Anda di halaman 1dari 9

1.

Strategi teaching active learning

suatu model dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju
belajar yang mandiri. Kemampuan belajar mandiri merupakan tujuan akhir dari belajar aktif (active
learning). Untuk dapat mencapai hal tersebut kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar
bermakna bagi siswa atau anak didik.

Langkah - langkahnya

1. Guru menyampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pikiran dan
kemampuan yang mereka miliki.

2. Guru memberi kesempatan beberapa menit kepada siswa untuk menjawab pertanyaan dengan
meminta mereka untuk bekerja berdua atau dalam kelompok kecil.

3. Guru meminta siswa menyampaikan hasil jawaban mereka, kemudian guru mencatat jawaban-
jawaban mereka.

4. Guru menyampaikan poin-poin utama dari materi, kemudian meminta siswa untuk
membandingkan jawaban mereka dengan poin-poin yang telah disampaikan. Setelah itu, guru mencatat
poin-poin yang dapat memperluas bahasan materi.

2. Strategi counter point'

Metode ini merupakan sebuah teknik untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih
mendalam tentang berbagai isu yang kompleks. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan,
namun tidak terlalu formal dan berjalan dengan lebih cepat.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:

1. Pilihlah sebuah masalah yang mempunya dua perspektif (sudut pandang) atau lebih.

2. Bagilah kelas ke dalam kelompok – kelompok menurut jumlah perspektif yang telah ditetapkan,
dan mintalah tiap kelompok mengungkapkan mendiskusikan alasan – alasan yang melandasi sudut
pandang masing – masing tim. Doronglah mereka bekerja dengan patner tempat duduk atau kelompok
– kelompok inti yang kecil.

3. Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para anggota dari tiap kelompok untuk duduk
bersama dengan jarak antara sub – sub kelompok .

4. Jelaskan bahwa peserta didik bisa memulai perdebatan . Setelah itu peserta didik mempunyai
kesempatan menyampaikan sebuah argument yang sesuai dengan posisi yang telah ditentukan.
Teruskan diskusi tersebut, dengan bergerak secara cepat maju – mundur di antara kelompok –
kelompok.

5. Simpulkan kegiatan tersebut dengan membandingkan isu – isu sebagaimana Anda melihatnya.
Berikan reaksi dan diskusi lanjutan.
3. Strategi information search

Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di luar kelas, keluar dari lingkungan
kelas. Mereka bisa belajar di perpustakaan, warnet, mencari jurnal, dan sumber – sumber belajar yang
lain.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:

1. Bagilah siswa dalam kelompok – kelompok kecil, sekitar 2 atau 3 orang.

2. Berilah masing - masing kelompok pertanyaan atau tugas yang bisa dicari jawabannya di tempat –
tempat yang sudah ditunjukkan guru.

3. Pertanyaan atau tugas yang diberikan sebaiknya disandarkan pada beberapa buku (leteratur).

4. Kelompok mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan, dan sekitar 30 menit sebelum habis jam
pelajaran mereka harus kembali masuk ke dalam kelas.

5. Di kelas, masing – masing kelompok melaporkan hasil belajarnya dalam mencari informasi
diberbagai sumber belajar tersebut.

6. Diskusikan temuan – temuan kelompok tersebut

4. Metode card sort

Aktifitas kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta
tentang objek atau mereview informasi. Metode ini meminta kepada masing-masing kelompok siswa
untuk mempresentasikan isi kartu yang ada di kelompoknya.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:

1. Guru membagi kertas yang berisi informasi kepada setiap siswa.

2. Guru meminta siswa untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu yang
kategorinya sama.

3. Guru meminta siswa mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas.

4. Guru memberikan poin-poin penting terkait dengan bahan materi.

5. Strategi power of two

Metode ini merupakan aktifitas pembelajaran yang digunakan untuk mendorong pembelajaran
kooperatif dan memperkuat pentingnya serta manfaat sinergi. Metode ini meminta kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan dari guru secara individual, kemudian melakukan sharing bersama seorang siswa
di sebelahnya.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:


1. Guru mengajukan satu atau dua pertanyaan kepada siswa yang menuntut perenungan dan
pemikiran.

2. Guru meminta setiap siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara individual.

3. Setelah selesai, guru meminta mereka untuk berpasangan dan saling bertukar jawaban dan
membahasnya.

4. Guru meminta pasangan-pasangan tersebut membuat jawaban baru atas pertanyaan dan
memperbaiki jawaban indiviual mereka.

5. Kemudian guru membandingkan jawaban-jawaban mereka.

6. Jigsaw learning

salah satu tipe pembelajaran aktif yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen beranggotakan 4-5 orang
dan setiap peserta didik bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain.

Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2010:44) langkah-langkah dalam model pembelajaran tipe
jigsaw, yaitu:

1. Peserta didik dikelompokkan menjadi 4 anggota tim.


2. Setiap anggota dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
3. Anggota dari tim yang berbedayakan telah mempelajari bagian atau sub bagian yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
4. Setelah selesai, diskusi sebagai tim ahli setiap anggota kembali kelompok asal dan bergantian
mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan anggota lainnya
mendengarkannya.
5. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
6. Guru memberi evaluasi.
7. Penutup.

7. Strategi every one is a teacher

Metode ini mudah dalam memperoleh pertisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu.Metode
ini memberikan kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar”
terhadap peserta didik lain.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:

1. Bagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik. Mintalah para peserta menulis sebuah
pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau
topik khusus yang akan mereka diskusikan di kelas.
2. Kumpulkan kartu, koscok dan bagikan satu pada setiap siswa. Mintalah siswa membaca diam –
diam pertanyaan atau topik pada kartu dan pikirkan satu jawaban.

3. Panggilah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu yang mereka dapat dan memberi
respons.

4. Setelah diberi respons, mintalah yang lain di dalam kelas untuk menambahakan apa yang telah
disumbang sukarelawan.

5. Lanjutkan selama masih ada sukarelawan.

8. Metode pembelajaran make a match

Metode ini adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pembelajaran. Selain itu
memberi kesempatan pada peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada kawan
sekelas.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:

1. Pada kartu indeks terpisah, tulislah pertanyaan tentang apa pun yang diajarkan dalam kelas.
Buatlah kartu pertanyaan yang sesuai dengan jumlah siswa.

2. Pada kartu terpisah, tulislah jawaban bagi setiap pertanyaan – pertanyaan tersebut.

3. Gabungkan dua lembar kartu dan kocok bebrapa kali sampai benar – benar acak.

4. Berikan satu kartu pada setiap peserta didik. Jelaskan bahwa ini adalah latihan permainan.
Sebagian memegang pertanyaan dan sebagian lain memegang jawaban.

5. Perintahkan peserta didik menemukan kartu pemainnya. Ketika permainan dibentuk, perintahkan
peserta didik yang bermain utnuk mencari tempat duduk bersama.

9. Strategi critical incident ( mengkritisi pengalaman penting)

Suatu Strategi Yang Mana Siswa Harus Mengingat Dan Mendiskripsikan Pengalaman Masa Lalunya Yang
Menarik Dan Berhubungan Serta Berkaitan Dengan Pokok Bahasan Yang Akan Disampaikan.

Hisyam Zaini mengemukakan pendapatnya mengenai strategi pembelajaran aktif critical incident, ia
mengemukakan langkah-langkah dari strategi critical incident, berikut ini: 1 Sampaikan kepada siswa
topik atau materi yang akan dipelajari. 2 Beri kesempatan beberapa menit kepada siswa untuk
mengingat pengalaman mereka yang tidak terlupakan berkaitan dengan materi yang ada. 3 Tanyakan
pengalaman apa saja yang menurut mereka tidak terlupakan. 4 Sampaikan materi pelajaran dengan
mengaitkan pengalaman siswa dengan materi yang akan disampaikan.

10. Strategi reading guide


Pembelajaran dilakukan berbasis bacaan (teks). Agar proses membaca ini bisa efektif, maka guru
memberikan pedoman (guide) membaca. Pedoman ini berisi pertanyaan – pertanyaan yang harus
dijawab siswa berdasarkan isi bacaan (teks), bisa berisi tugas – tugas yang harus dilakukan siswa dalam
pembelajaran.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:

1. Berilah siswa teks (bacaan) yang harus mereka pelajari, akan lebih baik lagi bila ditunjukkan
halamannya.

2. Mintalah peserta didik untuk membaca teks (bacaan) secara individual, kemudian membuat
resume mengenai topik – topik penting yang ada dalam bacaan tersebut (berbentuk pointers).

3. Diskusikan topik – topik penting hasil temuan siswa dan nyatakan bahwa ada sejumlah topik itu
memang penting namun ada pula yang tidak penting.

4. Selanjutnya guru membagikan memberikan lembaran pedoman belajar dalam memahami teks
(bacaan), biasanya berbentuk pertanyaan.

5. Para siswa diminta menjawab pertanyaan – pertanyaan yang ada dalam lembar pedoman tersebut.

6. Diskusikan jawaban – jawaban siswa tersebut.

11. Strategi poster coment (mengomentari gambar)

salah satu dari strategi dalam pembelajaran. Stategi poster comment (mengomtari sebuah gambar)
Yaitu sebuah strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk
memunculkan ide apa yang terkandung dalam suatu gambar.

Langkah-langkah penerapannya:

1. Pendidik menyediakan potongan gambar yang dihubungkan dengan materi bahasan.


2. Jangan ada tulisan apapun dalam gambar tersebut.
3. Peserta didik disuruh berkomentar dengan bebas secara bergiliran, kira-kira ide apa yang
dimunculkan setelah melihat gambar tersebut.
4. Peserta didik boleh mengeluarkan pendapat yang berbeda, karena pikiran manusia juga
berbeda-beda.
5. Pendidik sudah memersiapkan rumusan jawaban yang tepat mengenai gambar tersebut,
sehingga peserta didik merasa dapat penjelasan sekaligus dapat pula menyaksikan gambarnya.

12. Strategi concept maping (peta konsep)

merupakan salah satu strategi pembelajaran yang mengaitkan tahapan siklus yang baru dengan tahapan
siklus sebelumnya. Tujuan pembelajaran seharusnya didasarkan pada proses, di samping untuk
menghasilkan produk atau karya, sehingga mahasiswa dapat terlibat aktif dalam penerapan teori yang
menghasilkan karya.
13. Strategi brain storming

suatu teknik atau cara mengajar yang digunakan dalam diskusi kelompok untuk menghasilkan gagasan,
pikiran, atau ide yang baru dengan melontarkan suatu masalah ke siswa oleh guru, kemudian siswa
menjawab atau menyatakan pendapat atau komentar sehingga masalah tersebut berkembang menjadi
masalah baru.

Menurut Sani (2013), langkah-langkah metode brainstorming dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut:

a. Pahami aturan untuk melakukan brainstorming dan sampaikan atau kemukakan kembali aturan
tersebut, serta menempelkannya di dinding sehingga semua peserta didik dapat melihat
lembaran aturan.
b. Guru menentukan topik bahasan dan menuliskan topik bahasan pada flipchart.
c. Guru menunjuk seorang peserta didik untuk menuliskan ide-ide pada flipchart/papan tulis.
d. Guru meminta peserta didik atau kelompok untuk mengemukakan ide yang terkait dengan topik
yang dibahas.
e. Berhenti dan istirahat untuk menetaskan ide (masa inkubasi). Jika direncanakan untuk
melanjutkan ke tahap evaluasi (pada tahap pertama), istirahat dapat diselingi dengan diskusi
untuk mengklarifikasi ide-ide tersebut, bukan untuk mengkritik.
f. Tahap evaluasi ide, guru membahas satu persatu respon yang muncul.

14. Strategi pembelajaran kontruvitisme

adalah suatu teknik pembelajaran yang melibatkansiswauntuk membina sendiri secara aktif
pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah siswa miliki sebelumnya.

Menurut Jasumayanti, (2011:4) Langkah pembelajaran Konstruktivisme sebagai berikut :

a. Tahap appersepsi, ini berguna untuk mengungkapkan konsep awal siswa, siswa didorong agar
mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas. Bila perlu guru
memancing dengan pertanyaan-pertanyaan problematis tentang fenomena yang sering
dijumpai sehari-hari oleh siswa dan mengkaitkannya dengan konsep;
b. Tahap eksporasi, mengkomunikasikan dan mengilustrasikan pemahamannya tentang konsep
tersebut;
c. Tahap diskusi dan penjelasan konsep;
d. Tahap pengembangan dan aplikasi konsep. Guru berusaha menciptakan iklim pembelajaran
yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik melalui
kegiatan maupun melalui pemunculan masalah-masalah yang berkaitan dengan isu-isu dalam
lingkungan siswa tersebut.
Menurut Riyanto (2010:151) langkah-langkah Konstruktivisme sebagai berikut :

a. Fase Eksplorasi ,Dalam fase ini seorang guru memancing pengetahuan awal siswa mengenai
materi yang akan dipelajari pada saat itu.
b. Fase Klarifikasi , Pada fase ini informasi berupa pengetahuan awal siswa diperdalam agar bisa
menambah pengetahuan siswa mengenai materi yang dipelajari.
c. Fase Aplikasi , Pada fase ini guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari agar
bisa mengetahui apakah perencanaan sesuai dengan pelaksanaan.

15. Model pembelajaran berbasis masalah

sebuah inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul
dioptimalkan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat
memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara
berkesinambungan.

Berikut adalah langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah (PBM)

a. Orientasi siswa pada masalah. dalam hal ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam pemecahan masalah.
b. Mengorganisasi siswa untuk siswa. dalam hal ini guru mengarahkan siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
c. Membimbing pengalaman individual/kelompok. pada tahap ini guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dalam pemecahan masalah.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya siswa. dalam hal ini guru mengajak siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai untuk dipresentasikan.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa melakukan
refleksi dan mengevaluasi dalam penyelidikan yang telah siswa buat dan telah
dipresentasikannya serta memberikan saran terhadap hasil siswa yang kurang sempurna.

16. Strategi pembelajaran indoktinasi

sebuah proses yang dilakukan berdasarkan satu sistem nilai untuk menanamkan gagasan, sikap, sistem
berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu.

a. Melalui ajaran P4 yang dilakukan di sekolah-sekolah, melalui pembekalan atau seminar.


b. Asas tunggal, yaitu Soeharto membolehkan rakyat untuk membentuk organisasi tetapi harus
berasaskan Pancasila yang merupakan Pancasila versi Soeharto.
c. Stabilisasi yaitu Soeharto melarang adanya kritikan yang dapat menjatuhkan pemerintah.

17. Strategi pembelajaran klasifikasi nilai


teknik pendidikan nilai dimana peserta didik dilatih untuk menemukan, memilih, menganalisis,
membantu siswa dalam mencari dan memutuskan mengambil sikap sendiri mengenai nilai-nilai hidup
yang ingin diperjuangkannya.

Menurut Joralimek (1977) dalam Taniredja, dkk (2011: 89-90) mengenai langkah-langkah strategi
tersebut adalah

Tingkat 1. Kebebasan Memilih

a. Memilih secara bebas, artinya kesemapatan untuk menentukan pilihan yang menurutnya tidak
akan menjadi miliknya secara penuh.
b. Memilih dari beberapa sikap, artinya menentukan pilihannya dari beberapa sikap pilihan secara
bebas.
c. Memilih setelah melakukan analisis pertimbangan konsekuensi yang akan timbul sebagai akibat
atas pilihannya itu.

Tingkat 2. Menghargai

a. Adanya perasaan senang dan bangga dengan nilai yang menjadi pilihannya, sehingga nilai
tersebut akan menjadi integral pada dirinya.
b. Menegaskan nilai yang sudah menjadi bagian integral dalam dirinya di depan umum, yaitu
menganggap bahwa nilai itu sebagai pilihannya sehingga harus berani dengan penuh sesadaran
unutk menunjukannya di depan orang lain.

Tingkat 3. Berbuat

a. Adanya kemauan dan kemampuan untuk mencoba melaksanakannya.


b. mau mengulangi perilaku sesuai dengan nilai pilihannya, yaitu nilai yang menjadi pilihannya
harus tercermin dalam kehidupan sehari-hari.

18. Strategi pembelajaran bercerita

cara bertutur kata dalam penyampaian cerita atau memberikan penjelasan kepada anak secara lisan,
dalam upaya memperkenalkan atau-pun memberikan keterangan hal baru pada anak (Depdiknas, 2004).

Menurut Tarigan (2008), terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan metode
bercerita yaitu sebagai berikut:

a. Menentukan topik cerita yang menarik

Topik merupakan pokok pikiran atau pokok pembicaraan. Pokok pikiran dalam cerita harus menarik agar
pendengar tertarik dan senang dalam mendengarkan cerita. Contoh topik cerita: pendidikan, sumber
daya alam, kejujuran, persahabatan dan sebagainya.

b. Menyusun kerangka cerita dengan mengumpulkan bahan-bahan


Kerangka cerita merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu cerita. Dalam
menyusun kerangka cerita, harus mengumpulkan bahan-bahan seperti dari buku, majalah, koran,
makalah dan sebagainya, untuk memudahkan dalam merangkai suatu cerita. Contoh kerangka cerita
dengan topik persahabatan: 1) Ada dua orang bersahabat, 2) Dua orang sahabat berselisih paham, dan
3) Penyelesaian masalah & kembali bersahabat.

c. Mengembangkan kerangka cerita Kerangka cerita yang sudah dibuat kemudian dikembangkan sesuai
dengan pokok-pokok cerita.

d. Menyusun teks cerita

Penyusunan teks cerita dilakukan dengan menggabungkan poin-poin dari kerangka cerita yang telah
dikembangkan dengan memperhatikan keterkaitan antar poin. Contohnya yaitu menggabungkan
pengembangan kerangka cerita poin 1 sd 3 yang telah dijelaskan di atas sehingga menjadi sebuah teks
cerita yang baik.

Anda mungkin juga menyukai