Anda di halaman 1dari 10

GEMPA BUMI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

DAN SAINS
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Al-Qur’an dan Sains

Dosen Pengajar: Mahfuz Nur, S. Sos. I, ME, M. Si

Disusun Oleh:

Lora Izzatul Laila (2520190031)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM AS SYAFI’IYAH
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah subhanallahu wa
ta’ala. Karena dengan limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan pengerjaan makalah ini. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, Semoga kita diberi
keistiqomahan agar tetap berjalan diatas sunnahnya. Makalah ini diajukan guna memenuhi
tugas mata kuliah Al-Qur’an dan Sains. Pada makalah ini diuraikan tentang materi Gempa
Bumi dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains beserta penjelasannya.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
makalah ini ataupun penyusunan makalah selanjutnya. Demikianlah makalah ini di buat,
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca umum dan khususnya bagi para mahasiswa.

Bekasi, 17 Juli 2021

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak dahulu ketika bumi dengan bentuknya yang bulat ini belum diketahui
manusia hingga sekarang, bumi dengan luasnya lautan dan daratan telah banyak mengalami
gejala-gejala alamiah aneh dan tidak sesuai dengan kebiasaannya yang sering disebut
dengan bencana alam. Bencana alam sanagatlah beragam termasuk di dalamnya gempa
bumi. Gempa bumi adalah fenomena getaran yang dikaitkan dengan hentakan kerak
bumi. Dari studi geologi, terbukti bahwa bebatuan pada permukaan bumi tidaklah kaku
sebagaimana bentuk yang terlihat. Tanah (bumi) jika mendapat tegangan yang di luar
batas elastisitasnya akan menimbulkan perpecahan (cupture) dan ketika ini terjadi gerakan
meluncur relatif terjadi di antara sisi-sisi yang berlawanan dan menghasilkan apa yang
disebut geological fault.

Kajian tentang gempa bumi ini akan menarik jika ditelusuri lebih lanjut dari sudut
pandang al-Qur’an karena di dalam al-Qur’an ditemukan banyak sekali ayat-ayat yang
membicarakan gempa bumi.

Alquran telah menyebutkan fenomena gempa yang termasuk dalam bencana dalam
banyak ayat. Kita harus memadukan pemahaman sains dan Alquran agar menghasilkan
pemahaman terbaik tentang fenomena gempa bumi di Indonesia ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu gempa bumi dalam perspektif Al-Qur’an?


2. Ayat-ayat apa saja yang menunjukkan kejadian gempa bumi yang terkandung di
dalam Al-Qur’an?
3. Apa itu Gempa bumi dalam perspektif ilmu Sains?
4. Apa saja penyebab terjadinya gempa bumi?
5. Apa saja dampak yang ditimbulkan setelah terjadinya gempa bumi?

1.3 Tujuan penulisan

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kepada para pembaca khususnya
para mahasiswa tentang gempa bumi dalam perspektif Al-Qur’an dan Sains.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gempa bumi dalam perspektif Al-Qur’an

Memang benar bahwa Al-Qur’an bukanlah kitab ilmu pengetahuan namun ia


merupakan kitab suci yang memuat isyarat-isyarat akan ilmu pengetahuan yang amat
luas, sehingga kitab ini mendorong naluri keingintahuan manusia untuk berikhtiar dan
mencari pengetahuan melalui berbagai cabang studi ilmu pengetahuan termasuk di
dalamnya geografi, geologi dan fisika yang ada kaitannya dengan gempa bumi. Tidak
hanya terbatas di dunia melainkan juga di alam seluruh semesta menjadi bahan studi bagi
diri manusia itu sendiri. Dia menyadari kedudukannya sebagai khalifah Allah SWT,
karenanya ia harus dapat mengendalikan bumi serta berusaha menjinakkan kekuatan alam
bagi kepentingan hidupnya.

2.2 Ayat-ayat yang menunjukkan kejadian Gempa Bumi

1. QS. Al-A'raf: 78 dan QS. Al-A'raf: 91


"Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di
dalam reruntuhan rumah mereka."
Adapun kandungan dari ayat tersebut ada mengenai kisah mereka yang mendustai
Nabi Syu’aib as. atas apa yang sudah diperingatkan dan telah disampaikan malah
dengan gampangnya untuk diabaikan sehingga ancaman Allah benar-benar dijatuhkan
kepada mereka berupa siksaan. Siksaan itu adalah gempa yang menggoncangkan
bumi tempat tinggal mereka sekaligus menggoncangkan hati mereka,sehingga
jasmani merekadi timpa reruntuhan dan merekapun mengalamai “shock” yang
menjadikan mereka mayat-mayat yang bergelimpangan dalam kediaman mereka dan
rata dengan tanah Sampai-sampai dilukiskan mereka yang mendustakan mati
bergelimpangan dikediaman mereka masing-masing dan seolah- olah mereka tidak
pernah bertempat tinggal disana.
2. QS. Hud: 67
“Kemudian suara yang mengguntur menimpa orang-orang zhalim itu, sehingga
mereka mati bergelimpangan di rumahnya.”
Ayat ini menjelaskan tentang setelah tiga hari yang dijanjikan tiba, kemudian suara
yang mengguntur demikian keras dari langit pun datang menimpa orang-orang zalim
itu yang getarannya merontokkan jantung, sehingga mereka mati bergelimpangan di
negerinya karena begitu dahsyatnya azab itu. Kaum Samud dibinasakan Allah dengan
suara keras yang mengguntur, menggoncangkan hati setiap pendengarnya dan
menimbulkan gempa yang amat dahsyat, sehingga orang yang berdosa dan durhaka
itu jatuh tersungkur tidak sadarkan diri lalu ditelan oleh bumi yang telah merekah dan
pecah-belah. Tidak seorang pun di antara mereka yang dapat menyelamatkan diri dari
malapetaka itu.
3. QS. Al-'Ankabut: 37
“Mereka mendustakannya (Syuaib), maka mereka ditimpa gempa yang dahsyat, lalu
jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal
mereka.”
Sebagaimana halnya kaum Nabi Lut, umat Nabi Syuaib pun durhaka dan tidak mau
menerima nasihat Nabi Syuaib. Mereka malah mendustakannya. Menolak ajakan
Nabi Syuaib dan terus berbuat kerusakan, antara lain melakukan kejahatan ekonomi
dengan mengurangi takaran dan timbangan. Oleh karena itu, berlakulah sunah Allah.
Ketika mereka dengan terang-terangan mengingkari Syuaib setelah diberi peringatan
berulang-ulang, maka tibalah waktunya Allah mengazab mereka. Sebagai akibat
kedurhakaan itu mereka ditempa gempa yang dahsyat dan menghancurkan. Bumi
tempat kediaman mereka diguncang oleh gempa yang menggetarkan dan
menghancurkan tanah kediaman mereka, lalu jadilah mereka mayat-mayat yang
bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka. Mereka mati jungkir balik dan
ditelan bumi, tanpa bergerak lagi.

Empat ayat Alquran di atas selayaknyalah mengundang manusia (terutama Muslim) agar
melirik kasus gempa sebagai sebuah 'ibrah (pelajaran). Paling tidak, ada tiga hal yang dapat
dilihat. 
Pertama, kasus gempa bumi bukan hanya terjadi sekarang, melainkan telah terjadi di
masa lampau dan mungkin akan terjadi lagi di masa datang. 
Pengetahuan seperti itu membuka peluang kepada manusia untuk meningkatkan kehati-hatian
dan bahkan mendeteksi saat-saat akan terjadinya gempa sebagai upaya menghindari bahaya
yang lebih fatal. 
Kedua, gempa bumi mutlak terjadi atas kehendak Yang Maha Kuasa (Allah SWT).
Kendati menurut teori para ahli dan ilmuwan disebabkan gunung meletus atau pergeseran
lempeng bumi dan sebagainya, semua itu tidak lain dari kehendak-Nya. Gempa bumi terjadi
di luar kemampuan manusia atau makhluk lainnya.
Ketiga, kasus gempa bumi di zaman Nabi Shaleh dan Nabi Syuaib ternyata
berhubungan dengan sikap umat yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya. Hal ini bukan
hanya membuat kita terpukul oleh musibah gempa, melainkan juga mengharuskan kita
melakukan koreksi diri. 
Sebagai manusia lemah kita semua mutlak berserah diri kepada Yang Maha Kuasa.
Harapan kita, gempa bumi yang telah terjadi dapat dilalui dengan penuh kesabaran dan
menjadi sebuah bahan koreksi diri. Berlindung kita kepada-Nya dari sifat berputus asa dari
rahmat-Nya.  Rasulullah SAW, ''Umatku ini dirahmati Allah dan tidak disiksa di akhirat,
akan tetapi siksaan mereka di dunia berupa fitnah-fitnah, gempa bumi, peperangan, dan
musibah-musibah.'' (HR Abu Daud). 

2.3 Gempa Bumi dalam Perspektif Ilmu Sains


Gempa bumi merupakan peristiwa alam yang sering kali terjadi di daerah-daerah yang
dekat dengan gunung berapi maupun daerah yang dekat dengan lautan atau samudera.
Berdasarkan ilmu kebumian, seluruh wilayah Indonesia memiliki potensi gempa
kecuali Kalimantan, yang merupakan satu-satunya daerah bebas gempa dangkal. Para ahli
kebumia telah mengetahui bahwa bumi ini terbagi menjadi lempeng-lempeng (plate)
tektonik, yang saling bergerak denga kecepatan 5-10 cm/tahun. Di Indonesia terdapat 3
lempeng besar yang saling berinteraksi, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik.
Interaksi ini menghasilkan serangkaian gunung api aktif yang dikenal dengan “Ring of Fire”
(cincin api). Pergesekan atau tubrukan antar lempeng tersebutlah yang menghasilkan gempa.
Jalur gempa bumi di Indonesia pun selaras dengan cincin api ini. Jalur gempa melingkari
sebelah selatan Indonesia sejajar dengan Kepulauan Mentawai dan Sumatra, Jawa, Nusa
Tenggara, kemudian berbelok di Laut Banda hingga Halmahera.
Berbagai pendekatan dilakukan dalam upaya menemukan pemahaman yang tepat
dalam menyikapi fenomena gempa bumi di negeri kita ini. Berbagai macam pendapat yang
menjelaskan fenomena gempa bumi ini dapat kita temukan dalam beberapa teori yang
dikemukan oleh para pakar khususnya dalam ilmu geografi yang secara khusus membahas
tentang ilmu bumi terkait erat dengan gempa bumi ini sebagaimana penulis telah jelaskan
sebelumnya.
Beberapa ahli mengemukakan beberapa pengertian mengenai gempa bumi sebagai
berikut;
Menurut Bayong (2006:12), yang dimaksud dengan pengertian gempa bumi yaitu
suatu gerakan atau getaran yang terjadi pada kulit bumi yang dihasilkan dari tenaga endogen.
Pengertian tenaga endogen sendiri yaitu tenaga atau kekuatan perut bumi yang terjadi karena
adanya perubahan pada kulit bumi. Sifat tenaga endogen ini dapat membentuk bumi menjadi
tidak rata.
Menurut Howel dan Mulyo (2004), mereka mendefinisikan pengertian gempa bumi
sebagai suatu getaran ataupun serentetan getaran yang terjadi dari kulit bumi yang memiliki
sifat sementara (tidak abadi) yang kemudian getaran tersebut menyebar ke segala arah.
Menurut Howel dan Mulyo, suatu kejadian alam disebut dengan gempa bumi apabila
getaran tersebut memiliki waktu awal dan waktu akhir yang jelas. Apabila getaran yang
terjadi tersebut memiliki sifat getaran yang terus menerus atau kontinyu, maka getaran
tersebut belumlah layak disebut dengan gempa bumi.
2.4 Penyebab terjadinya gempa bumi
Umumnya gempa bumi diakibatkan dari lapisan energi yang dihasilkan tekanan yang
disebabkab lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan tersebut semakin membesar
pula dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan itu tidak bisa ditahan lagi oleh
penggiringan lempengan. Di saat itu pula gempa Bumi akan terjadi.
Pembesaran lempeng bumi bisa menyebabkan gempa bumi sebab dalam peristiwa itu
diikuti dengan pelepasan sejumlah energi yang besar. Selain pergeseran lempeng bumi, gerak
lempeng bumi yang saling menjauhi satu sama lain juga bisa menyebabkan gempa bumi. Hal
itu disebabkan saat dua lempeng bumi bergerak saling menjauh, akan terbentuk lempeng baru
diantara keduanya. Lempeng baru yang sudah terbentuk mempunyai berat jenis yang jauh
lebih kecil dari berat jenis lempeng yang lama. Lempeng baru terbentuk akan mendapat
tekabab yang cukup besar dari dua lempeng lama sehingga akan bergerak ke bawah serta
menimbulkan pelepasan energi yang juga cukup besar.
Terakhir ialah gerak lempeng yang saling mendekat juga bisa menyebabkan gempa
bumi. Pergerakan dua lempeng yang saling mendepat juga berdampak pada terbentuknya
gunung. Seperti yang terjadi pada gunung Everest yang terus tinggi disebabkan gerak
lempeng di bawahnya yang makin lama makin mendekat serta saling bertumpuk.
Gempa bumi umumnya tejadi di perbatasan lempengan-lempengan itu, Gempa bumi
yang sangat parah umumnya terjadi pada pertabatasan lempengan kompresional serta
translasional. Gempa Bumi fokus pada kemungkinan besar terjadi sebab materi lapisan
litosfer yang terjepit kedalam mengalami tansisi fase di kedalaman lebih dari 600 km.
Bebarapa gempa bumi lain juga bisa terjadi disebabkan pergerakan magma dalam
gunung berapi. Gempa bumi seperti itu bisa menjadi gejala akan terjadi letusan gunung
berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi disebabkan penumpukan massa air
yang begitu besar dibalik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagaian lagi (jarang
juga) juga bisa terjadi disebabkan injeksi atau akstraksi cairan ke/dari dalam bumi (contoh,
pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi serta di Rocky mountain Arsenal).
Terakhir, gempa juga bisa terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal tersebut bisa membuat
para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan oleh pemerintah. Gempa
bumi diakibatkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
2.5 Dampak terjadinya gempa bumi
1. Dampak gempa bumi skala kecil
Siapa pun yang mengalami peristiwa alam berupa gempa alam pasti mengalami
ketakutan. Sekalipun gempa bumi yang terjadi termasuk skala kecil dan tidak
menimbulkan kerusakan juga korban jiwa, namun tidak sedikit orang yang merasa
takut dan trauma, terlebih jika gempa bumi skala kecil tersebut terjadi berkali-kali
dalam jangka waktu yang saling berdekatan.
2. Dampak gempa bumi skala sedang
Gempa bumi bisa terjadi kapan saja dan berlangsung sangat cepat. Selain trauma,
dampak gempa bumi skala sedang bisa merusakkan bangunan dan membuat orang
mengalami luka-luka, baik karena terjatuh maupun terbentur benda atau terkena
runtuhan serpihan bangunan.
3. Dampak gempa bumi skala besar
Gempa bumi skala besar jelas membawa dampak yang sangat besar pula bagi
makhluk hidup, khususnya manusia. Manusia bisa saja kehilangan harta benda,
tempat tinggal, bahkan nyawa dalam sekejap.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa fenomena gempa bumi
dapat dijelaskan dalam dua perspektif kajian yaitu sains dan Alquran. Upaya untuk
memadukan kedua pendekatan tersebut penting, karena pemahaman tentang proses terjadinya
gempa bumi sebagaimana dijelaskan di dalam sains penting sebagai landasan dalam upaya
menyikapi terjadinya gempa bumi di Indonesia. Sementara itu, dalam Alquran istilah gempa
merujuk kepada beberapa kata seperti istilah yaitu zalzala (goncang), rajafa (goncang), rajja
(goyang) dan dakka (roboh). Adanya ungkapan dan peristilahan tersebut sebagaimana
dijelaskan di dalam Alquran menunjukkan bahwa Alquran telah berbicara tentang gempa
bumi.

3.2 Saran

Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak untuk perbaikan makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Aris. 2021. Gempa Bumi: Pengertian, jenis Dan Penyebabnya Lengkap,
https://www.gurupendidikan.co.id/gempa-bumi/, diakses pada 14 Juli 2021 pukul
08.45

Putra, Michael. 2021. Pengertian Gempa Bumi- Penyebab, Proses Terjadinya, Dampak,
Jenis, https://www.ahlipengertian.com/gempa-bumi/, diakses pada 14 Juli 2021 pukul
09.20

Tuhri, Mufdil. 2015. Menyikapi Fenomena Gempa Bumi Di Indonesia (Pendekatan Sains
dan Al-Qur'an),
https://www.kompasiana.com/mufdilt/552fe2856ea834fc5c8b4573/menyikapi-
fenomena-gempa-bumi-di-indonesia-pendekatan-sains-dan-alquran?page=all, diakses
pada 14 Juli 2021 pukul 10.05

Gofar, Mohamad. 2018. GEMPA BUMI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN. (Sarjana


Theologi Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2008) Diakses
dari https://docplayer.info/68421863-Gempa-bumi-dalam-perspektif-al-qur-an.html

Nashrullah, Nashih. 2020. 3 Hikmah dari Ayat-ayat Tentang Gempa Bumi Menurut Al-
Qur'an, https://republika.co.id/berita/qao663320/3-hikmah-dari-ayat-ayat-tentang-
gempa-menurut-alquran, diakses pada 14 Juli 2021 pukul 10.30

Abha, Muhammad Makmun. 2013. Gempa Bumi dala Al-Qur'an (Tafsir Tematik), 14(1), 20-
36

Anda mungkin juga menyukai