Anda di halaman 1dari 8

JURNAL M EDIA SAINS 1 (2) : 63-70

ISSN: 2549-7413

Fitoremediasi Limbah Cair UPT Laboratorium Analitik


Universitas Udayana Menggunakan Tanaman Eceng Gondok
(Eichhornia crassipes) Ditinjau dari Penurunan Nilai COD dan
Kandungan Logam Berat Cu dan Cr
1*
Yuliana Herman Welhelmus Djo, 1 Dwi Adhi Suastuti, 1 Iryanti Eka Suprihatin,
1
Wahyu Dwijani Sulihingtyas
1
Jurusan kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran
*E-mail: Yulianadjo12@gmail.co m

ABSTRAK
UPT Laboratorium Analitik Universitas Udayana menghasilkan limbah khususnya
limbah cair yang mengandung bahan kimia berbahaya. Sistem pengolahan limbah yaitu
Fitoremediasi menggunakan eceng gondok (Eichhornia crassipes) bertujuan untuk mengetahui
efektivitas penurunan COD (Chemical Oxygen Demand), kandungan logam berat Cu dan Cr
limbah cair laboratorium analitik dan mengetahui daya serap eceng gondok terhadap COD dan
logam berat Cu dan Cr. Penelitian ini dilakukan dengan membiarkan 840 gram eceng gondok
tumbuh dalam 5 liter sampel limbah cair UPT Laboratorium Analitik Universitas Udayana
selama 14 hari. COD dan kandungan logam berat Cu dan Cr dalam limbah diukur setiap hari
selama perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya penurunan COD, kandungan logam
berat Cu dan Cr, yang diduga akibat adanya aktivitas biologi yang mengoksidasi senyawa
organik maupun anorganik yang terkandung dalam air limbah. Konsentrasi awal COD, Cu dan
Cr sebelum perlakuan adalah 47,04; 0,375; dan 2,58 mg/L dan setelah perlakuan selama 14 hari
menjadi 26,34; 0,111; dan 0,72 mg/L. Efektivitas penurunan COD, Cu dan Cr berturut-turut
42,36%, 68,73%, dan 42,40%. Daya serap eceng gondok terhadap COD, Cu, dan Cr berturut-
turut 0,1232; 0,0016; dan 0,0051 mg/g eceng gondok.
Kata kunci: COD, daya serap, eceng gondok, fitoremediasi, limbah laboratorium

ABSTRACT
The study research processing of liquid waste of the Udayana University Analytical
Laboratory in way phytoremediation using water hyacinth (Eichhornia crassipes).
Phytoremediation using water hyacinth (Eichhornia crassipes) was conducted to reduce the
COD, Cu, and Cr contents of liquid waste of the Udayana University Analytical Laboratory.
The study was conducted by allowing 840 grams of water hyacinth to grow in 5 dm 3 of the
liquid waste for 14 days. The COD, Cu and Cr concentrations in the liquid waste were
measured everyday for 14 days, to determine the reduction efectivity and the adsorption
capacity of the water hyacinth on those parameters. Results show that all parameters dropped
within the 14 day treatment from 47.04; 0.375; and 2.58 mg/L to 26.34; 0.111; and 0.72 mg/L
for COD, [Cu], and [Cr] respectively. The reduction efectivity for the respective parameters
were 42.36%, 68.73%, and 42.4%. The adsorption capacity were 0.1232; 0.0016; and 0.0051
mg/g water hyacinth respectively.
Keywords: Adsorption,COD, Eceng Gondok, Liquid Waste, Phytoremediation

PENDAHULUAN Tingginya nilai BOD, COD, dan logam berat


Limbah laboratorium sebagian besar dalam limbah cair laboratorium disebabkan
merupakan limbah cair dengan kandungan oleh pemakaian bahan-bahan kimia selama
logam berat yang tinggi dan mempunyai nilai kegiatan di laboratorium (Trisnawati, dkk.,
BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD 2016; Rohaeti et al.,2011)
(Chemical Oxygen Demand) yang tinggi pula.

63 J. Media Sains – September 2017


Djo, Y. H. W., D. A. Suastuti, I. E. Suprihatin, W. D. Sulihingtyas / Media Sains 1 (2) (2017)

Berdasarkan sifat dan karakteristiknya dalam penelitian ini digunakan tanaman


limbah cair laboratorium termasuk dalam eceng gondok (Eichhornia crassipes) dalam
kategori limbah bahan berbahaya dan beracun metode fitoremediasi limbah cair UPT
(B3) (Suprihatin et al., 2010). Menurut laboratorium untuk menurunan nilai COD
penelitian Widyawati (2014), kegiatan di dan kandungan logam berat Cu dan Cr.
UPT. Lab Analitik Universitas Udayana rata-
rata menghasilkan limbah cair sebanyak 50 METODE PENELITIAN
L/hari dengan nilai pH sebesar 1,05 nilai Persiapan Penelitian
COD sebesar 86,1056 mg/L dan BOD Bahan-bahan yang digunakan dalam
sebesar 29,3888 mg/L. Berdasarkan data di penelitian ini adalah limbah cair UPT
atas dan mengacu pada Peraturan Gubernur laboratorium analitik Universitas Udayana.
Bali No.16 Tahun 2016 maka nilai tersebut Bahan kimia yang digunakan adalah aquades,
sudah melewati ambang batas yang telah K2 Cr2 O7 , Ag2 SO4 -H2 SO4 , Fe(NH4 )2 (SO4 )2
ditentukan untuk Baku Mutu Air Kelas III (FAS), Indikator Ferroin, CuSO 4 .5H2 O, CrO3 ,
yaitu sebesar 50 mg/L, sehingga tidak layak HNO3 , H2 SO4 . Alat yang digunakan dalam
dibuang langsung ke lingkungan. Agar penelitian ini yaitu jerigen, bak pengolahan
memenuhi baku mutu, limbah ini harus dengan volume 10 Liter, pipet volume, pipet
diolah. tetes, beaker glass, corong, seperangkat alat
Salah satu alternatif teknologi yang dapat refluks, seperangkat alat titrasi, bola hisap,
digunakan untuk mengolah limbah cair kertas saring, dan ICP.
adalah teknik fitoremediasi. Fitoremediasi
adalah upaya penggunaan tanaman untuk Penyiapan Sampel Limbah Cair
dekontaminasi limbah. Salah satu jenis Sampel limbah cair laboratorium diambil
tanaman yang dapat digunakan untuk dari pembuangan limbah cair UPT
meremediasi limbah adalah eceng gondok Laboratorium Analitik Universitas Udayana.
(Eichhornia crassipes). Eceng gondok Limbah cair ditampung pada pukul 09.00-
merupakan gulma air karena petumbuhannya 15.00 sebanyak 10 L menggunakan jerigen
yang begitu cepat. Karena pertumbuhan yang yang sebelumnya telah dibilas dengan
cepat maka eceng gondok dapat menutupi aquades dan sampel limbah cair sebanyak 3
permukaan air dan menimbulkan masalah kali. Sampel limbah cair dianalisis nilai COD
pada lingkungan. Namun disisi lain, eceng dan kandungan logam berat Cu dan Cr.
gondok bermanfaat karena mampu menyerap
zat organik, zat anorganik serta logam berat Penyediaan Tanaman Eceng Gondok
yang merupakan bahan pencemar. Eceng (Eichhornia crassipes)
gondok juga termasuk tumbuhan yang Tanaman yang digunakan adalah
memiliki toleransi tinggi terhadap logam tanaman eceng gondok (Eichhornia
berat karena mempunyai kemampuan crassipes) yang diambil secara langsung dari
membentuk fitokelatin dimana senyawa sungai Badung di sekitar Pesanggaran Tanah
peptide yang dihasilkan oleh tanaman mampu Kilap. Tahap pertama yang dilakukan adalah
mengkhelat logam dalam jumlah yang besar aklimatisasi eceng gondok yang bertujuan
(Salisbury,1995). untuk mengatur kondisi tanaman agar dapat
Eceng gondok telah banyak dimanfaatkan beradaptasi dengan kondisi air limbah yang
dalam meremediasi lingkungan, seperti oleh akan diolah. Aklimatisasi dilakukan dengan
Xia H & Ma X (1996) untuk mereduksi memasukkan eceng gondok pada bak yang
pestisida Phospor, oleh Verma, dkk (2005) berisi air bersih dengan waktu pelaksanaan
untuk manyerap Pb dan Zn sebesar 17,6- selama 14 hari sebelum dipindahkan ke
80,3% dan 16,6-73,4% dari efluen industri dalam bak pengolahan. Jenis tanaman yang
kertas. Namun dari penelitian-penelitian digunakan ditentukan dengan cara
tersebut, belum ada yang melaporkan tentang determinasi untuk mendapatkan tanaman
sistem fitoremediasi menggunakan tanaman berwarna yang sejenis, hijau segar dan
eceng gondok untuk menurunkan nilai COD memiliki ukuran yang relatif sama untuk
dan kandungan logam berat Cu dan Cr pada setiap jenis tanaman air. Tanaman eceng
limbah cair laboratorium. Oleh karena itu gondok (Eichornia crassipes) yang

64 J. Media Sains – September 2017


Djo, Y. H. W., D. A. Suastuti, I. E. Suprihatin, W. D. Sulihingtyas / Media Sains 1 (2) (2017)

digunakan memiliki spesifikasi dengan 14 hari. Data yang diperoleh dari pengukuran
kriteria: jumlah daun 3-6 helai, daun yang nilai COD dan kandungan logam berat Cu
masih segar dan tidak menguning, tinggi dan Cr dalam sampel limbah cair UPT
tanaman 10-15 cm. laboratorium analitik kemudian diplotkan
terhadap waktu perlakuan sehingga diperoeh
Proses Fitoremediasi Limbah Cair UPT kurva yang menunjukkan kemampuan eceng
Laboratorium Analitik Pemeriksaan awal gondok dalam proses fitoremediasi. Pada
Sampel limbah cair UPT Laboratorium setiap hari, sampel diambil untuk diukur
Analitik sebanyak 10 liter ditempatkan pada 2 konsentrasi COD dan logam berat Cu dan Cr.
buah bak masing-masing berukuran 47,5 cm
x 32,5 cm x 30,5 cm. Eceng gondok dengan Analisis Data
ukuran, umur, dan jumlah yang sama yang Analisis data dilakukan dengan cara
telah diaklimatisasi diletakkan dalam bak A rekapitulasi data hasil pengujian terhadap
yang berisi limbah cair. Bak B digunakan kemapuan eceng gondok (Eichhornia
sebagai kontrol dimana pada bak ini tidak crassipes) dalam menurunkan nilai COD dan
berisi tanaman eceng gondok hanya berisi kandungan logam berat Cu dan Cr pada
limbah cair. Perlakuan diberikan pada bak keadaan awal dan akhir setelah pengolahan.
pengolahan A yaitu variasi waktu kontak Data yang diperoleh dibuat grafik untuk
antara eceng gondok dengan limbah cair. masing-masing parameter yaitu nilai COD
Adapun waktu kontak yang digunakan adalah dan kandungan logam berat Cu dan Cr
1 sampai 14 hari. Pada setiap waktu kontak terhadap kontrol kemudian dibandingkan
diambil sampel limbah masing-masing dengan baku mutu air kelas III berdasarkan
sebanyak 75 mL untuk analisis COD dan Peraturan Gubernur Bali No.16 Tahun 2016.
analisis kandungan logam berat Cu dan Cr.
Bak B digunakan sebagai kontrol yang juga HASIL DAN PEMBAHASAN
disampling tiap waktu kontak 1 sampai 14 Penurunan Nilai COD Pada Limbah Cair
harihari dengan sampling dilakukan ulangan UPT Lab.Analitik Universitas Udayana
sebanyak 3 kali (Dwijayanti, 2016). Kemampuan eceng gondok dalam
Pengamatan dilakukan dengan menurunkan nilai COD pada limbah cair UPT
mengukur nilai COD dan kandungan logam Lab Analitik Universitas Udayana selama 14
berat Cu dan Cr pada waktu kontak 1 sampai hari disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1.Penurunan COD oleh sistem fitoremediasi

Berdasarkan Gambar 1 nilai COD mencapai 26,3424 mg/L. Hal ini disebabkan
selama pengolahan limbah secara oleh mikroorganisme yang terdapat pada akar
fitoremediasi menggunakan eceng gondok eceng gondok, dimana proses fitoremediasi
mengalami penurunan. Nilai terendah ini memiliki peranan penting dalam
diperoleh pada pengolahan hari ke 14 yaitu menyerap kandungan pencemar organik.

65 J. Media Sains – September 2017


Djo, Y. H. W., D. A. Suastuti, I. E. Suprihatin, W. D. Sulihingtyas / Media Sains 1 (2) (2017)

Tumbuhan dapat menyerap pencemar sejauh Persenyawaan:


akar tanaman tersebut tumbuh. CHONS + O2 + Mikroorganisme + Energi 
Mikroorganisme yang tumbuh pada akar C5 H7 NO2
eceng gondok ini semakin efektif dalam Reaksi ini berlangsung di perairan
menurunkan nilai COD karena jumlah yang mengandung limbah organik (Singh et
mikroorganisme semakin banyak dan al.,2014). Mikroorganisme yang berada di
mikroorganisme tersebut semakin mampu fase eksponensial, yaitu suatu kondisi terjadi
beradaptasi dengan lingkungan tersebut peningkatan jumlah sel karena
(Setiadi dkk.,2013). mikroorganisme mengalami fase
Berdasarkan penelitian Setiadi pertumbuhan. Pada fase eksponensial, jumlah
dkk,(2013) bahwa proses penurunan mikroorganisme mencapai jumlah maksimal
konsentrasi pencemar dalam air limbah sehingga limbah organik dapat didegrasi
menggunakan tanaman air merupakan dengan maksimal (Suyasa, 2015). Hal
kerjasama antara tumbuhan dengan tersebut telah sesuai dengan penelitian ini
mikroorganisme yang berasosiasi dengan yaitu pada hari ke 14 telah terjadi penurunan
tumbuhan tersebut. Pertama air limbah maksimal pada limbah laboratorium UPT
dioksidasi untuk melepaskan energi yang Analitik.
digunakan oleh mikroorganisme untuk
pemeliharaan dan pembentukan sel baru. Penurunan Kandungan Logam Berat Cu
Limbah organik mengandung CHONS dan Cr
(carbon, hydrogen, oxygen, nitrogen, Berdasarkan penelitian yang telah
sulphur) dan C5H7NO2 mewakili serat sel dilakukan, penurunan kandungan logam berat
tersebut, dimana reaksinya adalah : Cu dan Cr pada sampel limbah cair UPT Lab
Oksidasi: Analitik Universitas Udayana dapat dilihat
CHONS + O2 + Energi  CO2 + H2 O + NO3 pada Gambar 2 dan Gambar 3.
+ Produk + energi

Gambar 2. Konsentrasi Cu dengan fitoremediasi

Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa Tahun 2016 yaitu 0,02 mg/L. Berdasarkan
penurunan kadar Cu terendah terjadi pada penelitian Ratnani (2012) belum efektifnya
perlakuan hari ke 14 yaitu 0,111 mg/L. penurunan konsentrasi Cu disebabkan oleh
Rendahnya kadar Cu disebabkan oleh kemampuan eceng gondok lebih optimal
sebagian Cu telah diserap oleh tanaman eceng dalam menyerap senyawa nitrogen dan fosfor
gondok. Tetapi konsentrasi Cu hingga yang tercemar, sehingga untuk menyerap
pengolahan hari 14 masih di atas baku mutu logam eceng gondok masih kurang optimal.
kualitas air berdasarkan PerGub Bali No 16

66 J. Media Sains – September 2017


Djo, Y. H. W., D. A. Suastuti, I. E. Suprihatin, W. D. Sulihingtyas / Media Sains 1 (2) (2017)

Logam Cu merupakan logam Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat


esensial, dimana jika dalam konsentrasi bahwa kadar Cr terendah diperoleh pada
rendah akan memacu pertumbuhan eceng perlakuan fitoremediasi hari ke 14 sebesar
gondok sedangkan dalam konsentrasi tinggi 0,72 mg/L dibandingkan dengan kontrol yaitu
dapat menghambat pertumbuhan. Menurut 1,25 mg/L. Konsentrasi logam Cr didedagrasi
Palar (1994), biota di perairan cukup peka oleh mikroorganisme perairan, hal ini terbukti
dengan adanya kelebihan logam Cu di pada kontrol juga terjadi penurunan nilai Cr.
perairan. Dari hasil tersebut, maka penurunan Selama 14 hari proses pengolahan, sistem
konsentrasi logam Cu pada limbah fitoremediasi oleh eceng gondok belum
laboraturium Analitik Unud masih belum bisa efektif dalam menurunkan konsentrasi Cr
memenuhi baku mutu. untuk mencapai konsentrasi di bawah baku
mutu.

Gambar 3. Konsentrasi Cr dengan fitoremediasi

Penggunaan sistem fitoremediasi enzim plastosianin yang berguna dalam


menggunakan eceng gondok bertujuan proses fotosintesis yang merangsang
menjadikan bioakumulator pencemaran air pembelahan sel pada eceng gondok (Tangio,
karena kemampuannya dalam 2015). Tetapi pada penelitian ini penggunaan
mengakumulasi logam berat. Ini sistem fitoremediasi menggunakan tanaman
dimungkinkan karena pada akar eceng eceng gondok belum optimal dalam
gondok terdapat mikroorganisme (rhizosfera) menurunkan pencemar logam Cu dan Cr pada
yang mampu mengurai senyawa organik, limbah laboratorium Analitik Unud. Hal ini
anorganik bahkan logam berapat di perairan mungkin karena tingginya konsentrasi logam
yang digunakan sebagai sumber makanan. dalam limbah dan seperti yang diungkapkan
Selain itu, mikroorganisme ini juga mampu oleh Sutrisno dkk (2009), belum optimalnya
mengubah Cr anorganik menjadi Cr organik kemampuan mikroorganisme yang menempel
yang selanjutnya diserap oleh akar eceng pada akar eceng gondok dalam menguraikan
gondok dan digunakan sebagai kofaktor dari senyawa logam berat tersebut.

67 J. Media Sains – September 2017


Djo, Y. H. W., D. A. Suastuti, I. E. Suprihatin, W. D. Sulihingtyas / Media Sains 1 (2) (2017)

Tabel 1. Efektivitas Fitoremediasi dan Daya Serap Eceng Gondok

Efektivitas (%)
Waktu (Hari)
COD Cu Cr
1 10,71 5,67 5,92
3 31,48 7,92 9,99
5 32,08 30,25 14,52
7 39,62 37,29 22,60
9 39,22 44,66 33,60
11 40,00 61,79 37,90
14 42,86 68,73 42,4

Efektivitas penurunan kadar COD, empat faktor yang disebutkan diatas.


logam Cu dan Cr pada air limbah Efektivitas yang cukup tinggi disebabkan
laboratorium secara fitoremediasi. Efektivitas logam Cu yang terlarut di dalam air dapat
eceng gondok dalam menurunkan kadar direduksi oleh mikroba rhizosfera yang
COD, logam Cu dan Cr pada air limbah terdapat pada akar eceng gondok dengan cara
laboratorium memiliki pola yang cenderung menyerapnya dari perairan dan sedimen
linear atau mengalami peningkatan. Untuk kemudian mengakumulasikan bahan terlarut
COD, terjadi peningkatan efektivitas ini kedalam struktur tubuhnya. Disamping itu
penurunan dari hari ke-1 hingga ke-14, yakni mikroba rhizosfera mampu mengubah Cu
dari 10,71% menjadi 42,86%. Berbeda halnya anorganik menjadi Cu organik yang
dengan logam Cu dan Cr, pada hari ke-1 kemudian akan diserap oleh akar eceng
kedua logam menunjukkan nilai efektivitas gondok dan digunakan sebagai kofaktor
yang cenderung tidak berbeda jauh, yakni (metalloenzim) dari enzim plastosianin yang
5,67% dan 5,92%, secara berurutan untuk berguna dalam proses fotosintesis yaitu untuk
logam Cu dan Cr. Sedangkan pada hari ke- merangsang pembelahan sel eceng gondok
14, terjadi perbedaan yang signifikan pada (Setyowati dkk.,2015). Menurut Mahmud
efektivitas dari kedua logam tersebut, yakni dkk.(2015), mekanisme penyerapan dan
68,73% untuk Cu dan 42,4 % untuk Cr. akumulasi logam berat oleh tumbuhan dibagi
Efektivitas penurunan COD dapat menjadi tiga proses yaitu penyerapan oleh
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni (a) akar lewat pembentukan suatu zat khelat yang
volume reaktor, (b) waktu tinggal padatan disebut fitosiderofor yang akan mengikat
atau substrat, (c) kandungan oksigen dan logam berat dan membawanya ke dalam sel
volume lumpur, serta (d) jumlah tanaman akar, selanjutnya proses translokasi logam
yang diaplikasikan pada proses fitoremediasi dari akar ke bagian lain tumbuhan melalui
(Dewi dkk, 2016; Trisnawati, dkk, 2016). jaringan pengangkut xylem dan floem dan
Efektvitas parameter COD mengalami yang terakhir adalah lokaslilasi logam pada
peningkatan dari hari pertama hingga 14. Ini bagian sel tertentu untuk menjaga agar tidak
disebabkan oleh oleh proses fitoremediasi menghambat metabolisme tanaman tersebut.
tanaman eceng gondok dalam menyerap Berbeda halnya pada logam Cr, nilai
polutan organik melalui akarnya. Selanjutnya efektivitas yang didapatkan berada di bawah
senyawa organik yang diserap akan masuk ke logam Cu. Pada sistem transportasi akar
batang melalui pembuluh pengangkut eceng gondok, absorbsi logam Cu dan Cr
kemudian menyebar ke seleuruh bagian mengalami kompetisi. Logam Cu merupakan
tanaman eceng gondok. Senyawa organik mikronutrien yang diperlukan oleh tanaman
selanjutnya akan mengalami reaksi biologi eceng gondok dalam proses metabolismenya.
dan terakumulasi di batang tanaman untuk Oleh karenanya logam Cu akan diserap oleh
diteruskan ke daun (Ratnani, 2012, akar lebih dahulu dibanding dengan logam Cr
Dwijayanti, dkk.,2016). (Irhamni dkk, 2015).
Efektivitas penurunan konsentrasi Cu Efektivitas tertinggi dihasilkan pada
yang cukup tinggi mengindikasikan logam Cu yaitu mencapai 68,73%,
terdapatnya faktor yang berperan selain menunjukkan bahwa persentase efektivitas

68 J. Media Sains – September 2017


Djo, Y. H. W., D. A. Suastuti, I. E. Suprihatin, W. D. Sulihingtyas / Media Sains 1 (2) (2017)

penurunan pencemaran parameter Cu telah Mayun Laksmiwati,S.Si.,M.Si dan I Made


efektif (>50%). Penurunan tertinggi Wisnu Adhi Putra yang telah memberikan
disebabkan logam Cu merupakan logam masukan serta kritikan demi kesempurnaan
essensial yang dalam konsentrasi tertentu dan kelancaran penelitian, penulisan skripsi,
dibutuhkan oleh mikroorganisme sebagai hingga penyusunan jurnal ini.
koenzim dalam proses metabolisme tubuh
(Fitriyah dkk, 2013). REFERENSI
Daya serap diperoleh melalui Mahmud, M., Fitryane Lihawa, Ishak Isam
pengurangan konsentrasi awal dengan Indriaty M Patuti. 2015. Fitoremediasi
konsentrasi sisa dimana konsentrasi sisa dari sebagai Alternatif Pengurangan
tiap-tiap perlakuan didapatkan dengan Limbah Merkuri Akibat Penambangan
menggunakan ICP dapat diketahui Emas Tradisional di Ekosistem Sungai
berdasarkan rumus berikut: Tulabolo Kabupaten Bone Bolango.
Jurnal. Universitas Negeri Gorontalo.
( kadar awal  kadar akhir ) ( mg ) Fitriyah, A W., Yudhi Utomo., Irma K.
daya serap 
berat eceng gondok (g) Kusumaningrum. 2013. Analisis
Kandungan Tembaga (Cu) dalam Air
Berdasarkan formula tersebut dapat diketahui dan Sedimen di Sungai Surabaya.
daya serap eceng gondok terhadap logam Cu Jurnal Kimia. Universitas Negeri
0,0016 mg/g eceng gondok, Cr 0,0051 mg/g Malang. Malang
eceng gondok dan COD 0,1232 mg/g eceng Dewi,K.S.P.,Suarya.,I.E.Suprihatin.,W.D.Suli
gondok . Daya serap tersebut tergantung pada hingtya 2016. Penurunan BOD, COD,
karakteristik limbah dan konsentrasi limbah dan Zat Warna Limbah Pencelupan
yang diolah. Berdasarkan penelitian Rorong dengan Fitoekraksi menggunakan
dan Edy (2010), dijelaskan bahwa konsentrasi Kiambang (Salvinia natans). Jurnal
logam dalam limbah juga mempengaruhi Bumi Lestari, Vol. 16 No.1 : 11-15.
pertumbuhan tanaman; dengan meningkatnya Dwijayanti,N.P.A.,I.E.Suprihatin.,D.Putra,
konsentrasi logam dalam limbah maka 2016. Fitoekstraksi Cu, Cr, dan Pb
pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Limbah Tekstil dengan Tumbuhan
Kemampuan eceng gondok dalam menyerap Kiambang (Pistia stratiotes L). Jurnal
pencemar disebabkan oleh akarnya yang Kimia 10 (2), Juli 2016:275-280.
bercabang-cabang halus, yang digunakan Hardyanti, N. dan S.S.Rahayu. 2007.
oleh mikroorganisme sebagai tempat Fitoremediasi Phospat Dengan
pertumbuhan. Pemanfaatan Enceng Gondok
(Eichhornia Crassipes) (Studi Kasus
SIMPULAN Pada Limbah Cair Industri Kecil
Sistem Fitoremediasi dengan eceng Laundry). Jurnal PRESIPITASI. Vol. 2
gondok selama 14 hari dapat menurunkan No.1 Maret 2007, ISSN 1907-187X
nilai COD sebesar 20,7 mg/L, logam Cu dan Irhamni., Setiaty P., Edison P., Wirsal H.
Cr masing-masing sebesar 0,264 dan 0,86 2015. Kajian Akumulator Beberapa
mg/L, dengan efektivitas penurunan berturut- Tanaman Air dalam Menyerap Logam
turut sebesar 38,15%, 63,06% dan 36,48%. Berat Secara Fitoremediasi. Jurnal.
Daya serap eceng gondok dalam sistem FKM Universitas Sumatera Utara.
fitoremediasi untuk COD sebesar 0,1232 Medan.
mg/g eceng gondok, logam Cu dan Cr Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi
masing-masing 0,0016 mg/g eceng gondok Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta.
dan 0,0051 mg/g eceng gondok Ratnani, R.D,. 2012. Kemampuan Kombinasi
Eceng Gondok dan Lumpur Aktif
TERIMA KASIH untuk Menurunkan Pencemaran pada
Pada kesempatan ini penulis ingin Limbah Cair Industri Tahu.
mengucapkan terima kasih kepada Dra. Momentum, Vol.8 No.1,: 1-5.
Emmy Sahara, M.Sc (Hons), A.A.Istri Agung Rohaeti Eti.,F.T.Nenny.,dan B.Imadia
2011.Pengolahan Limbah Cair Dari

69 J. Media Sains – September 2017


Djo, Y. H. W., D. A. Suastuti, I. E. Suprihatin, W. D. Sulihingtyas / Media Sains 1 (2) (2017)

Kegiatan Praktikum Analisis Spot Test Sutrisno, R Artanti., T. Dewi. 2009.


Dengan Koagulasi Menggunakan Fitoremediasi untuk Rehabilitasi Lahan
Polialuminium Klorida, Prosiding Pertanian Tercemar Kadmium (Cd)
Seminar Nasional Teknologi dan Tembaga (Cu). Jurnal Tanah dan
Pengelolaan Limbah IX ISSN 1410- Iklim No. 30/2009. ISSN 1410-7244.
6086. Pati
Rorong J A., Edi S. 2010. Analisis Fitokimia Tangio J, S. 2015. Adsorpsi Logam Timbal
Enceng Gondok (Eichhornia (Pb) dengan menggunakan Biomassa
crasssipes) dan Efeknya sebagai Agen Eceng Gondok (Eichhornoacrassipes).
Photoredusi Fe3+. Jurnal Kimia. Chem Jurnal. FMIPA Universitas Negeri
Prog Vol. 3, No. 1. Mei 2010. Manado. Gorontalo.
Setyowati, S., Nanik H.S., Erry W. 2015. Verma, V.K., R.K Gupta, dan J.P.N Rai.
Kandungan Logam Tembaga (Cu) 2005. Biosorption of Pb and Zn from
dalam Eceng Gondok (Eichhornia pulp and paper industry effluent by
crasipes) Perairan dan Sedimen water hyacinth (Eichhornia crassipes).
Berdasarkan Tata Guna Lahan di http://www.niscair.res.in/ScienceCom
Sekitar Sungai Banger Pekalongan. munication/ResearchJournals/rejour/Jsi
Jurnal. FMIPA UNDIP. r/jsir2k5/jsir_oct05.asp. IPC Code:
Setiadi, Tjandra., Pertiwi, Fransisca I., C02F3/32. Cited : 8 Mei 2016
Widyarsa, Irma I., 1999. Trisnawati, N, Putra Manuaba. Iryanti E S.
Pengolahan Limbah Cair Industri 2016. Fitodegradasi dengan Tanaman
Tekstil yang Mengandung Zat Pacing (Speciosus cheilocostus) untuk
Warna Azo Reaktif dengan Proses Menurunkan Kandungan Pb,Cd,dan
Gabungan Anaerob dan Aerob, Hg//Limbah Cair Laboratorium. Jurnal
Laboratorium Mikrobiologi dan Cakra Kimia, Vol 4, No 1.
Teknologi Bioproses, Jurusan Widyawati, Y, R, 2014. Efektivitas Lumpur
Teknik Kimia Institut Teknologi Aktif (Activated Sludge) Dalam
Bandung, Bandung. Menurunkan Nilai BOD (Biological
Suprihatin dan Indrasti Nastiti Siswi. 2010. Oxygen Demand) Pada Limbah Cair
Penyisihan Logam Berat Dari Limbah UPT. Lab Analitik Universitas
Cair LAboratorium dengan Metode Udayana. Skripsi. Jurusan Kimia
Presipitasi dan Adsorpsi. Makara Universitas Udayana. Jimbaran.
Sains. Vol. 14 No. 1: 44-50

70 J. Media Sains – September 2017

Anda mungkin juga menyukai