Anda di halaman 1dari 13

 

LAPORAN PENDAHULUAN

NUTRISI PADA GERONTIK

DISUSUN OLEH :

NANDA SABILA ISKARIN (116062)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO

SEMARANG

2019
 

I.  KONSEP DASAR


A. DEFINISI
 Nutrient merupakan zat kimia organik maupun anorganik yang ditemukan dalam
makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya. Nutrient
tersebut diabsorbsi disaluran pencernaan kemudian didistribusikan ke sel-sel tubuh,
nutrient digunakan untuk proses fungsional sel tersebut, sumber energi, dan sintesis
 protein
(Asmadi,2008.hlm.67)

Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan
fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan tubuh dalam
keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan
p ernafasan dan ginjal. Berdasarkan
kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1.  Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :
a.  Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum,
ubi, roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dll.
 b.  Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega,
margarine, susu dan hasil olahannya.
2.  Kelompok zat pembangun Kelompok ini meliputi makanan  –  makanan
 makanan yang banyak
mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu,
telur, kacang-kacangan dan olahannya..
3.  Kelompok zat pengatur Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak
mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.

B. ETIOLOGI / FAKTOR YANG MEMPENGARUH KEBUTUHAN


GIZI PADA LANSIA.

 
1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.
2.  Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis,
asin, asam, dan pahit.
3.  Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
4.  Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
5.  Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya
b iasanya menimbulkan konstipasi.
6.  Penyerapan makanan di usus menurun.
 

C. MASALAH GIZI PADA LANSIA

1.  Gizi berlebih Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan
kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat
 badan berlebih, apalai pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya
berkurangn ya
aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk
mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit,
misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.

2.  Gizi kurang


Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena
gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan
menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan
kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat
diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun,
kemungkinan akan mudah terkena infeksi.

3.  Kekurangan vitamin Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan
ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan
 berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak
 bersemangat.

D. PEMANTAUAN STATUS NUTRISI

1.  Penimbangan Berat Badan


a.  Penimbangan BB dilakukan secara teratur
te ratur minimal 1 minggu sekali, waspadai
 peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan

BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan
dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan
kekurangan berat badan.
 b.  Menghitung berat badan ideal pada dewasa :
Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm  –  100)
 100)
Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TB
kurang dari 160 cm, digunakan rumus :
Berat badan ideal = TB dalam cm  –  100
 100
Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebih
b erlebih Jika BB kurang dari ideal artinya
a rtinya
gizi kurang
 

2.  Kekurangan kalori protein


Waspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang bersosialisasi,
hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah,
 pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering
mangkonsumsi obat-obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang,
makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal ini dapat
menurunkan asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit
dan tidak bersemangat.

3.  Kekurangan vitamin D


Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari,
 jarang atau tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang
 banyak terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.
olahann ya.

E. PERENCANAAN MAKANAN UNTUK LANSIA

  Perencanaan makan secara umum


1.  Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri
dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2.  Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya
diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang
kecil. Contoh menu :
Pagi : Bubur ayam Jam 10.00 : Roti
Siang : Nasi, pindang telur, sup, pepaya Jam 16.00 : Nagasari
Malam : Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan, pisang
3.  Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar
 pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan
memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
4.  Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak
seperti santan, mentega dll.
5.  Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
-  Makanlah makanan yang mudah dicerna
-  Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan
-  Bila kesulitan mengunyah karena gigirusak atau gigi palsu kurang baik,
makanan harus lunak/lembek atau dicincang
-  Makan dalam porsi kecil tetapi sering
-  Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan
 

6.  Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna
 pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.
7.  Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah
lemak, bayam, dan sayuran hijau.
8.  Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang kurangi makanan yang digoreng

  Perencanaan makan untuk mengatasi perubahan saluran cerna Untuk mengurangi resiko
konstipasi dan hemoroid :
1.  Sarankan untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari, seperti sayuran
dan buah-buahan segar, roti dan sereal.
2.  Anjurkan pasien untuk minum paling sedikit 8 gelas cairan setiap hari untuk
melembutkan feses.
3.  Anjurkan untuk tidak menggunakan laksatif secara rutin , karena pasien akan menjadi
tergantung pada laksatif.

F. PATOFISIOLOGI

1.  Produk saliva menurun: mempengaruhi proses perubahan kompleks karbohidat menjadi
disakarida
2.  Fungsi ludah menurun: sukar menelan
3.  Fungsi kelenjar pencernaan: perut terasa tidak enak / kembung
4.  Dengn proses menua terjadi gngguan mobilitas otot polos esofagus.dari proses proses
 perubahan pada proses penuaan pada lansia menyebabkan intake makanan
makan an pada lansia
 berkurang yg nantinya akan mempengaruhi status gizi pada lansia berkurang yg nantinya
akan mempengaruhi status gizi pada lansia
 

G. PATHWAY NUTRISI
 

Kondisi fisiollogis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat aktivitas keadaan penyakit
,kemampuan dayaa beli dan menyiapkan makanan serta prosedur dan pengobtan yg dilakukan
 bergantung pada tingkat aktivitas maka nutrisi dan kilokalor diperlukan untuk meningkatkan
sehingga tingkat aktivitas akan meningkat /menurun .sementara status penyakitdan prosedur
/pengobatanyang dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan ,pencernan absorbsi
metabolisme dan ekskresi

Beberpa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya zat makan tertentu dan suatu saat
akan meningkat.penyakit ginjal dapat menurunkan kebutuhan protein karena protein dieskresi
oleh ginjal.penyakit2 fisik biasanya meningkatkan kebutuhan zat makanan.biasanya terjadi pada
 penyakit  –  penyakit
 penyakit saluran cerna .

Gangguan fisik dapat terjadi disepanjang saluran cerna yang menyebabkan menurunnya asupan
nutrisi..gangguan absorpsi ,ganggaun transportasi /penggunaan yang tidak sepantasnya.lika pada
mulut dapat mengakibatkan menurunnya asupan nutrisi akibaat nyeri saat makan.diare dapat
menurunkan absorpsi nutrisi karena didorong lebih cepat terhadap penyakit pada kandung
empedu,dimana kandung empedu tidak berfungsi secara wajar,empedu yang berfungsi mencerna
lemak menjadi tidak efektif.

  KLASIFIKASI GANGGUAN NUTRISI


1.  Kwarshiorkor adalah gangguan yang disebabkan olrh kekurangan protein atau
defisiensi yg disertai nutrient lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan
anak pra sekolah (balita)
2.  Marasmus adalah salah satu adalah salah satu benuk kekurangan gizi yang paling buruk
sering ditemui pada baliya penyebabnya antara lain karena masukan makanan yang
sangat kuraang ,infeksi pembawa lahir prematunitas penyakit
pen yakit pada masa neonatus serta
kesehatan lingkungan
3.  Obesitas adalah kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga
menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan dan meningkatkan masalah kesehatan
4.  Under weight adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler /dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yg tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh
 

H. TANDA DAN GEJALA

1.  SUBJEKTIF
a)   Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit
 b)  Merasakan ketidak mampuan
c)  Melaporkan perubahan sensasi rasa
 
d)
e)  Melaporkan kurangnya
Merasa kenyang segera makan
setelah mengingesti makanan

2.  OBJEKTIF
a)  Tidak tertarik untuk makan

3.  PENATA LAKSANAAN MEDIS


a)  Memberikan makanan yang bergizi
 b)  Mengatur diet pasien
c)  Menambahkan suplemen atau vitamin
d)  Mengajarkan pola makan yang sehat
e)  Menawarkan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering
f)  Berkolaborasi dengan dengan ahli gizi

4.  PENATA LAKSANAAN KEPERAWATAN


 

I. PENGKAJIAN

1.  Riwayat keperawatan dan diet


a.  Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
 b.  Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan
c.  Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode dietnya?
 
d. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan demam?
Faktormyang mempengaruhi diet
i.  Kesehatan/Status kesehatan
ii.  Kultur dan kepercayaan
iii.  Status sosial ekonomi
iv.  Faktor psikologis

J.PEMERIKSAAN FISIK & DIAGNOSTIK

1.  PEMERIKSAAN FISIK


a)  Keadaan fisik: apatis,lesu
 b)  Berat badan : obesitas,kurus
c)  Otot :flaksia/lemah,tonus berkurng,tendernes,tidak mampu bekerja
d)  Sistem saraf :bingung,rasa terbakar,paresthesia,refleks menurun
e)  Fungsi gastrointesial : anoreksia,konstipasi,diare,flaktuslen,pembesaran liver atau lien
f)  Kardiovaskular : denyut nadi lebih dari 10x/menit,irama abnormal,tekanan darah
rendah/tinggi

2.  PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.


a)  Pemeriksaan darah lengkap dengan pemeriksaan feses.
 b)  USG.
c)  SGOT & SGPT.
d)  Sikologi : Menentukan tingkat keganasan dari sel-sel
sel -sel neoplasma tersebut.
e)  Rontgen : Mengetahui kelemahan yang muncul ada yang dapat menghambat tindakan
oprasi.

K. TERAPI MEDIS

1.  Terapi farmakologidengan pemberian obat /injeksi vitamin


2.  Terapi non farmakologi dengan memberikan pendekatan serta edukasi untuk nafas dalam
dan memenuhi nutrisi cairan dengan minum sedikit-sedikit tapi sering. Serta memenuhi
nutrisi makanan dengan makan sedikit – sedikit
sedikit tapi sering.
 

  L. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidak seimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan mengabsorbsi nutriet / intake nutrisi yang tidak adekuat.

 NOC :

a) Nutritional status : Food & Fluid intake.


 b) Nutritional status : Nutrient intake.

c) Kriteria hasil.

- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.

- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan .

- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.

- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.

- Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan.

- Tidak terjadi penurunan BB yang berarti.

 NIC :

 Nutritional management.

- Kaji adanya alergi makanan.

- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori & nutrisi yang dibutuhkan
 pasien.
- Yakinkan diet yang dimakan mengandung serat untuk mencegah konstipasi serta
melancarkan pencernaan.

- Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)

- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.

- Kaji informasi tentang kesehatan & kebutuhan nutrisi.

- Berikan pendidikan tentang cara diet kebutuhan kalori &tindakan keperawatan yang
 berhubungan dengan nutrisi jika pasien menggunakan NGT.

 Nutrition Monitoring
 

- Gerakan badan pasien dalam batas normal

- Monitor mual &muntah

Monitor kadar

Albumin

Total protein.

Hb.

Kadar Hz.

- Monitor makanan kesukaan

- Monitor menekan kesukaan.

- Monitor pertumbuhan&perkembangan.

- Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan jaringan konjungtiva.

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perilaku psikologis

Tujuan :

- Peningkatan aktivitas dengan penurunan berat badan.

- Teridentifikasai kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol


- Terjadi penurunan BB.

- Menahan diri untuk tidak makan terlalu banyak dalam waktu tertentu.

H.INTERVENSI KEPERAWATAN.

- Observasi aktivitas klien

- Tentukan faktor penyebab peningkatan

- Timbang BB klien
 

- Beri moti
motivasi
vasi agar menurunkan BB

- Bantu klien menentukan pola makan tentang apa, kapan, dan dimana pasien makanan

- Berikan informasi yang ses


sesuai
uai tentang kebutuhan nutrisi yang adekuat dan bagaimana dapat
memenuhi kebutuhan tersebut

- Anjurkan pemili
pemilihan
han makanan y
yang
ang sesuai
- Kurasi porsi makanan yang sesuai

- Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan yang manis dan beralkohol

- Diskusikan dengan ahli gizi progr


program
am penurunan BB yang meliputi pengolaan diit dan
 pengeluaran energi

EVALUASI

Evaluasi terhadap masalah nutrisi dilakukan dengan menilai masalah keperawatan yang
muncul. Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dan hasilnya. Tujuannya adalah
untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik
terhadap keperawatan yang diberikan.

Langkah-langkah pasien:

1. Daftar tujuan pasien

2. Melakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu

3. Dibandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien


4. Diskusikan kepada pasien apakah tujuan dapat tercapai/tidak. Jika tujuan tidak dapat tercapai,
maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluar yang terbaik, kemudian catat apa
yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan perubahan intervensi

I.  DAFTAR PUSTAKA 


 

 Ahem, Nancy R. Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9 Diagnosa
 Nanda, Interverensi NIC, Kriteria Hasil NOC . Jakarta: Penerbit Buku Kedoteran.

Docterman dan Bullechek. 2004.


2004 . Nursing Interverention Classification (NIC). Edition
(NIC). Edition 4 United
States Of America: Masby Elsever Acadamic Press.

 NANDA International. 2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta: EGC.

Saputra, Lyndon. 2013. Catatan Ringkasan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Binarupa Aksara
Publisher.

, Musfifatul.2006. Keterampilan Dasa Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai