Anda di halaman 1dari 3

C.

Sumber Akidah dalam Islam

Penjelasan dari sumber-sumber aqidah akhlak yaitu sebagai berikut:

1) Al-Qur’an
Menurut bahasa Al-Qur’an memiliki arti bacaan. Menurut
istilah Al-Qur’an Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW secara lisan, makna dan gaya bahasa
(ushlub) yang termaktub dalam mushaf yang dinukil darinya
secara mutawatir (Amudidin, dkk,2006). Al-Qur’an adalah
kalam Allah yang hakiki, diturunkan kepada Rasulullah dari
lauh mahfuz melalui malikat Jibril dengan proses wahyu,
yang berfungsi sebagai pedoman bagi umat manusia.
2) Sunnah
Sunnah menurut bahasa arab, adalah ath-thariqah, yang
berarti metode, kebiasaan, perjalanan hidup atau perilaku.
Kata tersebut berasal dari kata as-sunnah yang bersinonim
dengan ath-thariq (yang berarti jalan). Mengikuti sunnah
berarti mengikuti cara Rasulullah besikap, bertindak, berpikir
dan memutuskan (Amudidin, dkk, 2006).
Sunnah (sering disebut juga dengan hadist), merupakan
segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa
perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). Sunnah
merupakan sumber hukum islam yang kedua setelah Al-
Qur’an. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-
hukum dan perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad SAW.
3) Ijma’
Ijma’ dalam pengertian bahasa yaitu upaya (tekad) terhadap
sesuatu. Sedangkan menurut istilah, ijma’ berararti sumber
aqidah yang berasal dari kesepakatan para mujtahid umat
Muhammad SAW setelah beliau wafat, tentang urusan pada
suatu masa (Rohman, et.al., 2007). Mereka bukanlah orang
yang sekedar tahu tentang masalah ilmu tetapi juga
memahami dan mengamalkan ilmu.
Berkaitan dengan ijma’ Allah SWT. Berfirman: “dan barang
siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran
baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang
mukmim, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang
telah dikuasainya itu dan Kami memasukkan ia kedalam
jahannam, dan jahannam itu seburuk-seburuk tempat
kembali.” (QS. An-Nisa’:115).
D. Fungsi Aqidah dalam Islam

Fungsi aqidah adalah membahas soal-soal dasar dan soal-soal pokok,


bukan soal-soal cabang yang menjadi pembahasan fiqih (Proyek Pembinaan
Perguruan Tinggi Agama, April 1986). Dapat disimpulkan bahwa fungsi
aqidah sebagai berikut:

1) Melaksanakan dan menegakkan suatu kewajiban yang sama-


sama disepakati yaitu mengenal Allah SWT. Yang Maha
Tinggi. Segala sifat-sifat yang wajib baginya serta
mensucikannya dari sifat-sifat yang mustahil bagi zat-Nya.
2) Membenarkan para Rasul-Nya dengan keyakinan yang dapat
menentramkan jiwa dengan jalan berpegang teguh kepada
dalil, bukan semata-mata menyerah kepada taklid buta,
sesuai dengan yang diajarkan oleh Al-Qur’an menganjurkan
untuk melakukan penyelidikan dengan menggunakan akal
terhadap benda-benda yang ada di sekitar kita, menembus
rahasia-rahasia alam itu menurut yang dapat dicapai,
sehingga keyakinan terhadap sesuatu yang telah dianjurkan
untuk menyelidikinya.
3) Menghilangkan taklid terhadap sesuatu yang telah
diceritakan oleh para leluhur tentang hikayat-hikayat bangsa
purba karena perbuatan-perbuatan seperti itu sangat dicela
oleh Al-Qur’an. Taklid seperti ini dapat melunturkan
keyakinan dan menghapus makna keagamaan.
4) Untuk mengetahui bahwa kedudukan akal dalam agama
Islam menempati kedudukan yang tinggi disamping Al-
Qur’an dan Sunnah Rasul.
5) Untuk menumbuhkan keyakian dalam landasan yang kuat
dan tidak mudah dipengaruhi perubahan zaman.

Anda mungkin juga menyukai