Anda di halaman 1dari 5

NAMA : FENERIA J.

NU’A

NPM : 61190008

TUGAS : KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

A. Pengobatan komplementer

Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini diantara

banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non konvensional yang lain, seperti

pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan bekam. Definisi CAM

(Complementary and Alternative Madacine) suatu bentuk penyembuhan yang bersumber

pada berbagai system, modalitas dan praktek kesehatan yang didukung oleh teori dan

kepercayaan (Hamijoyo, 2003)

B. Pengobatan Farmakologi dan Biologi

 Fase Farmasetik

Obat merupakan semua zat, baik kimiawi, hewani maupun nabati yang dalam
dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut
gejalanya. Suatu obat yang diminum peroral akan melalui tiga fase, yaitu
farmasetik, farmakokinetik danfarmakodinamik, agar kerja obat dapat terjadi.
Dalam fase farmasetik, obat berubah menjadi larutan sehingga dapat menembus
membran biologi.Jika obat diberikan melalui rute subkutan, intramuskuler atau
intravena maka tidak terjadi fase farmasetik. Fase kedua yaitu farmakokinetik
yang meliputi 4 fase, yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme atau biotransformasi
dan ekskresi. Dalam fase farmakodinamik, atau fase ketiga, terjadi respons
biologis atau fisiologis. Sekitar 80% obat diberikan secara oral, oleh karena itu
farmasetika adalah fase pertama dari kerja obat. Dalam saluran gastrointestinal,
obat-obat perlu dilarutkan agar dapat diabsorbsi

Obat dalam bentuk padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi partikel-
partikel kecil supaya dapatlarut kedalam cairan, dan proses ini dikenal dengan
disolusi. Ada dua fase farmasetik, yaitu disintegrasi dan disolusi.Disintegrasi
adalah pemecahan tablet atau pil menjadi partikel-partikel yang lebihkecil, dan
disolusi adalah melarutnya partikel-partikel yang lebih kecil itu dalam
cairangastrointestinal untuk diabsorpsi.Ratelimiting adalah waktu yang
dibutuhkan olehsebuah obat untuk berdisintegrasi dan sampai menjadi siap untuk
diabsorpsi oleh tubuh. Obat-obat dalam bentuk cair lebih cepat siap diserap oleh
saluran gastrointestinal daripadaobat dalam bentuk padat. Obat dengan enteric
coated (EC) tidak dapat didisintegrasi oleh asam lambung, tetapi dalam suasana
basa, sehingga disintegrasi akan terjadi di usus halus. Makanan dalam saluran
gastro intestinal dapat mengganggu pengenceran dan absorbsi obat tertentu.
Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung, sehingga cairan atau makanan
diperlukan untuk mengencerkan konsentrasi obat.

 Farmakokinetik

Farmakokinetik adalah proses pergerakan obat untuk mencapai kerja obat. Empat
proses yang termasuk di dalamnya adalah: absorpsi,distribusi, metabolisme (atau
biotransformasi) dan ekskresi (atau eliminasi).
 Farmakodinamika

Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selular


dan mekanisme kerja obat. Respons obat dapat menyebabkan efek fisiologis
primer atau sekunder atau kedua-duanya. Efek primer adalah efek yang
diinginkan dan efek sekunder bisa diinginkan atau tidak diinginkan. Salah satu
contoh dari obat dengan efek primer dan sekunder adalah difenhidramin
(Benadryl), suatu antihistamin. Efek primer dari difenhidramin adalah untuk
mengatasi gejala-gejala alergi, dan efek sekundernya adalah penekanan susunan
saraf pusat yang menyebabkan rasa kantuk. Efek sekunder ini tidak diinginkan
jika pemakai obat sedang mengendarai mobil atau beraktivitas lain, tetapi pada
saat tidur, efek ini menjadi diinginkankarena menimbulkan sedasi ringan.

C. Penggunaan Diet dan Nutrisi sebagai Pencegahan dan pengobatan

Diet merupakan pola makan dengan mengonsumsi makanan yang cara dan sumber

makanannya diatur. Gunanya adalah untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Selain itu, diet juga bertujuan untuk mencapai atau menjaga berat badan yang terkontrol.

Meski begitu, tidak semua diet dilakukan untuk menurunkan berat badan, beberapa orang

melakukan diet atas dasar anjuran dokter karena mengidap penyakit tertentu yang

memaksanya untuk mengatur segala nutrisi yang akan masuk ke tubuhnya.

Macam-Macam Jenis Diet :

1. Diet Keto

Diet keto ini simpel, diet ini menerapkan pila makan tingi lemak dan protein, tapi

rendah karbohidrat. Tujuan diet ini agar tubuh lebih banyak mendapatkan kalori dari

protein dan lemak.  Menurut Journal of European Nutrition, kondisi ini bisa

menguras simpanan gula sebagai sumber energi, dan menggantinya dengan protein

dan lemak.

Kondisi inilah yang menimbulkan proses ketosis, yaitu kondisi ketika tubuh tidak lagi

ada asupan karbohirat (glukosa) sebagai sumber makanan untuk diproses menjadi

energi. Adanya ketosis diharapkan bisa membantu menurunkan berat badan.

Hal yang perlu diingat, sumber lemak diet keto ini bukan sembarang lemak, seperti

gorengan. Sumber lemaknya sebaiknya berasal dari produk susu, telur organik, dan

minyak seperti kelapa dan zaitun. Tak hanya itu saja, lemak sehat juga bisa diperoleh

dari kacang-kacangan (almond dan mete) dan buah alpukat. 

2. Diet Atkins
Diet atkins merupakan pola makan yang bertujuan untuk mengendalikan asupan

karbohidrat. Sebagai gantinya, orang yang menjalani diet ini diperbolehkan untuk

mengonsumsi lebih banyak lemak. Singat kata, diet ini mungkin lebih berbeda

dengan diet lainnya. Alasannya diet atkins memperbolehkan seseorang mengonsumsi

lemak, tak seperti diet pada umumnya. 

Hal yang perlu diketahui tidak semua lemak itu berdampak negatif pada kesehatan.

Lemak tak jenuh (HDL), alias lemak baik, diperlukan tubuh agar fungsinya tetap

berjalan normal. Diet ini bisa dicoba bagi mereka yang ingin menurunkan berat

badan.

Lemak HDL yang dikonsumsi ini berfungsi untuk melindungi kesehatan jantung,

mengontrol gula darah, hingga membantu menurunkan berat badan. Bagaimana

dengan menunya? Menu diet ini bersumber pada makanan dengan kandungan protein

murni, lemak HDL, dan sayuran tinggi serat. Pola makanan yang rendah karbohidrat

ini bisa meningkatkan metabolisme, sehingga tubuh bisa membakar lebih banyak

simpanan lemak dalam tubuh.

3. Diet Mediterania

Diet Mediterania merupakan jenis diet yang paling dianjurkan untuk dilakukan dalam

upaya menurunkan berat badan dan membuat tubuh menjadi lebih sehat. Diet ini

merupakan metode yang dilakukan dengan menggabungkan kebiasaan hidup sehat

tradisional orang yang hidup di negara perbatasan dengan Laut Mediterania.

Prinsip dalam metode diet ini adalah mengonsumsi jenis makanan yang sehat, kaya

akan kandungan sayuran, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Tak hanya itu,

metode diet ini juga menganjurkan untuk mengonsumsi sedikit ayam, daging merah,

serta lemak tak jenuh dari minyak zaitun dan kacang-kacangan.

Diet Mediterania memang memiliki beragam manfaat bagi tubuh. Menurut sebuah

penelitian, orang yang menerapkan diet ini memiliki risiko 30 persen lebih rendah

untuk terserang penyakit jantung dan stroke.

4. Diet Paleo
Diet paleo merupakan pola makan manusia di era prasejarah atau manusia purba,

tepatnya manusia gua zaman prasejarah masa paleolitikum. Diet ini diduga bisa

meminimalisir risiko penyakit jantung, diabetes, hingga kanker.

Pola makan diet paleo boleh dibilang meniru pola makan manusia purba. Diet ini

menyesuaikan pola makan dengan sumber yang telah tersedia di sekitar kita.

Bedanya, saat ini persediaan makan sudah tersedia dan bisa didapatkan dengan lebih

mudah, tidak seperti masa itu yang mengharuskan orang untuk berburu.

Oleh karena itu, bahan makanan yang dijual di pasar swalayan atau tradisional bisa

digunakan ketika menjalani diet satu ini. Setelah itu, barulah pengolahannya

mengikuti metode manusia purba yang cukup sederhana, seperti ditumis, dikukus,

atau dibaka.

Metode diet ini sederhana. Orang yang mengadopsi diet keto dianjurkan untuk

menghindari gula dan karbohidarat secara berlebihan. Sebagai gantinya, orang yang

menjalani diet ini diharuskan untuk mengasup lebih banyak protein. Dengan

berkurangnya asupan karbohidrat dan gula, kondisi inilah yang nantinya diharapkan

mampu menurunkan berat badan.

Tak cuma itu, meski masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, diet ini diduga bisa

meningkatkan kontrol gula darah dan fungsi hormon insulin. Hormon ini sendiri

bertugas untuk mengalihkan gula dari dalam darah agar masuk ke dalam organ yang

membutuhkan, atau bisa juga disimpan ke tempat penyimpanan guna memenuhi

kebutuhan di lain waktu.


DAFTAR PUSTAKA

Fradgley, S., 2003, Interaksi Obat dalam Aslam, M., Tan., C.K., dan Prayitno, A., Farmasi

Klinis,119-130,Penerbit PT. Elex Media Komputindo kelompok Gramedia, Jakarta.

Ganiswara, S.G., 2000, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 800, Bagian Farmakologi FKUI,

Jakarta.

Apriyanti, M. 2012. Meracik Sendiri Obat & Menu Sehat Bagi Penderita Kanker. Pustaka Baru

Press. Yogyakarta.

Anggraeni, A.C. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai