Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN KEUANGAN

(PENYAJI)

“RISK and RETURN”


Dosen : Dr. Wisudanto, S.E, M.M, CFP

Disusun oleh Kelompok 1B:

1. 6032211021 Kinanta Syahriannanda


2. 6032211045 Muzakir Adi Susandik
3. 6032211161 Kurnia Aji Tritamtama
4. 6032211180 Wendra Wilendra
5. 6032211187 R Wahyu Proyogo Arsetyo
6. 6032211219 Febrita Kusuma Wardana
7. 6032211241 Harris Pratama Sumanta

MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2021
ABSTRAK

Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang maupun barang
yang diharapkan akan memberikan hasil di kemudian hari. Langkah pendekatan yang
dapat dilakukan oleh para investor dalam menghadapi risiko investasi adalah
melakukan penghitungan dalam pemilihan dan penentuan portofolio serta pola
perilaku investor di bursa dalam transaksi jual beli saham. Penelitian ini bertujuan
untuk menemukan bukti empiris untuk mendapatkan alternatif investasi saham yang
menghasilkan expected return saham yang optimal dan menurunkan risiko investasi
yang minimal. Penelitian ini mengidentifikasi kombinasi portofolio optimal yang dapat
dibentuk dari saham perusahaan dari beberapa kategori. Metode pendekatan dalam
penelitian ini adalah dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return)
dan risiko yang dihasilkan dari kombinasi portofolio saham.

Kata kunci: expected return, risiko, portofolio, coefficient of variance, saham


perusahaan

PENDAHULUAN
1.1. Investasi adalah suatu kegiatan menanamkan modal, baik langsung maupun
tidak, dengan harapan pada waktu nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah
keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut.
1.2. Reksa dana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan
investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia
di pasar modal dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Ada 2 cara
menghitung untung reksa dana :
a) Perhitungan online
Jika membeli reksa dana online di bareksa.com, langkahnya adalah log
in, pilih menu reksadana online dan portfolio, maka prosesntase reksa
dana akan terlihat dalam kolom return.
b) Perhitungan manual
Untuk menghitung manual, caranya adalah hitung jumlah unit
penyertaan x harga terkini reksa dana. Lalu hasil perhitungan tersebut
dikurangi modal investasi. Jika hasil pengurangan adalah plus, artinya
untung. Sebaliknya jika negative, artinya rugi.
1.3. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Ada
beberapa cara menghitung risiko investasi saham.
a) Pahami prospectus saham perusahaan
b) Harga saham murah belum tentu baik, dan sebaliknya
c) Pahami jenis-jenis risiko investasi saham: Risiko emosional, Risiko
bisnis perusahaan, Risiko likuiditas, Risiko nilai tukar mata uang sebuah
negara, Risiko kondisi ekonomi dan politik, Risiko sistemtis, Risiko tidak
sistimatis

2|Page
d) Menghitung nilai risiko (Value at Risk / VaR)
VaR (Value at Risk) adalah alat prediksi yang digunakan untuk
mencegah manajer portofolio melakukan keputusan yang melebihi
toleransi risiko yang telah dikembangkan dalam kebijakan portofolio. Hal
ini dapat diukur pada portofolio, sektor, kelas aset, dan tingkat
keamanan. Beberapa metodologi VaR yang tersedia, masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Untuk portfolio,
probabilitas dan time horizon tertentu, VaR didefinisikan sebagai nilai
ambang sehingga probabilitas bahwa kerugian mark-to market atau fair
value accounting pada portofolio sepanjang time horizon yang diberikan
akan melebihi nilai ambang ini (dengan asumsi pasar normal dan tidak
ada perdagangan portofolio) adalah tingkat probabilitas yang diberikan.
Dan dalam bentuk yang paling umum, Value at Risk mengukur potensi
kerugian nilai aset berisiko atau portofolio selama periode waktu tertentu
untuk interval kepercayaan yang diberikan.
1.4. Imbal Hasil (Return) dan Risiko (Risk)
a) Imbal hasil (return) adalah keuntungan yang akan didapat atau bisa
diartikan sebagai kompensasi. Dalam hal investasi, maka kompensasi
ini didapat dari adanya inflasi (kenaikan harga-harga barang).
b) Risiko (Risk) adalah perbedaan imbal hasil dari yang diharapkan. Risiko
dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian. Dalam hal
investasi, maka kerugian yang didapat adalah kerugian uang. Risiko
berarti suatu kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau
berlawanan dari yang diinginkan
1.5. Distribusi Probabilitas untuk Mengukur Risiko
Imbal hasil yang diharapkan dapat berbeda dari imbal hasil yang diterima.
Untuk sekuritas yang berisiko, tingkat imbal hasil yang aktualnya dapat
dipandang sebagai variabel acak pada distribusi probabilitas (probability
distribution). Distribusi probabilitas bisa diringkas dalam dua parameter
distribusi : Imbal hasil yang diharapkan dan deviasi standar.
a) Imbal hasil yang diharapkan (expected return)

R = imbal hasil yang diharapkan untuk aset tersebut


Ri = imbal hasil untuk kemungkinan ke-i
P = probabilitas dari terjadinya imbal hasil
n = total jumlah kemungkinan

b) Deviasi Standart (standart deviation)


Setelah parameter distribusi imbal hasil, diperlukan mengukur
penyebaran atau variabilitasnya, pada imbal hasil yang diharapkan.

3|Page
Semakin besar deviasi standart dari imbal hasil, semakin besar variable
dari imbal hasil, dan semakin tinggi risiko dari investasi tersebut.
c) Koefisien Varians (Coefficient of Variations)
Rasio deviasi standart dari suatu distribusi terhadap nilai rata - rata dari
distribusi tersebut, merupakan ukuran risiko relatif. Deviasi standart
kadang - kadang menyesatkan dalam membandingkan risiko, atau
ketidakpastian, dari berbagai alternatif jika ukuran alternatif tersebut
berbeda - beda. Misalkan dua peluang investasi A dan B yang
mempunyai distribusi probabilitas normal untuk imbal hasil selama satu
tahun dengan karakteristik tersebut.

Dapatkah kita simpulkan bahwa karena deviasi standart B lebih besar


daripada A, maka investasi B lebih berisiko? dengan deviasi standart
sebagai pengukur resiko, kita akan berpendapat seperti itu, tetapi jika
melihat ukuran imbal hasil yang diharapkan, investasi A lebih besar
variasinya. Untuk menyesuaikan ukuran, atau skala, masalah deviasi
standart dapat dibagi dengan imbal hasil yang diharapkan untuk dihitung
koefisien variasi-nya (CV).

Dengan demikian, koefisien variasi adalah ukuran dari dispersi relatif


(risiko) - ukuran risiko “per unit dari imbal hasil yang diharapkan”.
Semakin besar CV, maka semakin besar risiko relatif suatu investasi.
dengan menggunakan CV sebagai ukuran risiko, investasi A dengan
distribusi imbal hasil CV sebesar 0.75 dipandang lebih berisiko daripada
investasi B, yang CV-nya hanya 0.33.

1.6. Risiko dan Imbal Hasil dalam Konteks Portofolio


Portofolio merupakan kombinasi dari dua atau lebih sekuritas atau aset. Sejauh
ini, kita telah berfokus pada risiko dan imbal hasil untuk investasi tunggal.
Investor jarang menempatkan seluruh kekayaan mereka pada aset atau
investasi tunggal, melainkan investor sering membuat portofolio. Oleh karena
itu, analisa risiko dan imbal hasil diperluas dengan membahas mengenai
portofolio tersebut.

a) Imbal hasil portofolio

4|Page
Imbal hasil yang diharapkan dari portofolio adalah rata - rata tertimbang
dari imbal hasil yang diharapkan dari sekuritas yang ada dalam
portofolio tersebut. Bobotnya sama dengan proporsi dari total dana yang
diinvestasikan dari setiap sekuritas (bobot totalnya harus 100%).
Rumus umum untuk imbal hasil yang diharapkan dalam portofolio
tersebut sebagai berikut :

Dimana Wj adalah proporsi atau bobot dari total dana yang


diinvestasikan dalam sekuritas j; dan m adalah jumlah total dari sekuritas
dalam portofolio tersebut
b) Risiko portofolio dan pentingnya kovarians
Kovarians (Covariance) merupakan ukuran statistik di mana dua
variable (misalnya imbal hasil sekuritas) bergerak bersama - sama.
Kovarians yang Positif menunjukkan bahwa rata - rata 2 variabel
bergerak bersama - sama. Kovarians Negatif menyatakan bahwa 2
variabel itu bergerak pada arah yang berlawanan. Kovarians Nol berarti
kedua variable tidak menunjukkan perbedaan baik secara positif
maupun negatif. Kovarians antara imbal hasil sekuritas merumitkan
perhitungan deviasi standart portofolio. Namun, kerumitan perhitungan
matematika ini memiliki titik terang - kovarians di antara sekuritas
menyediakan kemungkinan untuk menghilangkan beberapa risiko tanpa
mengurangi imbal hasil yang potensial.

Deviasi standart dari distribusi probabilitas kemungkinan imbal hasil


portofolio sebagai berikut :

Di mana m adalah jumlah total dari sekuritas yang berbeda - beda dalam
portofolio, Wj adalah proporsi dari total dana yang diinvestasikan dalam
sekuritas j. Wk adalah proporsi dari total dana yang diinvestasikan dalam
sekuritas k, dan merupakan kovarians di antara kemungkinan imbal
hasil sekuritas j dan k.
1.7. Diversification
Konsep diversifikasi adalah untuk menyebarkan risiko Anda ke sejumlah aset
atau investasi, ungkapan sehari-hari yang terkait dalam melakukan
diversifikasi,“Jangan taruh semua telur Anda dalam satu keranjang”. Terlihat
bahwa menginvestasikan $10.000 secara merata di 10 sekuritas yang berbeda
membuat Anda lebih terdiversifikasi daripada jumlah uang yang sama yang
diinvestasikan secara merata di 5 sekuritas.

5|Page
Diversifikasi yang naif mengabaikan kovarians (atau korelasi) antara
pengembalian keamanan. Portofolio yang berisi 10 sekuritas dapat mewakili
saham hanya dari satu industri dan memiliki pengembalian yang sangat
berkorelasi. Portofolio 5 saham mungkin mewakili berbagai industri yang
pengembalian keamanannya mungkin menunjukkan korelasi rendah dan,
karenanya memiliki variasi return portofolio yang rendah. Kombinasi sekuritas
adalah jalan untuk mengurangi resiko

1.8. Systematic and Unsystematic Risk


Resiko yang sistematis adalah variabilitas dari pengembalian saham atau
portofolio yang terkait dengan perubahan dalam pengembalian di pasar secara
keseluruhan.
Risiko tidak sistematis adalah Variabilitas pengembalian saham atau portofolio
yang tidak dijelaskan oleh pergerakan pasar secara umum. Hal ini dapat
dihindari melalui diversifikasi.
Studi penelitian telah melihat apa yang terjadi pada risiko portofolio sebagai
saham yang dipilih secara acak digabungkan untuk membentuk portofolio
dengan bobot yang sama. Ketika kita mulai dengan satu saham, risiko
portofolio adalah standar deviasi dari satu saham itu. Karena jumlah saham
yang dipilih secara acak yang disimpan dalam portofolio meningkat, risiko total
portofolio berkurang.
Total portfolio risk terdapat dua komponen :

Risiko total = Systematic risk(tidak dapat didiversifikasi) + Unsystematic risk


(dapat didiversifikasi atau dihindari) atau tidak dapat dihindari) atau dapat
dihindari)

Bagian pertama, risiko sistematis, disebabkan oleh pelaku risiko yang


mempengaruhi pasar secara keseluruhan – seperti perubahan ekonomi
negara, reformasi pajak oleh DPR, atau perubahan energi dunia. Ini adalah
risiko yang mempengaruhi sekuritas secara keseluruhan dan, akibatnya, tidak
dapat didiversifikasi. Komponen Resiko kedua, systematic risk, adalah resiko
yang unik dan terjadi pada sebuah perusahan/industri diantaranya :
independent of economic, politik, dan faktor lain yang berdampak pada
keseluruhan sekuritas

1.9. Garis Karakteristik (The Characteristic Line)


Garis yang menggambarkan hubungan antara imbal hasil sekuritas individual
dan imbal hasil portofolio pasar, kemiringan dari garis ini adalah beta.
Membandingkan imbal hasil yang diharapkan dari saham individual dengan
imbal hasil yang diharapkan dari portofolio. Dalam perbandingan ini, penting
untuk membahas kelebihan imbal hasil dari investasi bebas risiko, yang
bertindak sebagai pembanding untuk imbal hasil aset yang berisiko. Kelebihan

6|Page
imbal hasil adalah imbal hasil yang diharapkan dikurangi dengan imbal hasil
yang bebas risiko. Imbal hasil per bulan dapat dihitung sebagai berikut :

dalam imbal hasil ini, tingkat bebas risiko per bulan dikurangi untuk
mendapatkan kelebihan imbal hasil.

PEMBAHASAN
Pada minggu kemarin Ibu Celin sudah direkomendasikan 5 alternatif investasi yang
dapat di lakukan dalam kurun waktu 5 Tahun. Pada minggu ini ibu celin ingin
menginvestasikan Uangnya dengan Beberapa cara
1. Ibu Celin memasukkan semua uang investasi dalam satu tahap sebesar Rp.
100 Juta. Untuk berinvestasi terhadap 5 asset yang sodara pilih. Saudara
diminta untuk :
a) Susun Proporsi investasi yang Ibu Celin harus lakukan
b) Hitung resiko investasi dari portfolio yang saudara pilih
c) Hitung tingkat keuntungan yang akan di peroleh
d) Beberapa total investasi ibu celin pada Lima Tahun mendatang
e) Bagaimana menghitung kinerja portfolio Ibu Celin
2. Ibu Celin memasukkan semua uang investasi dalam satu tahap sebesar Rp.
100 Juta. Untuk berinvestasi terhadap 5 asset yang sodara pilih. Sodara
diminta untuk :
a) Susun Proporsi investasi yang Ibu Celin harus lakukan
b) Hitung resiko investasi dari portfolio yang sodara pilih
c) Hitung tingkat keuntungan yang akan di peroleh
d) Beberapa total investasi ibu celin pada Lima Tahun mendatang
e) Bagaimana menghitung kinerja portfolio Ibu Celin

Alternative investasi seperti pembahasan sebelumnya sudah banyak dikupas


dan tim Penyaji kali ini memilih pilihan berinvestasi di saham dengan beberapa
alasan :
a) Memilih pasar saham yang terdaftar di index saham LQ45 dibanding
index saham lainnya seperti IDX30 termasuk obligasi, reksadana
maupun ETF/Crowd funding karena memiliki tingkat likuiditas tinggi,
kapitalisasi pasa besar, fundamental perusahaan yang baik, imbal hasil
yang lebih tinggi
b) Saham yang direkomendasikan tim kami berasal dari beberapa jenis
mengikuti kaidah sector Finance, Energy, Telekomunikasi dan
Consumer non Primer yang memiliki kinerja harga saham 5 tahun
terakhir yang tinggi atau potensi kenaikan berdasar kinerja sebelumnya
serta Beta dan PE ratio yang tinggi. 5 Saham tersebut adalah : PT. Bank
BCA (BBCA), PT Merdeka Cooper Gold Tbk (MDKA), PT Tower

7|Page
Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
(INKP) dan PT Tjiwi Kuma Tbk (TKIM).

Berikut grafik ke lima saham yang kami lakukan evaluasi dibawah ini dengan
metodologi Risk and Return.

2.1. Data dan Tabulasi


Sebelum melakukan tabulasi 5 saham terbaik, maka dipersiapkan terlebih
dahulu data sebagai berikut:
a) Closing Price, yaitu harga penutupan saham sesuai periode penelitian
b) Indeks Harga Saham, yaitu indeks yang dapat menggambarkan objek
penelitian secara umum.
c) Risk Free

2.2. Return

8|Page
Untuk mendapatkan hasil sesuai tabel di atas, maka diperlukan langkah-
langkah sebagai berikut :
• Menghitung Actual Return Individual, Market, dan Risk Free
Untuk menghitung actual return individual dan pasar menggunakan
metode return non-probability dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

Actual return = (Pt - Pt-1) : Pt-1

Sedangkan untuk menghitung actual return risk free Bulanan


menggunakan rumus berikut:

Dalam tabel excel, dapat dihitung dengan rumus:


1. Menghitung Actual Return =(B8-B7)/B7
2. Menghitung Actual Return IHSG = (G8-G7)/G7
3. Menghitung Actual Return Risk Free = H8/12

b. Menghitung Expected Return


Expected Return dapat dihitung dengan rumus :

Dalam tabel excel, expected Return dapat dihitung dengan rumus


=AVERAGE(I8:I75)

2.3. Risk

Untuk mendapatkan hasil sesuai tabel di atas, maka diperlukan langkah-


langkah sebagai berikut :

a. Menghitung Variance - Risk Portofolio Optimal


Dalam analisis portofolio optimal, variance digunakan untuk mengukur
tingkat risiko dari expected return. Nilai variance hanya ada 1 untuk
masing-masing emiten, market dan risk free.

Secara manual, hitung variance menggunakan data:


Ri = Return saham i
E(R) = Expected return

9|Page
n = Jumlah periode actual return saham i
Dalam tabel excel, untuk menghitung Variance BBCA =VAR.P(I8:I75)

b. Menghitung Nilai Alpha


Alpha (α) digunakan untuk mengetahui intercept dari hubungan linier
antara actual return saham i dengan actual return market (IHSG).
Selanjutnya, dengan menggunakan Alpha dapat dihitung Variance Error
(ei). Secara manual, hitung Alpha menggunakan data:
Ri = Return saham i
βi = Beta saham i
Rm = Return Market (dalam hal ini return IHSG)

Variabel X adalah Actual Return Saham Individual (semua periode).


Sedangkan Variabel Y adalah Actual Return Market (semua periode)
Dalam tabel excel, untuk menghitung Alpha BBCA =
=INTERCEPT(I8:I75,$N8:$N75)

c. Menghitung Beta Saham - Risk Portofolio Optimal


Beta digunakan untuk mengetahui slope dari hubungan linier antara
actual return saham i dengan actual return pasar (IHSG). Dengan kata
lain, Beta dapat disebut juga sebagai indikator pengukur risiko sistematis
(risiko yang tidak dapat di-diversifikasi) melalui pembentukan portofolio.
Dalam hal ini, Beta dapat digunakan sebagai pengukur risiko dalam
portofolio. Secara manual, βi di hitung menggunakan data σim dan σm.

Keterangan:
βi = Beta Saham i
σim = Kovarian atau standar deviasi saham i dan pasar
σm = Standar deviasi pasar

Dalam tabel excel, untuk menghitung Beta BBCA


=SLOPE(I8:I75,$N8:$N75)

d. Menghitung Unsymetric Risk Saham


Unsystematic Risk (Risiko tidak sistematis) disebut juga dengan
Variance Error Residual. Secara manual, unsystematic risk dapat
dihitung menggunakan rumus berikut:

Dalam tabel excel, untuk menghitung Unsymetric Risk BBCA


=I79^2*$N77+I77

10 | P a g e
2.4. Risk Free

Untuk dapat menghitung seperti tabel di atas, diperlukan langkah sebagai


berikut :
a) Excess Return - Risk Free Portofolio Optimal
Excess Return adalah selisih dari investasi beresiko dengan investasi
bebas resiko. Jadi secara manual, Risk Free dapat dihitung
menggunakan rumus berikut:

Excess Return = Ri - Rf

b) Expected Excess Return Risk Free Portofolio Optimal


Expected Excess Return dapat disebut juga Rata-rata Excess Return.
Cara menghitungnya sama dengan cara menghitung Expected Return
Individual dan Market.
2.5. Ai, Bi, Ci
Menghitung Ai, Bi, Ci, dan Excess Return to Beta (ERB) Portofolio Optimal

a. Menghitung Ai saham (BBCA)


b. Menghitung Bi saham (BBCA)
c. Menghitung Ci saham (BBCA)
d. Menghitung Excess Return to Beta (ERB)

2.6. Portofolio Optimal


Untuk dapat menentukan saham apa yang akan masuk kedalam portofolio
optimal, maka diperlukan tabulasi data yang baru dengan cara
mengurutkannya berdasarkan nilai ERB dengan data-data yang lain
dengan urutan Emiten – Alpha – Beta – Unsystematic Risk – ERB – Ci –

11 | P a g e
Cut-Off Point – Keputusan. Nilai-nilai ERB beserta data yang lain sudah
dilakukan perhitungan sebelumnya.
Saham yang memiliki ERB (Kinerja portfolio saham) > Ci (kinerja
benchmark terbesar dari saham-saham yang ada) adalah saham yang akan
masuk kedalam portofolio optimal. (Lihat kolom AD)

Dipindahkan dengan fungsi


HLookup

2.7. Pembobotan
Pembobotan portofolio optimal dari 5 saham diatas yaitu dengan
menghitung Zi, Wi, αpi, βpi dan unsystematic Risk individual dengan rumus
sebagai berikut :
Menghitung Wi dan Zi optimal

βi = Beta saham i
σei2 = Unsystematic Risk atau Variance Error
Residual Saham i
ERBi = Excess Return to Beta Saham i
C* = Nilai maksimal dari Cut-Off Point

Berikutnya kita dilanjutkan menghitung nilai Wi (bobot) sesuai dengan


rumus diatas untuk 5 saham pilihan.
Zi sesuai dengan perhitungan dan rumus di Excel, =Y6/Z6*(AA6-AC6) ,
untuk saham BBCA
Wi sesuai dengan perhitungan dan rumus di Excel, = AF6/AF$11 , untuk
saham BBCA

• Menghitung αpi, βpi dan Unsystematic Risk


Secara manual, αpi, βpi dan Unsystematic Risk dapat dihitung dengan
rumus berikut:

12 | P a g e
αpi sesuai dengan perhitungan dan rumus di Excel, = $AG6*X6 , untuk
saham BBCA
βpi sesuai dengan perhitungan dan rumus di Excel, = $AG6*Y6 , untuk
saham BBCA
epi sesuai dengan perhitungan dan rumus di Excel, = $AG6*Z6 , untuk
saham BBCA
Sehingga pembobotan portofolio optimal adalah sebagai berikut :

Untuk investasi bu Cellin dapat mengalokasikan saham senilai Rp 100.000.000


dengan pembagian dana sesuai tabel AM untuk masing-masing emiten saham.

KESIMPULAN

1A. Bu Ceillin lebih baik investasi di saham dengan kategori LQ45 karena Indeks ini
yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan
kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

Investasi di LQ45 memiliki nilai harga saham tidak mahal jika dibandingkan
dengan IDX30. Karena IDX30 adalah Indeks yang terdiri dari 30 saham hasil
penyaringan dari LQ45 yang memiliki likuiditas sangat tinggi, kapitalisasi pasar
besar serta diminati investor, sehingga nilai per lembar saham cenderung tinggi
untuk investor kecil dan menengah.
Berdasarkan data kinerja harga saham dalam 5 tahun terakhir (YoY), saham-
saham dari sektor Finance, Energy, Telco dan barang consumer non primer, yang
memberikan imbal hasil tinggi.

1B. Berdasarkan Teknikal Analisa pilihan saham ada resiko dimana saat nilai ERB
lebih besar dari C* (cut off) untuk menentukan saham tersebut optimal untuk
investasi sesuai tabel berikut :

13 | P a g e
Nilai Cut-off bergantung pada Unsystematic Risk atau resiko terjadi pada internal
perusahaan tersebut (Contoh : Strategi pemasaran, keputusan managemen untuk
menambah hutang, keputusan harga produk dan kompetisi dengan pesaing)
Resiko Unsystematic Risk akan memiliki pengaruh dan dampak yang lebih besar
untuk investasi jangka pendek.

1C. Setelah berjalan 5 tahun berinvestasi Bu Cellin mendapatkan Deviden sebesar


IDR 10.774.892, dividen didapatkan dari Saham INKP, BBCA, TKIM dan TBIG

Saham MDKA tidak memberikan deviden dari tahun ke-1 s/d ke-5, hal ini
dikarenakan MDKA baru IPO ditahun 2015 dimana laba usaha digunakan untuk
pengembangan bisnis

1D. Setelah 5 Tahun Bu Cellin berinvestasi dari Modal awal Rp. 100.000.000 menjadi
Rp. 411.214.663,-. Dengan urutan kontribusi terbesar MDKA,TKIM,INKP,BBCA,
dan TBIG

1E. Untuk mendapatkan Portofolio Optimal, didapatkan nilai beta diatas 0 dan tidak
lebih dari 1, sehingga bisa diprediksi potensi pergerakan saham dibursa memiliki
fluktuasi yang stabil dalam kenaikannya dan resiko penurunan saham relative
kecil.

Jika Kinerja portfolio saham > kinerja benchmark maka perusahaan tersebut
tergolong dalam kondisi out perform, danlayak dipilih sebagai sarana investasi,
atau Nilai portfolio dinyatakan optimal apabila nilai ERB. Sehingga Bu Ceilin layak
menanamkan investasi kedalam saham tersebut.

14 | P a g e
2A. Dalam menentukan pilihan investasi dibuat dalam 2 skema sebagai berikut :

Skema 1 yaitu Skema ini menggunakan metode pembelian saham sebesar


Rp.20.000.000,- setiap tahun dan tiap tahun dengan 1 jenis saham berdasarkan
urutan nilai return yg paling besar.

Skema 2 yaitu Skema ini menggunakan metode pembelian saham sebesar


Rp.20.000.000,- setiap tahun dengan membagi proporsi pada 5 jenis saham, dan
di tahun selanjutnya dilakukan berulang mekanisme penanaman saham tersebut.

Dari analisa diatas Bu Ceillin memlih menggunakan skema 2 karena nilai Total
hasil Investasi lebih besar.

2B. Berdasarkan Teknikal Analisa pilihan saham ada resiko dimana saat nilai ERB
lebih besar dari C* (cut off) untuk menentukan saham tersebut optimal untuk
investasi sesuai tabel berikut :

Nilai Cut-off bergantung pada Unsystematic Risk atau resiko terjadi pada internal
perusahaan tersebut (Contoh : Strategi pemasaran, keputusan managemen untuk
menambah hutang, keputusan harga produk dan kompetisi dengan pesaing).
Resiko Unsystematic Risk akan memiliki pengaruh dan dampak yang lebih besar
untuk investasi jangka pendek

2C. Nilai keuntungan setelah investasi selama 5 tahun sebagai berikut :

15 | P a g e
Keuntungan Investasi = Total Hasil Investasi – Modal Awal Investasi
= Rp 264.158.956 - Rp.100.000.000,-
= Rp164.158.956,- atau sebesar 164%

2D. Setelah 5 Tahun Bu Cellin berinvestasi dari Modal awal Rp. 100.000.000 menjadi
Rp. 264.158.956,-.
Dengan kontribusi urutan terbesar MDKA,TKIM,BBCA,TBIG,INKP

2E. Untuk mendapatkan Portofolio Optimal, didapatkan nilai beta diatas 0 dan tidak
lebih dari 1, sehingga bisa diprediksi potensi pergerakan saham dibursa memiliki
fluktuasi yang stabil dalam kenaikannya dan resiko penurunan saham relative
kecil.
Bila nilai Beta diatas 1 atau 2 keatas akan sangat sensitif terhadap pergerakan
harga saham di bursa dan memiliki fluktuasi harga yang paling tinggi dan resiko
yang paling besar.

Jika Kinerja portfolio saham > kinerja benchmark maka perusahaan tersebut
tergolong dalam kondisi out perform, danlayak dipilih sebagai sarana investasi,
atau Nilai portfolio dinyatakan optimal apabila nilai ERB. Sehingga Bu Ceilin layak
menanamkan investasi kedalam saham tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
1. Horne, James C.V., dkk. 2009. Fundamental Financial Management 13th Edition. United
States: Prentice Hall.
2. https://mjurnal.com/skripsi/portofolio-optimal-menggunakan-excel/
3. www.finance.yahoo.com

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai