OLEH :
NAMA : WIEDYA ALFITRYA ZAMRI
NIM : 2001088
KELAS : S1-2B
• Cara Kerja:
A. Penentuan Bobot Jenis
• Lakukan penentuan bobot jenis atau massa jenis larutan sampel
dan pembanding menggunakan piknometer dengan cara sebagai
berikut:
1. Timbang berat piknometer kosong yang bersih (W1)
2. Timbang berat piknometer + sampel atau larutan uji (W2)
3. Timbang berat piknometer + larutan pembanding (W3)
4. Tentukan bobot jenis cairan dengan rumus:
B. Menentukan Viskositas
1. Mula-mula Viskometer dibersihkan dan dikeringkan.
2. Cairan yang akan ditentukan kekentalannya dimasukkan melalui
pipa A, sehingga ruang R terisi penuh.
3. Cairan dihisap melalui pipa B agar cairan naik ke kapiler sampai
permukaan melewati garis m.
4. Kemudian cairan dibiarkan turun sampai garis n.
5. Catat waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk mengalir dari
garis m ke n.
6. Cucilah Viskometer dan keringkan kembali
7. Ulangi kerja seperti di atas dengan memakai cairan pembanding
8. Hitung viskositas masing-masing sampel dengan menggunakan
rumus:
• Cara Kerja:
1. Pilih spindle sesuai dengan viskosstas sampel (contoh : air gunakan
spindel no.1)
2. Pasang spindel pada gantungan spindel
3. Turunkan spndel sedemikian rupa sehingga batas spindel tercelup dalam
cairan yang akan diukur viskositasnya
4. Hidupkan viskometer dengan menekan tombol ON dibelakang alat
5. Biarkan spindel berputar dan perhatikan jarum merah pada skala
6. Catat angka yang ditunjukkan jarum merah tersebut. Untuk menghitung
viskositas, angka pembacaan dikalikan dengan suatu faktor yang dapat
dikutip dari tabel pada brosur alat.
23,60−12,56 23,48−12,56
ρ= ρ=
23,18−12,56 23,18−12,56
11,04 10,92
ρ= =1,039 g/ml ρ= =1,028 g/ml
10,62 10,62
3. Campuran Air Gliserin (1:1) 4. Alkohol
W 2−W 1 W 2−W 1
ρ= ρ=
W 3−W 1 W 3−W 1
23,58−12,56 20,94−12,56
ρ= ρ=
23,18−12,56 23,18−12,56
11,02 8,38
ρ= =1,037 g/ml ρ= =0,789 g/ml
10,62 10,62
5. Larutan Gula 10% 6. Larutan Gula 20%
W 2−W 1 W 2−W 1
ρ= ρ=
W 3−W 1 W 3−W 1
25,34−12,56 26,72−12,56
ρ= ρ=
23,18−12,56 23,18−12,56
12,78 14,16
ρ= =1,203 g/ml ρ= =1,334 g /ml
10,62 10,62
6 1 22 10 220
12 1 41 5 205
30 1 92 2 184
60 1 163 1 163
30 3 11 40 440
60 3 23 20 460
Grafik
500
450
400
350
300
250 Suspensi Ibuprofen
200 Gel Natrium Diklofenak
150
100
50
0
3 6 12 30 60
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan viskositas cairan
newton menggunakan viscometer Ostwald dan penentuan cairan non
newton dengan viscometer brookfield.pada penentuan viskositas cairan
newton,viscometer otswald diletakkan secara vertical,cairan yang akan
diuji kekentalannya antara lain: aquadest, alcohol, propilenglikol, larutan
gula 10%, larutan gula 20%, campuran air gliserin (5:1), dan campuran
air gliserin (1:1).caranya adalah dengan memasukkan cairan yang diuji
kedalam pipa A sehingga ruang R terisi penuh,kemudian cairan dihisap
dari pipa B sehingga cairan akan naik keatas melewati garis batas m dan
biarkan cairan tersebut mengalir ke garis n dan digunakan stopwatch
untuk mencatat waktunya. Metode ini merupakan metode yang paling
cepat,prinsipnya dilakukan dengan memasukkan cairan pada pipa kapiler.
Hal ini dilakukan karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya
partikel zat yang terlarut tiap satu volume. Semakin banyak partikel yang
terlarut,gesekan antara partikel tinggi dan viskositasnya semakin tinggi
pula dan menyebabkan cairan susah hilang.
Pada perhitungan bobot jenis diperoleh hasil propilenglikol
diperoleh bobot jenis 1,039 g/ml,campuran air gliserin (5:1) diperoleh
bobot jenis 1,028 g/ml,pada campuran air dan gliserin (1:1) diperoleh
bobot jenis 1,037 g/ml,pada larutan gula 10% diperoleh bobot jenis 1,203
g/ml,pada larutan gula 20% diperoleh bobot jenis 1,333 g/ml,sedangkan
pada alcohol diperoleh bobot jenis yang rendah dan lebih kecil dari bobot
jenis air yaitu 0,789 g/ml.
Dari data yang didapatkan pada penentuan viskositas saat
praktikum,larutan gula 20% mempunyai viskositas yang tinggi dengan
nilai 2,277 cps. Dalam hal ini larutan gula 20% mempunyai kekentalan
yang tinggi yang mengakibatkan larutan gula 20% akan lebih sulit
dituang dan sifat alirannya rendah. Larutan gula 20% memiliki sifat alir
yang tinggi dibandingkan sifat aliran larutan lain, ini disebabkan karena
banyaknya partikel yang menyebabkan terjadinya gesekan partikel yang
semakin tinggi. Selanjutnya partikel cairan yang memiliki viskositas
tinggi yaitu propilenglikol ,dengan viskositas 2,049 cps. Selanjutnya
yaitu larutan gula 10% dengan viskositas yaitu 1,691 cps.selanjutnya
yaitu campuran air gliserin (1:1).Gliserin merupakan cairan kental yang
kekentalan yang diketahui yaitu akan tetapi penambahan air kedalam
cairan ini menyebabkan terjadinya penurunan viskositas dari larutan
gliserin sehingga larutan ini memiliki kekentalan yaitu 1,445 cps.
Selanjutnya yaitu campuran air gliserin (5:1) memiliki kekentalan
sebesar 1,167 cps, dan alkohol memiliki kekentalan yang paling rendah
yaitu 0,759 cps.
Sebelum dilakukan penentuan viskositas dicari dahulu densiti
dan waktu alir dari tiap-tiap sampelnya. Pada cairan yang memiliki
konsentrasi lebih tinggi cendrung memiliki viskositas yang besar pula.
Hal ini dikarenakan konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel
zat yang terlarut tiap satuan volume. Faktor lainnya yaitu waktu yang
dibutuhkan suatu cairan untuk mengalir,semakin banyak waktu yang
dibutuhkan,maka akan semakin besar pula nilai viskositasnya.
Pada praktikum kali ini dilakukan juga penentuan cairan non
newton dengan visikometer Brookfield, yang tujuannya juga untuk
menentukan tipe dari aliran pada larutan yang akan ditentukan
viskositasnya. Pada viscometer Brookfield, Viskometer Brookfield
adalah alat yang memungkinkan untuk mengukur viskositas dengan
menggunakan teknik dalam viscometry. Alat ukur kekentalan
(viskometer) dapat mengukur viskositas melalui kondisi aliran berbagai
bahan sampel yang diuji.
Pada percobaan digunakan sampel suspensi ibu profen dan gel
natrium diklofenak. Digunakan spindel dengan nomor berbeda-beda
yaitu spindle 1 dan spindel 3 (61 dan 63) Semakin besar nomor spindel
maka semakin kecil bentuk spindelnya. Spindel nomor satu untuk cairan
dengan viskositas rendah atau encer dan nomor spindel yang lebih besar
untuk cairan yang lebih tinggi viskositasnya atau kental. Di percobaan
Rpm untuk suspensi ibu profen yaitu ( 3 rpm,6 rpm,12 rpm,30 rpm dan
60 Rpm) sedangkan untuk gel natrium diklofenak yaitu ( 3 rpm,6 rpm,12
rpm,30 rpm dan 60 Rpm). Tujuan digunakan nya spindel dengan
berbeda-beda ukuran untuk mengetahui nilai viskositas dari setiap
sampel (yang berbeda konsentrasi) yang diuji.
Pada sampel ibu profen digunakan spindle 1 atau spindle 61
dihasilkan 3 rpm dengan viskositas yaitu 240 cP,6 rpm dengan viskositas
yaitu 220 cP,12 rpm dengan viskositas yaitu 205 cP,30 rpm dengan
viskositas yaitu 184 cP, dan 60 rpm dengan viskositas yaitu 163 Cp.
sedangkan pada sampel gel natrium diklofenak digunakan spindle 3 atau
spindle 63 dihasilkan 3 rpm,6 rpm,dan 12 rpm dengan viskositas 0 Cp, 30
rpm dengan viskositas 440 cP,dan 60 rpm dengan viskositas 460 cP.
Percobaan ini berbeda jauh dengan litelatur yang ada. Faktor
penyebab perbedaan hasil yang di dapat dengan hasil litelatur yaitu :
1. Kekentalan .
2. Alat viskositas .
3. Luas permukaan wadah sampel
VII. Kesimpulan
1. Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan
dari aliran yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan
viskometer mengukur kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui
pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat maka
berarti viskositas dari cairan itu rendah (misalnya air).
2. Prinsip menggunakan viscometer Ostwald adalah mengukur waktu
yang dibutuhkan cairan untuk melewati antara 2 garis yaitu m dan
n pada suatu tabung kapiler pertikel
3. Semakin tinggi bobot jenis, maka waktu tempuh bola semakin
kecil. Semakin tinggi nilai kecepatan putar (rpm), maka viskositas
semakin besar. Semakin besar spindle, maka kecepatan putar
semakin lambat.
4. Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran cairan dan
deformasi.
5. Pada perhitungan bobot jenis diperoleh hasil propilenglikol
diperoleh bobot jenis 1,039 g/ml,campuran air gliserin (5:1)
diperoleh bobot jenis 1,028 g/ml,pada campuran air dan gliserin
(1:1) diperoleh bobot jenis 1,037 g/ml,pada larutan gula 10%
diperoleh bobot jenis 1,203 g/ml,pada larutan gula 20% diperoleh
bobot jenis 1,333 g/ml,sedangkan pada alcohol diperoleh bobot
jenis yang rendah dan lebih kecil dari bobot jenis air yaitu 0,789
g/ml.
6. Dari data yang didapatkan pada saat praktikum,larutan gula 20%
mempunyai viskositas yang tinggi dengan nilai 2,277
cps.Selanjutnya partikel cairan yang memiliki viskositas tinggi
yaitu propilenglikol ,dengan viskositas 2,049 cps. Selanjutnya yaitu
larutan gula 10% dengan viskositas yaitu 1,691 cps.selanjutnya
yaitu campuran air gliserin (1:1) memiliki kekentalan yaitu 1,445
cps. Selanjutnya yaitu campuran air gliserin (5:1) memiliki
kekentalan sebesar 1,167 cps, dan alkohol memiliki kekentalan
yang paling rendah yaitu 0,759 cps.
7. Pada sampel ibu profen digunakan spindle 1 atau spindle 61
dihasilkan 3 rpm dengan viskositas yaitu 240 cP,6 rpm dengan
viskositas yaitu 220 cP,12 rpm dengan viskositas yaitu 205 cP,30
rpm dengan viskositas yaitu 184 cP, dan 60 rpm dengan viskositas
yaitu 163 Cp.
8. Sedangkan pada sampel gel natrium diklofenak digunakan spindle
3 atau spindle 63 dihasilkan 3 rpm,6 rpm,dan 12 rpm dengan
viskositas 0 Cp, 30 rpm dengan viskositas 440 cP,dan 60 rpm
dengan viskositas 460 cP.
DAFTAR PUSTAKA