Anda di halaman 1dari 18

“MAKALAH MANAJEMEN PERSEDIAAN”

MATA KULIAH SEMINAR MANAJEMEN OPERASIONAL

DOSEN PEMBINA Dr. Hj Rahmi Widianti, SE, M, Si

DISUSUN OLEH :

M. RULLY RAHMAN (18310580)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)

MUHAMMAD ARSYAD AL – BANJARI

BANJARMASIN

2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita semua
sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makala ini dimana makalah ini
membahas Manajemen Persediaan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk menyempurnakan
makalah ini.

Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami harapkan makalah ini dapat bermanfaaat dan
mampu menambah wawasan bagi semua orang.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................................ii

Daftar Isi.......................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................................1

C. Tujuan.......................................................................................................................................2

D. Manfaat....................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Persediaan...........................................................................................3

B. Tujuan Manajemen Pesediaan..................................................................................................3

C. Fungsi Manajemen Persediaan.................................................................................................4

D. Jenis-Jenis Persediaan..............................................................................................................4

E. Biaya Persediaan.......................................................................................................................5

F. Tingkat Perputaran Persediaan.................................................................................................8

G. Economical Order Quality.......................................................................................................10

H. Reorder Point...........................................................................................................................12

BAB III PENUTUP

Kesimpulan...................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persediaan merupakan salah satu unsur penting dalam operasi perusahaan,selain itu
persediaan dapat mempermudah dan memperlancar jalannya kegiatannormal pada suatu
perusahaan yang dilakukan secara rutin untuk memproduksi barang yang diperuntukkan bagi
konsumen.

Bahan baku untuk barang dalam proses dan barang jadi merupakanmacam-macam
bentuk dari persediaan, dan persediaan berhubungan dengan stokdari apapun yang diperlukan
untuk menjalankan bisnis. Meskipun persediaanmewakili sebagian besar dari investasi bisnis
yang harus dikelola dengan baikuntuk memaksimalkan keuntungan.

Persediaan berhubungan dengan bermacam-macam tujuan yaitu : mencari


perimbangan antara jumlah stok yang benar tetapi tidak terlalu banyak,meningkatkan
turnover persediaan tanpa mengorbankan tingkat pelayanan,menjaga stok terendah tetapi
tidak membahayakan kinerja, memelihara bermacam-macam stok yang sangat banyak tetapi
tidak menghabiskan dengancepat sehingga menipis, mempunyai persedian yang mencukupi
tanpa item-itemyang usang atau tidak terpakai, selalu mempunyai stok yang diinginkan
tetapitidak item yang lambat, Ketika persediaan tidak dikelola dengan benar danmenjadi tidak
dipercaya, tidak efisien dan mahal, tidak hanya item yang disimpan, pajak asuransi dan juga
biaya yang ada dalam inventory.

B. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen persediaan ?

2. Apa saja tujuan dan fungsi serta jenis manajemen persediaan ?

3. Bagaimana cara memaksimalkan manajemen persediaan ?

iv
C. Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengertianmanajemen


persediaan, tujuan dan macam-macamnya serta hasil yang maksimaldengan adanya
manajemen persediaan bagi perusahaan. Dan memenuhi tugasmata kuliah manajemen
keuangan.

D. Manfaat

Manfaat dibuatnya makalah ini :

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen persediaan.

2. Mengetahui dengan benar cara menangani persediaan barang di perusahaan.

3. Memahami hasil yang paling maksimal dalam menangani persediaan barang.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pesediaan

Istilah persediaan (inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkansegala


sesuatu atau sumber daya – sumber daya organisasi yang disimpan dalamantisipasinya
terhadap pemenuhan permintaan. Sitem persediaan adalahserangkaian kebijaksanaan yang
memonitor tingkat persediaan dan mementukantingkat persediaan yang harus di jaga,
kapan persediaan harus di isi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan.

Sedangkan pengertian persediaan menurut Warren Reevw Fess yang diterjemahkan


oleh Aria Farahmita, Amanugrahani dan Taufik Hendrawan yaitu : “digunakan untuk
mengindikasikan (1) barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi
bisnis perusahaan, dan (2) bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang
disimpan untuk tujuan itu.” Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa
persediaan adalah unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang digunakan untuk
dijual kembali atau digunakan dalam proses produksi.

B. Tujuan Manajemen Persediaan

Dalam perusahaan seperti perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang memiliki


persediaan yang beraneka ragam jenisnya. Sehinggan persediaan memiliki tujuan. Adapun
uraian dari tujuan persediaan adalah sebagai berikut :

a. Batch Stock/lot Size Inventory, persediaan yang diadakan karena kita membeli atau
membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari
jumlah yang dibutuhkan saat ini.
b. Fluctuation Stock, persediaan yang diadakan untu menghadapi fluktuasi
permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
c. Anticipation Stock, persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan yang dapay diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat
dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan atau
permintaan yang meningkat.

vi
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya persediaan,
maka perusahaan dapat melakukan efisiensi produksi dan penghematan biaya angkut,
dapat melakukan fluktasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan atau tidak
beraturan serta untuk mengatasi jumlah pesanan yang telah diramalkan sebelumnya, dalam
bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan
tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto,2000)

C. Fungsi Manajemen Persediaan


Fungsi persediaan menurut Freddy Rangkuti terdiri dari :
a. Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat
memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada suppier. Persediaan bahan
mentah diadakanagar perusahaan tida akan sepenuhnya tergantung pada
pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang
dalam prosesc diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses individual
perusahaan terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk
memenuhi permintaan produk yang tidal pasto dari para langganan.
b. Fungsi Economic Lot Sizing. Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan
penghematan-penghematan atau potongan pembeli, biaya pengangkutan per unit
menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena perusahaan
melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan
biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi,
resiko, dan sebagainya)
c. Fungsi Antisipasi yaitu apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang
dapat diperikirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa
lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan
persediaan musiman (seasional inventory)

D. Jenis-jenis Persediaan
Secara garis besar dalam perusahaan yang bergerak didalalm industri pabrik
(manufaktu), persediaan diklasifikasikan berdasarkan tahapan dalam proses produksi.
Adapun uraian dari enis-jenis persediaan adalah sebagai berikut :

vii
a. Persediaan bahan baku (raw material stock), yaitu persediaan barang-barang
bewujud, seperti besi, kayu serta komponen-komponen lainnya yang digunakan
dalam proses produksi.
b. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/components), yaitu
persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh
dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatau produk.
c. Persediaan bahan pembantu atau ponolong (supplies stock), yaitu persediaan
barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan
bagian atau komponen barang jadi.
d. Persediaan barang setengah jadi (work in process stock), yaitu persediaan barang-
barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau
yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu di proses lebih lanjut
menjadi barang jadi.
e. Persediaan barang jadi (finished good stock) yaitu persediaan barang-barang yang
telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim
pada langganan

Jenis-jenis persediaan dalam suatu perusahaan menurut fungsinya dapat dibedakan atas :
1. Bath Stock/Lot Size Inventory adalah persediaan yang diadakan karena kita membeli
atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari
pada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu.
2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
3. Anticipation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam
satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan, atau permintaan yang
meningkat.

E. Biaya Persediaan

Biaya inventory sebagian merupakan biaya variabel dan sebagian lainnya merupakann
biaya tetap. Biaya inventory yang bersifat variabel adalah biaya yang berubah-ubah karena
adanya perubahan jumlah inventory yang ada di dalam gudang. Biaya tersebut akan naik

viii
kalau kita meningkatkan jumlah persediaan yang disimpan. Adapun jenis biaya ini antara
lain dalam bentuknya biaya modal yang ditanamkan dalam persediaan tersebut, biaya
asuransi persediaan, biaya atau upah buruh yang mengurusi penerimaan barang.

Adapun biaya inventory yang bersifat tetap adalah elemen-elemen biaya inventory
yang relatif tetap dalam jumlah totalitasnya dalam jangka pendek dengan tidak
memandang adanya variasi yang normal dan jumlah persediaan yang disimpan, misalnya
depresiasi/penyusutan ruangan yang digunakan, biaya pemeliharaan gudang, pajak,
pemanasan, buruh penjaga gudang.

Ada 3 macam biaya yang berhubungan dengan inventory yaitu :

1. Ordering cost (biaya pesan dan pemasaran)


Merupakan semua biaya yang timbul karena perusahaan memesan barang
apabila barang tersebut dibeli pada pihak lain. Biaya tersebutmeliputi biaya sejak
dilakukan pemesanan sampai barang tersebut berada di gudang. Biaya pemesanan
meliputi biaya pengelolaansampai bagian pembelian, bagian tenaga kerja, bagian
telepon atauadministrasi, serta biaya persiapan penyusunan spesifikasi yang
berhubungan dengan proses pemesanan. Disamping itu biaya pemesanan meliputi
biaya penerimaan, pengecekan, penimbangan, biaya pembayaran faktur, dan
potongan tunai apabila perusahaanmembeli dalam jumlah yang cukup besar dan
biaya lain hingga persediaan siap diproses,
Untuk mencari biaya pesan total (ordering costs) dapat dirumuskansebagai
berikut :
TOC = F X S/Q
=FXN
Dimana :
S = jumlah kebutuhan atau permintaan / tahun
Q = jumlah unit sekali pesan
N = jumlah atau frekuensi pemesanan / tahun
F = biaya pesan
Contohnya : biaya pemesanan, set up cost, biaya pengiriman dan penanganannya
(bongkar-muat), potongan harga karena jumlah pembelian besar.

ix
2. Carrying cost (biaya penyimpanan)
Mencakup semua biaya yang dikeluarkan perusahaan untukmenyimpan dalam
periode tertentu. Biasanya biaya ini ditunjukkandengan persentase atau harga beli
persediaan. Biaya ini meliputi sewagedung, biaya penurunan nilai perusahaan,
biaya penyusutanteknologi, biaya asuransi baik kebakaran atau kehilangan, biaya
pajak.Untuk mencari mencari biaya penyimpanan (carrying costs) dapat
dirumuskan sebagai berikut

TCC = C X P X A
Atau
TCC = CP X A
Dimana
:C = Biaya penyimpanan dalam prosentase
P = harga /unitCP = biaya penyimpanan /unit dalam rupiah
A = rata-rata persediaan (Q/2)

Total Biaya Persediaan = Total biaya pesan + Total biaya simpan
TIC = TOC + TCC
= F X (S/Q) + C X P X (Q/2)

Contohnya: biaya gudang, asuransi, pajak kekayaan, biaya modal, penyusutan.

3. Biaya persediaan pengaman


Perusahaan berusaha menekan biaya seminimal mungkin agar
keuntunganyang diperoleh menjadi lebih besar, demikian pula dengan manajemen
persediaanselalu mengupayakan agar biaya persediaan menjadi minimal. Metode
untukmenetukan persediaan yang paling optimal atau paling ekonomis adalah
Economical Order Quantity
(EOQ), yaitu jumlah kuantitas bahan yang dibeli

pada setiap kali pembelian dengan biaya yang paling minimal. EOQ tercapai
padasaat biaya pesan sama dengan biaya simpan. Jumlah kuantitas pesanan yang
paling ekonomis (EOQ) dapat dicapai pada saat biaya pesan sama dengan biaya

x
simpan Contohnya : kehilangan pemjualan, kehilangan kepercayaan pelanggan,
gangguan jadwal produksi

F. Tingkat Perputaran Persediaan


Macam persediaan, tergantung jenis perusahaan (bahan baku, barang dalam proses,
barang jadi, suku cadang dan lain-lain). Pada perusahaan manufaktur umumnya mempunyai 3
jenis persediaan yaitu:
1. Bahan baku/material.
2. Barang dalam proses (barang setengah jadi).
3. Barang jadi.
Secara umum besar-kecilnya inventory tergantung pada beberapa faktor, yaitu:
1. Lead time, yaitu lamanya masa tunggu material yang dipesan datang.
2. Frekuensi penggunaan bahan selama 1 periode, frekuensi pembelian yang tinggi
menyebabkan jumlah inventory menjadi lebih kecil untuk 1 periode pembelian.
3. Jumlah dana yang tersedia.
4. Daya tahan material

Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan adalah:


1. Bahan baku, dipengaruhi oleh: perkiraan produksi, sifat musiman produksi, dapat
diandalkan pemasok, dan tingkat efisiensi penjadualan pembelian dan kegiatan
produksi.
2. Barang dalam proses, dipengaruhi oleh: lamanya produksi yaitu waktu yang
dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk ke proses produksi sampai dengan saat
penyelesaian barang jadi.
3. Barang jadi, persediaan ini sebenarnya merupakan masalah koordinasi produksi dan
penjualan.

Tingkat perputaran persediaan barang dagangan:

Penjualan Bersih
Inventory Turnover = _________________________ = ...... kali
Persediaan Rata-rata

xi
Penjualan Bersih
Inventory Turnover = _________________________ = ...... kali
Persediaan Rata-rata

Atau
Harga Pokok Penjualan
= ______________________ = ...... kali
Persediaan Rata-Rata

Harga Pokok Penjualan


= ______________________ = ...... kali
Persediaan Rata – Rata
Persediaan Awal + Persediaan Akhir tahun

Persediaan Awal + Persediaan Akhir Tahun


Persediaan Rata-Rata = _____________________________________
2
Persediaan Rata-rata =_________________________________________
2

365 Hari
Hari Rata – rata Barang di simpan digudang = ----------------------------------
365 Hari
Hari Rata-Rata Barang di simpan di gudang = ----------------------------------
Inventory Turnover

Inventory Turnover

Contoh Soal
Diketahui Persediaan Barang per tanggal 31 Desember tahun 2009 sebesar Rp.
100.000.000,- dan persediaan barang per tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp.
150.000.000,-. Dalam laporan laba rugi tahun 2009, diperoleh data penjualan sebesar
315.000.000,-. Hitunglah berapa kali perputaran persediaan di gudang?
Jawab:

xii
100.000.000,- + 150.000.000,-
Persediaan Rata – rata = ----------------------------------------
2
= 125.000.000,-

Penjualan Bersih
Perputaran Persediaan = -------------------------
Rata- rata persediaan

315.000.000,-
Perputaran Persediaan = ------------------
125.000.000,-
= 2,52 kali

365 hari
Rata-Rata Barang di gudang = ----------- = 144, 84 hari sekali dalam setahun
2,52 kali

G. Economical Order Quality


Economical order quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat
diperoleh dengan biaya yang mininmal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembeliaan
yang optimal. Dalam menentukan besarnya jumlah pembelian yang optimal ini kita hanya
memperhatikan biaya variabel dari penyediaan persediaan tersebut, baik biaya variabel yang
sifat perubahannya searah dengan perubahan jumlah persediaan yang dibeli/disimpan
maupun biaya variabel yang sifat perubahannya berlawanan dengan perubahan jumlah
inventory tersebut.

Biaya variabel dari inventory pada prinsipnya dapat digolongkan dalam :


1. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pesanan, yang kini sering
dinamakan “procurement costs” atau “set-up costs”.
2. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya “average inventory” yang
biasa disebut “storage” atau “carrying costs”.

Cara menentukan besarnya EOQ

xiii
EOQ =
R = Jumlah (dalam unit) yang dibutuhan selama satu periode tertentu, misalnya 1
tahun.
S = Biaya pesanan setiap kali pesan.
P = Harga pembelian per unit yang dibayar.
I = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang dinyatakan dalam persentase dari
nilai rata-rata dalam rupiah dari persediaan.

Syarat utama dalam metode economical order quality (EOQ), adalah:


1. Harga pembelian bahan per unitnya konstan.
2. Setiap saat kita membutuhkan bahan mentah selalu tersedia di pasar.
3. Jumlah produksi yang menggunakan bahan mentah tersebut stabil yang ini
berarti kebutuhan bahan mentah tersebut relatif stabil sepanjang tahun.

Contoh soal
Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang (carrying cost) adalah 40% dari nilai
average inventory. Biaya pesanan (procurement cost) adalah Rp. 15,00 setiap kali
pesanan. Jumlah material yang dibutuhkan selama setahun sebanyak 1,200 unit
dengan harga Rp. 1,00 per unitnya.
Jawab
EOQ = = = = 300 unit
Dengan demikian cara pembelian yang paling ekonomis ialah pembelian bahan
sebanyak 300 unit setiap kali pesanan, yang ini berarti bahwa kebutuhan material
sebanyak 1.200 unit selama 1 tahun akan dipenuhi dengan 4 kali pesanan 300 unit.
Selain menggunakan rumus diatas, kita dapat juga menetapkan besarnya EOQ
berdasarkan besranya biaya penyimpanan per unit, yaitu dengan menggunakan rumus:
EOQ =
C = besarnya biaya penyimpanan per unit.

Contoh:
Jumlah material yang dibutuhkan selama setahun = 1.600 unit. Biaya pesanan sebesar
Rp. 100,00 setiap kali pesanan. Biaya penyimpanan per unit = Rp. 0,50. Besarnya
EOQ adalah ?
EOQ = = = 800 unit

xiv
H. Reorder Point
Reorder Point adalah saat atau titik di mana harus diadakan pesanan lagi sedemikian
rupa sehingga kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu adalah tepat pada waktu
di mana persediaan di atas safety stock sama dengan nol. Dengan demikian diharapkan
datangnya material yang dipesan itu tidak akan melewati waktu sehingga akan melanggar
safety stock.
Dalam penentuan reorder point haruslah kita memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Penggunaan material selama tenggang waktu mendapatkan barang (procurement
leadtime).
2. Besarnya safety stock.

Cara menentukan Reorder Point


1. Menetapkan jumlah penggunaan selama “lead time” dan ditambah dengan persentase
tertentu. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50% dari penggunaan
selama “lead time” dan ditetapkan bahwa “lead time”-nya adalah 5 minggu,
sedangkan kebutuhan material setiap minggunya adalah 40 unit.
Reorder Point = (5 x 40) + 50% (5 x 40)
= 200 + 100
= 300 unit
2. Dengan menetapkan penggunaan selama “lead time” dan ditambah dengan
penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan selama
4 minggu.
Reorder Point = (5 x 40) + (4 x 40)
= 200 + 160
= 360 unit
Dari contoh yang terakhir ini dapatlah dikatakan bahwa “reorder point”-nya adalah pada
jumlah 360 unit, yang ini berarti bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu jumlah
persediaan tinggal 360 menit. Apabila pesanan, baru dilakukan sesudah persediaan tinggal
300 unit, maka ini berarti bahwa pada saat barang yang dipesan datang, perusahaan terpaksa
sudah mengambil material dari safety stock sebesar 60 unit. Pada waktu barang yang dipesan
persediaan dalam gudang tinggal 100 unit (300 - 200), padahal safety stock telah ditetapkan
sebesar 160 unit. Dengan demikian safety stock di sini sudah terlanggar. Apabila pesanan

xv
sudah dilakukan pada waktu persediaan sebesar 360 unit, maka pada waktu barang yang
dipesan datang, persediaan di dalam gudang masih 160 unit (yaitu 360 - 200), persis sama
besarnya dengan baesranya safety stock, yang ini berarti bahwa safety stock tidak terlanggar.

xvi
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan dagang dan
perusahaan industri serta perusahaan jasa. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan
dihadapkan pada keadaan bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi
keinginan para pelanggannya sehingga kontinuitas perusahaan dapat teranggu karena sumber
utama pendapatan perusahaan berasal dari penjualan persediaan. Ini berarti perusahaan akan
kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seterusnya didapatkan.
Jenis-jenis persediaan berdasarkan jenis dan posisi barang, terdiri dari: Persediaan
Bahan Baku (raw material stock), Persediaan Komponen-Komponen Rakitan (purchased
parts/components), Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong (supplies stock), Persediaan
Barang Setengah Jadi (work in process stock), Persediaan Barang Jadi (finished good stock).
Sedangkan berdasarkan fungsinya dapat dibedakan atas: Bath Stock/Lot Size Inventory,
Fluctuation Stock dan Anticipation Stock.
Biaya inventory sebagian merupakan biaya variabel dan sebagian lainnya merupakann
biaya tetap. Biaya inventory yang bersifat variabel adalah biaya yang berubah-ubah karena
adanya perubahan jumlah inventory yang ada di dalam gudang. Adapun baiya inventory yang
bersifat tetap adalah elemen-elemen biaya inventory yang relatif tetap dalam jumlah
totalitasnya dalam jangka pendek dengan tidak memandang adanya variasi yang normal dan
jumlah persediaan yang disimpan.

xvii
DAFTAR PUSTAKA
Freddy, Rangkuti. Manajemen Persediaan. Cet. 1, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.

Riyanto, Bambang. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Ed. 4. Cet. 13. Yogyakarta:


BPFE, 2013.
Wareen, Carl S. dkk. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Ed. 19. Jil. 1. Jakarta: Penerbit Erlangga,
1999.

Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. Manajemen Keuangan. Ed. 9. Jil. 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga, 1989.

xviii

Anda mungkin juga menyukai