Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASI FISIKA PERCOBAAN II


VISKOMETER OSTWALD

OLEH :
NAMA : WIEDYA ALFITRYA ZAMRI
NIM : 2001088
KELAS : S1-2B

DOSEN PENGAMPU : DR.GRESSY NOVITA, M.Farm

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
PEKANBARU
2021
I. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan inimahasiswa diharapkan mampu
untuk:
1. Menerangkan arti viskositas dan reologi
2. Membedakan cairan Newton dan cairan Non Newton
3. Menggunakan alt-alat penentuan viskositas dan reologi
4. Menentukan viskositas dan rheologi cairan Newton dan Non
Newton

II. Prinsip Percobaan


Berdasarkan prinsip sifat aliran newton dan non newton.

III. Tinjauan Pustaka


Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya
tahan dari aliran yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan
viskometer mengukur kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui
pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat maka berarti
viskositas dari cairan itu rendah (misalnya air). Dan bila cairan itu
mengalir lambat, maka dikatakan cairan itu viskositas tinggi.
Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang
melalui tabung silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang
paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas.
Menurut poiseulle, jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa
per satuan waktu (Dudgale.1986)
Viskositas biasanya diterima sebagai “kekentalan” atau
penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan
dalam fluid kepada aliran dapat dipikir sebagai cara untuk mengukur
gesekan fluid. Prinsip dasar penerapan viskositas digunakan dalama
sifat alir zat cair atau rheologi. Rheologi merupakan ilmu tentang sifat
alir suatu zat. Rheologi terlibat dalam pembuatan, pengemasan atau
pemakaian, konsistensi, stabilitas dan ketersediaan hayati sediaan
(Moechtar,1990)
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk
mengalir daripada gas, hingga cairan mempunyai koefisien viskositas
yang lebih besar daripadagas. Viskositas gas bertambah dengan
naiknya temperatur, sedang viskositas cairan turun dengan naiknya
temperatur.Koefisien viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar,
tidak tergantung tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan naiknya
tekanan (Martin,1993).
Pada hukum aliran viskositas Newton menyatakan hubungan
antara gaya-gaya mekanika dari suatu aliran viskos. Geseran dalam
viskositas (fluida) adlah konstan sehubungan dengan gesekannya.
Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana
perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g)
nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran
viskositas dapat digambarkan dengan dua buah bidang tersebut. Suatu
bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida
setebal h, sejajar dengan permukaan atas itu ringan, yang berarti tidak
memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada
gaya tekan yang berkerja pada lapidan fluida (Dudgale,1986).
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang
dinamakan viskometer.Ada beberapa tipe viskometer yang biasa
digunakan antara lain:
1. Viskometer Brookfield
Pada viscometer ini nilai viskositas didapatkan dengan
mengukur gaya puntir sebuah rotor silinder (spindle) yang
dicelupkan ke dalam sample. Viskometer Brookfield
memungkinkan untuk mengukur viskositas dengan menggunakan
teknik dalam viscometry. Alat ukur kekentalan (yang juga dapat
disebut viscosimeters) dapat mengukur viskositas melalui kondisi
aliran berbagai bahan sampel yang diuji. Untuk dapat mengukur
viskositas sampel dalam viskometer Brookfield, bahan harus diam
didalam wadah sementara poros bergerak sambil direndam dalam
cairan. (Atkins 1994).
Pada metode ini sebuah spindle dicelupkan ke dalam
cairan yang akan diukur viskositasnya. Gaya gesek antara
permukaan spindle dengan cairan akan menentukan tingkat
viskositas cairan.Sebuah spindle dimasukkan ke dalam cairan dan
diputar dengan kecepatan tertentu. Bentuk dari spindle dan
kecepatan putarnya inilah yang menentukan Shear Rate.Oleh
karena itu untuk membuat sebuah hasil viskositas dengan methode
pengukuran Rotational harus dipenuhi beberapa hal sebagai
berikut:
a. Jenis Spindle
b. Kecepatan putar Spindle
c. Type Viscometer
d. Suhu sample
e. Shear Rate (bila diketahui)
f. Lama waktu pengukuran (bila jenis sample-nya Time
Dependent). (Sukardjo. 1997).
Viskometer Brookfield merupakan salah satu viscometer
yang menggunakan gasing atau kumparan yang dicelupkan
kedalam zat uji dan mengukur tahanan gerak dari bagian yang
berputar. Tersedia kumparan yang berbeda untuk rentang
kekentalan tertentu, dan umumnya dilengkapi dengan kecepatan
rotasi. (FI IV,1038). Prinsip kerja dari viscometer Brookfield ini
adalah semakin kuat putaran semakin tinggi viskositasnya sehingga
hambatannya semakin besar. (Moechtar,1990).
2. Viskometer Oswald
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang
dibutuhkan oleh sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa
kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.
Didalam percobaan diukur waktu aliran untuk volume V (antara tanda
a dan b) melalui pipa kapiler yang vertical. Jumlah tekanan (P) dalam
hokum Poiseuille adalah perbedaan tekanan antara permukaan cairan,
dan berbanding lurus dengan r. (Moechtar,1990).
3. Viskometer Hoppler
Yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah bola
untuk melewati cairan pada jarak atau tinggi tertentu. Karena adanya
gravitasi benda yang jatuh melalui medium yang berviskositas dengan
kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan
maksimum. Kecepatan maksimum akan dicapai jika gaya gravitasi (g)
sama dengan gaya tahan medium (f) besarnya gaya tahan (frictional
resistance) untuk benda yang berbentuk bola stokes. (Moechtar,1990).
4. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding
luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis
ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran
sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling
bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan
konsentras ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar
memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Moechtar,1990).
5. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-
tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut.
Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan
sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang diam dan
kemudian kerucut yang berputar (Moechtar,1990).
Cairan yang mengikuti hukum Newton, viskositasnya tetap,
tidak dipengaruhi oleh kecepatan geser. Sehingga untuk menentukan
viskositas cairan Newton dapat ditentukan hanya menggunakan satu
titik rate og shear saja. Cairan non Newton ini dibagi ke dalam ke
dalam dua kelompok, yaitu:    Berdasarkan hukum Newton tentang
sifat aliran cairan, maka tipe aliran dibedakan menjadi 2, yaitu cairan
newton dan cairan non newton (Wiroatmojo, 1988).
1. Sistem Newton
Newton adalah orang pertama yang mempelajari sifat-sifat
aliran cairan secara kuantitatif. Dia menemukan bahwa makin besar
viskositas suatu cairan, makin besar pula gaya per satuan luas
(tegangan geser) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu laju
geser tertentu. Laju geser diberi lambang G.
Tipe Aliran/ Sifat alir. Cairan yang mengikuti hukum
Newton viskositasnya tetap pada suhu & tekanan tertentu dan tidak
tegantung pada kecepatan geser. Oleh karena itu viskositasnya
dapat ditentukan pada satu kecepatan geser saja dengan
menggunakan viscometer kapiler atau bola jatuh. Sifat alir ini
dimiliki untuk cairan-cairan murni dan beberapa larutan zat (larutan
gula, sorbitol, gliserin, minyak jarak, kloroform,air,
dll) (Wiroatmojo, 1988).
2. Non Newton
Aturannya tidak mengikuti aturan viskositas. Cairan
biasanya memiliki ukuran molekul yang paling besar atau
mempunyai struktur tambahan, misalnya koloid. Untuk
mengalirkan cairan bukan cairan Newton sehingga diperlukan
tambahan gaya atau jika perlu memecah strukturnya (Wiroatmojo,
1988)
Cairan non Newton ini dibagi ke dalam ke dalam dua
kelompok, yaitu:
1) Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu,
diantaranya:
a. Aliran plastis
Kurva aliran plastis tidak melalui titik asal (0,0), tapi
memotong sumbu tegangan geser (atau akan memotong, jika
bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu)
pada suatu titik yang dikenal sebagai yield value.
b. Aliran pseudoplastis
Viskositas zat pseudoplastis berkurang dengan
meningkatnya laju geser. Viskositas nyata (apparent
viscosity) dapat diperoleh pada setiap nilai laju geser, yaitu
dari kemiringan garis singgung kurva pada titik tertentu.
c. Aliran dilatan
Tipe aliran ini merupakan kebalikan dari tipe yang
dimiliki oleh system pseudoplastis. Sementara bahan
pseudoplastis sering kali dikenal sebagai “sistem geser
pencair (shear-thinning system)”, bahan dilatan sering kali
diberi istilah “sistem geser pemekat (shear thickening
system)”. Jika tegangan dihilangkan, suatu sistem dilatan
kembali ke keadaan fluiditas asalnya.
2) Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi waktu, diantaranya:
a. Aliran thisotropik
Tiksotropi bisa didefinisikan sebagai suatu pemulihan
yang isoterm dan lambat pada pendiaman suatu bahan yang
kehilangan konsistensinya karena shearing. Gejala tiksotropi
sering dikenal dengan shear thinning sistem (aksi plastis dan
pseudoplastis).
b. Aliran rheopeksi
Rheopeksi adalah suatu gejala dimana suatu sol
membentuk suatu gel lebih cepat jika diaduk perlahan-lahan
atau kalau di shear dari pada jika dibiakan membentuk gel
tersebut tanpa pengadukan Dalam suatu sistem reopektis, gel
tersebut adalah bentuk keseimbangan. Sedangkan dalam anti
tiksotropi keadaan keseimbangan adalah sol.
c. Aliran antiitksotropik
Antithiksotropi yang menyatakan kenaikan
bukan pengurangan konsistensi pada kurva menurun.
Kenaikan dalam halkekentalan atau hambatan (resisten)
mengalir dengan bertambahnya waktu shear ini telah di
selidiki oleh Chong et. Al.Nilai viskositas dinyatakan dalam
viskositas spesifik, kinematik dan instrinsik. Viskositas
spesifik ditentukan dengan membandingkansecara langsung
kecepatan aluran suatu larutan dengan pelarutnya. Viskositas
kinematik diperoleh dengan memperhitungkan densitas
larutan.
Adapun alat untuk mengukur viskositas dan rheologi
suatu zat yaitu viskometer, dimana ada dua jenis viskometer
yaitu (Sinko, 2011)
1. Viskometer satu titik 
Viskometer ini bekerja pada satu titik kecepatan geser
saja,sehingga hanya dihasilkan satu titik pada rheogram. Alat ini hanya
dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan newton,
yangtermasuk kedalam jenis alat ini yaitu viskometer kapiler,
viskometer bola jatuh, dan penetrometer.
a. Viscometer Hoppler
Berdasarkan hukum stokes pada kecepatan bola maksimum,
terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat. Prinsip
kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca)
melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan
jatuhnya bola merupakan fungsi dari resiprok sampel. (Daryanto,
2004)
Prinsip kerjanya adalah mengelindingkan bola yang terbuat
dari kaca/ besi melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diamati.
Pada viskosimeter Hoeppler tabungnya dipasang miring sehingga
kecepatan bola jatuh akan berkurang sehingga pengukuran dapat
dilakukan lebih teliti. Viskometer ini cocok digunakan untuk cairan
yang mempunyai viskositas yang sukar diukur dengan viskosimeter
kapiler (Butar, R.2011).
2. Viskometer titik ganda
Viskometer jenis ini pengukurannya dapat dilakukan pada
beberapaharga kecepatan geser sehingga dapat diperoleh rheogram
yangsempurna. Viskometer jenis ini dapat digunakan untuk menentukan
viskositas cairan newton maupun cairan non newton, yang
termasukkedalam jenis alat ini yaitu viskometer rotasi tipe Stromer,
viskometer Brookfield dan Rotovisco.
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat
dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah:
1. Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas
penampangnya (dalam volume yang sama). Sedangkan semakin besar
luas penampang partikel daya tekan keatas cairan akan semakin
memperlambat gerakan partikel untuk mengendap, sehingga untuk
memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil
ukuran partikel.
2. Kekentalan (viskositas)
Dengan menambah viscositas cairan maka gerakan turun dari
partikel yang dikandungnya akan diperlambat. Tatapi perlu diingat
bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan
mudah dikocok dan dituang.
3. Jumlah partikel (konsentrasi)
Makin besar konsentrasi pertikel, makin besar kemungkinan
terjadi endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4. Sifat / muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari
babarapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama.
Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan
tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan
tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam,
maka kita tidak dapat mempengaruhinya ( Anonim, 2010).
Kerugian bentuk suspensi antara lain sebagai berikut :
a. Rasa obat dalam larutan lebih jelas.
b. Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain,
misalnya pulveres, tablet, dan kapsul
c. Rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi
kimia antar kandungan dalam larutan di mana terdapat air sebagai
katalisator (Anief, M., 1987).
Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran cairan
dan deformasi. Ilmu ini digunakan oleh ahli fisiologi untuk
menentukan sirkulasi darah, dan untuk para dokter dipakai untuk
menentukan aliran larutan injeksi, sedangkan untuk ahli farmasi
digunakan untuk menentukan aliran suatu sediaan misalnya emulsi,
suspensi, dan salep (Kosman, 2005).
Sifat-sifat reologi dari system farmasetik dapat
mempengaruhi pemilihan alat yang akan digunakan untuk
memproses produk tersebut dalam pabriknya. Lebih- lebih lagi. Tidak
adanya perhatian terhadap pemilihan alat ini akan berakibat
diperolehnya hasil yang tidak diinginkan, paling tidak dalam
karekteristik alirannya (Martin, 1993).
IV. Alat dan Bahan
I. Penentuan Viskositas Cairan dengan Viskometer Ostwald
• Objek : Penentuan kekentalan gliserin, propilenglikol, alkohol dan
campuran air-gliserin dengan Viskometer Ostwald.
• Alat dan Bahan:
Alat Bahan
Viskometer Ostwald Aquadest
Stopwatch Propilenglikol
Piknometer Campuran air gliserin (5:1)
Campuran air gliserin (1:1)
Alkohol
Larutan gula 10%
Larutan gula 20%

• Cara Kerja:
A. Penentuan Bobot Jenis
• Lakukan penentuan bobot jenis atau massa jenis larutan sampel
dan pembanding menggunakan piknometer dengan cara sebagai
berikut:
1. Timbang berat piknometer kosong yang bersih (W1)
2. Timbang berat piknometer + sampel atau larutan uji (W2)
3. Timbang berat piknometer + larutan pembanding (W3)
4. Tentukan bobot jenis cairan dengan rumus:

B. Menentukan Viskositas
1. Mula-mula Viskometer dibersihkan dan dikeringkan.
2. Cairan yang akan ditentukan kekentalannya dimasukkan melalui
pipa A, sehingga ruang R terisi penuh.
3. Cairan dihisap melalui pipa B agar cairan naik ke kapiler sampai
permukaan melewati garis m.
4. Kemudian cairan dibiarkan turun sampai garis n.
5. Catat waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk mengalir dari
garis m ke n.
6. Cucilah Viskometer dan keringkan kembali
7. Ulangi kerja seperti di atas dengan memakai cairan pembanding
8. Hitung viskositas masing-masing sampel dengan menggunakan
rumus:

• Catatan: sebagai cairan pembanding dapat digunakan air yang mempunyai


kekentalan 1,00 cps.

II. Penentuan Kekentalan Cairan Non Newton Menggunakan


Viskometer Brookfield
• Objek : Penentuan kekentalan dan sifat alir beberapa jenis suspensi dengan
viscometer Brookfield
• Alat dan Bahan:
Alat Bahan

Viskometer Digital Brookfield Suspensi


DV 1 ibuprofen
Beker gelas Suspensi
domperidone
Stopwatch

• Cara Kerja:
1. Pilih spindle sesuai dengan viskosstas sampel (contoh : air gunakan
spindel no.1)
2. Pasang spindel pada gantungan spindel
3. Turunkan spndel sedemikian rupa sehingga batas spindel tercelup dalam
cairan yang akan diukur viskositasnya
4. Hidupkan viskometer dengan menekan tombol ON dibelakang alat
5. Biarkan spindel berputar dan perhatikan jarum merah pada skala
6. Catat angka yang ditunjukkan jarum merah tersebut. Untuk menghitung
viskositas, angka pembacaan dikalikan dengan suatu faktor yang dapat
dikutip dari tabel pada brosur alat.

7. Dengan mengubah-ubah rpm nya, akan diperoleh viskositas cairan pada


berbagai rpm.
Tentukan rheologinya dengan memplot antara rpm dengan viskositas
V. Hasil dan pembahasan
A. Penentuan Viskositas Cairan dengan Viskometer Ostwald
LAPORAN PERCOBAAN PENENTUAN VISKOSITAS
CAIRAN DENGAN VISKOMETER OSTWALD
Nama : WIEDYA ALFITRYA ZAMRI
NIM : 2001088
Kelompok/Grup : GENAP
Tabel Hasil Perhitungan Bobot Jenis

No Bahan W1 W2 W3 Bobot Jenis


(gram) (gram) (gram) (g/L)
1. Propilenglikol 12,56 g 23,60 g 23,18 g 1,039 g/L
2. Campuran air 12,56 g 23,48 g 23,18 g 1,028 g/L
gliserin (5:1)
3. Campuran air 12,56 g 23,58 g 23,18 g 1,037 g/L
gliserin (1:1)
4. Alkohol 12,56 g 20,94 g 23,18 g 0,789 g/L
5. Larutan gula 10 % 12,56 g 25,34 g 23,18 g 1,203 g/L
6. Larutan gula 20 % 12,56 g 26,72 g 23,18 g 1,333 g/L
Silakan Hitung Bobot jenis masing-masing larutan sampel menggunakan rumus
perhitungan bobot jenis yang telah disediakan
1. Propilenglikol 2. Campuran Air Gliserin (5:1)
W 2−W 1 W 2−W 1
ρ= ρ=
W 3−W 1 W 3−W 1

23,60−12,56 23,48−12,56
ρ= ρ=
23,18−12,56 23,18−12,56

11,04 10,92
ρ= =1,039 g/ml ρ= =1,028 g/ml
10,62 10,62
3. Campuran Air Gliserin (1:1) 4. Alkohol
W 2−W 1 W 2−W 1
ρ= ρ=
W 3−W 1 W 3−W 1

23,58−12,56 20,94−12,56
ρ= ρ=
23,18−12,56 23,18−12,56
11,02 8,38
ρ= =1,037 g/ml ρ= =0,789 g/ml
10,62 10,62
5. Larutan Gula 10% 6. Larutan Gula 20%
W 2−W 1 W 2−W 1
ρ= ρ=
W 3−W 1 W 3−W 1

25,34−12,56 26,72−12,56
ρ= ρ=
23,18−12,56 23,18−12,56

12,78 14,16
ρ= =1,203 g/ml ρ= =1,334 g /ml
10,62 10,62

Tabel Hasil Pengukuran Viskositas

No Nama cairan Bobot Jenis t yang t rata- Kekentalan


dibutuhkan rata yang didapat
1 Propilenglikol 1,039 g/ml 14,54 14,54 2,049 cps
14.63
14,46
2 Campuran air 1,028 g/ml 8,23 8,37 1,167 cps
gliserin (5:1) 8,34
8,54
3 Campuran air 1,037 g/ml 10,25 10,27 1,445 cps
gliserin (1:1) 10,36
10,22
4 Alkohol 0,789 g/ml 7,13 7,09 0,759 cps
7,05
7,11
5 Larutan gula 10% 1,203 g/ml 10,34 10,36 1,691 cps
10,32
10,43
6 Larutan gula 20% 1,333 g/ml 12,57 12,59 2,277 cps
12,49
12,73
1. Propilenglikol 2. Campuran Air Gliserin (5:1)
Ƞ cairan pembanding = 1,00 cps Ƞ cairan pembanding = 1,00 cps
t cairan pembanding = 7,37 t cairan pembanding = 7,37
detik detik
Jawab : Jawab :
14,54+14,63+14,46 8,23+8,34+ 8.54
t rata−rata= =14,543t rata−rata= =8,37
3 3
Kekentalan Sebenarnya Kekentalan Sebenarnya
η 1 ρ 1 .t 1 η 1 ρ 1 .t 1
= =
η 2 ρ 2 .t 2 η 2 ρ 2 .t 2

η 1 1,039 ×14,543 η 1 1,028 × 8,37


= =
1,00 1 ×7,37 1,00 1 ×7,37
7,37 η 1=1,00 ×15,11 7,37 η 1=1,00 ×8,60
15,11 8,60
η 1= =2,050 η 1= =1,167
7,37 7,37

3. Campuran Air Gliserin (1:1) 4. Alkohol


Ƞ cairan pembanding = 1,00 cps Ƞ cairan pembanding = 1,00 cps
t cairan pembanding = 7,37 t cairan pembanding = 7,37
detik detik
Jawab : Jawab :
7,13+ 7,05+7,11
t rata−rata= =7,096
10,25+ 10,36+10,22 3
t rata−rata= =10,276
3
Kekentalan Sebenarnya Kekentalan Sebenarnya
η 1 ρ 1 .t 1 η 1 ρ 1 .t 1
= =
η 2 ρ 2 .t 2 η 2 ρ 2 .t 2
η 1 1,037 × 10,276 η 1 0,789 × 7,096
= =
1,00 1 ×7,37 1,00 1 ×7,37
7,37 η 1=1,00 ×10,65 7,37 η 1=1,00 ×5,59
10,65 5,59
η 1= =1,44 5 η 1= =0,759
7,37 7,37
5. Larutan Gula 10% 6. Larutan Gula 20%
Ƞ cairan pembanding = 1,00 cps Ƞ cairan pembanding = 1,00 cps
t cairan pembanding = 7,37 t cairan pembanding = 7,37
detik detik
Jawab : Jawab
10,34+10,32+10,43 12,57+12,49+12,73
t rata−rata= =10,363t rata−rata= =12,596
3 3
Kekentalan Sebenarnya Kekentalan Sebenarnya
η 1 ρ 1 .t 1 η 1 ρ 1 .t 1
= =
η 2 ρ 2 .t 2 η 2 ρ 2 .t 2
η 1 1,203 ×10,363 η 1 1,334 × 12,596
= =
1,00 1 ×7,37 1,00 1 ×7,37
7,37 η 1=1,00 ×12,46 7,37 η 1=1,00 ×16,80
12,46 16,80
η 1= =1,691 η 1= =2,279
7,37 7,37

B. Penentuan Kekentalan Cairan Non Newton Menggunakan Viskometer


Brookfield
LAPORAN PENENTUAN KEKENTALAN CAIRAN NON NEWTON
MENGGUNAKAN VISKOMETER BROOKFIELD
Nama : WIEDYA ALFITRYA ZAMRI
NIM : 2001088
Kelompok/Grup : -/Grup D
Hari/tgl percobaan : Selasa/28-April-2020
Hasil Pengukuran Viskositas dengan Viskometer Brookfield

Sampel Kecepatan No Viskositas yg Faktor Viskositas


(rpm) Spindel ditunjukkan Pengali sebenarnya
pada alat (cP)
Suspensi ibuprofen 3 1 12 20 240

6 1 22 10 220

12 1 41 5 205
30 1 92 2 184

60 1 163 1 163

Gel Natrium 3 3 0 400 0


diklofenak
6 3 0 200 0
12 3 0 100 0

30 3 11 40 440

60 3 23 20 460

• Hitunglah viskositas masing-masing sampel pada kecepatan-kecepatan


yang digunakan

• Buatlah grafik aliran yang menunjukkan hubungan kecepatan (sebagai


sumbu x) dan viskositas (sebagai sumbu y)

Suspensi Diketahui : Viskometer = Gel Diketahui : Viskometer =


Ibuprofe 12 cP Natrium 0 cP
n Faktor Pengali Diklofenak Faktor Pengali
= 20 = 400
Ditanya Viskositas ? Ditanya Viskositas ?
Viskositas=viskometer × faktor pengali Viskositas=viskometer × faktor pengali
viskositas=12 ×20=240 cP viskositas=0 × 400=0 cP

Diketahui : Viskometer = Diketahui : Viskometer =


22 cP 0 cP
Faktor Pengali Faktor Pengali
= 10 = 200
Ditanya Viskositas ? Ditanya Viskositas ?
Viskositas=viskometer × faktor pengali Viskositas=viskometer × faktor pengali
viskositas=22 ×10=220 cP viskositas=0 × 200=0 cP

Diketahui : Viskometer = Diketahui : Viskometer =


41 cP 0
Faktor Pengali Faktor Pengali
=5 = 100
Ditanya Viskositas ? Ditanya Viskositas ?
Viskositas=viskometer × faktor pengali Viskositas=viskometer × faktor pengali
viskositas=41× 5=205 cP viskositas=0 × 100=0 cP

Diketahui : Viskometer = Diketahui : Viskometer =


92 cP 11 cP
Faktor Pengali Faktor Pengali
=2 = 40
Ditanya Viskositas ? Ditanya Viskositas ?
Viskositas=viskometer × faktor pengali Viskositas=viskometer × faktor pengali
viskositas=92× 2=184 cP viskositas=11 × 40=440

Diketahui : Viskometer = Diketahui : Viskometer =


163 cP 23 cP
Faktor Pengali Faktor Pengali
=1 = 20
Ditanya Viskositas ? Ditanya Viskositas ?
Viskositas=viskometer × faktor pengali Viskositas=viskometer × faktor pengali
viskositas=163 ×1=163 cP viskositas=23 × 20=460 cP

Grafik
500
450
400
350
300
250 Suspensi Ibuprofen
200 Gel Natrium Diklofenak
150
100
50
0
3 6 12 30 60

VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan viskositas cairan
newton menggunakan viscometer Ostwald dan penentuan cairan non
newton dengan viscometer brookfield.pada penentuan viskositas cairan
newton,viscometer otswald diletakkan secara vertical,cairan yang akan
diuji kekentalannya antara lain: aquadest, alcohol, propilenglikol, larutan
gula 10%, larutan gula 20%, campuran air gliserin (5:1), dan campuran
air gliserin (1:1).caranya adalah dengan memasukkan cairan yang diuji
kedalam pipa A sehingga ruang R terisi penuh,kemudian cairan dihisap
dari pipa B sehingga cairan akan naik keatas melewati garis batas m dan
biarkan cairan tersebut mengalir ke garis n dan digunakan stopwatch
untuk mencatat waktunya. Metode ini merupakan metode yang paling
cepat,prinsipnya dilakukan dengan memasukkan cairan pada pipa kapiler.
Hal ini dilakukan karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya
partikel zat yang terlarut tiap satu volume. Semakin banyak partikel yang
terlarut,gesekan antara partikel tinggi dan viskositasnya semakin tinggi
pula dan menyebabkan cairan susah hilang.
Pada perhitungan bobot jenis diperoleh hasil propilenglikol
diperoleh bobot jenis 1,039 g/ml,campuran air gliserin (5:1) diperoleh
bobot jenis 1,028 g/ml,pada campuran air dan gliserin (1:1) diperoleh
bobot jenis 1,037 g/ml,pada larutan gula 10% diperoleh bobot jenis 1,203
g/ml,pada larutan gula 20% diperoleh bobot jenis 1,333 g/ml,sedangkan
pada alcohol diperoleh bobot jenis yang rendah dan lebih kecil dari bobot
jenis air yaitu 0,789 g/ml.
Dari data yang didapatkan pada penentuan viskositas saat
praktikum,larutan gula 20% mempunyai viskositas yang tinggi dengan
nilai 2,277 cps. Dalam hal ini larutan gula 20% mempunyai kekentalan
yang tinggi yang mengakibatkan larutan gula 20% akan lebih sulit
dituang dan sifat alirannya rendah. Larutan gula 20% memiliki sifat alir
yang tinggi dibandingkan sifat aliran larutan lain, ini disebabkan karena
banyaknya partikel yang menyebabkan terjadinya gesekan partikel yang
semakin tinggi. Selanjutnya partikel cairan yang memiliki viskositas
tinggi yaitu propilenglikol ,dengan viskositas 2,049 cps. Selanjutnya
yaitu larutan gula 10% dengan viskositas yaitu 1,691 cps.selanjutnya
yaitu campuran air gliserin (1:1).Gliserin merupakan cairan kental yang
kekentalan yang diketahui yaitu akan tetapi penambahan air kedalam
cairan ini menyebabkan terjadinya penurunan viskositas dari larutan
gliserin sehingga larutan ini memiliki kekentalan yaitu 1,445 cps.
Selanjutnya yaitu campuran air gliserin (5:1) memiliki kekentalan
sebesar 1,167 cps, dan alkohol memiliki kekentalan yang paling rendah
yaitu 0,759 cps.
Sebelum dilakukan penentuan viskositas dicari dahulu densiti
dan waktu alir dari tiap-tiap sampelnya. Pada cairan yang memiliki
konsentrasi lebih tinggi cendrung memiliki viskositas yang besar pula.
Hal ini dikarenakan konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel
zat yang terlarut tiap satuan volume. Faktor lainnya yaitu waktu yang
dibutuhkan suatu cairan untuk mengalir,semakin banyak waktu yang
dibutuhkan,maka akan semakin besar pula nilai viskositasnya.
Pada praktikum kali ini dilakukan juga penentuan cairan non
newton dengan visikometer Brookfield, yang tujuannya juga untuk
menentukan tipe dari aliran pada larutan yang akan ditentukan
viskositasnya. Pada viscometer Brookfield, Viskometer Brookfield
adalah alat yang memungkinkan untuk mengukur viskositas dengan
menggunakan teknik dalam viscometry. Alat ukur kekentalan
(viskometer) dapat mengukur viskositas melalui kondisi aliran berbagai
bahan sampel yang diuji.
Pada percobaan digunakan sampel suspensi ibu profen dan gel
natrium diklofenak. Digunakan spindel dengan nomor berbeda-beda
yaitu spindle 1 dan spindel 3 (61 dan 63) Semakin besar nomor spindel
maka semakin kecil bentuk spindelnya. Spindel nomor satu untuk cairan
dengan viskositas rendah atau encer dan nomor spindel yang lebih besar
untuk cairan yang lebih tinggi viskositasnya atau kental. Di percobaan
Rpm untuk suspensi ibu profen yaitu ( 3 rpm,6 rpm,12 rpm,30 rpm dan
60 Rpm) sedangkan untuk gel natrium diklofenak yaitu ( 3 rpm,6 rpm,12
rpm,30 rpm dan 60 Rpm). Tujuan digunakan nya spindel dengan
berbeda-beda ukuran untuk mengetahui nilai viskositas dari setiap
sampel (yang berbeda konsentrasi) yang diuji.
Pada sampel ibu profen digunakan spindle 1 atau spindle 61
dihasilkan 3 rpm dengan viskositas yaitu 240 cP,6 rpm dengan viskositas
yaitu 220 cP,12 rpm dengan viskositas yaitu 205 cP,30 rpm dengan
viskositas yaitu 184 cP, dan 60 rpm dengan viskositas yaitu 163 Cp.
sedangkan pada sampel gel natrium diklofenak digunakan spindle 3 atau
spindle 63 dihasilkan 3 rpm,6 rpm,dan 12 rpm dengan viskositas 0 Cp, 30
rpm dengan viskositas 440 cP,dan 60 rpm dengan viskositas 460 cP.
Percobaan ini berbeda jauh dengan litelatur yang ada. Faktor
penyebab perbedaan hasil yang di dapat dengan hasil litelatur yaitu :
1. Kekentalan .
2. Alat viskositas .
3. Luas permukaan wadah sampel
VII. Kesimpulan
1. Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan
dari aliran yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan
viskometer mengukur kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui
pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat maka
berarti viskositas dari cairan itu rendah (misalnya air).
2. Prinsip menggunakan viscometer Ostwald adalah mengukur waktu
yang dibutuhkan cairan untuk melewati antara 2 garis yaitu m dan
n pada suatu tabung kapiler pertikel
3. Semakin tinggi bobot jenis, maka waktu tempuh bola semakin
kecil. Semakin tinggi nilai kecepatan putar (rpm), maka viskositas
semakin besar. Semakin besar spindle, maka kecepatan putar
semakin lambat.
4. Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran cairan dan
deformasi.
5. Pada perhitungan bobot jenis diperoleh hasil propilenglikol
diperoleh bobot jenis 1,039 g/ml,campuran air gliserin (5:1)
diperoleh bobot jenis 1,028 g/ml,pada campuran air dan gliserin
(1:1) diperoleh bobot jenis 1,037 g/ml,pada larutan gula 10%
diperoleh bobot jenis 1,203 g/ml,pada larutan gula 20% diperoleh
bobot jenis 1,333 g/ml,sedangkan pada alcohol diperoleh bobot
jenis yang rendah dan lebih kecil dari bobot jenis air yaitu 0,789
g/ml.
6. Dari data yang didapatkan pada saat praktikum,larutan gula 20%
mempunyai viskositas yang tinggi dengan nilai 2,277
cps.Selanjutnya partikel cairan yang memiliki viskositas tinggi
yaitu propilenglikol ,dengan viskositas 2,049 cps. Selanjutnya yaitu
larutan gula 10% dengan viskositas yaitu 1,691 cps.selanjutnya
yaitu campuran air gliserin (1:1) memiliki kekentalan yaitu 1,445
cps. Selanjutnya yaitu campuran air gliserin (5:1) memiliki
kekentalan sebesar 1,167 cps, dan alkohol memiliki kekentalan
yang paling rendah yaitu 0,759 cps.
7. Pada sampel ibu profen digunakan spindle 1 atau spindle 61
dihasilkan 3 rpm dengan viskositas yaitu 240 cP,6 rpm dengan
viskositas yaitu 220 cP,12 rpm dengan viskositas yaitu 205 cP,30
rpm dengan viskositas yaitu 184 cP, dan 60 rpm dengan viskositas
yaitu 163 Cp.
8. Sedangkan pada sampel gel natrium diklofenak digunakan spindle
3 atau spindle 63 dihasilkan 3 rpm,6 rpm,dan 12 rpm dengan
viskositas 0 Cp, 30 rpm dengan viskositas 440 cP,dan 60 rpm
dengan viskositas 460 cP.
DAFTAR PUSTAKA

Kosman, R. 2012.Farmasi Fisika. Makassar: Universitas Muslim Indonesia


Anonim. (2010). Ilmu Resep. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Anief, M. (1987). Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press
Butar, R.(2011).Bab II. Medan. Universitas Sumatra Utara.
Dudgale. 1986. Mekanika Fluida Edisi 3. Jakarta : Erlangga
Moechtar. 1990. farmasi fisik. Yogyakarta : UGM-press.
Martin, A. 1993. Farmasi Fisika, edisi II, Jilid 3. Jakarta: UI Press.
Sinko dan Patrick. 2011. Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika Martin Edisi 5
Jakarta: EGC.
Wiroatmojo. 1988. Kimia Fisika. Jakarta: Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai