Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN WORKSHOP BAHAN DAN KOMPONEN LISTRIK

Judul : Drop Tegangan Akibat Tahanan Saluran


Percobaan :1
Nama : Zulfan Ari Rosandy
Kelas : 1 D4 ELIN B
NRP : 2321600039
Dosen : Renny Rakhmawati,S.T,M.T.
Tanggal : 30 Agustus 2021

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2021
I. TUJUAN
1. Mengetahui cara perhitungan jatuh tegangan (Drop Voltage).
2. Mengetahui hubungan ukuran kabel terhadap jatuh tegangan (Drop Voltage)
II. DASAR TEORI
1. Definisi Jatuh Tegangan (Drop Voltage)
Pengertian jatuh tegangan adalah besarnya tegangan yang hilang pada suatu
penghantar. Jatuh tegangan pada saluran tenaga listrik secara umum berbanding lurus
dengan panjang saluran dan beban serta berbanding terbalik dengan luas penampang
penghantar. Besarnya jatuh tegangan dapat dinyatakan baik dalam persentase maupun
dalam besara Volt. Besarnya nilai batas atas dan nilai batas bawah ditentukan oleh
kebijaksanaan perusahaan kelistrikan. Perhitungan jatuh tegangan praktis pada batas-
batas tertentu dengan hanya menghitung besarnya tahanan masih dapat dipertimbangkan,
namun pada sistem jaringan khususnya pada sistem tegangan menengah masalah
induktansi dan kapasitansinya diperhitungkan karena nilainya cukup berarti. Jatuh
tegangan merupakan selisih antara tegangan kirim dengan tegangan terima pada jaringan
distribusi. Jatuh tegangan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu arus, impendansi saluran
dan jarak.
Faktor-faktor penyebab jatuh tegangan (voltage drop):
1. Panjang kabel penghantar. Semakin panjang kabel penghantar yang digunakan, maka
ssemakin besar kerugian tegangan atau tegangan jatuh yang terjadi.
2. Besar arus. Semakin besar arus listrik yang mengalir pada penghantar, maka semakin
besar kerugian tegangan atau jatuh tegangan yang terjadi.
3. Tahanan jenis (Rho). Semakin besar tahanan jenis dari bahan penghantar yang
digunakan, maka semakin besar kerugian tegangan atau tegangan jatuh yang terjadi.
Kombinasi antara resistansi dan reaktansi disebut dengan impendansi yang
dinyatakan dalam satuan ohm (Stevenson, 1994:89).
4. Luas penampang. Semakin besar ukuran luas penampang penghantar yang digunakan,
maka semakin kecil kerugian tegangan atau tegangan jatuh yang terjadi (Supriyanto,
2018).
2. Rumus Tegangan Drop
Besarnya jatuh tegangan yang terjadi pada penghantar dapat dirumuskan sebagai
berikut:
∆ V =Vs−Vr

Dimana, Vs = Tegangan kirim (Volt)


Vr = Tegangan terima (Volt)
Besarnya jatuh tegangan pada suatu jaringan dipengaruhi oleh hambatan, arus, dan
jarak. Semakin besar nilai arus, hambatan, dan jarak, maka semakin besar jatah
tegangannya.
Dapat diketahui bahwa I adalah beban dalam ampere, R adalah resistansi pada
penghantar dengan satuan ohm/km, dan X adalah reaktansi pada penghantar dalam
ohm/km. Jika diketahui jarak atau panjang saluran (L) dengan satuan km, maka jatuh
tegangan pun dapat dicari dengan rumus berikut:

Vd=C . I . R . S . cos φ
Dimana, Vd = Tegangan Drop (Volt)
C = Coeficient, 1 Fasa = 2
3 Fasa = √ 3
I = Arus (Ampere)
R = Resistansi (ohm/km) lihat (tabel katalog kabel)
S = Panjang kabel (km)
Cos φ = Faktor daya

Untuk menghitung besarnya nilai jatuh tegangan dalam ( ∆ V ) dapat dilakukan


menggunakan persamaan 3.2 dan untuk menghitung besarnya jatuh tegangan dalam
presentase dapat dilakukan menggunakan rumus (Kasim, 2013) :

∆v Vs−Vr
( %) = ×100 %
∆s Vs

Dimana, Vr = Tegangan terima


Vs = Tegangan kirim
Toleransi drop tegangan besarnya 5% dari tegangan nominal

Current Conductor Short Circuit DC


DC Resistance at 20˚C Carrying Current Capacityat : Voltage
Size Capacity at Test
30˚C
Conduction Insulation In In 0.1 0.5 1.0
(Max) (Min) Ground Air second second second
mm2 Ohm/km M.ohm.k A A kA kA kA
m
1.5 12.1 50 24 180 0.67 0.30 0.21
2.5 7.41 32 25 1.12 0.50 0.36
4 4.61 41 34 1.80 0.80 0.57
6 3.08 52 44 2.69 1.20 0.85
10 1.83 69 60 4.49 2.01 1.42 8.5 kV
16 1.15 40 89 80 7.18 3.21 2.27 for 5
25 0.727 116 105 11.23 5.02 3.55 minutes
35 0.524 138 130 15.72 7.03 4.97
50 0.387 30 165 160 22.45 10.04 7.10
70 0.268 205 200 31.43 14.06 9.94
95 0.193 245 245 42.66 19.08 13.49
120 0.153 285 285 53.89 24.10 17.04
150 0.124 20 315 325 67.36 30.12 21.30
185 0.0991 355 370 83.07 37.15 26.27
240 0.0754 415 435 107.77 48.20 34.08
300 0.0601 535 600 134.71 60.25 42.60
Tabel Katalog Kabel*

3. PERHITUNGAN
A. Data Perhitungan
L = 20 km = 20000 m
A = 2,5 mm2 = 2,5 × 10-6 m2
ρ = 1,68 × 10-8 Kg/m3
L = 1 mH = 1 × 10-3 H
I=5A
V2 = 19 kV = 19000 V
ƒ = 50 Hz
π = 3,14
φ = 0,8
B. Perhitungan
ρ× l
R=
A
1,68× 10−8 × 20000
R=
2,5× 10−6
R = 134,4 Ω

XL = 2 × π × ƒ × L
XL = 2 × 3,14 × 50 × 1 × 10-3
XL = 0,314 Ω

Z = R + Jx
Z = 134,4 + 0,134
Z = 134,714 Ω

∆V = I × Z
∆V = 5 × 134,714
∆V = 673,57 V

V1 = V2 + ∆V
V1 = 19000 + 673,57
V1 = 19673,57 V
V1 = 19,67357 kV

C. Diagram Phasor
4. ANALISA
Dari hasil perhitungan yang telah kami lakukan dapat dianalisa dengan hasil
data percobaan, dengan panjang kabel (l) sebesar 20 km, luas penampang (A) sebesar
2,5 mm2, hambatan jenis kabel dimana kabel yang kita gunakan berasal dari bahan
tembaga yang memiliki nilai hambatan jenis 1,68 × 10-8 Kg/m3, Induktansi diri (L)
sebesar 1 mH, arus (I) sebesar 5 A, tegangan penerima (V 2) sebesar 19 kV, frekuensi
(f) sebesar 50 Hz, dan nilai phi (π)sebesar 3,14. Untuk mencari nilai tegangan jatuh
(Drop Voltage) maka dapat diperoleh menggunakan rumus:
ρ× l
1. R =
A
Untuk mencari nilai hambatan pada kabel tembaga (R) yaitu memasukkan nilai
rho kabel tembaga dikali dengan panjang kabel dibagi dengan luas penampangnya
maka diperoleh nilai hambatan sebesar 134,4 Ω.
2. XL = 2 × π × ƒ × L
Dikarenakan arus yang mengalir pada kabel menggunakan arus bolak-balik (AC)
maka terdapat induktasi (L) sehingga perlu dicari nilai XL menggunakan rumus 2
kali phi kali frekuensi (ƒ) lalu kali dengan nilai induktansinya (L) maka diperoleh
nilai XL sebesar 0,314 Ω.
3. Z = R + Jx
Dapat kita lihat terdapat hambatan (R) dan Reaktansi Induktif (XL) maka perlu
dicari nilai impedansinya (Z) menggunakan rumus di atas sehingga diperoleh nilai
sebesar 134,714 Ω.
4. V1 = V2 + ∆V
5. Untuk mencari nilai tegangan pengirim (V1) dapat diperoleh dengan
menjumlahkan nilai jatuh tegangan (∆V) dan tegangan penerima (V2) sehingga
diperoleh nilai 19,67357 kV sebagai nilai tegangan pengirim (V1).

Atau nilai jatuh tegangan dapat dicari menggunakan diagram phasor:


1. Garis datar menunjukkan nilai tegangan penerima (V2).
2. Dengan meng (arccos) kan nilai faktor daya (φ) dapat sudut untuk garis nilai arus
(I) dan garis tegangan resistor (VR).
3. Garis tegangan induktor (VL) adalah garis yang tegak lurus dengan tegangan
resistor (VR).
4. Garis antara ujung tegangan penerima (V2) dan ujung tegangan induktor (VL)
adalah nilai dari tegangan pengirim (V1).

5. KESIMPULAN
1. Bahwa arus yang mengalir pada suatu kabel yang memiliki ukuran sangat panjang
akan terjadi jatuh tegangan sehingga nilai tegangan pada ujung pengirim tidak
sama dengan ujung penerima.
2. Dengan Menghitung nilai jatuh tegangan (Drop Voltage) maka kita dapat
mengetahui nilai tegangan yang ada pada ujung kabel penerima sehingga kita
dapat menentukan nilai pada kabel pengirim agar ketika sampai pada kabel
penerima nilainya sesuai dengan apa yang kita harapkan.
6. DAFTAR PUSTAKA
Penulis. Diakses dari link
“http://eprints.umg.ac.id/5025/6/2021_TA_ELK_180603012_BAB%202.pdf”. pada 30
Agustus 2021
Cara Menghitung Drop tegangan. Diakses dari link “https://www.youtube.com/results?
search_query=drop+tegangan”. Pada 30 Agustus 2021

Anda mungkin juga menyukai