Materi 1 - Uchi Nurul
Materi 1 - Uchi Nurul
Waktu: 2 x 60 menit
Submateri pertemuan:
1. Model-model keperawatan
2. Proses Keperawatan
3. Tingkat kebutuhan menurut Douglas dan Maslow
4. Prinsip ABCD
5. Etik Keperawatan
No Konseptor Model
1 Florence Nightingale Teori lingkungan dalam keperawatan
Fokus:
1. Kondisi lingkungan perawatan perlu diubah untuk
memberikan efek terhadap proses perawatan
pasien. Faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan menurut teori ini: udara
segar, air murni, persediaan makanan yang cukup,
drainase yang efisien, kebersihan pasien dan
lingkungan, dan cahaya (terutama sinar matahari
langsung).
2. Perawatan pasien bersifat spesifik case by case
sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien
3. Ilmu keperawatan adalah badan ilmu yang mandiri
dengan tujuan untuk memposisikan pasien pada
kondisi optimal yang paling memungkinkan untuk
menjalani kehidupan.
Fokus:
Konsep homeodinamik yang terdiri dari:
a. Integritas : Individu sebagai satu kesatuan dengan
lingkungan yang tidak dapat dipisahkan dan saling
mempengaruhi satu dengan yang lain.
b. Resonansi : Proses kehidupan antara individu dengan
lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi
yang bervariasi.
c. Helicy : Terjadinya proses interaksi antara manusia
dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan-
lahan maupun berlangsung dengan cepat.
Fokus:
Teori 14 komponen kebutuhan dasar dalam penanganan
keperawatan:
a. Bernapas secara normal,
b. minum dengan cukup,
c. Membuang kotoran tubuh,
d. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan,
e. Tidur dan istirahat,
f. Memilih pakaian yang sesuai,
g. Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal
dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah
lingkungan,
h. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta
melindungi integument,
i. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai,
j. Berkomunikasi dengan orang lain dalam
menungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau
pendapat,
k. Beribadah sesuai dengan keyakinan,
l. Bekerja dengan tata cara yang mengandung
prestasi,
m. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan
rekreasi,
n. Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa
penasaran yang menuntun pada perkembangan
normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
b. Elemen manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu
suatu kumpulan unit yang saling berhubungan mempunyai
masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan balik (Roy,
1986). Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator
dan regulator (pengaturan) untuk mempertahankan
adaptasi. Terdapat empat cara adaptasi, mencakup
adaptasi terhadap fungsi fisologis, konsep diri, fungsi peran
dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan. Keluaran
dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau respons
tidak efektif.
c. Elemen lingkungan
d. Elemen sehat
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan yang muncul atau
proses yang terjadi pada makhluk hidup dan terintegrasi
dalam individu seutuhnya (Roy, 1984).
PROSES KEPERAWATAN
Nurul Fauziah, M.Med.Ed - Appskep Indonesia
PENGKAJIAN
Mengumpulkan data, Pengelompokan/mengatur data, Validasi data, Mendokumentasikan data
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Menganalisa data, mengidentifikasi masalah, Merumuskan pernyataan, Diagnosis keperawatan
PERENCANAAN
Mempreoritaskan masalah, Merumuskan tujuan/hasil yang, Memilih intervensi keperawatan,
Menulis rencana keperawatan
IMPLEMENTASI
Mengkaji kembali pasien, Menentukan bantuan dan, Mengimplementasikan rencana, Tindakan
keperawatan, Melakukan supervesi kep, Mendokumentasikan tindakan keperawatan
EVALUASI
Mengumpulkan data yang b.d hasil, Membandingkan tindakan dengan tujuan/hasil, Menarik
kesimpulan tentang status masalah, Melanjutkan/memodifikasi/mengakhiri rencana asuhan
Sumber: Budiono, 2016
Pengertian
Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai responss klien terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik aktual maupun potensial (SDKI, 2017).
Tujuan
Mengidentifikasi respons klien individu, keluaraga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan
dengan kesehatan.
Karakteristik diagnosis
Karakteristik diagnosis dapat dilihat melalui tanda dan gejala yang tampak pada pasien:
1. Tanda (sign) data objektif dari hasil pemeriksaan fisik hasil laboratorium dan prosedur
diagnostik
2. Gejala (symptom) data subjektif yang diperoleh dari anamnesa
Tanda dan gejala dikelompokkan atas 2 kategori:
1. Data mayor: tanda dan gejala yang sebagian besar muncul pada pasien. Untuk
menegakkan diagnosis, data mayor yang ditemukan harus mencapai 80 - 100%
2. Data minor: tanda gejala yang tidak harus ada, tapi jika ada, data ini dapat mendukung
tegaknya sebuah diagnosis.
2. Diagnosis positif, menunjukkan klien dalam kondisi sehat, dapat menjadi lebih sehat dengan
optimal. Diagnosis ini juga disebut Diagnosis Promosi Kesehatan, yaitu keadaan ketika kondisi
dan motivasi klien dalam keadaan optimal yang dapat meningkatkan kondisi kesehatan.
Memprioritaskan Diagnosis
Diagnosis prioritas dapat ditentukan berdasarkan pemenuhan kebutuhan pasien pada saat itu.
Urutan kebutuhan pasien dapat dianalisis menggunakan beberapa teori, misalnya teori tingkat
kebutuhan dasar Maslow, Douglas, Prinsip ABCD (airway, breathing, circulation dan disability), dll.
Defenisi
Penyebab
Mayor Minor
Kriteria Hasil
A. B. C.
Status pernapasan : kepatenan Pencegahan Keparahan
jalan napas (prioritas) aspirasi gejala
Intervensi
Defenisi
Penyebab
Mayor Minor
Dispnea Orthopnea
Penggunaan otot bantu Pernapasan pursed-lip
pernapasan Bradipnea/takipnea
Fase ekspirasi memanjang Diameter thoraks anterior-
Pola napas abnormal (mis. posterior meningkat
Takipnea, bradipnea, hiperventilasi, Ventilasi semenit menurun
kussmaul, Cheyne-stroke Pernapasan cuping hidung
Kapasitas vital menurun
Tekanan ekspirasi menurun
Kriteria Hasil
A. B. C.
Status pernapasan Status pernapasan : Respon ventilasi mekanik : dewasa
(Prioritas) ventilasi (Prioritas) (khusus pasien yang dirawat di
ruangan Intensive Care)
Intervensi
Defenisi
Penyebab
Mayor Minor
Dispnea Orthopnea
Hiperkepnia /hiperkarbia Penglihatan kabur
Hipoksemia Sianosis
Takikardia Diaphoresis
Kadar karbondioksida Gelisah
abnormal Pernapasan cuping hidung
Kriteria Hasil
A. B. C.
Status pernapasan : Respon ventilasi mekanik : dewasa Keseimbangan elektrolit
pertukaran gas (khusus pasien yang dirawat di dan asam/basa
(Prioritas) ruangan Intensive Care) (Prioritas)
D. E. F.
Perfungsi jarigan Orientasi kognitif Tingkat delirium
Intervensi
Rangkuman Diagnosis
4. Resiko Aspirasi
Defenisi
Faktor Resiko
Kriteria Hasil
A. B. C.
Status pernapasan Status pernapasan : Status pernapasan :
(Prioritas) Ventilasi (Prioritas) kepatenan jalan
napas (Prioritas)
D. E. F.
Status pernapasan : Pencegahan Respon penyapihan
pertukaran gas aspirasi ventilator mekanik :
(Prioritas) dewasa
G.
Respon ventilator
mekanik : dewasa
5. Intoleransi Aktivitas
Defenisi
Penyebab
Mayor Minor
Anemia Aritmia
Gagal jantung kongestif Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Penyakit jantung koroner Gangguan metabolik
Penyakit katup jantung Gangguan muskuloskeletal
Rangkuman Diagnosis
Defenisi
Penyebab
Mayor Minor
Rangkuman Diagnosis
Defenisi
Penyebab
Mayor Minor
Defenisi
Penyebab
Mayor Minor
Rangkuman Diagnosis
9. Diare
Defenisi
Penyebab
Mayor Minor
A. B.
Eliminasi usus
Kontinensi usus
Intervensi
Rangkuman Diagnosis
Defenisi
Penyebab
Mayor Minor
A. B.
Keseimbangan Hidrasi
cairan
Intervensi
Defenisi
Penyebab
Aneurisma
Gangguan gastrointestinal (mis. Penyakit ulkus lambung, polip,
varises)
Gangguan fungsi hati (mis. sirosis, hepatitis)
Komplikasi kehamilan (mis. KPD, plasenta previa/abrupsio,
kehamilan kembar)
Komplikasi post partum (mis. Atoni uterus, retensia plasenta)
Gangguan koagulasi (mis. Trombositopenia)
Efek agen farmakologis
Tindakan pembedahan
Trauma
Kurang terpapar informasi tentang pencegahan pendarahan
Proses keganasan
A. B.
Keparahan Status sirkulasi
kehilangan
darah
Intervensi
Defenisi
Faktor Resiko
Hipoksemia
Hipoksia
Hipotensi
Hipovolemia
Sepsis
Sindrom respons inflamasi sistemik (SIRS)
Kriteria Hasil
A. B. C.
Keparahan Syok : Keparahan Syok : Keparahan Syok :
Anafilaksis Kardiogenik Hipovolemik
E. F.
D.
Keparahan Syok : Perfusi jaringan :
Septik perifer
Keparahan Syok :
Neurogenik
Defenisi
Penyebab
Mayor Minor
Kriteria Hasil
A. B. C.
Status nutrisi (luaran Utama) Berat Badan Nafsu Makan
D.
Status Nutrisi
Intervensi
Defenisi
Akumulasi lemak yang berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan
usia dan jenis kelamin.
Penyebab
Mayor Minor
Gangguan genetik
Faktor keturunan
hipotiroid
diabetes mellitus maternal
Kriteria Hasil
A. B. C. D.
Berat badan Perilaku Status Status pernapasan
menurunkan berat nutrisi (Prioritas)
badan
Intervensi
Rangkuman Diagnosis
Data fokus untuk menegakkan diagnosis ini adalah : IMT >25 kg /m2
(pada dewasa) atau berat badan dan panjang badan lebih dari
persentil 95 (pada anak <2 tahun) atau IMT pada persentil 85-95
(pada anak 2-18 tahun)
15. Obesitas
Defenisi
Akumulasi lemak yang berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan
usia dan jenis kelamin, serta melampau kondisi berat badan lebih
(overweight)
Penyebab
Mayor Minor
Gangguan genetik
Faktor keturunan
Hipertiroid
Diabetes Mellitus maternal
Kriteria Hasil
A. B. C.
Berat badan (Luaran Citra tubuh Perilaku menurunkan
Utama) berat badan
D. E.
Status nutrisi Tingkat pengetahuan
Rangkuman Diagnosis
Defenisi
Penyebab
Hiperglikemia Gangguan toleransi glukosa darah
Disfungsi Pankreas Gangguan gluosa darah puasa
Resistensi insulin Penggunaan insulin/obat glikemik oral
Hipoglikemia Hiperinsulimia (mis. Insulinoma)
Disfungsi hati Endokrinopati (mis. Kerusakan adrenal)
Disfungsi Ginjal Kronis Tindakan pembedahan neoplasma
Efek Agen Farmakologis Gangguan metabolik bawaan
Mayor Minor
Hiperglikemia Berkeringat
Hipoglikemia Palpitasi
Mengantuk Lapar
Pusing Mulut Kering
Lelah atau Lesu Gemetar
Gangguan Koordinasi Haus Meningkat
Kadar Glukosa dalam darah/urin Kesadaran Menurun
menurun Perilaku Aneh
Kadar Glukosa dalam darah/urin Sulit Bicara
meningkat Jumlah Urin Meningkat
A. B. C. D.
Kestabilan kadar Kontrol Resiko Tingkat Status Nutrisi
Glukosa Darah Pengetahuan
Intervensi
Defenisi
Mayor Minor
A. B. C.
Persepsi sensori Fungsi sensori Orientasi Kognitif
D. E.
Status Neurologis Status Orientasi
Intervensi
Penyebab
Hambatan lingkungan (misalnya Kurang kontrol tidur
kelembapan lingkungan sekitar, Kurang privasi
suhu, lingkungan, pencahayaan, Restrain fisik
kebisingan, bau tidak sedap, jadwal Ketiadaan teman tidur
pemantauan/pemeriksaan/ Tidak familiar dengan peralatan tidur
tindakan).
Mayor Minor
Kriteria Hasil
Kriteria hasil yang diharapkan
A. B. C. D.
Pola Tidur Penampilan Peran Status Tingkat Keletihan
Kenyamanan
Intervensi
5. Pemberian obat
6. Kompres panas/dingin
7. Terapi relaksasi
8. Monitoring tanda-tanda vital
7. Pemberian obat
8. Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation (TENS)
4. Pencegahan emboli
5. Pencegahan kejang
6. Pencegahan perdarahan
1. Pengertian
Ansietas (kecemasan) adalah perasaan was-was, khawatir, takut yang tidak jelas atau tidak
nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang mengancam (Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2016).
Ansietas juga merupakan keadaan emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek
yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman (SDKI, 2016).
Tingkatan Ansietas :
a. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya
(Videbeck, 2011). Ansietas memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan
kreativitas. Selama tahap ini, seseorang menjadi lebih waspada dan kesadarannya
menjadi lebih tajam terhadap lingkungan. Jenis ansietas ini dapat memberikan motivasi
pembelajaran dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
b. Ansietas sedang
Pada tingkat ini, individu berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang
lain. Ansietas ini mempersempit lapang persepsi individu. Individu tidak mempunyai
perhatian yang selektif, kemampuan penglihatan, pendengaran, dan penciuman
menurun (Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2016). Jika diarahkan untuk melakukan sesuatu,
individu dapat berfokus pada perhatian yang lebih banyak.
c. Ansietas Berat
Lapang persepsi individu sangat menyempit (Videbeck, 2011). Individu cenderung
berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal yang lain.
Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan
banyak arahan untuk berfokus pada area yang lain. Kemampuan persepsi seseorang
menjadi menurun secara menyolok dan perhatiannya pun terpecah-pecah. Pikirannya
hanya fokus pada satu hal dan tidak memikirkan yang lain.
d. Tingkat Panik
Panik adalah kehilangan kendali, individu tidak mampu melakukan sesuatu walaupun
dengan arahan. Panik mengakibatkan disorganisasi kepribadian dan menimbulkan
peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan
orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat
ansietas ini jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan
2. Penyebab
Krisis situasional, kebutuhan tidak terpenuhi, krisis maturasional, ancaman terhadap konsep
diri, ancaman terhadap kematian, takut mengalami kegagalan, disfungsi sistem keluarga,
hubungan orang tua-anak tidak memuaskan, keturunan (temperamen mudah teragitasi
sejak lahir), penyalahgunaan zat, dan terpapar bahaya lingkungan (mis. toksin, polutan, dll).
1. Pengertian
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang
diakibatkan oleh perubahan struktur, ukuran, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai
dengan yang diinginkan (Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2016). Gangguan citra tubuh juga
merupakan perubahan persepsi tentang fisik individu (SDKI, 2016).
DEFISIT PENGETAHUAN
1. Pengertian
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif dan keterampilan psikomotorik yang
berhubungan dengan topik tertentu yang dibutuhkan oleh pasien yang meliputi informasi
tentang kondisi kesehatan, penanganan, dan perubahan gaya hidup.
2. Penyebab
1. Pengertian
Keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri negatif mengenai diri dan
kemampuannya dalam waktu lama dan terus-menerus yang berhubungan dengan
perasaan tidak berharga, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, serta tidak
berarti.
2. Penyebab
1. Pengertian
Risiko harga diri rendah situasional adalah berisiko mengalami evaluasi atau perasaan
negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan pasien sebagai respon terhadap situasi saat
ini.
2. Penyebab
1. Pengertian
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respon panca indera, yaitu penglihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan terhadap sumber yang tidak jelas.
2. Penyebab
a. Orang dengan gangguan jiwa
b. Sering mengurung diri
c. Tidak mau bicara dengan orang lain
d. Kurangnya kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggal
e. Berpikir jelek tentang diri
2) Perilaku Pasien:
a) Tersenyum, tertawa sendiri.
b) Menggerakkan bibir tanpa suara.
c) Pergerakan mata yang cepat.
d) Respon verbal yang lambat
e) Diam dan berkonsentrasi.
2) Perilaku Pasien :
a) Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.
b) Perhatian pada lingkungan berkurang.
c) Konsentrasi terhadap pengalaman sensorinya.
d) Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas.
2) Perilaku Pasien :
a) Perintah halusinasi ditaati
b) Sulit berhubungan dengan orang lain
c) Perhatian terhadap lingkungan berkurang, hanya beberapa detik
d) Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor dan berkeringat.
2) Perilaku Klien
a) Perilaku panik
b) Resiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
c) Tindak kekerasan agitasi, menarik atau katatonik
d) Tidak mampu berespon terhadap lingkungan
WAHAM
1. Pengertian
Waham adalah keyakinan pribadi berdasarkan kesimpulan yang salah dari realitas
ekstrenal).Waham juga diartikan sebagai keyakinan yang salah yang dipertahankan secara
kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.
2. Jenis Waham
Jenis Waham Pengertian Perilaku Klien
1. Waham Kebesaran Keyakinan secara berlebihan bahwa “Saya ini pejabat di
dirinya memiliki kekuatan khusus Kementerian Semarang!”
atau kelebihan yang berbeda
dengan orang lain, diucapkan “Saya punya perusahan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai paling besar lho!”
kenyataan.
2. Waham Agama Keyakinan terhadap suatu agama “Saya adalah Tuhan yang
secara berlebihan, diucapkan bisa menguasai dan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai mengendalikan semua
kenyataan. makhluk!”
3. Waham Curiga Keyakinan terhadap seseorang atau “Saya tahu mereka mau
sekelompok orang yang mau menghancurkan saya,
merugikan atau mencederai diri karena iri dengan
klien, diucapkan berulang-ulang kesuksesan saya.”
tetapi tidak sesuai kenyataan.
5. Waham Nihlistik Keyakinan seseorang bahwa dirinya “Ini saya berada di alam
sudah meninggal dunia, diucapkan kubur ya, semua yang ada
berulang-ulang tetapi tidak sesuai di sini adalah roh-roh.”
kenyataan.
3. Penyebab
b. Objektif b. Objektif
1) Inkoheren 1) Bingung
2) Flight of idea 2) Perubahan pola
3) Sirkumtansial tidur
4) Sangat waspada 3) Kehilangan selera
5) Khawatir makan
6) Sedih berlebihan atau gembira berlebihan
7) Wajah tegang
8) Perilaku sesuai isi waham
9) Banyak bicara
10) Menentang atau permusuhan
11) Hiperaktif
12) Menarik diri
13) Tidak bisa merawat diri
14) Defensive
Defenisi
Penyebab
Mayor Minor
Kriteria Hasil
A. B. C.
Status kesehatan komunitas Keefektifan Kompetensi
(Prioritas) skrining kesehatan komunitas
komunitas
Intervensi
Defenisi
Penyebab
Mayor Minor
Kriteria Hasil
A. B. C.
Manajemen diri : Manajemen diri : Kontrol gejala
penyakit akut penyakit kronis
D. E. F.
Perilaku patuh : diet Perilaku patuh : Perilaku patuh :
yang disarankan aktifitas yang pengobatan yang
disarankan disarankan
Rangkuman Diagnosis
Defenisi
Penyebab
Mayor Minor
Kriteria Hasil
A. B. C.
Perilaku promosi Perilaku pencarian Pengetahuan : Promosi
kesehatan (Prioritas) kesehatan (Prioritas) Kesehatan
D.
Perilaku patuh
Intervensi
Defenisi
Penyebab
Mayor Minor
Penyalahgunaan zat
Gangguan kepribadian/psikotik
Kondisi perubahan gaya hidup baru akibat penyakit
Kriteria Hasil
A. B. C.
Keseimbangan gaya Kepercayaan mengenai Kepercayaan mengenai
hidup (Prioritas) kesehatan kesehatan : ancaman
yang dirasakan
D. E. F.
Perilaku berhenti Perilaku penghentian Perilaku patuh
merokok (pada penyalahgunaan alkohol
perokok ) (pada penyalahgunaan
alkohol)
Rangkuman Diagnosis
Defenisi
Mayor Minor
Diabetes mellitus
Penyakit jantung
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
Asma
HIV/AIDS
Prematuritas
A. B. C.
Perilaku promosi Perilaku patuh : Diet Partisipasi dalam
kesehatan yang sehat latihan
(direkomendasikan)
D.
Kepercayaan mengenai
kesehatan : merasakan
kemampuan melakukan
Intervensi
Abraham Maslow (1908 – 1970), merumuskan suatu teori tentang kebutuhan dasar
manusia yang dapat digunakan oleh perawat untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
pada saat memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Menurut teori ini, beberapa
kebutuhan manusia tertentu lebih dasar daripada kebutuhan lainnya. Sehingga beberapa
kebutuhan harus dipenuhi sebelum memenuhi kebutuhan lainnya.
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut teori ini dapat digolongkan menjadi lima
tingkat kebutuhan prioritas (five hierarchy of needs), yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan
keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan harga diri, dan
kebutuhan aktualisasi diri. Menurutnya bahwa kebutuhan ini akan senatiasa muncul,
meskipun mungkin tidak secara berurutan. Artinya, ada sebagian orang karena suatu
keyakinan tertentu memiliki hirarki kebutuhan yang berbeda dibandingkan dengan yang
lain.
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis dalam hierarki Maslow menempati urutan yang paling dasar,
arti dalam pemenuhan kebutuhan ini seseorang tidak akan atau belum memenuhi
kebutuhan lain sebelum terpenuhinya kebutuhan fisiologisnya. Kebutuhan fisiologis
terdiri dari:
Oksigen merupakan kebutuhan fisiologi yang paling mendasar, untuk
memperoleh energi bagi sel-sel tubuh melalui proses metabolisme.
Gangguan pemenuhan oksigen bisa berakibat fatal bagi seseorang dan tidak
jarang sering menimbulkan kematian.
Cairan di dalam tubuh manusia sebanyak 50%-60%. Oleh karena itu, tubuh
manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran
cairan. Apabila ditemukan adanya ketidakseimbangan cairan, seperti
dehidrasi dan edema pada saat melakukan pengkajian keperawatan maka
tindakan keperawatan diarahkan pada perbaikan keseimbangan cairan dan
elektrolit.
Nutrisi merupakan kebutuhan esensial pada tubuh manusia, walaupun tubuh
dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada cairan. Proses metabolik
tubuh mengonrol pencernaan, menyimpan zat makanan dan mengeluarkan
produk sampah/racun dari hasil proses metabolik.
Temperatur tubuh manusia dapat berfungsi secara optimal bila berada pada
rentang suhu 360C – 370C. Jika suhu tubuh berada di luar rentang itu maka
dapat menimbulkan kerusakan bagi sel-sel tubuh, efek yang ditimbulkan
1) Pola Kesehatan
Menggambarkan pola pemahaman klien tentang kesehatan, kesejahteraan, dan bagaimana
kesehatan mereka diatur.
3) Pola eliminasi
Menggambarkan pola fungsi ekskresi (usus besar, kandung kemih, dan kulit), termasuk pola
individu seharihari, perubahan atau gangguan, dan metode yang digunsksn untuk
mengendalikan ekskresi.
no pulse
no CAB ->
breathing
CPR
no respon