Menceritakan seorang bernama Ali yang mengungkap dalang dibalk kerusakan ekosistem laut. Berawal dari dirinya yang sangat mencintai lautan. Lautan adalah rumah bagi 80% kehidupan di bumi, yang Sebagian besar besar belum dijelajahi hingga kini. Dalam kasus pada bulan mei tanggal 25 tahun 2019 ditemukan paus terdampar di seluruh eropa dan diperutnya terdapar lebih dari 30 kantong plastic. Hal ini menunjukkan seberapa besar dampak kita terhadap laut. Paus mati dengan banyak plastic yang sangat memprihatinkan padahal, Saat paus dan lumba-lumba bernapas ke permukaan, mereka akan menyuburkan tumbuhan laut kecil di lautan yang disebut fitoplankton dan fitoplankton ini yang setiap tahun menyerap empat kali lipat jumlah karbondioksida yang lalu diserap hutan hujan amazon dan menghasilkan hingga85% oksigen yang kita hirup. Plastic setara dengan satu truk sampah dan itu dibuang di laut yang akan bergabung dengan lebih dari 150 juta ton yang sudah mengapung, namun plastic ini terurai menjadi potongan kecil mikroplastik yang kini melebihi jumlah bintang di galaksi bima sakti 500 kali lipat dan meresap ke setiap makhluk hidup. Lautan kita telah berubah menjadi sup plastic beracun. Ali ampai menjadi polisi plastic untuk melindungi apa yang dintainya. Membawa alat makan sendiri agar dunia berhenti menggunakan sikat gigi plastik, sedotan dll. Disinilah awal mulanya, dimana ia menyadari bahwa memungut sampah plastic setiap hari terasa sia-sia, lalu ia berpikir apa yang menyebabkan polusi ini semakin bertambah? Dan merusak ekosistem laut sedemikian rupa. Ternyata jawabannya ada pada perburuan ikan paus yang dilakukan oleh negara Jepang meskipun larangan berburu paus internasional sudah ada sejak 1986. Di selatan jepang industry perburuan paus masih dilakukan (Taiji) lebih dari 700 lumba-lumba dan paus digiring ke teluk untuk dibantai. Dengan mewawancaraui aktivis isu perburuan paus jepang (Ric O’Barry) pendiri dolphin project. Pengawasan ketat di jepang saat anda menentang perburuan. Telepon disadap, yakuza, pemerintahan pun akan menentang anda . Saat ali datang pertama kali di jepang sudah mulai diikuti mobil polisi. Polisi dimana- mana dan pengawasan yang ketat dari penjaga pantai. Cara orang jepang memburu paus dan lumba-lumba. (13 kapal ) mengepung membentuk formasi. Dengan memukul-mukulkan tongkat untuk menakut-nakuti dan menggiring mereka ke teluk yang selanjutnya untuk ditangkap bahkan dilakukan pembantaian massal lumba-lumba, dijual ke sirkus satwa laut yang menyebabkan hewan-hewan ini tidak layak sebagai satwa laut. Dari data perhitungan secara daring dari tahun 2000 hingga 2015. Untuk satu lumba ditangkap setidaknya 12 lainnya dibunuh . dan lebih tidak masuk akal adalah alasan para nelayan menangkap lumba-lumba sebagai pesaing mereka. Menurutnya satwa banyak memakan ikan. Jika satwa itu dibunuh aka nada lebih banyak ikan untuk mereka tangkap. Setelah dari Taiji terpikir oleh Ali adalah Kii Katsura Pelabuhan tuna terbesar. Ikan termahal di planet ini. Satu ikan tuna di pasar Tokyo seharga 3 juta dolar. Padahal perburuan besar-besaran menyebabkan 42 miliar industry tunah akan runtuh. Jadi ali menyimpulkan Pemburuan lumba hanya sebagai kambing hitam atas perburuan ikan besar-besaran dengan begitu dia bisa terus ikut bisnis tuna miliaran dollardan melepas semua tanggung jawab ekologis. Perusahaan tuna terbesar adalah Mitsubishi yang menguasai 40% sirip biru yang terancam punah di dunia. Bukan hanya tuna yang mereka tangka pada hiu juga dan sirip mereka dipotong. Perburuan sirip hiu adalah industry yang menghasilkan milliaran dolar. Sirup ini dikirim ke cina atu tiongkok untuk dijadikan sup sirip hiu, sebagai simbol status. Walaupun dia tidak memiliki rasa yang enak atau manfaat khusus tapi satu mangkuknya bernilai ratusan dolar. Lalu dilanjut Ali ke hongkong untuk melihat banyak sirip hiu yang dijual bertruk-truk. Sirip hiu itu dijual secara besar-besaran di jalanan hongkong. Padahal hiu turut menjaga ekosistem. Apabila hiu punah? Siapa yg\ang akan mati selanjutnya? Kita!. Perlu diketahui beberapa spesies hiu kehilangan 80-90% populasi mereka dalam beberapa decade terakhir. Hal ini tentu mempengaruhi ikan lain yang ikut mati. Termasuk burung lait yang menurun hingga 70% terhitung dari tahun 1995. Ikan kecil digiring predator ke permukaan laut yang lalu akan dimakan oleh burung laut. Jika predator tidak ada maka populasi burung laut pun akan menurun. Ini adalah persaingan langsung antara paus, lumba-lumba, burung laut. Dilanjut berbincang dengan Carry stokes selaku pendiri founder oceans Asia berkata bahwa Hiu adalah predator puncak. Begini yang dikatakan “hiu sebagai level pertama puncak rantai makanan, hiu akan memakan level kedua (bukan ikan kecil). Saat hiu tidak ada. Maka level kedua akan kelebihan populasi yang menyebabkan memakan banyak level ketiga. Karena banyaknya predator level kedua. Level ketiga akan punah, yang menyebabkan level kedua akan kehabisan makanan dan punah. Hal ini berlanjut sampai organisme terkecil” seperti itulah alur dari kepunahan salah satu rantai makanan. Dikatakan pula bahwa. Hiu membunuh sekitar 10 orang pertahun, tapi kita membunuh 11.000-30.000 perjam. Studi memperkirakan hingga 40% dari semua yang tertangkap dibuang Kembali kelaut sebagai tangkapan sampingan, disebut tangkapan sampingan karena ikut tertangkap kapal komersial. Dan mereka tetap menyebut ketidaksengajaan dalam kematiam hiu-hiu tersebut, karena menurut mereka tujuan menangkap bukanlah hiu. Tanpa mereka sadari jarring yang mereka pakai itulah yang membunuh hiu-hiu tersebut. Sebenarnya ada regulasi untuk penangkapan berbeda untuk mengurangi tangkapan sampingan, tetapi dengan 4,5 juta kapal komersial. Secara praktis ini tidak membantu. Selogan untuk berhenti memakan sirip hiu hanya menyelesaikan setengah solusi, karena dengan adanya industri penangkapan ikan besar-besaran tetap saja akan membuat ekosistem laut punah. Organisasi masyarakat kelompok konservasi laur sea shephard yang berlayar untuk melindungi satwa laut dan memburu penjahat laut untuk diadili telah menemukan data bahwa setiap tahun di pantai atlantik prancis 10.000 lumba-lumba dibunuh setiap tahun karena tangkapan sampingan. Hal ini lebih dari ditaiji dan berlangsung selama 30 tahun. 45 lumba- lumba dibunuh untuk mendpatkan 8 tuna. Dan label MSC itu melabeli produk tuna kaleng itu aman untuk lumba-lumba. Dengan mewawancarai pemberi label MSC bahkan mereka mengakatan tidak ada solusi untuk keounahan lumba-lumba, namun tetap akan melanjutkan semua ini. Padahal saat lumba-lumba punah maka juga tidak ada kelanjutan ikan. Selanjutnya, pada menit ke 40 kita diajak untuk Kembali pada permasalahan awal kerusakan ekosistem laut, yaitu pencemaran dari sampah plastik. Sebenarya jenis sampah plastic yang paling mebahayakan adalah jarring ikan, namun organisasi terbesar terkait penanganan plastik, plastic pollution coalition tidak pernah membahas ini. 1000 penyu mati karena sampah plastic, tapi 250.000 penyu tertangkap, terluka, atau terbunuh karenakapal penangkap ikan, jaringnya dan senar. Tidak ada organisasi tentang ekosistem satwa laut yang menyebutkan solusi untuk alat penangkap ikan ini padahal sedotan plastik hanya menyumbang 0,03% plastic di lautan. Dan ali menemukan bahwa plastic pollution coalition adalah organisasi yang sama earth island institute pihak yang sama dengan label dolpjin safe yang bekerja di industry perikanan menjual makanan laut. Selanjutnya kita disuguhkan kasus terkait tumpahan minyak deepwater horizon di teluk meksiko membuat semua wilayah ditutupdemi mencegah kemungkinan tercemar minyak yang justru membuat deepwater horizon bisa rehat dari penangkapan ikan. Intinya industri penangkapan ikan lebih berdampak merusak satwa laut dripada sampah plastic dari sedotan, namun tidak disorot media. Lalu untuk terumbu karang. Ikan menjaga terumbu karang saat hewan mengeluarkan kotoran, itu makanan bagi karang (bahan yang diekskresikan ikan ke air adalah makanan bagi karang) Jika ikan ditangkap. Nutrisi untuk hidup Kembali juga tidak ada dan terumbu karangakan mati. Jika penangkapan ikan komersial terus dilakukan maka kita akan melihat laut kosong di tahun 2048. Padahal laut harus dijaga untuk iklim. Lalu masalah perikanan berkelanjutan tidak ada yang bisa menjawab dengan jelas apakah bisa kita melalui atau apakah benar ada istilah peikanan yang berkelanjutan. Bahkaj otoritas pemerintahan pun tidak dapat menjajikan perikanan berkelanjutan. Dan telah diketahui bahwa MSC (Marine Stewardship Council) yaitu organisasi makanan laut berkelanjutan yang sangat besar dimana salah satu pendirinya adalah perusahaan unilever (pedagang makanan laut besar) Bahkan tanpa disadari kita turut membayar subsidi unntuk industri perikanan. Bahkan indutri perikanan malah membunuh nelayan kecil, yang katanya seharusnya subsidi ini untuk ketahanan pangan. Selanjutnya Ali ke Liberia untuk ikut sea sephard patroli penangkapan ikan illegal. Di perairan Liberia ini dipenuhi segala jenis satwa liar langka dan indah. Mereka melintasi antartika untuk sampai disini dan ya spesies langka itu lagi-lagi mati dalam jaring sebagai tangkapan sampingan. Dibahas pula, apa lagi yang dirugikan dari industry perikanan maupun penangkapan illegal? nelayan dengan sampan kecil dan mereka kelaparan. 24000 nelayan mati tiap tahun. Saat ikan sudah tidak ada, rakyat kecil memburu hewan darat. Dan hal itu juga mengakibatykan adanya virus ebola di afrika barat. Dan juga perbudakan di laut Beralih dari masalah industri perikanan. Bagaimana dengan budi daya ikan? Budi daya ikan sama dengan penangkapan ikan yang sedang menyamar. Untuk budi daya ikan salmon. Satu kilo ikan salmon hanya dibutuhkan 1,2 kg pakan. Pakannya adalah pakan ultra proses. Dan pakan tersebut membutuhkan banyak ikan untuk memproduksinya. Jika dilihat budi daya ikan salmon disini menghasilkan limbah organik setara penduduk di Skotlandia setiap tahun. 50% ikan salmon mati di tiap budidaya karena anemia, kutu, penyakit menular, klamedia, danpenyakit jantung. Budi daya sama dengan pemborosan sumber daya. Selain budi daya ikan salmon, budidaya udang juga mengakibatkan 38% bakau hilang. Menghadiri suatu pameran dan menanyakan bahwa udang yang dihasilkan industry di Thailand adalah dari banyaknya perbudakan. Mereka mengaburkan kebenaran. Padahal para budak itu menceritakan kronologi dia bisa diperbudak. Berawal dari minum biasa yang tiba- tiba saja mereka sudah di kapal dan kapten menjadi kejam dan memperlakukan mereka dengan buruk. Menyiram air panas, atau memukul dengan besi. Mayat pekerja yang mati di dinginkan di pendingin dan bahkan dibuang ke laut. Pihak berwenang turut menutupi kejahatan perbudakan ini. Dilanjutkan ke kepulauan faroe, untuk melihat “Grind” dimana paus diburu secara besar-besaran namun mereka menyebutkan ekosistem tidak terganggu saat paus diburu. Hvannasund , dan bisa dilihat pemandangan yang menyayat hati. Dimana paus dibantaii, laut menjadi merah karena darah. Dan kesimpulan terakhir sesudah mewanwancarai pemburu paus adalah. Ali merasa hanya berpikir tentang satwa laut, padahal setiap manusia juga menyakiti beberapa hewan. Hal itu yang dianggap membenarkan kegiatan Grind oleh Jenn. Haring, adalah cara ikan berkomunikasi Lalu setelah semua ini solusi apa yang bisa dilakukan? Disaat kita tidak akan bisa menggulingkan perusahaan-perusahaan mpemburu ikan yang besar itu. Yaotu berhenti memakan ikan, gantilah dengan tumbuhan laut. sebenarnya Apa yang hilang saat tidak makan ikan? Asam lemak dan omega 3 hal itu bisa dicari pada hal lain, namun kita juga akn kehilangan merkuri, PCB, adan antibiotic keras. Ikan mengandung merkuri? Ya karena di situlah tempat polutan akhirnya berakhir. Merkuri mencemari udara dan air dari beberapa industri. Lalu plankton mulai menangkap merkuri. Kemudian ikan kecil memakan plankton. Lalu ikan kecil dimakan ikan besar dan seterusnya, hal ini disebut bioakumulasi. Kontaminan ini lebih banyak daripada asam lemak dan omega 3 nya. Sel algalah yang membuat lemak omega 3 saat ikan menelan sel alga DHA alga inilah masuk ke dalam daging ikan. Selanjutnya mari berfokus pada prospek pemulihan laut. Pada dasarnya yang saya tangkap dari film dokumenter ini adalah untuk menunjukkan kepada kita dalang-dalang dari kerusakan ekosistem laut bahkan yang tidak kita duga , yang bermula dari hal kecil seperti sedotan berbahan plastik, lalu terungkap industri-industri besar pangan, dan hal yang tidak disangka yaitu perusahaan pemberi label aman, bahkan organisasi dan pemerintah sekalipun. Bahkan diri kita sendiri yang sangat menyayangi laut ini, masih turut menjadi penyebab kerusakan laut. Jadi yang bisa kita lakukan adalah berawal dari diri kita sendiri.