Dosen pengampu :
Khoirunnas, M.pd.i
Disusun oleh :
Feni yulita (204210289)
Masrohadi (204210295)
Sri handayani (204210299)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah pada mata kuliah “ pengantar ilmu pendidikan ” ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi Tugas
Pertemuan pada minggu pekan ini. Di samping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan
lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa di perbaiki.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. Hubungan manusia dengan dirinya
2. Hubungan manusia dengan Allah
3. Hubungan manusia dengan sesamanya
4. Hubungan manusia dengan alam lingkungannya
3
sebagai umat muslim wajib menjaga amanah dan tepati janji agar tidak tergolong ke dalam
orang – orang munafik.
6. Pemaaf
Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita bahkan
orang lain. setiap manusia pasti memiliki salah dan memaafkan adalah kunci dari segala
ketentraman dan kebahagiaan.
7. Ikhlas
Ikhlas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan tapi sulit untuk dilakukan. Ikhlas
adalah sebuah ibadah yang hanya bisa dilakukan oleh hati dan tidak bisa terlihat. Ikhlas adalah
perbuatan shaleh yang semata – mata untuk mendapatkan keridhoan Allah dan bukan untuk
mendapatkan pujian.
8. Selalu bersyukur kepada Allah
Ketahuilah bahwa syukur merupakan salah satu sifat Allah dan Nabi. Syukur ialah
menunjukan adanya nikmat Allah pada dirinya dengan melalui lisan, yaitu berupa ujian dan
mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat.
9. Bertawakal
Pada dasarnya hakikat tawakal adalah hati benar – benar bergantung kepada Allah
dalam rangka memperoleh hal – hal yang baik dan menolak mudhorot dari urusan dunia dan
akhirat. Tawakal bukanlah pasrah tanpa berusaha, namun harus disertai ikhtiar dan
penyadaran diri kepada Allah. Apabila seorang hamba bertawakal kepada Allah dengan benar
benar ikhlas dan terus mengesakan Allah, maka hati dan akalnya serta seluruh kekuatannya
akan semakin kuat mendorongnya untuk melakukan semua amalan.
10. Memiliki rasa Malu
Contoh akhlakul karimah yang terakhir adalah memiliki rasa malu. Hal ini sangat
penting untuk tetap dipelihara oleh setiap manusia, karena dengan adanya rasa malu maka
akan menghindarkan kita dari tindakan yang memalukan.
2.3 metode yang di gunakan raulullah untuk mendidik akhlakul karimah para sahabat
Mengutip buku Ash-Shuffah (Yakhsyallah Mansur, 2015), setidaknya ada tujuh
metode yang digunakan Rasulullah untuk mendidik para sahabatnya, khususnya Ahlus-
Shuffah –sahabat Nabi yang tinggal di emperan Masjid Nabawi.
Pertama, metode lingkaran (halaqah). Metode ini memungkinkan para sahabat membentuk
setengah lingkaran dan mengelilingi Rasulullah. Dengan metode ini, maka Rasulullah bisa
4
mengawasi para sahabatnya dengan lebih cermat karena jarak keduanya yang lumayan dekat.
Kedekatan jarak pendidik dan anak didik juga membuat hubungan emosi mereka lebih dekat.
Metode model ini juga menampilkan bagaimana pendidikan Islam begitu egaliter.
“Maka Rasulullah saw. duduk di tengah kami, agar jarak antara dirinya dengan kami
seimbang. Kemudian beliau memberikan isyarat dengan tangannya agar mereka duduk
melingkar sehingga wajah mereka tampak oleh beliau,” kata Abu Sa’id al-Khudri dalah hadits
riwayat Abi Dawud.
Kedua, metode dialog dan diskusi (al-hiwar wa al-mujadalah). Sesuai riwayat Abu Nuaim al-
Asfihani, suatu ketika Rasulullah mendatangi para sahabatnya yang tinggalnya di emperan
Masjid Nabawi. Semula Rasulullah bertanya perihal kondisi mereka. Namun kemudian
Rasulullah menyampaikan suatu hal, mereka kemudian menjawabnya. Dan begitu seterusnya.
Rasulullah dan mereka saling menimpali.
Metode pendidikan seperti itu membuat guru dan anak didik menjadi aktif. Guru tidak hanya
menyampaikan pengetahuannya saja, tapi juga merangsang dan mendorong agar anak
didiknya bisa mengeluarkan pemikiran dan pendapatnya tanpa rasa takut karena mendapatkan
kesempatan.
Ketiga, metode ceramah (al-khutbah). Mungkin ini metode yang lazim digunakan Rasulullah.
Ketika mendapatkan wahyu, Rasulullah menyampaikannya dengan cara ceramah. Begitu pun
ketika memberikan pengajaran dan pendidikan kepada para sahabatnya. Meski demikian,
Rasulullah menggunakan beberapa ‘trik’ ketika menyampaikan materi dengan metode
ceramah. Seperti memulai ceramah dengan kalimat yang menimbulkan empati,
menyampaikan ceramah dengan singkat, padat, dan langsung ke intinya, serta memberikan
contoh atau perumpamaan yang menarik dan logis sehingga materinya mudah diterima dan
dipahami.
Keempat, metode kisah (al-qishshah). Dalam menyampaikan pendidikan dan pengajaran,
Rasulullah juga tidak jarang menyelipkan kisah-kisah yang terkait dengan materinya.
Rasulullah sengaja menyertakan kisah atau cerita dalam pengajarannya untuk membantu
menjelaskan suatu pemikiran dan mengungkapkan suatu masalah.
Kelima, metode penugasan (at-tathbiq). Rasulullah juga kerap kali melakukan penugasan
kepada para sahabatnya dalam proses belajar pembelajaran. Para sahabat yang dianggap
sudah mahir dalam suatu hal dikirim untuk memberikan pengajaran kepada mereka yang
belum tahu.
5
Sesuai hadits riwayat Muslim, Anas bin Malik berkata bahwa suatu ketika beberapa orang
mendatangi Rasulullah. Mereka meminta Rasulullah untuk mengirimkan orang-orang yang
dapat mengajarkan Al-Qur’an dan Sunnah kepada mereka. Maka Rasulullah mengirimkan 70
orang dari kalangan Anshar untuk memberikan pengajaran kepada mereka.
“Nabi mengirimkan mereka untuk memenuhi permintaan orang-orang di atas. Namun
sebelum sampai di tempat tujuan mereka dihadap dan dibunuh,” kata Anas bin Malik.
Keenam, metode teladan dan panutan (al-uswah dan al-qudwah). Dalam Al-Qur’an
disebutkan bahwa di dalam diri Rasulullah terdapat sifat-sifat suri teladan yang baik.
Rasulullah pasti menerapkan apa yang disampaikanya dalam laku sehari-hari. Ketika
Rasulullah memerintahkan kepada sahabatnya untuk melakukan suatu hal, maka sudah barang
pasti beliau juga melakukannya. Begitu pun ketika beliau memerintahkan untuk menjauhi
suatu hal. Maka dengan demikian, Rasulullah mengedepankan metode teladan dalam
pengajaran dan pendidikannya. Karena bagaimanapun, metode teladan merupakan metode
yang paling efektif dan baik dalam proses pembelajaran. Murid tidak hanya menerima
pengetahuan, tapi juga mendapatkan teladan.
Ketujuh, metode perumpamaan (dharb al-amtsal). Biasanya metode perumpamaan digunakan
untuk memudahkan menyampaikan materi. Dengan memberikan perumpamaan-
perumpamaan, Rasulullah berharap apa yang disampaikannya bisa diterima dengan baik oleh
para pasahabatnya.
Dikisahkan, suatu ketika Rasulullah menemui para sahabatnya di emperan masjid. Beliau
bertanya, siapa diantara sahabatnya itu yang suka pergi ke lembah Batha’ dan al-Aqiq dan
membawa pulang dua unta dengan punggung besar. Para sahabat menjawa, mereka suka
melakukan itu.
“Mengapa salah seorang dari kalian tidak pergi ke masjid lalu belajar dan membaca dua ayat
Kitabullah yang itu lebih baik dari dari pada dua ekor unta,” kata Rasulullah dalam hadits
riwayat Abu Nu’aim.
Dalam hadits tersebut, Rasulullah mengumpamakan kegiatan belajar dengan unta yang
gemuk. Melalui perumpamaan itu, Rasulullah mendorong agar para sahabatnya terus
semangat dalam menuntut ilmu.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang
berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Cara membedakan akhlak, moral, dan etika, yaitu
dalam etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolok
ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral dan susila menggunakan tolok ukur
norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat),
dan dalam akhlaq menggunakan ukuran Al Qur’an dan Al Hadis untuk menentukan baik-
buruknya. Adapun yang termasuk dalam akhlaqul karimah secara garis besar yaitu : ikhlas
(berbuat semata-mata karena Allah), tawakkal (berserah diri pada Allah), syukur (berterima
kasih atas nikmat Allah), sidik (benar/jujur), amanah (dapat dipercaya), adil, ‘afw (pemaaf),
wafa’ (menepati janji), ‘iffah (menjaga kehormatan diri), haya’ (punya rasa malu), syaja’ah
(berani), sabar, rahmah (kasih saying), sakha (murah hati), ta’awun (penolong), iqtisad (hemat),
tawadlu’ (rendah hati), muru’ah (menjaga perasaan orang lain), qana’ah (merasa cukup dengan
pemberian Allah), rifq (berbelas kasihan). Akhlaqul karimah dibagi menjadi 3 yaitu akhlak
kepada Allah, akhlak kepada sesama manusia dan akhlak kepada alam. Ada banyak sekali
faedah yang akan diterima seorang hamba yang memiliki akhlak mulia. Jika memang
keuntungan-keuntungan tersebut belum terwujud, ia tetap akan memperoleh hadiah terbesar,
yaitu meraih cinta Allah SWT. didekatkan dengan Rasul-Nya SAW. dan dibuatkan rumah yang
tidak jauh dari rumah beliau di surga. Ketiga hal ini tentu lebih dari cukup.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/tugas-makalah-akhlakul-karimah-pdf-free.html
https://www.merdeka.com/jateng/macam-macam-akhlak-dalam-islam-beserta-pengertian-
contoh-dan-manfaatnya-
kln.html#:~:text=Akhlakul%20Karimah%20atau%20disebut%20dengan,adil%2C%20sabar%
20dan%20lain%20sebagainya.
https://islam.nu.or.id/post/read/105261/tujuh-metode-rasulullah-dalam-mendidik-sahabatnya