Anda di halaman 1dari 14

Bahan Ajar: Matematika untuk Guru Sekolah Dasar

Bab 1
Himpunan, Bilangan dan Lambang Bilangan
Gregorius Sebo Bito,S.Pd., M.Pd1 & Fredy, M.Pd2
1
Universitas Flores, 2Universitas Musamus Merauke

Mathematics has been called a universal language. It is symbolic language that enables
human beings to think about, record, and comunicate ideas concerning the elements and
the relationships of quantity (Learner, 1985).

1.1 Mengembangkan dan Mengkomunikasikan Konsep Matematika

Matematika merupakan bahasa universal dan bahasa simbolis yang memungkinkan kita
berpikir, melakukan pencatatan dan mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang berkaitan
dengan elemen-elemen dan hubungan-hubungan kuantitas. Learner (1985) menyatakan tentang
matematika bahwa:” Mathematics has been called a universal language. It is symbolic
language that enables human beings to think about, record, and comunicate ideas concerning
the elements and the relationships of quantity”. Matematika merupakan bahasa simbolis dan
universal, yang memiliki fungsi praktis, agar manusia dapat mengekspresikan hubungan-
hubungan kuantitatif dan keruangan. Sebagai bahasa universal, matematika memungkinkan
kita, untuk dapat melakukan pencatatan dan mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang
berhubungan dengan kuantitas (Delphie, 2009)

Banyak hal dalam matematika dibangun oleh konsep-konsep yang abstrak sehingga
obyek-obyek dasar matematika sering juga disebut obyek mental atau obyek pikiran yang
berupa fakta, konsep, operasi dan prinsip. Konsep dalam matematika merupakan hal dasar dan
abstrak yang memungkinkan kita untuk mengklasifikasi (mengelompokan) obyek atau kejadian
dan menerangkan apakah objek atau kejadian itu merupakan contoh atau bukan contoh dari
pengertian tersebut. Dengan kalimat lain, konsep merupakan gagasan abstrak yang dapat
digunakan untuk mengklasifikasi sekumpulan obyek, apakah obyek tertentu merupakan contoh
konsep atau bukan konsep.

Matematika terdiri dari banyak konsep. Contoh konsep dalam matematika misalnya:
konsep tentang himpunan, konsep tentang persamaan, konsep tentang fungsi dan sebagainya.
Suatu konsep dapat ditunjukkan dengan sesuatu yang konkrit (misalnya gas, batu dan
sebagainya).Konsep dapat pula merupakan sesuatu yang abstrak (misalnya cinta, fungsi dan
sebagainya). Dalam matematika pada umumnya konsep adalah abstrak, misalnya konsep
1
Bahan Ajar: Matematika untuk Guru Sekolah Dasar

tentang: himpunan, persamaan dan lain-lain. Membelajarkan matematika berarti guru akan
mengkomunikasikan konsep-konsep yang ada dalam matematika. Forbes& Eicholz (1971)
menyatakan bahwa, pada umumnya dalam membangun sebuah konsep ada tiga hal yang terlibat
dalam penguasaan dan komunikasi yaitu:

Contoh-contoh
Sebuah Ide/Gagasan/Konsep
Simbol/Lambang
Ketiga hal di atas selalu muncul pada setiap situasi pembelajaran matematika. Obyek
langsung dari belajar matematika pada hakikatnya merupakan penanaman penalaran dan
pembinaan keterampilan dari konsep-konsep (Karso, dkk, 1.43). Pada umumnya konsep-konsep
matematika di sekolah dasar dikelompokan dalam tiga jenis konsep yaitu: konsep dasar, konsep
yang berkembang dan konsep yang dibina keterampilannya. Oleh karenanya dalam
pembelajaran konsep matematika terdiri dari tiga tahap yaitu penanaman konsep konsep dasar,
pemahaman konsep dan pembinaan konsep.

Pembelajaran matematika yang bermakna lebih ditekankan pada bagaimana siswa


mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri (constructivism) atau menemukan kembali
(reinvention) konsep-konsep matematika. Pengetahuan konseptual matematika (conceptual
knowledge of mathematics) terdiri dari hubungan-hubungan logis yang dikonstruksi dan
terdapat pola pikir tertentu dalam gagasan atau ide-ide di dalamnya.

Contoh 1.1.1
Sebagai contoh misalnya kita ingin membangun konsep “biru”
Mobil biru

Contoh-Contoh : Laut Biru

Mata Soeploe Biru

Konsep : Benda-benda di himpunan contoh memiliki sesuatu yang sama. Sifat umum
yang dimiliki adalah biru

Lambang : kata “biru” yang dicetak dan jika dibaca adalah “biru”

Siswa dikatakan mampu mengembangkan konsep biru ketika mereka mampu


mengelompokan obyek dan mengasosiasikan konsep biru dengan nama obyek tertentu misalnya
mobil biru, laut biru, mata Soeploe biru dan lain lain.

Contoh 1.1.2
Perhatikan gambar 1.1.1 berikut.

2
Bahan Ajar: Matematika untuk Guru Sekolah Dasar

Nama Obyek Model Hubungan

Satu
Sepuluh Sepuluh “satuan” adalah
sama dengan 1 “sepuluan”

Seratus

Sepuluh “sepuluhan” adalah


sama dengan 1 “seratusan”

Gambar 1.1.1: Obyek dan nama obyek berbeda dengan relasi atau hubungan antara obyek
(Diadaptasi dari: Van de Walle,J.A, Lovin,L.H.2006. Teaching Student-Centered Mathematics
Grade3-5. Volume Two. NY: Pearson Education. p.6)
Gambar 1.1.1 di atas merupakan model dari nama obyek yang juga merupakan konsep
satu, sepuluh dan seratus. Dengan model-model tersebut siswa SD diharapkan dapat memahami
konsep-konsep satu, sepuluh dan seratus serta hubungannya. Model-model tersebut membentuk
bayangan mental (mental imagery) dari satu, sepuluh dan seratus. Model (baik konkrit,
semikonkrit dan abstrak) sangat dibutuhkan untuk membantu siswa dalam berpikir atau belajar
konsep-konsep matematika. Penggunaan model abstrak (simbol matematika matematika
formal) yang terlalu cepat pada anak usia dini akan menyebabkan anak belajar matematika
secara tidak bermakna dan sering menimbulkan miskonsepsi. Miskonsepsi dapat diartikan
sebagai kesalahan konsep (Fathani, 2009) atau salah pengertian tentang suatu konsep.
Miskonsepsi sering terjadi pada anak usia Sekolah Dasar, padahal jenjang pendidikan SD
merupakan jenjang sekolah dimana semua anak diharapkan untuk memulai proses mengakses
konsep matematika yang kuat (Jones, et al., 2002 dalam Sebo Bito, 2013).

Contoh 1.1.3
Salah satu materi yang dipelajari di sekolah dasar adalah tentang segitiga. Segitiga adalah
nama suatu konsep. Dengan konsep tersebut dapat dibedakan mana yang merupakan
contoh segitiga dan mana yang bukan contoh segitiga. Seorang dikatakan memahami
konsep segitiga, jika dapat membedakan mana yang merupakan contoh segitiga dan mana
yang bukan segitiga ketika disajikan berbagai bentuk bangun datar.
Latihan 1.1

1. Berikan minimal satu contoh untuk setiap konsep berikut

a) Laki-laki b) Empat c) Benar d) Merah

2. Suatu obyek dapat menjadi sebuah contoh dari beberapa konsep. Daftarkan minimal tiga
konsep dari masing-masing contoh yang diberikan berikut ini.

a. Apel merah, b. Mobil biru, c. Laki-laki dengan tinggi 7 meter.

3
Bahan Ajar: Matematika untuk Guru Sekolah Dasar

3. Daftarkan 6 obyek yang digunakan dalam sebuah contoh untuk menunjukkan kepada
seorang anak tentang konsep “panas”. Selanjutnya berikan 2 obyek yang anda gunakan
untuk menguji bahwa anak tersebut telah memahami konsep “panas”

1.2 Konsep Himpunan

Konsep himpunan sangat penting dalam matematika.


Himpunan adalah konsep dasar dari semua cabang matematika.
Konsep tersebut banyak digunakan di sekolah terutama
berhubungan dengan pembelajaran matematika modern.
Himpunan juga merupakan kajian matematika yang banyak
Gambar 1.2.1. George Cantor
dipelajari oleh siswa Sekolah Dasar, sehingga guru atau calon
guru Sekolah Dasar diharapkan untuk menguasai konsep
himpunan ini.

Konsep tentang himpunan pertama kali dikemukakan oleh seorang matematikawan


berkebangsaan Jerman, yaitu George Cantor (1845–1918). Himpunan (set) didefefinisikan
sebagai kumpulan objek-objek yang berbeda dan mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama.
Obyek-obyek tersebut dapat merupakan obyek yang konkrit maupun yang abstrak.

Definisi 1.2.1
Himpunan adalah kumpulan benda-benda atau obyek yang dapat didefinisikan dengan
jelas. Dengan kata lain himpunan adalah sekumpulan objek yang mempunyai syarat tertentu.
Objek yang dimaksud pada Definisi 1.2.1 di atas dapat berupa bilangan, manusia,
hewan, tumbuhan, negara dan sebagainya. Objek ini selanjutnya dinamakan membedakan
mana yang menjadi anggota himpunan dan mana yang bukan merupakan anggota himpunan.
Syarat tertentu dan jelas dalam menentukan anggota suatu himpunan ini sangat penting
karena untuk membedakan mana yang menjadi anggota himpunan dan mana yang bukan
merupakan anggota himpunan. Inilah yang kemudian dinamakan himpunan yang terdefinisi
dengan baik (well-defined set) atau terdefinisi dengan tegas. Himpunan yang terdefinisi dengan
tegas semacam ini sering dinamakan himpunan tegas (crisp set).

Himpunan biasanya dinyatakan dengan huruf besar A, B, C, H, K dan sebagainya. Untuk


menyatakan suatu himpunan digunakan simbol “{….}”. Sementara itu untuk
melambangkan anggota himpunan biasanya menggunakan huruf kecil c, x, y dan sebagainya.
Perlu diperhatikan bahwa penulisan anggota dalam suatu himpunan hanya sekali saja. Jadi
tidak boleh kita menuliskan himpunan sebagai {b,,8,b}. Contoh pengulangan himpunan {
3,5,3,7,8} sama dengan {3,5,7,8 }. Himpunan tidak memperhatikan urutan penulisan dan

4
Bahan Ajar: Matematika untuk Guru Sekolah Dasar

pengulangan anggota. Sebagai contoh urutan A = {1,2,4} adalah sama dengan {2,4,1} atau
{1,4,2 }. Himpunan dapat memiliki anggota yang sangat banyak, hanya satu anggota dan tidak
memiliki anggota. Dalam mengenalkan konsep himpunan kepada siswa dapat dimulai dengan
kata-kata yang sinonim misalnya himpunan atau kelompok atau ikatan dari obyek obyek yang
dikenal siswa.

Contoh 1.2.1
1. Himpunan warna lampu lalu lintas. Obyek pada himpunan warna lampu lalu lintas dapat
didefinisikan dengan jelas, yaitu merah, kuning dan hijau.

2. Kumpulan bilangan prima kurang dari 10. Obyek pada kumpulan bilangan prima
kurang dari 10 adalah 2, 3 ,5 dan 7.

3. I = { x : x < 10, x bilangan cacah }. Obyek pada himpunan I adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,


8 dan 9

4. H = {1,3,5,6 }. Obyek pada himpuanan H sudah jelas yaitu 1, 3, 5 dan 6

Contoh 1.2.2 :

Berikut bukan merupakan himpunan. Obyek-obyek pada kumpulan-kumpulan tersebut


tidak dapat didefinisikan dengan jelas, karena batasannya tidak jelas dan penafsirannya
dapat berbeda-beda.

a. Kumpulan warna yang menarik


b. Kumpulan lukisan yang indah
c. Kumpulan siswa yang pintar
d. Kumpulan rumah bagus
Definisi 1.2.2: Definisi anggota himpunan:
Setiap benda atau obyek yang termasuk dalam suatu himpunan disebut anggota atau elemen
atau unsur. Untuk menunjukkan bahwa suatu unsur atau elemen merupakan anggota dari suatu
himpunan tertentu biasanya kita menggunakan lambang "  ", sedang untuk menyatakan bahwa
suatu benda atau obyek bukan anggota suatu himpunan digunakan lambang "  ".

Ada beberapa cara menyajikan himpunan, yaitu: tabulasi atau enumerasi atau cara
daftar, notasi pembentuk himpunan (set builder) dan menggambarkan dalam bentuk diagram
Venn. Metode tabulasi adalah cara menulis atau menyatakan himpunan dengan jalan,
menuliskan semua anggotanya satu per satu di antara tanda kurung kurawal ({}). Cara ini
biasanya dilakukan untuk menuliskan himpunan himpunan yang diskrit. Jika A adalah
himpunan bilangan-bilangan 1, 2, 3 dan 4 maka himpuan tersebut ditulis dalam bentuk: A = { 1
, 2 , 3 , 4 }. Jika jumlah anggotanya terlampau banyak maka kita dapat menggunakan lambang

5
Bahan Ajar: Matematika untuk Guru Sekolah Dasar

ellipsis, ‘… ‘.Misal B adalah himpunan bilangan genap positif yang tidak lebih dari 1000, maka
kita dapat menuliskannya menjadi B = {0 , 2 , 4 ,…,1000 }.

Selain cara yang telah disebutkan diatas, kita dapat menuliskan himpunan dengan
menggunakan notasi pembentuk himpunan (set builder). Penulisan himpunan dengan cara ini
adalah dengan cara menuliskan sifat-sifat atau syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh anggota
himpunan. Bentuk bakunya adalah A = {x | sifat-sifat x}. Aturan penulisannya adalah sebagai
berikut:

a. Lambang yang terdapat disebelah kiri tanda ‘|’ adalah anggota himpunan
b. Tanda ‘|’ dibaca “sedemikian sehingga”.
c. Lambang disebelah kanan tanda’|’ adalah sifat keanggotaan.

d. Jika ada tanda ‘,’ dalam sifat keanggotaan dibaca dan.

Contoh 1. 2.3
A adalah himpunan bilangan ril lebih kecil dari 100 dan lebih besar dari 1. A dapat
dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan A = { x | x R, 1 < x < 100 }

Cara lain untuk menyajikan himpunan adalah dengan menggunakan cara grafis yaitu
diagram Venn. Biasanya diagram Venn terdiri dari himpunan atau himpunanhimpunan yang
dilambangkan dengan lingkaran dan himpunan semesta dilambangkan dengan persegi panjang.
Diagram ini dikemukakan pertama kali oleh John Venn (1834 – 1923), seorang
matematikawan berkebangsaan Inggris. S=himpunan semesta digambarkan dalam bentuk
persegi panjang P dan Q yang merupakan himpunan yang termuat di dalam himpunan semesta
(S) digambarkan dalam bentuk kurva tertutup sederhana. Setiap anggota himpunan S, P dan Q
ditandai dengan sebuah noktah (titik) dan nama anggotanya ditulis berdekatan dengan
noktahnya.

Contoh 1.2.4 :
Diberikan : S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 }, P = { 2, 4, 6, 8, 10 } dan Q = { 1, 3, 5 }
Maka :
2 P atau “ 2 anggota P “
6 P atau “ 6 anggota P “
3 P atau “ 3 bukan anggota P “
1 P atau “ 1 bukan anggota P “
3 Q atau “ 3 anggota Q “
5  Q atau “ 5 anggota Q“
Keadaan tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram yang disebut diagram
Venn.

6
Bahan Ajar: Matematika untuk Guru Sekolah Dasar

Himpunan-himpunan bilangan seringkali dipakai dalam matematika. Himpunan-


himpunan bilangan tersebut biasanya disajikan atau ditulis dengan lambang tertentu, misalnya:
N adalah himpunan semua bilangan asli; Z adalah himpunan semua bilangan bulat; Q adalah
himpunan semua bilangan rasional; R adalah himpunan semua bilangan real; C adalah
himpunan semua bilangan kompleks.

Latihan 1.2
1. Berikan contoh sebuah himpunan manusia jika:
a. Mempunyai banyak anggota
b. Tidak memiliki anggota
c. Hanya memiliki satu anggota
d. Hanya memiliki dua anggota
2. Tunjukan dua notasi yang berbeda yang menunjukkan bahwa sebuah himpunan berisi 7
huruf pertama dari alfabet.

1.3 Himpunan Kosong, Singleton dan Hubungan antara Himpunan:Himpunan Saling


Asing&Himpunan Bagian

Seringkali, suatu himpunan yang didefinisikan tidak memiliki anggota, misalnya


himpunan Gajah yang mempunya belalai lebih dari satu atau, himpunan bilangan real yang
kalau dikuadratkan hasilnya adalah negatif. Himpunan-himpunan seperti ini disebut dengan
himpunan kosong delambangkan dengan  atau {}. Ada juga himpunan yang hanya memiliki
satu anggota misalnya G={2}. Himpunan seperti ini disebut himpunan elemen tunggal
(singleton).

Pada bagian ini juga, akan dibahas mengenai beberapa relasi khusus antara himpunan.
Beberapa hubungan antara himpunan sebagian besar berhubungan dengan pengembangan
konsep konsep tentang bilangan. Jika kita memiliki dua himpunan, dapat dilihat dua
kemungkinan :

1. Himpunan-himpunan tersebut tidak mempunyai anggota yang sama.


2. Himpunan-himpunan tersebut memiliki satu atau lebih anggota yang sama.
Contoh 1.3.1

Kelompok A dan B pada gambar berikut ini tidak memiliki anggota yang sama. Dapat
dikatakan bahwa himpunan A dan B saling asing (disjoint). Kelompok A dan C
memiliki beberapa anggota yang sama yaitu Jane dan Bily. Kita katakan bahwa A dan C
tidak saling asing (not disjoint).

7
Bahan Ajar: Matematika untuk Guru Sekolah Dasar

Bily Jhon Bety Bily


Jane Avril George Jane Prima
Edgar Sarah Thom

Kelompok A Kelompok B Kelompok C

Definisi 1.3.1 : Himpunan Bagian


Sebuah himpunan A dikatakan merupakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B jika dan
hanya jika setiap anggota dari himpunan A adalah anggota dari himpunan B, atau himpunan B
memuat seluruh anggota dari himpunan A.
Contoh 1.3.2

Diberikan sebuah himpunan {a, b, c}. Himpunan Bagian dari {a, b, c} yang diberikan
adalah : {a, b, c}, {a, b}, {a, c}, {b, c}, {a}, {b}, {c}, { }.

Himpunan bagian yang berbeda dari himpunan yang diberikan disebut dengan proper
subset. Dengan demikian semua himpunan bagian kecuali {a,b,c} pada contoh 1.3.2 di atas
merupakan proper subset dari {a,b,c}.

Contoh 1.3.3

Berikut ini adalah hubungan atau relasi antara himpunan yang telah dibahas pada bagian
ini.

Himpunan yang saling {a, b, c, d}


asing
{m, n, o, p, q}

Himpunan yang tidak {r, s,t,u,v}


saling asing
{t,u,v, v, w, x, y,z}

Himpunan Bmerupakan A={a, b, c, d, e, f, g}


himpunan bagian dari
himpunan A B={c, d, e }

Himpunan D bukan C={ d, e, f, g, h, i, j}


merupakan himpunan
bagian dari himpunan C D={h, i, j, k }

Latihan 1.3
1. Yang mana dari pasangan himpunan berikut adalah himpunan yang saling asing ?
a. {a, b, c}; {m, n, o, p}, b. {p, q, r, s, t}; {a, r, x}, c. {4, 5, 6}; {1, 2, 3, 7}
2. Daftarkan semua himpunan bagian dari himpunan-himpunan di bawah ini !
a. {r, t}, b. {n}, c. {1, 3, 5, 7}
3. Yang mana dari himpunan-himpunan berikut yang bukan merupakan himpunan bagian
dari {3, 4, 5, 6, 7} ?
a. {4, 5, 6}, b.{3, 4, 5, 6, 7}, c. {5, 6, 7, 8}, d. {2, 3, 4, 5}

8
Bahan Ajar: Matematika untuk Guru Sekolah Dasar

4. Diberikan suatu himpunan pertama tidak memiliki anggota dan himpunan kedua juga
tidak memiliki anggota. Apa yang dapat dikatakan dari dua himpunan tersebut ?
5. Diberikan sebuah himpunan A dengan anggota {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}. Carilah anggota
himpunan bagian dari himpunan A berikut :
a. Semua bilangan genap di A
b. Bilangan-bilangan di A yang lebih besar dari 3
c. Semua bilangan ganjil di A yang lebih kecil dari 5
d. Semua bilangan genap di A yang lebih besar dari 6
e. Bilangan-bilangan di A yang jika ditambahkan dengan 5 hasilnya adalah 9
f. Semua bilangan di A yang kalau dikalikan 2 hasilnya ada di A
g. Bilangan-bilangan di A yang kalau dikalikan dengan 0 hasilnya adalah 0.
6. Untuk menunjukkan bahwa himpunan A adalah himpunan bagian dari himpunan B
digunakan A  B dan sebaliknya A  B untuk menunjukkan bahwa A memuat B atau B
himpunan bagian dari A. Diberikan himpunan A={1, 2, 3, 4,5}, B={1, 3, 4, 5},
C={1,5}, E={1, 2, 5} dan F={2, 4, 6}. Yang manakah dari pernyataan-pernyataan
berikut yang benar.
a. AC b. A  B c. D  A d. E  A e. A  F f. C  B
1.4 Himpunan yang Sama dan Himpunan yang Ekivalen
Dalam matematika akan selalu ditemukan dua atau lebih penjelasan atau nama untuk
menjelaskan sebuah obyek yang sama.Perhatikan dua cara menyatakan suatu himpunan berikut
ini :

{x, y, z} dan {tiga huruf terakhir dari urutan abjad}

Dua himpunan di atas menunjukkan, suatu kumpulan obyek yang sama dan dapat ditulis
{x, y, z}={tiga huruf terakhir dari urutan abjad}. Untuk menyatakan himpunan digunakan huruf
besar misalnya A={x,y,z} dan B={tiga huruf terakhir dari urutan abjad}.

Jika A dan B adalah himpunan dan jika A=B, maka A dan B adalah nama yang berbeda
untuk suatu himpunan yang sama. Sebagai contoh, jika A={3,5,7} dan B={Semua bilangan
ganjil antara 2 dan 8} maka A=B. Selanjutnya, jika A dan B adalah nama-nama untuk himpunan
yang berbeda maka A  B . Kesimpulannya bahwa jika dua atau lebih himpunan adalah
himpunan yang sama jika dan hanya jika himpunan-himpunan tersebut memiliki anggota yang
persis sama. Dengan kata lain, dua atau lebih himpunan merupakan himpunan yang sama, jika
himpunan-himpunan tersebut memuat obyek yang sama dan anggotanya sama banyak. Jika A
dan B masing masing adalah himpunan, Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B
(A=B) jika semua anggota dari B adalah anggota A sebaliknya semua anggota A adalah
anggota dari B.

9
Bahan Ajar: Matematika untuk Guru Sekolah Dasar

Definisi 1.4.1: Kesamaan dua himpunan


Himpunan A dan B sama dinotasikan dengan “A=B”. Himpunan A sama dengan B jika setiap
anggota himpunan A juga menjadi anggota himpunan B, dan sebaliknya, setiap anggota
himpunan B juga menjadi anggota himpunan A.
Jenis lain dari kesamaan dalam himpunan, tidak melihat anggota-anggota yang sama
dari himpunan-himpunan yang dimaksud tetapi dua himpunan dapat berpasangan satu-satu.
Perhatikan ilustrasi berikut :

A={1, 2, 3, 4, 5}; B={a, b, c, d, e}

Himpunan A dan B di atas merupakan dua himpunan yang berbeda karena, anggota-
anggota dari kedua himpunan itu tidak sama ,walaupun banyaknya anggota kedua himpunan itu
sama banyak. Namun, masing-masing anggota dari kedua himpunan di atas dapat dipasangkan
satu satu, seperti gambar di bawah ini.

1 a 1 a
2 b 2 b
3 c 3 c
4 d 4 d
5 e 5 e

Tentu saja, masih ada banyak cara untuk memasangkan kedua anggota dari himpunan di
atas tepat satu satu. Satu anggota di A berpasangan dengan satu anggota di B, dan sebaliknya,
satu anggota di B berpasangan dengan tepat satu anggota di A.

Definisi 1.4.2: Himpunan Ekivalen


Dua buah himpunan A dan B dikatakan ekivalen jika ada korespondensi satu-satu dari kedua
himpunan itu, ditulis A~B. Jadi A~B (dibaca : A ekivalen dengan B) jika ada korespondensi
satu satu antara kedua himpunan tersebut.
Latihan 1.4
1. Tunjukan dua himpunan yang berbeda yang ekivalen dengan {a, b, c, d, e} tetapi tidak
sama dengan {a, b, c, d, e}.

2. Diberikan B={x, y, z} dan C={m, n}

a. Tuntukan himpunan bagian dari B yang ekivalen dengan C

b. Tentukan sebuah himpunan D yang tidak saling lepas dengan C dan ekivalen dengan B.

3. Berikan alasan untuk menunjukkan bahwa jika dua pernyataan pertama benar maka
pernyataan ketiga juga benar

10
Bahan Ajar: Matematika untuk Guru Sekolah Dasar

Pernyataan 1 : A himpunan bagian dari B


Pernyataan 2 : A~B
Pernyataan 3 : A=B
4. Tentukan dua himpunan A dan B yang tidak ekivalen. Tunjukan bahwa satu dari dua
himpunan itu memiliki himpunan bagian yang ekivalen dengan himpunan lainnya.

5. Jika A~B dan B~C, apa yang dapat disimpulkan dari A dan C ?

6. Jika D himpunan bagian dari E dan F himpunan bagian dari D, apa yang dapat disimpulkan
dari E dan F

7. Jika A dan B adalah himpunan dan A=B apakah A~B ?

8. Jika A dan B adalah himpunan dan A~B apakah A=B?

1.5 Himpunan dan Bilangan Kardinal

Pada bagian ini, pembahasan akan mengarah ke konsep bilangan. Pertama-tama mari
kita mulai meninjau dua himpunan yang ekivalen. Pada bagian sebelumnya, telah djelaskan
bahwa:

Definisi 1.5.1
Jika himpunan A dan himpunan B merupakan himpunan yang ekivalen (A~B), maka A dan B
memiliki banyak anggota yang sama. Sebaliknya, jika A dan B tidak ekivalen maka A dan B
memiliki banyak anggota yang tidak sama.

Untuk membentuk awal konsep bilangan kepada siswa, siswa diberikan pengalaman
atau telah memiliki pengalaman untuk menentukan berapa banyak obyek yang ditunjukkan
guru. Selanjutnya siswa diberi pengalaman belajar dengan menentukan apakah dua himpunan
obyek memiliki banyak anggota yang sama. Siswa akan memasangkan dua anggota himpunan
dan selanjutnya, siswa akan memberikan respon pada pertanyaan guru berhubungan dengan
pertanyaan tentang pasangan-pasangan himpunan sebagai berikut:

“Dua himpunan memiliki banyak anggota yang sama” jika setiap anggota dari kedua
himpunan itu saling berpasangan atau memiliki pasangan.
“Dua himpunan memiliki banyak anggota yang tidak sama” jika tidak setiap anggota
dari kedua himpunan itu saling berpasangan atau ada anggota dari suatu himpunan tidak
memiliki pasangan dari himpunan lainnya.

Selanjutnya, diberikan A dan B merupakan dua himpunan yang tidak ekivalen atau dua
himpunan dimana anggota-anggotanya tidak dapat dipasangkan satu-satu.

11
Bahan Ajar: Matematika untuk Guru Sekolah Dasar

A= {1, 2, 3, 4, 5}

B= {x, y, z}

Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa, B perpasangan satu satu dengan himpunan
bagian dari A yaitu {1, 2, 3}.Jika C={1, 2, 3} maka

B~C

C ≠ A; C himpunan bagian dari A

Uraian-uraian di atas, membawa kita pada definisi berikut:

Definisi 1.5.2
Jika A dan B himpunan-himpunan yang tidak ekivalen, maka himpunan-himpunan tersebut
tidak memiliki banyak anggota yang sama. Jika himpunan B tidak ekivalen terhadap himpunan
A tetapi ekivalen dengan himpunan bagian dari A, maka dikatakan A memiliki anggota yang
lebih banyak dari B, atau, B memiliki anggota yang lebih sedikit dari A.
Selanjutnya, jika A dan B himpunan-himpunan yang memiliki banyak anggota yang
sama (A dan B ekivalen, disebut juga A ekivalen dengan B) maka A memiliki bilangan kardinal
yang sama dengan himpunan B. Bilangan kardinal merupakan bilangan yang menyatakan
banyaknya anggota suatu himpunan. Kita menggunakan huruf kecil untuk menyatakan
banyaknya anggota suatu himpunan,misalnya a adalah bilangan kardinal dari himpunan A, b
adalah bilangan kardinal dari himpunan B, dan sebagainya. Dengan demikian :

a = b jika dan hanya jika A~B

Jika A memiliki anggota atau elemen yang lebih banyak dari B, maka dapat dikatakan
bahwa, bilangan kardinal dari A lebih besar dari bilangan kardinal dari B (a lebih besar dari b)
dan bilangan kardinal dari B lebih kecil dari bilangan kardinal dari A (b lebih kecil dari a).
Dapat dituliskan:

a>b berarti a lebih besar dari b

b<a berarti b lebih besar dari a

Fakta yang dapat diperoleh dari sembarang himpunan A dan B adalah: A dan B
memiliki banyak anggota yang sama, A memiliki lebih banyak anggota daripada B, A memiliki
anggota yang lebih sedikit dari B. Sehingga, jika A dan B adalah himpunan sembarang, maka
berlaku satu dari pernyataan tentang bilangan kardinal berikut:

a = b atau a > b atau a < b.

12
Bahan Ajar: Matematika untuk Guru Sekolah Dasar

Latihan 1.5
1. Jika a adalah bilangan kardinal dari himpunan A, dan b adalah bilangan kardinal dari
himpunan B. Tunjukan sembarang himpunan untuk A dan B untuk :

a. a>b

b. a<b

c. a=b

2. Diberikan A={m, n, o, p, q, r} dan B={c, d, e, f}. Jika a adalah bilangan kardinal dari
himpunan A dan b adalah bilangan kardinal dari himpunan b. Tunjukan, yang mana dari
pernyataan-pernyataan berikut yang merupakan pernyataan yang benar.

a > b, a < b, a=b

3. Jika dua himpunan A dan B tidak ekivalen, apa yang dapat disimpulkan tentang bilangan
kardinal a dan b ?

4. Apakah benar, jika a>b, b >c, maka a > c? Tunjukan dengan contoh himpunan A, B dan C
sehingga dapat membenarkan jawaban tersebut.

5. Diberikan himpunan B adalah proper subset dari himpunan A. Apa yang dapat dikatakan
tentang bilangan kardinal a dan b ?

6. Diberikan M dan N adalah himpunan . P dan Q adalah himpunan bagian dari N dimana
P≠Q. Jika M~P dan M~Q, apa yang dapat disimpulkan tentang bilangan kardinal m dan n.
Jelaskan !

7. Diberikan a adalah bilangan kardinal yang tidak nol. Gunakan definisi “lebih besar dari”
untuk menunjukkan a>0

8. Diberikan c=d dimana c dan d adalah bilangan-bilangan kardinal.Apa yang dapat


diketahui dari himpunan C dan D ?

9. Jika a adalah bilangan kardinal dari himpunan A dimana A={∆, ⌂, ∩}. Tunjukkan empat
himpunan bagian dari B yang memiliki bilangan kardinal a, dimana B={▄, €, ¥, £}

10. Gunakan contoh konsep, dan simbol untuk mengembangkan konsep “panas” dan
konsep “tiga”.

13
Bahan Ajar: Matematika untuk Guru Sekolah Dasar

DAFTAR PUSTAKA

Barmby, P., Bilsborough, L., Harries, T & Higgins, S. 2009. Primary Mathematics: Teaching
for Understanding. NY: Open University.
Delphie, B. 2009. Matematika untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: KTSP
Fathani, A.H. 2009. Matematika : Hakikat dan Logika. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Forbes, J.E. & Eicholz, R.E. 1971. Mathematics for Elementary Teachers. Canada: Addison
Wesley Publishing
Haylock, D., Thangata, F. 2007. Key Concept in Teaching Primary Mathematics. London:
Sage Publications
Heruman. (2010). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Jones, G.A., et al. (2002). Elementary Students’ Access to Powerful Mathematical Ideas.
Dalam Lyn D. English (Ed). (2002). Handbook of International Research in
Mathematics Education. London: LEA, pp.113-140
Karso, dkk. (2009). Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Universitas Terbuka
Learner, J.1985. Learning Disabilities: Theories, Diagnosis and Teaching Strategies, 4th
Edition. Boston Houghton Mifflin Company.
Madox, R.B. 2009. A Transition To Abstract Mathematics: Learning Mathematical Thinking
And Writing. London : Elsevier Academic Press
Sebo Bito, G. 2013. Konsep Dasar Matematika Untuk PGSD. Solo : Qinant
Sebo Bito, G.2013. Eksplorasi Pembelajaran Operasi Pecahan Siswa SD Menurut Teori
Gravemeijer. Tesis, UNY: Tidak diterbitkan.
Susilo, F. 2012. Landasan Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu
Van de Walle,J.A, Lovin,L.H.2006. Teaching Student-Centered Mathematics Grade3-5.
Volume Two. United States: Pearson Education

14

Anda mungkin juga menyukai