Anda di halaman 1dari 2

Assalamu'alaikum wr. wb.

‫الحمد هلل ربّ العالمين و به نستعين على أمور الدين و الدنيا و اآلخرة‬, ‫ث ّم الصالة و سالم على أشرف األنبياء و المرسلين و‬,
‫و على آله و صحبه و سلّم ع ّما بعد‬.

Yang terhormat bpk /ibu dewan juri serta teman – teman ku senasib seperjuangan
Alhamdulillah puja dan puji syukur kehadirat ilahi robbi yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya, yang berupa nikmat iman, islam, dan nikmat kesehatan sehingga kita sekalian dapat
bermu’ajaha ditempat yang insyaallah penuh barokah ini
Tak lupa sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada rosul pembawa amanat allah penegak
kalimat laailahaillahllah yang menyerukan kepada kita sekalian kejalan yang di ridhoi oleh allah
yakni melalui syari’at agama islam

Sahabat santri yang budiman, Bicara santri memang tidak akan ada habisnya, apalagi manakala
dikaitkan dengan perjuangan mereka di masa lalu melawan tentara Belanda.

Sebagaimana pertempuran yang terjadi di Surabaya pada 10 November 1945, santri bersama
masyarakat Jawa Timuran di bawah pimpinan Bung Tomo dengan gagah berani melawan tentara
Belanda yang ingin melumpuhkan Surabaya kala itu. Bahkan menurut sejarahnya, yang
menyobek bendera Belanda di pucuk hotel Majapahit adalah santri. Dan terjadinya pertempuran
itu merupakan buah dari resolusi jihad yang difatwakan oleh Hadratu Syaikh Hasyim Asy’ari
pada tanggal 22 Oktober 1945 bahwa perang melawan penjajah hukumnya fardu ain. Alhasil,
seandainya tidak ada resolusi jihad maka pertempuran 10 November di Surabaya tidak akan
terjadi. Jika tidak ada pertempuran di Surabaya maka Indonesia tidak akan merdeka sepenuhnya.
Sepatutnya jika President Jokowi pada Kamis, 22 Oktober 2015 lalu resmi menjadikan tanggal
22 Oktober sebagai hari santri Nasional.

Santri dengan beraninya melawan para penjajah Belanda adalah bukti kecintaan santri kepada
Indonesia. Sehingga demikian manakala santri terus kuat  baik secara ekonomi, budaya,
pendidikan, dan kesehatan maka Indonesia akan sehat juga, sehat secara politik, agama, budaya,
ekonomi, pendidikan, dan keamanan. Karena sudah pasti, penduduk Indonesia yang mayoritas
Muslim yang mayoritas pernah mengenyam pendidikan di Pesantren akan terus mendukung
pemerintah, dan akan melawan siapa saja yang merong-rong ideologi negara persatuan Indonesia
yaitu Pancasila dan UUD 1945.

Santri sudah sepatutnya menjadi agen perubahan bangasa Indonesia ke depan menuju
masyarakat yang bermartabat, memberikan contoh yang baik kepada generasi selanjutnya. Sekali
lagi, semakin santri kuat maka Indonesia pasti semakin sehat.
Kalau dulu tantangan santri adalah melawan tentara Belanda sekarang santri melawan korupsi,
melawan ketidak adilan, melawan ketimpangan ekonomi, melawan kebodohan, melawan hoax,
melawan media yang kurang imbang dll.

Santri tidak cukup hanya pintar membaca kitab kuning saja, namun santri juga harus mampu
merawat dan melestarikan Indonesia yang dulu diperjuangkan dengan berdarah-darah oleh
seniornya.
Ayo para santri, mari kita rapatkan barisan demi cita-cita kita bersama dalam memajukan bangsa
Indonesia. Karena dengan begitu kita tidak menjadi penghianat tanah air kita sendiri. Mari
sebarkan kebaikan sesuai kemampuan, bantu para fakir-miskin, bantu adik-adik kita yang tidak
bisa sekolah.

Momen hari santri 22 Oktober 2021 kali ini mari jadikan sebagai pemicu semangat untuk terus
berubah dan berbuat kebaikan, mensyiarkan apa yang menjadi masyarakat lebih baik lebih kuat.
Karena hanya dengan itulah kita akan tambah solid tambah kuat.

Sesuai ayat yang berbunyi : ِ ۗ ‫“ َولِ ُك ٍّل ِّوجْ هَةٌ هُ َو ُم َولِّ ْيهَا فَا ْستَبِقُوا ْالخَ ي ْٰر‬
“‫ت‬

Artinya: “Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-
lombalah kamu dalam kebaikan”

Siapakah santri yang kuat itu? Santri yang kuat adalah santri yang mampu memerangi mengontrol hawa
nafsunya sendiri, karena dengan demikian kita tidak egois, tidak individual melainkan senang bersosial ,
senang menyebarkan kebaikan.

Mungkin itu saja yang bisa sampaikan. Jika ada salah itu datangnya dari saya sendiri, jika ada
kelebihan itu datangnya dari Allah semata. Cukup sekian, kurang lebihnya mohon maaf.
Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh

Anda mungkin juga menyukai