Anda di halaman 1dari 10

Nama : Mutiara

Nim : 20053094

Prodi : Pendidikan Ekonomi

ADMINISTRASI PESERTA DIDIK

1. Pengertiahn Administrasi Peserta Didik


Adminidtrasi peserta didik merupakan usaha dan kegiatan yang meliputi pengaturan
tentang daministrasi yang berkaitan dengan peserta didik dalam upaya mengembangkan
potensi peserta didik. Administasi peserta didik adalah proses pengelolaan kegiatan dari
hal-ha; yang berhubungan dengan peserta didik untuk mencapai pendidikan secara
maksimal. Sedangkan menurut Hadiyanto (2013) administrasi peserta didik adalah proses
pengaturan kegiatan dari hal-hal yang berhubungan dengan peserta didik untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Secara umum tujuan administarsi kemahasiswaan adalah mengatur kegiatan-kegaitan
siswa agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belahar mengajar disekolah,
lebih lanjut, proses belajar mengajar disekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur
sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian kontribusi bagi pencapaian tujuan
sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Tujuan administrasi peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegaiatan peserta didik dari
mulai masuk sampai lulus sekolah. Pengaturan kegiatan peserta didik tersebut diarahkan
pada peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar baik intra maupun ekstrakurikuler,
sehingga memberikan kontribusi bagi pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah serta
tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Tujuan administrasi peserta didik menurut McKnow (dalam Asnaawir, 2005:168) yaitu :
1) Membantu semua peserta didik belajar bagaimana menggunakan waktu luang mereka
secara lebih bijaksana.
2) Membantu semua peserta didik meningkatkan meningkatkan dan memanfaatkan
secara membangun dalam bakat dan keterampilan unit yang mereka miliki.
3) Membantu semua peserta didik mengembangkan minat, bakat dan keterampilan
kreasi baru.
4) Membantu semua peserta didik mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap
nilai kegiatan yang kreatif.
5) Membantu semua peserta didik meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka
dalam fungsinya sebagai pemimpin atau anggota kelompok.
6) Membantu semua peserta didik mengembangkan sikap yang lebih realistis dan positif
terhadap dirinya sendiri dan orang lain.
7) Membantu semua peserta didik mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap
sekola, sebagai hasil partisipasi dalam program kegiatan peserta didik.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan adanya administrasi peserta didik dalam pendidikan
adalah secara umum adalah untuk mengatur semua kegiatan yang berkaitan peserta didik
agar proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efesien sebingga tujuan
pendidikan dapat tercapai dengan maksimal.

Sedangkan tujuan secara khusus adalah membantu peserta didik meningkatkan dan
mengembangkan sikap, pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan terhadap sesuatu
hal, membantu peserta didik mengembangkan minat, bakat sesuai kebutuhannya,
membantu peserta didik mengembangkan sikap positif dan realistis, membantu peserta
didik menggunakan waktu luangnya, dan membantu peserta didik untuk memperoleh
kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya dengan tercapainya dan terlesaikannya
pendidikannya dengan maksimal.

Dengan melihat pada proses memasuki sekolah sampai peserta didik meninggalkan
sekolah, menurut Hadiyanto (2013) terdapat tujuh kelompok administrasi peserta didik
yaitu :

a. Perencanaan dan penerimaan peserta didik baru


b. Orientasi peserta didik baru
c. Bimbingan dan konseling
d. Pengaturan disiplin dan tatatertib sekolah
e. Pengelompokkan peserta didik dan tata cara menentukan kedudukan peserta didik
dalam kelompok
f. Pencatatan data (sensus) peserta didik dan instrumen-instrumen yang digunakan
g. Mutasi peserta didik

2. Proses Administrasi Peserta Didik


Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka adminitrasi peserta didik dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu kegiatan administrasi pada awal tahun pelajaran, adminitrasi pada awal
tahun pelajaran, administrasi selama tahun pelajaran dan administrasi akhir tahun
pelajaran :
1) Kegiatan dalam administrasi pendidikan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka administrasi peserta didik dibagi menjadi
tiga tahapan, yaitu kegiatan admnistrasi pada awal tahun pelajaran, administrasi
selama tahun pelajaran dan administrasi akhir tahun pelajaran.
a. Penetapan daya tampung
Penetapan daya tampung dimaksudkan untuk mengetahui banyak murid yang
akan diterima sesuai dengan kemampuan sekolah. Penetapan daya tampung
dilakukan dengan antara lain mempertimbangkan jumlah ruang/kelas, meja dan
kursi yang tersedia serta murid yang tinggal kelas.
b. Penetapan syarat-syarat murid baru
Sekolah biasanya menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon murid
sebelum calon murid itu mendaftarkan diri di sekolah yang dimaksud.
Persyaratan utama untuk memasuki sekolah dasar adalah umur. Calon murid
harus berumur enam tahun dapat diterima di sd. Akan tetapi sekolah masih harus
mendahulukan calon murid yang lebih dari enam rahun, jika itu masih ada.
Sesuai dengan peraturan wajib belajar, semua anak yang telah memenuhi syarat
umur, seharusnya dapat ditampung di sekolah dasar.
c. Pembentukan panitia/petugas penerimaan murid baru
Beberapa tugas yang dilaksanakan oleh panitia penerimaan murid baru ini
adalah:
 Menerima pendaftaran calon murid baru, kemudian membuat daftar calon
siswa baru. Format ini untuk merangkum data pendaftran siswa baru. Data
yang terkumpul dalam ini digunakan untuk mengambil keputusan diterima
 Melakukan seleksi terhadap calon murid
 Bersama-sama kepala sekolah mengumumkan hasil seleksi
 Mendaftar ulang para calon murid yang dinyatakan lulus seleksi
 Melaporkan pertanggung jawab pelaksanaan penerimaan murid baru kepada
kepala sekolah
 Membuat daftar siswa baru kelas. Siswa yang diterima dimasukkan di format
ini dan melaporkan kepada cabdindik kecamatan sebagai bahan pertimbangan
menganalisis daya tampung sekolah-sekolah diwilayahnya dan untuk
menghitung jumlah format buku laporan penilaian (rapor).

2) Orientasi peserta didik baru


Orientasi peserta didik baru merupakan suatu upaya sekolah untuk memperkenalkan
potensi-potensi sekolah kepada peserta didik baru dan potensi peserta didik baru
kepada sekolah dengan maksud untuk dapat membantu mempercepat adaptasi peserta
didik baru tersebut pada sekolah yang dimasukinya.
Hal-hal yang dikenalkan dalam orientasi kepada peserta didik yang baru adalah :
a. Memperkenalkan fasilitas sekolah
b. Memperkenalkan sivitas akademik
 Guru
 Peserta didik lama
 Karyawan atau tenaga kependidikan sekolah
c. Memperkenalkan program sekolah dan negara
 Ideologi Negara dan Program pemerintah
 Program sekolah
d. Evaluasi terhadap orientasi peserta didik baru

3) Bimbingan dan konseling


Peranan kepala sekolah dalam program layanan kepada peserta didik dan bimbingan.
Berikut ini peranan pimpinan sekolah dalam layanan bimbingan dan konseling :
a. Peranan kepala sekolah sebagai penanggung jawab utama bimbingan dan
konseling di sekolah, peran kepala sekolah adalah :
 Memahami sudut pandang bimbingan dan implikasinya
 Menciptakan suasana yang kondusif untuk terselnggaranya proses
bimbingan
 Memastikan bahwa program bimbingan di sekolah terorganisir.
 Menjamin adanya kepemimpinan adminitratif untuk program bimbingan di
sekkolah.
 Menyediakan kondisi yang optimal untuk program bimbingan yang efektif,
seperti penyediaan fasilitas fisik, bantuan ketata-usahaan, beban tugas guru
dan waktu bimbingan
 Mengkoordinir semua kegiatan di sekolah, sehingga pelayanan
pembelajaran, latihan dan bimbingan konseling merupakan suatu yang
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan.
 Menyediakan sarana dan prasarana, tenaga dan berbagai kemudahan untuk
terlaksananya program bimbingan dan konseling secara efektif dan efisien.
 Mengawasi dan membina perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta
tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.
 Mempertanggung jawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada instansi terkait yang menjadi atasannya.
b. PerananWakil Kepala Sekolah dalam membantu kepala sekolah, wakil kepala
sekolah berperan:
 Bekerja secara aktif dan kooperatif dengan semua personalia yang terlibat
dalam program bimbingan.
 Mengundang mengadakan pertemuan yang berkaitan dengan pribadi peserta
didik dari banyak orang, dari satu kelompok atau lebih, seperti: personalia
sekolah, wakil dari kantor pusat (seperti Kandep Dikbud Kapubaten/Kodya,
Kecamatan), petugas dari kantor layanan masyarakat, dan orang tua.
 Berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan studi kasus, dan apabila perlu
dalam pertemuanpertemuan bimbingan.
 Bersedia dan mendorong adanya interviu pribadi tentang bimbingan kepada
anak, orang tua, guru dan pihak-pihak terkait yang lain.
 Menggunakan teknik bimbingan yang paling baik yang ada dalam menangani
masalah-masalah anak.
 Berpartisipasi pada pertukaran informasi tentang bimbingan secara terus
menerus dengan pihak lain di sekolah.
 Memastikan bahwa personalia yang lain yang berhubungan dengan
bimbingan telah mendapatkan informasi penting awal yang diperlukan.
 Menyumbangkan dokumen peristiwa untuk file data secara keseluruhan.
 Membantu para guru, orang tua dan pihak lain memahami pribadi dan
masalah-masalah yang dialami anak.
 Membina hubungan antara personalia sekolah dengan pekerja-pekerja khusus
seperti petugas sosial, dan polisi.
 Sambil bekerjasama dengan petugas bimbingan, wakil kepala sekolah
memikul tanggung jawab mengambil keputusan pada kasus-kasus yang
membutuhkan disposisi khusus, seperti: pemindahan dengan penurunan
jabatan (demotion), promosi, penempatan ke sekolah lain, mempercepat
waktu pulang sekolah, dan penanganan kasus-kasus yang mencurigakan.
 Dalam kerjasamanya dengan pimpinan lembaga bimbingan, bertugas
menyusun sumbersumber bimbingan di luar sekolah. m. Berpartisipasi dalam
evaluasi program bimbingan di sekolah secara terus menerus.
c. Peranan Koordinator Bimbingan dan Konseling Dalam mengkoordinir
pelaksanaan tugas bimbingan dan konseling, tugas koordinator adalah:
 Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam:
1) Memasyarakatkan bimbingan dan konseling kepada personalia di sekolah
(peserta didik, guru, tenaga administratif), orang tua dan masyarakat.
2) Menyusun program bimb
3) Melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
4) Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling
5) Menilai hasil pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
6) Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling untuk
program berikutnya.
7) Membuat tindak lanjut terhadap analisis hasil penilaian bimbingan dan
konseling yang telah dilakukan.
 Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya
tenaga, sarana dan prasarana serta alat bimbingan dan konseling.
 Mempertanggung jawabkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
kepada kepala sekolah.

4) Pengaturan disiplin dan tatatertib sekolah


Disiplin diartikan sebagai suatu keadaan di mana sikap dan penampilan
(perfomance) seorang peserta didik sesuai dengan tatanan nilai, norma dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah di mana peserta didik berada.
Pengaturan kedisiplinan di sekolah bukan merupakan hal yang mudah manakala
dalam lembaga itu tidak terdapat suasana yang kondusif untuk tegaknya kedisiplinan
yang diharapkan.
Contoh, di sekolah ada tata tertib, jadwal sekolah ditaati oleh semua personalia di
sekolah dan guru-guru memberikan contoh tingkah laku yang disiplin.
a. Teknik-teknik pemberian disiplin
Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk membuat agar para peserta didik
disiplin adalah :
 Teknik otoriter otoriter dalam penerapan disiplin berarti tindakan memaksa
atau tidak memberikan pilihan kepada peserta didik kecuali melaksanakan
tindakan tindakan pendisiplinan atau mengikuti aturan-aturan yang ada.
Misalnya guru mengharuskan peserta didik mengikuti aturan serta
memberikan hukuman fisik kepada peserta didik yang tidak mengikuti
aturan tata tertib kelas.
 Teknik serba boleh. Teknik serba boleh memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk melakukan segala seseuatu yang diinginkan didik.
Contohnya, guru membiarkan saja peserta didik membuang kulit pisang di
sembarang tempat. Apabila suatu waktu yang bersangkutan terjatuh karena
kulit pisang tadi, maka peserta didik kemudian belajar membuang kulit
pisang pada tempatnya.
 Teknik demokratif, artinya peserta didik memperleh kesempatan terlebih
dahulu untuk bermusyawarah atau menyepakati aturan-aturan pendisiplinan
di sekolah.

b. Ganjaran dan hukuman


Ganjaran adalah sesuatu yang diinginkan yang di terima peserta didik karena
mendapat prestasi, usaha atau tingkah laku lain yang pantas. Sedangkan
hukuman adalah sesuatu yang tidak diinginkan, namun peserta didik harus
menerima atau mengerjakan karena tingkah laku mereka tidak pada tempatnya
Di antara ganjaran-ganjaran yang dapat diberikan kepada peserta didik.
 Pemberian peringkat (grades), misalnya peserta didik termasuk dalam
kelompok baik, peringkat pertama dan seterusnya. Sedangkan simbol-simbo,
misalnya memberikan tanda chek, bintang, acungan jempol dan gambar
orang tersenyum pada hasil pekerjaan peserta didik.
 Pengakuan, artinya memberikan lebih banyak perhatian kepada peserta didik
yang baik prestasinya dengan mmeberikan sertifikat atau dengan
menampilkan hasil kerja peserta didik yang dinilai baik dan patut dihargai.
 Kegiatan-kegiatan, misalnya memberikan kesempatan khusus kepada
peserta didik yang berprestasi untuk memperoleh layanan ekstra di
perpustakaan, berlibur ke luar kota atau mengunjungi museum.
 Insentif yang berujud benda, misalnya makanan, uang, mainan, game, huku,
memperoleh barang-barang yang di anggap tidak bermanfaat di kelas di
bawa pulang.

Pemberian hukumantersebut terdiri dari :


 Pengurangan nilai/skor, biasanya merupakan hukuman yang diberikan
karena peserta didik terlambat, tidak lengkap dalam membuat, atau
mengerjakan tugas seenaknya sendiri.
 Pencabutan hak, misalnya peserta didik yang senang menganggu teman
lainnya, diminta untuk duduk agak terpisah, peserta didik yang
menyalahgunakan peralatan kelas tidak boleh menggunakan perlatan itu
selama jangka waktu tertentu.
 Denda, merupakan hukuman yang lebih berkait dengan pembayaran
pekerjaan yang berulang, tidak senantiasa satu dengan uang, misalnya
peserta didik yang membuang satu sampah tidak pada tempatnya harus
memungut lima kali lipat sampah yang dibuang.
 Penahan setelah jam pelajaran selesai, biasanya dilakukan di ruang pribadi
guru atau ruang khusus yang telah disediakan dengan diawasi oleh petugas
khusus.
 Memberi tanda sek atau nilai kurang.
 Menyerahkan masalahnya kepada wakil kepala sekolah, atau pegawai
sekolah biasnya dilakukan untuk pelanggaran yang lebih serius dan kronis.
 Ganti rugi (restitution), biasanya dilakukan dengan memperbaiki atau
mengganti barang apabila peserta didik merusakkan atau menghilangkan
barang-barang berharga milik sekolah.
 Menyita (confiscation), dilakukan apabila peserta didik membawa barang-
barang terlarang, misalnya Narkoba
Beberapa alternatif sanksi yang dapat diberikan kepda peserta didik yaitu :
 Hardikan atau teguran, misalnya keluar kelas sekarang juga.
 Penahanan, dalam hal ini peserta didik dipaksa untuk tinggal di sekolah
setalah kelas selesai
 Melakukan tugas-tugas di sekeliling sekolah setelah pelajaran selesai.
 Rekomendasi untuk diusir, dilakukan untuk tingkah laku menyimpang
yang dianggap berat, dan telah memperoleh kekuatan hukum.

5) Pengelompokkan peserta didik dan tatacara menentukan kedudukan peserta


didik dalam kelompok
Lima dasar pengelompokkan peserta didik, yaitu :
a. Friendship Grouping
Friendship grouping adalah pengelompokkan peserta didik berdasarkan pada
kesukaan peserta didik dalam memilih teman untuk menjadi anggota
kelompoknya.
b. Intelligence Grouping
Intelligence grouping adalah pengelompokkan peserta didik dengan dasar
kecerdasan atau kemampuan peserta didik. Untuk mengetahui kecerdasan
seorang peserta didik dapat ditempuh dengan mengadakan tes inteligensi.
c. Aptitude grouping
Aptitude grouping adalah pengelompokkan peserta didik berdasarkan pada
kemampuan dasar atau bakat yang dimiliki peserta didik. Contohnya, peserta
didik berbakat musik, kemampuan bermusik mereka dapat berkembang lebih
cepat karena bakat musik mereka terpupuk dalam kelompok yang segala
aktivitasnya bernuasansa musik.
d. Attention or interest grouping
Attention or interest groping adalah pengelompokkan peserta didik berdasarkan
minat atas perhatian khusus peserta didik. Contonya peserta didik berbakat
musik, dia menaruh banyak perhatiannya pada sepak bola, meskipun bukan
pemain sepak bola.
e. Achievement grouping
Achievement grouping yaitu pengelompokkan peserta didik dengan berdasarkan
pada prestasi yang dicapai oleh peserta didik.

6) Pencatatan Data (Sensus) Peserta didik dan Instrumen-instrumen yang digunakan


Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya administrasi kesiswaan maka perlu
ditunjang oleh berbagai instrumen atau alat kelengkapan yang diperlukan. Instrumen
yang dimaksud antara lain berupa buku-buku, format-format yang digunakan untuk
merekam semua data dan informasi yang berkenaan dengan siswa. Adapun
instrumen-instrumen yang dimaksud antara lain :
a. Catatan untuk sekolah
 Buku Induk
Yaitu buku yang digunakan untuk mencatat semua anak yang pernah dan
yang sedang mengikuti pelajaran di sekolah tersebut. Catatan dalam buku ini
meliputi : nomor induk, jenis kelamin, nama, alamat, orang tua, agama,
pekerjaan orang tua, dan keterangan-keterangan lain-lainnya yang perlu
untuk pembagian identitas dan keterngan lain.

 Buku Klapeer
Yaitu buku pelengkap buku induk yang dituliskan menurut abjad nama
peserta didik dan berfungsi sebagai penolong untuk pencarian data peserta
didik pada buku induk.
 Catatan tata tertib sekolah
Catatan tata tertib sekolah yaitu catatan atau kumpulan peraturan yang
sebenarnya bukan hanya diperlukan bagi peserta didik saja tetapi guru dan
personal lainnya.
b. Catatan untuk masing-masing kelas
Catatan-catatan untuk peserta didik seluruh sekolah ada lagi catatan yang khusus
untuk peserta didik peserta didik di kelas itu :
 Buku kelas yang merupakan cuplikan kutip dari buku induk
 Buku presentase kelas yang diisi setiap hari, guna untuk mencatat keadaan
peserta didik yang masuk dan yang tidak masuk sekolah untuk selanjutnya
dihitung persentase absensi pada setiap akhir bulan
 Buku catatan bimbingan dan penyeluhan. Kegiatan bimbingan dan
penyuluhan dimaksud untuk memberikan bantuan kepada setiap peserta
didik agar selama mengikuti pelajaran di sekolah tidak merasa dirugikan dan
dapat mencapai hasil yang maksimal.
Program bimbingan dan penyuluhan meliputi 3 aspek sasaran: bimbingan
belajar, bimbingan pribadi, dan bimbingan karier.

7) Mutasi
Mutasi merupakan perpindahan siswa dari satu sekolah ke sekolah lainnya karena
alasan-alasan tertentu. Mutasi adalah hak setiap siswa, oleh karena itu sekolah harus
dapat memberi kesempatan kepada siswanya yang akan menggunakan haknya itu.
Mutasi harus dilakukan melalui prosedur tertentu dan dicatat oleh kedua sekolah,
sekolah asal dan sekolah tujuan. Mutasi dilakukan oleh peserta didik karena bebrapa
alasan seperti, anak mengikuti orang tua sebagai pegawai negeri, seperti guru, ABRI,
atau petugas sosial yang pindah tugas dalam waktu yang lama sehingga tidak
memunhkinkan akan mempertahankan belajar di sekolah lama.
3. Peranan Guru Dalam Administrasi Peserta Didik
Beberapa peranan guru dalam administrasi peserta didik
 Guru dapat dilibatkan dalam penerimaan murid baru, dengan menunjuk mereka
sebagai panitia penerimaan yang dapat melaksanakan tugas-tugas teknis mulai dari
pencatatan penerimaan sampai dengan pelaporan pelaksanaan tugas.
 Peranan yang besar dalam masa orientasi dipegang oleh guru kelas satu, disamping
kepala sekolah. Tugas guru adalah membuat murid dapat lebih cepat beradaptasi
dengan lingkungan sekolah. Peranan guru dalam hal ini sangat penting, karena
kekeliruan dalam orientasi dapat.
 Untuk pengaturan kehadiran murid di kelas, guru pun mempunyai andil yang besar.
 Guru harus mampu menciptakan suasana yang mendorong timbulnya motivasi murid
untuk senantiasa berprestasi tinggi.
 Guru juga berperanan besar dalam menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik,
karena di sekolah merupakan masa pembentukan disiplin yang sangat menentukan
untuk masa selanjutnya. Untuk membuat murid disiplin, guru diharapkan mampu
menjadi contoh atau panutan bagi murid-muridnya.

Daftar Sumber

Hadiyanto. 2013. Maajemen Peseta Didik Bernuansa Pendidikan Karakter. Jakarta:


Al-Wasath.

Asnawir. 2005. Administrasi Pendidikan. Padang : IAIN IB Press.

Sujipto. Dkk. 1991/1992. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Sutisna. 1991. Administrasi Pendidikan Dasar, teori, dan praktek profesionak.


Bandung : Andi Offset.

Suryosubroto. 2004. Manajemen pendidikan di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Eka Prihatian. 2007. Manajemen peserta didik. Bandung : Alfabeta

Suharsimi, Arikuntom, dkk. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya


Media.

Anda mungkin juga menyukai