyandang Cacat


1. Pasal 138: tujuan pemeliharaan kesehatan bagi lansia
2. Pasal 139: tujuan pemeliharaan kesehatan penyandang cacat

VIII GIZI

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 12


141-143 1. Pasal 141: cakupan upaya peningkatan mutu gizi
2. Pasal 142: upaya perbaikan gizi sejak dalam kandungan
sampai lansia (kelompok rawan)
3. Pasal 143: peningkatan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terkait gizi oleh pemerintah

IX KESEHATAN JIWA
144-151 1. Pasal 144: tujuan upaya kesehatan jiwa (preventif, promotif,
kuratif, rehabilitative). Upaya kesehatan jiwa berebasis
masyarakat adalah tj pemerintah, pemda dan masyarakat
2. Pasal 145: jaminan upaya kesehatan di tempat kerja
3. Pasal 146: informasi dan edukasi yang benar mengenai
kesehatan jiwa kepada msyarakat
4. Pasal 147: upaya penyembuhan penderita gangguan jiwa
5. Pasal 148: hak penderita gangguan jiwa sebagai warga negara
6. Pasal 149: pengobatan dan perawatan penderita gangguan
jiwa yang menggelandang, terlantar dan membahayakan
7. Pasal 150: pemeriksaan kesehatan jiwa untuk kepentingan
penegakan hukum, status kecakapan hukum orang yang
diduga gangguan jiwa

X PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR


152-157 Penyakit Menular
1. Pasal 152: upaya pencegahan, pengendalian, dan
pemberantasan penyakit menular serta akibat yang
ditimbulkannya, dilakukan oleh pemerintah, pemda dan
masyarakat
2. Pasal 153: ketersediaan imunisasi untuk pencegahan penyakit
menular
3. Pasal 154-155: pengumuman dan surveilans penyakit
menular, dan karantina oleh pemerintah dan pemda
4. Pasal 156: pernyataan wilayah dengan wabah, letusan atau
KLB oleh pemerintah
5. Pasal 157: pencegahan penyakit menular dilakukan oleh
masyarakat dan pemerintah melalui PHBS

158-161 Penyakit tidak menular


1. Pasal 158: upaya pencegahan, pengendalian, dan
penanganan penyakit tidak menular
2. Pasal 159: Pengendalian penyakit tidak menular dilakukan
dengan pendekatan surveilan faktor risiko, registri penyakit,
dan surveilan kematian
3. Pasal 160: komunikasi, informasi, dan edukasi yang benar

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 13


tentang faktor risiko penyakit tidak menular
4. Pasal 161: Manajemen pelayanan kesehatan penyakit tidak
menular

XI KESEHATAN LINGKUNGAN
162-163 1. Pasal 162: Tujuan upaya kesling
2. Pasal 163: jaminan ketersediaan lingkungan yang sehat dan
tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan yang berasal
dari bernagai unsur

XII KESEHATAN KERJA


164-166 1. Pasal 164: Tujuan upaya kesehatan kerja di sektor formal,
informal, dan TNI yang sesuai standar kesehatan kerja.
Tanggung jawab atas kecelakaan kerja oleh pengelola
2. Pasal 165: teknis pelaksanaak kesehatan kerja oleh pengelola
dan pekerja
3. Pasal 166: jaminan kesehatan kerja dari majikan

XIII PENGELOLAAN KESEHATAN


167 Pasal 167: pengelolaan kesehatan oleh pemerintah, pemda dan atau
masyarakat yang dilakukan secara berjenjang di pusat dan daerah

XIV INFORMASI KESEHATAN


168-169 1. Pasal 168: pentingnya informasi kesehatan
2. Pasal 169: kemudahan akses informasi kesehatan bagi
masyarakat

XV PEMBIAYAAN KESEHATAN
170-173 1. Pasal 170: tujuan dan unsur-unsur pembiayaan kesehatan
3. Pasal 171: besar anggaran kesehatan 5% dari APBN dan 10%
dari RAPBD di luar gaji
4. Pasal 172: alokasi pembiayaan kesehatan
5. Pasal 173: alokasi pembiayaan kesehatan swasta dimobilisasi
melalui JSN atau asuransi kesehatan komersial

XVI PERAN SERTA MASYARAKAT


174 Pasal 174: Peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan

XVII BADAN PERTIMBANGAN KESEHATAN


175-176 Nama dan Kedudukan
1. Pasal 175: Badan pertimbangan kesehatan merupakan badan
independen, yang memiliki tugas, fungsi, dan wewenang di
bidang kesehatan.

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 14


2. Pasal 176: kedudukan badan pertimbangan kesehatan
nasional dan daerah

177 Peran, tugas dan wewenang


1. Pasal 177: peran dan wewenang BPKN dan BPKD

XVIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


178-181 Pembinaan
1. Pasal 178: pembinaan terhadap masyarakat dan terhadap
setiap penyelenggara kegiatan yang berhubungan dengan
sumber daya kesehatan di bidang kesehatan dan upaya
kesehatan.
2. Pasal 179: tujuam pembinaan
3. Pasal 180: Pemerintah dan pemda dapat memberikan
penghargaan kepada orang atau badan yang telah berjasa
dalam setiap kegiatan mewujudkan tujuan kesehatan

182-188 Pengawasan
1. Pasal 182: aktivitas Menteri dalam pengawasan terhadap
masyarakat dan setiap penyelenggara kegiatan yang
berhubungan dengan sumber daya di bidang kesehatan dan
upaya kesehatan.
2. Pasal 183: penunjukan tenaga pengawas untuk melakukan
pengawasan terhadap sumber daya di bidang kesehatan dan
upaya kesehatan.
3. Pasal 184-187: fungsi tenaga pengawas dan teknis
pengawasan
4. Pasal 188: tindakan administrative oleh Menteri terhadap
tenaga kesehatan dan faskes yang melanggar ketentuan
Undang-Undang

XIX PENYIDIKAN
189 Pasal 189: wewenang khusus PNS bidang kesehatan tertentu sebagai
penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang
kesehatan. Cakupan wewenang penyidik.

XX KETENTUAN PIDANA
190-201 1. Pasal 190: denda terhadap tenakes yang dengan sengaja
tidak memberikan pertolongan pertama terhadap pasien
yang dalam keadaan gawat darurat
2. Pasal 191: sanksi bagi pihak yang menyelenggarakan
pengobatan tradisional dengan alat dan teknologi tanpa izin
3. Pasal 192: sanksi jual beli organ atau jaringan tubuh

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 15


4. Pasal 193: sanksi bedah plastic dan rekonstruksi untuk
mengubah identitas
5. Pasal 194: sanksi aborsi yang tidak sesuai ketentuan
6. Pasal 195: sanksi jual beli darah
7. Pasal 196: sanksi memproduksi atau mengedarkan sediaan
farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi
standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau
kemanfaatan, dan mutu
8. Pasal 197: sanksi memproduksi atau mengedarkan sediaan
farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar
9. Pasal 198: sanksi praktik kefarmasian oleh orang yang bukan
ahli dan tidak berwenang
10. Pasal 199: sanksi kemasan rokok tanpa peringatan kesehatan
dan merokok di kawasan tanpa rokok
11. Pasal 200: sanksi menghalangi program ASI eksklusif

XXI KETENTUAN PERALIHAN (pasal 202-203)

XXII KETENTUAN PENUTUP (pasal 204-205)

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 16


B. UU No. 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
Undang-Undang No. 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan adalah UU yang
didasarkan pada Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 serta Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.

Berikut adalah resume UU NO. 36 tahun 2014:

BAB Pasal Topik


I Ketentuan Umum
1-3 1. Pasal 1: Berisi tentang definisi-definisi dari beberapa
terminologi penting dalam UU tersebut. Poin umum yang
biasa diperhatikan dalam pasal ini adalah definisi tenaga
kesehatan, asisten tenaga kesehatan, fasilitas yankes,
kompetensi dan lain-lain
2. Pasal 2: asas UU No. 36 tahun 2014
3. Pasal 3: tujuan UU No. 36 tahun 2014

II TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH


4-7 1. Pasal 4: tanggung jawab pemerintah dan pemda terhadap
mutu, kebutuhan dan perlindungan tenakes dalam
menjalankan praktik
2. Pasal 5: wewenang pemerintah terhadap tenakes
3. Pasal 6: wewenang pemprov terhadap tenakes
4. Pasal 7: wewenang pemda kota/kabupaten terhadap
tenakes
III KUALIFIKASI DAN PENGELOMPOKAN TENAGA KESEHATAN
8-12 1. Pasal 8: nakes tdd tenaga kesehatan dan asisten nakes
2. Pasal 9: kualifikasi minimum nakes adalah D3 kecuali
tenaga medis
3. Pasal 10: kualifikasi asisten nakes minimum pendidikan
menengah kesehatan, bekerja di bawah supervisi nakes
4. Pasal 11: kelompok nakes (13 kelompok dengan sub
kelompoknya)
5. Pasal 12: Menteri dapat menetapkan jenis Tenaga
Kesehatan lain dalam setiap kelompok sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11.

IV PERENCANAAN, PENGADAAN, DAN PENDAYAGUNAAN


13-16 Perencanaan
1. Pasal 13: Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib
memenuhi kebutuhan Tenaga Kesehatan secara merata
2. Pasal 14: Menteri menetapkan kebijakan dan menyusun

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 17


perencanaan Tenaga Kesehatan sesuai kebutuhan Tenaga
Kesehatan secara nasional.
3. Pasal 15: faktor yang diperhatikan dalam menyusun
perencanaan Tenaga Kesehatan

17-21 Pengadaan
1. Pasal 17: pengadaan tenakes melalui pendidikan tinggi
bidang kesehatan dan faktor-faktor yang perlu
diperhatikan
2. Pasal 18: penyelenggaraan pendidikan tinggi bidang
kesehatan, pembinaan oleh mentri pendidikan, kurikulum
sesuai dengan standar nasional perguruan tinggi
3. Pasal 19: kuota penerimaan mahasiswa di PT untuk
menjamin mutu lulusan
4. Pasal 20: penyusunan standar nasional pendidikan tinggi
bidang kesehatan
5. Pasal 21: Uji kompetensi mahasiswa bidang kesehatan
dan standar kompetensi kerja

22-33 Pendayagunaan
1. Pasal 22: Pendayagunaan Tenaga Kesehatan dilakukan
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsi masing-
masing
2. Pasal 23-25: penempatan Tenaga Kesehatan setelah
melalui proses seleksi penempatan oleh pemerintah dan
atau pemda
3. Pasal 26-27: Tenaga Kesehatan yang telah ditempatkan
di Fasilitas yankes wajib melaksanakan tugas sesuai
dengan Kompetensi dan kewenangannya behitu pula
dengan pemindahtugasan
4. Pasal 28: ketentuan wajib kerja kepada Tenaga Kesehatan
yang memenuhi kualifikasi akademik dan Kompetensi
untuk melaksanakan tugas sebagai nakes di daerah
khusus
5. Pasal 29: pola ikatan dinas bagi calon nakes
6. Pasal 30-31: pengembangan nakes untuk peningkata
mutu dan karier melalui pendidikan dan pelatihan
7. Pasal 32: Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Warga
Negara Indonesia ke luar negeri:

V KONSIL TENAGA KESEHATAN INDONESIA


34-43 1. Pasal 34: anatomi konsil nakes indonesia
2. Pasal 35: kedudukan konsil

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 18


3. Pasal 36-37: fungsi konsil nakes Indonesia
4. Pasal 38-39: wawanang konsil
5. Pasal 40: keanggotaan konsil
6. Pasal 41: pendanaan konsil dari APBN
7. Pasal 42-43: peraturan-peraturan terkait konsil

VI REGISTRASI DAN PERIZINAN TENAGA KESEHATAN


44-45 Registrasi
Pasal 44-45: persyaratan, masa berlaku dan syarat registrasi
ulang STR

46-47 Perizinan
1. Pasal 46: SIP nakes, syarat mendapatkan SIP
2. Pasal 47: papan nama praktik nakes

48 Pembinaan praktik
Pasal 48: pembinaan praktik terhadap nakes

49 Penegakan Disiplin Tenaga Kesehatan


Pasal 49: pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus
pelanggaran disiplin Tenaga Kesehatan kepada konsil dan sanksi
terhadap nakes ybs

VII ORGANISASI PROFESI


50-51 1. Pasal 50: keharusan membentuk organisasi profesi nakes
2. Pasal 51: kolegium organisasi profesi

VIII TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA INDONESIA LULUSAN LUAR NEGERI DAN
TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING
52 Tenaga Kesehatan Warga Negara Indonesia Lulusan Luar Negeri
Pasal 52: proses evaluasi kompetensi nakes WNI lulusan LN
untuk mendapatkan STR

53-56 Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing


1. Pasal 53: Pendayagunaan Tenaga Kesehatan warga
negara asing
2. Pasal 54: evaluasi kompetensi nakes WNA
3. Pasal 55: nakes WNA harus mempunyai STR sementara
dan SIP
IX HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN
57-59 1. Pasal 57: hak-hak nakes dalam menjalankan praktik
2. Pasal 58: kewajiban nakes dalam menjalankan praktik
3. Pasal 59: nakes yang menjalankan praktik pada Fasilitas

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 19


yankes wajib memberikan pertolongan pertama kepada
Penerima Pelayanan Kesehatan dalam keadaan gawat
darurat dan/atau pada bencana untuk penyelamatan
nyawa dan pencegahan kecacatan.

X PENYELENGGARAAN KEPROFESIAN
60-61 Umum
Pasal 60-61: tanggung jawab nakes

62-64 Kewenangan
1. Pasal 62: kewenangan nakes sesuai kompetensinya
2. Pasal 63: pelayanan nakes diluar kewenangan
diperbolehkan pada keadaan tertentu
3. Pasal 64: orang yang bukan Tenaga Kesehatan dilarang
melakukan praktik seolah-olah sebagai Tenaga Kesehatan
yang telah memiliki izin.

65 Pelimpahan Tindakan
Pasal 65: pelimpahan tindakan medis dari tenaga medis kepada
nakes

66-67 Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan Standar


Prosedur Operasional
1. Pasal 66: Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan
Standar Prosedur Operasional masing-masing nakes
2. Pasal 67: penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan selama nakes
berpraktik

68-69 Persetujuan Tindakan Tenaga Kesehatan


1. Pasal 68: persetujuan terhadap setiap tindakakan yang
dilakukan oleh nakes, cakupan penjelasan tindakan yang
dilakukan dalam setiap tindakan medis
2. Pasal 69: HAM terkait persetujuan tindakan

70-72 Rekam Medis


1. Pasal 70: rekam medis penerima yankes
2. Pasal 71: rekam medis penerima yankes adalah milik
faskes

73 Rahasia Kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan


Pasal 73: nakes wajib menjaga rahasia penerima yankes kecuali
pada kondisi tertentu

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 20


74-76 Pelindungan bagi Tenaga Kesehatan dan Penerima Pelayanan
Kesehatan
1. Pasal 74: Nakes tanpa STR tidak boleh melakukan praktik
2. Pasal 75: perlindungan hukum nakes
3. Pasal 76: pembentukan komite atau panitia atau tim
untuk kelompok nakes di lingkungan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.

XI PENYELESAIAN PERSELISIHAN
77-79 1. Pasal 77: penerima yankes dapat meminta ganti rugi atas
kerugian akibat kelalaian atau kesalahan nakes
2. Pasal 78: kelalaian nakes dalam menjalankan profesinya
terlebih dahulu diselesaikan diluar pengadilan

XII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


80-81 1. Pasal 80: pembinaan dan pengawasan kepada Tenaga
Kesehatan dilakukan oleh Pemerintah dan pemda dengan
melibatkan konsil dan Organisasi Profesi masing-masing
Tenaga Kesehatan sesuai dengan kewenangannya.
2. Pasal 81: teknis pembinaan dan pengawasan nakes

XIII SANKSI ADMINISTRATIF


82 Pasal 82: sanksi terhadap nakes dan fasilitas yankes, bentuk-
bentuk sanksi administrative

XIV KETENTUAN PIDANA


83-86 1. Pasal 83: sanksi bagi Setiap orang yang bukan Tenaga
Kesehatan melakukan praktik seolah-olah sebagai Tenaga
Kesehatan yang telah memiliki izin
2. Pasal 84: sanksi Tenaga Kesehatan yang melakukan
kelalaian berat yang mengakibatkan Penerima Pelayanan
Kesehatan luka berat
3. Pasal 85: sanksi bagi nakes yang berpraktik tanpa STR
4. Pasal 86: sanksi bagi nakes yang berpraktik tanpa izin

XV KETENTUAN PERALIHAN (pasal 87-90)


XVI KETENTUAN PENUTUP (pasal 91-96)

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 21


C. Nawacita Jilid 2
Kementerian Kesehatan berperan serta dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui
agenda prioritas Kabinet Kerja atau yang dikenal dengan Nawa Cita, sebagai berikut:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang
bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

VISI

Visi misi Kementerian Kesehatan mengikuti visi misi Presiden Republik Indonesia yaitu
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-
royong. Visi tersebut diwujudkan dengan 7 (tujuh) misi pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 22


NILAI-NILAI
1. Pro Rakyat
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan selalu
mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.
Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah
satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status sosial
ekonomi.
2. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena
pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian
Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi
aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha,
masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
3. Responsif
Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap
dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan
kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan
kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penangnganan yang berbeda pula.
4. Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah
ditetapkan dan bersifat efisien.
5. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 23


HARI KESEHATAN NASIONAL

Latar Belakang

Pada tahun 50-an banyak masyarakat yang meninggal karena malaria, sehingga
pemerintah berupaya melakukan pemberantasan malaria atau malaria eradication di seluruh
penjuru Tanah Air dengan dibentuknya Dinas Pembasmian Malaria pada bulan Januari 1963 dan
berubah nama menjadi Komando Operasi Pemberantasan Malaria (KOPEM).
Pembasmian malaria dilakukan dengan menggunakan insektisida Dichloro Diphenyl
Trichloroethane (DDT) yang disemprotkan secara massal ke rumah-rumah di seluruh Jawa, Bali,
dan Lampung. Penyemprotan secara simbolis dilakukan oleh presiden Soekarno pada tanggal
12 November 1959 di Desa Kalasan, Yogyakarta. Selanjutnya, kegiatan penyemprotan DDT juga
dibarengi dengan kegiatan pendidikan kesehatan atau penyuluhan kepada masyarakat.
Lima tahun kemudian, lebih kurang 63 juta penduduk telah mendapat perlindungan dari
penyakit malaria. Karena itu, pada tanggal 12 November 1964, keberhasilan pemberantasan
malaria tersebut diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN) pertama. Hal inilah yang
menjadi titik awal kebersamaan seluruh komponen bangsa dalam pembangunan kesehatan di
Indonesia.

Tema-Tema Hari Kesehatan Nasional 5 tahun terakhir:


 2015 : HKN ke-51 : Generasi Cinta Sehat, Siap Membangun Negri
 2016 : HKN ke-52 : Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat
 2017 : HKN ke-53 : Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku
 2018 : HKN ke-54 : Ayo Hidup Sehat Mulai dari Kita
 2019 : HKN ke-55: Generasi Sehat, Indonesia Unggul

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 24


RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL
(RPJMN) 2020-2024

RPJMN 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari RPJPN 2005-2025. Sasaran RPJMN
adalah Mewujudkan masayarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan Makmur.

Terdapat 4 pilar RPJMN:


1. Kelembagaan politik dan hokum yang mantap
2. Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat
3. Struktur ekonomi yang semakin maju dna kokoh
4. Terwujudnya keanekaragaman hayati yang terjaga

Tema RPJMN: Indonesia Berpenghasilan Tinggi yang sejahtera, Adil dan Berksinambungan

7 Agenda Pembangunan RPJMN 2020-2024:


1. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas
2. Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan
3. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing
4. Membangun kebudayaan dan karakter bangsa
5. Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan
dasar
6. Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencan dan perubahan iklim
7. Memperkuat stabilitas polhukhankam dan transformasi pelayanan public

Untuk mempercepat pencapaian target RPJMN 2020-2024 telah ditetapkan 6 (enam)


pengarustamaan (mainstreaming) :
1. Kesetaraan Gender
2. Tata kelola pemerintahan yang baik
3. Pembangunan berkelanjutan
4. Kerentanan bencana dan perubahan iklim
5. Modal social dan budaya
6. Transformasi digital

Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, maka strategi pembangunan
kesehatan 2005 - 2025 adalah:
1) Pembangunan nasional berwawasan kesehatan;
2) Pemberdayaan masyarakat dan daerah;
3) Pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan;
4) Pengembangan dan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan;

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 25


5) Penanggulangan keadaan darurat kesehatan.

Arah kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan yaitu :


1. Penguatan pelayanan kesehatan primer
2. Penerapan pendekatan keberlanjutan pelayanan
3. Intervensi berbasis resiko kesehatan

SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN DAN PEMBANGUNAN KESEHATAN


NASIONAL (AKTUALISASI RPJMN SEKTOR KESEHATAN)

Pembangunan kesehatan nasional diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan


dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
dapat terwujud. Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia
Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui
upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial
dan pemeratan pelayanan kesehatan.
Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah:
1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat;
2. Meningkatnya pengendalian penyakit;
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di
daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan;
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat
dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan;
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin;
6. Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.

Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan adalah:


1. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas kesehatan
b. Menurunnya persentase ibu hamil kurang energi kronik
c. Meningkatnya persentase kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)
2. Meningkatnya Pengendalian Penyakit, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Persentase kab/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan sebesar 40%.
b. Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu
sebesar 40%.
c. Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.
d. Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 18 tahun sebesar 5,4%.

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 26


3. Meningkatnya Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dengan sasaran yang akan
dicapai adalah:
a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yang terakreditasi sebanyak
5.600.
b. Jumlah kab/kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi sebanyak 481
kab/kota
4. Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar 90%.
b. Jumlah bahan baku obat, obat tradisional serta alat kesehatan yang diproduksi di dalam
negeri sebanyak 35 jenis.
c. Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat
sebesar 83%.
5. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga Kesehatan, dengan sasaran
yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan sebanyak 5.600
Puskesmas.
b. Persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter
spesialis penunjang sebesar 60%.
c. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak 56,910 orang.
6. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga, dengan sasaran yang akan dicapai
adalah:
a. Meningkatnya jumlah kementerian lain yang mendukung pembangunan kesehatan.
b. Meningkatnya persentase kab/kota yang mendapat predikat baik dalam pelaksanaan
SPM sebesar 80%.
7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri, dengan sasaran yang akan
dicapai adalah:
a. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR untuk program kesehatan sebesar 20%.
b. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk
mendukung kesehatan sebanyak 15.
c. Jumlah kesepakatan kerja sama luar negeri di bidang kesehatan yang
diimplementasikan sebanyak 40.
8. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauanevaluasi, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah provinsi yang memiliki rencana lima tahun dan anggaran kesehatan terintegrasi
dari berbagai sumber sebanyak 34 provinsi.
b. Jumlah rekomendasi monitoring evaluasi terpadu sebanyak 34 rekomendasi.
9. Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan, dengan sasaran yang
akan dicapai adalah:
a. Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan HKI sebanyak 35 buah.

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 27


b. Jumlah rekomendasi kebijakan berbasis penelitian dan pengembangan kesehatan yang
diadvokasikan ke pengelola program kesehatan dan atau pemangku kepentingan
sebanyak 120 rekomendasi.
c. Jumlah laporan Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) bidang kesehatan dan gizi
masyarakat sebanyak 5 laporan.
10. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih, dengan sasaran yang akan
dicapai adalah:
a. Persentase satuan kerja yang dilakukan audit memiliki temuan kerugian negara ≤1%
sebesar 100%.
11. Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian Kesehatan, dengan sasaran
yang akan dicapai adalah:
a. Meningkatnya persentase pejabat struktural di lingkungan Kementerian Kesehatan yang
kompetensinya sesuai persyaratan jabatan sebesar 90%.
b. Meningkatnya persentase pegawai Kementerian Kesehatan dengan nilai kinerja minimal
baik sebesar 94%.
12. Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi, dengan sasaran yang akan dicapai
adalah:
a. Meningkatnya persentase Kab/Kota yang melaporkan data kesehatan prioritas secara
lengkap dan tepat waktu sebesar 70%.
b. Persentase tersedianya jaringan komunikasi data yang diperuntukkan untuk
pelaksanaan e-health sebesar 50%.

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 28


Isu Strategis RPJMN 2020-2024

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 29


Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 30
Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 31
UPDATE DARI RAKERKERNAS KEMENKES 2020

Isu Kesehatan yang harus diselesaikan:


1. Stunting, AKI dan AKB
2. Jaminan Kesehatan Nasional
3. Penguatan Pelayana Kesehatan
4. Obat dan Alat Kesehatan

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 32


Rangkuman Rakerkesnas 2020
1. Penurunan stunting, angka kematian ibu dan bayi:
 Perlu penguatan kerjasama lintas sektor di daerah sebagai tindak lanjut komitmen
pimpinan tinggi K/L yang tertuang dalam MoU yang telah ditandatangani pada
Rakerkesnas 2020.
 Rencana operasional yang berfokus pada promotif dan preventif harus dituangkan
dalam Rencana Aksi Daerah (RAD).
2. Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan:
 Pemerataan SDM Kesehatan daerah berbasis PP 67/2019 tentang Pengelolaan Tenaga
Kesehatan, untuk daerah tertentu diupayakan afirmasi.
 Pemenuhan sarana dan prasarana.
 Pemanfaatan teknologi informasi secara optimal.
 Penguatan peran dinas kesehatan dalam akreditasi puskesmas.
 Penguatan sistem rujukan berbasis kompetensi.
3. Pemenuhan ketersediaan obat dengan meningkatkan sistem tata kelola obat berbasis
digital dan memaksimalkan pemanfaatan alat kesehatan dalam negeri.
4. Peningkatan kewaspadaan terhadap wabah COVID-19.

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 33


NUSANTARA SEHAT

Latar Belakang
Fokus kebijakan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk periode 2015 – 2019
adalah penguatan Pelayanan Kesehatan (Yankes) Primer. Prioritas ini didasari oleh
permasalahan kesehatan yang mendesak seperti angka kematian ibu dan bayi yang masih
tinggi, angka gizi buruk, serta angka harapan hidup yang sangat ditentukan oleh kualitas
pelayanan primer. Penguatan yankes primer mencakup tiga hal: Fisik (pembenahan
infrastruktur), Sarana (pembenahan fasilitas), dan Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga
kesehatan).
Program Nusantara Sehat merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dicanangkan oleh
Kemenkes dalam upaya mewujudkan fokus kebijakan tersebut. Program ini dirancang untuk
mendukung pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu Indonesia Sehat
(KIS) yang diutamakan oleh Pemerintah guna menciptakan masyarakat sehat yang mandiri dan
berkeadilan.
Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer adalah garda terdepan dalam pelayanan
kesehatan masyarakat yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dan melakukan upaya
preventif melalui pendidikan kesehatan, konseling serta skrining (penapisan).

Tujuan
Program Nusantara Sehat bertujuan untuk:
1. Menguatkan layanan kesehatan primer melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan dasar
2. Menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan,
3. Menggerakan pemberdayaan masyarakat
4. Memberikan pelayanan kesehatan yang terintegrasi
5. Meningkatkan retensi tenaga kesehatan

Program ini merupakan program lintas unit utama di Kemenkes yang fokus tidak hanya
pada kegiatan kuratif tetapi juga promotif dan preventif untuk mengamankan kesehatan
masyarakat (public health) dari daerah yang paling membutuhkan sesuai dengan Nawa Cita.

Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan program Nusantara Sehat bersifat komprehensif dengan
melibatkan anggota tim dengan berbagai jenis tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter,
dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan,
tenaga ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga kefarmasian.

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 34


Sustainable Development Goals (SDGs)

Sustainable Development Goals atau tujuan pembangunan berkelanjutan 2030 dengan 17


tujuan, yang disusun berdasarkan Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs), yang telah
diupayakan dari tahun 2000 sampai 2015.

Adapun tujuan pembangunan berkelanjutan adalah :


1. Tanpa Kemiskinan
2. Tanpa Kelaparan
3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera
4. Pendidikan Berkualitas
5. Kesetaraan Gender
6. Air bersih dan Sanitasi Layak
7. Energi bersih dan Terjangkau
8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
9. Industri, Inovasi dan Infrasstruktur
10. Berkurangnya Kesenjangan
11. Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan
12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
13. Melawan Perubahan Iklim dan Dampaknya
14. Ekosistem Laut
15. Ekosistem Daratan
16. Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 35


Clue : untuk tenaga kesehatan soal-soal SDGs berfokus pada target yang berkaitan dengan
pemerintah daerah terkait dengan SDG 2,3,5 dan 6 namun tidak mengabaikan SDG lainnya.

Tujuan 02

Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik dan
mendukung pertanian berkelanjutan
TARGET

1. Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan memastikan adanya akses bagi seluruh rakyat,
khususnya mereka yang miskin dan berada dalam situasi rentan, termasuk bayi, terhadap
pangan yang aman, bernutrisi dan berkecukupan sepanjang tahun
2. Pada tahun 2030, mengakhiri segala macam bentuk malnutrisi, termasuk pada tahun 2025
mencapai target-target yang sudah disepakati secara internasional tentang gizi buruk dan
penelantaran pada anak balita, dan mengatasi kebutuhan nutrisi untuk para remaja putri,
ibu hamil dan menyusui dan manula
3. Pada tahun 2030, menggandakan produktivitas agrikultur dan pendapatan dari produsen
makanan berskala kecil, khususnya perempuan, masyarakat adat, pertanian keluarga,
peternak dan nelayan, termasuk melalui akses yang aman dan setara terhadap tanah,
sumber-sumber produksi lainnya dan juga input, pengetahuan, layanan finansial, pasar dan
kesempatan untuk mendapatkan nilai tambah dan lapangan kerja bukan pertanian
4. Pada tahun 2030, memastikan sistem produksi pangan yang berkelanjutan dan
mengimplemantasikan paktek- praktek agrikultur yang tahan lama yang dapat menaikkan
produktivitas dan produksi, yang dapat membantu menjaga ekosistem, yang dapat
menguatkan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim, cuaca ekstrim, kekeringan,
banjir, dan bencana lainnya, serta secara progresif memperbaiki kualitas lahan dan tanah
5. Pada tahun 2020, memelihara keanekaragaman genetika benih, mengolahtanaman dan
persawahan serta melestarikan hewan jinak dan spesies liar yang terkait, termasuk melalui
bank benih dan tumbuhan yang dipelihara dengan baik keragamannya pada level nasional,
regional dan intensional, dan mendukung akses terhadap pembagian keuntungan yang adil
dan setara yang berasal dari pemanfaatan sumber-sumber genetik dan pengetahuan
tradisional, seperti yang telah disepakati secara internasional

 Menaikkan investasi, termasuk melalui kerjasama internasional yang diperluas, dalam hal
infrastruktur pedesaan, penelitian pertanian dan perluasan pelayanan, pengembangan
teknologi dan tanaman serta bank genetik ternak dalam upaya untuk meningkatkan

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 36


kapasitas produksi agrikultur di negara-negara berkembang, terutama di negaranegara
kurang berkembang
 Memperbaiki dan mencegah pembatasan perdagangan dan distorsi dalam pasar agrikultur
dunia, termasuk melalui penghilangan bersamaan dari segala bentuk subsidi ekspor
agrikultur dan semua ukuran ekspor lainnya yang memiliki efek yang sama, sesuai dengan
mandat Putaran Pembangunan Doha
 Mengadopsi ukuran-ukuran yang dapat memastikan fungsi yang layak bagi pasar komoditi
pangan dan turunannya dan memfasilitasi akses terhadap informasi pasar, termasuk
persediaan pangan, dalam rangka untuk membatasi pergolakan ekstrim harga bahan
pangan

Tujuan 03

Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk
semua usia
TARGET

1. Pnada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari 70 per
100.000 kelahiran
2. Pada tahun 2030, mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru lahir dan balita,
dimana setiap negara menargetkan untuk mengurangi kematian neonatal setidaknya
menjadi kurang dari 12 per 1000 kelahiran dan kematian balita menjadi serendah 25 per
1000 kelahiran
3. Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberculosis, malaria, dan penyakit tropis
lainnya dan memerangi hepatitis, penyakit yang ditularkan lewat air dan penyakit menular
lainnya
4. Pada tahun 2030, mengurangi sepertiga dari kematian dini yang disebabkan oleh penyakit
tidak menular, melalui tindakan pencegahan dan pengobatan serta menaikkan kesehatan
mental dan kesejahteraan
5. Memperkuat pencegahan dan pengobatan dari penyalahgunaan zat berbahaya, termasuk
penyalahgunaan narkotika dan penggunaan yang berbahaya dari alkohol
6. Pada tahun 2020, secara global mengurangi setengah dari angka kematian dan cedera
akibat kecelakaan lalu lintas
7. Pada tahun 2030, memastikan akses universal terhadap layanan kesehatan sexual dan
reproduksi, termasuk untuk perencanaan, informasi, dan pendidikan keluarga, dan
mengintegrasikan kesehatan reproduksi kedalam strategi dan program nasional
8. Mencapai cakupan layanan kesehatan universal, termasuk lindungan resiko finansial, akses
terhadap layanan kesehatan dasar yang berkualitas dan akses terhadap obatobatan dan
vaksin yang aman, efektif, berkualitas dan terjangkau bagi semua

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 37


9. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi angka kematian dan penyakit yang
disebabkan oleh bahan kimia berbahaya dan juga polusi dan kontaminasi udara, air dan
tanaha

 Menguatkan implementasi dari Kerangka Kerja Konvensi WHO mengenai Kontrolterhadap


Tembakau di semua negara, sebagaimana layaknya
 Mendukung riset dan pengembangan dari vaksin dan obat-obatan untuk penyakit menulat
dan tidak menular, yang secara khusus mempengaruhi negara-negara berkembang,
menyediakan akses terhadap obat-obatan dasar dan vaksin yang terjangkau, sesuai dengan
Deklarasi Doha mengenai Perjanjian TRIPS dan Kesehatan Publlik, yang menegaskan hak dari
negara-negara berkembang unutk menggunakan secara penuh provisi dalam Perjanjian
Aspek Terkait Perdagangan Hak Properti Intelektual mengenai fleksibilitas untuk melindungi
kesehatan publik, dan terutama akses terhadap obat-obatan untuk semua
 Secara substansial meningkatkan pendanaan dan untuk perekrutan, pengembangan,
training dan daya serap tenaga kerja kesehatan di negara-negara berkembang, terutama di
negara kurang berkembang dan negara berkembang kepulauan kecil
Menguatkan kapasitas di setiap negara, khususnya di negara berkembang untuk
peringatan dini, pengurangan resiko dan manajemen resiko kesehatan nasional dan global

Tujuan 05

Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak


perempuan
TARGET

1. Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap semua perempuan dan anak perempuan
dimana saja
2. Mengeliminasi segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan pada
ruang publik dan privat, termasuk perdagangan (trafficking) dan seksual dan bentuk
eksploitasi lainnya
3. Menghapukan segalasemua praktek-praktek yang membahayakan, seperti perkawinan
anak, dini dan paksa dan sunat pada perempuan
4. Menyadari dan menghargai pelayanandan kerja domestik yang tidak dibayar melalui
penyediaan pelayanan publik, kebijakan perlindungan infrastruktur dan sosial serta
mendorong adanya tanggung jawab bersama didalam rumah tangga dan keluarga yang
pantas secara nasional

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 38


5. Memastikan bahwa semua perempuan dapat berpartisipasi penuh dan mendapat
kesempatan yang sama untuk kepemimpinan pada semua level pengambilan keputusan
dalam kehidupan politik, ekonomi dan publik
6. Memastikan adanya akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi dan hak
reproduksi sebagaimana telah disepakati dalam Program Aksi Konferensi Internasional
mengenai Kependudukan dan Pembangunan dan Aksi Platform Beijing dan dokumen hasil
dari konferensi review keduanya

 Melakukan reformasi untuk memberikan hak yang sama bagi perempuan terhadap sumber-
sumber ekonomi dan juga akses terhadap kepemilikan dan kontrol terhadap tanah dan
bentuk property lainnya pelayanan finansial, warisan dan sumber daya alam, sesuai dengan
hukum nasional
 Memperbanyak penggunaan teknologi terapan, khususnya teknologi informasi dan
komunikasi, untuk mendukung pemberdayaan perempuan
 Mengadopsi dan menguatkan kebijakan yang jelas dan penegakkan perundang-undangan
untuk mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan semua perempuan dan anak
perempuan pada semua level

Tujuan 06

Memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi
semua
TARGET

1. Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan adil terhadap air minum yang aman dan
terjangkau untuk semua
2. Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang layak dan adil
untuk semua dan mengakhiri buang air di tempat terbuka, dengan memberikan perhatian
khusus pada kebutuhan perempuan dan anak perempuan serta mereka yang berada dalam
situasi rentan
3. Pada tahun 2030, memperbaiki kualitas air dengan mengurangi polusi, menghapuskan
pembuangan limbah dan meminimalisir pembuangan bahan kimia dan materi berbahaya,
mengurangi separuh dari proporsi air limbah yang tidak diolah dan secara substansial
meningkatkan daur ulang dan penggunaan ulang yang aman secara global
4. Pada tahun 2030, secara substantif meningkatkan penggunaan air secara efisien di semua
sektor dan memastikan pengambilan dan suplai air bersih yang berkelanjutan untuk
mengatasi kelangkaan air dan secara substansial mengurangi jumlah orang yang mengalami
kelangkaan air

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 39


5. Pada tahun 2030, mengimplementasikan pengelolaan sumber air yang terintegrasi pada
setiap level, termasuk melalui kerjasama antarbatas selayaknya
6. Pada tahun 2020, melindungi dan memperbaiki ekosistem terkait air, termasuk
pegunungan, hutan, rawa, sungai, resapan air dan danau

 Pada tahun 2030, memperbanyak kerjasama internasional dan dukungan pengembangan


kapasitas kepada negara-negara berkembang dalam aktivitas dan program terkait air dan
sanitasi, termasuk water harvesting, desalinasi, efisiensi air, pengolahan air limbah,
teknologi daur ulang dan penggunaan ulang
 Mendukung dan menguatkan partisipasi masyarakat lokal dalam memperbaiki pengelolaan
air dan sanitasi

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 40


Millenium Development Goals (MDGs)

Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi
Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan
untuk dicapai pada tahun 2015.

Adapun tujuan pembangunan milenium adalah :


1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan angka kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangai HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 41


Perbedaan antara MDGs dan SDGs
MDGs–2000–2015 SDGs–2015–2030
50 persen 100 persen
Target dan sasarannya adalah separuh: Target dan sasarannya adalah semua, sepenuhnya
mengurangi separuh kemiskinan. dan tuntas
Target yang terlalu minimal.  Mengakhiri kemiskinan
Banyak negara telah terlebih dahulu  100 persen penduduk memiliki akta kelahiran
mencapainya  memerlukan fokus, untuk merangkul mereka
yang terpinggir dan terjauh.

Dari negara maju, untuk negara berkembang Berlaku universal


MDGs mengandaikan bahwa negara miskin dan SDGs memandang semua negara memiliki
berkembang yang mempunyai pekerjaan rumah. pekerjaan rumah.
Sementara itu negara maju mendukung dengan Tiap–tiap negara wajib mengatasinya.
penyediaan dana. Tiap–tiap negara harus bekerja sama untuk
menemukan sumber pembiayaan dan perubahan
kebijakan yang diperlukan.

Dari Atas (top down) Dari Bawah (bottom up) dan partisipatif
Dokumen MDGs dirumuskan oleh para elite PBB Dokumen SDGs dirumuskan oleh tim bersama,
dan OECD, di New York, tanpa melalui proses dengan pertemuan tatap muka di lebih dari 100
konsultasi atau pertemuan dan survei warga. negara dan survei warga.

Solusi parsial atau tambal sulam Solusi yang menyeluruh


8 Tujuan MDGs sebagian besar hanya mengatasi Berisi 17 tujuan yang berupaya merombak struktur
gejala–gejala kemiskinan saja dan sistem
Masalah ekologi dan lingkungan hidup tidak  Kesetaraan gender
diakui  Tata pemerintahan
Ketimpangan tidak mendapatkan perhatian.  Perubahan model konsumsi dan produksi
Demikian halnya dengan soal pajak dan
 Perubahan sistem perpajakan
pembiayaan pembangunan
 Diakuinya masalah ketimpangan
 Diakuinya masalah perkotaan

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 42


GERMAS

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) adalah suatu tindakan sistematis dan terencana
yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Kegiatan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat:

1. Melakukan Aktivitas Fisik


Perilaku kehidupan modern seringkali membuat banyak orang minim melakukan
aktivitas fisik; baik itu aktivitas fisik karena bekerja maupun berolah raga.
Bagian germas aktivitas fisik merupakan salah satu gerakan yang diutamakan
untuk meningkatkan kualitas kesehatan seseorang.

2. Makan Buah dan Sayur


Adapun salah satu kampanye GERMAS adalah kampanye makan buah dan
sayur yang memberikan informasi betapa besarnya manfaat dan kenapa harus
makan buah dan sayur setiap hari. Dengan memahami pentingnya perilaku makan
buah dan sayur, diharapkan masyarakat dapat dengan lebih aktif untuk
meningkatkan kampanye makan buah dan sayur untuk tingkatkan kesehatan
masyarakat di seluruh Indonesia

3. Tidak Merokok
Merokok merupakan kebiasaan yang banyak memberi dampak buruk bagi
kesehatan. Berhenti merokok menjadi bagian penting dari gerakan hidup
sehat dan akan berdampak tidak pada diri perokok; tetapi juga bagi orang – orang
di sekitarnya. Meminta bantuan ahli melalui hipnosis atau metode bantuan
berhenti merokok yang lain dapat menjadi alternatif untuk menghentikan
kebiasaan buruk tersebut.

4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol


Minuman beralkohol memiliki efek buruk yang serupa dengan merokok; baik itu
efek buruk bagi kesehatan hingga efek sosial pada orang – orang di sekitarnya.

5. Melakukan Cek Kesehatan Berkala


Salah satu bagian dari arti germas sebagai gerakan masyarakat hidup sehat adalah
dengan lebih baik dalam mengelola kesehatan. Diantaranya adalah dengan
melakukan cek kesehatan secara rutin dan tidak hanya datang ke rumah sakit atau
puskesmas ketika sakit saja. Langkah ini memiliki manfaat untuk dapat
memudahkan mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan lebih dini.

Ada beragam informasi media cek kesehatan yang memberikan tips cek kesehatan
secara berkala, apa saja sebenarnya jenis cek kesehatan berkala yang dapat anda

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 43


lakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan anda? Berikut adalah beberapa
contoh pengecekan yang bisa dilakukan.
o Cek Kesehatan Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) Secara Rutin
Melakukan Pengecekan Berat Badan berguna agar anda bisa mendapatkan nilai
Indeks Massa Tubuh (IMT) yang nantinya dapat menentukan apakah berat badan
dan tinggi badan Anda sudah berada dalam kondisi ideal atau berisiko terkena
penyakit tidak menular (PTM)

o Cek Lingkar Perut Secara Berkala


Dengan melakukan Cek Lingkar Perut secara berkala anda bisa mengontrol lemak
perut, jika berlebihan dapat menyebabkan penyakit seperti stroke, diabetes
hingga serangan jantung

o Cek Tekanan Darah


Pengecekan Tekanan Darah dapat membantu anda mendeteksi adanya risiko
stroke, hipertensi hingga jantung

o Cek Kadar Gula Darah Berkala


Anda dapat mengetahui kadar glukosa dalam darah dengan jenis pengecekan
kesehatan berkala ini, hasilnya anda dapat mengetahui potensi diabetes

o Cek Fungsi Mata Telinga

o Cek Kolesterol Tetap


Pengecekan Kolesterol terbagi tiga yaitu LDL (Kolesterol "Buruk"), HDL (Kolesterol
"Baik") dan Trigliserida

o Cek Arus Puncak Ekspirasi


Pengecekan ini adalah salah satu cek kesehatan dalam pengujian fungsi paru,
pengecekan ini biasa dilakukan pada penderita asma atau penyakit lainnya untuk
menilai kemampuan paru-paru

o Cek dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim


Pengecekan ini biasanya dilakukan dengan pemeriksaan berkala seperti Test PAP
SMEAR dan Test IVA

o Cek Sadari Periksa Payudara Sendiri


Lalu berikutnya dalam ragam cek kesehatan berkala yaitu dengan pemeriksaan
payudara sendiri.

6. Menjaga Kebersihan Lingkungan


Bagian penting dari germas hidup sehat juga berkaitan dengan meningkatkan
kualitas lingkungan; salah satunya dengan lebih serius menjaga kebersihan
lingkungan. Menjaga kebersihan lingkungan dalam skala kecil seperti tingkat

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 44


rumah tangga dapat dilakukan dengan pengelolaan sampah. Langkah lain yang
dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan guna mengurangi resiko kesehatan
seperti mencegah perkembangan vektor penyakit yang ada di lingkungan sekitar.

7. Menggunakan Jamban
Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari gerakan masyarakat hidup sehat; salah
satunya dengan menggunakan jamban sebagai sarana pembuangan kotoran.
Aktivitas buang kotoran di luar jamban dapat meningkatkan resiko penularan
berbagai jenis penyakit sekaligus menurunkan kualitas lingkungan.

GENTAS

Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (Gentas) merupakan upaya pemerintah dalam
pengendalian kasus obesitas yang berkerjasama lintas program, lintas sektor, organisasi profesi,
lembaga swadaraya masyarakat dan dunia usaha. Gerakan ini bertujuan menekan laju angka
obesitas pada angka 15,4 % sampai dengan tahun 2019.

Pesan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS):


1. Atur pola makan
2. Aktif bergerak
3. Nikmati Harimu

DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF

Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan program lanjut dan akselerasi dari Program
Pengembangan Desa Siaga yang sudah dimulai pada tahun 2006. Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif adalah Desa dan Kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan, kesehatan secara mandiri.
Secara umum, tujuan pengembangan desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang
sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Selanjutnya, secara
khusus, tujuan pengembangan desa siaga (Depkes, 2006), adalah :
1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya
kesehatan.
2. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa.
3. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat.
4. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.

Suatu desa dikatakan menjadi desa siaga apabila memenuhi kriteria berikut (Depkes, 2006) :

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 45


1. Memiliki 1 orang tenaga bidan yang menetap di desa tersebut dan sekurang-kurangnya
2 orang kader desa.
2. Memiliki minimal 1 bangunan pos kesehatan desa (poskesdes) beserta peralatan dan
perlengkapannya. Poskesdes tersebut dikembangkan oleh masyarakat yang dikenal
dengan istilah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang
melaksanakan kegiatan-kegiatan minimal :

 Pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi menjadi kejadian luar
biasa serta faktor-faktor risikonya.
 Penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB serta kekurangan
gizi.
 Kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.
 Pelayanan kesehatan dasar, sesuai dengan kompetensinya.
 Kegiatan pengembangan seperti promosi kesehatan, kadarzi, PHBS, penyehatan
lingkungan dan lain-lain.
Prinsip pengembangan desa siaga (Depkes, 2008), yaitu :

1. Desa siaga adalah titik temu antara pelayanan kesehatan dan program kesehatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah dengan upaya masyarakat yang terorganisir.
2. Desa siaga mengandung makna “kesiapan” dan “kesiagaan” Kesiagaan masyarakat
dapat didorong dengan memberi informasi yang akurat dan cepat tentang situasi dan
masalah-masalah yang mereka hadapi.
3. Prinsip respons segera. Begitu masyarakat mengetahui adanya suatu masalah, mereka
melalui desa siaga, akan melakukan langkah-langkah yang perlu dan apabila langkah
tersebut tidak cukup, sistem kesehatan akan memberikan bantuan (termasuk pustu,
puskesmas, Dinkes, dan RSUD).
4. Desa siaga adalah “wadah” bagi masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan untuk
menyelenggarakan berbagai program kesehatan.

Kegiatan pokok desa siaga

1. Surveilans dan pemetaan : Setiap ada masalah kesehatan di rumah tangga


akan dicatat dalam kartu sehat keluarga. Selanjutnya, semua informasi
tersebut akan direkapitulasi dalam sebuah peta desa (spasial) dan peta
tersebut dipaparkan di poskesdes.
2. Perencanaan partisipatif: Perencanaan partisipatif di laksanakan melal ui
survei mawas diri (SMD) dan musyawarah masyarakat desa (MMD). Melalui
SMD, desa siaga menentukan prioritas masalah. Selanjutnya, melalui MMD,
desa siaga menentukan target dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai target tersebut. Selanjutnya melakukan penyusunan anggaran.
3. Mobilisasi sumber daya masyarakat : Melalui forum desa siaga, masyarakat
dihimbau memberikan kontribusi dana sesuai dengan kemampuannya. Dana

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 46


yang terkumpul bisa dipergunakan sebagai tambahan biaya operasional
poskesdes. Desa siaga juga bisa mengembangkan kegiatan peningkatan
pendapatan, misalnya dengan koperasi desa. Mobilisasi sumber daya
masyarakat sangat penting agar desa siaga berkelanjutan (sustainable).
4. Kegiatan khusus: Desa siaga dapat mengembangkan kegiatan khusus yang
efektif mengatasi masalah kesehatan yang diprioritaskan. Dasar penentuan
kegiatan tersebut adalah pedoman standar yang sudah ada untuk program
tertentu, seperti malaria, TBC dan lain-lain. Dalam mengembangkan kegiatan
khusus ini, pengurus desa siaga dibantu oleh fasilitator dan pihak puskesmas.
5. Monitoring kinerja : Monitoring menggunakan peta rumah tangga sebagai
bagian dari surveilans rutin. Setiap rumah tangga akan diberi Kartu Kesehatan
Keluarga untuk diisi sesuai dengan keadaan dalam keluarga tersebut.
Kemudian pengurus desa siaga atau kader secara berkala mengumpulkan data
dari Kartu Kesehatan Keluarga untuk dimasukkan dalam peta desa.
6. Manajemen keuangan: Desa siaga akan mendapat dana hibah (block grant)
setiap tahun dari DHS-2 guna mendukung kegiatannya. Besarnya sesuai
dengan proposal yang diajukan dan proposal tersebut sebelumnya sudah
direview oleh Dewan Kesehatan Desa, kepala desa, fasilitator dan Puskesmas.
Untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas, penggunaan dana tersebut
harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan pedoman yang ada.
Tahapan pengembangan desa siaga
Pengembangan desa siaga merupakan aktivitas yang berkelanjutan dan bersifat
siklus. Setiap tahapan meliputi banyak aktivitas.

1. Pada tahap 1 dilakukan sosialisasi dan survei mawas diri (SMD), dengan
kegiatan antara lain : Sosialisasi, Pengenalan kondisi desa, Membentuk
kelompok masyarakat yang melaksanakan SMD, pertemuan pengurus, kader
dan warga desa untuk merumuskan masalah kesehatan yang dihadapi dan
menentukan masalah prioritas yang akan diatasi.
2. Pada tahap 2 dilakukan pembuatan rencana kegiatan. Aktivitasnya, terdiri dari
penentuan prioritas masalah dan perumusan alternatif pemecahan masalah.
Aktivitas tersebut, dilakukan pada saat musyawarah masyarakat 2 (MMD-2).
Selanjutnya, penyusunan rencana kegiatan, dilakukan pada saat musyawarah
masyarakat 3 (MMD-3). Sedangkan kegiatan antara lain memutuskan prioritas
masalah, menentukan tujuan, menyusun rencana kegiatan dan rencana biaya,
pemilihan pengurus desa siaga, presentasi rencana kegiatan kepada
masyarakat, serta koreksi dan persetujuan masyarakat.
3. Tahap 3, merupakan tahap pelaksanaan dan monitoring, dengan kegiatan
berupa pelaksanaan dan monitoring rencana kegiatan.

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 47


4. Tahap 4, yaitu : kegiatan evaluasi atau penilaian, dengan kegiatan berupa
pertanggung jawaban.

PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA


Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda ke-5 Nawacita, yaitu
meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi
program utama Pembangunan Kesehatan yang direncanakan pencapaiannya melalui Rencana
Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melaui keputusan Menteri
Kesehatan R.I Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.

Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyaraat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran
pokok RPJMN 2015-2019, yaitu
1. Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu dan anak
2. Meningkatnya pengendalian penyakit
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayananan kesehatan dasar dan rujukan terutama di
daerah terpencil, tertinggal, dan perbatasan
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat
dan kualitas SJSN Kesehatan
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin
6. Meningkatnya serponsivitas sistem kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu :
1. Penerapan paradigma sehat
2. Penguatan pelayanan kesehatan
3. Pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN)

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 48


POSBINDU PTM

Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) adalah kegiatan monitoring
dan deteksi dini faktor resiko PTM terintegrasi (Penyakit jantung dan pembuluh darah,
diabetes, penyakit paru obstruktif akut dan kanker) serta gangguan akibat kecelakaan dan
tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dikelola oleh masyarakat melalui pembinaan
terpadu. Posbindu PTM adalah bentuk peran serta masyarakat (kelompok masyarakat,
organisasi, industri, kampus, instansi, sekolah dll) dalam upaya promotif dan preventif untuk
mendeteksi dan pengendalian dini keberadaan faktor resiko penyakit tidak menular secara
terpadu.

Bentuk kegiatan Posbindu PTM


a. Kegiatan penggalian informasi faktor risiko dengan wawancara sederhana tentang
riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik, merokok, kurang makan
sayur dan buah, potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, serta
informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah kesehatan berkaitan
dengan terjadinya PTM. Aktifitas ini dilakukan saat pertama kali kunjungan dan berkala
sebulan sekali.
b. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar
perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah sebaiknya diselenggarakan 1 bulan
sekali. Analisa lemak tubuh hanya dapat dilakukan pada usia 10 tahun ke atas. Untuk
anak, pengukuran tekanan darah disesuaikan ukuran mansetnya dengan ukuran lengan
atas.
c. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana diselenggarakan 1 tahun sekali bagi yang
sehat, sementara yang berisiko 3 bulan sekali dan penderita gangguan paru-paru
dianjurkan 1 bulan sekali. Pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi dengan peakflowmeter
pada anak dimulai usia 13 tahun. Pemeriksaan fungsi paru sederhana sebaiknya
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah terlatih.
d. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit diselenggarakan 3
tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko PTM atau penyandang

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 49


diabetes melitus paling sedikit 1 tahun sekali. Untuk pemeriksaan glukosa darah
dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan
lainnya).
e. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi individu sehat disarankan 5
tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko PTM 6 bulan sekali dan
penderita dislipidemia/gangguan lemak dalam darah minimal 3 bulan sekali. Untuk
pemeriksaan Gula darah dan Kolesterol darah dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
ada di lingkungan kelompok masyarakat tersebut.
f. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan sebaiknya minimal 5
tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA positif, dilakukan tindakan
pengobatan krioterapi, diulangi setelah 6 bulan, jika hasil IVA negatif dilakukan
pemeriksaan ulang 5 tahun, namun bila hasil IVA positif dilakukan tindakan
pengobatan krioterapi kembali. Pemeriksaan IVA dilakukan oleh bidan/dokter yang
telah terlatih dan tatalaksana lanjutan dilakukan oleh dokter terlatih di Puskesmas.
g. Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfemin urin bagi kelompok
pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,
perawat/bidan/analis laboratorium dan lain nya).
h. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap pelaksanaan Posbindu
PTM. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan faktor risiko kurang bermanfaat
bila masyarakat tidak tahu cara mengendalikannya.
i. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya tidak hanya dilakukan
jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu dilakukan rutin setiap minggu.
j. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan
pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon cepat sederhana dalam
penanganan pra-rujukan.

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 50


Pengelompokan Tipe Posbindu
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut yang dapat dilakukan
oleh Posbindu PTM, maka dapat dibagi menjadi 2 kelompok Tipe Posbindu PTM, yaitu;
a. Posbindu PTM Dasar meliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko sederhana, yang
dilakukan dengan wawancara terarah melalui penggunaan instrumen untuk
mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga dan yang telah diderita
sebelumnya, perilaku berisiko, potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah
tangga, pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, Indeks massa tubuh (IMT),
alat analisa lemak tubuh, pengukuran tekanan dara, pemeriksaan uji fungsi paru
sederhana serta penyuluhan mengenai pemeriksaan payudara sendiri.
b. Posbindu PTM Utama yang meliputi pelayanan Posbindu PTM Dasar ditambah
pemeriksaan gula darah, kolesterol total dan trigliserida, pemeriksaan klinis payudara,
pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat), pemeriksaan kadar alkohol pernafasan
dan tes amfetamin urin bagi kelompok pengemudi umum, dengan pelaksana tenaga
kesehatan terlatih (Dokter, Bidan, perawat kesehatan/tenaga analis
laboratorium/lainnya) di desa/kelurahan, kelompok masyarakat, lembaga/institusi.
Untuk penyelenggaraan Posbindu PTM Utama dapat dipadukan dengan Pos Kesehatan
Desa atau Kelurahan siaga aktif, maupun di kelompok masyarakat/lembaga/institusi
yang tersedia tenaga kesehatan tersebut sesuai dengan kompetensinya.

Deteksi dini PTM


a. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 71 Tahun 2015 tentang
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular pada Paragraf 4 Pasal 16
b. (1) Deteksi dini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat 4 dilakukan untuk
menemukan faktor risiko PTM sedini mungkin.
c. (2) Deteksi dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap individu
dan/atau kelompok yang berisiko atau tidak berisiko secara rutin melalui:
a. wawancara;
b. pengukuran; dan
c. pemeriksaan.

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 51


d. (3) Deteksi dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas/tempat dilaksanakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM).
e. (4) Dalam hal berdasarkan hasil deteksi dini sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
positif berisiko PTM, harus ditindaklanjuti dengan pengendalian faktor risiko.

Faktor resiko PTM


Penyakit tidak menular yang bersifat kronis :
a. Stroke
Faktor risiko dari penyakit stroke, yaitu
Faktor resiko yang tak dapat diubah :
1) Umur
2) Jenis kelamin
3) Berat lahir yang rendah
4) Ras
5) Faktor keturunan

Faktor Resiko Yang Dapat Diubah :


1) Merokok
2) Kegemukan

b. Hipertensi
Faktor risiko dari penyakit hipertensi adalah :
1) Umur : tekanan darah meningkat sesuai umur, dimulai sejak umur 40 tahun
2) Riwayat Keluarga dengan Hipertensi
3) Kebiasaan Sering Konsumsi Asin
4) Kebiasaan Sering Konsumsi Lemak Jenuh
5) Kebiasaan Konsumsi Jelantah
6) Tidak Biasa Berolah Raga
7) Obesitas (IMT > 25)
8) Penggunaan Pil KB Selama Lebih 12 Tahun Berturut-turut

c. Jantung koroner

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 52


Faktor risiko dari penyakit jantung koroner adalah :
1) Berusia lebih dari 45 tahun (bagi pria)
2) Berusia lebih dari 55 tahun atau mengalami menopause dini sebagai akibat
operasi (bagi wanita)
3) Riwayat penyakit jantung dalam keluarga
4) Diabetes
5) Merokok
6) Tekanan darah tinggi (hipertensi)
7) Kegemukan (obesitas)
8) Gaya hidup buruk
9) Stres

d. Kanker payudara
Faktor risiko dari penyakit kanker payudara adalah :
1) Umur
2) Riwayat kanker payudara
3) Riwayat keluarga dengan kanker payudara
4) Usia saat melahirkan anak pertama
5) Perubahan payudara
6) Usia saat menstruasi pertama
7) Terapi radiasi di dada
8) Kepadatan tisu payudara
9) Obesitas setelah menopause

e. Kanker serviks
Faktor risiko dari penyakit kanker serviks adalah :
1) Kurangnya Tes Pap Smear secara teratur
2) Merokok.
3) Melemahnya sistem kekebalan tubuh
4) Sejarah kehidupan seksual yang buruk.
5) Menggunakan pil KB untuk waktu yang lama.
6) Memiliki banyak anak
7) Kemiskinan.
8) Paparan bahan kimia.

f. Kanker paru
Faktor risiko dari penyakit kanker paru adalah :

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 53


1) Merokok (perokok aktif)
2) Menghirup asap rokok (perokok pasif).
3) Usia lebih dari 40 tahun.
4) Paparan asbes dan gas radon.
5) Sakit yang dialami sebelumnya (misalnya, tuberkulosis).
6) Sejarah keluarga ada yang terkenakanker paru-paru.
7) Polusi udara di luar ruang.

g. Leukimia
Faktor risiko dari penyakit leukimia adalah :
1) Radiasi
2) Merokok sangat beresiko menderita acute myelogenous leukemia (AML).
3) Benzene
4) Kemoterapi
5) Down Sindrom & beberapa penyakit keturunan lainnya:
6) Sindrom myelodysplastic dan kelainan darah tertentu lainnya
7) Virus Human T-cell leukemia tipe I (HTLV-I)
8) Sejarah keluarga leukemia

h. Kanker otak
Faktor risiko dari penyakit kanker otak adalah :
1) Laki-laki: Secara umum, tumor otak lebih sering terjadi pada laki-laki
daripada perempuan. Namun, meningioma lebih sering terjadi pada
wanita.
2) Usia: tumor otak kebanyakan terdeteksi pada manula( diatas 70 tahun)
ataupun pada anak-anak berusia 8 tahun atau lebih muda.
3) Terpapar radiasi atau bahan kimia tertentu di tempat kerja
4) Ras: brain tumor / tumor otak lebih sering terjadi pada orang kulit putih
daripada ras berwarna

i. Kanker pankreas
Faktor risiko dari penyakit kanker pankreas adalah :

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 54


1) Faktor keturunan. Kalau ada 2 atau lebih kerabat yang menderita kanker
pankreas.
2) Keturunan Yahudi Ashkenazi
3) Mengalami mutasi genetik BRCA
4) Usia di atas 50 tahun
5) Perokok berat.
6) Diabetes
7) Lain-lain, seperti penyakit hati kronis, obesitas, kurang olahraga.

j. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)


Faktor risiko dari penyakit PPOK adalah :
1) Genetik
2) Merokok
3) Debu dan bahan kimia okupasi
4) Polusi udara di dalam dan luar rumah
5) Pertumbuhan dan perkembangan paru
6) Stress Oksidatif
7) Infeksi
8) Nutrisi
9) Asma

Langkah-langkah Penyelenggara Posbindu PTM


a. Satu hari sebelum pelaksanaan ( Tahap Persiapan)
1) Mengadakan pertemuan kelompok untuk menentukan jadwal kegiatan.
2) Menyiapkan tempat dan peralatan yang diperlukan.
3) Membuat dan menyebarkan pengumuman mengenai waktu pelaksanaan.

b. Hari Pelaksanaan
1) Melakukan pelayanan dengan sistem 5 meja atau modifikasi sesuai dengan
kebutuhan dan kesepakatan bersama
2) Aktifitas bersama seperti berolahraga bersama, demo
masak, penyuluhan, sarasehan atau peningkatan ketrampilan bagi para
anggotanya.

c. Satu hari setelah pelaksanaan ( Tahap evaluasi )


1) Menilai kehadiran (para anggotanya, kader dan undangan lainnya)
2) Catatan pelaksanaan kegiatan
3) Masalah yang dihadapi
4) Mencatat hasil penyelesaian masalah

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 55


Merupakan bagian dari Sistem Rujukan Kesehatan Nasional. Bila terdapat peserta yang
memiliki kriteria harus dirujuk, sesegeranya dirujuk ke Puskesmas dengan terlebih dahulu
memotivasi agar mau dirujuk ke Puskesmas. Pada saat merujuk, sertakan KMS dan lembar
rujukan ke Puskesmas sebagai media informasi Petugas Puskesmas dalam menerima rujukan
dari masyarakat.Pada kondisi tertentu bila memerlukan pendamping rujukan dari kader
Posbindu PTM agar dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

Catatan :
Untuk tahapan pelaksanaan Posbindu PTM dapat saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi
setempat sesuai dengan kebutuhan masyarakat, karena para kader pada pelaksanaannya
menggabungkan untuk tahap satu hari dengan tahap pelaksanaan.

Alur tindak lanjut Posbindu PTM


Tujuan dari penyelenggaran Posbindu PTM , yaitu agar faktor risiko PTM dapat dicegah dan
dikendalikan lebih dini. Faktor risiko PTM yang telah terpantau secara rutin dapat selalu terjaga
pada kondisi normal atau tidak masuk dalam kategori buruk, namun jika sudah berada dalam
kondisi buruk, faktor risiko tersebut harus dikembalikan pada kondisi normal.

Tidak semua cara pengendalian faktor risiko PTM, harus dilakukan dengan obat-obatan. Pada
tahap dini, kondisi faktor risiko PTM dapat dicegah dan dikendalikan melalui diet yang sehat,
aktifitas fisik yang cukup dan gaya hidup yang sehat seperti berhenti merokok, pengelolaan
stres dan lain-lain. Melalui konseling dan/atau edukasi dengan kader konselor/edukator,
pengetahuan dan keterampilan masyarakat untuk mencegah dan mengendalikan faktor risiko
PTM dapat ditingkatkan. Dengan proses pembelajaran di atas secara bertahap, maka setiap
individu yang mempunyai faktor risiko akan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat secara
mandiri.

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 56


Pembinaan
a. Penyelenggaraan forum komunikasi bagi Kader Pelaksana Posbindu PTM minimal 2
kali setahun yang di fasilitasi oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
b. Pemilihan kader teladan melalui penyelenggaraan lomba antara lain ; pengetahuan
dan keterampilan kader.
c. Pemilihan Posbindu PTM teladan melalui evaluasi penyelenggaraan, evaluasi
administrasi termasuk pencatatanpelaporan, dan penilaian tingkat perkembangan
Posbindu PTM menurut seluruh indikator yang ditetapkan.
d. Pelaksanaan studi banding untuk Posbindu PTM yang sebagian besar indikatornya
masih berada pada tingkat Pratama agar menjadi tingkat Mandiri.
e. Pendampingan oleh Puskesmas dengan memberikan bantuan teknis dan fasilitas
secara berkala dan berkesinambungan.

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 57


CERDIK

Masyarakat mempunyai peran penting dalam pencegahan penyakit tidak menular, antara lain
dalam menumbuhkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada komunitas. PHBS
pada pencegahan penyakit tidak menular diterapkan melalui kegiatan “CERDIK” yang
merupakan akronim dari “Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas
fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres”.
1. Upaya-upaya kesehatan berbasis masyarakat seperti Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
PTM sangat penting untuk mengendalikan faktor-faktor risiko penyakit tidak menular.
Masyarakat harus didorong untuk bertanggung jawab atas perilakunya, termasuk
penerapan perilaku CERDIK. Lingkungan seharusnya dibangun untuk memberikan ruang
bagi publik untuk membuat pilihan yang sehat dan menghindari faktor-faktor penyebab
timbulnya masalah kesehatan, termasuk penyakit tidak menular.

2. Di samping itu, pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular seharusnya diterapkan
berbasis siklus tahapan kehidupan (life-course approach). Oleh karena itu, upaya tersebut
dianjurkan untuk dilakukan sejak usia dini, usia remaja, usia kerja hingga usia lanjut.

3. Dengan demikian, sekolah merupakan lembaga yang penting dalam pencegahan penyakit
tidak menular pada usia anak dan remaja. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang antara
lain menumbuhkan budaya PHBS atau penerapan CERDIK pada komunitas sekolah
termasuk guru, administrator dan peserta didik. Tenaga-tenaga Pembina UKS di sekolah,
Puskesmas dan pemerintah daerah setempat mempunyai peran besar terhadap kegiatan
ini, termasuk menjadi role model. Diusulkan agar komponen upaya penanggulangan
penyakit tidak menular pada program UKS menjadi program wajib Puskesmas agar
pengendalian faktor risiko dan deteksi dini dapat dilakukan sejak usia dini. Sementara
untuk target sasaran usia produktif dan usia lanjut, penanggulangan penyakit tidak
menular dapat dilakukan melalui program “Posbindu PTM” di tempat kerja dan di
kelompok-kelompok masyarakat, serta integrasi kegiatan Posbindu PTM dan Posyandu
Lansia.

Bimbingan Belajar CPNS Fast Track Appskep Indonesia | Hal. 58

Anda mungkin juga menyukai