Anda di halaman 1dari 12
urna! Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vo. No. Desember 2015 PREDIKSI CUACA EKSTRIM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WRF-ARW DI PALANGKARAYA (Studi Kasus Angin Kencang Tanggal 19 Februari 2013 dan 8 Desember 2014) EXTREME WEATHER PREDICTION USING WRF-ARW MODEL AT PALANGKARAYA (Case Study Strong Winds at February 19" 2013 and December 8" 2014) Erlya Afriani’”, Suyatim? _____ ‘Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut, Palangkaraya *Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta Email : erlvaafriani92@ gmail.com Abstrak Telah terjadi angin kencang di Palangkaraya tanggal 19 Februari 2013 dan & Desember 2014 dengan kecepatan >30 knots. Dilakukan penelitian tentang kemampuan model cuaca numerik WRF-ARW dalam menganalisis dan memprediksi kejadian cuaca ekstrim (angin kencang) serta mengetalmi skema parameterisasi radiasi yang sesuai dengan. ‘uji skema parameterisasi di daerah Palangkaraya. Dari hasil penelitian didapat bahw: skema parameterisasi radiasi yang paling baik dari data FNL adalah skema radiasi gelombang panjang RRTM dan radiasi gelombang pendek Dudhia, sedangkan dari data GES skema parameterisasi yang paling baik adalah skema radiasi gelombang panjang CAM dan radiasi gelombang pendek Goddard. Kemudian output model WRF-ARW dati data FNL dan GFS diperoleh hasil yang cukup baik dalam menginterpretasikan pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab angin kencang, namun kurang cukup baik dalam menunjukkan kejadian angin kencang lebih dari 30 knots, Kata Kunci : WRE-ARW, Cuaca ekstrim, Angin kencang, FNL, GFS. Abstract Strong winds have occurred in Palangkaraya dated February 19th, 2013 and December Sth, 2014 with a speed of > 30 knots. Conducted research on the ability of numerical weather models WRF-ARW in analyzing and predicting extrenre weather events (strong winds) as well as knowing parameterization of test radiation corresponding to the fion scheme in the area of Palangkaraya, The result is that the radiation parameterization scheme the most good from the data FNL is RRTM scheme longwave radiation and shortwave radiation Dudhia, while the GFS data parameterization scheme is best scheme CAM longwave radiation and shortwave radiation Goddard. Then the WRF- ARW model output from the data FNL and GFS obtained good results in interpreting the growth of convective clouds cause strong winds, but not good enough in showing the incidence of strong winds over 30 knots Keywords: WRF-ARW, extreme weather, strong winds, FNL, GES. Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika urna! Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vo. 1, PENDAHULUAN Pada tanggal 19 Februari 2013 terjadi angin kencang dengan kecepatan 33. knots dan tanggal § Desember 2014 juga terjadi angin kencang dengan kecepatan 34 knots. Dengan pola wakm kejadian yang sama, yaitu terjadi sekitar pukul 07.00 UTC atau pukul 14.00 WIB. Angin Kencang yang terjadi di Palangkaraya ini merupakan Kejadian cuaca ekstrim dimana salah satu kriteria cuaca ekstrim ita sendiri adalah angin dengan kecepatan >25 knots. Dari kedua kejadian —_tersebut dilakukan kajian untuk menganalisis kejadian angin kencang di Palangkaraya dengan menggunakan—swatupemodelan —cuaca mumerik. Sistem pemodelan cuaca numeri saat ini sudah banyak digunakan oleh para meteorologist di dunia, Salah satu sistem pemodelan cuaca yang berkembang di dunia saat ini adalah WRF (Weather Research and Forecasting). Dalam model cuaca numerik WRF © digunakan —berbagai_—skema parameterisasi yang sesuai untuk daerah ‘masing-masing, arena setiap daerah memiliki parameterisasi yang berbeda-beda. Sehingga diperlukan penelitian yang lebih banyak untuk hhasil model prakiraan cuaca terbaik di setiap aera, khususnya di Palangkaraya Adapun tyjuan penelitian ini adalah untuk mengetalui dan melihat sejauh mana kemampuan WRF-ARW dalam analisis dan prediksi kejadian agin kencang di Palangkaraya sebagai salah satu acuan dalam pembuatan peringatan dini cuaca ekstrim. Karena merupakan salah satu tupoksi BMKG dalam penyediaan peringatan dini cuaca ekstrim. 2. DATA DAN METODE 2.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian pada tulisan ini adalah wilayah Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah Kiususnya di stasiun Meteorologi ‘Tjilik Riwut Palangkaraya yang terletak di 2013°LS dan 113086°BT. 2.2 Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data observasi Kejadian angin kencang di Kota Palangkaraya tanggal 19 Februari 2013 dan 8 Desember 2014 yang diperoleh No. Desember 2015 dari stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangkaraya. Data FNL(Final Analysts) pada tanggal kejadian 19 Februari 2013 dan 8 Desember 2014. Data yang diambil jam 00.00UTC, 06.00UTC, “12.00UTC, dan _18.00UTC (data per 6 jam). Data FNL ini beresotusi spasial 10° x 10. yang diinput untuk pengolahan menggunakan model WRE- ARW. Data ini diakses melalui hup:/rda.uear.edu. 3. Data GFS (Global Forecasting System) tanggal 19 Februari 2013 dan 8 Desember 2014 yang digunakan untuk input model WRF dengan resolusi 0.50 x 0.50 dan resolusi temporal awal 3 jam. Data ini diakses ‘melalui http:/nomads.nede.noaa.gov. 4, Data analisis angin gradien yang diperole Gari www.bomgov.an sebagai data pendulsung. 2.3 Metode Penelitian Metode penelitian dalam tulisan ini menggunakan metode eksperimental (metode percobaan), dimana terlebih dahulu dilakukan Uji skema parameterisasi terbaik kenudian melakukan analisis maupun — interpretasi tethadap hasil penelitian keluaran model. Beberapa skema yang ada di dalam model WRF dikombinasikan sehinggn memperoleh skema terbaik (lihat tabel 1). Tabel 1. Konfigurasi skema parameterisasi radiasi gelomban; Skema | Radiasi Radiasi Gelombang | Gelombang Panjan; Pendek i RRTM Dudhai 2 RRTM Goddard 3 RRTM CAM. 4 CAM. Dudhai 5 CAM. Goddard 6 CAM. AM fapun tahapan dalam penelitian i adalah sebagai berikut: 1. Menganalisa data pengamatan cuaca sinoptik di Stasiua Meteorologi Tjilik Riwut Palangkaraya pada saat kejadian cuaca ekstrim (angin kencang) tanggal 19 Februari 2013 dan 8 Desember 2014. 2. Mendownload data FNL (Final Analysis) dan data GES (Global Forecasting System) Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika urna! Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vo. 24 jam kedepan tanggal 19 Februari 2013 dan tanggal § Desember 2014. 3. Rurming model WRF-ARW. Dimana dalam tahapan ruming model WRF-ARW terdapat 3 tahapan, yaitu WRF-Processing System (WPS), WRFV3, dan ARW-Post. 4. Menampilkan data hasil running model WRF-ARW berupa data ctl dengan aplikasi software Grads 2.0. 5. Uji skema parameterisasi dengan metode Korelasi, Uji skema parameterisasi_ yang dilakukan adalah ujiskema dengan menggunakan data FNL (Final Analysis) dan data GFS (Global Forecasting System) 6. Setelah memperoleh skema terbaik dai uj skema diatas, selanjutnya melakukan interpretasi dan analisis kondisi_ atmosfer dari hasil rwming data FNL (Final Analysis) pada saat kejadian angin kencang dan interpretasi prakiraan kondisi atmosfer dari hasil runing data GFS (Global Forecasting) pada saat kejadian angin kencang 7. Menarik kesimpulan. 24 Validasi Validasi_ dari__hasil__penelitian dilakukan dengan metode korelasi dan ‘mencari nilai error atau RSME nya antara hhasil penelitian model WRF-ARW dengan data observasi. Hal ini dilakukan sebagai evaluasi untuk menentukan kuatnya hubungan ‘antara angin kencang yang diprediksi dengan angin kencang yang terjadi aktual. Dari Kombinasi 6 skema parameterisasi dicati nilai korelasi yang paling besar. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 dan +1. Nilai koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut: “Rake ° Keterangan: (x,y) —koefisien korelasi x =nilai observasi y= nilai prakiraan Selanjutaya mencari nilai RSME atau Root Mean Square Error. Nilai RSME digunakan untuk memperoleh _besarnya peyimpangan atau error antara nilai prediksi dengan nilaiobsevasi. RSME — dapat dirumuskan sebagai berikut: No. Desember 2015 RMSE ° Kererangan F = data prakiraan/keluaran model WRF oO data hasil observasi N banyaknya data Semakin nilai RSME mendekati 0 itu berarti bahwa nilai hasil prakiraan keluaran model semakin mendekati nilai_sebenarnya (hasil observasi). Jika nilai RSME bernilai 0 maka model tersebut sempurna mendekati hasil observasi 2.5 Diagram Alir Penelitian am ay am] Gambar 1. Diggram Alir Penelitian Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika urna! Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vo. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Uji. Skema Parameterisast dengan Data FNL Radiast Gambar 2. Grafik Pembandingan Kombinasi ‘Konfigurasi Skema Radiasi Tal 19 Feb 2013, Pada grafik diatas terlihat babwa model tidak —cukup —baik— dalam. menggambarkan profil. angin permuknan tanggal 19 Februari 2013. Dengan perolelian nilai korelasi yang hanya berkisar dibawah 30% yaitu 34% hingga 45% dan nilai error berkisar 3,2 hingga 3,04. Nilai korelasi dan nilai RMSE yang paling baik adalah Kombinasi skema 1.1 yaitu skema radiasi gelombang panjang RRTM dan radiasi gelombang pendek Dudhia dengan nilai korelasi 3.047 dan nilai Korelasi 0.43. atau 45%. A \ Gambar 2. Grafik Pesbandingan Kombinasi ‘Konfigurasi Skema Radiasi Tel 8 Des 2014 Pada grafik diatas terlihat bahwa model cukup ‘baik dalam menggambarkan profil kecepatan angina permukaan di Palangkaraya tanggal $ desember 2014. Dengan nilai error yang hampir mendekati 0 dan nilai Korelasi lebih dari 60%, Nilai korelasi dan nilai RMSE yang paling baik adalah Kombinasi skema 1,1 yaitu: skema radiasi gelombang panjang RRTM dan radiasi gelombang pendek Dudhia dengan nilai Korelasi 0.285 dan nilai Korelasi 0.64 atau 64%. No. Desember 2015 3.2 Uji Skema Parameterisasi Radiasi dengan Data GFS lh petberngn Korbi Senate! aber 1 teen gn Poan yah SAO SCP PDP Gambar 3 Grik Potundine Koni Konfigurasi Skema Radiasi Tgl 19 Feb 2013 dan 8 Pada grafik diatas terlihat babwa model cukup baik dalam menggambarkan profil kecepatan angin permmkaan di Palangkaraya tanggal 9 Februari 2013 dan 8 desember 2014. Dengan nilai error yang hampir mendekati 0 dan nilai korelasi iebily dari 70%. Nilai korelasi dan nilai RMSE yang paling baik adalah kombinasi skema 3.2 ‘yaitu skema radiasi gelombang panjang CAM dan radiasi gelombang pendek Goddard dengan nilai korelasi 3.393 dan nilai korelasi 0.72 atau 72%. 3.3 Analisi Cuaca Ekstrim Dengan Skema Radiasi RRTM-Dudhia Gambar 4. Profil Vertikal RH Tal 19 Feb 2013 jam 07.00 UTC Dari gambar diatas (Gambar 4) dapat dilihat bahwa RH tanggal 19 Februari 2013 jam 07.00 UTC pada lapisan 950 mb sebesar 65%, lapisan 900 mb sebesar $0%, lapisan $50 sebesar 92%, lapisan 700 mb sebesar 75%, lapisan 500 mb sebesar 71%, lapisan 400 mb sebesar 73%, lapisan 300 mb sebesar 45% dan lapisan 250 mb sebesar 15%, Hal ini memunjukkan terdapat awan konvektif| 4 Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika urna! Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vo. yang dilihat dari RH yang cukup lembab dilapisan 950 mb hingga 350 mb. Gambar §, Profil Vertikal RH Tel 8 Des 2014 jam 07.00 UTC Dari gambar diatas (Gambar 5) dapat dilihat bahwa RH tanggal 8 Desember 2014 jam 07.00 UTC pada lapisan 950 mb sebesar 63%, lapisan 900 mb sebesar 80%, lapisan 850 sebesar 100%, lapisan 700 mb sebesar 85%, lapisan 500 mb sebesar 73%, lapisan 400 mb sebesar 68%, lapisan 300 mb sebesar 45% dan lapisan 250 mb sebesar 50%. Hal ini menunjukkan terdapat awan konvektif pada saat tersebut dilihat dari RH yang cukup lembab dilapisan 950 mb hingga 250 mb. Gambar 6, Profil Vertikal Vortisitas (Kisi) dan Divergensi (Kanan) Tanggal 19 Februari 2013, Berdasarkan gambar diatas (Gambar 6) terliliat bahwa profil vertikal vortisitas pada tanggal 19 Februari 2013 pada jam 04.00 UTC hingga 06.00 UTC nilai vortisitas dati lapisan permukaan hingga 850 mb adalah sekitar -5 x 10° s*, jam 07.00 UTC di lapisan permukaan hingga 600 mb vortistas bernilai +5.x 10° s7 sampai +10 x 10° s", dan pada jam 08.00 UTC dan 09.00 UTC nilai vortisitas sekitar -10 x 10° 5". Hal ini mengindikasikan_ balwa pada jam 04.00 UTC terjadi gerakan siklonal ke atas (updraft) dimana pada saat ini awan-awan Konvektif mulai tumbul dan pada No. Desember 2015 jam 07.00 UTC terjadi gerakan antisiklonal dimana awan konvektif mulai melurub, Berdasarkan gambar profil vertikal divergensi diatas (Gambar 6) terlihat bahwa pada jam 02.00 UTC hingga 05.00 UTC divergensi bemilai negatif yaitu sekitar -13 x 10° s* yang berarti babwa kecenderngan ‘udara mengumpul (konvergen) dan terbentuk awan-awan Konvetif, Dan pada jam 06.00 UTC hingga 08.00 UTC divergensi bernilai positif yaitu sekitar +10 x 10° s dimana ini mengindikasikan — kecenderungan—udara menyebar (divergen) dan awan-awan konvektif mulai melurub. ————— : Gambar 7. Profil Vertikal Vortisitas (Kisi) dan Divergensi (Kanan) Tanggal 8 Desember 2014 Berdasarkan gambar diatas (Gambar 7) terliat babwa profil vertikal vortisitas pada tanggal 8 Desember 2014 pada jam 03.30 UTC hingga 05.00 UTC nilai vortisitas dari Japisan permukaan mb hingga $50 mb adalah sekitar 0 sampai -5 x 10° s*, dan pada jam 07.00 UTC di lapisan permukaan hinge $00 mb vortistas bernilai +5 x 10° s sampai +10 x 10° s". Hal ini mengindikasikan bahwa pada jam 03.30 UTC terjadi gerakan siklonal ke atas (updraft) dimana pada saat ini awan- awan konvektif mulai tumbuh dan pada jam. 07.00 UTC ‘terjadi gerakan antisiklonal dimana awan koavektif mulai melurub. Berdasatkan gambar profil vertikal divergensi diatas (Gambar 7) terlihat babwa pada jam 02.00 UTC hingga 05.00 UTC pada lapisan sekitar 980 mb hingga 00 mb divergensi bernilai negatif yaitu sekitar -5 x 10° s* hingga -10 x 10° s* yang berarti bahwa Kecenderungan udara-mengumpul (konvergen) dan terbeatuk _ awan-awan Konvetif. Dan pada jam 06.00 UTC hingga 07.00 UTC divergensi bemilai positif yaitu sekitar +10 x 10° s? dimana’ ini mengindikasikan kecenderungan—udara 5 Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika urna! Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vo. menyebar (divergen) dan konvektif mulai meluruh. awan-awan Tekan Perm ont) TL 18Fb 201 om 07.90 UC Gambar 8, Tekanan Permuksan Tanggal 19 Februari 2013 jam 07.00 UTC Pada gambar diatas (Gambar 8) terlihat bahwa tekanan permukean untuk wilayah Palangkaraya pada tanggal 19 Februari 2013 jam 07.00 UTC adalah sebesar 990 mb hingga 1000 mb. Dan terlihat bahwa terdapat daerah tekanan rendah di Utara hingga Timur Laut Palangkaraya dimana tekanan udara—pernmkaannya—hampir ‘mencapai $90 mb. Hal ini berpotensi dapat memberikan dampak terhadap pergerakan ‘massa udara di daerah Palangkaraya. Dimana massa udara bergerak dari tekanan ting, menuju tekanan rendah, perbedaan tekanan ini berpotensi menyebabkan udara tertarik kuat ‘mentuju pusat tekanan rendah. Tesanen Parmar) Tal 8 Des 2014 jon 0720 UFC ha | — Gambar 9 Tekonan Permukean Tanggal 8 Desember 2014 jam 07.00 UTC Pada gambar diatas (Gambar 9) terlihat bahwa tekanan permukaan untak wilayah Palangkaraya pada tanggal 8 Desember 2014 jam 07.00 UTC adalah No. Desember 2015 sebesar sekitar 1000 mb. Dan terlihat babwa terdapat daerah tekanan rendah di Utara hingga Timur Laut Palangkaraya dimana tekanan dara permukaannya —hampir mencapai 900 mb. Hal ini berpotensi dapat memberikan dampak terhadap_ pergerakan massa udara di daerah Palangkaraya. Massa udara bergerak dati tekanan tinggi menyju tekanan rendah, perbedaan tekanan ini berpotensi menyebabkan udara tertarik Kuat menuju pusat tekanan rendab, Gambar 10, Sueamline $50 mb Tanggal 19 Februari 2013 jam 07.00 UTC Berdasarkan gambar diatas (Gambar 10) dapat dilihat streamline angin lapisan 850 mb pada tanggal 19 Februari 2013 jam 07.00 UTC di daerah Palangkaraya kecepatan angin lapisan 850 mb adalah mencapai 12 sampai knots, Dengan arus angin bergerak ke Timur hingga Tenggara. Sean 508 1 8 Des 204 je 07.0 uC Gambar 11, Sueamline $50. mb Tat Desember 2014 jam 07.00 UTC Berdasarkan gambar diatas (Gambar 11) dapat dilihat streamline angin lapisan mb pada tanggal 8 Desember 2014 jam 07.00 UTC di daerah Palangkaraya kecepatan angin 850 mb adalah mencapai 15 sampai 18 knots. Dengan arus angin bergerak ke Timur Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika urna! Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vo. 3.4 Prediksi Cuaca Ekstrim Dengan Skema Radiasi CAM-GODDARD Prot Yel T 18 Ft 2013 om 0700 UE wa m9 Gambar 12. Prakirsan Profil Vertikal RH Tal 19 Feb 2013 jam 07.00 UTC Dari gambar diatas (Gambar 12) dapat dilihat bahwa prakiraan tanggal 19 Februari 2013 jam 07.00 UTC di Palangkaraya RH pada lapisan 950 mb sebesar 65%, lapisan 900 mb sebesar 80%, lapisan 850 sebesar 97% Tapisan 700 mb sebesar 75%, lapisan $00 mb sebesar 75%, lapisan 400 mb sebesar 7: lapisan 300 mb sebesar 53% dan Iapisan 250 mb sebesar 38%. Hal ini menunjukkan terdapat awan konvektif yang dilihat dari RH yang cukup lembab dilapisan 950 mb hingga 300 mb. rt Yeh To 8 een 206 am 7.00 =n wi Gambar 13. Prakisaan Profil Vertikal RH Tel 8 Des 2014 jam 07.00 UTC Dari gambar diatas (Gambar 13) dapat dilihat bahwa prakiraan RH tanggal 8 Desember 2014 jam 07.00 UIC di Palangkaraya pada lapisan 950 mb sebesar 38%, lapisan 900 mb sebesar 73%, lapisan 850 sebesar 88%, lapisan 700 mb sebesar No. Desember 2015 70%, lapisan 500 mb sebesar 70%, lapisan 400 mb sebesar 68%, lapisan 300 mb sebesar 57% dan lapisan 250 mb sebesar 38%. Hal ini memunjukkan terdapat awan konvektif pada saat tersebut dilibat dari RH yang cukup Jembab dilapisan 900 mb hingga 250 mb. acai v2 Gambar 14. Prakiraan Profil Vertikal Voutisitas (Kiri) dan Divergensi (Kanan) Tal 19 Feb 2013 Dari gambar diatas (Gambar 14) terlitat prakiraan profil vertikal vortisitas, (kiri) pada tanggal 19 Februari 2013 di Palangkaraya dimana pada jam 03.00 UTC hingga 04.00 UTC vortsitas bemilai negatif yaitu -5 x 10° s” di lapisan permmukaan hingza 500 mb, sedangkan di lapisan 850 mb hingga 750 mb vortisitas bernilai negatif yang cul besar (Wwarna ungu) yaitu mencapai -20 x 10 s. Pada jam 05.00 UTC hingga 06.00 UTC -vortisitas bernilai positif yaitu +15 x 10° s" di lapisan permukaaa hingga 850 mb sedangkan pada lapisan 850 hingga 750 mb vortisitas bemilai negatif yaitu -S x 10° s' dan dari lapisan 750 mb hingga 700. mb vortisitas bemilai positif yaitu +5 x 10° s". Dan pada jam 07.00 UTC hingga 08.00 UTC vortistas bernilai negatif yang cukup besar (warna ‘ungu) yaitu -20 x 10° s" di lapisan permukaan_ hingga lapisan 700 mb. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat gerakan siklonal dan anti siklonal pada jam-jam tersebut (03.00 UTC hingga 08.00 UTC) di Japisan permukaan hingga 700 mb yang menunjukkan bahwa_terdapat pertumbuban awan-awan konvektif hingga -meluruhnya awan-awan konvektif tersebut. Kemudian dari gambar —diatas, (Gambar 14) terlihat bahwa prakiraan profil vertikal divergensi (kanan) pada tanggal 19 Februari 2013 di Palangkaraya dimana pada jam 03.00 UTC hingga 05.00 UTC divergensi bemilai negatit di lapisan permukaan hingga 750 mb yaitu -5 x 10° s* yang berarti babwa Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika urna! Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vo. kecendermgan —udara._——_smengumpul (Konvergen) dan terdapat pertumbulian awan- awan Konvetif. Dan pada jam 06.00 UTC hingga 07.00 UTC di lapisan permmkaan hingga 900 mb divergensi bernilai positit yaitu sekitar +10 x 10° s! dimana ini ‘mengindikasikan Kecenderungan —udara menyebar (divergen), i q] Sete Gambar 18, Praknan Profil Vee Voristes (Gln daa Divergea! ann) Ig! bet 2018 Dari gambar diatas (Gambar 15) terlihat prakirsan profil. vertikal vortisitas (kiri) pada tanggal 8 Desember 2014 di Palangkaraya dimena pada jam 03.00 UTC hingga 04.00 UTC vortisitas bernilai_positit yaitu +5 x 10° s” hingga +10 x 10° s! di iapisanpermukaan hingga 700 mb yang ‘mengindikasikan bahwa terdapat gerakan anti sikonal. Sedangkan pada jam 05.00 UTC vortisitas bernilai negatif yaitu -5 x 10° s" di Japisan_permukaan hingga 750 mb yang mngindikasikan gerakan siklonal. Pada jam 06.00 UTC vortisitas bernilai positif yaitu =5 x 10° s" di Japisan permukaan hingga 850 mb ddan pada lapisan $50 hingga 750 mb vortisitas bernilai negatif yaitu -S x 10° s? yang mengindikasikan ‘gerakan anti siklonal’ dan siklonal pada setiap lapisan yang berbeda- beda. Dan pada jam 07.00 UTC hingga 08.00 UTC vortistas bernilai negatif yaitu -15 x 10° s’ di lapisan permukaan hingga lapisan 750 ‘mb yang mengindikasikan gerakan siklonal. Hal ini menunjukkan babwa _terdapat pertumbuban awan-awan konvektif hingga melurubnya awan-awan Konvektif tersebut pada jam 03.00 UTC hingga 08.00 UTC Kemudian dant gambar —diatas, (Gambar 15) terlihat bahwa prakiraan profil vertikal divergensi (kanan) pada tanggal 8 Desember 2014 di Palangkaraya dimana pada jam 03.00 UTC hingga 05.00 UTC divergensi bemnilai negatif di lapisan permukaan hingga No. Desember 2015 800 mb yaitu -5 x 10° s* yang berarti babwa kecenderungan —udara.-——_ mengumpul (Konvergen) dan terdapat pertumbuhan awan- awan konvetif. Dan pada jam 06.00 UTC hingga 07.00 UTC di lapisan permukaan hingga 800 mb divergensi bernilai positif yaitu sekitar +5 x 10° s* dimana ini inengindikasikan -kecenderungan —udara menyebar (divergen), Prtren thane Pematan Tp 19Pe 2013 om OF20UTE Gambar 16. Prakiraan Tekanan Permmkaan Tanggal 19 Februari 2013 jam 07.00 UTC Pada gambar diatas (Gambar 16) terlibat prakiraan tekanan permukaan untuk wilayah Palangkaraya pada tanggal 19 Februari 2013 jam 07.00 UTC adalah sebesar 990 mb hingga 1000 mb. Dan terlihat babwa terdapat daerah tekanan rendah di Utara hingga Timur Laut Palangkaraya dengan tekanan udara—permukeannya —_hampir mencapai 890 mb. Hal ini berpotensi dapat memberikan dampak tethadap pergerakan ‘massa udara di daerah Palengkaraya. Dimana massa udara bergerak dari tekanan tinggi ‘menuju tekanan rendah, perbedaan tekanan ini berpotensi menyebabkan udara tertarikt kuat menuju pusat tekanan rendah ratratn TekanenParmutan Te! 8 es 204 m7. 00 UTE ~ — Gambar 17. Prakiraan Tekanan Permmkaan Tanggal $ Desember 2014 jam 07.00 UTC Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika urna! Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vo. Pada gambar diatas (Gambar 17) terlihat prakiraan tekanan udara permukaan untuk wilayah Palangkaraya pada tanggal 8 Desember 2014 jam 07.00 UTC adalah sebesar sekitar 1000 mb. Dan terlihat bahwa terdapat daerah tekanan rendah di Utara hingga Timur Laut Palangkaraya dimana tekanan udarapermukeannya —_hampir mencapai 900 mb. Hal ini berpotensi dapat memberikan dampak tethadap pergerakan massa udara di daerah Palangkaraya, Massa udara bergerak dati tekanan tinggi menuju tekanan rendah, perbedaan tekanan ini berpotensi menyebabkan udara tertarik kuat ‘mentuju pusat tekanan rendah. Gambar 18, Prakiraan Streamline 50 mb Tanggal 19 Februari 2013 jam 07.00 UTC Berdasarkan gambar diatas (Gambar 18) dapat dilihat bahwa prakiraan streamline angin lapisan 850 mb pada tanggal 19 Februari 2013 jam 07.00 UTC di daerah Palangkaraya kecepatan angin 850 mb adalah 15 sampai 20 knots, Dengan arus angin bergerak ke Timur. Gambar 19, Prakiraan Streamline 850 ‘Tanggal § Desember 2014 jam 07.00 UTC mb Berdasarkan gambar diatas (Gambar 19) dapat dilihat bahwa prakirean streamline angin lapisan 850 mb pada tanggal 8 Desember 2014 jam 07.00 UTC di daerah No. Desember 2015 Palangkaraya kecepatan angin 850 mb adalat 15 sampai 18 knots. Dengan arus angin bergerak ke Timur Laut hingga Timur. 4. KESIMPULAN Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Uji skema —parameterisasi _radiasi menunjukkan hasil yang berbeda antara uji. skema parameterisasi dengan data FNL dan data’ GFS. —Skema parameterisasi radiasi terbaik untuk data FNL adalah skema radiasi_ gelombang panjang RRTM dan skema radiasi gelombang pendek Dudhia. Sedangkan Skema terbaik untuk data GFS adalah skema radiasi gelombang panjang CAM dan skema radiasi gelombang pendek Goddard. Keluaran hasil running model WRE- ARW dengan data FNL dan data GFS kurang cukup baik dalam_menangkap kejadian angin kencang >30 knots di Palangkaraya tanggal 19 Februari 2013, dan 8 Desember 2014. Namun ‘menginterpretasikan dengan cukup baik kondisi meteorologis yang mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif, Dari hasil yang didapat disarankan perlu dilakukan perelitian lebih lanjur untuk parameterisasi-parameterisasi Iain yang lebil, baik dalam menggambarkan kejadian cuaca ekstrim (angin kencang) di Palangkaraya, DAFTAR PUSTAKA Abrens C.Donald, 2009. Meteorology Today, 9th Edition. Byers, HR, 1974. General Meteorology New York : McGraw-Hill Book Company Inc, London, Fauziah, Annisa, 2014. Kajian Cuaca Ekstrim (Angin Kencang) Di Bandara Internasional Lombok Dengan Model WRF Tanggal 15 Maret 2012, Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Jakarta Hadi, Tri, Wahyu, dkk. 2011, Pelatihan Model WRF (Weather Research and Forecasting. Institut. Teknologi Bandung, Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika urna! Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vo. Hariadi, Tatang Endi. 1999, Telaah Profil Divergensi_ dan Vortisitas Luaran GCM CSIRO-9 Serta Hubungamva Dengan Curah Hujan. Jumal Warta LAPAN VolI No.3 Juli-September. Jakarta. Holton, J. R. 2004, An Introduction to Dynamic Meteorology 4th Edition. Elsevier Academie Press, USA. Inoue, T. and Kamabori, 1.2001. Statistical Relationship benween ISCCP Cloud Type and Vertical Relative Humudity Profile. Journal of the Meteorological Society of Japan, Vol79, No.6, pp.1234-1256, 2001. Japan. Lutgens etal. The Atmosphere. 8th Edition. 2001. Prawirowardoyo, Susilo. 1996. Mereorologi Institut Teknologi Bandung. Sepriando, Alpon. 2013. Analisis Angin Kencang di_—__-Palangkaraya menggunakan SATAID (Studi Kasus Tanggal 19 Februari 2013). Prosiding Workshop Radar & Satelit Cuaca. BMKG. Jakarta, Skamarock, C. W. 2008. 4 Description of the Advanced Research WRF Verston 3. NCAR Technical Note, Sucabyono, D.S. dan Rebudiyanto, Kukub, 2013. Cuaca dan Iklim Ekstrim ai Indonesia. BMKG. Jakarta ‘Tjasyono, BK. 2007. Proses Fisis-Dinamis Awan dan Modifikasinya. Seminar Monitoring dan Evaluasi Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Pencapaian Peningkatan Produksi Beras 2 Juta Ton. Jakarta. Wirjohamidjojo, Soerjadi, 2006. Meteorologi Praktik. Badan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta, Zakit, Achmad. 2009. Perpentif Operasional Cuaca Tropis. BMG: Jakarta, Na, Desember 2015 LAMPIRAN Lampiran 1. Grafik synop tanggal 19 Februati 2013 di Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangkaraya. ‘Sum Yaar ermanoan Tongs 19 Februst 2013 ‘Stasi Meteorologl alangtarars ‘Tetanan ara Pormuhaan Tanga! 39 Febrari2013 a stasun moteorolog Paencharaye 10 Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika urna! Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vo. Lampiran 2. Grafik synop tanggel Desember 2014 di Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangkaraya, etastan Ura rman Tegel Dvenbar 2144 nur aso Pear ee Na, Desember 2015 Lampiran 3. Ouiput hasil running WRF ‘untuk angin per lapisan Tanggal 19 Februari 2013 di Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangkaraya Lampiran 4. Output hasil running WRF ‘untuk angin per lapisan Tanggal 8 Desember 2014 di Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangkaraya rin fo anon Tonos One 2014 a Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika urna! Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vo. Na. Desember 2015 Lampiran §. Steamline Tanggal 19 Februasi 2013 dan 8 Desember 2014 jam 00.00UTC yang diperoleh dari BOM Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika 12

Anda mungkin juga menyukai