Disusun oleh :
Kelompok 13
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
3. Talk
Rumus Molekul Mg6(Si2O5)4(OH)4
Sinonim Hydrous magnesium calcium
silicate, hydrous magnesium
silicate, luzenac
Pemerian bahan Serbuk kristal sangat halus,
berwarna putih hingga putih
keabu-abuan, tidak berbau dan
tidak berasa
Kelarutan Praktis tidak larut dalam asam
encer
Ukuran partikel 74 μm atau 44 μm
pH 7-10 untuk untuk 20 % w/v
dispersi aqueos
Kompatibilitas Tidak kompatibel dengan senyawa
yang mengandung amonium
kuarterner
Penyimpanan Wadah tertutup rapat, tempat
kering
Kegunaan Sebagai glidan, memiliki range
konsentrasi 1-10%
4. Magnesium stearate
Rumus Molekul C36H70MgO4
Sinonim Dibasic magnesium stearate
BM 591,34
Titik leleh 117-1500C
Pemerian bahan Serbuk sangat halur, berwarna
putih terang, sedikit berminyak
jika disentuh, lengket pada kulit
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol,
eter dan air, sedikit larut dalam
benzen hangat dan etanol (95%)
hangat
5. Starch 1500
Rumus molekul (C6H10O5)n n= 300-1000
Sinonim starch (9005-25-8)
pH 5,5-6,5
BM 50.000-160.000
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol
dingin (95%) dan dalam air dingin.
Pati mengembang seketika dalam
air sekitar 5-10% pada 370C.
kation polivalen menghasilkan
lebih bengkak dari ion monovalent,
tetapi pH memiliki pengaruh yang
kecil
Pemerian Pati terjadi sebagai bubuk berbau
dan tidak berasa, halus, berwarna
putih yang terdiri dari butiran bulat
atau bulat telur sangat kecil yang
ukuran dan bentuk yang
berkarakteristik untuk masing-
masing variates botani
Kegunaan sebagai diluen, memiliki range
konsentrasi 5-80%
2.3 Tablet
2.3.1 Definisi
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan
atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat
diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi. Tablet adalah sediaan
padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan
tablet kempa.
zat aktif tahan zat aktif yang zat aktif maupun kedua atau lebih zat
terhadap lembab memiliki dosis untuk eksipiennya aktif tersebut memiliki
dan panas, sifat efektif yang memiliki aliran sifat yang berbeda
aliran dan terlalu tinggi yang bagus, zat
kompresibilitasnya untuk dikempa aktif yang kecil
tidak baik langsung, zat aktif dosisnya, zat aktif
yang sensitif tersebut tidak tahan
terhadap terhadap panas dan
pemanasan dan lembab
kelembaban
.1 Alat
1. Mortir
2. Stamper
3. Timbangan
4. Alat cetak tablet
5. Jangka sorong
6. Hardness tester
7. Disintegration tester
8. Friabilator
9. Alat disolusi tipe dayung
10. Flow tester
11. Alat uji mampat
.2 Bahan
1. Asetosal
2. Starch1500
3. Avicel pH 102
4. Magnesium stearat
5. Talk
BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN
.1 Prosedur Pembuatan
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditimbang semua bahan sesuai kebutuhan.
3. Dilakukan pemeriksaan bahan yang akan digunakan (jika diperlukan).
Bahan yang digunakan dalam formula ini sudah memiliki sertifikat
analisis sehingga tidak diperlukan pemeriksaan bahan.
4. Dicampurkan asetosal sebanyak 100 gram dengan Strach 1500 sebanyak
22 gram dan avicel pH 102 sebanyak 66 gram.
5. Ditambahkan magnesium stearat sebanyak 2 gram dan talk sebanyak 10
gram ke dalam campuran nomor 4, kemudian dihomogenkan.
6. Dilakukan evaluasi massa cetak meliputi uji kecepatan alir dan uji
mampat.
7. Dilakukan pencetakan dengan punch 6-8 mm dengan bobot tablet yang
ditetapkan.
8. Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh menurut persyaratan
resmi.
HASIL PERCOBAAN
5.2.1 Organoleptis
Bentuk Bulat pipih
Warna Putih
Rasa Pahit
Bau Tidak berbau
Memenuhi persyaratan
5.2.3 Kekerasan
5.2.4 Friabilitas
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dibuat sediaan tablet dengan bahan aktif asetosal.
Metode pembuatan tablet yang digunakan ialah metode cetak langsung karena
merupakan zat yang berbentuk kristal dan memiliki daya alir yang baik,
mempunyai sifat dan udara lembab, secara bertahap terhidrolisis menjadi asam
salisilat dan asam asetat, maka pada proses pembuatan tablet digunakan metode
cetak langsung, sehingga tidak memerlukan proses granulasi. Pencampuran harus
benar-benar homogen karena akan mengakibatkan tidak meratanya kandungan zat
aktif pada tablet yang dihasilkan. Metode cetak langsung cocok untuk bahan obat
yang bersifat tidak stabil terhadap pemanasan atau bahan yang dapat terurai
dengan adanya air, namun memiliki sifat alir yang baik.
Pemilihan Mg stearat dan talk sebagai lubrikan bertujuan untuk mencegah
massa tablet melekat pada cetakan, sifat kedua bahan tersebut saling melengkapi
dimana Mg stearat memiliki sifat glidan, antiadheran dan lubrikan yang baik.
Sementara talk memiliki glidan dan antiadheran yang baik, sehingga kombinasi
antara kedua bahan tersebut akan menghasilkan sediaan yang baik. Pembawa dan
pengisi yang digunakan adalah avicel pH 102 dan Stearch 1500 dengan
perbandingan 3:1 yang ditambahkan terakhir karena kedua bahan tersebut
berperan sebagai pelincir saat serbuk akan dicetak. Avicel pH 102 memiliki
kompresibilitas yang baik tapi alirannya kurang baik, maka untuk memperbaiki
alirannya digunakan Stearch 1500 yang memiliki stabilitas yang stabil terhadap
higroskopik. Pada proses pencetakan harus dilakukan penyetelan terhadap bobot
tablet dan nilai kekerasan tablet sampai diperoleh nilai yang sesuai dengan yang
diinginkan kemudian serbuk dapat dicetak.
Evaluasi massa cetak yang dilakukan ialah:
1. Kadar mampat
Tujuan evaluasi kadar mampat ialah untuk menjamin aliran granul yang baik,
dari 100 gram massa cetak diperoleh volume curah (Vo) 184 mL, volume
mampat (V1) 121 mL, sehingga diperoleh kadar mampat 34,23%. Jika dilihat
dari indeks carr maka aliran serbuk dinilai kurang baik, tetapi masih
memenuhi persyaratan.
2. Kecepatan aliran
Tujuan evaluasi kecepatan aliran ialah untuk menjamin keseragaman
pengisian ke dalam cetakan, dari 100 gram granul diperoleh hasil bahwa
serbuk mengalir dalam flow tester dengan waktu dan 16,7 detik, dengan
tinggi gundukan 3,8cm dan diameter 13,22 cm sehingga kecepatan alirannya
5,98 gram/detik dengan sudut istirahat 29,85° . Menurut literatur aliran
serbuk yang baik jika lebih dari 4 gram/detik. Sudut istirahat yang diperoleh
dari hasil percobaan menunjukkan aliran granul yang cukup baik.
Pada saat kompresi tablet perlu diperhatikan mengenai bobot tablet
sehingga ukuran punch disesuaikan dengan bobot yang telah ditentukan
berdasarkan perhitungan. Hasil perhitungan yang dilakukan, rentang bobot tablet
saat kompresi yaitu 184-223 mg. Hal tersebut perlu diperhatikan karena akan
berpengaruh pada kandungan zat aktif dalam tablet.
Evaluasi tablet meliputi :
1. Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan tujuan untuk penerimaan oleh konsumen.
Hasil evaluasi yaitu bentuk tablet bulat pipih, warna putih, rasa pahit, tidak
berbau. Hasil tersebut memenuhi persyaratan organoleptis.
2. Keseragaman ukuran
Uji keseragaman ukuran dilakukan karena keseragaman ukuran menunjukkan
homogenitas dan berpengaruh pula pada kadar zat aktif. Menurut Farmakope
Indonesia edisi III, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari
11/3 tebal tablet. Hasil percobaan diperoleh diameter tablet 7,11mm dengan
tebal 3,10 mm. Hal ini menunjukkan bahwa tablet yang diperoleh sesuai
persyaratan dan dapat diterima konsumen karena berkaitan dengan faktor
estetika
3. Kekerasan
Uji kekerasan tablet bertujuan untuk menjamin ketahanan tablet pada gaya
mekanik pada proses pengemasan dan penghantaran. Berdasarkan persyaratan
dinyatakan bahwa syarat kekerasan tablet kecil 4 - 6 kg/cm 2. Hasil yang
diperoleh rata rata kekerasannya iyalah 4,505 kg/cm2. Dengan standar deviasi
2,327 dan hasil tersebut menunjukkan bahwa tablet memenuhi persyaratan.
4. Friabilitas
Uji friabilitas bertujuan untuk menjamin ketahanan tablet terhadap daya
mekanik pada proses pengemasan dan pengantaran. Berdasarkan persyaratan
dinyatakan bahwa tablet yang baik memiliki friabilitas kurang dari 1%. Hasil
yang diperoleh dari percobaan ialah 1,0175%, sehingga memiliki friabilitas
yang cukup baik dan hasil tersebut menunjukkan bahwa tablet memenuhi
persyaratan.
5. Keseragaman Bobot
Uji keseragaman Bobot dilakukan untuk menjamin keseragaman kandungan
zat aktif dalam tablet. Rata rata bobot tablet yang diperoleh ialah 202 mg.
Persyaratan menurut Farmakope Indonesia edisi III untuk bobot rata rata ialah
151 mg - 300 mg ialah tidak boleh ada dua tablet yang masing masing
menyimpang dari bobot rata rata lebih besar dari 7,5%, dan tidak boleh ada
satupun tablet yang menyimpang dari bobot rata rata lebih dari 15%. Hasil
percobaan ialah terdapat satu tablet yang lebih besar dari 7,50% yaitu 7,537%.
Namun tidak ada tablet yang lebih besar dari 15%, sehingga hasil tersebut
menunjukkan bahwa tablet yang diperoleh memenuhi persyaratan.
6. Waktu hancur
Diperlukan uji waktu hancur karena tablet harus hancur dan melepaskan
obatnya ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan supaya komponen obat
sepenuhnya tersedia untuk di absorpsi dalam saluran pencernaan. Menurut
Farmakope Indonesia edisi III tiga, tablet memenuhi syarat uji bila pada waktu
tidak lebih dari 15 menit semua tablet hancur sempurna. Tablet hancur jika
tidak ada bagian tablet tertinggal di atas kasa kecuali fragmen bahan
pembantu. Hasil percobaan diperoleh waktu pertama kali hancur yaitu 16
detik dan tablet hancur sempurna pada detik ke-21. Hasil tersebut memenuhi
persyaratan Farmakope Indonesia edisi III.
7. Keseragaman sediaan
Uji keseragaman sediaan dilakukan untuk menjamin keseragaman kandungan
zat aktif dalam tablet. Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi IV, terdapat
dua macam uji keseragaman sediaan yaitu keragaman bobot dan keseragaman
kandungan. Namun, yang dilakukan pada percobaan ini ialah keragaman
bobot karena tablet yang dibuat kadar zat aktifnya lebih dari 50% bobot tablet.
Persyaratan Farmakope Indonesia edisi IV, kadar tablet asetosal mengandung
asam asetil salisilat C9H8O4 tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110,0%
dari jumlah yang tertera pada etiket. Berdasarkan hasil pengujian kadar tablet
dengan metode keragaman bobot, dari 10 sampel yang diuji diperoleh rentang
kadar tablet antara 101,402% - 109,575%. Rata-rata dari 10 tablet tersebut
adalah 105,878%. Semua tablet memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia
edisi IV.
8. Uji Disolusi
Uji disolusi menurut Farmakope Indonesia edisi V menggunakan media
disolusi dapar asetat yang dibuat dengan mencampurkan 2,99 gram Natrium
asetat trihidrat dan 1,6 ml asam asetat glasial P dengan air hingga 1000 ml.
Dapat asetat dibuat dengan pH 4,5±0,05 dan tipe disolusi 1 (dayung) 50 rpm.
Persyaratan yang baik adalah selama 30 menit zat aktif yang terdisolusi lebih
dari 80% (%Q) dari jumlah yang tertera pada etiket. Hasil percobaan disolusi
nyata adalah selama 30 menit setelah terdisolusi sebanyak rata-rata 95,635%
(%Q) zat aktif asetosal. Hal ini menunjukkan bahwa tablet asetosal yang
diperoleh setelah terdisolusi seluruhnya pada menit ke-30, sehingga
memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi V. Adapun faktor yang
mempengaruhi kecepatan disolusi suatu zat yaitu suhu, medium, kecepatan
perputaran, kecepatan letak vertikal poros, goyangnya poros, vibrasi,
gangguan pada aliran, posisi pengambilan cuplikan, formulasi bentuk sediaan
dan kalibrasi alat disolusi. Faktor-faktor kesalahan yang mungkin
mempengaruhi hasil yang diperoleh, antara lain:
1. Suhu larutan disolusi yang tidak konstan.
2. Ketidaktepatan jumlah dari medium disolusi, setelah dipipet
beberapa ml.
3. Terjadi kesalahan pengukuran pada waktu pengambilan sampel
menggunakan pipet volume.
BAB VII
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
GRAFIK
Kurva Antara Asam Salisilat dan Asetosal
0.4
0.3
0.2
0.1
0
60 80 100 120 140 160 180 200
Konsentrasi (ug/mL)
80
60 persen disolusi
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30 35
waktu (menit)
PERHITUNGAN
1. Perhitungan Bahan
a. Asetosal
100 mg × 1000 tablet = 100.000 mg = 100 gram
b. Mg Stearat
1
× 200 mg = 2 mg × 1000 tablet
100
= 2000 mg = 2 gram
c. Talk
5
× 200 mg = 10 mg × 1000 tablet
100
= 10.000 mg = 10 gram
d. Avicel pH 102
3
× 88 gram = 66 gram
4
e. Starch 1500
1
× 88 gram = 22 gram
4
Sudut istirahat :
tinggi gundukan
tan θ =
jari− jari
3,8 cm
=
6,61 cm
θ = 29,850
1. Evaluasi Tablet
a. Friabilitas
a−b
f= × 100 %
a
3,8820 gram−3,8425 gram
= × 100 %
3,8820 gram
= 1,0175 %
c. Keragaman bobot
Absorban 1 = 0,433
y = 0,0035x – 0,0065
0,433 = 0,0035x – 0,0065
0,433+0,0065
x =
0,0035
x = 125,571 µg/ml
25
Berat = 125,571 x 10-3 mg/ml x x 100 ml
3
= 104,642 mg
104,642
% Kadar = x 100 %
100 mg
= 104,642 %
Absorban 2 = 0,440
y = 0,0035x – 0,0065
0,440 = 0,0035x – 0,0065
0,440+0,0065
x =
0,0035
x = 127,571 µg/ml
25
Berat = 127,571 x 10-3 mg/ml x x 100 ml
3
= 106,309 mg
106,309
% Kadar = x 100 %
100 mg
= 106,309 %
Absorban 3 = 0,441
y = 0,0035x – 0,0065
0,441 = 0,0035x – 0,0065
0,441+ 0,0065
x =
0,0035
x = 127,857 µg/ml
25
Berat = 127,857 x 10-3 mg/ml x x 100 ml
3
= 106,547 mg
106,547
% Kadar = x 100 %
100 mg
= 106,547 %
104,642+106,309+106,547
Rata-rata % kadar =
3
= 105,832 %
0,2 07 8
Tablet 2 = x 105,832 %
0,2007
= 109,575 %
0,20 4 3
Tablet 3 = x 105,832 %
0,2007
= 107,730 %
0,2 075
Tablet 4 = x 105,832 %
0,2007
= 109,417 %
0,1950
Tablet 5 = x 105,832 %
0,2007
= 102,826 %
0,1982
Tablet 6 = x 105,832 %
0,2007
= 104,513 %
0,1955
Tablet 7 = x 105,832 %
0,2007
= 103,089 %
0,20 6 9
Tablet 8 = x 105,832 %
0,2007
= 109,101 %
0,195 4
Tablet 9 = x 105,832 %
0,2007
= 103,037 %
0,2050
Tablet 10 = x 105,832 %
0,2007
= 108,099 %
e. Uji Disolusi
A5 → y = 0,0035x – 0,0065
0,387 = 0,0035x – 0,0065
112,428 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 56,214 mg
56,214 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 56,214 %
B5 → y = 0,0035x – 0,0065
0,391 = 0,0035x – 0,0065
113,571 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 56,785 mg
56,785mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 56, 785 %
C5 → y = 0,0035x – 0,0065
0,404 = 0,0035x – 0,0065
117,285 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 58,642 mg
58,642mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 58,642 %
E5 → y = 0,0035x – 0,0065
0,397 = 0,0035x – 0,0065
115,285 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 57,642 mg
57,642mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 57,642 %
CERTIFICATE OF ANALYSIS
LAMPIRAN 4
DOKUMENTASI
LAMPIRAN 5
KEMASAN PRODUK
Kemasan Produk
Brosur Obat
®
ASPRIN
K
Komposisi :
Etiket