Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN INTRA NATAL CARE

PADA NY. R DENGAN DIAGNOSA MEDIS G2P1A0


DI BLUD UPT PUSKESMAS PAHANDUT
PALANGKA RAYA

DISUSUN OLEH :

YESSI

2019.C.11a.1071

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh :

Nama : Yessi

NIM : 2019.C.11a.1071

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul : “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan IntraNatal Care Pada


Ny. R Dengan Diagnosa G2P1A0 Di Blud UPT Puskesmas Pahandut
Palangka Raya”
Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Pratik Pra
Klinik Keperawatan II Program Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka
Harap Palangka Raya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Isnawiranti, S.Kep.,Ners Hesti Warastuti Luwarsih, S.Kep.,Ners


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang berjudul
“Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan IntraNatal Care Pada Ny. R Dengan Diagnosa
G2P1A0 Di Blud UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya” Laporan pendahuluan ini disusun
guna melengkapi tugas (PPK II).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Apriyanti, S.Kep.,Ners Selaku Koordinator Penanggung Jawab Mata Kuliah
Praktik Praklinik Keperawatan II.
4. Ibu Isnawiranti, S.Kep.,Ners selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan
arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan keperawatan ini
5. Secara khusus kepada pihak dari UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya yang telah
memberikan izin tempat.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan
sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, Oktober 2021

Yessi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................................


KATA PENGANTAR ......................................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1............................................................................................................................... Konsep
Dasar Penyakit ..................................................................................................
1.1.1. Definisi ..........................................................................................................
1.1.2. Anatomi Fisiologi ..........................................................................................
1.1.3. Etiologi ..........................................................................................................
1.1.4. Klasifikasi .....................................................................................................
1.1.5. Patofisaiologi..................................................................................................
1.1.6. Manisfestasi ...................................................................................................
1.1.7. Komplikasi ....................................................................................................
1.1.8. Pemeriksaan penunjang .................................................................................
1.1.9. Pemeriksaan medis ........................................................................................
1.1.10. Pemeriksaan obstetrik ...................................................................................
1.2...............................................................................................................................
Manajemen asuhan keperawatan ....................................................................
1.2.1. Pengkajian .....................................................................................................
1.2.2. Diagnosa ........................................................................................................
1.2.3. Intervensi .......................................................................................................
1.2.4. Implementasi .................................................................................................
1.2.5. Evaluasi .........................................................................................................

BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN


2.1 Pengkajian............................................................................................................
2.2 Analisis Data........................................................................................................
2.3 Prioritas Masalah..................................................................................................
2.4 Rencana Keperawatan..........................................................................................
2.5 Implementasi........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

TINJAUAN TEORI

1.1 konsep penyakit

1.1.1 Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi
persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan
kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2013).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. (Sondakh, 2015).

1.1.2 Anatomi Jalan Lahir

1. Anatomi Sistem Reproduksi

A. Genetalia Eksterna

Gambar 2.1

a) Mons Veneris
Adalah bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yang menutupi bagian
depan symphysis pubica dan apabila seorang wanita setelah pubertas, kulit mons veneris
tertutup oleh rambut. (Wirakusumah et al 2015).
b) Bibir besar kemaluan (labia mayora)
Berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan kebawah dan
belakang, labium majus dekstra dan labium majus sinistra bersatu disebelah belakang
pada commisura labiorum posterior dan merupakan batas depan dari perineum yang
disebut frenulum labiorum pudendi. Labia mayora homolog dengan skrotum laki laki,
terdiri dari dua permukaan : bagian luar, menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut,
bagian dalam, menyerupai selaput lendir dan mengandung banyak kelenjar sebacea
(Wirakusumah et al 2015).
c) Bibir kecil kemaluan (labia minora)
Didapatkan sebagai liapatan di sebelah medial dari labia mayora, kedua lipatan tersebut
(kiri & kanan) bertemu diatas klitoris (preputium clitoridis) dan dibawah klitoris
(frenulum clitoridis). Dibagian belakang kedua lipatan bersatu juga setelah mengelilingi
orificium vaginae dan disebut fourchette (hanya tampak pada perempuan yang belum
pernah melahirkan anak (Wirakusumah et al 2015).
d) Klentit (klitoris)
Merupakan suatu tunggul yang erektil, klitoris mengandung banyak urat-urat saraf
sensoris dan pembuluh-pembuluh darah, analog dengan penis laki-laki (Wirakusumah et
al 2015).
e) Vulva
Berbentuk lonjong, berukuran panjang mulai dari klitoris, kanan dan kiri dibatasi bibir
kecil sampai kebelakang dibatasi perineum (Eniyati & Sholihah, 2013).
f) Vestibulum Vaginae
Merupakan rongga yang dibatasi oleh kedua labia minora disebelah lateral, klitoris
disebelah anterior, dan fourchette disebelah dorsal. Pada vestibulum terdapat muara
vagina, urethra dan empat lubang kecil yaitu:
 Dua muara kelenjar Bartholin yang terdapat di samping dan agak kebelakang dari
introitus (ostium) vaginae. Glandula vestibularis major (Bartholin) merupakan
kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina. Kelenjar ini mengeluarkan sekret
mukus terutama pada waktu sanggama.
 Dua muara kelenjar Skene di samping dan agak dorsal dari urethra (Wirakusumah et
al 2015).
g) Intoroitus Vagina
Adalah pintu masuk ke vagina (Eniyati & Sholihah, 2013).
h) Selaput Darah (Hymen)
Berupa lapisan tipis yang menutupi sebagian besar introitus vaginae, biasanya hymen
berlubang sebesar ujung jari hingga getah dari genitalia interna dan darah haid dapat
mengalir keluar, bila hymen tertutup sama sekali disebut hymen oclusivum. Setelah
partus, hanya tinggal sisa-sisa kecil pada pinggir introitus dan disebut carunculae
hymenales (myrtiformes) (Wirakusumah et al 2015). Lubang kemih (orifisium uretra
eksterna) Adalah tempat keluarnya air kemih yang terletak dibawah klitoris (Eniyati &
Sholihah, 2013).
i) Perineum
Terletak diantara vulva dan anus (Eniyati & Sholihah, 2013).

B. Genetalia Interna
Alat Kandungan Luar

Sumber : (Wirakusumah et al, 2015)

a. Vagina
Merupakan suatu saluran muskulo-membranosa yang menghubungkan uterus
dengan vulva, terletak antara vesica urinaria dan rektum, dinding depan vagina (± 9 cm)
lebih pendek dari dinding belakang (± 11 cm). Pada dinding vagina terdapat lipatan-
lipatan yang berjalan sirkuler dan disebut rugae vaginales, terutama pada bagian bawah
vagina. Setelah melahirkan, sebagian rugae akan menghilang. Walaupun disebut selaput
lendir vagina, selaput ini tidak memiliki kelenjar sama sekali sehingga tidak dapat
menghasilkan lendir ; mungkin lebih baik disebut kulit.
Ujung serviks menonjol ke dalam puncak vagina, bagian serviks yang menonjol
kedalam vagina disebut portio, oleh portio ini, puncak vagina dibagi menjadi 4 bagian,
yaitu fornix anterior, fornix posterior dan tornix lateralis kanan dan kiri. Vagina
mempunyai faal penting sebagai :
 Saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah sewaktu haid dan sekret
dari uterus.
 Alat persetubuhan.
 Jalan lahir pada saat persalinan.

Sel-sel dari lapisan atas epitel vagina mengandung glikogen. Glikogen ini menghasilkan
asam susu karena adanya basil-basil Doderlein sehingga vagina mempunyai reaksi asam dengan
pH 4.5. hal ini memberi proteksi terhadap invasi kuman-kuman (Wirakusumah et al 2015).

b. Uterus
Dalam keadaan tidak hamil uterus terdapat dalam ruangan perlvis minordi antara
vesica urinaria dan rectum. Permukaan belakang uterus sebagian besar tertutup oleh
peritoneum sedangkan permukaan hanya di bagian atasnya saja. Bagian bawah dari
permukaan depan uterus melekat pada dinding belakang vesica urinaria. Uterus
merupakan alat berongga dan berbentuk seperti bola lampu yang gepeng. Uterus terdiri
dari 2 bagian :
 Corpus uteri yang berbentuk segitiga
 Cervix uteri yang berbentuk silindris
Bagian corpus uteri antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri (dasar rahim). Pinggir
kanan/kiri uterus tidak tertutup oleh peritoneum karena berbatasan dengan parametrium
kanan/kiri, bentuk dan ukuran uterus sangat berbeda-beda tergantung dari usia, pernah atau tidak
melahirkan anak. Panjang uterus pada anak-anak : 2-3 cm, Nullipara : 6-7 cm, Multipara : 8-9
cm. Panjangnya corpus uteri terhadap serviks uteri juga berbeda-beda. Pada anak- anak panjang
corpus uteri ½ dari panjang serviks uteri. Pada remaja, corpus uteri sama panjang dengan serviks
uteri. Pada multipara, panjang corpus uteri 2x panjang serviks uteri.

Cavum uteri (rongga rahim) berbentuk segitiga, lebar di daerah fundus dan sempit ke
arah serviks, sebelah atas rongga rahim berhubungan dengan saluran telur (tuba Fallopii) dan
sebelah bawah dengan saluran leher rahim (canalis cervicis uteri). Hubungan antara cavum uteri
dan canalis cervicis uteri ostium uteri internum, sedangkan muara canalis cervicis uteri kedalam
vagina disebut ostium uteri externum. Sebetulnya ada 2 buah ostium uteri internum, yaitu
sebagai berikut :

 Ostium anatomicum uteri internum yang betul-betul merupakan batas antara canalis
serviks uteri dan cavum uteri.
 Ostium histologicum uteri internum yang merupakan tempat selaput lendir cavum
uteri berubah menjadi selaput lendir serviks pada canalis serviks. Tempat ini
letaknya sedikit dibawah ostium anatomicum uteri internum.

Bagian serviks antara ostium anatomicum uteri internum dan ostium uteri histologicum
internum disebut isthmus uteri. Bagian tersebut dapat melebar selama kehamilan dan disebut
segmen bawah uterus (Wirakusumah et al 2015).

c. Tuba Uterina Falopii


Alat ini terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan kearah lateral, mulai
dari cornu uteri dekstra et sinistra. Panjangnya ±12 cm, dengan diameter 3-8 mm. Tuba
ini dibedakan menjadi 4 bagian.
 Pars interstisialis (intramuralis); bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus
mulai dari ostium tuba internum.
 Isthmus tubae uterinae; bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus, merupakan
bagian tuba yang lurus dan sempit.
 Ampulla tubae uterinae; bagian tuba antara isthmus dan infundibulum, merupakan
bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S.Infundibulum; ujung tuba dengan
umbai-umbai yang disebut fimbrae, lubangnya disebut ostium abdominale tubae.
Fungsi utama tuba ialah untuk membawa ovum yang dilepaskan ovarium menuju ke
uterus (Wirakusumah et al 2015).
d. Ovarium
Ovarium berjumlah dua buah. Letaknya pada dinding lateral panggul dalam
sebuah lekuk yang disebut fossa ovarica waldeyeri, di sebelah kiri dan kanan uterus.
Ovarium dihub ungkan dengan uterus oleh ligamentum ovarii proprium dan dihungkan
dengan dinding panggul oleh ligamentum infundibulopelvicum. Di sini, terdapat
pembuluh darah ovarium, yaitu arteri dan vena ovarcia. Ada beberapa hal yang dibedakan
pada ovarium.
 Permukaan medial yang menghadap ke arah cavum Douglasi dibedakan dengan
permukaan lateral.
 Ujung atas yang lebih dekat dengan tuba dibedakan dengan ujung bawah yang lebih
dekat dengan uterus (ekstremitas tubaria dan ekstremitas uterina)
 Pinggir yang menghadap ke depan (margo mesovarica)dan melekat pada lembar
belakang ligamentum latum dengan perantara mesovarium dibedakan dengan
pinggir yang menghadap ke belakang (margo liber).

Ovarium terdiri dari bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medula). Pada korteks terdapat
folikel-folikel primordial. Pada medula terdapat pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe
(Wirakusumah et al 2015).

e. Parametrium
Jaringan ikat yang terdapat antara kedua lembar ligamentum latum disebut
parametrium. Bagian atas ligamentum latum yang mengandung tuba disebut mesosalpinx
dan bagian kaudalnya yang berhubungan dengan uterus disebut mesometrium. Pada sisi
depan ligamentum latum berjalan ligamentum teres uteri, pada sisi belakang berjalan
ligamentum ovarii proprium. Mesovarium merupakan lipat pritoneum untuk ovarium dan
terdapat antara mesosalpinx dan mesometrium. Ligamentum suspensorium ovarii
berjalan dari ekstremitas tubaria ovarii ke dinding panggul.
Pada parametrium berjalan ureter, arteri dan vena uterina. Parametrium sebelah
bawah yang menyelubungi arteri dan vena uterina lebih padat dari jaringan sekitarnya,
disebut ligamentum cardinale (Wirakusumah et al 2015).

2. Anatomi Jalan Lahir Keras dan Lunak

Jalan lahir merupakan jalan yang terbentuk secara alamiah untuk bayi atau janin pada
saat keluar dari rahim ibu. Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang padat, dasar
panggul, vagina dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan-
lapisan otot dasarpanggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu lebih berperan
dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang
relatif kaku. Oleh karena itu, ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan
dimulai (Mutmainnah et al, 2017).

Jalan lahir terdiri atas :

a. Jalan lahir keras (pelvic atau panggul),


Sumber : (Mutmainnah et al, 2017).

Jalan lahir atau panggul keras merupakan bagian keras yang dibentuk oleh, yaitu :

a. 2 tulang pangkal paha (os coxae) terdiri dari :


1. Os illium atau tulang usus, adalah ukuran terbesarnya dibanding tulang lainnya.
Sebagai batas dinding atas dan belakang panggul atau pelviks.
2. Os ischium atau tulang duduk, posisi os ischium terletak di bawah os illium, pada
bagian belakang terdapat cuat duri dinamakan spina ishiadika.
3. Os pubis atau tulang kemaluan, membentuk suatu lubang dengan os ischium, yaitu
foramen obsturotur. Fungsi di dalam persalinan belum diketahui secara pasti. Diatas
foramen abturotur dibatasi oleh sebuah tangkai dari os pubis yang menggabungkan
dengan os ischium disebut ramus superior ossis pubis, sedangkan dinding bawah
foramen dibatasi oleh ramus inferior osis pubis. Pada ramus inferior ossis pubis kiri
dan kanan membentuk sudut yang disebut arkus pubis. Pada panggul wanita normal
sudut ini tidak kurang dari 90o. Pada bagian atas os pubis terdapat tonjolanyang
dinamakan teberkulum pubic (Mutmainnah et al, 2017).
b. tulang kelangkang (os sacrum),
Os sacrum atau tulang kelangkang berbentuk segitiga, dengan dasar segitiga di
atas dan puncak segitiga pada ujung di bawah. Terdiri dari lima ruas yang bersatu,
terletak di antara os coxae dan merupakan dinding belakang panggung. Permukaan
belakang pada bagian tengah terdapat cuat duri dinamakan crista sakralia.
Memperlebar luas panggul kecil atau pelvis minor. Dengan lumbal ke-5 terdapat
artikulasio dan lumbosacralis. Bagian depan paling atas dari tulang sacrum
dinamakan promotorium, di mana pada bagian ini bila pada waktu periksa dalam
dapat teraba, berarti ada kesempitan panggul (Mutmainnah et al, 2017).
c. tulang tungging (os cocygis),
os cocygis atau tulang ekor dibentuk oleh 3-5 ruas tulang yang saling berhubungan
dan berpadu dengan bentuk segitiga. Pada kehamilan tahap akhir, koksigeum dapat
bergerak, kecuali jika struktur tersebut patah (Mutmainnah et al, 2017).
d. Perhubungan tulang – tulang panggul,
didepan tulang panggul terdapat hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri. Di
belakang panggul terdapat artikulasio sakro – ilaka yang menghubungkan os sacrum
dan os ilium. Di bagian bawah panggul terdapat artikulasio sakro-koksigis yang
meng- hubungkan os sacrum dengan koksigis (Mutmainnah et al, 2017).
e. Tulang panggul dipisahkan oleh pintu atas panggul menjadi 2 bagian :
1. Panggul palsu atau false pelvis (pelvis mayor). Panggul palsu adalah bagian di atas
pintu atas panggul dan tidak berkaitan dengan persalinan.
2. Panggul sejati atau true pelvis (pelvis minor).

Bidang hodge adalah bidang semu sebagai pedoman untuk menentukan kemajuan persalinan
yaitu seberapa jauh penurunan kepala melalui pemeriksaan dalam atau vaginal toucher (VT).
Bidang hodge antara lain :

1. Hogde I, dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas sympsis dan promotorium.
2. Hodge II, sejajar dengan hodge I setinggi pinggir bawah sympsis.
3. Hodge III, sejajar hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
4. Hodge IV, sejajar I, II, III setinggi os coccygis (Mutmainnah et al, 2017).

Cadwell – Moloy mengemukakan 4 jenis panggul, antara lain :

1. Ginekoid, panggul ini merupakan panggul ideal perempuan, bentuknya bulat. Diameter
anterior posterior sama dengan diameter tranversa.
2. Android, panggul pria, PAP segitiga, diameter tranversa dekat dengan sacrum.
3. Anthropoid, PAP lonjong seperti telur, diameter anterposterior lebih besar daripada
diameter tranvrsa.
4. Platipoid, picak menyerupai arah muka belakang, diameter tranversa lebih besar daripada
diameter anteroposterior (Mutmainnah et al, 2017).

Jalan lahir lunak, segmen bawah rahim (SBR), serviks vagina, introitus vagina danvulva,
muskulus dan ligamentum yang menyelubungi dinding dalam dan bawah panggul atau diafragma
pelvis terdiri dari bagian ototdisebut muskulus levatorani, sedangkan bagian membrane disebut
diafragma urogenetal. Bagian ini tersusun atas segmen bawah uterus, serviks uteri, vagina,
muskulus dan ligamentum yang menyelubungi dinding dalam dan bawah panggul (Mutmainnah
et al, 2017).

1. Ligamentum

Ligamentum pada panggul yang lunak terdiri dari otot – otot dan ligamen yang meliputi
dinding panggul sebelah dalam dan yang menutupi panggul sebelah bawah. Ligamen – ligamen
yang penting adalah ligamen sacro illiaka, ligamen sacrospinosum dan ligamen sacro tuberosum.
Selain persendia, tulang panggul dihubungkan oleh jaringan ikat berupa ligamentum sehingga
seluruhnya membentuk jalan lahir yang kuat. Fascia pelvis adalah suatu gabungan jaringan ikat,
pembuluh darah dan serabut otot volunter dan involunter.

Fascia pelvis melapisi dinding dan dasar kavitas pelvis dan mengisi daerah di antara
organ – organ sehingga memberikan tambahan topangan (kekuatan), tetapi masih
memungkinkan organ – organ tersebut dapat bergerak dalam batas –batas fungsi yang normal.
Pada daerah dimana organ – organ memerlukan topangan tambahan maka fascia tersebut
menebal untuk membentuk ligamen pelvis, antara lain :

Ligamentum pubovesicale, terentang dari serviks vesicae urinariae ke permukaan dalam masing
– masing korpus pubis. Ligamentum ini ikut membentuk ligamentum pubocervicale. Ligamen ini
berfungsi untuk memperkuat vesica urinaria.

a) Ligamentum puboservicale, melekat pada permukaan dalam masing – masing korpus


pubis, keduanya berjalan ke posterior dan melekat pada serviks vesicae urinariae, formiks
vaginae dan serviks supra vaginalis. Fungsi ligamen ini adalah memperkuat vesica
urinaria dan uterus.
b) Ligamentum servicale transversum, ligamen ini disebut juga ligamen cardinale atau
mackenrodt yang melekat pada formiks vaginae dan serviks supra vaginalis. Ligamen ini
berjalan transversal melintasi dasar pelvis dan menyebar sampai mencapai linea alba
vasciae. Ligamen ini merupakan ligamen yang paling kuat diantara ligamen pelvis.
c) Ligamentum uterosacrale, ligamen ini melekat pada formiks vaginae dan serviks supra
vaginalis. Ligamen ini berjalan ke posterior dan melekat pada tepi lateral korpus sacralis
pertama.
d) Ligamentum teres uteri, ligamen ini berasal dari anterior tepat di bawah comu uteri dan
tuba falopii. ligamen ini kemudian berjalan membentuk huruf V lewat dinding abdomen
dan canalis inguinalis sebelum berinsersi pada kedua labium majus.
e) Ligamentum sacro-iliaca posterior, meng- hubungkan permukaan belakang tulang
kelangkang ke tulang usus.
f) Ligamentum sacro-iliaca aterior, ligamentum iliolumbalis, ligamentum sacroiliaca
interossea, menghubungkan permukaan depan tulang kelangkang ke tulang
usus.Ligamentum sacrospinosum, menghubungkan tulang kelangkang ke spina
ischiadica, ligamen initerbentang dari bagian lateral sakrum dan koksigis menuju spina
iskiadika.
g) Ligamentum sacrotuberosum, menghubungkan tulang kelangkang ke tuber ossis
ischiadia, ligamen ini terbentang dari bagian lateral sakrum dan koksigis menuju
tuberositas iskia (Mutmainnah et al, 2017).

1.1.3 Etiologi Persalinan Normal

Berikut etiologi persalinan normal :

a. Teori Penurunan Kadar Hormon Progesteron


Pada akhir kehamilan terjadi penurunan kadar progesteron yang mengakibatkan
peningkatan kontraksi uterus karena sintesa prostaglandin di chorioamnion.
b. Teori Rangsangan Estrogen
Estrogen menyebabkan iritability miometrium, estrogen memungkinkan sintesa
prostaglandin pada decidua dan selaput ketuban sehingga menyebabkan kontraksi uterus
(miometrium).
c. Teori Reseptor Oksitosin dan Kontraksi Braxton Hiks
Kontraksi persalinan tidak terjadi secara mendadak, tetapi berlangsung lama dengan
persiapan semakin meningkatnya reseptor oksitosin. Oksitosin adalah hormon yang
dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Distribusi reseptor oksitosin, dominan
pada fundus dan korpus uteri, ia makin berkurang jumlahnya di segmen bawah rahim dan
praktis tidak banyak dijumpai pada serviks uteri.
d. Teori Ketegangan
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot – otot rahim,
sehingga menganggu sirkulasi utero plasenter.
e. Teori Fetal Membran
f. Meningkatnya hormon estrogen menyebabkan terjadinya esterified yang menghasilkan
arachnoid acid, arachnoid acid bekerja untuk pembentukan prostaglandin yang
mengakibatkan kontraksi miometrium.
g. Teori Plasenta Sudah Tua
Pada umur kehamilan 40 minggu mengakibatkan sirkulasi pada plasenta menurun segera
terjadi degenerasi trofoblast maka akan terjadi penurunan produksi hormone.
h. Teori Tekanan Serviks
Fetus yang berpresentasi baik dapat merangsang akhiran syaraf sehingga serviks menjadi
lunak dan terjadi dilatasi internum yang mengakibatkan SAR (Segemen Atas Rahim) dan
SBR (Segemen Bawah Rahim) bekerja berlawanan sehingga terjadi kontraksi dan retraksi
(Oktarina M, 2016).
1.2.4 Pathay Persalinan N Normal
1.1.5 Pathofisiologi

Pada kasus post partus spontan akan terjadi trauma pada jalan lahir, sehingga dapat
menyebabkan terganggunya aktivitas, aktivitas yang terganggu dapat menurunkan gerakan
peristaltik pada usus yang berakibat konstipasi. Pengeluaran janin dengan cara episiotomi
menyebabkan terputusnya jaringan pada perineum sehingga merangsang area sensorik untuk
mengeluarkan hormon bradikinin, histamin dan seritinus yang kemudian diteruskan oleh medulla
spinalis ke batang otak, diteruskan ke thalamus sehingga merangsang nyeri di korteks serebri,
kemudian timbul gangguan rasa nyaman yang mengakibatkan nyeri akut.

Pembuluh darah yang rusak menyebabkan genetalia menjadi kotor dan terjadi juga
perdarahan dan proteksi pada luka kurang, dapat terjadi invasi bakteri sehingga muncul masalah
keperawatan resiko infeksi. Pengeluaran janin dapat memicu terjadinya trauma kandung kemih
sehingga terjadilah edema dan memar di uretra, mengakibatkan penurunan sensitivitas berdapak
pada sensasi kandung kemih sehingga muncul masalah keperawatan gangguan eliminasi urin.

Laktasi dipengaruhi oleh hormon estrogen dan peningkatan prolaktin, sehingga terjadi
pembentukan asi, tetapi terkadang terjadi juga aliran darah dipayudara berurai dari uterus
(involusi) dan retensi darah di pembuluh payudara maka akan terjadi bengkak dan penyempitan
pada duktus intiverus. Sehingga asi tidak keluar dan muncul masalah keperawatan menyusui
tidak efektif (Nurarif & Kusumua, 2015).

1.1.6 Komplikasi Persalinan Normal

Semua wanita hamil beresiko komplikasi obstetric. Komplikasi yang mengancam jiwa
kebanykan terjadi selama persalinan, dan ini tidak dapat di prediksi. Prenatal screening tidak
mengidentifikasi semua wanita yang akan mengembangkan komplikasi. Perempuan tidak
diidentifikasi sebagai “beresiko tinggi” dapat mengembangkan komplikasi obstetric.
Kebanyakan komplikasi obstetrik terjadi pada wanita tanpa faktor resiko (Walyani et al, 2015).

Berikut komplikasi yang mungkin terjadi pada persalinan normal :

a. Perdarahan post partum


Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah bayi
lahir pervaginam atau lebih dari 1.000 mL setelah persalinan abdominal. Perdarahan post
partum dibagi menjadi :
1) Perdarahan Post Partum Dini (early postpartum hemorrhage), perdarahan post pasrtum
dini adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah kala III.
2) Perdarahan pada Masa Nifas (late postpartum hemorrhae), perdarahan pada masa nifas
adalah perdarahan yang terjadi pada masa nifas (puerperium) tidak termasuk 24 jam
pertama setelah kala III (Oktarina M, 2016).

b. Atonia uteri
Atonia uteri adalah kegagalan serabut – serabut otot miometrium uterus untuk
berkontraksi dan memendek. Hal ini merupakan penyebab perdarahan post partum yang paling
penting dan bisa terjadi segera setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan. atonia uteri
dapat menyebabkan perdarahan hebatdan dapat mengarah pada terjadinya syok hipovolemik
(Oktarina M, 2016).

c. Retensio plasenta

Retensio Plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau lebih dari
30 menit setelah bayi lahir. Hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta disebabkan
oleh gangguan kontraksi uterus. Retensio plasenta terdiri dari beberapa jenis yaitu :

1. Plasenta adhesiva, adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga
menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis
2. Plasenta akreta, adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai sebagian
lapisan miometrium.
3. Plasenta inkreta, adlah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai/melewati
lapisan miometrium.
4. Plasenta pekreta, adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan
miometrium hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.
5. Plasenta inkarserata, adalah tertahannya plasenta di dalam kavum uteri, disebabkan oleh
kontriksi ostium uteri (Oktarina M, 2016).

d. Laserasi jalan lahir

Ruptura perineum dan robekan dinding vagina tingkat perlukaan perineum dapat dibagi dalam :

1. Derajat pertama : laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
2. Derajat kedua : laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum (perlu
dijahit).
3. Derajat ketiga : laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter
ani.
4. Derajat empat : laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter
ani yang meluas hingga ke rektum . rujuk segera (Oktarina M, 2016).

1.1.7 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik dilakukan umutk pemantauan janin terhadap kesehatan janin


seperti pemantauan EKG, JDL dengan diferensial, elektrolit, hemoglobin/ hematokrit, golongan
darah, urinalisis, amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi, pemeriksaan sinar
X sesuai indikasi, dan ltrasound sesuai pesananan (Jitowiyono & Kristiyanasari, 2010).

1.1.8 Penatalaksanaan

1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)


2. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
3. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan perawatan
payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian informasi
tentang senam nifas.
4. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
5. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

1.3 Pengkajian Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan adalah tindakan yang berurutan dilakukan secara sistematis untuk
menentukan masalah klien membuat perencanaan untuk mengatasinya, pelaksanaan rencana itu
atau menugaskan orang lain untuk melaksanakan dan mengevaluasi keberhasilan secara efektif
terhadap masalah yang diatasinya (Doengoes, 2011).

Proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan dan evaluasi.

1.1.1 Pengkajian

a. Identitas dan penanggung jawab


Terdiri dari nama, usia, alamat, nomor rekam medic, diagnosa, tanggal masuk rumah sakit,
dan sebagainya terkait klien dan penanggung jawab (Mansyur & Dahlan, 2014).
b. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang menyebabkan klien dibawa kerumah sakit dan
penanganan pertama yang dilakukan. Keluhan utama yang biasa dirasakan klien post
partum adalah nyeri seperti di tusuk-tusuk/ di iris – iris, panas, perih, mules dan sakit
pada jahitan perineum.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Apa yang menyebabkan klien mengalami gangguan nyeri. Hal tersebut dapat diuraikan
dengan metode PQRST:
 P = Paliatif/propokatif Yaitu segala sesuatu yang memperberat dan memperingan
keluhan. Pada postpartum spontan biasanya klien mengeluh nyeri dirasakan
bertambah apabila klien banyak bergerak dan diraskan berkurang apabila klien
istirahat atau berbaring.
 Q = Quality/quantity Yaitu dengan memperhatikan bagaimana rasanya dan
kelihatannya. Pada postpartum spontan denganepisiotomi biasanya klien
mengeluh nyeri pada luka jahitan yang sangat perih seperti diiris iris pisau.
 R= Region/radiasi Yaitu menunjukkan lokasi nyeri, dan p enyebaranya. Pada
postpartum spontan dengan episiotomy biasanya klien mengeluh nyeri pada
daerah luka jahitan pada derah perineum biasanya tidak ada penyebaran ke daerah
lain.
 S = severity, scale
Yaitu menunjukkan dampak dari keluhan nyeri yang dirasakan klien, dan besar
gangguannya yang di ukur dengan skala nyeri 0-5.
 T = Timing Yaitu menunjukan waktu terjadinya dan frekuensinya kejadian
keluhan tersebut.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Meliputi tentang penyakit sebelumnya seperti Gastritis, Hipertensi, Diabetus Mellitus
ataupun Jantung.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Mengidentidikasi apakah di keluarga ada riwayat penyakit menular atau turunan atau
keduanya.

1.1.2 Riwayat Ginekologi dan Obstetric

a. Riwayat ginekologi
Riwayat menstruasi, meliputi tentang menarche, berapa lama haid, siklus menstruasi,
masalah haid yang biasanya dialami selama siklus menstruasi dan HPHT.
b. Riwayat perkawinan, meliputi tentang usia ibu dan ayah sewaktu menikah, lama
perkawinan, perkawinan keberapa dan jumlah anak yang sudah dimiliki.
c. Riwayat kontrasepsi, meliputi apakah melaksanakan keluarga berencana, jenis
kontrasepsi yang dipakai, lama penggunaanya, masalah yang terjadi, rencana
kontrasespsi yang akan digunakan serta alasan mengapa memilih kontrasespsi.
d. Riwayat obstetric
e. Riwayat kehamilan, mencakup riwayat kehamilan yang dahulu dan riwayat kehamilan
sekarang yang menguraikan tentang pemeriksaan kehamilan, riwayat imunisasi, riwayat
pemakaian obat selama kehamilan serta keluhan selama kehamilan.
f. Riwayat persalinan, meliputi tentang riwayat persalinan dahulu yang berisi tanggal lahir
anak, usia, jenis kelamin, BB lahir, umur kehamilan, jenis persalinan tempat terjadinya
persalinan dan komplikasi yang terjadi selama persalinan. riwayat persalinan sekarang
meliputi tanggal persalinan, tipe persalinan, lama persalinan, jumlah perdarahan, jenis
kelamin serta APGAR score.
g. Riwayat nifas, menjelaskan tentang riwayat nifas dahulu, riwayat nifas sekarang.

1.1.3 Aktivitas sehari-hari


Dalam aktifitas sehari-hari dikaji pola aktivitas, selama dirumah dan selama dirumah
sakit, antara lain yaitu:
a. Pola nutrisi
b. Makan : meliputi frekuensi dan jenis makanan, porsi makan yang dihabiskan, cara dan
keluhan saat makan. Pada klien postpartum terdapat peningkatan nafsu makan dan sering
merasa lapar karena banyak mengeluarkan energi pada prosespersalinan.
c. Minum : meliputi jenis dan jumlah minuman yang dihabiskan, cara dan keluhan saat
minum. Padaklien postpartum terdapat peningkatan pemasukancairan.
d. Pola eliminasi
Buang Air Besar (BAB) : Frekuensi BAB, waktu, konsistensi feses, warna feses, cara dan
keluhan saat BAB. Pada klien postpartum BAB terjadi 2-3 hari kemudian.
Buang Air Kecil (BAK) : Frekuensi BAK, warna kuning jernih, jumlah, cara dan
keluhan saat BAK. PadaklienpostpartumharipertamaBAKseringsakit atau sering terjadi
kesulitankencing.
e. Pola istirahat dan tidur Kajikuantitas,kualitasdankeluhanmengenaitidursiang dan malam.
Pada klien postpartum terkadang pola istirahat terganggu karena rasa nyeri
padaperineum.
f. Personal Hygiene
Kaji frekuensi mandi, gosok gigi, keramas dan menggunting kuku, ganti pakaian dan
cara melakukannya. Pada klien postpartum personal hygiene tidak terawat dikarenakan
rasa kelelahan sehabis proses melahirkan
g. Pola aktivitas
Kaji kegiatan mobilisasi. Pada klien postpartum jarang terjadi gangguan aktivitas dan jika
terjadi gangguan aktivitas lebih biasanya terjadi pada klien dengan episiotomi.
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik ibu
Keadaan umum, meliputi tentang kesadaran, nilai glasgow coma scale (GCS) yang
berisi penilaian eye, movement, verbal. Mencakup juga penampilan ibu seperti baik,
kotor, lusuh.
2. Tanda-tanda vital, meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi.
3. Antropometri, meliputi tinggi badan, berat badan sebelum hamil, berat badan saat
hamil dan berat badan setelah melahirkan.
4. Pemeriksaan Fisik Head to Toe Kepala, observasi bentuk kepala, apakah terdapat lesi
atau tidak, persebaran pertumbuhan rambut, apakah terdapat pembengkakan
abnormal, warna rambut dan nyeri tekan.
5. Wajah, pada wajah ibu postpartum biasanya terdapat cloasma gravidarum sebagai ciri
khas perempuan yang pernah mengandung, apakah terdapat lesi atau tidak, nyeri pada
sinus, terdapat edema atau tidak.Mata, observasi apakah pada konjungtiva merah
mudah atau pucat, ibu yang baru mengalami persalinan biasanya banyak kehilangan
cairan, bentuk mata kiri dan kanan apakah simetris, warna sklera, warna pupil dan
fungsi penglihatan.
6. Telinga, dilihat apakah ada serumen, lesi, nyeri tekan pada tulang mastoid dan tes
pendengaran.
7. Hidung, observasi apakah ada pernafasan cuping hidung, terdapat secret atau tidak,
nyeri tekat pada tulang hidung, tes penciuman.
8. Mulut, dilihat apakah ada perdarahan pada gusi, jumlah gigi ada berapa, terdapat lesi
atau tidak, warna bibir dan tes pengecapan.
9. Leher, pada leher dilihat apakah bentuknya proporsional, apakah terdapat
pembengkakan kelenjar getah bening atau pembengkakan kelenjar tiroid.
10. Dada, observasi apakah bentuk dada simetris atau tidak, auskultasi suara nafas pada
paru-paru dan frekuensi pernafasan, auskultasi suara jantung apakah ada suara
jantung tambahan dan observasi pada payudara, biasanya pada ibu post partum
payudara akan mengalami pembesaran dan aerola menghitam serta normalnya ASI
akan keluar.
11. Abdomen, pada abdomen observasi bentuk abdomen apakah cembung, cekung atau
datar. Observasi celah pada diastasis recti, tinggi fundus uteri pasca persalinan, pada
ibu yang mengalami kehamilan tanda khas pada abdomen terdapat linia nigra,
observasi juga pada blas apakah teraba penuh atau tidak.
12. Punggung dan bokong, dilihat apakah ada kelainan pada tulang belakang, apakah
terdapat nyeri tekan.
13. Genetalia, observasi perdarahan pervaginam, apakah terpasang dower cateter,
observasi apakah terdapat luka ruptur, episiotomi bagaimana keadaan luka, bersih
atau tidak.
14. Anus, observasi apakah ada pembengkakan, terdapat lesi atau tidak, apakah terdapat
hemoroid.
15. Ekstremitas Atas : pada ekstremitas atas dilihat tangan kiri dan kanan simetris atau
tidak, terdapat lesi atau tidak, edema, observasi juga apakah ada nyeri tekan serta
ROM.

1.1.4 Pemeriksaan fisik bayi

a. Keadaan umum, meliputi tampilan, kesadaran bayi yang dinilai menggunakan APGAR
score.
b. Atropometri, meliputi pemeriksaan berat badan bayi, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar lengan atas serta lingkar abdomen.
c. Pemeriksaan Fisik Head to Toe, pada pemeriksaan fisik pada bayi diobservasi apakah ada
kelainan pada kepala, seperti bentuknya, warna rambut apakah terdapat lesi, kemudian
dilihat pada wajah apakah bentuk mata hidung mulut proporsional atau tidak, observasi
bentuk telinga kanan dan kiri, bentuk leher apakah ada pertumbuhan abnormal, observasi
bentuk dada dan abdomen auskultasi pada suara jantung dan suara nafas apakah ada
penambahan suara atau tidak, bentuk punggung dan bokong, genetalia apakah terdapat
kelainan, observasi anus serta ekstremitas atas dan bawah.

1.1.5 Data psikologis

1. Adaptasi psikologis post partum


Klien telah berada pada tahap taking in, fase dimana yang berlangsung pada hari pertama
dan kedua setelah melahirkan, periode ketergantungan dimana klien masih membutuhkan
bantuan keluarga atau perawat untuk mendekatkan bayinya saat klien ingin menyusui.
2. Konsep diri
Gambaran diri kaji klien bagaimana dengan perubahan badanya selama kehamilan dan
setelah persalinan. Peran diri: kaji kesadaran diri klien mengenai jenis kelaminnya,dan
kajiapakah klien mempun yaitu tujuan yang bernilai yang dapat direalisasikan. Identitas
diri : tanyakan kepada klien tentang fungsinya sebagai wanita.Ideal diri:kaji persepsi
klien tentang bagaimanaia harus berperilaku sesuai dengan standar pribadi. Harga diri :
kaji penilaian pribadi klien dalam memenuhi ideal diri klien.
3. Data social
Hubungan dan pola interaksi klien dengan keluarga, masyarakat dan lingkungan saat
sakit.
4. kebutuhan Bounding Attachment
mengidentifikasi kebutuhan klien terhadap interaksi dengan bayi secara nyata, baik fisik,
emosi, maupun sensori.
5. Kebutuhan pemenuhan seksual
6. Mengidentifikasi kebutuhan klien terhadap pemenuhan seksual pada masa
postpartum/nifas.
7. Data spiritual
Menghidentifikasi tentangkeyakinan hidup, optimisme kesembuhan penyakit,
gangguan dalam melaksanakan ibadah.

Pengetahuan tentang perawatan diri

Mengidentifikasi pengetahuan tentang perawatan diri; breast care, perawatan luka perineum,
perawatan luka dirumah, senam nifas, KB dan lain lain.

1. Pemeriksaan penunjang (Nurarif & Kusuma, 2015).


2. Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
3. Pemantauan EKG
4. JDL dengan diferensial
5. Pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, elektrolit
6. Golongan darah
7. Urinalisis
8. Ultrasonogafi
9. Analisa data

1.3.2 Diagnosa Keperawatan

Pernyataan yang jelas tentang masalah klien dan penyebabnya. Selain itu harus spesifik
berfokus pada kebutuhan klien dengan mengutamakan prioritas dan diagnosa yang muncul harus
dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Menurut Asuhan Keperawatan berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA (North American Nursing diagnosis Association) 2015 bahwa
diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada ibu post partum (Nurarif & Kusuma, 2015) :

1. Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas (mucus
dalam jumlah berlebihan ), jalan nafas alergik (respon obat anestesi).
2. Nyeri akut berhubugan dengan agen injuri fisik (pembedahan,trauma jalan lahir,
episiotomi).
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi postpartum.
4. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan ibu,
1.3 .4 Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan (intervensi) mengkomunikasikan tindakan keperawatan yang dilakukan


untuk mencapai hasil klien yang diinginkan. Perawat harus merencanakan asuhan dengan klien,
karena kedua individu bertanggung gugat terhadap asuhan tersebut untuk mencapai hasil
diharapkan. Intervensi tertulis yang membimbing kebutuhan asuhan klien perlu diberi tanggal
dan ditandatangani untuk mengidentifikasi seseorang yang melakukan dan mengkoordinasikan
asuhan keperawatan (Doenges,2011).

1.3.5 Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang berisikan respon klien terhadap
asuhan yang diberikan dan pencapaian hasilyang diharapkan. Fase evaluasi perlu untuk
menentukan seberapa baik rencana keperawatan tersebut berjalan, dan bagaimana selama proses
yang terus menerus. Pada tahap evaluasi terdiri dari evaluasi sumatif dan evaluasi formatif.
Evaluasi formatif dutuliskan sebagai hasil dari suatu tindakan yang dicatat dalam format
implementasi, sedangkan evaluasi sumatif berupa pemecahan masalah diagnosa keperawatan
dalam bentuk catatan perkembangan (SOAPIER) :

S: berupa data subjektif, O: berupa data objektif, A: analisa/assesment,

P: berupa planning/perencaran, I: implementasi,

E: evaluasi,

R: revisi, re-assesment/ perbaikkan (Doenges,2011).


BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 PENGKAJIAN
Pengkajian pasien Ny. R dilakukan pada tanggal 02 Oktober 2021 jam 11.30 WIB dipuskesmas
pahandut dengan diagnose medis G2P1A0 Persalinan spontan.

I. IDENTITAS KLIEN & PENANGGUNG JAWAB


A. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Tempat / tanggal lahir : 01 April 1991
Agama : Islam
Suku Bangsa : Dayak
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Golongan Darah : B+
Alamat : JL.Kalimantan 99.Mandau
Diagnosa Medis : G2P1A0
Penghasilan Per Bulan : Rp.100.000.00
Tanggal Masuk RS : 02 Oktober 2021
Tanggal Pengkajian : 02 Oktober 2021
Nomor Rekam Medik :-
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.T
Umur : 32
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Dayak
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Swasta
Golongan Darah :O
Alamat : JL.Kalimantan 99 Mandau
Hubungan dengan Klien : Suami
II. STATUS KESEHATAN
1. Alasan Kunjungan / Keluhan Utama :
Mules-Mules Ingin Melahirkan
b. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :
Pada tanggal 02 Oktober 2021 klien di bawa ke puskesmas pahandut dengan keluhan
mules-mules ingin melahirkan kemudia pada pukul 11.30 WIB bayi lahir secara spontan
pervaginem langsung menanggis.JK : L,BB 1.800 gra, PB : 48 cm, LK/LD :32/32
cm,Anus (+), cacat (+), cephal (-)
c. Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami :
Klien mengatakan tidak memiliki penyakit manuhun seperti diabetes melitus,hipertensi
dan asma.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan lainya
2. RIWAYAT OBSTETRIC DAN GINEKOLOGI
Riwayat Ginekologi:
 Riwayat Menstruasi :
Menarche : 15 Tahun
Siklus : teratur
Lamanya Haid : seminggu
Banyaknya :-
Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan, dysmenorhoe) :
Warna merah segar,bau,gumpalan.
Gangguan sewaktu menstruasi : tidak ada masalah
Gejala pre menstruasi : tidak ada masalah
HPHT : 10 januari 2021
Taksiran Persalinan : 17 Oktober 2021
 Riwayat Perkawinan (suami dan isteri) :
Usia Pernikahan : 10 Tahun
Lamanya Pernikahan : 10 Tahun
Pernikahan Ke : pertama (1)
 Riwayat Keluarga Berencana :
- Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil :
Pasien mengataka tiap malam minup pil KB
- Waktu dan lamanya penggunaan :
Pasien mengatakan tidak ada
- Apakah ada masalah dengan cara tersebut :
Pasien mengatakann tidak ada masalah
- Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang
Pasien mengatakan tidak ada kontrasepsi rencana persalinan
- Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga
Pasien mangatakan saat ini ingin memiliki dua anak

Riwayat Obstetri :belom dikaji

Um Masalah
Tgl Jenis Tempat/ Jenis Keada
ur
No partu partu Penolon kelami BB Ha Lahi Nifa an
ham Bayi
s s g n mil r s Anak
il
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G2 P1 A0
Keterangan :
 Masa hamil : tekanan darah tinggi, bengkak, infeksi saluran
perkemahan, perdarahan, premature, dll tidak ada
 Masalah Lahir/persalinan : SC atas indikasi tidak ada perdarahan,
kejang-kejang, dll
 Masalah Nifas : perdarahan, infeksi, anemia, dll tidak ada masalah
 Masalah bayi : pernapasan, makanan, ikterus, cacat, meninggal dalam
kandungan, meninggal setelah lahir, dll tidak ada masaah
 Keadaan Anak : hidup / mati, sebab kematian : hidup
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
 Amenorhoe :
 Keluhan waktu hamil : mules-mules
 Gerakan anak pertama di rasakan : -
 Imunisasi : -
 Penambahan BB selama hamil : 5 kg
 Pemeriksaan kehamilan : teratur / teratur
 Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : puskesmas

3. PEMERIKSAAN FISIK
Subjektif Objektif
1. Keadaan Suhu 36 0C
Umum Nadi 80 x/menit
BB sebelum hamil 40 kg Tekanan Darah 120/80 mmHg
BB 45 kg
Tinggi Badan 50 cm
Kesadaran normal
N Turgor Kulit sawo matang

Normal,rambut hitam tidak ada pembengkakan


2. Kepala
Hyperpigmentasi tidak ada
Cloasma gravidarum tidak ada
Edema normal
3. Muka
Simetris lonjong
Rasa bengkak?
Mukosa mulut & bibir lembab
Keadaan gigi putih,bersih
4. Mulut Fungsi Pengecapan normal
Keluhan Keadaan Mulut normal
Fungsi menelan baik

Ukuran pupil normal


Konjungtiva merah
5. Mata Sklera baik
Keluhan Fungsi Penglihatan baik
Reaksi alergi tidak ada
Pernah flu pasien pernah mengalami flu
6. Hidung Frekuensinya dalam 1 tahun -
Keluhan Perdarahan/peradangan tidak ada
Keadaan/kebersihan bersih

Keadaan bersih
Fungsi pendengaran baik
7. Telinga
Keluhan Pembesaran kel.Tyroid normal
Distensi vena jugularis normal
Pembesaran KGB tidak ada
8. Leher
Sesak napas pasien tidak mengalami sesak napas
Pembengkakan
Batuk pasien tidak mengalami batuk
Sakit dada tidak ada
9. Daerah dada Suara napas normal
Jantung dan paru-paru Bunyi jantung lup dup
Palpitasi normal

Membesar dan berisi

Payudara TPU 3 Jari dibawah pusat px ( MD : 34 cm ),Pu-


Ka.pres-kep,U PAP,DJJ (+) 140x/menit
10. Abdomen

11. Genitalia
Eksterna
Tidak ada hemoroid

Normal
12. Anus

Ukuran panggul dalam :


13. Ekstremitas - Promonotorium -
- Linea inominata -
- Dinding samping -
14. Pemeriksaan
Dalam belom di kaji - Spina Ischiadika -
- Sacrum-
- CV - CD -

Vulva/vagina : belom di kaji


- Edema/tumor/penyempitan -

Portio :
- Konsistensi -
- Pendataran -
- Pembukaan -
- Hodge/bagian terendah -
- Selaput Ketuban -
- Presentasi
- Posisi -

4. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


1. Pola Nutrisi :
Pasien mengtakan nutrisi baik pagi,siang,sore. Nasi, lauk, sayur.
2. Pola Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK) :
Pasien mengatakan buang air kecil 3 – 4 xsehari
b. Buang Air Besar (BAB) :
Pasien mengatakan buang air besar 1 – 2xsehari
3. Pola tidur dan istirahat :
Pasien mengatakan tidur siang 2 - 3 jam
Pasien mengatakan tidur malam 7- 8 jam
4. Pola aktivitas dan latihan :
Pasien mengatakan sering olah raga dan jalan pagi
5. Personal Hygiene :
Kulit : kulit pasien tampak berwarna sawo matang
Rambut : rambut pasien tampak hitam
Mulut & Gigi : tidak berbau dan gigi putih
Pakaian : pasien tampak bersih dan rapi
Kuku : pasien tampak bersih
Vulva Hygiene : pasien tampak bersih
6. Ketergantungan fisik :
Merokok : pasien mengatakan tidak merokok
Minuman Keras : pasien mengatakan tidak mengonsusmsi miras
Obat-obatan : pasien menagtakan tidak mengonsumsi obat-obatan
Lain-lain : tidak
5. ASPEK PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
6. Pola pikir dan persepsi
a. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat
bayi
Pasien mengatakan megetahui cara memberi ASI
b. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya
Pasien mengatakan akan memberi bayinya ASI ekslusif
c. Jenis kelamin yang diharapkan
Pasien mengatakan ingin memiliki anak laki-laki
d. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah
Pasien mengatakan suami yang bantu merawat bayi dirumah
e. Apakah hamil ini diharapkan
Pasien mengatakan sangat mengharapkan kehamilan ini
7. Perubahan perilaku
a. Kala I
 Adaptasi nyeri :
pasien mengatakan merasa nyeri
 Pengaturan pernapasan :
pasien mengatakan pernapasan normal
 Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada :
pasien mengatakan koping mekanisme baik ( normal )
 Penerimaan terhadap proses persalinan
Pasien mengatakan persalinan baik
b. Kala II
 Adaptasi nyeri :
Pasien mengatakan merasa nyeri
 Pengaturan pernapasan :
Pasien mengatakan mengatur napas dengan baik
 Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada :
Pasien mengatakan perubahan koping mekanisme baik
 Penerimaan terhadap proses persalinan :
Pasien megatakan menerima proses persalinan baik
 Cara mengejan : -
c. Kala III
 Adaptasi nyeri :
Pasien mengatakan masih merasa nyeri
 Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada :
Pasien mengatakan koping perubahan normal
d. Kala IV
 Adaptasi nyeri :
Pasien mengatakan masih merasa nyeri
 Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada :
Pasien mengatakan koping mekanisme baik
8. Persepsi diri
 Hal yang amat di pikirkan saat ini :
Pasien memikirkan kesehatan bayi
 Harapan setelah menjalani perawatan :
Pasien mengatakan semoga lebih sehat
 Perubahan yang dirasa setelah hamil :
Pasien mengatakan merasa berat badanya naik
9. Konsep diri
 Body image
sedang
 Peran
Sebagai istri dan ibu anak-anak
 Ideal diri
Sebagai ibu
 Identitas diri
istri
 Harga diri
baik
10. Hubungan/komunikasi
 Bicara : jelas/relevan/mampu mengekspresikan/mampu mengerti orang
lain?
 Bahasa utama : Indonesia Bahasa daerah Dayak
 Yang tinggal serumah :
pasien mengatakan tinggal Bersama suami dan anaknya
 Adat istiadat yang di anut :;
 Yang memegang peranan penting dalam keluarga :
Pasien mengatakan memegangan peran penting dalam keluarga yaitu suami
 Motivasi dari suami :
Semoga pasien cepat lekas sembuh
 Apakah suami perokok :
Pasien mengatakan suami merokok
 Kesulitan dalam keluarga
Pasien mengatakan tidak ada kesulitan dalam keluarga
11. Kebiasaan seksual
 Gangguan hubungan seksual : pasien mengatakan tidak ada masalah
seksual
 Pemahaman terhadap fungsi seksual : pasien mengatakan memahami
mengenai seksual
12. Sistem Nilai – Kepercayaan
 Siapa dan apa sumber kekuatan :
pasien mengatakan sumber kekuatan yaitu Allah
 Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda :
pasien mengatakan Allah itu sangat penting
 Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan
frekuensi) : pasien mengatakan melakukan sholat 5 waktu
Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama di RS:
pasien mengatakan sering berdoa
13. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
 HB Golongan Darah/Rh
 Gula Darah Leukosit
 VR/VDRL
2. Urine
 Protein Sedimen
 Reduksi
3. Pemeriksaan tambahan
 TTT/NST TTO/OCT
 USG Amnioscopy
 TORCH Rontgent

I. PENGOBATAN

Palangka Raya,
…………………………………………………..
Mahasiswa
ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN MASALAH


DAN PENYEBAB
DATA OBYEKTIF Gangguan adaptasi Gangguan Rasa Nyaman
DS : klien mengatakan kehamilan
mules-mules ingin
melahirkan
DO :
 Klien tampak
gelisah
 Abdomen TPU 3
Jari dibawah pusat
px ( MD : 34
cm ),Pu-Ka.pres-
kep,U PAP,DJJ (+)
140x/menit

 TTD :
Suhu 36 ℃
Nadi 80x/menit
Tekanan darah
120/80mmHg
PRIORITAS MASALAH
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan Gangguan adaptasi kehamilan Dan Ditandai
dengan klien mengatakan mules-mules ingin melahirkan serta Klien tampak gelisah,data
pengkajian klien yang didapat : Suhu 36℃,Nadi 80x/menit,Tekanan darah 120/80 mmHg.
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny.R

Ruang Rawat : Puskesmas Pahandut

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi


Gangguan rasa nyaman Kode ( D.0074 ) Hal.166 Manajemen SIKI ( D.0080 )

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi

1x7 jam diharapkan cemas berkurang dengan - Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan ( miss,
kriteria hasil : mual,nyer,gatal,sesak)

 klien mengeluh tidak nyaman - Identifikasi pemahaman tentang kondisi,situasi, dan

 Klien tidak mengeluh mual perasaanya.


- Identifikasi masalah emosional dan spiritual

Terapeutik

- Berikan posisi yang nyaman

- Berikan kompres dingin atau hangat

- Ciptkan lingkungan yang nyaman

- Berikan pemijatan

- Berikan terapi akupresur


- Berikan terapi hypnosis

- Dukung keluarga dan pengasuh terlihat dalam terapi/


pengobatan
- Diskusikan mengenai situasi dan pilihan terapi/pengobatan
yang diinginkan

Edukasi

- Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan terapi/pengobatan

- Ajarkan terapi relaksasi

- Ajarkan latihan pernapasan

- Ajarkan Teknik distraksi dan imajinasi terbimbing

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian
analgesik,antipruritas,antihistamin,jika perlu.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Sabtu 02 Oktober 2021 jam 1. Identifikasi pengalaman mual S : klien mengatakan dirinya tidak lagi merasakan tegang
11.00WIB 2. Identifikasi factor penyebab mual ( mis,pengobatan, dan merasa nyaman
dan presedur.)
O:
3. Identifikasi antiemetic untuk pencegah mual ( kecuali
YESSI
mual pada kehamilan  klien tampak tenang

4. Monitor mual (mis,frekuensi,durasi,dan tingkat mual)  klien sudah merasa nyaman


5. Kendalikan factor lingkungan penyebab mual( mis,bau TTD :
tak sedap, suara, dan rangsangan visual yang tidak
menyenagkan)  tekana darah : 120/80 mmHg

6. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual,  suhu : 36℃

( mis.kecemasan,ketakutan,kelelahan)  nadi 80x/menit


7. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup A : masalah teratasi sebagian
8. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah
P : intervensi dilanjutkan
lemak
9. Ajarkan penggunaaan Teknik nonfarmakologis untuk 1. Identifikasi pengalaman mual
mengatasi mual ( mis, biofeedback, hypnosis, 2. Identifikasi factor penyebab mual ( mis,pengobatan, dan
relaksasi,terapi music,akupresur) presedur.)
10. Kolaborasi pemberian antiemerik,jika perlu
3. Identifikasi antiemetic untuk pencegah mual ( kecuali
mual pada kehamilan

4. Monitor mual (mis,frekuensi,durasi,dan tingkat mual

5. Kendalikan factor lingkungan penyebab mual( mis,bau tak


sedap, suara, dan rangsangan visual yang tidak
menyenagkan)

6. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual,


( mis.kecemasan,ketakutan,kelelahan)

7. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup

8. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak

9. Ajarkan penggunaaan Teknik nonfarmakologis untuk


mengatasi mual ( mis, biofeedback, hypnosis, relaksasi,terapi
music,akupresur)

10. ssKolaborasi pemberian antiemerik,jika perlu


DAFTAR PUSTAKA

Apriani, L. S. (2017). Metodologi Keperawatan . Yogyakarta: Pustaka panasea .

Carman, T. K. (2012). Buku Ajar Keperawatan Pediatri. Jakarta: Kedokteran


EGC.
Chayatin, W. I. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta : Kedokteran EGC.
Deliana, M. (2012). Asuhan Keperawatan Kejang Demam. Jurnal Keperawatan
Bina Husada, 106.
Iva, y. d. (2010). Asuhan Keperawatan Kejang Demam. Jurnal Keperawatan Bina
Husada, 106-111.

lestari, T. (2016). Asuhan keperawatan anak . Yogyakarta: Nuha medika. Nurjannah, I.

(2005). Aplikasi Proses Keperawatan . Yogyakarta: MocoMedika. Oktami, R. S.

(2017). MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit). Yogyakarta :


Nuha Medika.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi
dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi
dan Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan
Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Suparjo (2010). patofisiologi kejang demam.Dipetik Mei 20, 2019, dari Web site
jurnal perawat tegal : https://www.scribd.com/doc/23761569/Pathway- Anak-
Kejang- Demam

Tarwoto, W. &. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.


Jakarta: Salamba Medika.
ATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENDIDIKAN KESEHATAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF

OLEH:

YESSI
(2019. C .11a.1071 )

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KELUARGA BERENCANA
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Hari/Tanggal : 1 – 11- 2021

Waktu : 15-30 Menit

Pokok bahasan : Pemberian Asi Eksklusif

Tempat : Puskesmas Pahandut Palangka Raya

Penyuluh : Yessi

Sasaran : Pasangan lanjut usia

1. Tujuan

1) Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga dapat memahami tentang

pemberian Asi Eksklusif

2) Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan keluarga dapat:

1. Menjelaskan definisi pemberian Asi Eksklusif.

2. Menyebutkan tujuan pemberian Asi Eksklusif

3. Menyebutkan kegunaan pemberian Asi Eksklusif

4. Menyebutkan jenis-jenis pemberian Asi Eksklusif

5. Menjelaskan keuntungan pemberian Asi Eksklusif

2. Pokok Materi

1) Definisi pemberian Asi Eksklusif

2) Tujuan pemberian Asi Eksklusif

3) Kegunaan pemberian Asi Eksklusif

4) Jenis-jenis pemberian Asi Eksklusif


5) Keuntungan dan kerugian pemberian Asi Eksklusif

3. Metode

1. Ceramah.

2. Tanya jawab/diskusi.

4. Media

1. Leaflet

2. Power Point

5. Langkah-langkah

No Waktu Mahasiswa Pasien dan keluarga


1 5 Menit 1. Pembukaan :
1) Memberi salam. 1. Menjawab salam
2) Perkenalan. 2. Mendengarkan dan
3) Memberikan kontrak waktu. memperhatikan
4) Menjelaskan tujuan
pembelajaran.

2 10 Menit 2. Pelaksanaan :
1) Menjelaskan materi 1. Memberi
penyuluhan secara berurutan tanggapan.
dan teratur mengenai    2. Memperhatikan.
definisi pemberian Asi 3. Menanyakan hal
Eksklusif, tujuan pemberian yang belum jelas.
Asi Eksklusif , jenis-jenis 4. Mendengarkan.
pemberian Asi Eksklusif,
serta keuntungan dan
kerugian pemberian Asi
Eksklusif

3 5 Menit 3. Evaluasi : 1. Menjawab


2) Meminta masyarakat untuk pertanyaan.
menjelaskan kembali atau 2. Ikut aktif.
menyebutkan definisi
pemberian Asi Eksklusif,
tujuan pemberian Asi
Eksklusif , jenis-jenis
pemberian Asi Eksklusif,
serta keuntungan dan
kerugian pemberian Asi
Eksklusif
1)
4 5 Menit 4. Penutup :
1) Menanyakan pada pasien 1. Menjawab salam
dan keluarga tentang materi
yang telah disampaikan.
2) Menyimpulkan materi.
3) Mengucapkan salam.

6. Evaluasi

Setelah dilakukan penyuluhan maka pasien dan keluarga diharapkan dapat

menyebutkan serta menjelaskan:

1. Definisi pemberian asi eksklusif.

2. Tujuan pemberian asi eksklusif

3. Kegunaan pemberian asi eksklusif.

4. Jenis-jenis pemberian asi eksklusif.

5. Keuntungan dan kerugian pemberian asi eksklusif.

MATERI PENYULUHAN

KELUARGA BERNCANA ASI EKSKLUSIF

1. Pengertian ASI Eksklusif 


Yang dimaksud dengan ASI Ekslusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan
tanpa dicampur dengan tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu,
air teh, air putih dan tana tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur
susu, biskuit, bubur nasi tim. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi diberikan
makanan  pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau
lebih.
2. Keuntungan menyusui ekslusif secara umum
Ada beberapa keuntungan menyusui eksklusif secara umum, yaitu :
a. Memberikan nutrisi yang optimal dalam hal kulitas dan kuantitas bagi bayi.
Dalam ASI terkandung kolostrum, yang merupakan cairan kental yang
berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan oleh alveoli payudara ibu,
pada periode akhir atau trimester ketiga kehamilan kolostrum dikeluarkan
pada hari pertama setelah kelahiran.
Kolostrum sangat penting bagi bayi, karena :
- Kolostrum pada hari pertama sampai hari ke empat, merupakan cairan yang
kaya akan nutrisi dan antibodi
- Jumlah kolostrum bervariasi antara 10-100ml per hari.
- Jumlah kolostrum akan bertambah da mencapai komposisi ASI biasa/matur sekitar
3-14 hari Kolostrum memberi nutrisi dan melindungi terhadap infeksi dan alergi
Memberikan imunisasi pertama, ASI dapat dikatakan sebagai “cairan hidup”
- Kandungan pada kolostrum : Laxansia (laksatif/pencahar) yang membersihkan
mekonium Growt factor, embantu dalam pematangan usus Kaya vitamin A,
yang dapat mencegah berbagai macam penyakit infeksi dan mencegah penyakit
mata.
b. Meningkatkan kecerdasan secara :
- Asuh ( fisik-biomedis)
Menunjukan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan otaknya. Untuk pertumbuhan suatu
jaringan sangan dibutuhkan nutrisi atau makanan bergizi. Dan, ASI memenuhi
kebutuhan ini.
- Asah (stimulasi-pendidikan)
Menunjukan kebutuhan akan stimulasi atau rangsangan yang akan merangsang
perkembangan kecerdasan anak secara optimal. Ibu menyusui termasuk guru pertama
yang terbaik bagi anaknya. Dengan demikian, perkembangan sosialisasinya akan baik
dan ia akan mudah berinteraksi dengan lingkunganya kelak. ASI dan menyusui secara
eklusif akan menciptakan faktor lingkungan yang optomal untuk meningkatkan
kecerdasan bayi melalui pemenuhan semuakebutuhan awal dari faktor-faktor
lingkungan.
- Asih (fisik-biomedis)
Menunjukan kebutuhan bayi untuk perkembangan emosi dan spiritualnya. Yang
terpenting disini adalah pemberian kasih sayang dan rasa aman. Seorang anak yang
- merasa disayangi akan mampu menyayangi lingkungannya sehingga ia akan
berkembang menjadi manusia dengan budu pekerti dan nurani yang baik. Selain itu
seorang bayi merasa aman, karena merasa dilindungi, akan berkembang menjadi
orang dewasa yang mandiri dan emosi yang stabil.
3. Manfaat ASI bagi bayi
a) ASI mengandung protein yang spesifik untuk melindungi bayi dari alergi
b) Secar alamiah, ASI memberikan kebutuhan yang sesuai dengan usia kelahiran
bayi (seperti pada bayi prematur, ASDI memiliki kandungan  protein yang lebih
tinggi dibanding pada bayi yang cukup bulan)
c) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
d) ASI sebagai zat antivirus dan bakteri

Didalam ASI terkandung kolostrum. Kolostrum adalahistilah yang dipakai untuk


menyatakanASI pertama yang diisap pleh bayi, kolostrum mengandung protein, mineral dan
aneka vitamin. Berikut ini aneka zat antivirus dan anti bakteri yang terkandung dalam
kolostrum :

- Lysozyme, yaitu enzim yang aktif di saluran pencernaan yang jumlahnya ribuan kali
dibandingkan kadar lysozyme yang ada di susu formula. Tugasnya menghancurkan
dinding sel patogen dan melindungi saluran pencernaan bayi
- Bifidobakteri, bertugas mengasamkan lambung sehingga bakteri patogen dan parasit
tidak mampu bertahan hidup
- Lactoferin, bertugas mengikat besi sehingga bakteri patogen yang membutuhkan zat
besi diboikot, tidak mendapat suplay zat besi hingga mati
- Lactoperoksida, bersma unsur lain berperang melawan serangan bakteri sterptococus
(yang dapat menimbulkan gejala penyakit paru-paru)
- Makrofage, berfungsi melindungi kelenjar susu ibu dan saluran pencernaan bayi.
e) ASI bebas kuman karena diberikan secara langsung
f) Suhu ASI sesuai dengan kebutuhan bayi
g) ASI lebih mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi
h) ASI mengandung banyak kadar selenium yang melindungi gigi dari kerusakan
i) ASI akan melatih daya isap bayi dan membantuk otot pipi yang baik 

4. Manfaat ASI bagi Ibu


a. Membantu mempercepat pengembalian rahim ke bentuk semula dan mengurangi
pendarahan setelah kelahiran
b. Mengurangi biaya pengeluaran karena ASI tidak perlu dibeli
c. Mencegah kanker payudara (karena pada saat menyusui hormon esterogen
mengalami penurunan, sementara itu tanpa aktivitas menyusui, kadar hormon
esterogen tetap tinggi dan inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu kanker
payudara karena tidak adanya keseimbangan hormon esterogen dan progesteron)
d. Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan ibu secara bertahap
e. Memberikan secara puas, bangga dan bahagia pada ibu yang berhasil menyusui
bayinya
f. Pemberian ASI secara eksklusif dapat sebagai kontrasepsi selama 6 bulan setelah
kelahiran karena isapan bayi merangsang prolaktin yang menghambat terjadinya
ovulasi/ pematangan telur sehingga menunda kesuburan

5. Tujuh langkah keberhasilan ASI eksklusif 


1. Mempersiapkan payudara bila diperlukan
2. Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui
3. Menciptakan dukungan keluarga, teman dan lingkungan
4. Memilih rumah sakit “sayang bayi”
5. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI eksklusif 
6. Mendatangi fasilitas konsultasi laktasi untuk persiapan apabila ibu menemui kesulitan
saat menyusui
7. Menciptakan sikap yang positif tentang ASI dan menyusui
PEMBERIAN ASI BAGI
IBU YANG BEKERJA
Beri ASI BAGAIMANA
sebelum CARA MENJAGA
berangkat bekerja
MUTU DAN JUMLAH PRODUKSI
seluarkan ASI pada
malam hari dan ASI?
siang hari bila
6. Mengandung + at giji sesuia kebutuhan Bagi
APA ITUbayi
BAYIibuDIBERI ASI
berada di kantor
7. mengandung + at kekebalan
setiap 3 jam sekali EKSKULUSIF
ASI disimpan di  Hubungkan kasih sayang antara ibu
dalam lemari dan bayi
pendingin dan ASI
 Mengurangi perdarahan setelah
diberikan saat ibu
tidak di rumah persalinan
ASI dihangatkan
 Mempercepat pemulihan kesehata ibu
 Menunda kehamilan berikutnya
 Mengurangi risik terkena kanker
1. melindungi bayi dari alergi ASI
2. aman dan terjamin kebersihanya payudara
3. tidak akan pernah basiEKSKLUSIF  Lebih praktis karena asi lebih mudah
4. membantu memperbaik reflek mengisap
5. menelan dan bernapas bayi diberikan
Bagi
Makanan bayi berupa
alamiah
CARA MENYIMPAN ASI DI RUMAH
Asi perah disimpan di dalam freezer atau
cairan dengan
 kandungan
Bayi lebih giji
sehat, lincah dan tidak
lemari pendingin ( kulkas ). Hindari cengeng
yang cukup dan sesuai
menyimpan asi dengan meletakannya di bagian
pintu lemari pendinginan karena mudah kebutuhan  Bayi tidak sering sakit
bayi, sehingga
terpapar dengan udara luar . rutin melakukan Bagi keluarga
pengecekan suhu lemari pendigin setidaknya 3 bayi tumbuh dan
kali dalam sehari.  Jika perlu untuk pembelian susu
berkembang dengan baik
pemula dan perlengkapanya
DISUSUN OLEH
KAPAN DAN  Jika perlu biaya dan waktu untuk
YESSI
BAGAIMANA ASI merawat dan mengobati bayi yang
DIBERIKAN 2019.C.11A.1071
sering sakit.
þ Ibu harus yakin
mampu menyusui
þ ASI mulai diberikan
segera 30 menit YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
setelah ibu
melahirkan SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
þ Berikan hanya ASI PROGRAM STUDI SERJANA
saja hingga bayi
berusia 6 bulan KEPERAWATAN TAHUN

2020/2021

Anda mungkin juga menyukai