Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PRAKTIKUM

RANCANGAN BENTUK SEDIAAN DAN UJI MUTU


Pembuatan Tablet Asetosal 100 mg dengan Metode Cetak Langsung

Disusun oleh :
Kelompok 13

Dino Haryono 3351171063


Arina Risalah 3351171143
Nabilla Mutiara 3351171149

PROGRAM PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam asetil salisilat atau yang lebih dikenal dengan nama asetosal atau
aspirin merupakan obat analgetik, antipiretik, antiinflamasi, dan dapat juga
berfungsi sebagai obat antiplatelet. Asetosal sebagai antiplatelet digunakan
pada dosis rendah 40 mg/hari. Obat ini memiliki waktu paro eliminasi yang
pendek yaitu sekitar 2-3 jam sehingga harus sering diberikan untuk
mempertahankan kadar terapi dalam plasma. Bentuk sediaan lepas lambat
dirancang untuk melepaskan suatu dosis tarapetik awal obat yang diikuti oleh
suatu pelepasan obat yang lebih lambat dan konstan. Dalam praktikum dibuat
tablet asetosal 100 mg dengan metode cetak langsung. Pemilihan metode
cetak langsung karena asetosal memiliki sifat fisika dan kimia yang tidak
tahan kelembapan dan pemanasan serta kandungan zat aktif yang lebih dari
50% dari total tablet.
Keuntungan dari metode cetak langsung yaitu lebih ekonomis karena
proses waktu yang lebih singkat, mempercepat proses disolusi. Proses
disolusi merupakan salah satu proses optimasi disintegrasi tablet. Disintegrasi
yang ditambahkan pada proses granulasi basah diketahui kurang efektif
dibandingkan dengan cetak langsung karena pada tablet cetak langsung, tablet
lebih cepat terdesintegrasi menghasilkan partikel sedangkan pada metode
granulasi, tablet terdesintegrasi menjadi granul kemudian menjadi partikel.
Bahan tambahan yang digunakan dalam formulasi tablet asetosal yaitu
magnesium stearat, talk, avicel pH 102, dan starch 1500. Parameter yang
digunakan dalam evaluasi massa cetak adalah kecepatan alir dan kadar
mampat. Evaluasi tablet asetosal terdiri dari evaluasi organoleptis, kekerasan
tablet, friabilitas, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, uji waktu hancur,
keseragaman sediaan, dan uji disolusi.
1.2 Prinsip Percobaan
Berdasarkan sifat fisik dan kimia dari zat aktif yaitu sifat alir, kohesifitas dan
kompresibilitas

1.3 Tujuan Percobaan


1. Membuat tablet Asetosal 100 mg dengan metode cetak langsung
2. Dapat mengetahui dan menguasai cara pembuatan tablet dengan cara
cetak langsung sesuai dengan sifat aliran dan komprebilitas zat aktif
yang terkandung di dalamnya
3. Melakukan evaluasi kualitas tablet asetosal.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar


Asetosal atau Aspirin merupakan obat Antiinflamasi Non-
Steroid (OAINS), mengandung zat aktif berupa asam asetilsalisilat, memiliki
efek sebagai analgesik, antipiretik, antiinflamasi, dan antiagregasi platelet.
Asetosal dengan dosis rendah (40 mg) merupakan antiplatelet yang sering
digunakan untuk pasien dengan penyakit jantung koroner maupun pada
hipertensi berat untuk mencegah stroke. Asetosal sebagai antiplatelet
digunakan jangka panjang yang sering menimbulkan gastritis.

Asetosal atau aspirin menghambat pembentukan hormon dalam


tubuh yang dikenal sebagai prostaglandin. Siklooksigenase merupakan
sejenis enzim yang terlibat dalam
pembentukan prostaglandin dan tromboksan, aspirin mengasetil enzim
tersebut. Enzim ada dalam dua bentuk (isoform), yaitu siklooksigenase-1
(COX-1) dan siklooksigenase-2 (COX-2). COX-1 merupakan enzim
konstitutif yang mengkatalisis pembentukan prostonoid regulatoris pada
berbagai jaringan, terutama pada selaput lendir saluran pencernaan, ginjal,
platelet dan epitel pembuluh darah. COX-2 tidak konstitutif tetapi dapat
diinduksi, seperti bila ada stimulasi radang mitogenesis atau onkogenesis
terbentuk prostonoid yang merupakan mediator radang. Aspirin bekerja
mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan
enzim cyclic endoperoxides. Aspirin juga menghambat sintesa tromboksan A-
2 (TXA-2) di dalarn trombosit, sehingga akhirnya menghambat agregasi
trombosit. Aspirin menginaktivasi enzim-enzim pada trombosit tersebut secara
permanen. Penghambatan ini merupakan cara kerja aspirin dalam pencegahan
stroke dan TIA (Transient Ischemic Attack). Pada endotel pembuluh darah,
aspirin juga menghambat pembentukan prostasiklin. Hal ini membantu
mengurangi agregasi trombosit pada pembuluh darah yang rusak.
2.2 Praformulasi
1. Bahan Aktif Asetosal / Asam Asetil Salisilat
Struktur kimia

Rumus molekul C9H8O4


BM  180,16
Sinonim Aspirin, Asam Asetilsalisilat
Suhu lebur 141o sampai 144oC
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur
putih; tidak berbau atau hamper tidak
berbau; rasa asam.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air, mudah larut
dalam etanol (95%); larut dalam
kloroform dandalam eter.
Stabilitas Stabil di udara kering, di dalam udara
lembap secara bertahap terhidrolisa
menjadi asam salisilat dan asam asetat
Penetapan kadar Timbang seksama 50 mg, larutkan dalam
10 ml etanol (95%). Titrasi dengan
natrium hidroklorida 0,1 N menggunakan
indikator larutan fenolftalien.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Khasiat Analgetikum; antipiretikum
Dosis 300-900 mg tiap 4-6 jam bila diperlukan,
maksimum 4 gram perhari
Mekanisme kerja Menghamabat enzim siklo-oksigenase
sehingga koversi asam arakidonat
menjadi PGG2 terganggu
Kontraindikasi    Ulkus peptikulum, gagal hati dan ginjal,
wanita hamil, hemofilia, hipersensitifitas
Efek samping   Muntah, mual, anemia sekunder
Interaksi obat  Tidak boleh diberikan bersama
antikoagulan, menurunkan kadar gula
darah sehingga harus berhati-hati bila
diberikan bersama obat antidiabetes oral.
Kejadian ulserasi lambung meningkat,
bila diberikan bersama AINS lain.
Meningkatkan toksisitas asam valproat.
Farmakokinetik        a. Absorbsi          : Dari lambung ke usus
kecil
b. Distribusi         : Distribusi cepat ke
dalam banyak cairan dan jaringan
tubuh, hidrolisis salisilat ( aktif ) oleh
esterase dalam GI mukosa, sel darah
merah, cairan sinovial dan darah
c. Metabolisme   : Khususnya oleh enzim
mikrosomonal hati
d. Waktu paruh   : 15 – 20 menit
e. Eliminasi         : Ginjal sebagai salisilat
dan metabolisme terkonjugasi

OTT Dengan asam bebas, asetanilida,


amindopirin, phenazon, heksamin, garam
besi, phenobarbiton sodium, garam
kuinin, potasium dan sodium iodida,
alkali hidroksida, karbonat dan stearat
Asam asetilsalisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% C9H8O4,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
1 ml natrium hidroklorida 0,1 N setara dengan 18,02 mg C9H8O4
2. Avicel PH 102
Struktur kimia

Rumus Molekul (C6H10O6)n


Sinonim Microcrystalline Cellulose
BM 36.000
Pemerian bahan Serbuk kristal yang mengandung
porous particles, berwarna putih,
tidak berwarna, tidak berasa.
Kelarutan Mudah larut dalam 5% w/v larutan
sodium hidroksida, praktis tidak larut
dalam air, larutan asam, dan pelarut
organik.
Ukuran partikel 20 – 200 μm.
pH 5 – 7,5
Titik leleh/ lebur 260-270oC
Kompatibilitas Tidak kompatibel dengan oksidator
kuat
Penyimpanan Wadah tertutup rapat, tempat kering
Kegunaan Bahan pengisi dan pengikat, memiliki
range konsentrasi 5-80%

3. Talk
Rumus Molekul Mg6(Si2O5)4(OH)4
Sinonim Hydrous magnesium calcium
silicate, hydrous magnesium
silicate, luzenac
Pemerian bahan Serbuk kristal sangat halus,
berwarna putih hingga putih
keabu-abuan, tidak berbau dan
tidak berasa
Kelarutan Praktis tidak larut dalam asam
encer
Ukuran partikel 74 μm atau 44 μm
pH 7-10 untuk untuk 20 % w/v
dispersi aqueos
Kompatibilitas Tidak kompatibel dengan senyawa
yang mengandung amonium
kuarterner
Penyimpanan Wadah tertutup rapat, tempat
kering
Kegunaan Sebagai glidan, memiliki range
konsentrasi 1-10%

4. Magnesium stearate
Rumus Molekul C36H70MgO4
Sinonim Dibasic magnesium stearate
BM 591,34
Titik leleh 117-1500C
Pemerian bahan Serbuk sangat halur, berwarna
putih terang, sedikit berminyak
jika disentuh, lengket pada kulit
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol,
eter dan air, sedikit larut dalam
benzen hangat dan etanol (95%)
hangat

Titik leleh/ lebur 117-150ºC

Kompatibilitas Tidak kompatibel dengan asam


kuat, alkali, dan garam besi.
Hindari pencampuran dengan
oksidator kuat. Tidak dapat
digunakan dalam produk yang
mengandung aspirin, beberapa
vitamin, garam alkaloid.
Penyimpanan Wadah tertutup baik, tempat sejuk
dan kering
Kegunaan Sebagai lubrikan, memiliki range
konsentrasi 0,5-1,5%

5. Starch 1500
Rumus molekul (C6H10O5)n n= 300-1000
Sinonim starch (9005-25-8)
pH 5,5-6,5
BM 50.000-160.000
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol
dingin (95%) dan dalam air dingin.
Pati mengembang seketika dalam
air sekitar 5-10% pada 370C.
kation polivalen menghasilkan
lebih bengkak dari ion monovalent,
tetapi pH memiliki pengaruh yang
kecil
Pemerian Pati terjadi sebagai bubuk berbau
dan tidak berasa, halus, berwarna
putih yang terdiri dari butiran bulat
atau bulat telur sangat kecil yang
ukuran dan bentuk yang
berkarakteristik untuk masing-
masing variates botani
Kegunaan sebagai diluen, memiliki range
konsentrasi 5-80%

2.3 Tablet
2.3.1 Definisi
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan
atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat
diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi. Tablet adalah sediaan
padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan
tablet kempa.

2.3.2 Kriteria Tablet


Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi memenuhi persyaratan;
6. Stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.

2.3.3 Keuntungan Sediaan Tablet


Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai
keuntungan, antara lain :
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk
sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan
pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan.
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif
yang tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua
bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan
yang paling rendah;
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang
kecil;
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah;
tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan
permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul;
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di
tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan
pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi;
9. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas
terkendali);
10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau
yang tidak enak, dan untuk terapi lokal (salut enterik);
11. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya
produksinya lebih rendah;
12. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;
13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran
kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
2.3.4 Kerugian Sediaan Tablet
Sediaan tablet juga mempunya beberapa kerugian, antara lain :
1. Pasien yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak
sadar/pingsan)
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
a. Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat
amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;
b. Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya
cukup besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran
cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi
(harus diformulasi sedemikian rupa);
c. Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi,
atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban
udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini
sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet.

2.3.5 Metode Pembuatan Tablet


Sediaan tablet dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi
basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan
sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang
akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab,
kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.
Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :
1. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang
dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan
terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak
langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip
dari metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan
larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu
pula, kemudian massa basah tersebut digranulasi.
2. Granulasi kering, disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat
aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi
massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel
yang berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula. Prinsip dari
metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan
pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini cukup
baik digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu
tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap
pemanasan dan kelembaban.
3. Metode kempa langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa
langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan
awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah,
praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada
kondisi dimana zat aktif maupun untuk eksipiennya memiliki aliran yang
bagus, zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan
terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti
NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian
besar zat aktif tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif
tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit
untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). Secara umum sifat zat aktif
yang cocok untuk metode kempa langsung adalah: alirannya baik,
kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan
adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.

Keuntungan metode kempa langsung yaitu :


a. Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
b. Lebih singkat prosesnya, karena proses yang dilakukan lebih sedikit,
maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih
singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
c. Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan
lembab
d. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses
granul, tetapi langsung menjadi partikel. Tablet kempa langsung berisi
partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel
halus.

Kekurangan metode kempa langsung :


a. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan
pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya
dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam
tablet.
b. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung
karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan
proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak
dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan
obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan
warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang
terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga
keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.
c. Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus
bersifat; mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesivitas dan
adhesivitas yang baik.

3. Metode semi granulasi dasar dan Granulasi terpisah, metode ini


dilakukan jika terdapat dua atau lebih zat aktif yang akan dibuat dalam
satu sediaan tablet dan kedua atau lebih zat aktif tersebut memiliki sifat
yang berbeda.

Granulasi Basah Granulasi kering Kempa langsung Semi Granulasi basah


dan granulasi terpisah

zat aktif tahan zat aktif yang zat aktif maupun kedua atau lebih zat
terhadap lembab memiliki dosis untuk eksipiennya aktif tersebut memiliki
dan panas, sifat efektif yang memiliki aliran sifat yang berbeda
aliran dan terlalu tinggi yang bagus, zat
kompresibilitasnya untuk dikempa aktif yang kecil
tidak baik langsung, zat aktif dosisnya, zat aktif
yang sensitif tersebut tidak tahan
terhadap terhadap panas dan
pemanasan dan lembab
kelembaban

2.3.6 Permasalahan Dalam Pencetakan Tablet


Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara
umum, seperti :
1. Capping : pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet
dari badan tablet
2. Laminasi : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih
3. Chipping : keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong
4. Cracking : keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas-tengah
5. Picking : perpidahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada
permukaan punch
6. Sticking : keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi)
7. Mottling : keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet
tidak merata.

2.3.7 Parameter Uji Sediaan Untuk Proses Evaluasi


Evaluasi sediaan tablet meliputi :
1. Kemampuan Alir dan sudut istirahat
2. Kerapatan curah dan Kerapatan mampat
3. Organonleptis, keseragaman bobot dan ukuran
4. Kekerasan dan friabilitas
5. Waktu hancur
6. Keseragaman sediaan (keseragaman bobot, keseragaman kandungan)
7. Uji disolusi
BAB III

ALAT DAN BAHAN

.1 Alat
1. Mortir
2. Stamper
3. Timbangan
4. Alat cetak tablet
5. Jangka sorong
6. Hardness tester
7. Disintegration tester
8. Friabilator
9. Alat disolusi tipe dayung
10. Flow tester
11. Alat uji mampat

.2 Bahan
1. Asetosal
2. Starch1500
3. Avicel pH 102
4. Magnesium stearat
5. Talk

BAB IV

PROSEDUR PERCOBAAN

.1 Prosedur Pembuatan
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditimbang semua bahan sesuai kebutuhan.
3. Dilakukan pemeriksaan bahan yang akan digunakan (jika diperlukan).
Bahan yang digunakan dalam formula ini sudah memiliki sertifikat
analisis sehingga tidak diperlukan pemeriksaan bahan.
4. Dicampurkan asetosal sebanyak 100 gram dengan Strach 1500 sebanyak
22 gram dan avicel pH 102 sebanyak 66 gram.
5. Ditambahkan magnesium stearat sebanyak 2 gram dan talk sebanyak 10
gram ke dalam campuran nomor 4, kemudian dihomogenkan.
6. Dilakukan evaluasi massa cetak meliputi uji kecepatan alir dan uji
mampat.
7. Dilakukan pencetakan dengan punch 6-8 mm dengan bobot tablet yang
ditetapkan.
8. Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh menurut persyaratan
resmi.

.2 Prosedur Evaluasi Massa Cetak


.2.1 Uji Kecepatan Alir
1. Dimasukkan 100 gram massa cetak ke dalam corong pada alat flow
tester.
2. Disiapkan wadah penampung massa cetak pada bagian wadah
corong.
3. Dibuka tutup corong, massa cetak meluncur melewati corong.
4. Dicatat waktu yang diperlukan massa cetak untuk mengalir melalui
corong, diameter dan tinggi tumpukan massa cetak.
5. Dihitung kecepatan alir dan sudut istirahatnya.
.2.2 Uji Kadar Mampat
1. Dimasukkan massa cetak 100 gram ke dalam corong.
2. Dimampatkan hingga 500 ketukan.
3. Dicatat volume awal dan volume akhir (setelah dimampatkan).
4. Dihitung kadar mampatnya.

.3 Prosedur Evaluasi Tablet


.3.1 Organoleptis
1. Tablet diamati secara visual (terjadi ketidak homogen atau tidak,
bentuk tablet permukaan cacat atau tidak, harus bebas dari noda
atau bintik-bintik).
2. Dicatat hasil pengamatan.
.3.2 Kekerasan
1. Diambil 20 tablet secara acak.
2. Ditentukan kekerasan menggunakan hardness tester.
3. Dihitung kekerasan rata-rata dan standar deviasinya.
.3.3 Friabilitas
1. Diambil 20 tablet secara acak, ditimbang.
2. Dimasukkan ke dalam friabilator, diputar sebanyak 100 putaran.
3. Ditimbang kembali bobot 20 tablet.
4. Dihitung friabilitasnya.
.3.4 Keseragaman Ukuran
1. Diambil 20 tablet secara acak.
2. Diukur diameter dan tebalnya menggunakan jangka sorong.
.3.5 Keseragaman Bobot
1. Diambil 20 tablet secara acak, ditimbang masing-masing tablet.
2. Dihitung bobot rata-rata dan penyimpangan terhadap bobot rata-
rata.
.3.6 Uji Waktu Hancur
1. Diambil 6 tablet secara acak.
2. Dimasukkan masing-masing tablet ke dalam keranjang pada alat
desintegration tester.
3. Dijalankan alat (keranjang naik turun).
4. Dihentikan alat jika sisa sediaan yang tersisa pada kasa uji
merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas.
5. Dicatat waktu hancur tablet.
.3.7 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
1. Ditimbang masing-masing 100 mg pembanding asetosal dan asam
salisilat, dilarutkan ke dalam 100 mL dapar asetat (1000 ppm).
2. Dibuat masing-masing larutan dengan konsentrasi 100 ppm.
3. Diukur dengan spektrofotometri UV-Vis sehingga menghasilkan
kurva bertubrukan yang merupakan panjang gelombang maksimum.
.3.8 Keseragaman Sediaan
1. Ditimbang 100 mg pembanding asetosal dilarutkan ke dalam 100
mL dapar asetat (1000 ppm).
2. Dibuat larutan dengan konsentrasi 80, 100, 120, 140, 160 dan 180
ppm.
3. Diukur keenam larutan tersebut dengan spektrofotometri UV-Vis.
4. Diperoleh absorban, kurva kalibrasi dan persamaan regresi linear.
5. Diambil 30 tablet secara acak, ditimbang 10 tablet satu per satu.
6. Dihitung bobot rata-ratanya, tablet digerus kemudian ditimbang 3
kali sesuai bobot rata-ratanya (triplo).
7. Dilarutkan dalam 100 mL dapar asetat (1000 ppm).
8. Dibuat larutan dengan konsentrasi sesuai panjang gelombang
maksimum.
9. Diukur ketiga larutan menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
10. Diperoleh absorban masing-masing larutan.
11. Dihitung persentase kadar zat aktif masing-masing tablet (10 tablet).
.3.9 Uji Disolusi
1. Dibuat larutan dapar asetat 0,05 M dengan mencampurkan 2,99
gram Natrium asetat trihidrat dan 1,66 mL asam asetat glasial
dengan air hingga 1000 Ml.
2. Diukur pH dapar menggunakan pH meter hingga mencapai pH
4,5±0,05.
3. Dimasukkan 500 mL dapar asetat ke dalam masing-masing media
disolusi, dinyalakan alat pada 50 rpm, suhu 37°C, selama 30 menit.
4. Dilakukan uji disolusi, ditampung ke dalam 30 vial, diukur
menggunakan spektrofotometri UV-Vis untuk memperoleh nilai
absorban.
5. Dihitung persentase disolusinya (%Q).
BAB V

HASIL PERCOBAAN

5.1 Evaluasi Massa Cetak

5.1.1 Kadar Mampat

Volume curah (Vo) 184 mL


Volume mampat (Vl) 121 mL
Kadar mampat 34,23 %
Aliran kurang baik

5.1.2 Kecepatan Aliran


Bobot granul 100 gram
Waktu 16,7 detik
Tinggi 3,8 cm
Diameter 13,22 cm
Kecepatan alir 5,98 gram/detik
Sudut istirahat 29,850
Aliran baik

5.2 Evaluasi Tablet

5.2.1 Organoleptis
Bentuk Bulat pipih
Warna Putih
Rasa Pahit
Bau Tidak berbau
Memenuhi persyaratan

5.2.2 Keseragaman Ukuran

Tablet Diameter (mm) Tebal (mm)


1 7,11 3,11
2 7,12 3,11
3 7,11 3,12
4 7,11 3,11
5 7,11 3,11
6 7,11 3,12
7 7,11 3,10
8 7,11 3,12
9 7,11 3,10
10 7,11 3,10
11 7,11 3,10
12 7,11 3,10
13 7,11 3,10
14 7,11 3,10
15 7,11 3,10
16 7,11 3,10
17 7,11 3,10
18 7,11 3,10
19 7,11 3,10
20 7,11 3,10
Rata-rata 7,11 3,10
Hasil Diameter tablet tidak lebih dari 3
kali dan tidak kurang dari 11/3 tebal
tablet, sehingga memenuhi
persyaratan

5.2.3 Kekerasan

Tablet Kekerasan (N)


1 44
2 46
3 47
4 45
5 44
6 42
7 49
8 49
9 45
10 46
11 43
12 45
13 43
14 42
15 45
16 47
17 48
18 41
19 47
20 43
Rata-rata 45,05
Standar deviasi 2,327
Memenuhi persyaratan

5.2.4 Friabilitas

Tablet uji 20 tablet


Putaran 100 putaran
a (bobot tablet sebelum uji) 3,8820 gram
b (bobot tablet setelah uji) 3,8425 gram
% friabilitas 1,0175 %
Hasil Baik (memenuhi persyaratan)

5.2.5 Keseragaman Bobot

Tablet Bobot (gram)


1 0,2040
2 0,1956
3 0,2173
4 0,1928
5 0,2013
6 0,2077
7 0,2059
8 0,2001
9 0,1957
10 0,1970
11 0,2030
12 0,2060
13 0,2130
14 0,2085
15 0,2014
16 0,1941
17 0,2070
18 0,1955
19 0,1960
20 0,1995
Rata-rata 0,2020

5.2.6 Penyimpangan Bobot Rata-Rata

Tablet Penyimpangan (%)


1 0,995
2 3,202
3 7,537
4 4,587
5 0,381
6 2,786
7 1,895
8 0,975
9 3,152
10 2,509
11 0,460
12 1,945
13 5,409
14 3,182
15 0,332
16 3,944
17 2,439
18 3,251
19 3,004
20 1,272
Syarat Kolom A : 2 tablet tidak boleh ≥ 7,5%
Kolom B : 1 tablet tidak boleh ≥ 15 %
Hasil Memenuhi persyaratan

5.2.7 Waktu Hancur

Waktu pertama kali tablet hancur 16 detik


Waktu tablet hancur sempurna 21 detik
Jumlah tablet 6 tablet
Suhu 370
Memenuhi persyaratan

5.2.8 Keragaman Bobot

Tablet Bobot (gram)


1 0,1923
2 0,2078
3 0,2043
4 0,2075
5 0,1950
6 0,1982
7 0,1955
8 0,2069
9 0,1954
10 0,2050
Rata-rata 0,2007
Persamaan regresi linier y = 0,0035 – 0,0065
Absorbansi sampel (triplo) 0,433
0,440
0,441
Kadar zat aktif (%) 104,642
106,309
106,547
Rata-rata kadar zat aktif (%) 105,832

5.2.9 Kadar Zat Aktif Tiap Tablet

Tablet Kadar zat aktif (%)


1 101,402
2 109,575
3 107,730
4 109,417
5 102,826
6 104,513
7 103,089
8 109,101
9 103,037
10 108,099
Rata-rata 105,878
Simpangan baku 3,197
Persyaratan 90 – 110%, memenuhi persyaratan

5.2.10 Uji Disolusi

%Q 5 menit 10 menit 15 menit 20 menit 25 menit 30 menit


A 56,214 63,052 68,761 77,589 84,479 95,580
B 56,785 62,492 68,463 80,011 86,385 92,941
C 58,642 61,243 73,009 80,388 88,678 97,987
D 59,642 63,977 69,636 75,034 87,428 96,819
E 57,642 63,080 70,903 79,203 84,512 94,761
Rata-rata 57,785 62,768 70,154 78,445 86,296 95,617
Memenuhi persyaratan
BAB VI

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dibuat sediaan tablet dengan bahan aktif asetosal.
Metode pembuatan tablet yang digunakan ialah metode cetak langsung karena
merupakan zat yang berbentuk kristal dan memiliki daya alir yang baik,
mempunyai sifat dan udara lembab, secara bertahap terhidrolisis menjadi asam
salisilat dan asam asetat, maka pada proses pembuatan tablet digunakan metode
cetak langsung, sehingga tidak memerlukan proses granulasi. Pencampuran harus
benar-benar homogen karena akan mengakibatkan tidak meratanya kandungan zat
aktif pada tablet yang dihasilkan. Metode cetak langsung cocok untuk bahan obat
yang bersifat tidak stabil terhadap pemanasan atau bahan yang dapat terurai
dengan adanya air, namun memiliki sifat alir yang baik.
Pemilihan Mg stearat dan talk sebagai lubrikan bertujuan untuk mencegah
massa tablet melekat pada cetakan, sifat kedua bahan tersebut saling melengkapi
dimana Mg stearat memiliki sifat glidan, antiadheran dan lubrikan yang baik.
Sementara talk memiliki glidan dan antiadheran yang baik, sehingga kombinasi
antara kedua bahan tersebut akan menghasilkan sediaan yang baik. Pembawa dan
pengisi yang digunakan adalah avicel pH 102 dan Stearch 1500 dengan
perbandingan 3:1 yang ditambahkan terakhir karena kedua bahan tersebut
berperan sebagai pelincir saat serbuk akan dicetak. Avicel pH 102 memiliki
kompresibilitas yang baik tapi alirannya kurang baik, maka untuk memperbaiki
alirannya digunakan Stearch 1500 yang memiliki stabilitas yang stabil terhadap
higroskopik. Pada proses pencetakan harus dilakukan penyetelan terhadap bobot
tablet dan nilai kekerasan tablet sampai diperoleh nilai yang sesuai dengan yang
diinginkan kemudian serbuk dapat dicetak.
Evaluasi massa cetak yang dilakukan ialah:
1. Kadar mampat
Tujuan evaluasi kadar mampat ialah untuk menjamin aliran granul yang baik,
dari 100 gram massa cetak diperoleh volume curah (Vo) 184 mL, volume
mampat (V1) 121 mL, sehingga diperoleh kadar mampat 34,23%. Jika dilihat
dari indeks carr maka aliran serbuk dinilai kurang baik, tetapi masih
memenuhi persyaratan.
2. Kecepatan aliran
Tujuan evaluasi kecepatan aliran ialah untuk menjamin keseragaman
pengisian ke dalam cetakan, dari 100 gram granul diperoleh hasil bahwa
serbuk mengalir dalam flow tester dengan waktu dan 16,7 detik, dengan
tinggi gundukan 3,8cm dan diameter 13,22 cm sehingga kecepatan alirannya
5,98 gram/detik dengan sudut istirahat 29,85° . Menurut literatur aliran
serbuk yang baik jika lebih dari 4 gram/detik. Sudut istirahat yang diperoleh
dari hasil percobaan menunjukkan aliran granul yang cukup baik.
Pada saat kompresi tablet perlu diperhatikan mengenai bobot tablet
sehingga ukuran punch disesuaikan dengan bobot yang telah ditentukan
berdasarkan perhitungan. Hasil perhitungan yang dilakukan, rentang bobot tablet
saat kompresi yaitu 184-223 mg. Hal tersebut perlu diperhatikan karena akan
berpengaruh pada kandungan zat aktif dalam tablet.
Evaluasi tablet meliputi :
1. Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan tujuan untuk penerimaan oleh konsumen.
Hasil evaluasi yaitu bentuk tablet bulat pipih, warna putih, rasa pahit, tidak
berbau. Hasil tersebut memenuhi persyaratan organoleptis.
2. Keseragaman ukuran
Uji keseragaman ukuran dilakukan karena keseragaman ukuran menunjukkan
homogenitas dan berpengaruh pula pada kadar zat aktif. Menurut Farmakope
Indonesia edisi III, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari
11/3 tebal tablet. Hasil percobaan diperoleh diameter tablet 7,11mm dengan
tebal 3,10 mm. Hal ini menunjukkan bahwa tablet yang diperoleh sesuai
persyaratan dan dapat diterima konsumen karena berkaitan dengan faktor
estetika
3. Kekerasan
Uji kekerasan tablet bertujuan untuk menjamin ketahanan tablet pada gaya
mekanik pada proses pengemasan dan penghantaran. Berdasarkan persyaratan
dinyatakan bahwa syarat kekerasan tablet kecil 4 - 6 kg/cm 2. Hasil yang
diperoleh rata rata kekerasannya iyalah 4,505 kg/cm2. Dengan standar deviasi
2,327 dan hasil tersebut menunjukkan bahwa tablet memenuhi persyaratan.
4. Friabilitas
Uji friabilitas bertujuan untuk menjamin ketahanan tablet terhadap daya
mekanik pada proses pengemasan dan pengantaran. Berdasarkan persyaratan
dinyatakan bahwa tablet yang baik memiliki friabilitas kurang dari 1%. Hasil
yang diperoleh dari percobaan ialah 1,0175%, sehingga memiliki friabilitas
yang cukup baik dan hasil tersebut menunjukkan bahwa tablet memenuhi
persyaratan.
5. Keseragaman Bobot
Uji keseragaman Bobot dilakukan untuk menjamin keseragaman kandungan
zat aktif dalam tablet. Rata rata bobot tablet yang diperoleh ialah 202 mg.
Persyaratan menurut Farmakope Indonesia edisi III untuk bobot rata rata ialah
151 mg - 300 mg ialah tidak boleh ada dua tablet yang masing masing
menyimpang dari bobot rata rata lebih besar dari 7,5%, dan tidak boleh ada
satupun tablet yang menyimpang dari bobot rata rata lebih dari 15%. Hasil
percobaan ialah terdapat satu tablet yang lebih besar dari 7,50% yaitu 7,537%.
Namun tidak ada tablet yang lebih besar dari 15%, sehingga hasil tersebut
menunjukkan bahwa tablet yang diperoleh memenuhi persyaratan.
6. Waktu hancur
Diperlukan uji waktu hancur karena tablet harus hancur dan melepaskan
obatnya ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan supaya komponen obat
sepenuhnya tersedia untuk di absorpsi dalam saluran pencernaan. Menurut
Farmakope Indonesia edisi III tiga, tablet memenuhi syarat uji bila pada waktu
tidak lebih dari 15 menit semua tablet hancur sempurna. Tablet hancur jika
tidak ada bagian tablet tertinggal di atas kasa kecuali fragmen bahan
pembantu. Hasil percobaan diperoleh waktu pertama kali hancur yaitu 16
detik dan tablet hancur sempurna pada detik ke-21. Hasil tersebut memenuhi
persyaratan Farmakope Indonesia edisi III.
7. Keseragaman sediaan
Uji keseragaman sediaan dilakukan untuk menjamin keseragaman kandungan
zat aktif dalam tablet. Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi IV, terdapat
dua macam uji keseragaman sediaan yaitu keragaman bobot dan keseragaman
kandungan. Namun, yang dilakukan pada percobaan ini ialah keragaman
bobot karena tablet yang dibuat kadar zat aktifnya lebih dari 50% bobot tablet.
Persyaratan Farmakope Indonesia edisi IV, kadar tablet asetosal mengandung
asam asetil salisilat C9H8O4 tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110,0%
dari jumlah yang tertera pada etiket. Berdasarkan hasil pengujian kadar tablet
dengan metode keragaman bobot, dari 10 sampel yang diuji diperoleh rentang
kadar tablet antara 101,402% - 109,575%. Rata-rata dari 10 tablet tersebut
adalah 105,878%. Semua tablet memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia
edisi IV.
8. Uji Disolusi
Uji disolusi menurut Farmakope Indonesia edisi V menggunakan media
disolusi dapar asetat yang dibuat dengan mencampurkan 2,99 gram Natrium
asetat trihidrat dan 1,6 ml asam asetat glasial P dengan air hingga 1000 ml.
Dapat asetat dibuat dengan pH 4,5±0,05 dan tipe disolusi 1 (dayung) 50 rpm.
Persyaratan yang baik adalah selama 30 menit zat aktif yang terdisolusi lebih
dari 80% (%Q) dari jumlah yang tertera pada etiket. Hasil percobaan disolusi
nyata adalah selama 30 menit setelah terdisolusi sebanyak rata-rata 95,635%
(%Q) zat aktif asetosal. Hal ini menunjukkan bahwa tablet asetosal yang
diperoleh setelah terdisolusi seluruhnya pada menit ke-30, sehingga
memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi V. Adapun faktor yang
mempengaruhi kecepatan disolusi suatu zat yaitu suhu, medium, kecepatan
perputaran, kecepatan letak vertikal poros, goyangnya poros, vibrasi,
gangguan pada aliran, posisi pengambilan cuplikan, formulasi bentuk sediaan
dan kalibrasi alat disolusi. Faktor-faktor kesalahan yang mungkin
mempengaruhi hasil yang diperoleh, antara lain:
1. Suhu larutan disolusi yang tidak konstan.
2. Ketidaktepatan jumlah dari medium disolusi, setelah dipipet
beberapa ml.
3. Terjadi kesalahan pengukuran pada waktu pengambilan sampel
menggunakan pipet volume.

BAB VII

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa tablet asetosal yang


diperoleh telah memenuhi persyaratan evalusi sediaan tablet yang meliputi
evaluasi organoleptis, keseragaman ukuran, kekerasan, friabilitas, keseragaman
bobot, waktu hancur, keragaman bobot, kadar zat aktif dan uji disolusi, sehingga
tablet layak dipasarkan dan dikonsumsi oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia : Jakarta.
2. Depkes. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta.
3. Ali, Shaukat, Langley, Nigel, Dry Granulation Simplifies Tablet Proccess :
Fast & Cost Effective Compared To Wet Granulation, ( disadur dari majalah
PFQ ( Pharmaceutical Formulation & Quality) volume 12 no. 2 edisi
April/Mei 2010.
4. Lieberman, H.A., Lachman, L.,1981, Pharmaceutical Dosage Forms, Marcel
Dekker,Inc., USA
5. Voigt, Rudolf, 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM Press ,
Yogyakarta
6. Rowe, Rayman C., et al , 2009 , Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th
Edition ,Pharmaceutical & American Pharmacist Association, London , UK

LAMPIRAN 1

GRAFIK
Kurva Antara Asam Salisilat dan Asetosal

Kurva Kalibrasi Asetosal dalam Dapar Asetat


0.7
0.6 f(x) = 0 x − 0.01
0.5 R² = 1
Serapan(A)

0.4
0.3
0.2
0.1
0
60 80 100 120 140 160 180 200
Konsentrasi (ug/mL)

Kurva Kalibrasi Asetosal dalam Dapar Asetat


Uji Disolusi
120

kadar disolusi (%) 100

80

60 persen disolusi

40

20

0
0 5 10 15 20 25 30 35
waktu (menit)

Kurva Hasil Uji Disolusi dengan Perbandingan terhadap Waktu


LAMPIRAN 2

PERHITUNGAN

1. Perhitungan Bahan
a. Asetosal
100 mg × 1000 tablet = 100.000 mg = 100 gram

b. Mg Stearat
1
× 200 mg = 2 mg × 1000 tablet
100
= 2000 mg = 2 gram

c. Talk
5
× 200 mg = 10 mg × 1000 tablet
100
= 10.000 mg = 10 gram

d. Avicel pH 102
3
× 88 gram = 66 gram
4

e. Starch 1500
1
× 88 gram = 22 gram
4

Bobot Tablet = 200 mg


Avicel pH 102 : Starch 1500 = 3:1 dari bobot 200 gram – (100+2+10)
= 88 gram

2. Evaluasi Massa Cetak


a. Kadar Mampat
V 0−V 1
%T = × 100 %
V0
184−121
= × 100 %
184
= 34,23 %
b. Kecepatan Alir
bobot serbuk
Kecepatan alir =
waktu
100 gram
=
16,7 detik
= 5,98 gram/detik

Sudut istirahat :
tinggi gundukan
tan θ =
jari− jari
3,8 cm
=
6,61 cm
θ = 29,850

1. Evaluasi Tablet
a. Friabilitas
a−b
f= × 100 %
a
3,8820 gram−3,8425 gram
= × 100 %
3,8820 gram
= 1,0175 %

b. Penyimpangan bobot rata-rata


bobot rata−rata−bobot 1tablet
% Penyimpangan = × 100 %
bobot rata−rata

0,20207 gram−0,2040 gram


Tablet 1 = × 100 %
0,20207 gram
= 0,995 %

0,20207 gram−0,1956 gram


Tablet 2 = × 100 %
0,20207 gram
= 3,202 %
0,20207 gram−0,2173 gram
Tablet 3 = × 100 %
0,20207 gram
= 7,537 %

0,20207 gram−0,1928 gram


Tablet 4 = × 100 %
0,20207 gram
= 4,587 %

0,20207 gram−0,2013 gram


Tablet 5 = × 100 %
0,20207 gram
= 0,381 %

0,20207 gram−0,2077 gram


Tablet 6 = × 100 %
0,20207 gram
= 2,786 %

0,20207 gram−0,2059 gram


Tablet 7 = × 100 %
0,20207 gram
= 1,895 %

0,20207 gram−2001 gram


Tablet 8 = × 100 %
0,20207 gram
= 0,975 %

0,20207 gram−0,1957 gram


Tablet 9 = × 100 %
0,20207 gram
= 3,152 %

0,20207 gram−0,1970 gram


Tablet 10 = × 100 %
0,20207 gram
= 2,509 %

0,20207 gram−0,2030 gram


Tablet 11 = × 100 %
0,20207 gram
= 0,460 %

0,20207 gram−0,2060 gram


Tablet 12 = × 100 %
0,20207 gram
= 1,945 %

0,20207 gram−0,2130 gram


Tablet 13 = × 100 %
0,20207 gram
= 5,409 %

0,20207 gram−0,2085 gram


Tablet 14 = × 100 %
0,20207 gram
= 3,182 %

0,20207 gram−0,2014 gram


Tablet 15 = × 100 %
0,20207 gram
= 0,332 %

0,20207 gram−0,1941 gram


Tablet 16 = × 100 %
0,20207 gram
= 3,944 %

0,20207 gram−0,2070 gram


Tablet 17 = × 100 %
0,20207 gram
= 2,439 %

0,20207 gram−0,1955 gram


Tablet 18 = × 100 %
0,20207 gram
= 3,251 %

0,20207 gram−0,1960 gram


Tablet 19 = × 100 %
0,20207 gram
= 3,004 %
0,20207 gram−0,1995 gram
Tablet 20 = × 100 %
0,20207 gram
= 1,272 %

c. Keragaman bobot
 Absorban 1 = 0,433
y = 0,0035x – 0,0065
0,433 = 0,0035x – 0,0065
0,433+0,0065
x =
0,0035
x = 125,571 µg/ml
25
Berat = 125,571 x 10-3 mg/ml x x 100 ml
3
= 104,642 mg
104,642
% Kadar = x 100 %
100 mg
= 104,642 %

 Absorban 2 = 0,440
y = 0,0035x – 0,0065
0,440 = 0,0035x – 0,0065
0,440+0,0065
x =
0,0035
x = 127,571 µg/ml
25
Berat = 127,571 x 10-3 mg/ml x x 100 ml
3
= 106,309 mg
106,309
% Kadar = x 100 %
100 mg
= 106,309 %

 Absorban 3 = 0,441
y = 0,0035x – 0,0065
0,441 = 0,0035x – 0,0065
0,441+ 0,0065
x =
0,0035
x = 127,857 µg/ml
25
Berat = 127,857 x 10-3 mg/ml x x 100 ml
3
= 106,547 mg
106,547
% Kadar = x 100 %
100 mg
= 106,547 %

104,642+106,309+106,547
Rata-rata % kadar =
3
= 105,832 %

d. % Kadar tiap tablet


Bobot 1tablet
% Kadar tiap tablet = x % kadar rata-rata
Bobot yang ditimbang
0,1923
Tablet 1 = x 105,832 %
0,2007
= 101,402 %

0,2 07 8
Tablet 2 = x 105,832 %
0,2007
= 109,575 %

0,20 4 3
Tablet 3 = x 105,832 %
0,2007
= 107,730 %

0,2 075
Tablet 4 = x 105,832 %
0,2007
= 109,417 %

0,1950
Tablet 5 = x 105,832 %
0,2007
= 102,826 %

0,1982
Tablet 6 = x 105,832 %
0,2007
= 104,513 %

0,1955
Tablet 7 = x 105,832 %
0,2007
= 103,089 %

0,20 6 9
Tablet 8 = x 105,832 %
0,2007
= 109,101 %

0,195 4
Tablet 9 = x 105,832 %
0,2007
= 103,037 %

0,2050
Tablet 10 = x 105,832 %
0,2007
= 108,099 %

e. Uji Disolusi
 A5 → y = 0,0035x – 0,0065
0,387 = 0,0035x – 0,0065
112,428 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 56,214 mg
56,214 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 56,214 %

 A10 → y = 0,0035x – 0,0065


0,427 = 0,0035x – 0,0065
123,857 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 61,928 mg
10
FK = x 56,214 mg = 1,124 mg
500
Q = 61,928 + 1,124 = 63,052 mg
63,052mg
%Q = x 100 %
100mg
= 63,052 %

 A15 → y = 0,0035x – 0,0065


0,466 = 0,0035x – 0,0065
135 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 67,5 mg
10
FK = x 63,052 mg = 1,261 mg
500
Q = 67,5 + 1, 261 = 68,761 mg
68,761mg
%Q = x 100 %
100mg
= 68,761 %

 A20 → y = 0,0035x – 0,0065


0,527 = 0,0035x – 0,0065
152,428 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 76,214 mg
10
FK = x 68,761 mg = 1,375 mg
500
Q = 76,214 + 1, 375 = 77,589 mg
77,589mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 77,589 %

 A25 → y = 0,0035x – 0,0065


0,574 = 0,0035x – 0,0065
165,857 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 82,928 mg
10
FK = x 77,589 mg = 1,551 mg
500
Q = 82,928 + 1, 551 = 84,479 mg
84,479 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 84,479 %

 A30 → y = 0,0035x – 0,0065


0,651 = 0,0035x – 0,0065
187,857 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 93,928 mg
10
FK = x 84,479 mg = 1,689 mg
500
Q = 93,928 + 1,689 = 95,617 mg
95,617 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 95,617 %

 B5 → y = 0,0035x – 0,0065
0,391 = 0,0035x – 0,0065
113,571 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 56,785 mg
56,785mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 56, 785 %

 B10 → y = 0,0035x – 0,0065


0,423 = 0,0035x – 0,0065
122,714 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 61,357 mg
10
FK = x 56, 785 mg = 1,135 mg
500
Q = 61, 357 + 1,135 = 62,492 mg
62,492mg
%Q = x 100 %
100mg
= 62,492 %

 B15 → y = 0,0035x – 0,0065


0,464 = 0,0035x – 0,0065
134,428 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 67,214 mg
10
FK = x 62,492 mg = 1,249 mg
500
Q = 67, 214 + 1, 249 = 68,463 mg
68,463 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 68,463 %

 B20 → y = 0,0035x – 0,0065


0,544 = 0,0035x – 0,0065
157,285 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 78,642 mg
10
FK = x 68,463 mg = 1,369 mg
500
Q = 78,642 + 1, 369 = 80,011 mg
80,011 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 80,011 %

 B25 → y = 0,0035x – 0,0065


0,587 = 0,0035x – 0,0065
169,571 µg/ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 84,785 mg
10
FK = x 80,011 mg = 1,600 mg
500
Q = 84,785 + 1, 600 = 86,385 mg
86,385 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 86,385 %

 B30 → y = 0,0035x – 0,0065


0,632 = 0,0035x – 0,0065
182,428 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 91,214 mg
10
FK = x 86,385 mg = 1,727 mg
500
Q = 91,214 + 1, 727 = 92,941 mg
92,941 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 92,941 %

 C5 → y = 0,0035x – 0,0065
0,404 = 0,0035x – 0,0065
117,285 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 58,642 mg
58,642mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 58,642 %

 C10 → y = 0,0035x – 0,0065


0,414 = 0,0035x – 0,0065
120,142 µg/ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 60,071 mg
10
FK = x 58,642 mg = 1,172 mg
500
Q = 60,071 + 1,172 = 61,243 mg
61,243 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 61,243 %

 C15 → y = 0,0035x – 0,0065


0,496 = 0,0035x – 0,0065
143,571 µg/ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 71,785 mg
10
FK = x 61,243 mg = 1,224 mg
500
Q = 71,785 + 1, 224 = 73,009 mg
73,009mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 73,009 %

 C20 → y = 0,0035x – 0,0065


0,546 = 0,0035x – 0,0065
157,857 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 78,928 mg
10
FK = x 73,009 mg = 1,460 mg
500
Q = 78, 928 + 1,460 = 80,388 mg
80,388 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 80,388 %

 C25 → y = 0,0035x – 0,0065


0,603 = 0,0035x – 0,0065
174,142 µg/ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 87,071 mg
10
FK = x 80,388 mg = 1,607 mg
500
Q = 87,071 + 1, 607 = 88,678 mg
88,678 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 88,678 %

 C30 → y = 0,0035x – 0,0065


0,667 = 0,0035x – 0,0065
192,428 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 96,214 mg
10
FK = x 88,678 mg = 1,773 mg
500
Q = 96,214 + 1, 773 = 97,987 mg
97,987 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 97,987 %
 D5 → y = 0,0035x – 0,0065
0,411 = 0,0035x – 0,0065
119,285 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 59,642 mg
59,642mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 59,642 %

 D10 → y = 0,0035x – 0,0065


0,433 = 0,0035x – 0,0065
125,571 µg/ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 62,785 mg
10
FK = x 59,642 mg = 1,192 mg
500
Q = 62,785 + 1,192 = 63,977 mg
63,977 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 63,977 %

 D15 → y = 0,0035x – 0,0065


0,472 = 0,0035x – 0,0065
136,714 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 68,357 mg
10
FK = x 63,977 mg = 1,279 mg
500
Q = 68,357 + 1, 279 = 69,636 mg
69,636 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 69,636 %
 D20 → y = 0,0035x – 0,0065
0,509 = 0,0035x – 0,0065
147,285 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 73,642 mg
10
FK = x 69,636 mg = 1,392 mg
500
Q = 73,642 + 1,392 = 75,034 mg
75,034 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 75,034 %

 D25 → y = 0,0035x – 0,0065


0,595 = 0,0035x – 0,0065
171,857 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 85,928 mg
10
FK = x 75,034 mg = 1,500 mg
500
Q = 85,928 + 1,500 = 87,428 mg
87,428 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 87,428 %

 D30 → y = 0,0035x – 0,0065


0,659 = 0,0035x – 0,0065
190,142 µg/ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 95,071 mg
10
FK = x 87,428 mg = 1,748 mg
500
Q = 95,071 + 1,748 = 96,819 mg
96,819 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 96,819 %

 E5 → y = 0,0035x – 0,0065
0,397 = 0,0035x – 0,0065
115,285 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 57,642 mg
57,642mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 57,642 %

 E10 → y = 0,0035x – 0,0065


0,427 = 0,0035x – 0,0065
123,857 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 61,928 mg
10
FK = x 57,642 mg = 1,152 mg
500
Q = 61,928 + 1,152 = 63,080 mg
63,080 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 63, 080 %

 E15 → y = 0,0035x – 0,0065


0,481 = 0,0035x – 0,0065
139,285 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 69,642 mg
10
FK = x 63, 080 mg = 1,261 mg
500
Q = 69,642 + 1, 261 = 70,903 mg
70,903mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 70,903 %

 E20 → y = 0,0035x – 0,0065


0,538 = 0,0035x – 0,0065
155,571 µg/ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 77,785 mg
10
FK = x 70,903 mg = 1,418 mg
500
Q = 77,785 + 1,418 = 79,203 mg
79,203mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 79,203 %

 E25 → y = 0,0035x – 0,0065


0,574 = 0,0035x – 0,0065
165,857 µg /ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 82,928 mg
10
FK = x 79,203 mg = 1,584 mg
500
Q = 82,928 + 1,584 = 84,512 mg
84,512mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 84,512 %
 E30 → y = 0,0035x – 0,0065
0,645 = 0,0035x – 0,0065
186,142 µg/ml x 500 ml
x =
1000 ml
x = 93,071 mg
10
FK = x 84,512 mg = 1,690 mg
500
Q = 93,071 + 1,690 = 94,761 mg
94,761 mg
%Q = x 100 %
100 mg
= 94,761 %
LAMPIRAN 3

CERTIFICATE OF ANALYSIS
LAMPIRAN 4

DOKUMENTASI

Tablet asetosal Uji kecepatan alir

Uji kadar mampat Uji kekerasan tablet

Uji waktu hancur Uji friabilitas


Uji kekerasan tablet Uji ketebalan tablet

Uji diameter tablet Uji disolusi

LAMPIRAN 5
KEMASAN PRODUK

Kemasan Produk

Brosur Obat

®
ASPRIN
K

Komposisi :
Etiket

Anda mungkin juga menyukai