Kecerdasan Majemuk2
Kecerdasan Majemuk2
Peter dapat mengalahkan siapa pun yang menantangnya bermain catur. Sally
mengisi waktu luangnya dengan mendengarkan opera. Ed adalah atlet serba bisa.
Frank menghibur teman-temannya dengan kisah petualangan yang berliku-liku. Ann
menikmati menggambar dan melukis. June selalu mengorganisir sebuah pesta atau
kepanitiaan di sekolah. David duduk sendirian di rumah merencanakan suatu upaya
bisnis. Kimberley sangat suka mengamati burung dan mencari jejak binatang kecil.
Sejak tes IQ diciptakan hampir seratus tahun lalu, orang selalu melihat
kecerdasan sebagai sesuatu (tunggal) yang dibawa sejak lahir dan yang tidak banyak
berubah sepanjang kehidupan seseorang. Sekarang kita tahu bahwa pandangan ini
keliru. Penelitian Dr. Howard Gardner dan rekan-rekannya di Harvard University telah
menunjukkan bahwa ada banyak jenis kecerdasan yang tidak bisa diukur oleh tes IQ
standar. Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan
masalah dan menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya. la mengatakan
bahwa psikologi dan pendidikan telah menghabiskan terlalu banyak waktu untuk
Walau mungkin paling sulit untuk dimengerti, kecerdasan ini juga mungkin yang
paling penting di antara kedelapan jenis kecerdasan. Pada intinya, ini adalah
kecerdasan memahami diri sendiri, kecerdasan mengetahui siapa diri Anda
sebenarnya. Ini adalah kecerdasan mengetahui apa kekuatan Anda dan apa kelemahan
Anda. Ada orang yang menghabiskan waktu percuma dengan mencoba menjadi
pribadi yang bukan dirinya, sementara ada orang lain yang sudah sejak dini mengenali
bakat utamanya dan dengan sengaja memupuknya untuk mencapai keberhasilan. Ini
juga merupakan kecerdasan untuk bisa merenungkan tujuan hidup sendiri dan untuk
mempercayai diri sendiri. Kecerdasan intrapribadi adalah kecerdasan yang penting
bagi wirausaha dan individu independen lain yang harus memiliki persyaratan disiplin
diri, keyakinan, dan pengetahuan diri untuk bisa memasuki bidang atau bisnis baru.
Demikian juga halnya para konselor, terapis, dan profesional lain yang bekerja dengan
emosi serta motivasi pribadi. Mereka semua mempergunakan kecerdasan ini untuk
membantu orang lain mengembangkan perasaan positif terhadap diri sendiri.
Kita harus ingat bahwa setiap orang mempunyai kedelapan kecerdasan ini dan
setiap hari menggunakannya dengan kombinasi yang berlainan. Sebagai contoh,
seorang anak yang bermain sepakbola harus menggunakan kecerdasan kinestetik-
jasmani untuk berlari dan mengolah bola, kecerdasan spasial untuk memvisualisasikan
posisi bola setelah lawan menendangnya, dan kecerdasan antarpribadi untuk bisa
bekerja sama dengan baik bersama rekan-rekan satu tim di lapangan. Tindakan
membaca, yang tampaknya seperti sesuatu yang sangat word smart juga melibatkan
picture smart (untuk secara visual menafsirkan tulisan dan membayangkan artinya),
body smart (jika membaca dengan suara keras), dan self smart (untuk mengaitkan
materi bacaan dengan pengalaman pribadi).
Selain itu, kita juga harus ingat bahwa masing-masing orang mempunyai
kedelapan kecerdasan ini dengan cara mereka masing-masing. Ada orang yang unggul
dalam kecerdasan tertentu, sementara yang lain mengalami kesulitan dalam berbagai
kecerdasan, tapi kebanyakan dari kita berada di tengah-tengah : Kita mempunyai satu
atau lebih kecerdasan yang terasa mudah untuk kita ungkapkan, beberapa yang terasa
sedang-sedang saja, dan satu atau lebih yang terasa sangat sulit.
Masyarakat kita biasanya hanya memusatkan perhatian pada dua dari delapan
jenis kecerdasan ketika memutuskan siapa yang cerdas dalam budaya kita. Kita
menghargai orang yang mempunyai kecerdasan linguistik yang sangat tinggi dan
pemikir logis yang mengungkapkan pendapat dengan cara yang jelas serta ringkas.
Padahal ada bentuk kecerdasan lain yang sama absahnya. Bagaimana dengan orang
yang pandai menyanyi dan menari? Atau mereka yang bisa melukis, menggambar,
berakting, memahat, mencipta, merancang, atau mengerti alam? Dan bagaimana
dengan para individu yang merupakan pemimpin besar atau mempunyai empati yang
dalam terhadap orang lain? Para pelajar yang memiliki kecerdasan musikal, kinestetik-
jasmani, spasial, naturalis, dan antarpribadi ini sering terabaikan dalam pembahasan
mengenai kecerdasan superior.
Sekali lagi, setiap orang mempunyai delapan kecerdasan, tapi dalam proporsi
yang berlainan. Anak Anda mungkin pembaca yang hebat tapi nilai matematikanya
buruk, pandai menggambar tapi canggung di lapangan bermain. Anak-anak bahkan
bisa memperlihatkan jangkauan kekuatan dan kekuatan dan kelemahan yang luas di
dalam satu bidang kecerdasan. Anak Anda mungkin sangat pandai menulis tapi
menemui kesulitan dalam mengeja atau menulis dengan tangan, tidak pandai
membaca tapi sangat pintar bercerita, ahli bermain basket tapi canggung di lantai
dansa.
Kecerdasan Linguistik
Ini adalah kecerdasan yang paling umum dikaitkan dengan cerdas dalam
bersekolah. Meski demikian, anak Anda mungkin saja tidak cerdas bersekolah tapi
tetap memiliki kecerdasan linguistik yang tinggi : Mungkin di sekolah ia banyak bicara
dan kurang memperhatian pelajaran, atau menikmati menulis puisi di rumah tapi tidak
mengerjakan tugas tertulis di sekolah, sangat kesulitan membaca tapi pandai bercerita.
Ada berbagai cara untuk menjadi cerdas kata, jadi, jangan bertanya, Apakah anakku
memiliki kecerdasan linguistik?—karena setiap anak cerdas dalam hal linguistik—tapi
bertanyalah, Dalam hal apa anakku cerdas secara linguistik ?”
Ini adalah satu lagi kecerdasan utama yang dikaitkan dengan “cerdas dalam
bersekolah.” Kadang anak-anak yang sangat cerdas dalam bidang ini sering dianggap
“kutu buku” oleh teman-teman mereka jika kecerdasan antarpribadi mereka kurang
Kecerdasan Spasial
Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Kecerdasan Musikal
Memainkan alat musik di rumah atau di sekolah, sebagai anggota band atau orkes
Ingat melodi lagu
Berprestasi sangat bagus di kelas musik di sekolah
Lebih bisa belajar dengan iringan musik
Bakat musik adalah sesuatu yang selama ini diabaikan dalam dunia pendidikan
di luar pelatihan formal alat musik atau teori musik. Tapi banyak anak membawa bakat
musik mereka ke sekolah dan sebenarnya bisa belajar lebih efektif jika musik termasuk
dalam pelajaran yang diberikan. Sebagai contoh, seorang anak bisa belajar mengenai
Perang Dunia dengan lebih baik jika sang guru menyertakan lagu-lagu tentang Perang
Dunia untuk menekankan pokok-pokok yang penting. Pelajaran yang menggunakan
bantuan interval musik untuk mengajarkan rasio mungkin akan lebih berhasil daripada
jika hanya mengandalkan angka. Di kelas-kelas saya, saya memulai setiap hari dengan
bernyanyi dan merasakan bahwa kegiatan ini membantu membentuk suasana hati
positif sepanjang pagi. Orangtua dan guru harus menyadari bahwa ada anak yang perlu
menggerak-gerakkan tubuhnya sesuai irama atau mengetuk-ngetukkan jari atau
bersenandung ketika sedang belajar. Bukannya mengganggu konsentrasi, apa yang
mereka lakukan sebenarnya malah membantu mengorganisasi pikiran mereka seperti
halnya kebudayaan di zaman dulu menggunakan musik untuk menyebarkan informasi
penting dari generasi ke generasi atau ketika melakukan tugas-tugas masyarakat.
Diharapkan beberapa tahun mendatang bakat musik akan mendapat lebih banyak
pengakuan dalam penelitian pendidikan sehingga bakat anak-anak yang berpikir
menggunakan musik akan diakui keabsahannya.
Kecerdasan Antarpribadi
Kecerdasan Intrapribadi
Kecerdasan Naturalis