Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengn judul :
“KONSTITUSI DAN RULE OF LAW ”.
Kami menyadari bahwa dalam penilisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
2
DAFTAR ISI
Cover …………………………………………………………………...…… 1
Kata Pengantar .............................................................................................. 2
Daftar Isi ....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah…………………………………..……... 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………..……. 4
1.3 Tujuan Masalah………………………………………………....... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan definisi konstitusi.................................................. 5
2.2 Hakikat dan fungsi konstusi............................................................ 6
2.3 Dinamika pelaksaan konstitusi....................................................... 7
2.4 Institusi dan mekanisme pembuatan konstitusi.............................. 8
2.5 Pengertian rule of law..................................................................... 9
2.6 Latar belakang rule of law.............................................................. 10
2.7 Fungsi dan dinamika pelaksanaan rule of law................................ 10
2.8 Kajian kasus untuk konstitusi dan rule of law................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2 Hakikat dan Fungsi Konstitusi
Menurut Bagir Manan, hakikat dari konstitusi merupakan perwujudan paham tentang
konstitusi atau konstitusi onalisme, yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah disatu
pihak dan jaminan terhadap hak –hak warga Negara maupun setiap penduduk pihak lain.
Sedangkan menurut Sri Soemantri, dengan mengutip pendapat Steenbeck, menyatakan bahwa
terdapat tiga materi muatan pokok dalam konstitusi, yaitu jaminan hak-hak asasi manusia,
susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar, dan pembatasan kekuasaan.
Konstitusi memiliki fungsi-fungsi yang oleh Jimly Asshidiqie, guru besar hokum tatanegara UI
diperinci sebagai berikut:
2.2.5 Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara
2.2.6 Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ Negara dengan warganegara
2.2.7 Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kuasaan yang asli (yang dalam
system demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.
2.2.8 Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat(social control), baik dalam arti sempit
hanya di bidang social dan ekonomi.
2.2.9 Fungsi sebagai sarana perekayasa dan pembaruan masyarakat (social engineering atau
social reform)
6
Jadi,konstitusi memiliki fungsi untuk mengorganisir kekuasaan agar tidak dapat digunakan
secara paksa dan sewenag -wenang. Di dalam gagasan konstitusinalisme, konstitusi atau
undang-undang tidak hanya merupakan suatu dokumen yang mencerminkan pembagian
kekuasaan. Akan tetapi, dalam gagasan konstitusionalisme, konstitusi dipandang sebagai
lembaga yang mempunyai fungsi khusus, yaitu menentukan dan membatasi kekuasaan di satu
pihak dengan melakukan perimbangan kekuasaan antara eksekutif, parlemen, dan yudikatif.
Diantara hasil perubahan yang prinsipil dari amandemen UUD 1945 antara lain :
1. Tentang MPR dimana anggotanya semua berasal dari hasil pemilu(tidak ada yang diangkat)
2. Presiden dipilih langsung oleh rakyat
3. Keberadaan DPA dihapus
4. Munculnya lembaga yudikatif yang baru yaitu MK
7
5. Masa jabatan presiden maksimal hanya 2 periode
6. Ada pembatasan-pembatasan tentang wewenang presiden
7. Dimasukkannya pasal-pasal hak asasi manusia.
8. Pemerinttah memprioritaskan anggaran pendidiikan minimal 20% dari APBN dan APBD
8
Sedang tingkat I dan II yang bertugas adalah masing-masing gubernur bersama DPRD tingkat I
dan bupati/walikota bersama DPRD tingkat II. Institusi lain diluar kedua institusi diatas, baik
yang bersifat infrastruktur maupun supra struktur politik memiliki tugas memberi dukungan
sesuai dengan peran kompetensinya. Bentuk produk peraturan perundang-undangan yang
dihasilkan oleh institusi diatas adalah berupa UUD, UU, PERPU dan PP, serta PERDA.
9
2.6 Latar Belakang Rule of Law
Rule of Law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke- 19, bersamaan
dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi.Ia lahir sejalan dengan tumbuh suburnya
demokrasi dan meningkatnya peran palemen dalam penyelenggaraan Negara dan sebagai reaksi
terhadap negara absolut yang berkembang sebelumnya.
Menurut Albert Venn Dicey dalam “Introduction to the law of the constitution”
memperkenalkan istilah Rule of Law yang diartikan secara sederhana sebagai suatu keteraturan
hukum.Gagasan baru inilah yang kemudian yang menjadi rasion d’etre untuk melakukan revisi
atau bahkan melengkapi pemikiran ahli sebelumnya.
Dalam hubungan negara hukum ini organisasi pakar hukum internasional, internasional
comission of jurist (ICJ), secara intensif melakukan kajian terhadap konsep negara hukum dan
unsur-unsur esensial yang terkandung didalamnya. Dalam beberapa kali pertemuan, dihasilkan
paradigma baru tentang negara hukum. ICJ juga menyadari bahwa yang terlebih penting adalah
bagaimana konsep Rule of Law dapat diimplementasikan dengan sempurna.
10
Sedangkan untuk dinamika yang terjadi dalam pelaksanaa Rule of Law dapatterlihat sejak
zaman yunani kuno Plato telah memaklumatkan bahwa kesejahteraan bersama akan tercapai
manakala setiap warganya melaksankan hak dan kewajiban masing-masing. Hal ini merupakan
awal perkembangan tentang hak asasi manusia, dimana hak ini menjamin kesejahteraan bagi
manusia didunia. Hingga saat ini, doktrin tentang hak-hak asasi manusia sudah diterima secara
universal yang membangun dunia agar lebih damai, dan terbebas dari penindasan serta perlakuan
yang tidak adil. Namun, meskipun demikian sampai saat ini ternyata tidak sepenuhnya akar-akar
penindasan diberbagia negara terhapus. Oleh karena itu, sampai detik ini PBB maish berupaya
untuk memperjuangkannya.
Beberapa penyimpangan konstitusi sejak tahun 1959 (orde lama) sampai dengan lahirnya
Orde Baru antara lain:
Pada masa Orde Lama itu Presiden, selaku' pemegang kekuasaan eksekutif, dan pemegang
kekuasaan legislatif -- bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat -- telah menggunakan
kekuasaannya dengan tjdak semestinya.Presiden telah mengeluarkan produk legislatif yang pada
11
hakikatnya adalah Undang-undang (sehingga sesuai UUD 1945 harus dengan persetujuan DPR)
dalam bentuk penetapan Presiden, tanpa persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
12
BAB III
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
http://santikusuma12.blogspot.com/2013/05/resume-dan-contoh-kasus-penyimpangan.html
14