Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MATA KULIAH PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

METODE PDD RASULULLAH DALAM PENGEMBANGAN


AKHLAKUL KARIMAH

Dosen pengampu :
Khoirunnas, M.pd.i

Disusun oleh :
Feni yulita (204210289)
Masrohadi (204210295)
Sri handayani (204210299)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah pada mata kuliah “ pengantar ilmu pendidikan ” ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi Tugas
Pertemuan pada minggu pekan ini. Di samping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan
lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa di perbaiki.

Jambi, 22 oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 2
1.1 latar belakang ....................................................................................................... 1
1.2 rumusan masalah .................................................................................................. 1
1.3 tujuan penulisan ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2
2.1 pengertian akhlakul karimah ................................................................................ 2
2.2 contoh akhlakul karimah ...................................................................................... 3
2.3 metode yang digunakan rasulullah dalm mendidik akhlakul karimah ................ 4
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 7
3.1 kesimpulan ........................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Kata akhlak berasal dari dari bahasa arab khuluq yang jamaknya akhlak yang artinya
perangi atau budi pekerti. Ukuran akhlak itu baik atau buruk adalah motif yang mendasari
perbuatan dan tindakan dan adanya petunjuk yang mengatakan itu baik berdasarkan firman
Allah dan sabda Rasul saw. Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti benar
tentang segala sesuatu tindakannya hanya mengharap ridho Allah swt.
Akhlak merupakan masalah yang sangat penting dalam islam. Seseorang dapat
dikatakan berakhlak ketika dia menerapakan nilai-nilai islam dalam aktifitas hidupnya. Jika
aktifitas itu terus dilakukan berulang-ulang dengan kesadaran hati maka akan menghasilkan
kebiasaan hidup yang baik. Akhlak merupakan perpaduan antara hati, pikiran, perasaan,
kebiasaan yang membentuk satu kesatuan tindakan dalam kehidupan. Sehingga bisa
membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang jelek dan mana yang cantik dan hal
ini timbul dari futrahnya sebagai manusia.
Hati nurani manusia selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin
mengikuti ajaran-ajaran Allah Swt. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat
berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar misalnya pengaruh pendidikan, lingkungan,
pakaian dan juga pergaulan. Sehingga menyebabkan manusia sulit membedakan antara akhlak
terpuji dan akhlak tercela. Maka kami dalam makalah ini membahas tentang “materia akhlak
(akhlak baik dan akhlak buruk”

1.2 rumusan masalah


1. apa yang dimaksud dengan akhlakul karimah?
2. Apa saja yang termasuk dengan akhlakul karimah?
3. Bagaimana metode yang di gunakan rasulullah untuk mendidik akhlakuk karimah para
sahabatnya ?
1.3 tujuan penulisan
1. untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan akhlakul karimah
2. untuk mengetahui apa saja yang termasuk dengan akhlakul karimah
3. untuk mengetahui metode yang di gunakan rasulullah dalam mendidik akhlakul
karimah para sahabarnya

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 pengertian akhlakul karimah


Akhlakul Karimah adalah Akhlak yang baik dan terpuji yaitu suatu aturan atau norma
yang mengatur hubungan antar sesama manusia dengan tuhan dan alam semesta.
Pengertian akhlakul karimah lainnya adalah akhlak yang terpuji baik yang langsung
terhadap Allah dengan melaksanakan ibadah yang wajib maupun yang sunah, dan
melaksanakan hubungan yang baik terhadap sesama manusia yang meliputi antara lain :
1. Husnudzhan hablumminallah wahablumminannas ( Hubungan Baik Kepada Alloh
Dan Hubungan Baik Sesama Manusia )
2. Qana’ah yaitu menerima segala pemberian Allah SWT.
3. Ikhlas yaitu melaksanak sesuatu perbuatan yang baik hanya karena Alllah SWT.
4. Sabar yaitu menerima pemberian dari Allah baik berupa nikmat maupun berupa
cobaan.
5. Istiqomah yaitu teguh pendirian terhadap keyakinannya.
6. Tasammuh yaiitu memiliki sifat tenggang rasa, lapang dada, dan memiliki sifat
toleransi.
7. Ikhtiar yaitu berusaha atau kerja keras untuk mencapai tujuan.
8. Berdoa yaitu memohon kepada Allah.
secara etiologis akhlaq berasal dari kata Al-Huluq, akhlaq yang berarti tabiat, budi
pekerti, kebiasaan. Secara istilah akhlaq berarti sesuatu yang melekat pada jiwa manusia yang
daripadanyalah lahir perbuatan-perbuatan yang mudah tanpa melalui proses pemikiran
pertimbangan atau penelitian.
Kata akhlaq berakar dari kata khalaqa atau khalqun yang berarti kejadian, bentuk,
ciptaan, tampilan, prilaku, tingkah laku, yang sepintas hanya berkonotasi lahiriyah, padahal
sebenarnya akhlaq itu meliputi yang bathiniyah (dalam) disamping yang lahiriyah karena
sikap batin termasuk materi kajian akhlaq, sehingga boleh jadi seseorang yang tutur katanya
santun, tingkah lakunya sopan, tetapi dia tidak berakhlaq mulia sebab bias jadi demikian itu
karena ingin mendapat pujian atau malah dalam rangka menipu.
Oleh sebab itu, akhlaq tidak dapat di identikan dengan : Budi pekerti, etika, sopan
santun karena semuanya itu hanya terbatas hal-hal yang lahiriyah saja, disamping hanya
berkaitan dengan hubungan pergaulan antara manusia, sementara akhlaq mencangkup :

2
1. Hubungan manusia dengan dirinya
2. Hubungan manusia dengan Allah
3. Hubungan manusia dengan sesamanya
4. Hubungan manusia dengan alam lingkungannya

2.2 contoh akhlakul karimah


1. Berbakti kepada orang tua
Islam menjadikan berbakti kepada kedua orang tua sebagai sebuah kewajiban yang
sangat besar. Rasulullah saw bersabda ketika ditanya tentang amal – amal sholeh paling tinggi
dan mulia, “ sholat tepat pada waktunya.. berbuat baik kepada kedua orang tua.. jihad di jalan
Allah swt.” ( H.R. Bukhari dan Muslim ). Berbakti kepada kedua orang tua adalah perintah
utama. Maka hukumnya jelas, berbaktinya anak kepada orangtua adalah hak yang Allah swt
berikan kepada ibu dan bapaknya. Maka dosa besar lah yang akan didapat jika anak enggan
berbakti kepada kedua orangtua.
2. Bersikap baik dan menolong kepada saudara dan tetangganya
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup sendiri di dunia tanpa
adanya orang lain disekitar. Berbuat baik serta tolong menolong menjadi suatu hal yang wajib
dilakukan demi terciptanya hidup rukun dan damai antar sesama manusia.
3. Mematuhi perintah Allah
Sebagai hamba allah swt, sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat muslim untuk
senantiasa taat akan perintah Allah dan menjauhi segala larangnya. Karena setelah mati, sudah
bukan lagi saatnya bagi kita untuk taat, melainkan menerima dampak dari amalan – amalan
yang telah kita lakukan selama hidup di dunia.
4. Berbicara dengan kata-kata yang baik
Berbicara dengan kata-kata yang baik dan sopan seperti dalam Al-Qur’an surat Al-
Isra ayat 23, diperintahkan untuk tidak berkata “ah” kepada kedua orang tua karena hal
tersebut dapat menyakiti hatinya..
5. Menjaga amanah dan menepati janji
Tim Umroh.com memaparkan, amanah dan menepati janji takan pernah lepas dari
kehidupan kita sehari – hari. Mulai dari yang terkecil sampai dengan yang besar. Menjaga
amanah dan menepati janji adalah perkara berat. Sebab sifatnya ialah keyakinan akan
pemberian kepercayaan agar dijalankan dan terpelihara dengan baik. Maka dari itu kita

3
sebagai umat muslim wajib menjaga amanah dan tepati janji agar tidak tergolong ke dalam
orang – orang munafik.
6. Pemaaf
Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita bahkan
orang lain. setiap manusia pasti memiliki salah dan memaafkan adalah kunci dari segala
ketentraman dan kebahagiaan.
7. Ikhlas
Ikhlas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan tapi sulit untuk dilakukan. Ikhlas
adalah sebuah ibadah yang hanya bisa dilakukan oleh hati dan tidak bisa terlihat. Ikhlas adalah
perbuatan shaleh yang semata – mata untuk mendapatkan keridhoan Allah dan bukan untuk
mendapatkan pujian.
8. Selalu bersyukur kepada Allah
Ketahuilah bahwa syukur merupakan salah satu sifat Allah dan Nabi. Syukur ialah
menunjukan adanya nikmat Allah pada dirinya dengan melalui lisan, yaitu berupa ujian dan
mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat.
9. Bertawakal
Pada dasarnya hakikat tawakal adalah hati benar – benar bergantung kepada Allah
dalam rangka memperoleh hal – hal yang baik dan menolak mudhorot dari urusan dunia dan
akhirat. Tawakal bukanlah pasrah tanpa berusaha, namun harus disertai ikhtiar dan
penyadaran diri kepada Allah. Apabila seorang hamba bertawakal kepada Allah dengan benar
benar ikhlas dan terus mengesakan Allah, maka hati dan akalnya serta seluruh kekuatannya
akan semakin kuat mendorongnya untuk melakukan semua amalan.
10. Memiliki rasa Malu
Contoh akhlakul karimah yang terakhir adalah memiliki rasa malu. Hal ini sangat
penting untuk tetap dipelihara oleh setiap manusia, karena dengan adanya rasa malu maka
akan menghindarkan kita dari tindakan yang memalukan.

2.3 metode yang di gunakan raulullah untuk mendidik akhlakul karimah para sahabat
Mengutip buku Ash-Shuffah (Yakhsyallah Mansur, 2015), setidaknya ada tujuh
metode yang digunakan Rasulullah untuk mendidik para sahabatnya, khususnya Ahlus-
Shuffah –sahabat Nabi yang tinggal di emperan Masjid Nabawi.
Pertama, metode lingkaran (halaqah). Metode ini memungkinkan para sahabat membentuk
setengah lingkaran dan mengelilingi Rasulullah. Dengan metode ini, maka Rasulullah bisa

4
mengawasi para sahabatnya dengan lebih cermat karena jarak keduanya yang lumayan dekat.
Kedekatan jarak pendidik dan anak didik juga membuat hubungan emosi mereka lebih dekat.
Metode model ini juga menampilkan bagaimana pendidikan Islam begitu egaliter.
“Maka Rasulullah saw. duduk di tengah kami, agar jarak antara dirinya dengan kami
seimbang. Kemudian beliau memberikan isyarat dengan tangannya agar mereka duduk
melingkar sehingga wajah mereka tampak oleh beliau,” kata Abu Sa’id al-Khudri dalah hadits
riwayat Abi Dawud.
Kedua, metode dialog dan diskusi (al-hiwar wa al-mujadalah). Sesuai riwayat Abu Nuaim al-
Asfihani, suatu ketika Rasulullah mendatangi para sahabatnya yang tinggalnya di emperan
Masjid Nabawi. Semula Rasulullah bertanya perihal kondisi mereka. Namun kemudian
Rasulullah menyampaikan suatu hal, mereka kemudian menjawabnya. Dan begitu seterusnya.
Rasulullah dan mereka saling menimpali.
Metode pendidikan seperti itu membuat guru dan anak didik menjadi aktif. Guru tidak hanya
menyampaikan pengetahuannya saja, tapi juga merangsang dan mendorong agar anak
didiknya bisa mengeluarkan pemikiran dan pendapatnya tanpa rasa takut karena mendapatkan
kesempatan.
Ketiga, metode ceramah (al-khutbah). Mungkin ini metode yang lazim digunakan Rasulullah.
Ketika mendapatkan wahyu, Rasulullah menyampaikannya dengan cara ceramah. Begitu pun
ketika memberikan pengajaran dan pendidikan kepada para sahabatnya. Meski demikian,
Rasulullah menggunakan beberapa ‘trik’ ketika menyampaikan materi dengan metode
ceramah. Seperti memulai ceramah dengan kalimat yang menimbulkan empati,
menyampaikan ceramah dengan singkat, padat, dan langsung ke intinya, serta memberikan
contoh atau perumpamaan yang menarik dan logis sehingga materinya mudah diterima dan
dipahami.
Keempat, metode kisah (al-qishshah). Dalam menyampaikan pendidikan dan pengajaran,
Rasulullah juga tidak jarang menyelipkan kisah-kisah yang terkait dengan materinya.
Rasulullah sengaja menyertakan kisah atau cerita dalam pengajarannya untuk membantu
menjelaskan suatu pemikiran dan mengungkapkan suatu masalah.

Kelima, metode penugasan (at-tathbiq). Rasulullah juga kerap kali melakukan penugasan
kepada para sahabatnya dalam proses belajar pembelajaran. Para sahabat yang dianggap
sudah mahir dalam suatu hal dikirim untuk memberikan pengajaran kepada mereka yang
belum tahu.

5
Sesuai hadits riwayat Muslim, Anas bin Malik berkata bahwa suatu ketika beberapa orang
mendatangi Rasulullah. Mereka meminta Rasulullah untuk mengirimkan orang-orang yang
dapat mengajarkan Al-Qur’an dan Sunnah kepada mereka. Maka Rasulullah mengirimkan 70
orang dari kalangan Anshar untuk memberikan pengajaran kepada mereka.
“Nabi mengirimkan mereka untuk memenuhi permintaan orang-orang di atas. Namun
sebelum sampai di tempat tujuan mereka dihadap dan dibunuh,” kata Anas bin Malik.
Keenam, metode teladan dan panutan (al-uswah dan al-qudwah). Dalam Al-Qur’an
disebutkan bahwa di dalam diri Rasulullah terdapat sifat-sifat suri teladan yang baik.
Rasulullah pasti menerapkan apa yang disampaikanya dalam laku sehari-hari. Ketika
Rasulullah memerintahkan kepada sahabatnya untuk melakukan suatu hal, maka sudah barang
pasti beliau juga melakukannya. Begitu pun ketika beliau memerintahkan untuk menjauhi
suatu hal. Maka dengan demikian, Rasulullah mengedepankan metode teladan dalam
pengajaran dan pendidikannya. Karena bagaimanapun, metode teladan merupakan metode
yang paling efektif dan baik dalam proses pembelajaran. Murid tidak hanya menerima
pengetahuan, tapi juga mendapatkan teladan.
Ketujuh, metode perumpamaan (dharb al-amtsal). Biasanya metode perumpamaan digunakan
untuk memudahkan menyampaikan materi. Dengan memberikan perumpamaan-
perumpamaan, Rasulullah berharap apa yang disampaikannya bisa diterima dengan baik oleh
para pasahabatnya.
Dikisahkan, suatu ketika Rasulullah menemui para sahabatnya di emperan masjid. Beliau
bertanya, siapa diantara sahabatnya itu yang suka pergi ke lembah Batha’ dan al-Aqiq dan
membawa pulang dua unta dengan punggung besar. Para sahabat menjawa, mereka suka
melakukan itu.
“Mengapa salah seorang dari kalian tidak pergi ke masjid lalu belajar dan membaca dua ayat
Kitabullah yang itu lebih baik dari dari pada dua ekor unta,” kata Rasulullah dalam hadits
riwayat Abu Nu’aim.
Dalam hadits tersebut, Rasulullah mengumpamakan kegiatan belajar dengan unta yang
gemuk. Melalui perumpamaan itu, Rasulullah mendorong agar para sahabatnya terus
semangat dalam menuntut ilmu.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang
berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Cara membedakan akhlak, moral, dan etika, yaitu
dalam etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolok
ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral dan susila menggunakan tolok ukur
norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat),
dan dalam akhlaq menggunakan ukuran Al Qur’an dan Al Hadis untuk menentukan baik-
buruknya. Adapun yang termasuk dalam akhlaqul karimah secara garis besar yaitu : ikhlas
(berbuat semata-mata karena Allah), tawakkal (berserah diri pada Allah), syukur (berterima
kasih atas nikmat Allah), sidik (benar/jujur), amanah (dapat dipercaya), adil, ‘afw (pemaaf),
wafa’ (menepati janji), ‘iffah (menjaga kehormatan diri), haya’ (punya rasa malu), syaja’ah
(berani), sabar, rahmah (kasih saying), sakha (murah hati), ta’awun (penolong), iqtisad (hemat),
tawadlu’ (rendah hati), muru’ah (menjaga perasaan orang lain), qana’ah (merasa cukup dengan
pemberian Allah), rifq (berbelas kasihan). Akhlaqul karimah dibagi menjadi 3 yaitu akhlak
kepada Allah, akhlak kepada sesama manusia dan akhlak kepada alam. Ada banyak sekali
faedah yang akan diterima seorang hamba yang memiliki akhlak mulia. Jika memang
keuntungan-keuntungan tersebut belum terwujud, ia tetap akan memperoleh hadiah terbesar,
yaitu meraih cinta Allah SWT. didekatkan dengan Rasul-Nya SAW. dan dibuatkan rumah yang
tidak jauh dari rumah beliau di surga. Ketiga hal ini tentu lebih dari cukup.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/tugas-makalah-akhlakul-karimah-pdf-free.html

https://www.merdeka.com/jateng/macam-macam-akhlak-dalam-islam-beserta-pengertian-
contoh-dan-manfaatnya-
kln.html#:~:text=Akhlakul%20Karimah%20atau%20disebut%20dengan,adil%2C%20sabar%
20dan%20lain%20sebagainya.

https://islam.nu.or.id/post/read/105261/tujuh-metode-rasulullah-dalam-mendidik-sahabatnya

Anda mungkin juga menyukai