Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi, kesiapan, dan kebutuhan perangkat keras,
lunak, dan sumber daya manusia di sekolah untuk mendukung pengembangan sistem e-learning
dan pengembangan model dengan software Moodle yang sesuai dengan kebutuhan siswa sekolah
menengah atas di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain riset dan pengembangan yang
menggunakan setting penelitian e-learning di sekolah menengah atas di Yogyakarta. Responden
penelitian meliputi kepala sekolah dan para staf yang menggunakan teknologi informasi di sekolah.
Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi, dan
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) kondisi,
kesiapan, dan kebutuhan menunjukkan bahwa perangkat keras, dan lunak memenuhi kriteria dasar,
VHGDQJNDQ VXPEHU GD\D PDQXVLDQ\D EHOXP PHPHQXKL MXPODK GDQ NXDOL¿NDVL EDLN VHEDJDL SDNDU
maupun teknisi komputer. (2) berdasarkan kondisi, kesiapan, dan kebutuhan, desin awal dari LMS
berbasis model pembelajaran dikembangkan dengan software Moodle yang menekankan kepada
fasilitas plug-ins, hosting, dan maintenance. Model desain divalidasi oleh pakar dan disosialisasikan
dan dilatihkan kepada pegawai administrif di sekolah menengah atas negeri tersebut. Model yang
dikembangkan memperoleh respon posotif dari sekolah dan diikuti dengan pengembangan isi mata
pelajran dimasukkan ke dalam e-learning.
Abstract
7KLV VWXG\ LV DLPHG DW ¿QGLQJ RXW WKH FRQGLWLRQ UHDGLQHVV DQG WKH QHHGV IRU KDUGZDUH
software, and brainware in schools to support the development of e-learning systems and developing
a model of Moodle software development for e-learning suitable with the needs of public senior
high schools in Yogyakarta. The study uses the Research & Development approach, with the
research setting of high school e-learning in Yogyakarta. The respondents are school principals
and staff members who deal with information technology in the school. Data are collected by
interview, observation, and documentation; and are analyzed qualitatively. The results show: (1)
The condition, readiness, and needs indicate that the hardware and software meet the basic criteria,
ZKLOH KXPDQ UHVRXUFHV KDYH QRW PHW WKH QXPEHU DQG TXDOL¿FDWLRQV ERWK IRU FRPSXWHU H[SHUWV DQG
technicians. (2) Based on the condition, readiness, and needs, a preliminary design of LMS-based
learning model is developed with the development of Moodle software for the e-learning system of
state high schools in Yogyakarta. The development involves modifying the Moodle software that
emphasizes the facility of plug-ins (dragMath), hosting, and maintenance. The designed model is
validated by experts and socialized and trained to the IT administrative members of the public high
34
Setya Raharja, Lantip Diat P., dan Ariyawan Agung N.: Model Pembelajaran...
schools. The model developed receives positive responses from schools and is to be followed up
with the development of content subjects included in the e-learning.
35
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 34 - 44
permasalahan baru pada pihak pemakai karena dalam bentuk web dan memfasilitasi siswa
kurang terlibat dalam proses pengembangan untuk mendapatkan banyak sumber di dalam
sistem. Berdasarkan beberapa permasalahan kelas. Dengan menggunakan Moodle, guru
ini, perlulah diadakan penelitian khusus dapat menyampaikan informasi, memberi
yang berkaitan dengan model pembelajaran dan menyimak tugas, menyampaikan jurnal
berbasis LMS dengan pengembangan software elektronik, dan sumber-sumber pembelajaran
Moodle di SMAN Kota Yogyakarta Daerah lainnya. Kegiatan belajar online ini kemudian
Istimewa Yogyakarta. dikenal dengan e-learning.
Learning Management System atau Elemen yang terdapat dalam sistem
disingkat LMS menurut Ellis (2009:1) adalah e-learning mencakup soal-soal, komunitas,
suatu perangkat lunak (software) untuk pengajar online, kesempatan bekerja sama,
keperluan administrasi, dokumentasi, laporan dan multimedia. Adapun karakteristik
sebuah kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan e-learning dalam proses pembelajaran adalah
kegiatan secara online, e-learning dan materi- memanfaatkan jasa teknologi elektronik,
materi pelatihan, yang semua itu dilakukan memanfaatkan keunggulan komputer,
dengan online. Lebih lanjut, Riyadi (2010:1) menggunakan bahan ajar bersifat mandiri
menjelaskan bahwa LMS adalah perangkat yang disimpan di komputer, memanfaatkan
lunak yang digunakan untuk membuat jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil
materi perkuliahan online berbasis web kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan
dan mengelola kegiatan pembelajaran serta dengan administrasi pendidikan dapat dilihat
hasil-hasilnya. Di dalam LMS juga terdapat setiap saat di komputer, dan bahan yang
fitur-fitur yang dapat memenuhi semua direka dan disiapkan oleh pembina bahan
kebutuhan pengguna dalam hal pembelajaran. yang profesional.
)LWXU ¿WXU WHUVHEXW DQWDUD ODLQ DGPLQLVWUDVL Dari penelitian yang dilaksanakan
penyampaian materi dan kemudahan akses oleh Alonso (2001) yang dijurnalkan tahun
ke sumber referensi, penilaian, ujian online, 2008 diketahui bahwa sekitar 42% dari 671
pengumpulan feedback serta komunikasi yang perusahaan yang diteliti sudah menerapkan
mencakup forum diskusi online, mailing list program pembelajaran elektronik dan sekitar
diskusi, dan chat (www.its.ac.id/E-learning 12% lainnya berada pada tahap persiapan. Di
Syarat Menuju Kelas Dunia – Institut samping itu, sekitar 90% kampus perguruan
Teknologi Sepuluh November (ITS).html; tinggi nasional juga mengandalkan berbagai
diunduh pada September 2010). bentuk pembelajaran elektronik, baik untuk
Melalui LMS, siswa dapat melihat membelajarkan mahasiswa maupun untuk
modul-modul yang ditawarkan, mengambil kepentingan komunikasi sesama dosen
tugas-tugas dan tes-tes yang harus dikerjakan, (Alonso, at. al., 2008).
melihat jadwal diskusi secara maya Dalam penyelenggaraan kegiatan
dengan instruktur atau narasumber lain, pembelajaran elektronik, guru merupakan
serta melihat nilai tugas dan tes beserta faktor yang sangat menentukan dan
peringkatnya berdasarkan nilai tugas maupun keterampilannya memotivasi siswa menjadi
tes yang diperoleh. LMS tersedia dalam hal yang krusial (Seok, 2008). Oleh karena itu,
berbagai macam pilihan, antara lain atutor, guru harus bersikap transparan menyampaikan
blackboard, claroline, Moodle, dan lain-lain. informasi tentang semua aspek kegiatan
Moodle memberikan fasilitas open source pembelajaran sehingga siswa dapat belajar
sehingga software ini yang digunakan dalam secara baik untuk mencapai hasil belajar
penelitian ini. Moodle adalah program yang yang baik. Manfaat pembelajaran elektronik
membenarkan kelas pembelajaran diadakan menurut Sims (2008) dan Seok (2008)
36
Setya Raharja, Lantip Diat P., dan Ariyawan Agung N.: Model Pembelajaran...
adalah (1) meningkatkan kadar interaksi sistem. Heckers dan kriminal komputer lain
pembelajaran antara siswa dengan guru, dapat masuk ke dalam jaringan komputer
(2) memungkinkan terjadinya interaksi setiap saat.
pembelajaran dari mana dan kapan saja, (3) Terdapat tiga pendekatan untuk
menjangkau siswa dalam cakupan yang luas, menangani masalah keamanan, yakni: (1)
serta (4) mempermudah penyempurnaan dan memisahkan website atau homepage secara
penyimpanan materi pembelajaran. Unsur- fisik yang terhubung ke jaringan internal
unsur yang digunakan untuk membangun yang berisi data dan sumber daya informasi,
sistem e-learning dikelompokkan ke dalam (2) memberikan password hanya kepada
tiga hal, yakni: (1) hardware (perangkat orang-orang yang memiliki kepentingan,
keras), (2) software (perangkat lunak), dan (3) membangun tembok perlindungan,
(3) SDM dalam TIK yang sering disebut sebagaimana yang dilakukan oleh kontraktor
brainware (Clark dan Mayer, 2003:11; bangunan yang membangun tembok tahan
Munir, 2008:208) dan Hall (dalam Allen, api (¿UHZDOO) di kodominium dan apartemen
2002:150). untuk mencegah api menyebar dari satu
Perangkat keras untuk sistem informasi unit ke unit lain, yang dapat berupa packet-
yang maju, menurut Davis (1999:60) ¿OWHULQJ ¿UHZDOO FLUFXLW OHYHO ¿UHZDOO dan
memerlukan persyaratan minimal (1) application-level firewall (McLeod Jr.,
kemampuan komunikasi data, (2) kapasitas 2001:77).
saluran dan kesamaam bidang (interface) Berdasarkan uraian di atas, dapat
untuk serangkaian peralatan masukan- disimpulkan bahwa persyaratan minimal
keluaran dengan kecepatan tinggi, (3) perangkat lunak yang memenuhi perkembangan
kemampuan pengoperasian online, (4) teknologi informasi meliputi (1) perangkat
penyimpanan besar, dan (5) penyimpanan lunak sistem maupun aplikasi harus berbasis
online sekunder yang sangat besar. windows agar mudah dalam pengoperasian,
Perangkat lunak mencakup perangkat tampilan yang menarik, kesesuaian dengan
lunak sistem dan perangkat lunak aplikasi. perangkat keras, dan kecepatan transfer
Perangkat lunak sistem adalah seperangkat data; (2) menggunakan sistem keamanan
program yang fungsinya mengkoordinasikan yang baik; serta (3) menggunakan perangkat
dan mengendalikan penggunaan perangkat lunak berbasis web untuk sistem internet agar
keras serta sebagai wahana untuk mendukung jangkauan lebih luas.
penggunaan perangkat lunak aplikasi. Disamping perangkat keras dan lunak,
Perangkat lunak aplikasi adalah instruksi dalam pengembangan e-learning perlu
yang ditulis oleh atau untuk pemakai agar diperhatikan pula aspek perangkat otak
dapat mengaplikasikannya pada bidang tugas (brainware). Brainware adalah aspek manusia
masing-masing, baik yang sifatnya teknis yang menangani proses komputerisasi. Aspek
maupun nonteknis. Proses pengembangan manusia sangat penting, sebab akurat-tidaknya
perangkat lunak dapat dilakukan dengan suatu informasi sangat dipengaruhi oleh
meninjau ulang perangkat lunak tersebut. faktor manusia yang menangani perangkat
Langkah ini penting sebab merupakan keras maupun lunak. Kriteria pokok yang
suatu cara untuk melakukan perbaikan dan harus dipenuhi dari segi sumber daya manusia
pengembangan perangkat lunak secara terus- (SDM) adalah manajer pengolah data, analisis
menerus (Pressman, 1997:187). sistem, programmer, pengelola database,
Dalam sistem jaringan internet ada spesialis jaringan, dan operator (McLeod,
kelemahan yang berpotensi menghambat Jr., 2001:20; Siagian, 2002:127). Oleh karena
kelancaran sistem, yaitu kurangnya keamanan itu, Siagian (2002:127) menegaskan bahwa
37
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 34 - 44
38
Setya Raharja, Lantip Diat P., dan Ariyawan Agung N.: Model Pembelajaran...
39
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 34 - 44
penuh waktu karena mereka kebanyakan juga karena itu, langkah berikutnya adalah
sebagai guru TIK di sekolahnya. Kondisi ini mengembangkan desain awal pengembangan
mengisyaratkan bahwa sumber daya manusia software Moodle untuk mendukung e-learning
pendukung e-learning SMAN di Kota yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan
Yogyakarta masih perlu ditingkatkan. Oleh sekolah.
karena itu, dalam penelitian tahap pertama Pengembangan software Moodle ini
ini diadakan pelatihan awal untuk pengenalan GLODNXNDQ GHQJDQ FDUD PHODNXNDQ PRGL¿NDVL
TIK bagi SDM pendukung sistem e-learning sesuai dengan kebutuhan e-learning sekolah.
di SMAN di Kota Yogyakarta. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan
Desain Awal Model Pengembangan adalah tampilan, isi, dan fasilitas lainnya
Software Moodle Sesuai dengan Kebutuhan (seperti editing dan keamanan). Secara
SMAN di Kota Yogyakarta ULQFL SURVHV PRGL¿NDVL software Moodle ini
Berdasarkan analisis kondisi, kesiapan, dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
kebutuhan hardware, software, dan sumber (1) mengidentifikasi program e-learning
daya manusia pada bidang TI SMAN di Kota yang sudah dikembangkan sekolah; (2)
Yogyakarta dapat ditetapkan bahwa di SMAN memodifikasi software Moodle untuk
di Kota Yogyakarta dapat dikembangkan mendukung e-learning di sekolah; (3)
e-learning dengan software Moodle. Oleh memvalidasi software Moodle yang telah
40
Setya Raharja, Lantip Diat P., dan Ariyawan Agung N.: Model Pembelajaran...
disesuaikan oleh pakar e-learning; dan (4) semua SMAN di Kota Yogyakarta sudah
merevisi software Moodle berdasarkan hasil mengembangkan e-learning meskipun
validasi pakar. pengembangannya bervariasi, yakni ada
Identifikasi program e-learning di yang sudah lengkap, ada yang sampai pada
sekolah memberikan gambaran bahwa tahap pengembangan isi, dan ada pula yang
41
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 34 - 44
masih dalam tataran rintisan atau awal lebih familiar dan lebih efektif dimanfaatkan
pengembangan. Namun demikian, semua di SMAN Kota Yogyakarta. Aspek-aspek
sekolah memiliki komitmen yang tinggi yang disesuaikan antara lain tampilan muka,
terhadap pengembangan pembelajaran dragMath, pengaturan huruf, dan bahasa.
dengan e-learning. Permasalahan yang Di samping itu, dilakukan pula penyesuaian
dialami oleh sebagian besar sekolah terhadap pemeliharaan dan manajemen
berkenaan dengan manajemen atau kebijakan e-learning.
sekolah dan pengembangan software adalah Software Moodle hasil modifikasi
pengembangan e-learning terkendala oleh kemudian divalidasi oleh pakar e-learning
program dan kebijakan sekolah serta sekolah- dari UNY. Hasil validasi menunjukkan bahwa
sekolah sudah mengembangkan e-learning mengenai tampilan sudah valid. Yang perlu
menggunakan software Moodle sekalipun mendapat perhatian penting adalah aspek
plug-in-nya belum lengkap. Misalnya, belum isi (content) yang harus disesuaikan dengan
ada plug in (drag Math) untuk fasilitasi kebutuhan sekolah. Hasil pengembangan
equation sehingga sekolah akan merujuk pada software Moodle tersebut ditampilkan pada
plug in yang dikembangkan oleh Tim Peneliti. Gambar 1.
Disamping itu, ada kendala untuk hosting, Berdasarkan hasil validasi ahli tersebut,
yakni kapasitas yang keluar terbatas sehingga software Moodle direvisi, terutama pada
fasilitasnya juga terbatas). Masalah yang lain fasilitas yang memberikan kemudahan
berkenaan dengan maintenance software dan untuk mengembangkan isi mata pelajaran di
isi mata pelajaran yang dikembangkan lewat sekolah. Hasil validasi ini masih tetap berupa
e-learning. desain awal yang perlu disosialisasikan ke
%HUGDVDUNDQ KDVLO LGHQWL¿NDVL SURJUDP sekolah-sekolah untuk mendapatkan masukan
e-learning di sekolah tersebut, Tim Peneliti lebih lanjut. Oleh karena itu, software Moodle
kemudian mengadakan penyesuaian- yang telah direvisi tersebut disosialisasikan
penyesuaian terhadap software Moodle agar dan sekaligus dilatihkan kepada para guru/
42
Setya Raharja, Lantip Diat P., dan Ariyawan Agung N.: Model Pembelajaran...
43
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 34 - 44
di SMAN Kota Yogyakarta belum memiliki Ellis, Ryann K. 2009. Field Guide to Learning
NXDOL¿NDVL SHQGLGLNDQ \DQJ VHVXDL GHQJDQ Management Systems, ASTD Learning
tugasnya dalam bidang TIK sehingga SDM Circuits.
pendukung sistem e-learning di sekolah perlu McLeod, R., Jr. 2001. Sistem Informasi
ditingkatkan. Manajemen. (Terjemahan Hendra
Keempat, Desain awal model Teguh). Jakarta: Pearson Education
pengembangan pembelajaran berbasis LMS Asia, Prenhallindo.
didasarkan pada kondisi, kesiapan, dan Miles, M.B., & Huberman, A.M. 1994.
kebutuhan SMAN Kota Yogyakarta, yakni Qualitative Data Analysis (2th ed.).
e-learning menggunakan software Moodle Thousand Oaks, California: Sage
dengan penekanan pada fasilitas plug in (drag Publication, Inc.
Math), hosting, serta maintenance untuk Pressman, R. S. 1997. Software Engineering:
memfasilitasi pengembangan isi (content). A Practitioner’s Approach (4th ed.). New
Oleh karena itu, perlu ada pendampingan guru York St. Luis San Francisco Auckland:
oleh Tim Peneliti dalam pembuatan konten The McGraw-Hill Companies, Inc.
sumber belajar yang dimasukkan ke dalam Riyadi. 2010. “Learning Management
e-learning. System (LMS)”. http:// riyadi2405.
wordpress.com/ 2010/04/25/lms-
DAFTAR PUSTAKA learning-management-system/
Alonso, F., Lopez J., et. al. 2008. “Learning Rosenberg. M. J. 2001. E-learning Strategis
objects, learning objectives, learning for Delivering Knowledge in the Digital
design”. Innovation in education and Age. New York: The McGraw-Hill
teaching International. http://proquest. Companies, Inc.
XPL FRP STGZHE"LQGH[ GLG Seok, S. 2008. “Teaching Aspect on
Diambil tanggal 8 November 2008. E-learning”. International journal
Allen, M. 2002. The Corporate University: on E-learning.http://proquest.umi.
Designing, Managing, And Growing FRP STGZHE"LQGH[ GLG 'LDPELO
A Successful Program. New York: tanggal 15 November 2008.
Amacom. Siagian, S.P. 2002. Sistem Informasi
Clark, R. C. & Mayer, R. E. 2003. E-learning Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
and the Science of Instruction. San Sims. 2008. “Rethingking (E)learning: a
Francisco: Jossey –Bass/Pfeiffer. Manifesto for Connected Generation”.
Davis, G. B. 1999. Sistem Informasi International Journal on E-learning.
M a n a j e m e n . Te r j e m a h a n B o b http://proquest.umi.com.Diambil
Widyohartono. Jakarta: Pustaka tanggal 10 Mei 2008.
Binaman Pressindo.
44