Oleh:
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial, antar kelompok
atau antar komunitas masyarakat dan teror. Salah satu Contoh bencana sosial adalah
kebakaran.
Kebakaran adalah bahaya yang nyata yang timbul karena pemakaian listrik.
Kebakaran menyebabkan kehilangan nyawa dan tak hanya meliputi seseorang saja,
tetapi dapat terjadi di tempat-tempat di mana banyak manusia berkumpul, seperti
pabrik, pusat perbelanjaan dsb.nya. Selain kehilangan nyawa manusia juga
mengakibatkan kerugian besar dalam hal materi. Kebakaran hutan, kebakaran vegetasi,
atau kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar tetapi juga
dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian disekitarnya. Penyebab umum
termasuk petir, kecerobahan manusia,dan pembakaran. Musim kemarau dan pencegahan
kebakaran hutan kecil adalah penyebab utama kebakaran hutan besar.
1.Muncul bau benda terbakar masuk ke ruang kabin terkadang disertai asap.
2.Segera menepikan kendaraan di posisi yang aman dan kosong, matikan mesin.
3. Sebelum keluar dari mobil, tarik tuas pembuka kap mesin. Kemudian ambil
barang-barang penting seperti ponsel, STNK (ada yang biasa meletakkannya di
balik penghalau matahari di atas kaca depan), dan terpenting—kalau tersedia tabung
pemadam.
4.Arahkan pemadam api lewat celah kap mesin (jika sudah menyemburkan api).
Jangan sekali-sekali mencoba membuka kap mesin lebar-lebar karena masuknya
udara segar akan membuat api membesar seketika.
5. Jika api membesar, jangan coba memadamkannya sendiri. Cari bantuan, telepon
polisi atau pemadam kebakaran.
6. Jangan berada dekat mobil, mengingat ledakan yang mungkin terjadi.
7.Memadamkan api dengan air tak ada gunanya.
Daerah rawan kebakaran
1. Daerah pemukiman padat penduduk dengan tingkat kerapatan antar bangunan
yang tinggi. Dearah seperti ini dapat dijumpai di pemukiman-pemukiman
kumuh seperti di Jakarta. Bahan bangunan yang masih semi permanen dan
instalasi listrik yang tidak teratur semakin memperbesar potensi terjadinya
kebakaran besar. Selain itu sulitnya mencari sumber air dan jauh dari hydrant
menyebabkan sulitnya pemadaman apabila terjadi kebakaran.
2.Di daerah hutan dan lahan gambut khususnya di Kalimantan dan Sumatera.
Hutan-hutan tropis basah yang belum terganggu (masih asli) umumnya tahan
terhadap kebakaran hutan dan kemungkinan akan mengalami kebakaran hanya
jika terjadi musim kemarau berkepanjangan. Namun maraknya pembalakan
hutan akhir-akhir ini yang menyebabkan degradasi pada hutan mebuat hutan
jauh lebih rentan terhadap kebakaran. Ditambah lagi dengan adanya lahan-lahan
gambut yang sangat mudah terbakar mengakibatkan api dengan sangat mdah
menjalar.
3.Daerah pertokoan atau pasar biasanya antara satu dengan lainnya hanya
dipisahkan oleh sekat sehingga sangat rapat dan apabila terjadi kebakaran sangat
mudah menjalar. Misalnya saja di daerah pertokoan seperti Tanah Abang,
Malioboro, dsb.
4.Daerah dengan banyak bangunan vertical atau gedung-gedung bertingkat juga
sangat rentan terjadi kebakaran. Pada gedung bertingkat api dapat menjalar
dengan cepat ke bengunan-bangunan di atasnya ditambah lagi dengan
banyaknya instalasi listrik yang dipakai terutama di perkantoran.
5.Daerah pertambangan dengan hasil tambang berupa bahan yang mudah
terbakar seperti batubara, minyak bumi, dsb. Di tempat seperti ini apabila ada
percikan api sedikit saja akan sangat mudah memicu kebakaran.
B. Penanggulangan kebakaran hutan
Selain itu, kandungan gas ini juga akan mempengaruhi kesehatan jangka
panjang masyarakat. Senyawa lain, furfuran atau furan, dapat berdampak buruk
pada ibu hamil dengan mengakibatkan cacat janin atau yang lebih ekstrim adalah
kematian janin yang dikandung oleh ibu yang menghirup senyawa ini dalam
jumlah yang berbahaya."Kualitas udara di desa-desa sekitar kebakaran pada tahun
2015 melampaui angka 1.000 (bahkan ada yang mencapai 3.000) pada indeks
s.tandar pencemaran udara (ISPU). Padahal, angka 300 saja sudah merupakan
ambang bahaya," lanjut Prof Bambang.
Selain itu, kandungan gas ini juga akan mempengaruhi kesehatan jangka
panjang masyarakat. Senyawa lain, furfuran atau furan, dapat berdampak buruk
pada ibu hamil dengan mengakibatkan cacat janin atau yang lebih ekstrim adalah
kematian janin yang dikandung oleh ibu yang menghirup senyawa ini dalam
jumlah yang berbahaya."Kualitas udara di desa-desa sekitar kebakaran pada tahun
2015 melampaui angka 1.000 (bahkan ada yang mencapai 3.000) pada indeks
s.tandar pencemaran udara (ISPU). Padahal, angka 300 saja sudah merupakan
ambang bahaya," lanjut Prof Bambang.
Barber, C.V. & Schweithelm, J. (2000). Trial by fire. Forest fires and forestry policy in
Indonesia's era of crisis andreform. World Resources Institute (WRI), Forest Frontiers
Initiative. In collaboration with WWF-Indonesia and Telapak Indonesia Foundation,
Washington D.C, USA.
Dennis, R.A. (1999). A review of fire projects in Indonesia 1982 - 1998. Center for
International Forestry Research, Bogor.