PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN
1. Demografi
Usia dewasa (20-59 tahun) sebanyak 60,80%, remaja (13-20 tahun) sebanyak 12%,
usia remaja (usia 13-19 tahun),sebanyak 13,10% usia lansia (diatas 60 tahun), 10,50%
usia anak sekolah (6-12 tahun) sebanyak 11,30%, usia balita 1,90%, usia batita
1,20%, usia bayi 0,50%.
Pada desa tanjung mekar penduduk mayoritas berada pada usia dewasa.
2. Pendidikan
Presentasi terbesar tingkat pendidikan SD yaitu 39,80%, SMP 20,90% dan SMA
masing-masing sebesar 24%, Perguruan Tinggi 1,60% dan tidak/belum sekolah 12%.
Didesa tanjung mekar tingkat pendidikan terbanyak adalah sekolah dasar mencapai
39,80%.
B. LINGKUNGAN FISIK
2. Lantai rumah
Lantai rumah di Desa Tanjung Mekar yang memiliki keramik 92%, yang
menggunakan plester 8%.
3. Luas ventilasi
Luas ventilasi setiap rumah di Desa Tanjung Mekar yang memiliki ventilasi < 20%
dari luas lantai adalah 65%, yang menggunakan ventilasi lebih dari 20% dari luas
lantai sebanyak 35 %.
4. Jendela
Kepemilikan jendela disetiap rumah , 99% memiliki jendela dan 1 % tidak memiliki
jendela.
9. Pengurasan Bak
Keadaan tempat penampungan air keluarga di Desa Tanjung Mekar adalah seminggu
sekali 72,4% , 3 hari sekali 22,2%. 2 minggu seklai 5,4 %.
D. PELAYANAN KESEHATAN
1. Jaminan kesehatan
Warga desa Tanjung Mekar sebesar 95,5% menggunakan BPJS, asuransi swasta
sebanyak 0,5%, dan menggunakan biaya pribadi 4,00%.
E. KEBIJAKAN PEMERINTAH
1. Pelayanan kesehatan
Warga desa Tanjung Mekar sebesar 95,5% sudah menggunakan BPJS sesuai
program pemerintah
2. Masyarakat mengetahui penanganan prabencana
Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui penanganan prabencana yaitu
sebnayak 82,6% , dan sisanya sebanyak 17,4 % masayarakat mengetahui cara
penanganan pra bencana
3. Informasi bencana
Sebanyak 84,3% masayarakat belum mendapatkan informasi yang tersentral
dalam informasi adanya bencana, dan 15,7 % masyarakat mengetahui informasi
bila ada bencana.
4. Tempat mengungsi bila aterjadi bencana
Warga desa tanjung mekar 86,1% mengatakan tidak ada tempat pengungsian bila
terjadi bencana, dan 13,9% mengatakan sudah ada tempat mengungsi bila terjadi
bencana
F. EKONOMI
1. Penghasilan Keluarga
Penghasilan keluarga dari Rp.<1.000.000,- sejumlah 17,30%. Rp.1.000.000,- s/d
Rp.3.000.000,- sejumlah 78,80%, presentasi terkecil adalah penghasilan
Rp.>5.000.000 adalah 3,9%.
6. Info imunisasi
Informasi yang didapat tentang imunisasi di Desa Tanjung Mekar adalah bidan 77%.
Puskesmas 20%. Lain-lain 3%.
8. Porsi Makan
Porsi makan di Desa Tanjung Mekar adalah ½ posi 53%. 1 porsi 43%. >1 porsi 2%.
<1/2 porsi 0,4%.
1. Kebersihan Gigi
Kebersihan gigi anak di Desa Tanjung Mekar adalah 2 kali 72%. 1 kali 16%. 3 kali
12%.
4. Kondisi Anak
Kondisi kesehatan anak di Desa Tanjung Mekar adalah Sehat 99%. Sakit 1%.
2. Porsi Makan
Jumlah porsi makan sehari anak di Desa Tanjung Mekar adalah 1 porsi 79%. ½ porsi
15%. >1 porsi 2%. < 1/2 porsi 1%.
4. Menu Makan
Bahwa menu makan keluarga di Desa Tanjung Mekar adalah nasi, tempe, tahu,
sayur buah 45%. Nasi, tahu, tempe, sayur 44%. Nasi, tahu, tempe 7%. Lain-lain 2%.
7. Rokok perbungkus
Jumlah rokok yang dihabiskan remaja perhari <1 bungkus adalah 76,4%, 1 bungkus
sebanyak 20% dan >1 bungkus 3,67%.
6. Kontrol berobat
Sebanyak 89% keluarga tidak kontrol berobat mengenai masalah kesehatan, dan
keluarga yang kontrol berobat sebanyak 11%.
5. Aktivitas Lansia
Aktivitas lansia pada diagram diatas menjelaskan sebanyak 36,23% lansia jalan-jalan,
lansia tidak beraktivitas 24,63%, ya 15,94%, berkebun 19,56%, jogging 0,72% dan
bersepedah sebanyak 0,72% berenang 2,17% dan senam 0%.
8. ADL Lansia
Pada diagram diatas menggambarkan bahwa sebanyak 89,24% lansia masih mandiri
dalam melakukan ADLnya, 8,76% dan lansia dengan bantuan minimal, 1,99%.
A. Pendahuluan
Keperawatan komunitas adalah suatu disiplin ilmu yang memiliki cabang disiplin
ilmu lain yaitu keperawatan gerontik dan keperawatan keluarga (Hudson,1987) dan
(Robicschon,1989). Komunitas adalah kelompok social yang ditentukan oleh batas-batas
wilayah nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi
antara anggota masyarakat yang satu dengan lainya (WHO, 2005).
Selama praktek keperawatan komunitas mulai tanggal 3 april 2019 hingga 27 april
2019 mahasiswa melakukan asuhan keperawatan komunitas dengan tahap – tahap meliputi :
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Memandirikan masyarakat merupakan
tujuan dari asuhan keperawatan maka harus terlihat adanya ahli peran dimana pada awalnya
peran perawat lebih dominan dibandingkan dengan masyarakat dan akhirnya peran perawat
semakin berkurang dengan bertambahnya kemandirian masyarakat.
B. Pengkajian
Pengkajan dilakukan dengan metode survey, observasi, dan wawancara. Pengkajian
yang dilakukan yaitu berupa pengkajian data inti dan pengkajian terhadap sub system yang
mempengaruhi komunitas seperti lingkungan fisik, pendidikan kesehatan, pelayana
kesehatan, pola hidup, dan lain-lain.
Analisa (SWOT)
C. Perencanaan
Analisa (SWOT)
1. Strength (kekuatan)
Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan pendukung
diadakanya implementasi keperawatan komunitas
D. Implementasi
Implementasi yang diterapkan dalam asuhan keperawatan komunitas mencakup 8
implementasi dalam 3 diagnosa keperawatan yaitu :
Diagnosa 1
Resiko meningkatnya penyakit degenerative (hipertensi dan rematik) pada lansia di
masyarakat RT 05, RT 06 dan RT 07 di kelurahan Rajabasa Jaya Kec. Rajabasa Bandar
Lampung berhubungan dengan belum optimalnya pembinaan kesehatan lansia, kurangnya
informasi tentang kesehatan lansia.
1. Strength (kekuatan)
1) Tersedinya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan pendukung diadakanya
implementasi keperawatan komunitas
2) Implementasi disesuaikan dengan kebutuan masyarakat
3) Penentuan tempat dan waktu atas kehendak masyarakat
4) Pelaksanaan kegiatan berbarengan dengan posyandu lansia sehingga mempermudah
pengumpulan warga
Diagnosa 2
Resiko terjadinya peradangan jalan napas pada orang dewasa di kampung Bayur RT
05, RT 06 dan RT 07 Kelurahan Raja Basa Jaya Kecamatan Raja BAsa Bandar Lampung
berhubungan dengan kurang mengenal masalah kesehatan mengenai penyakit Pharingitis.
1. Strength ( Kekuatan )
Tersedinya sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan pendukung diadakanya
implementasi keperawatan komunitas
Implementasi disesuaikan dengan kebutuan masyarakat
Penentuan tempat dan waktu atas kehendak masyarakat penyakit
2. Weakness ( Kelemahan )
Pada saat pelaksanaan banyak warga yang berhalangan hadir oleh karena kepentingan
masing – masing
Kesulitan dalam mencari sarana listrik untuk memaksimalkan sarana yang digunakan dalam
penyampaian materi
3. Opportunity ( Kesempatan )
Hadirnya tokoh masyarakat yang menjadi pemacu semangat sebagian warga untuk
menghadiri kegiatan
4. Treath ( Ancaman )
Diagnosa 3
Risiko terjadinya penurunan derajat kesehatan masyarakat berhubungan dengan tidak
optimalnya wadah atau organisasi kesehatan yang ada di masyarakat Kampung Bayur RT 05,
RT 06 dan RT 07 Ddikelurahan Raja Basa Jaya Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktek keperawatan di RT. 05,06, dan 07 di lingkungan 2 kelurahan raja basa jaya
sesuai dengan tujuan praktek keperawatan komunitas yaitu melaksanakan asuhan
keperawatan berupa pengajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Praktek ini menitik
beratkan pada peran serta masyarakat yang aktif, baik dalam perencanaan, pengorganisasian,
dan pengelolaan upaya kesehatan.
Pelaksanaan keperawatan komunitas dilaksanakan dengan mengacu kepada
komunitas sebagai klien dengan menggunakan peran serta masyarakat untuk semua kegiatan,
seperti pembentukan kader lansia, pembentukan perawat kecil dan melakukan penyuluhan
sesuai dengan masalah kesehatan yang terdapat dimasyarakat.
Pembinaan komunitas ini menggunakan prinsip kerja sama dengan masyarakat dalam
hal ini ditumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dalam bidang kessehatan,
serta adanya perubahan sikap masyarakat dalam menangani masalah kesehatan, agar
diharapkan masyarakat dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
Pada pelaksanaan keperawatan komunitas di RT 05, 06, dan 07 Lingkungan 2
Kampung Bayur Kelurahan Rajabasa Jaya diharapkan masalah kesehatan, seperti Resiko
terjadinya penurunan derajat kesehatan masyarakat, Resiko meningkatnya penyakit
degeneratif (hipertensi dan rematik) pada lansia, dan Resiko terjadinya Penyakit Pharyngitis.
Masalah-masalah tersebut telah berusaha dipecahkan secara bersama- sama dengan
masyarakat melalui penyuluhan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, kelompok pada kesempatan ini mengajukan saran-
saran sebagai berikut :
1. Mengutamakan masyarakat dalam semua kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan
sehingga tercipta kemandirian masyarakat yang diinginkan.
2. Perlu adanya pembinaan yang berkesinambungan dari puskesmas terhadap kader- kader
lansia yang telah dibentuk.
3. Adanya usaha- usaha untuk memotivasi kader, seperti pelatihan dan penyelenggaraan kader
yang diadakan oleh pihak puskesmas.
4. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dari segi dana, maupun partisipasi aktif masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan.
5. Adanya tindak lanjut dari pihak kelurahan terhadap kegiatan yang telah dilakukan oleh
mahasiswa guna menjaga kesinambungan pelaksanaan kegiatan kesehatan yang dilakukan di
Desa A, Rt 01, Rw 01, Kota Bengkulu.