Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN

ABORTUS

D0SEN PENGAMPU : Ani Rahmadhani Kaban., S.Kep., Ns., M. Kep

Disusun Oleh :
Nama : Andre Elri (2001061010)
Dina Satifa (2001061013)
Kartika Dwi Lestari (2001061019)
Prodi : D3 Keperawatan
Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN


INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan juga karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaiakan makalah

ini tepat pada waktunya yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS”

Makalah ini memberikan informasi tentang asuhan keperawatan pada pasien

abortus. Sehingga mahasiswa dapat dan memahami dalam membuat asuhan

keperawatan mengenai abortus.

Diakhir kata, saya ucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang telah

membantu saya menyelesaikan makalah ini mulai dari awal sampai makalah ini selesai

dikerjakan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan apa yang baik untuk

segala usaha yang kita lakukan. Aamiin. Dan saya meminta maaf jikalau ada kata – kata

saya yang kurang berkenan di dalam makalah ini.

Medan, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTRA ISI .................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .......................................... 3
2.1 Pengertian Abortus ............................................................................ 3
2.2 Etiologi Abortus .................................................................................. 3
2.3 Pathwey ............................................................................................... 5
2.4 Patofisiologi ........................................................................................ 5
2.5 Klasifikasi ........................................................................................... 6
2.6 Komplikasi ......................................................................................... 8
2.7 Pemeriksaan Penunjang ................................................................... 8
2.8 Penatalaksanaan ................................................................................. 8
BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN .............................. 10
3.1 Pengkajian .......................................................................................... 10
3.2 Riwayat Kesehatan ............................................................................ 11
3.3 Data Objektif ...................................................................................... 15
3.4 Analisa Data ........................................................................................ 19
3.5 Diagnosa Keperawatan ...................................................................... 20
3.6 Intervensi Keperawatan ..................................................................... 20
3.7 Implementasi ...................................................................................... 23
3.8 Evaluasi .............................................................................................. 25
BAB IV : PENUTUP ............................................................. 29
4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 30
4.2 Saran ................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingginya angka kematian maternal dan perinatal masih menjadi masalah yang
besar di dunia. Dilaporkan bahwa kematian maternal diakibatkan oleh berbagai
komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Abortus merupakan salah satu
bentuk komplikasi dalam kehamilan. Abortus berhubungan dengan berbagai faktor yaitu
faktor ibu 65%, faktor janin 20%, dan faktor plasenta 15%. Diantara ketiga faktor
tersebut, penyebab paling banyak terjadinya abortus adalah faktor ibu yang meliputi
umur, paritas, anemia, penyakit ibu, dan sosial ekonomi (Sugiarti, 2010).

Frekuensi abortus spontan di Indonesia adalah 10%-15% dari 5000.000 kehamilan


setiap tahunnya atau 500.000-750.000. sedangkan abortus buatan sekitar 750.000-
1.500.000 setiap tahunnya. Frekuensi ini dapat mencapai 50% bila diperhitungkan
mereka yang hamil sangat dini, terlambat haid beberapa hari sehingga wanita itu sendiri
tidak mengetahui bahwa ia sudah hamil. Angka kematian karena abortus mencapai 2500
setiap tahunnya.

Ada tiga penyebab klasik kematian ibu yaitu perdarahan, keracunan kehamilan dan
infeksi. Sebenarnya ada penyebab ke 4 yaitu abortus. Menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) 15-50% kematian ibu disebabkan oleh abortus. Komplikasi abortus
berupa perdarahan atau infeksi dapat menyebabkan kematian. Itulah sebabnya rnengapa
kematian ibu yang disebabkan abortus sering tidak muncul dalam laporan kematian, tapi
dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis (Azhari, 2002, Abraham, 2010).

Sebagian besar trauma tumpul yang cukup berat dalam kehamilan disebabkan oleh
kecelakaan lalu lintas, jatuh dan penyerangan langsung. Pada kasus kecelakaan lalu
lintas penyebab dari terjadinya kecelakaan dilihat dari faktor korban (korban yang
mabuk atau dibawah pengaruh obat), serta perkiraan jangka waktu antara terjadinya
kecelakaan dan kematian (survivability), yang dikaitkan dengan penentuan faktor apa
saja yang menyebabkan kematian, kecelakaan itu sendiri atau keterlambatan

1
pertolongan yang diberikan karena adanya hambatan dalam transportasi korban dan lain
sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yaitu :

1. Apa itu abortus?


2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Abortus?
1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui mengenai abortus dan
Asuhan Keperawatan pada pasien Abortus.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Abortus

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan
sel sperma) pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin 500 gram,
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup
dari janin sebelum diberi kesempatan untuk tumbuh (Nugroho, 2012).

Abortus atau keguguran adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat


bertahan hidup, yaitu sebelum kehamilan berusia 22 minggu atau berat janin belum
mencapai 500 gram. Abortus biasanya ditandai dengan terjadinya perdarahan pada
wanita yang sedang hamil, dengan adanya peralatan USG, sekarang dapat diketahui
bahwa abortus dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pertama adalah abortus karena
kegagalan perkembangan janin dimana menunjukkan kantong kehamilan yang kosong,
sedangkan yang kedua adalah abortus karena kematian janin, dimana janin tidak
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti denyut jantung atau pergerakan yang sesuai
dengan usia kehamilan (Obstetric patologi FK UNPAD).

2.2 Etiologi Abortus

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan abortus antara lain :

 Faktor janin

Faktor penyebab keguguran adalah kelainan genetik ini terjadi pada 50-
60% kasus keguguran, faktor lainnya yang paling sering dijumpsai pada abortus
adalah gangguan pertumbuhan zigot, embrio, janin atau plasenta,kelainan
biasanya menyebabkan abortus pada trimester pertama:

a Kelainan telur, telur kosong (blighted ovum) , kerusakan embrio atau


kelainan kromosom.
b Embrio dengan kelainan lokal,
c Abnormalitas pembentukkan plasenta(hipoplasi trofoblas)

3
 Faktor ibu
a. Kelainan endokrin (hormonal)misalnya kekurangan tiroid, kencing
manis
b. Faktor kekebalan (imunnologi), misalnya pada penyakit lupus, anti
phospholipid
c. Infeksi, diduga akibat beberapa virus seperti cacar air, campak jerman,
toksoplasma, herpes, kiamidia
d. Kelemahan otot leher rahim
e. Kelainan bentuk rahim
 Faktor bapak

Kelainan kromosom dan infeksi sperma diduga dapat menyebabkan


abortus.

 Faktor genetik

Sekitar 5 % abortus terjadi karena faktor genetik. Paling sering


ditemukan kromosom trisomi dengan trisomi 16. Penyebab paling sering
menimbulkan abortus spontan adalah abnormalitas kromosom pada janin.
Sekitar 3-5% pasangan memiliki riwayat abortus spontan yang berulang salah
satu dari pasangan nenbawa sifat kromosom yang abnormal.identifikasi dapat
dilakukan dengan pemeriksaan kariotipe dimana bahan pemeriksaan diambil dari
darah tepi pasangan tersebut.

 Faktor infeksi

Infeksi termasuk infeksi yang diakibatkan oleh TORC (Toksoplasma,


Rubella, Cytomegalovirus) dan malaria. Infeksi intrauterin yang menyebabkan
abortus spontan berulang.

 Faktor penyakit-penyakit kronis yang melemahkan pada awal kehamilan,


penyakit-penyakit kronis yang melemahkan keadaan ibu hamil, seperti
penyakit tuberkulosis atau karsinomatosis jarang menyebabkan abortus,
sebaliknya pasien penyakit tersebut sering meninggal dunia tanpa melahirkan.

4
 Faktor Nutrisi

Malnutrisi umumnya yang sangat berat dan paling besar menjadi


predisposisi abortus. Meskipun demikian, belum ditemukan bukti yang
menyatakan bahwa defisiensi salah satu/semua nutrien dalam makanan
merupakan suatu penyebab abortus yang paling penting.

 Obat-obat rekreasional dan toksin lingkungan.


 Faktor psikologi
Dibuktikan bahwa ada hubungan antara abortus yang berulang dengan
keadaan mental akan tetapi belum dijelaskan sebabnya.
2.3 Pathway

Kehamilan

Perdarahan
desidu basalis

Hasil konsepsi
terlepas

Perdarahan
berlebih Abortus

Nyeri abdomen
Resiko syok
(Hipovolemi)

Gangguan rasa
Kekurangan nyaman
volume cairan
2.4 Patofisiologi

Pada awal kehamilan terjadi perdarahan dalam desidu basalis, diikuti nerloisi
jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing didalam

5
uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkonsentrasi untuk mengeluarkan benda asing
sehingga menyebabkan nyeri abdomen. Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan
dalam berbagai bentuk, ada kalanya kantung amnion kosong atau tampak didalamnya
benda kecil tanpa bentuk yang jelas (bleghted ovum), mungkin pula janin telah mati
lama (mised aborted).

2.5 Klasifikasi

Klafikasi abortus menurrut (Cunningham, 2013) dibagi menjadi dua yaitu :

1. Abortus Spontan :

Yaitu abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis untuk
mengosongkan uterus, maka abortus tersebut dinamai abortus spontan. Kata
lain yang luas digunakan adalah keguguran (miscarriage). Keguguran adalah
setiap kehamilan yang berakhir secara spontan sebelum janin dapat bertahan.
Sebuah keguguran secara medis disebut sebagai aborsi spontan. WHO
mendefenisikan tidak dapat bertahan hidup sebagai embrio atau janin seberat
500 gram atau kurang, yang biasanya sesuai dengan usia janin (usia
kehamilan) dari 20 hingga 22 minggu atau kurang. Aspek klinis abortus
spontan dibagi menjadi lima subkelompok, yaitu:

a Threatened Miscarriage (Abortus Iminens)

Adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada usia


kehamilan 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan
tanpa adanya dilatasi serviks. Yang pertama kali muncul biasanya
adalah perdarahan, dan beberapa jam sampai beberapa hari kemudian
terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus mungkin terasa di anterior dan
jelas bersifat ritmis : nyeri dapat berupa nyeri punggung bawah yang
menetap disertai perasaan tertekan di panggul atau rasa tidak nyaman
atau nyeri tumpul di garis tengah suprapubis.

b Inevitable Miscarriage (Abortus Tidak Terhindarkan)

6
Yaitu Abortus tidak terhindarkan (inevitable) ditandai oleh
pecah ketuban yang nyata disertai pembukaan serviks.

c Incomplete Miscarriage (Abortus tidak lengkap)


Pada abortus yang terjadi sebelum usia gestasi 10 minggu, janin
dan plasentabiasanya keluar bersama-sama, tetapi setelah waktu ini
keluar secara terpisah. Apabila seluruh atau sebagian plasenta tertahan
di uterus, cepat atau lambatakan terjadi perdarahan yang merupakan
tanda utama abortus inkomplet.
d Missed Abortion

Hal ini didefenisikan sebagai retensi produk konsepsi yang


telah meninggal in utero selama 8 minggu. Setelah janin meninggal,
mungkin terjadi perdarahan pervaginam atau gejala lain yang
mengisyaratkan abortus iminens, mungkin juga tidak. Uterus
tampaknya tidak mengalami perubahan ukuran, tetapi
perubahanperubahan pada payudara biasanya kembali seperti semula.

e Recurrent Miscarriage atau Abortus Habitualis (Abortus Berulang)

Keadaan ini didefinisikan menurut berbagai kriteria jumlah dan


urutan, tetapi definisi yang paling luas diterima adalah abortus spontan
yang terjadi berturut-turut selama tiga kali atau lebih.

2. Abortus Provokatus (abortus yang sengaja dibuat) :

Yaitu menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar


tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup di luar kandungan
apabila kehamilan belum mencapai 100 gram, walaupun terdapat kasus bayi
dibawah 100 gram bisa hidup di luar tubuh. Abortus ini dibagi 2 yaitu :

a Abortus medisinalis

Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena


tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat

7
membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu
mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.

b Abortus kriminalis

Yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang


tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya
dilakukan secara sembunyisembunyi oleh tenaga tradisional.

2.6 Komplikasi

Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi, infeksi dan
syok.

a Perdarahan dapat dilatasi dengan pengobatan uterus dari sisa-sisa hasil


konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah.
b Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
posisi hipertrofleksi.
c Infeksi dalam uterus yang adex dapat terjadi dalam setiap abortus, tetapi
biasanya didapatkan pada bortus inkomplit yang berkaitan erat dengan
suatu abortus yang tidak aman.
d Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemarogik) dan
karena infeksi berat (syok endoseptik).
2.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah
abortus.
2. Pemeriksaan doopler atau USG untuk menentukan apakah janin ,asih hidup.
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missed abortion.
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan abortus imminens dipakai cara konservatif, meliputi:

1. Istirahat baring

8
Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena
cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan
berkurangnya rangsangan mekanis.
2. Coitus dilarang selama 2 minggu setelah perdarahan berhenti
3. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg. berikan preparat
hematinik misalnya sulfas ferosus 600-1000 mg.
4. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
5. Periksa denyut nada nadiu dan suhu tubuh dua kali sehari bila klien tidak
panas dan tiap empat jam bila panas pasien.
6. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk
mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.
7. Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, mungkin janin sudah mati.
Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah jaanin masih hidup.

9
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus:

Ny. N hamil 25 tahun dilarikan ke RS UMM tanggal 07-03-2018 klien mengalami


kecelakaan lalu lintas ketika hendak kepasar pkl 09.00 WIB menggunakan sepeda
motor. Klien jatuh ke aspal dalam keadaan duduk dan terhempas dari sepeda motornya
sejauh 1 meter. Klien ditemukan saksi dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan posisi
terlentang, terlihat darah segar dari daerah jalan lahir, dari keterangan keluarga usia
kehamilannya 20 minggu. Dari pengkajian di RS didapatkan : TD 90/70 mmHg, nadi
110 x/menit, suhu 36,10C, RR 29 x/menit, nafas cepat dan dangkal, akral dingin (Gcs 7)
dan terdapat suara tambahan (ronchi), CRT > 3 detik, konjungtiva anemis, ditemukan
laserasi pada ulna sinistra, contusion pada daerah inguinalis, krepitasi pelvis (+),
perdarahan pervaginam (+), dengan jumlah volume perdarahan 750 ml , hasil
pemeriksaan ketuban intact.

3.1 Pengkajian
1 Identitas Klien
Nama : Ny. N
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Perumahan Jalak Putih V no 46 Singaraja – Bali
Diagnosa Medis : Abortus
Tgl dan Jam masuk RS: 07-03-2018
No. RM : 23010709
2 Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. W
Umur : 29 Tahun

10
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S1 PGSD
Alamat : Perumahan Jalak Putih V no 46 Singaraja – Bali

3.2 Riwayat Kesehatan


1 Alasan datang/dirawat
Klien mengalami kecelakaan lalu lintas ketika hendak kepasar pkl
09.00 WIB menggunakan sepeda motor dan diboncengi suami dalam posisi
duduk miring tidak berpegangan dengan suaminya, Klien jatuh keaspal
dalam keadaan duduk dan terhempas dari sepeda motornya sejauh 1 meter.
2 Riwayat Kesehatan Saat Ini
Klien ditemukan saksi dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan
posisi terlentang, terlihat darah segar ke arah kaki, dari keterangan keluarga
usia kehamilannya 29 minggu
3 Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun Siklus : 30 hari
Lama : 5 hari Teratur : teratur
Sifat darah : Cair Keluhan : Tidak ada
4 Riwayat perkawinan
Status perkawinan : Menikah Menikah ke : 1 (satu)
Usia menikah pertama kali : 22 Tahun Lama : 3 Tahun
5 Riwayat obstetrik : G2P1A0 Ah1
Ha Persalinan Nifas
mil Tang Umur Jenis Penol Kompli J BB Lakt Kompli
ke- gal Keham Persali ong kasi K Lahi asi kasi
ilan nan r
1 20 Aterm Sponta Bidan Tidak L 2600 Asi Tidak
Mare n ada gr eks ada
t
2010
Ha Ini

11
mil

6 Riwayat Kehamilan Sekarang


A. ANC pertama umur kehamilan : 6 minggu
B. Kunjungan ANC
1 Trimester I
Frekuensi : 2x
Keluhan : Mual, Flek-flek
Komplikasi : Tidak ada
Terapi : Asam folat
2 Trimester II
Frekuensi :-
Keluhan :-
Komplikasi : -
Terapi :-
3 Trimester III
Frekuensi :-
Keluhan :-
Komplikasi : -
Terapi
C. Imunisasi TT : 1 kali
TT I : tanggal : 25 Januari 2018
D. Pergerakan janin selama 24 jam ( dalam sehari )
Ibu mengatakan belum merasakan gerakan janin
7 Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan
menahanun)
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular (PMS,
TBC, Hepatitis), menurun (DM, Asma, Hipertensi), menahun (Jantung,
Ginjal)

12
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan
menahanun)
Ibu mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak sedang
menderita penyakit menular (PMS, TBC, Hepatitis), menurun (DM,
Asma, Hipertensi ), menahun ( Jantung, Ginjal)
c. Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak punya
riwayat keturunan kembar.
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat oprasi
e. Riwayat alergi obat
Pola Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi obat.
8 Pemenuhan Kebutuhan
Sebelum Hamil Saat Hamil
a. Nutrisi

Frekuensi : 3x sehari 3x sehari


Jenis : Nasi,sayur,lauk Nasi,sayur,lauk
Porsi : 1 piring 1 piring
Pantangan : Tidak ada Tidak ada
Keluhan : Tidak ada Tidak ada

Frekuensi : 6-7x sehari 7-8x sehari


Jenis : Air Putih,the Air putih, the,susu
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Pantangan : Tidak ada Tidak ada
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
b. Eliminasi

Frekuensi : 1x sehari 1x sehari

13
Warna : Kuning Kuning
Konsistensi : Lembek Lembek
Keluhan : Tidak ada Tidak ada

Frekuensi : 3-4x sehari 4-5x sehari


Warna : Kuning jernih Kuning jernih
Konsistensi : Cair Cair
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
c. Istirahat
Tidur siang
Lama : 2jam/hari 2 jam/hari
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
Tidur malam
Lama : 8jam/hari 8jam/hari
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
d. Personal Hygien
Mandi : 2x/hari 2x/hari
Gantipakaian : 2x/hari 2x/hari
Gosok gigi : 3x/hari 3x/hari
Keramas : 3x/minggu 3x/minggu
e. Pola seksualitas
Frekuensi : 3x/minggu 1x/minggu
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
f. Pola aktivitas ( Terkait kegiatan fisik, olahraga )
Ibu mengatakan di rumah melakukan kegiatan sehari- hari yaitu
memasak, menyapu, dan menjaga anak.Ibu mengatakan jarang
melakukan kegiatan olah raga.
9 Kebiasaan yang Mengganggu Kesehatan ( merokok, minum jamu, minuman
beralkohol.)

14
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu-jamuan dan minum
minuman yang beralkohol.
10 Data psikososial, spiritual, dan ekonomi ( pererimaan ibu/ suami/ keluarga
terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/ keluarga/
tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social, keadaan ekonomi
keluarga )
 Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilan ini.
 Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat mendukung
kehamilan ini.
 Ibu mengatakan hubungan dengan suami,keluarga dan tetangga
baik – baik saja.
 Ibu mengatakan akan melakukan perawataan bayi dengan baik
 Ibu mengatakan selalu taan dalam melaksanakaan sholat 5 waktu
 Ibu mengatakan selalu aktif dalam mengikuti kegiatan social.
 Ibu mengatakan keadaan ekonomi keluarga sangat baik.

11 Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan,persalina, nifas )


 Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilan
 Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang persalinan
 Ibu mengatakan sudah mengetahui tentanng nifas
12 Lingkungan yang berpengaruh ( sekitar rumah dan hewan peliharaan )
 Ibu mengatakan lingkungan sekitar rumah tidak ada
berpengaruh buruk
 Ibu mengatakan tidak memeliharaan hewan peliharaan
dirumah.

3.3 Data Objektif


1 Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Delirium
Status emisional : Stabil

15
Tanda Vital :
 Tekanan Darah : 120/70mmHg
 Nadi : 83x/menit
 Pernapasan : 20x/menit
 Suhu : 36,50c
 BB : 52kg
 TB : 155 cm
2 Pemeriksaan Fisik
 Kepala :
Bentuk mesochepal, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri
tekan
 Wajah :
Bentuk oval, tidak ada bekas luka operasi,tidak pucat,tidak ada
cloasma gravidarum.
 Mata :
Simetris, tidak ada secret,sclera putih konjungtiva anemis
 Hidung :
Simetris. Tidak ada polip. Tidak ada secret, tidak ada gerak
cuping hidung saat bernafas
 Mulut :
Simetris. Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada
perdarahan gusi, lidah
 Telingga :
Simetris, tidak ada serumen, Pendengaran baik.
 Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe dan vena
jugularis
 Dada :
Tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada wheezing,pernafasan
teratur.

16
 Payudara :
Simetris, putting susu menonjol, areola mammae
hiperpigmentasi, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
 Abdomen :
Pembesaran sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas luka, tidak
ada bekas operasi, tidak ada linea nigra, tidak ada linea alba, tidak
ada striae gravidarum.
 Palpasi
Leopold I : fundus tegang
Leopold II : belum teraba
Leopold III : belum teraba
Leopold IV : belum teraba
Osborn test : Tidak dilakukan
 Pemeriksaan Mc. Donald
TFU : - cm
TBJ : - gram
 Auskultasi
DJJ : - x/mnt
 Ekstremitas atas :
Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap masing-masing 5,
tidak ada odema, tidak ada sianosis, kuku bersih warna merah muda.
 Ekstremitas bawah:
Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap masing-masing 5,
tidak ada odema, tidak ada varices, reflek patella ada, kuku bersih
warna merah muda.
 Genetalia :

Terjadi perdarahan pravaginam frekuensi perdarahan 600 ml,


tidak ada odema, tidak ada bekas luka operasi, tidak ada pembesaran
kelenjar bartholini.

 Pemeriksaan panggul : Tidak dilakukan (Bila perlu)

17
 Periksa Dalam
Tanggal : 07-03-2018 Pukul:10.10WIB
Indikasi : keluarnya flek-flek
Hasil : tidak ada pembukaan serviks
3 Pemeriksaan penunjang
Tanggal :07-03-2018
Pukul :10.10 WIB
USG : Hasilnya janin masih ada di dalam uterus
4 Data Penunjang
Dilakukan pemeriksaan PP test dengan hasil postif
3.4 Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Kehamilan Resiko Syok
 Penolong (Hipovolemik)
mengatakan kecelakaan Lalu Lintas
korban mengalami
pendarahan hebat Benturan
 Penolong
mengatakan Perdarahan desidu
keluar darah segar basalis
dan menggumpal
pada bagian Hasil Konsepsi Terlepas
daerah vagina
DO : Uterus Kontraksi
1. Konjungtiva
anemis Abortus Spontan
2. Pasien tampak
pucat
Perdarahan berlebih
3. Pasien lemah

18
Resiko Syok
(Hipovolemik)

DS : Kehamilan Kekurangan volume


 Penolong cairan
mengatakan kecelakaan Lalu Lintas
korban banyak
mengeluarkan Benturan
darah
DO : Perdarahan desidu
 Pasien basalis
mengeluarkan
banyak darah. Hasil Konsepsi Terlepas
 TD 90/70 mmHg
 HR = 110 x/i Uterus Kontraksi

 RR = 29 x/i
 T = 36,1 C Abortus Spontan

 Jumlah
perdarahan 750 ml Perdarahan berlebihan

Kekurangan volume
cairan
DS : Kehamilan Gangguan rasa nyaman
 Pasien
mengatakan nyeri kecelakaan Lalu Lintas
pada Perut bagian
bawah dan pada Benturan
Pinggang.
DO : Perdarahan desidu

19
 K/U: Lemah basalis
 TD 90/70 mmHg
 HR = 110 x/i Hasil Konsepsi Terlepas

 RR = 29 x/i
 T = 36,1 C Uterus Kontraksi

Abortus Spontan

Nyeri Abdomen

Gangguan Rasa nyaman

3.5 Diagnosa Keperawatan


1 Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan perdarahan
2 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan berlebihan
3 Gangguan rasa nyaman berhubungan nyeri abdomen
3.6 Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Rencana Keperawatan
Kepetrawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Resiko syok NOC : NIC :
(hipovolemik)  Syok prevetion 1 Monitor status
berhubungan  Syok management sirkulasi, warna
dengan perdarahan Kriteria hasil : kulit, suhu
1 Nadi dibatas yang tubuh, denyut
diharapkan jantung dan
2 Irama jantung dalam ritme, nadi
batas yang diharapkan perifer dan
3 Irama pernapasan yang kapiler refill
diharapkan 2 Monitor suhu
 Hidrasi dan pernafasan

20
1 Indicator : 3 Monitor tanda
 Mata cekung tidak awal syok
ditemukan 4 Monitor tanda
 Demam tidak dan gejala asites
ditemukan 5 Berikan cairan iv
 TD normal dan oral yang
1 Hematokrit DBN tepat
6 Ajarkan
keluarga dan
pasien tentang
tanda dan gejala
datangnya syok.
7 Syok
management
8 Monitor fungsi
neurologis
2. Kekurangan NOC: NIC :
volume cairan  Fluid balace 1 Pertahankan
berhubungan  Hydration cacatan intake
dengan perdarahan  Nutritional status dan output yang
berlebihan Kriteria hasil : akurat
1 Mempertahankan 2 Monitor tekanan
urine output sesuai darah pasien
dengan usia, BB, BJ, 3 Monitor vital
urine normal, HT sign
normal. 4 Berikan cairan
2 Tekanan darah, nadi, IV dan monitor
suhu tubuh adanya tanda
dalambatas normal dan gejala
3 Turgor kulit baik kelebihan
volume cairan

21
5 Monitor tingkat
HB dan HT
6 Dorong pasien
untuk menambah
intake oral.
Kolaborasi
dengan dokter
3. Gangguan rasa NOC : NIC :
nyaman  Ansienty 1 Gunakan
berhubungan  Fear level pendekatan yang
dengan ansietas  Comfort menenangkan
dan nyeri abdomen Kriteria hasil : 2 Temani pasien
1 Mampu mengontrol untuk
kecemasan memberikan
2 Kualitas istirahat dan keamanan dan
tidur adekuat mengurangi
3 Dapat mengontol takut
ketakutan 3 Bantu pasien
4 Mengontrol nyeri mengenali
5 Respon terhadap situasi yang
pengobatan menimbulkan
kecemasan
4 Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan,
persepsi
5 Berikan obat
untuk
mengurangi

22
kecemasan
6 Monitor fungsi
renal
7 Monitor tekanan
nadi
8 Monitor status
cairan, input dan
ouput

3.7 Implementasi
No. Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi
1 07 -03- 2018 Resiko syok 1. Memonitor status
(hipovolemik) sirkulasi, warna
berhubungan dengan kulit, suhu tubuh,
perdarahan denyut jantung
dan ritme, nadi
perifer dan kapiler
refill
2. Memonitor suhu
dan pernafasan -
Memonitor tanda
awal syok -
Memonitor tanda
dan gejala asites
3. Memberikan
cairan iv dan oral
yang tepat
4. Mengajarkan
keluarga dan
pasien tentang
tanda dan gejala

23
datangnya syok.
2 07 -03- 2018 Kekurangan volume 1. Mempertahankan
cairan berhubungan catatan intake dan
dengan perdarahan output yang akurat
2. Memonitor
tekanan darah
pasien
3. Memonitor vital
sign
4. Memberika n
cairan IV dan
monitor adanya
tanda dan gejala
kelebihan volume
cairan
5. Memonitor tingkat
HB dan HT
6. Mendorong pasien
untuk menambah
intake oral.
7. Mengkolaborasi
dengan dokter
3 07 -03- 2018 Gangguan rasa nyaman 1. Mengunakan
berhubungan dengan pendekatan yang
ansietas dan nyeri menenangkan
abdomen 2. Menemani pasien
untuk memberikan
keamanan dan
mengurangi takut
3. Membantu pasien

24
mengenali situasi
yang
menimbulkan
kecemasan
4. Mendorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan,
persepsi
5. Memberikan obat
untuk mengurangi
kecemasan
neurologis
6. Memonitor fungsi
renal
7. Memonitor
tekanan nadi
8. Memonitor status
cairan, input dan
ouput

3.8 Evaluasi
No. Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1 07-03- 2018 Resiko syok S :
(hipovolemik) Kelurarga mengatakan
berhubungan dengan pasien masih nampak
perdarahan panik
O:
Perdarahan sudah mulai

25
berhenti
Pasien tampak masih
panik
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi di lanjutkan
1. Memonitor status
sirkulasi, warna
kulit, suhu tubuh,
denyut jantung
dan ritme, nadi
perifer dan kapiler
refill
2. Memonitor suhu
dan pernafasan -
Memonitor tanda
awal syok -
Memonitor tanda
dan gejala asites
3. Memberikan
cairan iv dan oral
yang tepat
4. Mengajarkan
keluarga dan
pasien tentang
tanda dan gejala
datangnya syok.
2. 07 -03- 2018 Kekurangan volume S :
cairan berhubungan Keluarga mengatakan

26
dengan perdarahan darah pada bagian
pervaginam mulai
berhenti
O:
Tidak ada lagi tanda-
tanda kekurangan
cairan
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Mempertahankan
catatan intake dan
output yang akurat
2. Memonitor
tekanan darah
pasien
3. Memonitor vital
sign
4. Memberika n
cairan IV dan
monitor adanya
tanda dan gejala
kelebihan volume
cairan
5. Memonitor tingkat
HB dan HT
6. Mendorong pasien
untuk menambah
intake oral.

27
7. Mengkolaborasi
dengan dokter
3 07-03- 2018 Gangguan rasa nyaman S :
berhubungan dengan Pasien mengatakan
ansietas dan nyeri nyeri pada Perut bagian
abdomen bawah dan
padaPinggang sudah
mulai berkurang.
O:
Nyeri mulai berkurang
dengan skala nyeri 6
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Mengunakan
pendekatan yang
menenangkan
2. Menemani pasien
untuk memberikan
keamanan dan
mengurangi takut
3. Membantu pasien
mengenali situasi
yang
menimbulkan
kecemasan
4. Mendorong pasien
untuk
mengungkapkan

28
perasaan,
ketakutan,
persepsi
5. Memberikan obat
untuk mengurangi
kecemasan
neurologis
6. Memonitor fungsi
renal
7. Memonitor
tekanan nadi
8. Memonitor status
cairan, input dan
ouput

29
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Proses terjadinya abortus awal kehamilan terjadi perdarahan dalam desidu


basalis, diikuti nerloisi jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan
dianggap benda asing didalam uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkonsentrasi
untuk mengeluarkan benda asing tersebut.

Berdasarkan asuhan keperawatan abortus pada ibu yang mengalami abortus


dengan diagnosa resiko syok (hipovelemik), kekurangan volume cairan dan gangguan
rasa nyaman teratasi dengan berdasarkan kriteria.

4.2 Saran

Dihararapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai infiormasi mengenai


abortus dan asuhan keperawatan pada pasien abortus. Penulis mengetahui bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis mengharapkan saran atau
kritik yang membangun dari pembaca sehingga makalah ini bisa mendekati kata
sempurna.

30
DAFTAR PUSTAKA

Darmawati. 2018. Mengenali Abortus Dan Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Abortus. Jurnal Ilmu Kepetrawatan. 2(1):12-17.

Rahayu, Tutik. 2018. Model Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Abortus
Inkomplet Menggunakan Pendekatan Need for Help Wiedenbach dan Self Care
Orem. Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas. 1(2):31-42.

Rukiyah, Ai Yeyeh, Lia Yuniati. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi Kebidanan.


Cetakan I. Jakarta : CV Trans Info Medan.

Ruqaiyah, Eka Herliana, Minarwati. 2019. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Terhadap


Kejadian Abortus Pada Ibu Hamil Di Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar.
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia. 3(1):1-9.

Wahyuni, Fitri. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Abortus Dirumah


Sakit Umum Daerah Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2018. Tesis,
Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat. Medan: Institut Kesehatan
Helvetia.

Yanti, Linda. 2018. Faktor Determinan Kejadian Abortus Pada Ibu Hamil : Case
Control Study. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan. 16(2):95-100.

31

Anda mungkin juga menyukai