Anda di halaman 1dari 6

BERPIKIR KRITIS DISITUASI DARURAT DALAM KEPERAWATAN

DINDA SAPUTRI / 181101040

Email: dindasaputri519@gmail.com

ABSTRAK

Berpikir kritis merupakan kompetensi yang harus di miliki seorang perawat, dengan memiliki
keterampilan berpikir kritis dapat menjadikan seseorang mampu menghadapi berbagai tantangan di
masa depan dan melatih kepercayaan diri. Keterampilan berpikir kritis perlu dimiliki karena
komponen yang penting untuk menunjukkan kebiasaan seseorang dengan menggunakan pandangn
yang luas . Namun dalam pelaksanaannya terdapat berbagai kendala. Berfikir keritis sangat di
perlukan untuk melakukan tindakan keperawatan pada pasien gawat darutar. Perawat harus mampu
melakukan pertolongan pertama sesuai dengan kebutuhan dasar manusia seperti pemberian oksigen.
Tujuan: untuk menjelaskan bagaimana mengatasi situasi darurat dalam keperawatan. Metode:
metode yang dapat di lakukan adalah keperawatan primer melalui karakteristik berfikir keritis yaitu
pengambilan keputusan berdasaran keyakinan. Hasil: berdasarkan hasil dari pengambilan keputusan
berdasarkan keyakinan tersebut di simpulkan bahwa keyakinan yang di maksudkan tersebut bukan lah
keyakinan tanpa landasan tetapi keyakinan sesuai dengan ilmu dan pengetahuan yang ada. Keputusan
di ambil di lakukan dengn berfikir keritis untuk memperoleh tindakan yang tetap dan cepat untuk
pasien dalam keadaan darurat.

Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Kritis, Karakteristik, Kondisi Darurat.

PENDAHULUAN

Berpikir keritis adalah suatu tindakan keputusan dan kreatifitas dalam


seseorang mengambil keputusan berpikir kritis.
dengan tepat dan sesuai aturan yang
Pelayanan pasien darurat merupakan
berlaku. Berpikir keritis merupakan hal
pelayanan yang memerlukan pelayanan
yang tidak asing lagi diranah
segera, yaitu cepat, tepat, dan cermat
keperawatan, Berpikir kritis juga dapat
untuk mencegah kematian atau
dikatakan sebagai konsep dasar yang
kecacatan, dengan hal ini kita sebagai
terdiri dari konsep berpikir yang
perawat harus mampu mengatasi
berhubungan dengan proses belajar
siatuasi darurat tersebut.
dan kritis itu sendiri berbagai sudut
pandang selain itu juga membahas Kempuan berpikir keritis di dalm
tentang komponen berpikir kritis kondisi darurat haruslah di kuasai
dalam keperawatan yang di dalamnya seorang perawat dengan kompetensi
dipelajari karakteristik, sikap dan yang tinggi, tetapi banyak juga perawat
standar berpikir kritis, analisis, yang kurang memahami apa itu
pertanyaan kritis, pengambilan berpikir keritis ini di karena kan faktor
penting dalam pengembanagn berpikir
keritis tergantung pada tingkat koordinasi perawatan selama pasien
kenyamanan mahasiswa agar instuktur dirawat. Keuntungan yang di dapat
dapat mengembangkan menurut klien ialah merasa lebih di hargai
penelitian Shea & Bidjerano (2009). sebagai manusia karena terpenuhi
kebutuhannya scara individu,
TUJUAN
perawatan yang bermutu tinggi dan
Tjuan dari pengkajian ini untuk tercapainya pelayanan yang efektif
mengatasi situasi darurat dalam terhadap pengobatan, dukungan,
keperawatan dan untuk membantu proteksi, invormasi, dan advokasi.
menyelamat kan pasien di situasi apa
Metode ini dapat meningkatkan mutu
pun.
keperawatan karena:
METODE
1. Hanya ada satu perawat yang
metode yang dapat di lakukan adalah bertanggung jawab dalam
keperawatan primer melalui perencanaan dan koordinasi
karakteristik berfikir keritis yaitu keperawatan
pengambilan keputusan berdasaran 2. Jangkauan observasi setiap
keyakinan. Metode primer yang di perawat 4-6 klien
maksud adalah membuat keputusan 3. Perawat primer bertanggung
yang di ambil adalah keputusan jawab selama 24 jam
berpikir keritis dan memiliki landasan 4. Rancana pulang klien dapat di
yang jelas. berikan lebih awal
5. Rencana keperawatan dan
HASIL
rencama medic dapat berjalan
Menurut Nursalam (2007) , metode paralel
penguasaan dimana satu orang perawat
Menurut Sitorus (2006), staf medis
bertanggung jawab penuh selama
juga merasakan kepuasan dengan
perawatan pasien mulai dari masien
metode ini kerena
masuk sampao keluar rumah sakit.
kesenantiasamutakhir dan
Metode primer ini di tandai dengan
komperhensif.
adanya keterkaitan kuat dan terus-
menerus antara pasien dan perawat PEMBAHASAN
yang di tugas kan untuk Karakteristik Berpikir Kritis dalam
merencanakan, melakukan, dan Keperawatan
Berikut ini adalah karakteristik dari Seorang pemikir kritis selalu berpikir
proses berpikir kritis dalam dirinya, tidak pasif menerima
1. Konseptualisasi pemikiran dan keyakinan orang lain,
Konseptualisasi artinya proses menganalisis semua isu, memutuskan
intelektual membentuk suatu konsep. secara benar, dan dapat dipercaya.
Dan konseptualisasi merupakan 6. Berpikir Kritis Adalah Berpikir
pemikiran  abstrak yang digeneralisasi Kreatif
secara otomatis menjadi simbol-simbol Maksudnya yaitu selalu menggunakan
dan disimpan di dalam otak. ketrampilan intelektualnya untuk
2. Rasional dan Beralasan mencipta berdasarkan suatu pemikiran
(reasonable) yang baru dan dihasilkan dari sintesis
Artinya argumen yang diberikan selalu beberapa konsep.
berdasarkan analisis dan mempunyai 7. Berpikir Adil dan Terbuka
dasar kuat dari fakta atau fenomena Yaitu mencoba untuk berubah, dari
nyata. pemikiran yang salah dan kurang
3. Reflektif menguntungkan menjadi benar dan
Artinya bahwa seorang pemikir kritis lebih baik. Perubahan dilakukan
tidak menggunakan asumsi atau dengan penuh kesabaran dan kemauan,
persepsi dalam berpikir atau kemudian hasilnya disosialisasikan
mengambil keputusan, tetapi akan beserta argumentasi mengapa memilih
menyediakan waktu untuk dan memutuskan seperti itu.
mengumpulkan data dan 8. Pengambilan Keputusan
menganalisisnya berdasarkan disiplin Berdasarkan Keyakinan
ilmu, fakta, dan kejadian. Berpikir kritis digunakan untuk
4. Bagian dari suatu sikap mengevaluasi suatu argumentasi dan
Yaitu bagian dari suatu sikap yang kesimpulan, mencipta sesuatu
harus diambil. Pemikir kritis akan pemikiran baru dan alternatif solusi
selalu menguji apakah sesuatu yang tindakan yang akan diambil.
dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk
dibanding yang lain, dengan menjawab
Keperawatan kkeitis dan darurat
pertanyaan mengapa bisa begitu dan
bersifat cepat dan perlu tinakan yang
bagaimana seharusnya.
cepat dan perlu tindakan yang tepat,
5. Kemandirian Berpikir
serta perlu pemikiran keritis gtingkat
tinggi. Perawat yang mengani pasien pengkajian yang baik akan
yang darurat harus mengkaji pasien meningkatkan mutu
mereka dengan cepat dan tepat dan pelayanankeperawatan.
merencana kan intervensi sambil
PENUTUP
berkolaborasi dengan tim medis. Hal
tersebut merupakan tantangan besar Berpikir keritis adalah suatu tindakan
bagi perawat, yang harus juga seseorang mengambil keputusan
membuat catatn yang akurat melalui dengan tepat dan sesuai aturan yang
pendokumentasian. berlaku. Unttuk melakukan tindakan
perawatan darurat di perlukan
Di kondisu darurat tersebut, hidup mati
keyakinandengan ilmu yang mendasar
seseorang di tentukan dalam hitungan
untuk mengambil keputusan yang tetap
menit, sifat darurat khusus
untuk pasien.
memfokuskan kontribusi keperawatan
pada hasil yang di capai pasien, dan DAFTAR PUSTAKA
menekankan perlunya perawat
Abdul, Rotie, Krundeng. (2016). Analisis
mencatat kontribusiprofesional mereka
sebagai perawat. Serta di perlukan Perbedaan Response Time Perawat

perawat yang mempunyai kemampuan Terhadap Pelayanan Gawat Darurat


atau keterampilan yang bagus dalam
Di Unit Gawat Darurat Di RSU
mengaplikasikan keperawatan darurat
untuk mengatasi berbagai masalah GMIM Pancaran Kasih Dan Di RSU

kesehatan baik aktual atau pun TK.III Robert Wolter Monginsidi Kota
potensialmengancam kehidupan tanpa
Manado. e-journal Keperawatan (e-
terjadinya secara mendadak atau tidak
di pikirkan atau di sertai kondisi Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus

lingkungan yang tidak dapat di 2016.


kendalikan. Keberhasilan pertolongan
terhadap penderita gawat darurat Bono, E. D. (2007). Revolusi Berfikir.
sangan tergantung dari kecepatan dan Bandung: Mizan Media Utama
ketepatan dalam melakukan pengkajian
(MMU)
awal yang akan menentukan
peberhasila perawatan pada sistem
darurat pada pasien. Dengan
Budiono, & Pertami, S. B. (2016). Konsep Malini, Huriani. (2008). Faktor-faktor Yang

Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Berhubungan Dengan Pengambilan

Medika Keputusan Perawat Dalam Ketepatan

Triase Di Kota Padang. Indonesian


Deswani. (2009). Proses Keperawatan
Journal For Health Sciences.
dan Berpikir Kritis. Jakarta:
Vol.02,No.01, Maret 2018 Hal.1-6.
Selemba Medika.

Fathi, A., & Simamora, R. H. (2019, March). Maryam, S., Ekasari, M. F. (2008). Buku Ajar

Investigating nurses’ coping strategies Berpikir Kritis Dalam Proses

in their workplace as an indicator of Keperawatan. Jakarta: Buku

quality of nurses’s life in Indonesia: a Kedokteran EGC

preminary study. In IOP Conference


Muninjaya. (2011). Manajemen Mutu
Series (Vol. 248, No 1, p. 012031).
Pelayanan Kesehatan. Jakarta ECG.
IOP Publishing.
Nuryanti, L,. Zubaidah, S,. Diantoro, M,.

(2018). Analisis Kemampuan Berfikir


Hidayah, Nur. (2014). Manajemen Model
Kritis Siswa SMP. Jurnal
Asuhan Keperawatan Profesional
Pendidikan,3(2): 155-158.
(MAKP) Tim Dalam Peningkatan

Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit. Potter, & Perry. (2009). Fundamental

Jurnal Kesehatan. Volume VII No. Keperawatan Edisi 7. Jakarta: Selemba

2/2014 Medika.

Kozier, Barbara. (2010). Buku Ajar Potter, & Perry. (2009). Fundamental

FundamentalKeperawatan. Edisi 7. Keperawatan Edisi 7. Jakarta: Selemba

Jakarta ECG.Khairina, Medika.


Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Menuju

Keperawatan Profesional. Jakarta Tran

Info Media.

Sumijatun. (2009). Konsep Dasar Dan

Pengambilan Keputusan Klinis.

Jakarta Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai