(PENYAJI)
Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang maupun barang
yang diharapkan akan memberikan hasil di kemudian hari. Langkah pendekatan yang
dapat dilakukan oleh para investor dalam menghadapi risiko investasi adalah
melakukan penghitungan dalam pemilihan dan penentuan portofolio serta pola
perilaku investor di bursa dalam transaksi jual beli saham. Penelitian ini bertujuan
untuk menemukan bukti empiris untuk mendapatkan alternatif investasi saham yang
menghasilkan expected return saham yang optimal dan menurunkan risiko investasi
yang minimal. Penelitian ini mengidentifikasi kombinasi portofolio optimal yang dapat
dibentuk dari saham perusahaan dari beberapa kategori. Metode pendekatan dalam
penelitian ini adalah dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return)
dan risiko yang dihasilkan dari kombinasi portofolio saham.
PENDAHULUAN
1.1. Investasi adalah suatu kegiatan menanamkan modal, baik langsung maupun
tidak, dengan harapan pada waktu nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah
keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut.
1.2. Reksa dana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan
investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia
di pasar modal dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Ada 2 cara
menghitung untung reksa dana :
a) Perhitungan online
Jika membeli reksa dana online di bareksa.com, langkahnya adalah log
in, pilih menu reksadana online dan portfolio, maka prosesntase reksa
dana akan terlihat dalam kolom return.
b) Perhitungan manual
Untuk menghitung manual, caranya adalah hitung jumlah unit
penyertaan x harga terkini reksa dana. Lalu hasil perhitungan tersebut
dikurangi modal investasi. Jika hasil pengurangan adalah plus, artinya
untung. Sebaliknya jika negative, artinya rugi.
1.3. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Ada
beberapa cara menghitung risiko investasi saham.
a) Pahami prospectus saham perusahaan
b) Harga saham murah belum tentu baik, dan sebaliknya
c) Pahami jenis-jenis risiko investasi saham: Risiko emosional, Risiko
bisnis perusahaan, Risiko likuiditas, Risiko nilai tukar mata uang sebuah
negara, Risiko kondisi ekonomi dan politik, Risiko sistemtis, Risiko tidak
sistimatis
2|Page
d) Menghitung nilai risiko (Value at Risk / VaR)
VaR (Value at Risk) adalah alat prediksi yang digunakan untuk
mencegah manajer portofolio melakukan keputusan yang melebihi
toleransi risiko yang telah dikembangkan dalam kebijakan portofolio. Hal
ini dapat diukur pada portofolio, sektor, kelas aset, dan tingkat
keamanan. Beberapa metodologi VaR yang tersedia, masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Untuk portfolio,
probabilitas dan time horizon tertentu, VaR didefinisikan sebagai nilai
ambang sehingga probabilitas bahwa kerugian mark-to market atau fair
value accounting pada portofolio sepanjang time horizon yang diberikan
akan melebihi nilai ambang ini (dengan asumsi pasar normal dan tidak
ada perdagangan portofolio) adalah tingkat probabilitas yang diberikan.
Dan dalam bentuk yang paling umum, Value at Risk mengukur potensi
kerugian nilai aset berisiko atau portofolio selama periode waktu tertentu
untuk interval kepercayaan yang diberikan.
1.4. Imbal Hasil (Return) dan Risiko (Risk)
a) Imbal hasil (return) adalah keuntungan yang akan didapat atau bisa
diartikan sebagai kompensasi. Dalam hal investasi, maka kompensasi
ini didapat dari adanya inflasi (kenaikan harga-harga barang).
b) Risiko (Risk) adalah perbedaan imbal hasil dari yang diharapkan. Risiko
dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian. Dalam hal
investasi, maka kerugian yang didapat adalah kerugian uang. Risiko
berarti suatu kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau
berlawanan dari yang diinginkan
1.5. Distribusi Probabilitas untuk Mengukur Risiko
Imbal hasil yang diharapkan dapat berbeda dari imbal hasil yang diterima.
Untuk sekuritas yang berisiko, tingkat imbal hasil yang aktualnya dapat
dipandang sebagai variabel acak pada distribusi probabilitas (probability
distribution). Distribusi probabilitas bisa diringkas dalam dua parameter
distribusi : Imbal hasil yang diharapkan dan deviasi standar.
a) Imbal hasil yang diharapkan (expected return)
3|Page
Semakin besar deviasi standart dari imbal hasil, semakin besar variable
dari imbal hasil, dan semakin tinggi risiko dari investasi tersebut.
c) Koefisien Varians (Coefficient of Variations)
Rasio deviasi standart dari suatu distribusi terhadap nilai rata - rata dari
distribusi tersebut, merupakan ukuran risiko relatif. Deviasi standart
kadang - kadang menyesatkan dalam membandingkan risiko, atau
ketidakpastian, dari berbagai alternatif jika ukuran alternatif tersebut
berbeda - beda. Misalkan dua peluang investasi A dan B yang
mempunyai distribusi probabilitas normal untuk imbal hasil selama satu
tahun dengan karakteristik tersebut.
4|Page
Imbal hasil yang diharapkan dari portofolio adalah rata - rata tertimbang
dari imbal hasil yang diharapkan dari sekuritas yang ada dalam
portofolio tersebut. Bobotnya sama dengan proporsi dari total dana yang
diinvestasikan dari setiap sekuritas (bobot totalnya harus 100%).
Rumus umum untuk imbal hasil yang diharapkan dalam portofolio
tersebut sebagai berikut :
Di mana m adalah jumlah total dari sekuritas yang berbeda - beda dalam
portofolio, Wj adalah proporsi dari total dana yang diinvestasikan dalam
sekuritas j. Wk adalah proporsi dari total dana yang diinvestasikan dalam
sekuritas k, dan merupakan kovarians di antara kemungkinan imbal
hasil sekuritas j dan k.
1.7. Diversification
Konsep diversifikasi adalah untuk menyebarkan risiko Anda ke sejumlah aset
atau investasi, ungkapan sehari-hari yang terkait dalam melakukan
diversifikasi,“Jangan taruh semua telur Anda dalam satu keranjang”. Terlihat
bahwa menginvestasikan $10.000 secara merata di 10 sekuritas yang berbeda
membuat Anda lebih terdiversifikasi daripada jumlah uang yang sama yang
diinvestasikan secara merata di 5 sekuritas.
5|Page
Diversifikasi yang naif mengabaikan kovarians (atau korelasi) antara
pengembalian keamanan. Portofolio yang berisi 10 sekuritas dapat mewakili
saham hanya dari satu industri dan memiliki pengembalian yang sangat
berkorelasi. Portofolio 5 saham mungkin mewakili berbagai industri yang
pengembalian keamanannya mungkin menunjukkan korelasi rendah dan,
karenanya memiliki variasi return portofolio yang rendah. Kombinasi sekuritas
adalah jalan untuk mengurangi resiko
6|Page
imbal hasil adalah imbal hasil yang diharapkan dikurangi dengan imbal hasil
yang bebas risiko. Imbal hasil per bulan dapat dihitung sebagai berikut :
dalam imbal hasil ini, tingkat bebas risiko per bulan dikurangi untuk
mendapatkan kelebihan imbal hasil.
PEMBAHASAN
Pada minggu kemarin Ibu Celin sudah direkomendasikan 5 alternatif investasi yang
dapat di lakukan dalam kurun waktu 5 Tahun. Pada minggu ini ibu celin ingin
menginvestasikan Uangnya dengan Beberapa cara
1. Ibu Celin memasukkan semua uang investasi dalam satu tahap sebesar Rp.
100 Juta. Untuk berinvestasi terhadap 5 asset yang sodara pilih. Saudara
diminta untuk :
a) Susun Proporsi investasi yang Ibu Celin harus lakukan
b) Hitung resiko investasi dari portfolio yang saudara pilih
c) Hitung tingkat keuntungan yang akan di peroleh
d) Beberapa total investasi ibu celin pada Lima Tahun mendatang
e) Bagaimana menghitung kinerja portfolio Ibu Celin
2. Ibu Celin memasukkan semua uang investasi dalam satu tahap sebesar Rp.
100 Juta. Untuk berinvestasi terhadap 5 asset yang sodara pilih. Sodara
diminta untuk :
a) Susun Proporsi investasi yang Ibu Celin harus lakukan
b) Hitung resiko investasi dari portfolio yang sodara pilih
c) Hitung tingkat keuntungan yang akan di peroleh
d) Beberapa total investasi ibu celin pada Lima Tahun mendatang
e) Bagaimana menghitung kinerja portfolio Ibu Celin
7|Page
Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
(INKP) dan PT Tjiwi Kuma Tbk (TKIM).
Berikut grafik ke lima saham yang kami lakukan evaluasi dibawah ini dengan
metodologi Risk and Return.
2.2. Return
8|Page
Untuk mendapatkan hasil sesuai tabel di atas, maka diperlukan langkah-
langkah sebagai berikut :
• Menghitung Actual Return Individual, Market, dan Risk Free
Untuk menghitung actual return individual dan pasar menggunakan
metode return non-probability dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
2.3. Risk
9|Page
n = Jumlah periode actual return saham i
Dalam tabel excel, untuk menghitung Variance BBCA =VAR.P(I8:I75)
Keterangan:
βi = Beta Saham i
σim = Kovarian atau standar deviasi saham i dan pasar
σm = Standar deviasi pasar
10 | P a g e
2.4. Risk Free
Excess Return = Ri - Rf
11 | P a g e
Cut-Off Point – Keputusan. Nilai-nilai ERB beserta data yang lain sudah
dilakukan perhitungan sebelumnya.
Saham yang memiliki ERB (Kinerja portfolio saham) > Ci (kinerja
benchmark terbesar dari saham-saham yang ada) adalah saham yang akan
masuk kedalam portofolio optimal. (Lihat kolom AD)
2.7. Pembobotan
Pembobotan portofolio optimal dari 5 saham diatas yaitu dengan
menghitung Zi, Wi, αpi, βpi dan unsystematic Risk individual dengan rumus
sebagai berikut :
Menghitung Wi dan Zi optimal
βi = Beta saham i
σei2 = Unsystematic Risk atau Variance Error
Residual Saham i
ERBi = Excess Return to Beta Saham i
C* = Nilai maksimal dari Cut-Off Point
12 | P a g e
αpi sesuai dengan perhitungan dan rumus di Excel, = $AG6*X6 , untuk
saham BBCA
βpi sesuai dengan perhitungan dan rumus di Excel, = $AG6*Y6 , untuk
saham BBCA
epi sesuai dengan perhitungan dan rumus di Excel, = $AG6*Z6 , untuk
saham BBCA
Sehingga pembobotan portofolio optimal adalah sebagai berikut :
KESIMPULAN
1A. Bu Ceillin lebih baik investasi di saham dengan kategori LQ45 karena Indeks ini
yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan
kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
Investasi di LQ45 memiliki nilai harga saham tidak mahal jika dibandingkan
dengan IDX30. Karena IDX30 adalah Indeks yang terdiri dari 30 saham hasil
penyaringan dari LQ45 yang memiliki likuiditas sangat tinggi, kapitalisasi pasar
besar serta diminati investor, sehingga nilai per lembar saham cenderung tinggi
untuk investor kecil dan menengah.
Berdasarkan data kinerja harga saham dalam 5 tahun terakhir (YoY), saham-
saham dari sektor Finance, Energy, Telco dan barang consumer non primer, yang
memberikan imbal hasil tinggi.
1B. Berdasarkan Teknikal Analisa pilihan saham ada resiko dimana saat nilai ERB
lebih besar dari C* (cut off) untuk menentukan saham tersebut optimal untuk
investasi sesuai tabel berikut :
13 | P a g e
Nilai Cut-off bergantung pada Unsystematic Risk atau resiko terjadi pada internal
perusahaan tersebut (Contoh : Strategi pemasaran, keputusan managemen untuk
menambah hutang, keputusan harga produk dan kompetisi dengan pesaing)
Resiko Unsystematic Risk akan memiliki pengaruh dan dampak yang lebih besar
untuk investasi jangka pendek.
Saham MDKA tidak memberikan deviden dari tahun ke-1 s/d ke-5, hal ini
dikarenakan MDKA baru IPO ditahun 2015 dimana laba usaha digunakan untuk
pengembangan bisnis
1D. Setelah 5 Tahun Bu Cellin berinvestasi dari Modal awal Rp. 100.000.000 menjadi
Rp. 411.214.663,-. Dengan urutan kontribusi terbesar MDKA,TKIM,INKP,BBCA,
dan TBIG
1E. Untuk mendapatkan Portofolio Optimal, didapatkan nilai beta diatas 0 dan tidak
lebih dari 1, sehingga bisa diprediksi potensi pergerakan saham dibursa memiliki
fluktuasi yang stabil dalam kenaikannya dan resiko penurunan saham relative
kecil.
Jika Kinerja portfolio saham > kinerja benchmark maka perusahaan tersebut
tergolong dalam kondisi out perform, danlayak dipilih sebagai sarana investasi,
atau Nilai portfolio dinyatakan optimal apabila nilai ERB. Sehingga Bu Ceilin layak
menanamkan investasi kedalam saham tersebut.
14 | P a g e
2A. Dalam menentukan pilihan investasi dibuat dalam 2 skema sebagai berikut :
Dari analisa diatas Bu Ceillin memlih menggunakan skema 2 karena nilai Total
hasil Investasi lebih besar.
2B. Berdasarkan Teknikal Analisa pilihan saham ada resiko dimana saat nilai ERB
lebih besar dari C* (cut off) untuk menentukan saham tersebut optimal untuk
investasi sesuai tabel berikut :
Nilai Cut-off bergantung pada Unsystematic Risk atau resiko terjadi pada internal
perusahaan tersebut (Contoh : Strategi pemasaran, keputusan managemen untuk
menambah hutang, keputusan harga produk dan kompetisi dengan pesaing).
Resiko Unsystematic Risk akan memiliki pengaruh dan dampak yang lebih besar
untuk investasi jangka pendek
15 | P a g e
Keuntungan Investasi = Total Hasil Investasi – Modal Awal Investasi
= Rp 264.158.956 - Rp.100.000.000,-
= Rp164.158.956,- atau sebesar 164%
2D. Setelah 5 Tahun Bu Cellin berinvestasi dari Modal awal Rp. 100.000.000 menjadi
Rp. 264.158.956,-.
Dengan kontribusi urutan terbesar MDKA,TKIM,BBCA,TBIG,INKP
2E. Untuk mendapatkan Portofolio Optimal, didapatkan nilai beta diatas 0 dan tidak
lebih dari 1, sehingga bisa diprediksi potensi pergerakan saham dibursa memiliki
fluktuasi yang stabil dalam kenaikannya dan resiko penurunan saham relative
kecil.
Bila nilai Beta diatas 1 atau 2 keatas akan sangat sensitif terhadap pergerakan
harga saham di bursa dan memiliki fluktuasi harga yang paling tinggi dan resiko
yang paling besar.
Jika Kinerja portfolio saham > kinerja benchmark maka perusahaan tersebut
tergolong dalam kondisi out perform, danlayak dipilih sebagai sarana investasi,
atau Nilai portfolio dinyatakan optimal apabila nilai ERB. Sehingga Bu Ceilin layak
menanamkan investasi kedalam saham tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Horne, James C.V., dkk. 2009. Fundamental Financial Management 13th Edition. United
States: Prentice Hall.
2. https://mjurnal.com/skripsi/portofolio-optimal-menggunakan-excel/
3. www.finance.yahoo.com
16 | P a g e