ABSTRAK
Biodiesel merupakan bahan bakar nabati sebagai substitusi minyak diesel/solar yang menjanjikan.
Namun masih ada permasalahan dalam hal mutu seperti kestabilan oksidasi dan sifat alirnya yaitu titik
tuang dan titik kabut yang sangat penting dalam utilisasi secara komersial. Karakteristik tersebut sangat
tergantung pada komponen bahan bakunya yang mengandung asam lemak tak-jenuh.yang mudah teroksidasi
membentuk polimer-polimer serta pengaruh kondisi lingkungannya. Untuk mengatasi permasalahan ketidak
stabilan produk biodiesel, konsentrasi asam lemak tak jenuh perlu diturunkan melalui proses hidrogenasi
parsial dengan bantuan katalis nikel (Ni) berpenyangga (support) alumina (Al2O3). Proses hidrogenasi
parsial dilakukan dengan sistem reaktor autoclave berpengaduk dengan temperatur 80oC dan tekanan
atmosfir. Karakteristik stabilitas oksidasi dapat meningkat untuk memenuhi spesifikasi yang ditentukan
(>10 jam), juga sifat alirnya meningkat secara signifikan dengan penggunaan katalis nikel tersebut.
Kata kunci: biodiesel, hidrogenasi parsial, katalis nikel, stabilitas oksidasi, titik kabut, titik tuang
ABSTRACT
Biodiesel is vegetable fuel as promising fuel for substituted diesel oil. However it has some problems
for its fuel quality such as oxidation stability and flowing characteristics that is pour point and cloud point,
which are very important in commercial utilization. Such characteristics depend on the components that
contained in the feedstock such as unsaturated fatty acids which easier oxidised to form polymer and its
environment conditions. In order to solve the problem of unstable biodiesel product, the concentration of
unsaturated fatty acids should be reduced by partial hydrogenation processing with Nickel (Ni) supported
on alumina (Al2O3) as catalyst. Partial hydrogenation processing was conducted by autoclave stirred reactor
with temperature 80oC and atmosperic pressure. Characteristic of oxidation stability increase to meet the
specification (>10 hours), also flowing characteristics increase significantly by using such catalyst.
Keywords: biodiesel, partial hydrogenation, nickel catalyst, oxidation stability, cloud point, pour point
79
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 2, Agustus 2013: 79 - 85
Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar Proses hidrogenasi sudah sering digunakan untuk
campuran dengan minyak solar dengan berbagai minyak yang dapat dimakan (edible oil) menjadi
perbandingan dan/atau langsung digunakan tanpa margarin dengan bantuan katalis nikel. Namun untuk
memodifikasi mesin kendaraan. proses hidrogenasi parsial biodiesel (metil ester asam
Biodiesel merupakan bahan bakar minyak lemak) bertujuan untuk meningkatkan kestabilan
diesel/solar alternatif yang menjanjikan, namun dari oksidasi dan tetap mempertahankan karakteristik
beberapa penelitian dan literatur menyebutkan bahwa biodiesel sebagai bahan bakar setara minyak solar,
karakteristiknya, baik dalam penggunaan maupun dalam bentuk cair.
dalam penyimpanan, masih ada permasalahan Stabilitas oksidasi merupakan mata uji yang
terutama dalam hal mutu seperti kestabilan oksidasi sangat penting pada spesifikasi biodiesel yang
dan sifat alirnya yaitu titik tuang dan titik kabut, dimasukkan dalam Standard Nasional Indonesia
sifat-sifat ini sangat penting dalam penggunaan Biodiesel tahun 2012 (SNI 7182-2012).
secara komersial[5, 6]. Karakteristik tersebut sangat Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan
tergantung pada bahan bakunya untuk memproduksi karakteristik biodiesel sebagai substitusi minyak
biodiesel yaitu kandungan asam lemak tak-jenuh solar dan khususnya sifat stabilitas oksidasi yang
yang terdapat dalam bahan baku. Dari beberapa sering menjadi masalah pada mesin kendaraan diesel.
penelitian menunjukkan bahwa senyawa-senyawa dan juga selama penyimpanan[8, 9]. Juga menjadikan
tidak-jenuh (adanya ikatan rangkap) merupakan acuan untuk mengantisipasi spesifikasi stabilitas
penyebab ketidak stabilan biodiesel karena mudah oksidasi yang diterapkan dalam SNI (Standar
teroksidasi oleh oksigen dari udara membentuk Nasional Indonesia) Biodiesel.
polimer-polimer serta pengaruh faktor lain seperti
panas, logam dsb[5, 7]. Telah banyak dilaporkan bahwa II. BAHAN DAN METODOLOGI
semakin bertambah ikatan rangkap maka laju oksidasi A. Bahan-Bahan
akan meningkat kira-kira 10 kali setiap tahap[5].
Biodiesel yang digunakan dalam penelitian ini
Mutu biodiesel merupakan hal yang penting
diproduksi dari minyak sawit sebagai bahan baku
dalam penggunaannya secara komersial. Bahan baku
dengan proses transesterifikasi dan proses dilakukan
yang mengandung komponen asam lemak jenuh
di pilot plant biodiesel LEMIGAS dengan kapasitas
tinggi menunjukkan stabilitas oksidasi yang lebih
8 ton per hari. Biodiesel tersebut sudah memenuhi
baik. Tetapi bila kandungan asam lemak jenuh yang
spesifikasi sesuai dengan SNI 04-7182-2006 atau
tinggi dalam bahan baku, akan memberikan sifat alir
ASTM D-6751.
yang lebih rendah terutama pada kondisi dingin.
Katalis yang digunakan untuk proses hidrogenasi
Masalah utama dari pengaruh karakteristik
parsial yaitu logam nikel (Ni) dengan penyangga
stabilitas oksidasi adalah selain bahan bakar bias alumina (Al 2 O 3 ). Katalis dipreparasi dengan
rusak juga menyebabkan penyumbatan saringan mengimpregnasikan logam tersebut ke dalam
mesin atau pompa mesin. Menggunakan bodiesel alumina (Al2O3) dan dikalsinasi pada temperatur
pada kondisi cuaca dingin juga merupakan masalah 400oC selama 1 jam.
serius dalam sifat alir pada kondisi dingin. Dalam hal
penggunaan biodiesel maka diperlukan peningkatan B. Proses Hidrogenasi
mutunya untuk menghindari masalah yang timbul Reaksi hidrogenasi parsial dilakukan pada
akibat mutu atau spesifikasi yang tidak sesuai. reaktor autoclave berpengaduk secara tumpak
Secara khusus proses hidrogenasi adalah proses (batch) seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Biodiesel
praktis karena proses ini juga sering digunakan (200 ml) dan katalis (1 gram) dimasukkan dalam
di kilang pengolahan minyak untuk mereduksi reaktor autoclave dengan pengadukan. Gas N 2
kandungan aromatik. Prinsip hidrogenasi adalah dialirkan untuk mengusir oksigen dalam reaktor dan
menambahkan atom hidrogen ke asam lemak yang dipanaskan sampai temperatur reaktor dicapai 80oC
tidak jenuh untuk meningkatkan jumlah kejenuhan (sekitar 0,5 jam). Kemudian hidrogenasi dilakukan
dan mengurangi ikatan rangkap. Proses hidrogenasi dengan mengalirkan gas hidrogen 100 ml/menit
dapat meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel dengan tekanan atmosfir, serta waktu reaksi yang
tanpa menambahkan antioksidan. divariasikan dari 0 sampai 1,5 jam.
80
Peningkatan Sifat Alir dan Stabilitas Oksidasi Biodiesel dengan Proses Hidrogenasi Parsial (Bagian I):
Penggunaan Ni-Al2O3 sebagai Katalis (Oberlin Sidjabat)
81
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 2, Agustus 2013: 79 - 85
Tabel 1
Tipikal karakteristik produk biodiesel berbahan baku minyak sawit
(POME, Palm Oil Metil Ester) dan minyak solar
titik tuang dan titik kabut tinggi maka bahan bakar hanya menghasilkan reduksi ikatan rangkap (tak
biodiesel mengalami pembentukan kristal-kristal dan jenuh), tetapi juga perpindahan atau migrasi ikatan
padatan sehingga akan menyumbat saringan dan pipa rangkap dan isomerisasi ikatan rangkap-cis menjadi
saluran bahan bakar [5, 11]. Pada umumnya solusi yang konfigurasi trans yang lebih stabil[12-14].
dilakukan untuk mengatasi titik tuang tinggi adalah Uji stabilitas oksidasi adalah salah satu kriteria
menurunkannya dengan cara yang mencampurkan penting untuk mengevaluasi kualitas (mutu) biodiesel.
biodiesel dengan minyak solar atau dengan kerosin Pengujian stabilitas oksidasi dilakukan dengan alat
(minyak tanah) pada rasio tertentu. Rancimat berdasarkan perioda induksi (induction
Demikian juga terhadap hasil karakteristik titik period) yang didefinisikan sebagai kerentanan atau
kabut, mengalami kenaikan nilai akibat proses kelemahan dari biodiesel terhadap oksidasi dengan
hidrogenasi dan dipengaruhi oleh waktu reaksi dan keberadaan udara atau oksigen dan ditentukan
kecepatan pengadukan, dengan menggunakan katalis perioda induksi (waktu) pada nilai konduktivitas
Ni-Al2O3 (Gambar 4). Hasil tersebut menunjukkan 100mS/cm.
bahwa katalis Ni-Al2O3 dan waktu reaksi 1,5 jam dan Hasil karakterisasi stabilitas oksidasi yang
kecepatan pengadukan 1000 rpm tidak memenuhi disajikan pada Gambar 5 menunjukkan bahwa
spesifikasi yang ditentukan (>18oC) dan hasil lainya stabilitas oksidasi (perioda induksi) meningkat dengan
masih memenuhi spesifikasi. pengaruh waktu reaksi, kecepatan pengadukan, dan
Menurut beberapa laporan penelitian bahwa jenis katalis. Standar spesifikasi untuk stabilitas
hidrogenasi parsial minyak nabati tak jenuh tidak oksidasi biodiesel di Indonesia (SNI 04-7182-2006)
82
Peningkatan Sifat Alir dan Stabilitas Oksidasi Biodiesel dengan Proses Hidrogenasi Parsial (Bagian I):
Penggunaan Ni-Al2O3 sebagai Katalis (Oberlin Sidjabat)
Gambar 3 Gambar 5
Pengaruh proses hidrogenasi dengan kondisi Pengaruh proses hidrogenasi dengan kondisi
operasi pada temperatur 80oC, waktu reaksi, dan operasi pada temperatur 80oC, waktu reaksi, dan
kecepatan pengadukan, dengan katalis Ni-Al2O3 kecepatan pengadukan, dengan katalis Ni-Al2O3
terhadap titik tuang (pour point) terhadap stabilitas oksidasi (perioda induksi)
Gambar 6
Komposisi senyawa-senyawa poli-,
Gambar 4 mono-tak jenuh dan jenuh biodiesel
Pengaruh proses hidrogenasi dengan kondisi dari beberapa bahan baku
operasi pada temperatur 80oC, waktu reaksi, dan (Sumber: Ramos, M. J dkk, Bioresources
kecepatan pengadukan, dengan katalis Ni-Al2O3 Technology, 2009, 100 [16])
terhadap titik kabut (cloud point)
belum dimasukkan dan masih diusulkan pada tahun Eropa EN-14214 telah menetapkan minimal 6 jam.
2012 dengan nilai 6 jam. Sedangkan stabilitas Beberapa Negara di Asia menetapkan stabilitas
oksidasi yang terdapat pada standar Amerika ASTM oksidasi minimal 6 jam, dan WWFC (World Wide
D 6751-07b adalah minimal 3 jam dan standar Fuel Charter) menetapkan minimal 10 jam [15].
83
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 2, Agustus 2013: 79 - 85
84
Peningkatan Sifat Alir dan Stabilitas Oksidasi Biodiesel dengan Proses Hidrogenasi Parsial (Bagian I):
Penggunaan Ni-Al2O3 sebagai Katalis (Oberlin Sidjabat)
8. Mittelbach, M. and Remschmidt, C., 2004, 13. Scrimgeour, C., 2005, Chemistry of Fatty Acids in:
Biodiesel, The Comprehensive Handbook, First Bailey’s Industrial Oil and Fat products, Fereidoon
edition, Austria, Shahidi (Editor), 6th edition, John Wiley & Sons,
9. Mittelbach, M.; Gangl, S., 2001, Long Storage Inc.
Stability of Biodiesel Made from Rapeseed and Used 14. Sidjabat, O., 1995, Studi Proses Transesterifikasi
Frying Oil. JAOCS, 78(6), 573-577. Minyak Kelapa Sawit Menjadi Bahan Bakar Motor
10. Monyem, A.; Canakci, M.; Van Gerpen, J. 2000, Setara Solar, Proceedings Diskusi Ilmiah VIII PPPT-
Investigation of Biodiesel thermal Stability Under MGB ”LEMIGAS”, Jakarta, 13-14 Juni 1995, hal.
Simulated In-Use Conditions. Applied Engineering 227-233.
in Agriculture, 16 (4), 373-378. 15. Vicente, G., Martinez, M. and Aracil, J., 2004,
11. Moser, B. R., Haasb, M. J., Winkler, J. k., Jackson, Integrated Biodiesel Production: A comparison of
M. A., Erhan, S. Z, and List, G. R., 2007, Evaluation different homogeneous catalyst systems, Biores.
of partially hydrogenated methyl esters of soybean oil Technol, 2004, 92, 297-305.
as biodiesel, Eur. J. Lipid Sci. Technol. 109 17-24 DOI
16. Waynick, J. A., 2005, Characterization Of Biodiesel
10.1002 lejlt.200600215.
Oxidation And Oxidation Products, The Coordinating
12. Ramos, M. J., Fernandez, C. M., Casa, A., Research Council, Task 1 Results, CRC Project No.
Rodrguez, L., and Perez, A., 2009, Influence of
AVFL-2b, National Renewable Energy Laboratory,
Fatty Acid Composition of Raw Material on Biodiesel
U.S. Department of Energy.
Properties, Bioresources Technology, 100, 261-268.
85