ABORTUS
Disusun Oleh :
Nama : Andre Elri (2001061010)
Dina Satifa (2001061013)
Kartika Dwi Lestari (2001061019)
Prodi : D3 Keperawatan
Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan juga karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaiakan makalah
Diakhir kata, saya ucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang telah
membantu saya menyelesaikan makalah ini mulai dari awal sampai makalah ini selesai
dikerjakan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan apa yang baik untuk
segala usaha yang kita lakukan. Aamiin. Dan saya meminta maaf jikalau ada kata – kata
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tingginya angka kematian maternal dan perinatal masih menjadi masalah yang
besar di dunia. Dilaporkan bahwa kematian maternal diakibatkan oleh berbagai
komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Abortus merupakan salah satu
bentuk komplikasi dalam kehamilan. Abortus berhubungan dengan berbagai faktor yaitu
faktor ibu 65%, faktor janin 20%, dan faktor plasenta 15%. Diantara ketiga faktor
tersebut, penyebab paling banyak terjadinya abortus adalah faktor ibu yang meliputi
umur, paritas, anemia, penyakit ibu, dan sosial ekonomi (Sugiarti, 2010).
Ada tiga penyebab klasik kematian ibu yaitu perdarahan, keracunan kehamilan dan
infeksi. Sebenarnya ada penyebab ke 4 yaitu abortus. Menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) 15-50% kematian ibu disebabkan oleh abortus. Komplikasi abortus
berupa perdarahan atau infeksi dapat menyebabkan kematian. Itulah sebabnya rnengapa
kematian ibu yang disebabkan abortus sering tidak muncul dalam laporan kematian, tapi
dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis (Azhari, 2002, Abraham, 2010).
Sebagian besar trauma tumpul yang cukup berat dalam kehamilan disebabkan oleh
kecelakaan lalu lintas, jatuh dan penyerangan langsung. Pada kasus kecelakaan lalu
lintas penyebab dari terjadinya kecelakaan dilihat dari faktor korban (korban yang
mabuk atau dibawah pengaruh obat), serta perkiraan jangka waktu antara terjadinya
kecelakaan dan kematian (survivability), yang dikaitkan dengan penentuan faktor apa
saja yang menyebabkan kematian, kecelakaan itu sendiri atau keterlambatan
1
pertolongan yang diberikan karena adanya hambatan dalam transportasi korban dan lain
sebagainya.
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui mengenai abortus dan
Asuhan Keperawatan pada pasien Abortus.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan
sel sperma) pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin 500 gram,
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup
dari janin sebelum diberi kesempatan untuk tumbuh (Nugroho, 2012).
Faktor janin
Faktor penyebab keguguran adalah kelainan genetik ini terjadi pada 50-
60% kasus keguguran, faktor lainnya yang paling sering dijumpsai pada abortus
adalah gangguan pertumbuhan zigot, embrio, janin atau plasenta,kelainan
biasanya menyebabkan abortus pada trimester pertama:
3
Faktor ibu
a. Kelainan endokrin (hormonal)misalnya kekurangan tiroid, kencing
manis
b. Faktor kekebalan (imunnologi), misalnya pada penyakit lupus, anti
phospholipid
c. Infeksi, diduga akibat beberapa virus seperti cacar air, campak jerman,
toksoplasma, herpes, kiamidia
d. Kelemahan otot leher rahim
e. Kelainan bentuk rahim
Faktor bapak
Faktor genetik
Faktor infeksi
4
Faktor Nutrisi
Kehamilan
Perdarahan
desidu basalis
Hasil konsepsi
terlepas
Perdarahan
berlebih Abortus
Nyeri abdomen
Resiko syok
(Hipovolemi)
Gangguan rasa
Kekurangan nyaman
volume cairan
2.4 Patofisiologi
Pada awal kehamilan terjadi perdarahan dalam desidu basalis, diikuti nerloisi
jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing didalam
5
uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkonsentrasi untuk mengeluarkan benda asing
sehingga menyebabkan nyeri abdomen. Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan
dalam berbagai bentuk, ada kalanya kantung amnion kosong atau tampak didalamnya
benda kecil tanpa bentuk yang jelas (bleghted ovum), mungkin pula janin telah mati
lama (mised aborted).
2.5 Klasifikasi
1. Abortus Spontan :
Yaitu abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis untuk
mengosongkan uterus, maka abortus tersebut dinamai abortus spontan. Kata
lain yang luas digunakan adalah keguguran (miscarriage). Keguguran adalah
setiap kehamilan yang berakhir secara spontan sebelum janin dapat bertahan.
Sebuah keguguran secara medis disebut sebagai aborsi spontan. WHO
mendefenisikan tidak dapat bertahan hidup sebagai embrio atau janin seberat
500 gram atau kurang, yang biasanya sesuai dengan usia janin (usia
kehamilan) dari 20 hingga 22 minggu atau kurang. Aspek klinis abortus
spontan dibagi menjadi lima subkelompok, yaitu:
6
Yaitu Abortus tidak terhindarkan (inevitable) ditandai oleh
pecah ketuban yang nyata disertai pembukaan serviks.
a Abortus medisinalis
7
membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu
mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
b Abortus kriminalis
2.6 Komplikasi
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi, infeksi dan
syok.
1. Istirahat baring
8
Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena
cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan
berkurangnya rangsangan mekanis.
2. Coitus dilarang selama 2 minggu setelah perdarahan berhenti
3. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg. berikan preparat
hematinik misalnya sulfas ferosus 600-1000 mg.
4. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
5. Periksa denyut nada nadiu dan suhu tubuh dua kali sehari bila klien tidak
panas dan tiap empat jam bila panas pasien.
6. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk
mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.
7. Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, mungkin janin sudah mati.
Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah jaanin masih hidup.
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus:
3.1 Pengkajian
1 Identitas Klien
Nama : Ny. N
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Perumahan Jalak Putih V no 46 Singaraja – Bali
Diagnosa Medis : Abortus
Tgl dan Jam masuk RS: 07-03-2018
No. RM : 23010709
2 Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. W
Umur : 29 Tahun
10
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S1 PGSD
Alamat : Perumahan Jalak Putih V no 46 Singaraja – Bali
11
mil
12
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan
menahanun)
Ibu mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak sedang
menderita penyakit menular (PMS, TBC, Hepatitis), menurun (DM,
Asma, Hipertensi ), menahun ( Jantung, Ginjal)
c. Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak punya
riwayat keturunan kembar.
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat oprasi
e. Riwayat alergi obat
Pola Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi obat.
8 Pemenuhan Kebutuhan
Sebelum Hamil Saat Hamil
a. Nutrisi
13
Warna : Kuning Kuning
Konsistensi : Lembek Lembek
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
14
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu-jamuan dan minum
minuman yang beralkohol.
10 Data psikososial, spiritual, dan ekonomi ( pererimaan ibu/ suami/ keluarga
terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/ keluarga/
tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social, keadaan ekonomi
keluarga )
Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilan ini.
Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat mendukung
kehamilan ini.
Ibu mengatakan hubungan dengan suami,keluarga dan tetangga
baik – baik saja.
Ibu mengatakan akan melakukan perawataan bayi dengan baik
Ibu mengatakan selalu taan dalam melaksanakaan sholat 5 waktu
Ibu mengatakan selalu aktif dalam mengikuti kegiatan social.
Ibu mengatakan keadaan ekonomi keluarga sangat baik.
15
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 120/70mmHg
Nadi : 83x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,50c
BB : 52kg
TB : 155 cm
2 Pemeriksaan Fisik
Kepala :
Bentuk mesochepal, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri
tekan
Wajah :
Bentuk oval, tidak ada bekas luka operasi,tidak pucat,tidak ada
cloasma gravidarum.
Mata :
Simetris, tidak ada secret,sclera putih konjungtiva anemis
Hidung :
Simetris. Tidak ada polip. Tidak ada secret, tidak ada gerak
cuping hidung saat bernafas
Mulut :
Simetris. Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada
perdarahan gusi, lidah
Telingga :
Simetris, tidak ada serumen, Pendengaran baik.
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe dan vena
jugularis
Dada :
Tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada wheezing,pernafasan
teratur.
16
Payudara :
Simetris, putting susu menonjol, areola mammae
hiperpigmentasi, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
Abdomen :
Pembesaran sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas luka, tidak
ada bekas operasi, tidak ada linea nigra, tidak ada linea alba, tidak
ada striae gravidarum.
Palpasi
Leopold I : fundus tegang
Leopold II : belum teraba
Leopold III : belum teraba
Leopold IV : belum teraba
Osborn test : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU : - cm
TBJ : - gram
Auskultasi
DJJ : - x/mnt
Ekstremitas atas :
Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap masing-masing 5,
tidak ada odema, tidak ada sianosis, kuku bersih warna merah muda.
Ekstremitas bawah:
Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap masing-masing 5,
tidak ada odema, tidak ada varices, reflek patella ada, kuku bersih
warna merah muda.
Genetalia :
17
Periksa Dalam
Tanggal : 07-03-2018 Pukul:10.10WIB
Indikasi : keluarnya flek-flek
Hasil : tidak ada pembukaan serviks
3 Pemeriksaan penunjang
Tanggal :07-03-2018
Pukul :10.10 WIB
USG : Hasilnya janin masih ada di dalam uterus
4 Data Penunjang
Dilakukan pemeriksaan PP test dengan hasil postif
3.4 Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Kehamilan Resiko Syok
Penolong (Hipovolemik)
mengatakan kecelakaan Lalu Lintas
korban mengalami
pendarahan hebat Benturan
Penolong
mengatakan Perdarahan desidu
keluar darah segar basalis
dan menggumpal
pada bagian Hasil Konsepsi Terlepas
daerah vagina
DO : Uterus Kontraksi
1. Konjungtiva
anemis Abortus Spontan
2. Pasien tampak
pucat
Perdarahan berlebih
3. Pasien lemah
18
Resiko Syok
(Hipovolemik)
RR = 29 x/i
T = 36,1 C Abortus Spontan
Jumlah
perdarahan 750 ml Perdarahan berlebihan
Kekurangan volume
cairan
DS : Kehamilan Gangguan rasa nyaman
Pasien
mengatakan nyeri kecelakaan Lalu Lintas
pada Perut bagian
bawah dan pada Benturan
Pinggang.
DO : Perdarahan desidu
19
K/U: Lemah basalis
TD 90/70 mmHg
HR = 110 x/i Hasil Konsepsi Terlepas
RR = 29 x/i
T = 36,1 C Uterus Kontraksi
Abortus Spontan
Nyeri Abdomen
20
1 Indicator : 3 Monitor tanda
Mata cekung tidak awal syok
ditemukan 4 Monitor tanda
Demam tidak dan gejala asites
ditemukan 5 Berikan cairan iv
TD normal dan oral yang
1 Hematokrit DBN tepat
6 Ajarkan
keluarga dan
pasien tentang
tanda dan gejala
datangnya syok.
7 Syok
management
8 Monitor fungsi
neurologis
2. Kekurangan NOC: NIC :
volume cairan Fluid balace 1 Pertahankan
berhubungan Hydration cacatan intake
dengan perdarahan Nutritional status dan output yang
berlebihan Kriteria hasil : akurat
1 Mempertahankan 2 Monitor tekanan
urine output sesuai darah pasien
dengan usia, BB, BJ, 3 Monitor vital
urine normal, HT sign
normal. 4 Berikan cairan
2 Tekanan darah, nadi, IV dan monitor
suhu tubuh adanya tanda
dalambatas normal dan gejala
3 Turgor kulit baik kelebihan
volume cairan
21
5 Monitor tingkat
HB dan HT
6 Dorong pasien
untuk menambah
intake oral.
Kolaborasi
dengan dokter
3. Gangguan rasa NOC : NIC :
nyaman Ansienty 1 Gunakan
berhubungan Fear level pendekatan yang
dengan ansietas Comfort menenangkan
dan nyeri abdomen Kriteria hasil : 2 Temani pasien
1 Mampu mengontrol untuk
kecemasan memberikan
2 Kualitas istirahat dan keamanan dan
tidur adekuat mengurangi
3 Dapat mengontol takut
ketakutan 3 Bantu pasien
4 Mengontrol nyeri mengenali
5 Respon terhadap situasi yang
pengobatan menimbulkan
kecemasan
4 Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan,
persepsi
5 Berikan obat
untuk
mengurangi
22
kecemasan
6 Monitor fungsi
renal
7 Monitor tekanan
nadi
8 Monitor status
cairan, input dan
ouput
3.7 Implementasi
No. Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi
1 07 -03- 2018 Resiko syok 1. Memonitor status
(hipovolemik) sirkulasi, warna
berhubungan dengan kulit, suhu tubuh,
perdarahan denyut jantung
dan ritme, nadi
perifer dan kapiler
refill
2. Memonitor suhu
dan pernafasan -
Memonitor tanda
awal syok -
Memonitor tanda
dan gejala asites
3. Memberikan
cairan iv dan oral
yang tepat
4. Mengajarkan
keluarga dan
pasien tentang
tanda dan gejala
23
datangnya syok.
2 07 -03- 2018 Kekurangan volume 1. Mempertahankan
cairan berhubungan catatan intake dan
dengan perdarahan output yang akurat
2. Memonitor
tekanan darah
pasien
3. Memonitor vital
sign
4. Memberika n
cairan IV dan
monitor adanya
tanda dan gejala
kelebihan volume
cairan
5. Memonitor tingkat
HB dan HT
6. Mendorong pasien
untuk menambah
intake oral.
7. Mengkolaborasi
dengan dokter
3 07 -03- 2018 Gangguan rasa nyaman 1. Mengunakan
berhubungan dengan pendekatan yang
ansietas dan nyeri menenangkan
abdomen 2. Menemani pasien
untuk memberikan
keamanan dan
mengurangi takut
3. Membantu pasien
24
mengenali situasi
yang
menimbulkan
kecemasan
4. Mendorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan,
persepsi
5. Memberikan obat
untuk mengurangi
kecemasan
neurologis
6. Memonitor fungsi
renal
7. Memonitor
tekanan nadi
8. Memonitor status
cairan, input dan
ouput
3.8 Evaluasi
No. Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1 07-03- 2018 Resiko syok S :
(hipovolemik) Kelurarga mengatakan
berhubungan dengan pasien masih nampak
perdarahan panik
O:
Perdarahan sudah mulai
25
berhenti
Pasien tampak masih
panik
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi di lanjutkan
1. Memonitor status
sirkulasi, warna
kulit, suhu tubuh,
denyut jantung
dan ritme, nadi
perifer dan kapiler
refill
2. Memonitor suhu
dan pernafasan -
Memonitor tanda
awal syok -
Memonitor tanda
dan gejala asites
3. Memberikan
cairan iv dan oral
yang tepat
4. Mengajarkan
keluarga dan
pasien tentang
tanda dan gejala
datangnya syok.
2. 07 -03- 2018 Kekurangan volume S :
cairan berhubungan Keluarga mengatakan
26
dengan perdarahan darah pada bagian
pervaginam mulai
berhenti
O:
Tidak ada lagi tanda-
tanda kekurangan
cairan
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Mempertahankan
catatan intake dan
output yang akurat
2. Memonitor
tekanan darah
pasien
3. Memonitor vital
sign
4. Memberika n
cairan IV dan
monitor adanya
tanda dan gejala
kelebihan volume
cairan
5. Memonitor tingkat
HB dan HT
6. Mendorong pasien
untuk menambah
intake oral.
27
7. Mengkolaborasi
dengan dokter
3 07-03- 2018 Gangguan rasa nyaman S :
berhubungan dengan Pasien mengatakan
ansietas dan nyeri nyeri pada Perut bagian
abdomen bawah dan
padaPinggang sudah
mulai berkurang.
O:
Nyeri mulai berkurang
dengan skala nyeri 6
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Mengunakan
pendekatan yang
menenangkan
2. Menemani pasien
untuk memberikan
keamanan dan
mengurangi takut
3. Membantu pasien
mengenali situasi
yang
menimbulkan
kecemasan
4. Mendorong pasien
untuk
mengungkapkan
28
perasaan,
ketakutan,
persepsi
5. Memberikan obat
untuk mengurangi
kecemasan
neurologis
6. Memonitor fungsi
renal
7. Memonitor
tekanan nadi
8. Memonitor status
cairan, input dan
ouput
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
Darmawati. 2018. Mengenali Abortus Dan Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Abortus. Jurnal Ilmu Kepetrawatan. 2(1):12-17.
Rahayu, Tutik. 2018. Model Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Abortus
Inkomplet Menggunakan Pendekatan Need for Help Wiedenbach dan Self Care
Orem. Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas. 1(2):31-42.
Yanti, Linda. 2018. Faktor Determinan Kejadian Abortus Pada Ibu Hamil : Case
Control Study. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan. 16(2):95-100.
31